• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH RASIO BEBAN KLAIM TERHADAP HARGA SAHAM STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH RASIO BEBAN KLAIM TERHADAP HARGA SAHAM STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH RASIO BEBAN KLAIM TERHADAP HARGA SAHAM STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG

TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Winda, M. Yamin Noch*, Muthmainnah**

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua Alamat : Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 11 Dok V Atas, Jayapura Papua,

Indonesia Abstrak

Perusahaan Asuransi merupakan salah satu perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perkembangan perusahaaan asuransi adalah rasional dan tidak terelakkan, karena sebagian besar pengusaha dan masyarakat memiliki kecenderungan untuk menghindari risiko kerugian atau mengalihkan risiko kerugian keuangan. Hal ini menarik peneliti untuk menganalisis studi tentang faktor yang mempengaruhi harga saham dari perusahaan asuransi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh rasio beban klaim perusahaan asuransi terhadap harga saham. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan asuransi yang (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007-2011. Penulis memilih sektor perusahaan ini karena perusahaan ini mirip dengan bank dimana menyimpan uang nasabah tetapi bedanya perusahaan ini memproteksi nasabahnya dengan jaminan kesehatan dan berbagai jaminan yang sesuai dengan keinginan nasabah. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah rasio beban klaim sedangkan harga saham adalah variabel terikatnya. Harga saham yang diambil adalah harga saham penutupan (Closing Price) dari sektor asuransi yang terdaftar di Bursa Efek indonesia (BEI) diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Variabel Independen (x) adalah rasio Dini Sistem Peringatan (EWS) salah satunya Rasio Beban Klaim. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis regresi linear sederhana karena penulis hanya menggunaka dua variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen, yaitu:

variabel X memiliki koefisien regresi sebesar -

0.004 dan signifikannya sebesar 0.283 jauh diatas nilai probabilitas sebesar 0.05 hal ini menunjukkan variabel dependen tidak signifikan terhadap variabel dependen (Harga saham) serta tidak sesuai dengan hipotesis awal yang menyatakan bahwa rasio beban klaim berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Nilai sebesar

0,004 artinya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen sama dengan 0,4 persen, sementara 99,6 persen dipengaruhi oleh

faktor lain di luar model yang digunakan dalam penelitian ini. Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor internal perusahaan memiliki efek penting pada investor untuk membeli saham perusahaan asuransi dengan mempertimbangkan faktor eksternal dalam memperkirakan kondisi perusahaan dalam hari ke depannya.

Kata Kunci : Rasio Beban Klaim, Harga Saham

(2)

PENDAHULUAN

Perkembangan industri asuransi yang semakin pesat dewasa ini baik dalam kuantitas maupun kualitasnya mencerminkan bahwa masyarakat kita telah semakin menerima keberadaan perusahaan asuransi dan memahami manfaat dari asuransi.

Perkembangan perusahaaan asuransi adalah rasional dan tidak terelakkan karena sebagian besar pengusaha dan masyarakat memiliki kecenderungan untuk menghindari risiko kerugian atau mengalihkan risiko kerugian keuangan.

Hidup penuh dengan risiko yang terduga maupun tidak terduga, oleh karena itulah kita perlu memahami tentang asuransi. Beberapa kejadian alam yang terjadi pada tahun-tahun belakangan ini memakan banyak korban, baik korban jiwa maupun harta, seperti mengingatkan kita akan perlunya asuransi. Bagi setiap anggota masyarakat termasuk dunia usaha, risiko untuk mengalami ketidak beruntungan (misfortune) seperti ini selalu ada (Kamaludin:

2003) dikutip oleh Fabrozzi, Mondigliani dan Ferri. Dalam rangka mengatasi kerugian yang timbul,

manusia mengembangkan

mekanisme yang saat ini kita kenal sebagai asuransi.

Asuransi pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikat diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan pergantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi

karena suatu peristiwa tak tertentu (KUHD Pasal 1246).

Syakur (2009) menjelaskan bahwa saham merupakan jenis modal yang hanya terdapat dalam perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT) yang diperoleh dengan cara menerbitkan dan menempatkan saham-saham tersebut kepada pihak tertentu atau masyarakat umum. Pihak yang membeli saham yang di terbitkan oleh perusahaan disebut investor atau pemegang saham yang merupakan bagian dari pemilik perusahaan. Hak yang dimiliki pemegang saham dalam memberikan kontribusinya dalam merumuskan dan menetapkan pokok-pokok kebijakan disebut hak suara. Besar kecilnya hak suara yang dimiliki pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tergantung pada banyaknya bagian saham yang dikuasainya.

Tingkat beban klaim yang tinggi akibat adanya klaim tertentu yang relatif besar akan mengancam kondisi keuangan perusahaan sehingga meningkatkan risiko bagi perusahaan. Berkurangnya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan akan mengurangi minat investor dalam membeli saham asuransi.

Seorang investor harus memperhatikan faktor-faktor yang bisa mempengaruhi tingkat harga saham pada perusahaan asuransi, karena hal tersebut akan sangat mempengaruhi nilai investasi pada investor. Salah satu faktor internalnya adalah rasio beban kalim yang biasa di analisa melalui laporan

(3)

keuangan yang di terbitakan setiap tahunnya.

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi

Julius R.L (2011) mengatakan bahwa Asuransi jiwa (life insurance) adalah jenis asuransi yang memberikan jaminan terhadap

“kehilangan“ jiwa seseorang. Atau dengan kata lain suatu jasa yng diberikan oleh perusahaan asuransi dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan, meliputi asuransi kecelakaan diri, asuransi jiwa biasa seperti asuransi berjangka (term insurance), asuransi seumur hidup (Whole life), endowment insurance, anuitis (annuity), dan asuransi industri (industrial insurance) di mana fungsi asuransi jiwa secara umum dapat dikelompokkan menjadi beberapa unsur antara lain: 1).

Membantu pihak yang kecelakaan, 2). Membayar santunan bagi tertanggung yang meninggal, 3).

Membantu usaha dari kerugian yang disebabkan oleh meninggalnya pejabat kunci perusahaan, 4).

Menghimpun dana untuk persiapan pensiun.

Harga Saham

Harga saham di tentukan melalui proses penawaran dan permintaan pada pasar sekunder. Harga terbentuk sesuai dengan harga lelang, dengan proses tawar menawar didasarkan atas prioritas harga dan prioritas waktu. Proses penentuan harga saham dipasar modal secara objektif dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran akan saham tersebut. Faktor yang

mempengaruhi permintaan dan penawarsan saham adalah persepsi investor terhadap saham itu, sedangkan persepsi tersebut muncul dari bermacam isu yang berkembang dan juga analisis yang telah dilakukan investor baik di lakukan sendiri maupun meminta bantuan pialangnya.

Bila saham tersebut dinilai terlalu tinggi oleh pasar, maka jumlah permintaannya akan berkurang. Sebaliknya, bila pasar menilai bahwa harga saham tersebut terlalu rendah, jumlah permintaannya akan meningkat. Tingginya harga saham akan mengurangi kemampuan para investor untuk membeli saham tersebut. Hukum permintaan dan penawaran kembali akan berlaku dan sebagai konsekuensinya, harga saham yang tinggi tersebut akan menurun sampai terciptanya posisi keseimbangan yang baru.

Oleh karena itu, dalam menawarkan saham kepada masyarakat, untuk dapat

mempertahankan maupun

meningkatkan permintaan investor akan saham, Emiten berkewajiban untuk meningkatkan kinerja fundamentalnya yang dapat dilihat dari laporan keuangannya dan khusus perusahaan yang baru go public (kurang dari satu tahun) data keuangannya dapat terlihat dari prospektus, sehingga dapat diketahui apakah calon emiten mempunyai kemampuan untuk menghasilkan laba atau tidak.

Rasio Beban Klaim

Rasio ini mencerminkan pengalaman klaim (loss ratio) yang terjadi serta kualitas usaha penutupannya. Dalam rumus :

(4)

o

asi Beban R

Klaim=

Interprestasi :

Tingginya rasio ini memberikan informasi tentang buruknya proses Underwriting dan penerimaan penutupan risiko. Masih perlu dilakukannya analisis terhadap klaim untuk setiap jenis asuransi.

Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini merupakan pernyataan singkat yang disimpulkan dari tujuan penelitian sebagai jawaban sementara atas permasalahan yang akan diteliti. Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diambil suatu hipotesis sebagai berikut : Rasio Beban Klaim Berpengaruh Signifikan Terhadap

Harga Saham pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011.

METODE PENELITIAN Populasi dan sampel

Adapun kriteria pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan Asuransi yang tetap listing secara terus menerus di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007 – 2011.

2. Perusahaan Asuransi yang telah menerbitkan laporan keuangan yang lengkap selama 5 tahun berturut-turut yaitu tahun 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011.

Adapun sampel penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini:

Tabel sampel Sampel

Penelitian No

Kode Emiten Nama Emiten 1 ABDA PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk 2 AHAP PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk 3 AMAG PT. Asuransi Multi Arta Guna Tbk

4 ASBI PT. Asuransi Bintang Tbk

5 ASDM PT. Asuransi Dayin Mitra Tbk 6 ASJT PT. Asuransi Jasa Tania Tbk

7 ASRM PT. Asuransi Ramayana Tbk

8 LPGI PT. Lippo General Insurance Tbk

9 MREI PT. Maskapai Reasuransi Tbk

10 PNIN PT. Panin Insurance Tbk

(5)

Teknik Analisis Data

Pengelolaan data bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis. Dalam usaha mencapai tujuan, maka penulis menggunakan analisis regresi linier berganda dimaksud untuk melihat apakah variabel bebas (independent) secara individu mempunyai pengaruh terhadap variabel tak bebas (dependent).

1. Regresi Linier Sederhana Adapun Formula Dari Model Regresi Linier Berganda :

Y= α + b1 X1 Dimana :

Y = Harga Saham α = Konstanta b1 = Koefisien Regresi

X = Rasio Beban Klaim

2. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Pengujian regresi dimaksud untuk melihat apakah variabel bebas (independent) secara individu mempunyai variabel takbebas (dependen).

Pengujian dilaksanakan, Sebagai berikut :

Berdasarkan probabilitas, Jika probabilitas ( signifikan) > 0,05/

5% (α) maka variabel bebas secara individu tidak berpengaruh terhadap harga saham sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, tetapi Jika probabilitas (signifikan) < 0,05/

5% (α) maka variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap harga saham sehingga H0 diterima dan Ha ditolak.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Variabel Penelitian 1. Harga Saham

Harga saham yang digunakan pada penelitian ini adalah harga saham penutupan pada akhir tahun (Closing Price) pada laporan keuangan tahunan yang dikeluarkan oleh perusahaan sektor asuransi yang sudah listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.

Rasio beban klaim diperoleh dengan rumus (Beban Klaim/Pendapatan Premi).

2. Statistik Deskriptif

Tabel 4.1 Descriptive Statistics

Me an

Std.

Deviation Log_

Harga_Sah am

2.4

992 .33461

0 Rasio

_Beban_Kl aim

1.9

765 12.12781 0

(6)

a. Jumlah pengamatan dalam penelitian ini adalah sebanyak 10 perusahaan asuransi, dimana laporan keuangan yang di teliti selama lima tahun dari tahun 2007-2011 sehingga N statistik 50 data penelitian.

b. Rata-rata harga saham adalah Rp. 2.4992 dengan standar deviasi 0.33461 hal ini menunjukkan tidak terdapat penyimpangan sehingga data terdistribusi dengan baik.

c. Rata-rata rasio beban klaim adalah 1.9765 dengan standar deviasi 11.59732. hal ini menunjukka terjadi

penyimpangan sehingga data

tidak terdistribusi dengan baik.

Analisis dan Hasil Penelitian 1. Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dengan menggunakan uji SPSS 16.0. Menunjukkan arah hubungan antara variabel independent dan variabel

dependent, dengan

menggunakan regresi linear sederhana Y= α + bx.

Dimana : α =kostanta, Y=

Harga Saham, X= Rasio beban klaim, B= Koefisien regresi untuk variabel x.

Tabel 4.2 Koefisien Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standar dized Coefficients

t

Sig B .

Std.

Error Beta

(Constant)

Rasio_Beban_

Klaim

2.50

8 .048 52.

382

.00 0

-.004 .004 -.155 -

1.085

.28 3 a. Dependent

Variable:Log_Harga_Saham Dari tabel koefisien dapat

Dapat diambil persamaan sebagai berikut:

Harga Saham = 2.508 + - 0.004 x

Berdasarkan persamaan regresi sederhana pada tabel 4.2 dapat diuraikan sebagai berikut:

Nilai konstanta 2.508 rupiah menunjukkan bahwa jika tidak ada pengaruh rasio beban klaim, maka besarnya harga saham sebesar 2.508 rupiah.

Koefisien regresi pada rasio beban klaim adalah -0.004, Menunjukkan bahwa jika terjadi

(7)

pengaruh sebanyak 1 kali dari nilai rasio beban klaim maka

2. Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.3

akan terjadi perubahan harga saham sebesar -0.004 rupiah.

Model Summaryb

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std.

Error of the Estimate

1 .155a .024 .004 .33400

a. Predictors: (Constant), Rasio_Beban_Klaim b. Dependent Variable: Log_Harga_Saham a. Nilai R-square atau koefisien

determinasi adalah 0,024, sehingga Pengaruh rasio beban klaim tidak mempunyai kaitan yang erat terhadap harga saham perusahaan asuransi yang listing di BEI. Karena pengaruh rasio beban klaim terhadap harga saham hanya sebesar 2,4%, Sedangkan sisanya sebesar 97,6%

dipengaruhi oleh sebab-sebab atau variabel lainnya di luar penelitian ini.

b. Nilai standar error of estimate adalah 0.33400 lebih besar dibandingkan dengan standar deviasi harga saham sebesar 0.33461 model regresi sederhana ini sangat kurang pengaruhnya dalam memprediksi perubahan harga saham pada perusahaan asuransi yang listing di BEI.

Uji Hipotesis

Berdasarkan probabilitas, jika probabilitas > 0,05, maka variabel bebas secara individu tidak berpengaruh terhadap harga saham sehingga H0 diterima dan Ha ditolak, tetapi jika probabilitas < 0.05/ 5%

(α) maka variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap harga saham sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Pada kolom Sig pada tabel 4.1 terlihat bahwa nilai probabilitas rasio beban klaim terhadap harga saham adalah 0,283. Hasil ini menunjukkan H0 dapat diterima dan Ha ditolak, karena nilai probabilitasnya jauh di atas 0,05.

Melalui metode ini ditemukan pula pada tingkat signifikansi 5% variabel rasio beban klaim tidak begitu berpengaruh terhadap variabel harga saham.

(8)

Tabel 4.4

Perbandingan hasil penelitian dengan hipotesis awal Vari

abel independe

nt

Hipotesis awal: pengaruh terhadap harga

saham

Nilai Koefisien

Signif ikansi

Hasil penelitian

Kete rangan

Rasi o Beban Klaim (RBK)

Negatif(-), Signifikan

-0,004 0.283 Negatif(- ), Tidak signifikan

Hipo tesis

Ditol ak

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan maka pembahasan hasil penelitian dapat di paparkan sebagai berikut:

Hasil uji regresi sederhana dengan menggunakan SPSS 16.0 di dapat nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,285 yang berarti lebih besar dari 0,05, sehingga rasio beban klaim tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, dengan demikian hipotesis ditolak, penelitian ini menolak penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu siswandaru kurniawan yang menyatakan bahwa rasio beban klaim adalah rasio yang paling berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi. Nilai koefisien regresi beban klaim sebesar -0,004 yang berarti setiap penurunan 1 persen dari nilai rasio beban klaim akan menaikkan harga saham asuransi hanya sebesar 0,004 rupiah dan Setiap kenaikan 1 persen dari nilai rasio beban klaim akan menurunkan saham asuransi sebesar 0,004 rupiah.

Proses underwriting yang baik pada laporan keuangan akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan, Tingkat beban klaim yang tinggi akibat adanya klaim

tertentu yang relatif besar akan mengancam kondisi keuangan perusahaan sehingga meningkatkan risiko bagi perusahaan. Rasio beban klaim yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan yang di jadikan data oleh penulis dalam mengetahui signifikannya terhadap harga saham ternyata bisa tidak terlalu berpengaruh diakibatkan kondisi eksternal pada perusahaan seperti Kondisi perekonomian yang kurang stabil akibat krisis yang terjadi pada perusahaan yang listing di BEI tahun 2008 insiden ini disebut insiden Dow Jones, Insiden ini merupakan Crash (goncangan) yang sangat tertinggi dalam 21 tahun terakhir. Tidak hanya itu insiden ini memaksa “tengkurap”

Bursa efek eropa, Asia, dan Australia, Bahkan Bursa Efek Indonesia (BEI) tutup tiga hari demi menyelamatkan IHSG dari kejatuhan yang lebih parah. Isiden ini menyebabkan penurunaan drastis harga saham seluruh perusahaan asuransi yang ada di Indonesia.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan teori rasio beban klaim berpengaruh signifikan terhadap harga saham, tetapi dari hasil pengolahan data, rasio beban

(9)

klaim tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dikarenakan Hasil pengolahan data tidak memenuhi uji signifikasi yang nilai probabilitasnya di atas 0.05 sebesar 0.285. Berdasarkan koefisien regresi independent (Rasio beban klaim) dalam mempengaruhi variabel dependent (Harga saham), dapat disimpulkan bahwa rasio beban klaim tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham asuransi dengan koefisien sebesar -0.004 yang berarti setiap kenaikan 1 persen rasio beban klaim akan mendorong penurunan harga saham sebesar 0.004 persen dan sebaliknya.

Saran

Berdasarkan analisa yang telah diuraikan, maka saran yang di sampaikan penulis adalah sebagai berikut:

1. Kondisi internal perusahaan perlu diperhatikan oleh para investor sebagai tolak ukur dalam berinvestasi. Selain itu kondisi eksternal juga sangat berpengaruh dalam perubahan harga saham suatu perusahaan, apalagi dalam berinvestasi pada perusahaan yang listing di Bursa efek Indonesia. Harga saham pada perusahaan asuransi yang listing di bursa Indonesia sendiri terjadi penurunan yang sangat drastis bukan hanya di akibatkan oleh proses underwriting laporan keuangan tetapi di akibatkan oleh kejadian yang di sebut insiden dow jones, yang mengakibatkan anjloknya harga saham seluruh perusahaan asuransi yang ada di Indonesia.

2. Data yang digunakan oleh peneliti selanjutnya sebaiknya

bukan hanya variabel-variabel internal perusahaan tetapi juga menambah variabel di luar kondisi keuangan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, S. A.1995. Dasa-Dasar Asuransi. Bandung: Tarsito.

Ahmad, S. S. 2009. Intermediate Acounting. Jakarta: AV Publisher

Djoko, M. 2006. Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Permintaan Asuransi Mitra Beasiswa Pada AJB Bumi Putera 1912 Kantor Operasional Yogyakarta

Gondoma. Disertasi

Dipublikasikan, Sarjana Ekonomi Pembangunan, Universitas Islam Indonesia.

Detik Finance. 2008. Bursa Saham Dunia Berjatuhan di 2008, IHSG Turun 19,61%.

http://www.Financialtimes.com . Diaskes tanggal 11 Agustus 2008.

Fabroozzi, F.J., Mondigliani, F. &

Ferri, M.G. 1998. Pasar dan Lembaga Keuangan. Simoa &

Schuster. Practice-Hall

Ghozali, M.2001. Aplikasi Multi Variate dengan Program SPSS.

Semarang: Universitas diponegoro.

Hermen, B. 2012. Kawasan Perbatasan, Perubahan Pola Ekonomi Kawasan. Forum:

Kawasan Perbatasan, http://www.Kawasan-

Perbatasan.com. Diaskes tanggal 29 mei 2012.

Julian, N. 2009. “Tingkat Rasio Klaim” Forum: Investor Daily, http://www. Investor

(10)

Daily.com. Diakses tanggal 09 Mei 2012.

Julius, R. L. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.

Jakarta: Salemba Empat.

Masdar . 2009. “Tingkat Rasio Klaim” Forum: Investor Daily, http://www. Investor Daily.com. Diakses tanggal 09 Mei 2012.

Munir, S. 2009. ”Tingkat Rasio Klaim” Forum: Investor Daily, http://www. Investor Daily.com. Diakses tanggal 09 Mei 2012.

Pru Link. 2008. Laporan Tahunan Pru Link. Jakarta.

Salustra Satria, 1994, Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Kerugian Di Indonesia Dengan Analisis Rasio Keuangan “Early Warning system”, Kerjasama Lembaga Penerbit FE-UI dengan PAU FE-UI, Jakarta.

Siregar, R. 2011. Analisis Rasio Keuangan Early Warning Sistem Terhadap pembentukan Harga Saham: Studi Empiris pada Perusahaan Asuransi yang Terdaftar di BEI.”

Disertasi Dipublikasikan, Sarjana Akuntansi, Universitas Sumatra Utara.

Siswandaru, K. 2006. Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Early Warning System dan tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Harga Saham: Studi Empiris pada Perusahaan Asuransi di

BEJ. “ Disertasi

Dipublikasikan, Magister sains Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang.

Undang-undang No. 2 Tahun 1992 tentang Perasuransian.

(11)

PENGARUH LABA KOTOR DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM

(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

Fryta Aningtias, Muthmainnah*, Entar Sutisman** Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua Alamat :

Jl. Dr. Sam Ratulangi No 11 Dok V Atas, Jayapura Papua, Indonesia

Abstrak

Pasar modal merupakan salah satu wahana yang dapat dimanfaatkan untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat keberbagai sektor yang melaksanakan investasi. Investor sebelum menanamkan dananya pada suatu perusahaan akan melakukan analisis dan prediksi terlebih dahulu atas kondisi keuangan perusahaan melalui laporan keuangan. Suatu informasi dianggap informatif jika informasi mampu mengubah kepercayaan para pengambil keputusan. Parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama bagi para investor dan kreditur dari laporan keuangan adalah laba. (Febrianto, 2005) membuktikan bahwa angka laba kotor mempunyai kualitas laba yang lebih baik dibandingkan kedua angka laba lainnya dalam laporan laba rugi, lebih operatif, dan lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan antara laba dan harga saham. Selain laba sebagai ukuran kinerja tersebut, para investor dan kreditur juga harus mempertimbangkan karakteristik keuangan setiap perusahaan. Ukuran perusahaan dapat digunakan untuk mewakili karakteristik keuangan perusahaan. Ukuran perusahaan bisa diukur dengan menggunakan total aktiva, penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaaan tersebut. Perusahaaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang lebih lama, selain itu mencerminkan perusahaan elatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang lebih kecil (Indriani, 2005).

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan data skunder menggunakan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh variabel independen yakni laba kotor dan ukuran perusahaan terhadap variabel dependen yakni harga saham. Hasil Penelitian secara simultan laba kotor dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap harga saham. Secara parsial laba kotor tidak berpengaruh terhadap harga saham,sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap harga saham. Berdasarkan koefisien determinasi diketahui bahwa laba kotor dan ukuran perusahaan dipengaruhi oleh harga saham sebesar 47,5% sedangkan 52,5% dipengaruhi oleh faktor lain.

Kata Kunci : Laba Kotor, Ukuran Perusahaan, dan Harga Saham.

(12)

PENDAHULUAN

Pasar modal merupakan salah satu wahana yang dapat dimanfaatkan untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Kehadiran pasar modal memperbanyak pilihan sumber dana (khususnya dana jangka panjang) bagi perusahaan. Sementara itu, bagi para investor pasar modal merupakan wahana yang dapat

dimanfaatkan untuk

menginvestasikan dananya.

Syarat utama yang diinginkan oleh investor dalam menyalurkan dananya salah satunya adalah perasaan aman dan tingkat return yang diperoleh dari investasi tersebut. Return juga memungkinkan

investor membandingkan

keuntungan aktual atau keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang diinginkan. Di sisi lain return juga memiliki peran yang amat signifikan dalam menentukan nilai dari suatu investasi (Linda, 2005).

Investor sebelum menanamkan dananya pada suatu perusahaan akan melakukan analisis dan prediksi terlebih dahulu atas kondisi keuangan perusahaan melalui laporan keuangan untuk pengambilan keputusan. Parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama bagi para investor dan kreditur dari laporan keuangan adalah laba.

Febrianto (2005) membuktikan bahwa angka laba kotor mempunyai kualitas laba yang lebih baik dibandingkan kedua angka laba lainnya dalam laporan laba rugi, lebih operatif, dan lebih mampu memberikan gambaran yang lebih

baik tentang hubungan antara laba dan harga saham. Pada saat dihadapkan pada ukuran kinerja akuntansi keuangan tersebut, maka investor dan kreditur harus yakin bahwa ukuran yang menjadi kinerja yang menjadi fokus perhatian mereka adalah ukuran kinerja yang mampu menggambarkan keadaan ekonomi perusahaan serta pertumbuhan perusahaan dimasa depan yang lebih baik. Oleh karena itu, selain laba sebagai ukuran kinerja tersebut, para investor dan

kreditur juga harus

mempertimbangkan karakteristik keuangan setiap perusahaan..

Ukuran perusahaan dapat digunakan untuk mewakili karakteristik keuangan perusahaan.

Ukuran perusahaan bisa diukur dengan menggunakan total aktiva, penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaaan tersebut.

Perusahaaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang lebih lama, selain itu mencerminkan perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang lebih kecil (Indriani, 2005).

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ninna Daniati (2006) meneliti Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor, dan Size Perusahaan Terhadap Expected

(13)

Return Saham. Penelitian ini menunjukkan bahwa arus kas dari investasi, laba kotor, dan size perusahaan berpengaruh signifikan terhadap expected return saham.

Rahmat Febrianto (2005) meneliti tiga angka laba akuntansi:

mana yang lebih bermakna bagi investor. Penelitian ini menunjukkan bahwa angka laba kotor lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik antara laba dengan harga saham.

San Susanto (2006), meneliti Relevansi Nilai Informasi Laba Dan Aliran Kas Terhadap Harga Saham Dalam Kaitannya Dengan Siklus Hidup Perusahaan. Penelitian ini menunjukan bahwa variable laba (EPS), aliran kas operasi (CFOPS) dan aliran kas pendanaan (CFFPS) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap harga saham.

Novy Budi Adiliawan (2010), meneliti Pengaruh Komponen Arus Kas dan Laba Kotor Terhadap Harga Saham. Penelitian ini menunjukkan bahwa variable arus kas dari operasii dan investasi dapat dijadikan indikator dalam memprediksi harga saham.Sedangkan, variabel arus kas pendanaan dan laba kotor tidak dapat dijadikan indikator dalam memprediksi harga saham.

TINJAUAN PUSTAKA Laba kotor / Gross Profit (LK)

Laba kotor adalah laba yang diperoleh dari hasil penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan (HPP). Laba dapat menjadi ukuran bagi kinerja dan keberhasilan perusahaan. Laba bukan saja penting untuk penentuan prestasi perusahaan tetapi penting juga sebagai informasi bagi pembagian laba dan penentuan kebijakan investasi.

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaaan adalah

besar kecilnya suatu

perusahaan.Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aktiva, penjulan, atau modal dari perusahaan tersebut. Menurut Undang-undang No. 9 tahun 1995 tentang usaha kecil point b, menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.

1.000.000.000.000 (satu milyar rupiah) digolongkan dalam kelompok usaha kecil. Dengan ketentuan ini, maka dapat dinyatakan bahwa perusahaan yang memiliki hasil penjualan tahunan diatas Rp.1.000.000.000.000 (satu milyar rupiah) dapat dikelompokkan ke dalam industri menengah dan besar.

Harga Saham

Menurut Jogiyanto (2000) harga saham adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran yang bersangkutan di pasar modal

METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini yakni penelitian kuantitatif dengan sumber data skunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara, dengan rancangan penelitian menggunakan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen yakni laba kotor dan ukuran perusahaan terhadap variabel dependen yakni harga saham.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang

(14)

terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006 sampai 2010.

Sedangkan waktu penelitian adalah di mulai pada bulan februari.

Populasi pada penelitian ini sebanyak 125 (seratus dua puluh lima) perusahaan diambil dari seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006 sampai 2010.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil menggunakan purposive sampling sebanyak sebanyak 13 (tiga belas) perusahaan.

Variabel Operasional yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Variabel independen yakni Laba Kotor dan Ukuran Perusahaan, sedangkan variabel dependennnya yakni harga saham.

Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode analisa regresi linier berganda. Analisa regresi berganda digunakan untuk menganalisa data lebih dari dua variabel penelitian. Model persamaan regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis ialah:

Y = α + β1χ1 + β2χ2

Dimana :

Y = harga saham perusahaan α = Koofisien konstanta

β1-2 = Koofisien regresi variabel

independen

χ1 = Laba kotor pada periode t

χ2 = Ukuran perusahaan pada

periode

Untuk menguji hipotesis diterima atau ditolak, maka dilakukan pengujian terhadap variabel-variabel penelitian secara parsial dan simultan. Pengujian secara parsial digunakan uji statistik t (t–test). Pengujian secara simultan digunakan uji signifikansi simultan (F-test).

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya untuk mengukur seberapa jauh kemempuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat.

Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu (0 < R2 < 1).

Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel terikat independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen, dan apabila nilai R2 semakin kecil mendekati nol, berarti variabel- variabel independen hampir tidak memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(15)

Deskripsi data yang ditentukan dalam penelitian ini adalah ini adalah Laba Kotor, Ukuran Perusahaan, dan Harga Saham. Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau

generalisasi. Dari data deskriptif statistik data penelitian diperoleh data hasil yang mencakup n (banyaknya data yang diperoleh), rata-rata (mean), nilai tengah (median), standar deviasi, variance, range, nilai minimum dan nilai maksimum atas variabel-variabel penelitian.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Lglabakotor 65 .05 2.97 1.1738 .88459

Lgtotalaktiva 65 .26 2.05 .9502 .47634

Lghargasaham 65 2.16 4.74 3.4364 .69930

Valid N

(listwise) 65

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui :

1. Jumlah Sampel seluruhnya dari tahun 2006 sampai 2010 (N) 65 2. Variabel Laba Kotor diperoleh

rata-rata sebesar 1,1738 dengan nilai tertinggi sebesar 2,97 dan nilai terendah sebesar 0,05 serta standar deviasi sebesar 0,88459.

3. Variabel Ukuran perusahaan yang diukur dengan total aktiva diperoleh rata- rata sebesar 0,9502 dengan nilai tertinggi sebesar 2,05 dan nilai terendah sebesar 0,26 serta standar deviasi sebesar 0,47634.

4. Variabel Harga Saham diperoleh rata-rata sebesar 3,4364 dengan nilai tertinggi sebesar 4,74 dengan nilai terendah sebesar

2,16 serta standar deviasi sebesar 0,69930.

(16)

Coefficientsa

Model

UnstandardizedCoeff icients

Standardized Coefficie nts

T Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta

Tolera n ce VIF 1 (Constant

)

labakotor totalaktiv

a

2788.922 1434.670 1.944 .056

-5.007 4.334 -.109 -1.155 .252 .917 1.091 324.338 46.401 .661 6.990 .000 .917 1.091 a. Dependent Variable: hargasaham

Dari Tabel uji statistik – t diperoleh:

Variabel Laba Kotor : t hitung = -1,155, t tabel = 1,998, dengan tingkat probabilitas 0,252. Dengan demikian dapat disimpulkan t hitung= -1,155 < t tabel = 1,998 dan p = 0,252 > α = 0,05. Maka secara parsial laba kotor tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap harga saham.

Variabel Ukuran Perusahaan yang diukur dengan total aktiva : t hitung = 6,990, t tabel = 1,998, dengan tingkat probabilitas 0,000. Dengan demikian dapat disimpulkan t hitung

= 6,990 > t tabel = 1,998 dan p = 0,000

< α = 0,05. Maka secara parsial ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Dari uraian tersebut maka dengan demikian dapat disusun persamaan regresi berganda sebagai berikut :

Y= 2788,922 - 5,007X1 + 324,338X2

Model persamaan regresi berganda tersebut bermakna :

1. Nilai konstanta sebesar 2788,992 artinya apabila nilai variabel independen yakni laba kotor dan ukuran perusahaan yang diukur dengan total aktiva dianggap konstan maka harga saham sebesar 2788,992.

2. Nilai koofisien regresi -5,007X1 pada variabel laba kotor terdapat pengaruh negatif dengan harga saham. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan 1 persen dari laba kotor akan menyebabkan penurunan harga saham sebesar koofisiennya.

3. Nilai koofisien regresi 324,338X2 pada variabel ukuran perusahaan yang diukur dengan total aktiva terdapat pengaruh positif dengan harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 persen dari total aktiva akan menyebabkan kenaikan harga saham sebesar koofisiennya.

(17)

ANOVA Model

Sum of

Squares f

Mean

Square F ig.

1 Re gression

Re sidual

Tot al

3.675E9 1.837

E9

2 9.927 000a 3.806E9

2

6.139 E7

7.481E9 4

a. Predictors: (Constant), totalaktiva, labakotor

b. Dependent Variable: hargasaham

Berdasarkan hasil uji statistik F di atas diperoleh F hitung sebesar 29,927 sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95% adalah 3,14 dengan tingkat probabilitas 0,000.

Dengan demikian dapat disimpulkan F hitung = 29,927 > F tabel = 3,14 dan p = 0,000 < α =0,05, berarti tolak hipotesis Ho terima hipotesis Ha2 yang menyatakan bahwa laba kotor dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap harga saham.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjuste d R Square

Std.

Error of the Estimate

Durbin- Watson

1 .70

1a .491 .475 7835.21

7 1.904

a. Predictors: (Constant), totalaktiva, labakotor b. Dependent Variable: hargasaham

Dari Tabel diatas diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,475 yang berarti 47,5 persen perubahan variabel harga saham dijelaskan oleh variabel laba kotor dan ukuran perusahaan yang diukur dengan total aktiva, sedangkan sisanya 52,5 persen dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.

Dari pengujian yang telah dilakukan sebelumnya diperoleh kesimpulan bahwa secara simultan Laba Kotor dan Ukuran Perusahaan

berpengaruh positif terhadap Harga Saham. Pengaruh tersebut dapat dilihat jika membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel.

Diketahui bahwa nilai F hitung (29,927) lebih besar dari nilai F tabel (3,14) jadi dapat disimpulkan bahwa Laba Kotor dan Ukuran Perusahaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap Harga Saham. Hal ini membuktikan bahwa informasi laporan keuangan digunakan oleh

(18)

investor sebagai pengambilan keputusan.

Hasil pengujian secara individual (parsial) diketahui bahwa variabel Laba Kotor tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Harga Saham. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Febrianto (2005), Daniati (2006), dan Susanto (2006) yang menyatakan bahwa laba kotor berpengaruh terhadap harga saham.

Tetapi hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Adiliawan (2010) yang menyatakan bahwa laba kotor tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Sedangkan untuk varibel Ukuran Prusahaan berpengaruh dan signifikan terhadap Harga Saham.

Hasil ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang dilakukan dengan Daniati (2006) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap harga saham.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan uji hipotesis yang dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan, sebagai berikut :

1. Secara simultan Laba Kotor dan Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Diperoleh F hitung sebesar 29,927 sedangkan Ftabel pada tingkat kepercayaan 95%

adalah 3,14 dengan tingkat probabilitas 0,000. Dengan demikian dapat disimpulkan F hitung = 29,927 > F tabel = 3,14 dan p = 0,000 < α =0,05.

2. Secara parsial Laba Kotor tidak berpengaruh dan tidak signifikan

terhadap Harga Saham. Variabel laba kotor diperoleh t hitung = - 1,155, t tabel=1,998, dengan tingkat probabilitas 0,252.

Dengan demikian dapat disimpulkan t hitung= -1,155 < t tabel = 1,998 dan p = 0,252 > α

= 0,05. Sedangkan Ukuran Perusahaan seara parsial berpengaruh terhadap Harga Saham. Variabel ukuran perusahaan diperoleh t hitung = 6,990, t tabel = 1,998, dengan tingkat probabilitas 0,000.

Dengan demikian dapat disimpulkan t hitung = 6,990 > t tabel = 1,998 dan p = 0,000 < α

= 0,05.

Saran

1. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat menambah variabel-variabel penelitian yang lain.

2. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya menggunakan periode penelitian yang lebih panjang, sehingga diharapkan dapat memeperoleh hasil yang lebih komprehensif dari penelitian yang dilakukan.

3. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya menggunakan obyek penelitian perusahaan manufaktur yang lebih banyak, sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih komprehensif dari penelitian yang dilakukan.

Daftar Pustaka

Daniati, N, 2006, Pengaruh

Kandungan Informasi

Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor, Dan Size

Perusahaan Terhadap

Expeected Return Saham :

(19)

Simposium Nasional Akuntansi 9 (Padang), K-AKPM 21, hal.1- 16.

Febrianto, 2005, TigaAngka Laba Akuntansi : Mana Yang Lebih Bermakna Bagi Investor ? : Simposium Nasional Akuntansi 8 (Solo), hal. 159-168.

Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Kedua, Badan Penerbit Undip : Semarang.

Gujarati, 2003, Basic Ekonometric, New York : Mc-Grawhill.

Hartono, Jogyanto, 2000, Teori Portofolio dan Analisis Investasi : Edisi Ketiga, BPFE UGM : Yogyakarta.

Indriantoro, N, dan Bambang Supomo, 2002,Metodologi Penelitian Bisnis, BPFE : Yogyakarta.

Kieso, Donald E and Jerry J Weygant, 1995, Intermiediate Accounting, Fourth Edition, John Willey and Sons:

NewYork.

Linda, Indriani, 2005, Hubungan Laba Akuntansi, Nilai Buku, dan Total Arus Kas Dengan Market Value : Studi Akuntansi Relevansi Nilai : Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 8 No 3 : 286-309.

Miswanto, 1999, The Effect of Operating Leverage, Cyclicality, and Firm Size on Bussines Risk:

Gajah Mada International Jurnal of Busines, Vol 1 No 1 (Mei) : 29-43.

Adiliawan Budi Novy , 2010, Pengaruh Komponen Arus Kas dan Laba Kotor Terhadap Harga Saham: Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar di BEI, Universitas Diponegoro : Semarang.

Samsul, 2006, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Erlangga : Jakarta

Sekaran, U, 2006, Research Method For Bussiness, Salemba Empat : Jakarta.

Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta : Bandung Susanto, S, 2006,Relevansi Nilai

Informasi Laba dan Aliran Kas Terhadap Harga Saham Dalam Kaitannya Dengan Siklus Hidup Perusahaan: Simposium Nasional Akuntansi (Padang), K-AKPM26, hal 1-17.

http://www.gooogle.com tentang Artikel Harga Saham menurut Sawidji Widoatmojo,1996

http://www.gooogle.com tentang Undang-undang No.9 tahun 1995 tentang usaha kecil point b http:// www.idx.co.id.

Gambar

Tabel sampel  Sampel

Referensi

Dokumen terkait

Telah dapat dibuat suatu aplikasi untuk simulasi tata-letak departemen berorientasi proses sebagai bagian dari sistem informasi manufaktur yang memiliki kemampuan untuk

Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HIMATEK) FT USU periode 2014/2015 sebagai anggota bidang Pendidikan dan Kaderisasi. Asisten Laboratorium Proses Industri Kimia Tahun

Solusi yang terpilih sebagai solusi terbaik adalah menggunakan bentuk penutup pisau yang tertutup penuh, dengan sistem pelindung mata pisau yang hanya akan terbuka bila terdorong

Penelitian ini bertujuan: (1) mengidentifikasi karakteristik lokasi tempat tinggal mahasiswa; (2) mengidentifikasi karakteristik perjalanan mahasiswa; (3) mengidentifikasi

Alat ini juga dapat mengontrol suhu dan kelembaban pada suatu rumah budidaya yang bervolume sebesar ±15 m 3 dengan cara pembudidaya memasukan batas parameter suhu dan

Menghindarkan tertanggung dari kebangkrutan sedemi- kian rupa, sehingga mampu berdiri pada posisi seperti kian rupa, sehingga mampu berdiri pada posisi seperti keadaan

Telkom Reg IV ialah aktivitas internal berupa employee relations, seperti special event, program pendidikan dan pelatihan yang melibatkan seluruh karyawan dan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga.. Tesis Kekuasaan Soeharto