• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) IPA BERBASIS SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE (SSCS) PADA MATERI GAYA DI KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI KOTA JAMBI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) IPA BERBASIS SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE (SSCS) PADA MATERI GAYA DI KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI KOTA JAMBI"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) IPA BERBASIS SEARCH, SOLVE, CREATE, AND

SHARE (SSCS) PADA MATERI GAYA DI KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI KOTA JAMBI

SKRIPSI

Disusun Oleh :

Dessi

NIM. 204172634

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2021

(2)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) IPA BERBASIS SEARCH, SOLVE, CREATE, AND

SHARE (SSCS) PADA MATERI GAYA DI KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh : Dessi

NIM. 204172634

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2021

(3)

i

(4)

ii

(5)

iii

(6)

iv

(7)

v

(8)

vi

(9)

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah...Alhamdulillah...Alhamdulillahirobbil’alamin Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Bijaksana, dan Maha Kuasa atas segala sesuatu. Pada akhirnya tugas akhir (skripsi) ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat beriring salam semoga selalu tercurah kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah yang memiliki cinta teramat luas kepada umatnya. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Ayahanda Kadarman dan ibunda Aminah (Almh) serta untuk kakak Sudarsih dan abangku Supriadi.

Terimah kasih telah memberikan cinta, kasih sayang, pengorbanan, perhatian serta do’a yang tiada henti untuk kesuksesanku.

Terima kasih ya Allah SWT atas nikmat ukhuwah yang kami rasakan hingga hari ini

(10)

viii

MOTTO

Artinya: “Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat”.

(Referensi: https://tafsirweb.com/7893-quran-surat-fatir-ayat-27.html)

(11)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya, atas iradahnya hingga skripsi ini dapat dirampungkan. Shalawat beserta salam atas Nabi Muhammad SAW pembawa risalah pencerahan bagi umat manusia.

Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam membimbing maupun memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain:

1. Prof.Dr.H.Su’aidi Asy’ari, MA,Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Dr. Rofiqoh Ferawati, SE., M. EI selaku Wakil Rektor I , Dr. As’ad Isma, M. Pd selaku Wakil Rektor II , dan Dr. Bahrul Ulum, S. Ag., MA selaku Wakil rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Dr. Hj. Fadlilah selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Ibu Dr. Risnita, M. Pd selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr. Najmul Hayat, M. Pd.I selaku Wakil Dekan II, Ibu Dr. Yusria, S. Ag. M. Ag selaku Wakil Deakan III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Ibu Ikhtiati, M.Pd dan ibu Nasyariah Siregar, M.Pd selaku Ketua Prodi dan Sekertaris Jurusan jurusan PGMI UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

7. Ibu Dra. Umil Muhsinin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi I, yang telah meluangkan waktu, memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

(12)

x

8. Ibu selaku Muhaiminah Jalal, M.Pd Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu di sela-sela kesibukanya serta mencurahkan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam dalam mengembangkan produk dan juga menulis skripsi.

9. Bapak Amirul Mukminin Al Anwari, M. Pd.I yang telah bersedia menjadi validator ahli Desain.

10. Bapak Paujan Azim, M. Pd.I yang telah bersedia menjadi validator ahli bahasa.

11. Ibu Nofrianty M.Pd.I yang telah besedia menjadi validator ahli materi 12. Bapak Suyanto M.Pd.I selaku kepala Madrasah Ibtidaiyah Muhajirin

Kota Jambi yang telah bersedia menerima penulis dalam melakukan riset dan memperoleh data lapangan.

13. Adik-adik kelas IV.2 Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi yang turut berpartisipasi dengan baik, sehingga memudahkan penulis dalam memperoleh data lapangan.

14. Sahabat-sahabatku Septi, Venny, M.Idul akbar dc ,Ferdi, Dea, Gusnur, Atun, Anita, Anggita, Ayu, Anggien, Anjas, Mustakim, Haris dan yang selalu memberikan semangat.

15. Teman-teman Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah angkatan 2017 khususnya teman-teman lokal A yang telah menemani suka duka selama perkuliahan.

16. Teman-teman PPL MIN Kota Jambi dan teman-teman KKN Desa Tunas Baru.

Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu.

Jambi, Maret 2021

Dessi

(13)

xi

ABSTRAK

Nama : Dessi NIM : 204172634

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul :Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) IPA Berbasis Search, Solve, Create And Share (SSCS) Materi Gaya di Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi .

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan produk LKPD IPA berbasis search, solve, create, and share (SSCS) pada materi gaya di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi dan mengetahui respon peserta didik terhadap LKPD IPA berbasis search, solve, create, and share (SSCS) pada materi gaya di kelas IV. Model yang digunakan merupakan model ADDIE mempunyai 5 tahap yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, Evaliation. Subjek pada penelitian adalah 35 peserta didik kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi. Instrumen yang digunakan untuk mengukur aspek kevalidan LKPD ini yaitu angket penilaian oleh ahli materi, ahli media, dan ahli bahasa. Untuk mengukur aspek kemenarikan menggunakan angket penilaian respon pendidik dan peserta didik.Hasil penelitian LKPD IPA berbasis SSCS menunjukkan bahwa LKPD layak digunakan sebagai bahan ajar hal ini didasarkan pada skor penilaian yang diperoleh melalui skor penilaian dari ahli materi mendapatkan persentase 96%

dengan kriteria sangat valid, skor penilaian dari ahli desain mendapatkan persentase 96,25% dengan kriteria sangat valid, dan skor penilaian dari ahli bahasa mendapatkan persentase 88,9% dengan kriteria sangat valid . Pada uji coba kelompok kecil didapatkan persentase kemenarikan LKPD 92,24% dengan kriteria sangat menarik. Pada uji coba lapangan didapatkan persentase kemenarikan LKPD 93,12 % dengan kriteria sangat menarik. Dan respon dari pendidik mendapatkan persentase 87,30% dengan kriteria sangat menarik. Dari hasil validasi ahli dan uji coba produk maka penulis dapat menyimpulkan bahwa LKPD IPA berbasis search, solve, create, and share (SSCS) sangat layak digunakan sebagai bahan ajar.

Kata Kunci: LKPD, SSCS (search, solve, create, and share).

(14)

xii

ABSTRACT

Name : Dessi NIM : 204172634

Study Program : Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education

Title of : development of Student Worksheet (LKPD) IPA Based Search, Solve, Create And Share (SSCS) Style Material in Class IV Madrasah Ibtidaiyah Jambi City.

This development research aims to produce LKPD IPA products based on search, solve, create, and share (SSCS) on style materials in class IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi and know the response of students to LKPD IPA based on search, solve, create, and share (SSCS) on style materials in class IV. The model used is an ADDIE model has 5 stages namely Analysis, Design, Development, Implementation, Evaliation. The subjects in the study were 35 grade IV students at Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi. The instrument used to measure the validity aspect of LKPD is an assessment questionnaire by material experts, media experts, and linguists. To measure the aspects of attractiveness using questionnaires assessment responses educators and students. The results of LKPD IPA based on SSCS showed that LKPD deserves to be used as teaching materials this is based on the assessment score obtained through the assessment score of the material experts get a percentage of 96% with very valid criteria, the assessment score from the design expert gets a percentage of 96.25% with very valid criteria, and the assessment score from linguists gets a percentage of 88.9% with very valid criteria.

In the small group trial, lkpd percentage was obtained 92.24% with very interesting criteria. In the field trials obtained the percentage of attractiveness LKPD 93.12 % with very interesting criteria. And the response from educators gets a percentage of 87.30% with very interesting criteria. From the results of expert validation and product trials, the author can conclude that LKPD IPA based on search, solve, create, and share (SSCS) is very feasible to be used as teaching materials.

Keywords: LKPD, SSCS (search, solve, create, and share).

(15)

xiii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINILITAS ... i

PERSEMBAHAN ... vii

MOTTO... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

DAFTAR ISI ...xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ...xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 1

C.Batasan Masalah ... 5

D.Rumusan Masalah ... 5

E.Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

F.Spesifikasi Produk Yang Diharapkan ... 7

BAB II KAJIAN TEORITIK ... 9

A.Konsep Pengembangan Model ... 9

B.Kajian Teoritik... 10

C.Kajian Relevan ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A.Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

B.Karakteristik Sasaran Penelitian ... 27

C.Pendekatan dan Prosedur Pengembangan ... 27

D.Teknik Pengumpulan Data ... 30

E.Instrumen Penelitian ... 31

F.Instrumen Penilaian ... 32

(16)

xiv

D.Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Hasil Penelitian ... 38

B. Pembahasan ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

A.Kesimpulan... 60

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62

LAMPIRAN ... 63

(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel. 2.1 Tahap-tahap Model Pembelajaran SSCS...14

Tabel 3.1Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Untuk Ahli Materi...33

Tabel 3.2Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Untuk Ahli desain...34

Tabel 3.3Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Untuk Ahli Bahasa...34

Tabel 3.4Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Untuk Respon Peserta Didik... 35

Tabel 4.1 KI, KD, dan Indikator Materi Gaya Kelas IV Semester 2...39

Tabel 4.2 Tim Validator LKPD...44

Tabel 4.3Skor Penilaian Validasi Ahli Media...,...45

Tabel 4.4 Skor Penilaian Validasi Ahli Bahasa...,...46

Tabel 4.5 Skor Penilaian Validasi Ahli Materi...46

Tabel 4.6 Skor Penilaian Validasi Ahli Desain...47

Tabel 4.7 Tabel Revisi Desain...47

Tabel 4.8 Skor Penilaian Validasi Ahli Bahasa...49

Tabel 4.9 Revisi Bahasa...49

Tabel 4.10 Hasil Angket Respon Peserta Didik Uji Coba Kelompok Kecil...51

(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Model Pengembangan ADDIE...42 Gambar 4.1 Desain Cover LKPD...43 Gambar 4.2 Desain Isi LKPD...44 Gambar 4.3 Grafik perbandingan Hasil Uji coba kelompok kecil dan

UjiLapangan ...55

(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman wawancara Kepala Sekolah...63

Lampiran 2 Pedoman wawancara wali kelas IV...66

Lampiran 3 Lembar Validasi Ahli Desain...70

Lampiran 4 Lembar Validasi Ahli Bahasa...72

Lampiran 5 Lembar Validasi Ahli Materi...74

Lampiran 6 Lembar Angket Respon Peserta Didik...76

Lampiran 7Lembar Angket Respon Pendidik...78

Lampiran 8 Data Angket Kelompok Kecil...79

Lampiran 9 Data Angket Hasil Uji Coba Lapangan...80

Lampiran 10 Hasil Tes Kelompok Kecil...81

Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Hasil Uji Coba Pembelajaran...83

Lampiran 12 Dokumentasi...88

Lampiran 13 Jadwal Penelitian...89

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perkembanagan ilmu teknologi yang begitu pesat dalam proses pembelajaran. Peserta didik bisa belajar kapan pun serta dimana saja. Sebagai seorang pendidik sangat dituntut untuk dapat merancang pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber media dan sumber belajar yang sesuai agar proses pembelajaran yang berlangsung berjalan secara efektif maupun efesien (Dr.Wina Sanjaya, 2015). Dalam kegiatan pembelajaran bahan ajar sangat penting artinya bagi guru dan siswa. Guru akan mengalami kesulitan dalam meningkatkan efektivitas pembelajarannya jika tanpa disertai bahan ajar yang lengkap. Begitu pula bagi siswa, tanpa adanya bahan ajar siswa akan mengalami kesulitan dalam belajarnya. Hal tersebut diperparah lagi jika guru dalam menjelaskan materi pembelajarannya cepat dan kurang jelas. Oleh karena itu bahan ajar merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Bahan ajar pada dasarnya memiliki beberapa peran baik bagi guru, siswa, dan pada kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan kurikulum 2013, tujuan pembelajaran dapat tercapai jika peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran. Bentuk keaktifan peserta didik dalam pembelajaran dilihat dari bagaimana cara ia mengemukaan pendapat, tanggung jawab, serta keterlibatannya dalam kelompok belajar. Disamping itu, keaktifan peserta didik merupakan bentuk pembelajaran mandiri, yaitu peserta didik berusaha mempelajari sesuatu atas kehendak dan kemampuannya atau usahanya sendiri. Sehingga dalam hal ini guru hanya berperan sebagai pembimbing, motivator dan fasilitator (Permana & Basyirun, 2015)

(21)

Dari penyampaian materi yang dianggap kurang efektif akan menyebabkan peserta didik mengalami cepat bosan dengan mata pelajaran yang diberikan oleh pendidik dikarenakan peserta didik hanya diberikan penguatan berupa daya ingat, membuat catatan dalam bentuk yang monoton tanpa adanya praktek secara langsung. Tidak diberinya penguatan pemahaman dan penemuan ide secara kritis, dan peserta didik akan lebih cenderung pasif yang mengakibatkan pada kebosanan.

Pelajaran IPA yang memuat tentang fenomena-fenomena alam perlu dibelajarkan dengan bahan ajar serta model pembelajaran yang mampu mendukung peserta didik untuk lebih dekat dengan fenomena alam tersebut.

Yang mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berperan dan berpartisipasi aktif, sehingga peserta didik mampu mendapatkan suatu pengetahuan yang utuh dan bermakna berdasarkan pengalaman belajar yang konkrit. Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan guru untuk menciptakan pembelajaran yang aktif dan mandiri adalah dengan menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yaitu suatu bahan ajar cetak yang berisi lembaran kertas materi, ringkasan, serta petunjuk penggunaan bagiamana pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan yang sebagai pedoman untuk peserta didik dalam melakasanakan kegiatan individu maupun kegiatan secara kelompok. LKPD mengacu pada kurikulum 2013 dan kompetensi dasar yang mesti dicapai (Purworejo &

Peserta didik, 2017) serta untuk membuat peserta didik aktif, berfikir ilmiah dan menambah sebuah pengalaman. Pendidik dapat menentukan model pembelajaran yang cocok agar dapat tercapai pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan untuk menanamkan kemampuan berfikir kritis, aktif, ilmiah serta melatih peserta didik untuk mendapatkan pengalaman langsung pada proses pemecahan masalah ialah model SSCS (search, solve, create, and share).

Dilihat dari sisi lain Penyebaran virus corona atau COVID-19 yang telah menjadi pandemi global saat ini menuntut pemerintah melalui surat

(22)

edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nomor 4 dan 15 Tahun 2020 Perihal peyelenggaraan belajar dari rumah dalam masa darurat penyebaran Covid -19. Strategi yang diterapkan sekolah tentunya beragam dan bukan berarti tanpa kendala, bagi sekolah yang sudah terbiasa melaksanakan pembelajaran berbasis digital atau daring sudah tentu bukan menjadi masalah, apalagi bagi guru sudah mahir melakukan penilaian portofolio dengan berbagai tugas yang bervariasi sehingga tidak menjadi beban bagi peserta didiknya. pembelajaran daring ini membutuhkan perangkat pendukung seperti komputer atau laptop,Bahan ajar, serta media lainnya.

Peserta didik tidak lagi tergantung pada penjelasan detail guru dalam setiap materi, namun diharapkan peserta didik dapat menciptakan kegiatan belajarnya sendiri untuk mencapai tujuan pembelajaran.Pada pembelajaran IPA dibutuhkan bahan ajar yang menarik dan fokus pada satu materi saja . agar siswa dapat mendalami matei IPA dengan baik. Memudahkan guru dalam menyampaikan pembelajaran dan memudahkan siswa mendalami materi yang disampaikan. Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan yaitu Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) .

Hasil observasi dan wawacara dengan wali kelas IV.2 pada tangga 29 Januari 2021 yaitu ibu Nofrianty, M.Pd.I dengan jumlah peserta didik 35 orang, diperoleh Informasi bahwa ibu Nofrianty melakukan proses pembelajaran di kelas masih berpusat pada pendidik menyampaikan materi menggunakan metode ceramah, diskusi, penugasan dan tanya jawab. Peran pendidik masih lebih dominan dari pada peserta didik selama pandemic COVID-19 pendidik hanya mengajar lewat whatsaap group dengan pemberian tugas pada setiap kegiatan pembelajaran. Metode tersebut sangat membantu dalam kegiatan pembelajaran, namun metode tersebut akan lebih menarik jika dikolaborasikan dengan model pembelajaran SSCS.Kegiatan Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi menggunakan bahan ajar yang disediakan oleh pihak sekolah yaitu buku cetak dan buku tematik 2013 sebagai sumber materi yang digunakan pendidik serta LKPD yang didalamnya berisi

(23)

uraian singkat materi serta soal-soal penunjang materi. LKPD yang digunakan didalamnya mencakup 5 mata pelajaran, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Prakarya. Dalam tema Indahnya keberagaman negriku pendidik belum pernah mengembangkan sendiri LKPD dan belum ada lembar kerja untuk peserta didik berbasis SSCS. Kompetensi dasar yang digunakan adalah IPA kelas IV semester 2 pada materi gaya sebagai wadah penelitian. Materi ini menekankan pada penemuan yang mampu mengajak peserta didik untuk meningkatkan aktivitas dalam proses pembelajaran.

Permasalahan yang termuat dalam LKPD ini sesuai dengan materi pelajaran kelas IV semester genap yaitu tentang konsep gaya. Konsep gaya sebagai materi yang dipelajari peserta didik dilakukan melalui serangkaian kegiatan belajar menggunakan LKPD berbasis SSCS yang dilaksanakan secara kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif, artinya peserta didik saling bekerja sama dan bertukar pendapat. Hal ini ditunjukkan melalui kegiatan diskusi kelompok dalammenyelesaikan permasalahan. Hasil diskusi sebagai penyelesaian dari permasalahan yang diajukan, merupakan gambaran bahwa LKPD berperan membantu peserta didik belajar melalui langkah-langkah yang ditunjukkan dalam menyelesaikan permasalahan. Serta membuat peserta didik didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif dan mandiri dengan keterampilan, konsep serta prinsip. Guru mendorong peserta didik untuk mendapatkan pengalaman dengan melakukan kegiatan yang memungkinkan mereka menemukan konsep dan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Dengan kata lain, pembelajaran terjadi apabila peserta didik terlibat secara aktif dalam menggunakan proses mentalnya agar mereka memperoleh pengalaman, sehingga memungkinkan mereka untuk menemukan beberapa konsep.

Sehingga peniliti dapat simpulkan di dalam pembelajaran IPA harus memanfaatkan bahan ajar yang relevan dilengkapi dengan sarana yang

(24)

dibutuhkan, sehingga dengan begitu peserta didik dapat lebih aktif,mandiri serta bisa mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Pembelajaran IPA ataupun Sains harus dikemas dengan menggunakan sumber belajar maupun bahan ajar yang tepat untuk mempermudah pendidik dalam menyampaikan materi serta dapat memudahkan peserta didik dalam mempelajari IPA tersebut. Tidak hanya itu bahan ajar juga dapat digunakan dalam kurun waktu yang lama.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) IPA Berbasis Search, Solve, Create And Share (SSCS) Materi Gaya di Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Peserta didik kurang memahami materi IPA 2. LKPD yang ada hanya berupa soal-soal.

3.

Pendidik jarang menggunakan Alat bantu LKPD di dalam kelas.

4. LKPD yang digunakan masih sangat sederhana dari segi desain.

5. LKPD belum berbasis Search, solve, Create And Sahre (SSCS).

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini pembahasan akan dibatasi pada Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik IPA Berbasis Search, Solve, Create And Share (SSCS) Pada Materi Gaya Kelas IV Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi . Penelitian ini juga hanya berfokus pada kompetensi dasar IPA saja yaitu KD 3.3 dan 4.3 yang terdapat didalam tema 7 indahnya keberagaman negriku semester genap 2020/2021.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

(25)

1. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan Lkpd IPA Berbasis Seacrh, Solve, Create And Share (SSCS) Pada Materi Gaya Kelas IV Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi?

2. Bagaimana respon kemenarikan peserta didik mengenai produk berupa LKPD IPA berbasis search, Solve, Create, and Share (SSCS) Pada Materi Gaya di Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian pengembangan ini terdapat tujuan dan kegunaan produk yang ingin dikembangkan, diantaranya sebagai berikut:

1. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Menghasilkan sebuah produk berupa lkpd IPA berbasis search, solve, create, and share (sscs) pada materi Gaya kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi.

2. Mengetahui respon peserta didik terhadap kemenarikan LKPD IPA berbasis search, solve, create, and share (sscs) pada materi Gaya di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi.

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan bagi praktisi di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi.

a) Bagi Guru

1. Hasil penelitian LKPD ini dapat digunakan sebagai bahan ajar, dengan menggunakan model pembelajaran SSCS tentang gaya untuk membantu peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

2. Membangun pertukaran pembelajaran yang efektif antara guru dan peserta didik.

3. Meningkatkan pengetahuan dan kreativitas guru untuk mencari cara terbaik dalam memberikan pembelajaran yang maksimal.

(26)

b) Bagi Peserta didik

1) Kegiatan belajar menjadi lebih menarik.

2) Dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman, membimbing peserta didik menemukan konsep melalui kegiatan eksperimen, dan menumbuhkan sikap ilmiah.

3) Dapat meningkatkan aktivitas kemandirian.

c) Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam pengembangan bahan ajar, sehingga dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran.

F. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan

Produk yang diharapkan sesudah mengembangkan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Produk yang dikembangkan berbentuk LKPD IPA berbasis SSCS (search, solve, create, and share) pada pada materi Gaya kelas IV SD/MI yang melatih keterampilan proses sains peserta didik dengan menyelasikan sesuatu permasalahan yang dibuktikan dengan praktikum dan pengamatan LKPD berbasis SSCS mengacu pada 4 langkah ialah Search,solve, create dan share.

2. LKPD IPA ini memposisikan kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi selaku subyek belajar sehingga peserta didik berperan aktif dan mandiri dalam pembelajaran.

3. Berbentuk media cetak dengan dimensi ukuran kertas A4

4. Dibuat dengan Microsoft Word, jenis huruf Comic Sans MS, ukuran 14 spasi 1,5.

5. Bagian-bagian pada LKPD, antara lain:

a. Halaman Muka/cover b. Kata Pengantar c. Daftar Isi

(27)

d. .Pendahuluan (Peta Konsep, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,Indikator, Tujuan pembelajaran, Petunjuk Pemakaian LKPD)

e. Rangkuman materi f. Refleksi

g. Glosarium h. Daftar Pustaka i. Kunci Jawaban j. Halaman Belakang

(28)

9

BAB II

KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Model

Peran teknologi pendidikan dalam mengembangkan pembelajaran berkualitas tinggi yang mengarah pada pemecahan masalah Dapat menggunakan sumber belajar untuk merancang pembelajaran peserta didik di antaranya bahan ajar. Pengembangan bahan ajar perlu dilakukan pengembangannya untuk memastikan Kualitas bahan ajar yang mendukung efektivitas pembelajaran. Salah satu desain pengembangan bahan ajar yang sering digunakan adalah ADDIE Model melalui 5 tahapan; Analysis, Design, Development, Implementation dan Evaluation.dari pengembangan model ADDIE Biasanya digunakan untuk mengembangkan bahan ajar, seperti Modul, lembar kerja dan bahan ajar (Cahyadi, 2019)

Model ADDIE adalah salah satu model yang paling umum digunakan dalam bidang desain instruksional sebagai pedoman untuk memproduksi sebuah desain yang efektif. Model ini adalah pendekatan yang membantu desainer instruksional, pengembang konten apa pun, atau bahkan guru untuk membuat desain pengajaran yang efisien dan efektif dengan menerapkan proses model ADDIE pada semua produk instruksional. Faktanya, elemen yang dibuat dengan mengikuti model ADDIE dapat digunakan di lingkungan apa pun sebagai online atau tatap muka. Selain itu, proses sistematis ini direpresentasikan dalam akronim ADDIE, yang merupakan singkatan dari Komponen penting dalam proses pembuatan desain pembelajaran yaitu Analisis, Desain, Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi. Setiap fase dalam model ADDIE terkait dan berinteraksi satu sama lain- lain (Thim-Mabrey, 2006).

(29)

Prosedur pengembangan produk LKPD IPA berbasis SSCS ini dari awal hingga akhir akan dikorelasikan dengan prosedur penelitian model ADDIE sebagai berikut :

Gambar 2.1 Model Pengembangan ADDIE

B. Kajian Teoritik 1. Bahan Ajar

a. Pengertian Bahan Ajar

Tidak hanya pemakaian model pembelajaran yang mempengaruhi proses pembelajaran, salah satu keberhasilan pembelajaran juga sangat tergantung pada penggunaan sumber belajar ataupun media yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Bahan ajar ialah seluruh isi yang ingin dipelajari dan dipahami oleh peserta didik berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui kegiatan pembelajaran. (Mohamad syarif sumantri, 2016, hal. 217).

Bahan ajar ialah salah satu fasilitas pembelajaran yang sangat berguna dalam proses pembelajaran. Menurut (Andi Prastowo, 2011 hal.23) perlu disadari bahwa sumber belajar sangat penting artinya dalam menyusun suatu bahan ajar, oleh karena itu keberadaan sumber belajar setidak-tidaknya tiga tujuan utama, yaitu memperkaya informasi yang diperlukan dalam menyusun bahan ajar, dapat digunakan oleh penyusunan bahan ajar dan

(30)

memudahkan peserta didik untuk mempelajari suatu komppetensi tertentu.

Bahan ajar merupakan sekumpulan bahan yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak, bisa menciptakan lingkungan /suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar.

Pemanfaatan bahan ajar dalam proses pembelajaran bertujuan untuk mempermudah peserta didik dalam memperoleh bahan ajar yang akan diberikan oleh pendidik.

Bahan ajar ialah sekumpulan alat atau perangkat pembelajaran yang memuat materi pembelajaran, metode, serta evaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai tujuan yang diinginkan, Menurut Andi Prastowo bahan ajar ialah sekumpulan materi tertulis dan non tertulis yang disusun secara sistematis, dengan tujuan untuk menciptakan suasana belajar bagi peserta didik.

Menurut sebagian pemilikiran para ahli mengenai pengertian bahan ajar penulis menyimpulkan bahwa bahan ajar yaitu salah satu perangkat pembelajaran yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tertulis agar peserta didik mampu mempelajari lingkungan / suasana.

b. Jenis-Jenis Bahan Ajar

Berikut ini merupakan jenis-jenis bahan ajar (Andi Prastowo, 2011, hal. 24) :

a) Bahan ajar cetak (Printed) merupakan sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas yang berfungsi sebagai keperluan pembelajaran seperti Buku, Modul, Lembar Kerja peserta didik, Brosur, gambar/foto.

b) Bahan Ajar dengar (Audio) yaitu kaset, Radio, Piringan Hitam.

c) Bahan Ajar Pandang Dengar (Audio Visual) yaitu VCD, Film

(31)

d) Bahan Ajar Interaktif (interactive teaching material) semacam CD interaktif.

Dari uraian diatas bahan ajar terdiri dari 4 bentuk yakni bahan ajar cetakan, bahan ajar dengar, bahan ajar pandang dengar, serta bahan ajar interktif. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan bahan ajar yang berbasis cetakan.

c. Fungsi Bahan Ajar

berdasarkan (Andi Prastowo, 2011, hal. 24) disebutkan bahwa fungsi bahan ajar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi untuk pendidik dan fungsi untuk peserta didik.

1. Fungsi Bahan Ajar Untuk Pendidik

a. Menghemat waktu mengajar pendidik.

b. Mengubah peran pendidik dari guru menjadi fasilitator.

c. Meningkatkan proses pembelajaran supaya lebih efesien dan interaktif.

d. Memberikan bimbingan kepada pendidik yang akan membimbingnya dalam segala kegiatan dalam proses pembelajaran dan merupakan inti dari kemampuan yang harus diajarkan kepada peserta didik.

e. Alat untuk menilai hasil belajar atau penguasaan.

2. Fungsi Bahan Ajar untuk Peserta Didik

a. peserta didik bias belajar kapanpun dan dimanapun.

b. Peserta didik bisa belajar dengan kecepatannya sendiri.

c. Dapat belajar melalui proses yang paling mudah sampai yang paling sulit.

d. Potensi untuk membantu peserta didik menjadi peserta didik yang mandiri

e. Sebagai panduan bagi peserta didik untuk membimbing semua aktivitas dalam proses pembelajaran, mereka harus mempelajari atau menguasai kompetensi.

(32)

d. Keunggulan dan Keterbatasan Bahan Ajar

Menurut Mulyasa dalam (Ika Lestari, 2012, hal. 8) terdapat keunggulan dan keterbatasan dari bahan ajar diantaranya berikut ini:

1. Mengontrol hasil belajar mengenai penggunaan kompetensi dasar dalam tiap bahan ajar yang harus dicapai peserta didik.

2. Dengan terdapatnya tujuan serta sarana pencapaian dalam bahan ajar peserta didik bisa mengenali keterkaitan antara pembelajaran dan hasil yang akan diperoleh.

3. Berfokus pada kemampuan individual peserta didik, peserta didik mempunyai kemampuan untuk berkerja sendiri serta lebih bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.

Sebaliknya keterbatasan dari pemakaian bahan ajar antara lain 1. Penataan bahan ajar yang baik memerlukan keahlian tertentu.

2. Sulit menentukan proses penjadwalan dan kelulusan, serta membutuhkan manajemen pendidikan yang sangat berbeda dari pembeajaran konvesional.

3. Dukungan pembelajaran berupa sumber belajar pada umumnya cukup mahal berbeda dengan pembelajaran konvensional, sumber belajar semacam alat peraga dapat digunakan bersama dalam proses pembelajaran.

2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

a. Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Menurut Prastowo dalam (Amali et al., 2019) , LKPD adalah bahan ajar cetak yang berupa lembaran-lembaran berisi materi, ringkasan dan petunjuk yang Mengacu kepada kemampuan dasar peserta didik yang harus dicapai. Berdasarkan pemahaman Di atas, LKPD dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran berfokus pada peserta didik. LKPD selain bias digunakan sebagai bahan ajar untuk memudahkan peserta Peserta didik memahami materi pembelajaran dan memudahkan pendidik dalam membantu peserta didik proses pembelajaran. LKPD adalah alat penting

(33)

yang dapat digunakan pendidik dalam proses pembelajaran, karena dapat menjadi alat untuk mempromosikan kegiatan belajar dan membentuk interaksi yang efektif antara guru dan peserta didik, sehingga LKPD dapat menjadikan pembelajaran peserta didik lebih menarik dan relevan dengan situasi dan kondisi Lingkungan sekitarnya

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah bahan ajar yang digunakan untuk menunjang proses belajar secara individual maupun kelompok yang dapat membangun sendiri pengetahuan mereka dengan berbagai sumber belajar. Pendidik berperan sebagai fasilitator serta tugas pendidik ialah menyediakan perangkat pembelajaran (termasuk LKPD) yang sesuai dengan kebutuhan kurikulum 2013 (Nua et al., 2018)

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbentuk petunjuk langkah- langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas-tugas dalam sebuah lembar kegiatan harus dilengkapi dengan bahan atau refrensi yang terpaut dengan materi.

Rohman Muhammad & Sofan Amri (2013:96) mengatakan alternatif-alternatif tujuan pengemasan materi pembelajaran dalam bentuk LKPD:

1. LKPD yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep ialah LKPD jenis ini memuat apa yang (harus) dilakukan peserta didik, meliputi melakukan, mengamati, dan menganalisis.

2. LKPD yang membantu peserta didik mempraktikkan dan mengintegrasikan bermacam konsep yang telah ditemukan, yakni LKPD yang dalam proses pembelajarannya sehabis peserta didik berhasil menemukan konsep, peserta didik selanjutnya dilatih untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

3. LKPD yang berfungsi sebagai penuntun belajar ialah LKPD yang berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku. Peserta didik akan dapat mengerjakan LKPD tersebut bila ia membaca buku, sehingga fungsi utama LKPD ini adalah membantu peserta didik menghafal dan

(34)

memahami materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku. LKPD ini juga cocok untuk keperluan remedi.

4. LKPD yang berfungsi sebagai penguatan ialah LKPD yang diberikan setelah peserta didik sehabis mempelajari topik tertentu. Materi pembelajaran yang dikemas di dalam LKPD ini lebih mengarah pada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku pelajaran. LKPD ini juga cocok untuk pengayaan.

5. LKPD yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum ialah LKPD yang menggabungkan petunjuk praktikum ke dalam kumpulan LKPD.

Dari penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa LKPD ialah lembaran kertas yang berisi tugas-tugas yang harus dituntaskan oleh peserta didik. Lembar kegiatan peserta didik dibagi dalam dua macam, yaitu lembar kegiatan yang berisi sarana untuk melatih, mengembangkan keterampilan, menemukan konsep dalam suatu tema serta lembar kegiatan peserta didik yang dirancang untuk membimbing.

Lembar kegiatan peserta didik dirancang untuk mengaktifkan peserta didik, membantu peserta didik menemukan dan mengembangkan konsep, melatih peserta didik menemukan dan mengembangkan konsep, melatih peserta didik menemukan konsep, sebagai cara lain untuk menampilkan tema untuk menekankan semangat peserta didik dan memotivasi peserta didik.

b. Fungsi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Menurut (Prastowo, 2011) fungsi LKPD sebagai berikut:

a. Sebagai bahan ajar yang dapat berperan mendidik, tetapi lebih aktif bagi peserta didik.

b. Sebagai bahan ajar yang memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang diberikan.

c. Sebagai bahan latihan yang ringkas.

d. dan memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik

(35)

Berdasarkan pemaparan diatas, Fungsi LKPD meliputi media untuk membantu peserta didik meningkatkan pemahamannya terhadap materi dengan urutan langkah yang telah dirancang sebelumnya dan peserta didik dapat mengekspresikan kemampuannya dalam memecahkan masalah.

c. Kegunaan LKPD

Manfaat LKPD diharapkan dapat memberikan manfaat pada proses pembelajaran, hal ini seperti yang dikemukakan oleh (Azhar, 2008) dalam antara lain yaitu :

1. Memperjelas penyajian pesan dan informasi untuk memperlancar proses belajar semakin lancar dan dapat meningkatkan hasil belajar.

2. Meningkatkan motivasi peserta didik dengan mengarahkan perhatian, sehingga memungkinkan peserta didik belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3. Penggunaan media dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.

4. Peserta didik akan mendapatkan pengalaman yang sama mengenai suatu peristiwa dan memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan lingkungan sekitar

d. Macam –macam bentuk LKPD

Adapun macam-macam bentuk LKPD menurut Andi Prastowo (2014:

210 – 211) sebagai berikut

1. LKPD yang Membantu Peserta Didik Menemukan Suatu Konsep LKPD jenis ini memuat apa yang harus dilakukan peserta didik, meliputi melakukan, mengamati, dan menganalisis. Oleh karena itu, kita perlu merumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan peserta didik, kemudian kita minta peserta didik untuk mengamati fenomena hasil kegiatannya. Selanjutnya, kita berikan pertanyaan-pertanyaan

(36)

analisis yang membantu peserta didik untuk mengaitkan fenomena yang mereka amati dengan konsep yang akan peserta didik bangun.

2. LKPD yang Membantu Peserta Didik Menerapkan dan Mengintegrasikan Berbagai Konsep yang Telah Ditemukan. LKPD yang membantu peserta didik menerapkan konsep demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Caranya, dengan memberikan tugas kepada peserta didik untuk melakukan diskusi, kemudian meminta peserta didik untuk berlatih memberikan kebebasan berpendapat yang bertanggung jawab, peserta didik dilatih untuk belajar menghormati pendapat orang lain dan berpendapat secara bertanggung jawab, maka hal ini telah memberikan sebuah jalan bagi terimplementasikannya nilai-nilai demokrasi dalam diri peserta didik.

3. LKPD yang Berfungsi Sebagai Penuntun Belajar LKPD bentuk ini berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada didalam buku.

Peserta didik akan mengerjakan LKPD tersebut jika mereka membaca buku sehingga fungsi utama LKPD ini adalah membantu peserta didik menghafal dan memahami materi pembelajaran yang terdapat didalam buku. LKPD ini juga sesuai untuk keperluan remidiasi.

4. LKPD yang Berfungsi Sebagai Penguatan LKPD bentuk ini diberikan setelah peserta didik selesai mempelajari topik tertentu. Materi pembelajaran yang dikemas di dalam LKPD ini lebih mengarah pada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku pelajaran. Selain sebagai pembelajaran pokok, LKPD ini juga cocok untuk pengayaan.

5. 5) LKPD yang Berfungsi sebagai Petunjuk Pratikum LKPD bentuk ini petunjuk pratikum merupakan salah satu isi (Content) dari LKPD.

e. Langkah-langkah Membuat LKPD

Dalam menyiapkan lembar kerja peserta didik dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (jowita, v., 2017) :

(37)

1) Analisis Kurikulum

Analis kurikulum bertujuan untuk menentukan materi apa saja yang dinutuhkan untuk bahan ajar LKPD. Biasanya dalam menentukan materi perlu dilakukan analisis dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar dari materi yang akan diajarkan, kemudian kompetensi yang harus dimiliki oleh peseta didik.

1) Menyusun Peta Kebutuhan LKPD

Untuk mengetahui jumlag LKPD yang harus dibuat maka Peta kebutuhan LKPD sangat diperlukan Penyusunan LKPD ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan. Di awali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.

2) Menentukan judul-judul LKPD

Judul LKPD ditentukan oleh kompetensi dasar (KD), materi pokok atau pengalaman belajar yang termasuk dalam kurikulum. Satu KD dapat dijadikan sebagai judul LKPD apabila kompetensi tersebut tidak terlalu besar, tetapi apabila terdapat cakupan kompetensi yang besar maka dapat diuraikan ke dalam materi pokok dan maksimal empat materi pokok utama.

3) Penulisan LKPD

Penulisan LKPD dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Perumusan kompetensi dasar,

Untuk mengembangkan kompetensi dasar, dapat dilakukan dengan menurunkan rumusannya langsung dari kurikulum yang berlaku.

b) Menentukan alat penilaian

Alat uji yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, karena Setiap tes memiliki kelebihan dan kekurangannya masing- masing. Alat Tes yang digunakan berisi materi tentang apa yang akan diajarkan.

(38)

c) Penyusunan Materi

Materi LKPD sebenarnya sangat bergantung pada kemampuan dan keterampilan dasar yang akan diwujudkan. Materi LKPD dapat berupa informasi pendukung seperti gambaran atau cakupan materi yang akan dipelajari. Informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti buku, majalah, internet, dan jurnal penelitian.

d) Struktur LKPD

Struktur LKPD secara keseluruhan adalah sebagai berikut: (1) judul,(2) petunjuk belajar, (3) kompetensi yang dicapai, (4) informasi pendukung, (5) tugas dan langkah kerja, (6) penilaian

3. Pembelajaran IPA SD/MI

a. Pengetian Pembelajaran

Pembelajaran yakni suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar, ataupun sesuatu aktivitas mengajar peserta didik . Dengan kata lain, pembelajaran merupakan upaya menghasilkan keadaan supaya aktivitas pembelajaran terjadi (Rusman, 2015). Pembelajaran adalah proses menciptakan kodisi yang mendukung pertukaran belajar mengajar antara pendidik, peserta didik dan komponen pembelajaran lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran

Proses pembelajaran ditandai dengan interaksi pendidikan edukatif, ialah interaksi yang sadar akan tujuan. Interaksi ini bermula dari Pendidik (guru) dan aktivitas belajar mengajar mandiri Peserta didik, dalam fase pemrosesan sistematis untuk rancangan pelaksanaan serta evaluasi. Belajar tidak terjalin secara praktis namun melalui tahapan tertentu. Dalam belajar, pendidik menfasilitasi peserta didik untuk belajar. Dengan terdapatnya Interaksi ini akan menuju pada proses pembelajaran yang efesien sesuai dengan yang diharapkan (Pane & Darwis Dasopang, 2017)

Pada hakekatnya pembelajaran ialah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar serta anak dengan pendidik. Aktifitas pembelajaran akan lebih bermakna untuk anak

(39)

seandainya dilakukan didalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman untuk anak. Pembelajaran ialah suatu proses penyusunan informasi dan lingkungan yang digunakan untuk memfasilitasi belajar.

Menurut pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan kalau pembelajaran ialah salah satu upaya yang dilakukan oleh pendidik untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan memberikan anak rasa aman yang memungkinkan peserta didik untuk belajar.

b. Hakikat Pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada dasarnya ialah produk, proses,sikap dan teknologi. Pembelajaran untuk mencapai hal tersebut ilmu pengetahuan harus dilakukan melalui penyelidikan ilmiah, karena banyak tipe keterampilan dalam proses sains seperti mengamati, menginterpretasi serta membuat hipotesis yang dapat dipahami bila diiringi dengan keterampilan berpikir. Kemampuan berpikir kreatif bisa dikembangkan dalam pembelajaran IPA, Walaupun tidak seluruh peserta didik menjadi ilmuwan. Tetapi peserta didik membutuhkan pemikiran kreatif untuk hidup di masa akan datang.Saat ini, pendidikan berpikir di tingkat pendidikan dasar belum tertangani secara sistematis dan dilaksanakan secara parsial. Hasilnya, kemampuan berpikir lulusan SD masih rendah ,Karena pemikiran dasarnya belum dikuasai dengan baik dampaknya dirasakan sampai pendidikan menengah dan pendidikan tinggi (Fauziah, 2011)

Ilmu Pengertahuan Alam ialah salah satu mata pelajaran utama dalam kurikulum pendidikan di Indonesia (termasuk di jenjang sekolah dasar). IPA ialah mata pelajaran dari sekolah dasar sampai sekolah menengah. IPA juga termasuk dalam kumpulan dari pengetahuan yang tersusun secara sistematis. Umumnya peelaksanaanya terbatas pada fenomena alam yang dikembangkan melalui metode ilmiah (semacam eksperimen atau observasi).

(40)

Pembelajaran IPA Sekolah Dasar (SD) merupakan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik memahami diri sendiri dan lingkungan alam, serta merupakan pengembangan lebih lanjut dari pembelajaran IPA untul diterapkan dalam kehidupan sehari- hari.Maskoeri Jasin dalam (Widiyanti, 2013) mengemukakan bahwa ilmu adalah ilmu Pengetahuan tentang mempelajari fenomena kosmik, termasuk Konsep dan prinsip pembentukan bumi. Pahami ilmu pengetahuan alam (IPA) berkomitmen untuk memahami alam secara sistematis. yang seperti itu Ilmu bukan hanya penguasaan pengetahuan faktual, Konsep atau prinsip, ada proses penemuan.

Pembelajaran IPA bertujuan untuk membagikan pengetahuan tentang area lingkungan alam dan meningkatkan keterampilan, wawasan, dan pemahaman teknologi terkait kehidupan sehari-hari. IPA disusun dengan metode yang unik atau khusus yaitu eksperimen observasi, inferensi, penyusunan teoretis, eksperimen, observasi, dll. Pembelajaran IPA termasuk juga mempelajari kejadian-kejadian di alam.

Pembelajaran IPA secara khusus sebagaimana tujuan pendidikan secara umum termaktub dalam taksonomi bloom bahwa :Diharapkan dapat memberikan pengetahuan (kognitif), yang merupakan tujuan utama dari pembelajaran jenis pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan dasar dai prinsip dan konsep yang bermanfaat untu kehidupan sehari- hari. Pengetahuan secara garis besar tentang fakta yang ada di alam untuk dapat memahami dan memperdalam lebih lanjut dan melihat adanya keterangan serta keteraturannya. Disamping hal itu pembelajaran sains diharapkan pula memberikan keterampilan (psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahamn, kebiasaan dan apresiasi. Di dalam mencari jawaban terhadap suatu permasalahn karena ciri-ciri tersebut membedakan pembelajaran lainya. (Trianto,2014)

(41)

Dari penjelasan tersebut disimpulkan bahwa hakikat pembelajaran IPA yakni ilmu yang merangkum pengetahuan mengenai fenomena alam berupa fakta yang ada dialam, konsep, prinsip dan hukum serta rangkaian kegiatan yang dilakukan melalui metode ilmiah. IPA juga memberikan pemahaman tentang bagaimana beradaptasi dengan kehidupan sehari- hari. Pembelajaran IPA SD mengambil rasa ingin tahu peserta didik sebagai titik awal untuk aktivitas investigasi atau eksperimen. Aktivitas tersebut dilakukan untuk menemukan dan menanamkan pemahaman tentang konsep-konsep baru dan mengaplikasikannya untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi peserta didik sekolah dasar dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di sekolah dasar dilakukan melalui penyelidikan sederhana dari pada menghafal sederet konsep IPA. Pembelajaran seperti ini bisat menumbuhkan sikap ilmiah peserta didik melalui cara merumuskan masalah dan menarik kesimpulan, sehingga dapat berpikir kritis melalui pembelajaran IPA

.

c. Perlunya IPA Diajarkan di Sekolah Dasar

Setiap pendidik harus mengerti akan alasan mengapa IPA diajarkan di sekolah dasar. Alasan tersebut bisat di golongkan menjadi beberapa golongan yakni (Usman Samatowa, 2016):

a. IPA berguna bagi suatu negara karena sains adalah fondasi teknologi.

b. IPA ialah suatu mata pelajaran yang membagikan peluang berpikir kritis.

c. IPA diajarkan melalui eksperimen yang dilakukan oleh anak-anak, maka sains lebih dari sekadar hafalan.

d. IPA ialah mata pelajaran yang memiliki nilai edukatif, artinya lebih memungkinkan untuk membentuk kepribadian anak secara menyeluruh..

(42)

d. Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Secara khusus tujuan IPA berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi adalah sebagai berikut ( Trianto, 2014)

a. Beriman pada kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

b. Keberadaan, keindahan dan keteraturan alam bersumber pada ciptaannya.

c. Meningkatkan pengetahuan serta uraian konsep ilmiah yang berguna dan bias diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

d. Meningkatkann rasa ingin tahu, prilaku positif dan pemaha,am tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

e. Meningkatkan keahlian proses untuk menyelidiki lingkungan, memecahkan masalah serta membuat keputusan.

f. Meningkatkan pemahaman untuk berpartisipasi dalam pemeliharaan, perlindungan dan pemeliharaan lingkungan alam.

g. Meningkatkan kesadaran bahwa menghormati alam dan segala hukumnya adalah salah satu ciptaan Tuhan.

h. Mendapatkan pengetahuan, konsep dan keterampilan ilmiah sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama.

e.

Ruang Lingkup Pembelajaran IPA

Berikut Aspek-Aspek Ruang Lingkup Sebagai bahan kajian IPA untuk MI/SD :

1. Meliputi makhluk Hidup dan juga proses kehidupannya, contohnya seperti manusia, Hewan, dan tumbuhan.

2. Materi mengenai sifat- sifat dan kegunaan dari suatu benda contohnya zat cair, padat, dan gas.

3. Energi dan juga perubahan pada energi tersebut seperti gaya, magnet, bunyi, listrik, panas, cahaya dan pesawat.

4. Bumi dan Alam semesta yang meliputi Bumi,tanah, tata surya dan benda langit lainnya.

(43)

4. Model Search, Solve, Create, and Share

a. Pengertian Model Search, Solve, Create, and Share

Apabila berbagai komponen pembelajaran terpenuhi dengan baik maka setiap pembelajaran di kelas akan membuat pembelajaran menjadi lebih menarik, salah satunya model pembelajaran. Model pembelajaran yang benar dengan tujuan pembelajaran akan membuat pembelajaran peserta didik dan guru menjadi lebih hidup. Model pembelajaran yang bisa menaikkan hasil belajar peserta didik harus mempunyai model pembelajaran yang benar. Model SSCS awal kali dikembangkan oleh Pizzini dalam pelajaran sains (IPA) pada tahun 1988 Pizzini menghadirkan model pembelajaran pemecahan masalah SSCS, yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan konsep ilmiah dan aplikasinya dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik.

Model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) merupakan suatu model yang mengarahkan proses pemecahan masalah serta mengembangkan keterampilan pemecahan Masalah ( Savitri Erna Noor, 2016). Model SSCS berpendekatan problem solving (pemecahan masalah) bertujuan untuk meningkatkan Keterampilan berpikir kritis dan juga peningkatan Menguasai konsep ilmiah.

(44)

Tabel. 2.1

Tahap-tahap Model Pembelajaran SSCS Fase Kegiatan Yang Dilakukan

Search 1. Menguasai persoalan atau keadaan yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk yang diketahui, tidak diketahui dan bertanya

2. Mengamati dan selidiki situasi

3. Mengajukan sebagian persoalan kecil.

4. menganalisa informasi yang ada untuk membentuk sekumpulan ide.

Solve 1. Membuat dan Mempraktekkan rencana untuk menciptakan solusi

2. Mengembangkan pemikiran kritis dan kreativitas, dalam perihal ini dibangun dugaan dalam bentuk jawaban hipotetis.

3. Memiilih cara menyelesaikan masalah 4. Mengumpulkan informasi dan dianalisis

Create 1. Membuat produk berupa solusi masalah berdasarkan tebakan yang dipilih pada tahap sebelumnya.

2. Menguji apakah dugaan itu benar.

3. Menampilkan hasil sekreatif mungkin, peserta didik bias menggunakan grafik, poster,tabel atau model bila diperlukan

Share 1. Berkomunikasi dengan pendidik, kelompok sebaya dan kelompok lain untuk menemukan masalah dan solusi. Peserta didik bias menggunakan media perekam, video, poster dan laporan.

2. Mengekspresikan ide mereka, dapatkan umpan balik dan evaluasi solusi

(45)

Model Search, Solve, Create And Share (SSCS) mengarahkan proses pemecahan masalah dan membagikan peluang kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan meningkatkan keterampilan pemecahan masalah mereka, sehingga model pembelajaran tersebut bisa mendorong pengembangan keterampilan berpikir. (Satriawan, 2017).

b. Kelebihan Model SSCS

Keunggulan model pembelajaran SSCS menurut Pizzini sebagaimana yang dikutip oleh (Rhozy et al., 2016) adalah sebagai berikut.

1. Keunggulan model SSCS untuk peserta didik diantaranya:1) memberi peluang untuk mendapatkan pengalaman Langsung dalam proses pemecahan masalah. 2) Mengembangkan metode ilmiah dengan memakai peralatan- peralatan laboratorium atau perlengkapan simple melalui eksperimen untuk meningkatkan minat terhadap pelajaran IPA 3) Memberikan pengetahuan ilmiah.

2. Keunggulan dari model SSCS untuk Guru meliputi: 1) Dapat melayani kepentingan peserta didik Lebih luas lagi, 2) melibatkan keterampilan berpikir Pembelajaran IPA tingkat tinggi, 3) Partisipasi Semua peserta didik secara aktif terlibat dalam proses pengembangan, dan 4) Teknologi dan Ilmu Sosial dan Fokus Tentang masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari.

Dapat disimpulkan dari uraian di atas dalam pembelajaran SSCS, peserta didik dibimbing untuk menemukan apa yang mereka butuhkan dalam proses Pembelajarn dan mengembangkan pengetahuan mereka Sendiri sehingga mereka dapat mengalami proses pembelajaran berarti. Oleh karena itu, model Search, Solve, Create and Share (SSCS) Sangat mendukung terciptanya pembelajaran. Menurut kurikulum 2013 yang lebih menekankan kepada student center( pusat peserta didik) sehingga Peserta didik menjadi terlihat aktif, kreatif serta mampu Kembangkan keterampilan berpikir kritis mempelajari IPA.

(46)

C. Kajian Relevan

1. Penelitian Fitrianingsih Rahmatika dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta didik Berbasis Search, Solve, Create and Share Pada Praktikum Mandiri Materi Mollusca dan Arthropoda”. Penelitian ini berfokus untuk mengembangkan dan mengetahui efektivitas bahan ajar dalam praktikum mata pelajaran biologi. Bahan ajar yang dihasilkan berupa LKS berbasis search, solve, create, and share (SSCS) pada materi mollusca dan arthropoda mata pelajaran biologi yang dapat digunakan pada praktikum mandiri.

2. Pada penelitian Saputra (2014) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran SSCS dengan Metode Resitasi terhadap Kemampuan Penguasaan Konsep Fisika Peserta didik Kelas XI SMAN 9” juga memperlihatkan hasil bahwa 1) terdapat perbedaan penguasaan konsep fisika peserta didik yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran SSCS dengan resitasi dan peserta didik yang belajar secara konvesional, 2) penguasaan konsep fisika peserta didik yang belajar menggunakan model pembelajaran SSCS dengan metode resitasi lebih tinggi dari pada peserta didik yang belajar secara konvensional.

3. Warmini et al. (2013) Pengaruh Model Pembelajaran SSCS Berbantuan Media Visual terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta didik Kelas IV SD di Gugus VII Kecamatan Busungbiu Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran SSCS berbantuan media visual yang signifikan terhadap hasil belajar Matematika pada peserta didik kelas IV.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar untuk kelas eksperimen dengan 44,27 lebih besar daripada rata-rata hasil belajar kelas kontrol yaitu sebesar 33,31. Hasil perhitungan dengan uji-t diperoleh thitung sebesar 4,04 dan ttabel sebesar 2,00, sehingga thitung lebih besar dari ttabel maka H0 ditolak. Hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh dari pembelajaran model pembelajaran SSCS berbantuan media visual dan efektif terhadap hasil belajar peserta didik.

(47)

4. Pada penelitian Yulis Nolinda (2017) Pengembangan LKPD IPA berbasis Search,Solve, Create And Share (SSCS) Pada Organ Pernapasan Manusia dan hewan Kelas V SD/MI. Tujuan Penelitian ini adalah untuk ( 1 ) menghasilkan produk LKPD IPA berbasis search, solve, create, and share (SSCS) pada materi organ pernapasan manusia dan hewan kelas V SD/MI ( 2 ) mengetahui respon peserta didik terhadap LKPD IPA berbasis search, solve, create, and share (SSCS) pada materi organ pernapasan manusia dan hewan kelas V SD/MI. Dari hasil validasi ahli dan uji coba produk maka penulis dapat menyimpulkan bahwa LKPD IPA berbasis search, solve, create, and share (SSCS) sangat layak untuk digunakan sebagai bahan ajar.

Perbedaan dari penelitian yang relevan terhadap penelitian

“Pengembangan LKPD IPA berbasis search, solve, create, and share (SSCS) pada materi gaya kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi” adalah LKPD yang di kembangkan untuk peserta didik tingkat SD/MI, mata pelajaran yang dikembangkan adalah IPA pada materi materi gaya.

Penulis mengambil model ADDIE dimana ada 5 tahap yaitu analisis,desain,development,implementasi, dan evaluasi. Dalam penelitian pengembangan ini penulis memperoleh uji validitas dari dari hasil validator ahli materi, ahli bahasa dan ahli desain, serta untuk uji kemenarikan penulis memperoleh hasil dari respon guru dan peserta didik.

(48)

27

BAB III

METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian Research and Development (RND) yang akan dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IV.2 Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi. Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan kompetensi dasar kurikulum 2013 pada semester genap tahun 2020/2021 Tema 7 Indahya keberagaman negriku yang akan dilaksankan dibulan Desember – Maret.

B. Karakteristik Sasaran Penelitian

Subjek penelitian pengembangan LKPD berbasis Problem Solving adalah peserta didik di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi.

Subjek penelitian terdiri dari 35 peserta didik kelas IV.2. Pemilihan sekolah tersebut sebagai tempat penelitian dikarenakan dalam proses pembelajaran, guru belum mengembangkan LKPD secara maksil

C. Pendekatan dan Prosedur Pengembangan

Rancangan dalam penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE yakni: analysis (analisis), desain (design), development (pengembangan), implementasion (implementasi/ eksekusi) serta evaluation (evaluasi), yang bisa digunakan untuk mengembangkan model, strategi,produk, metode pembelajaran, media dan bahan ajar.

Model desain pembelajaran yang lebih universal, yaitu salah satu fungsinya untuk membangun sarana dan prasarana perencanaan pelatihan yang efektif dan dinamis yang menunjang pelatihan itu sendiri (Ratnawati, 2019)

(49)

Desain pengembangan yang digunakan pada penelitian ini yakni ADDIE. Endang Mulyatiningsih dalam (Sitepu, 2008) menjelaskan fase desain pengembangan ADDIE sebagai berikut :

Gambar 3.1 Model Pengembangan ADDIE 1. Analisis (Analysis)

Tahapan analisis ialah tahapan peneliti menganalisis bahan ajar dan menganalisis kelayakan dalam pengembangan. Dalam tahap analisis adal 2 hal yakni analisis kebutuhan dan analisis kurikulum. Secara garis besar, tahapan analisisnya sebagai berikut.

a. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan dengan menganalisis keadaan bahan ajar sebagai informasi utama dalam pembelajaran serta ketersediaan bahan ajar yang mendukung terlaksananya suatu pembelajaran. Pada tahap ini akan ditentukan bahan ajar yang diperlukan Dirancang untuk membantu peserta didik belajar.

b. Analisis Kurikulum

Pada analisis kurikulum dilakukan dengan memperhatikan karakteristik kurikulum yang sedang digunakan dalam suatu sekolah. Hal ini dilakukan agar pengembangan yang dilakukan dapat sesuai tuntutan kurikulum yang berlaku. Kemudian peneliti mengkaji KD untuk merumuskan indikator-indikator pencapaian pembelajaran.

(50)

c. Design ( Perancangan)

Tahap kedua dari model ADDIE yaitu tahap design atau rancangan. Pada tahap ini akan dirancang lembar kerja berdasarkan hasil analisis sebelumnya. Selain itu, tahap design dilakukan dengan mengidentifikasi elemen elemen yang dibutuhkan dalam lembar kerja, seperti penyusunan peta kebutuhan LKPD dan kerangka lembar kerja.

Peneliti juga mengumpulkan bahan referensi untuk mengembangkan materi dalam bahan ajar LKPD.

d. Develovment (Pengembangan )

Pada tahap ini pengembangan LKPD dilakukan sesuai dengan rancangan. Setelah itu, LKPD akan divalidasi oleh dosen ahli dan guru.

Dalam proses validasi, validator menggunakan instrumen yang sudah disusun sebelumnya. Validasi dilakukan untuk menilai validitas isi desain, dan bahasa. Validator diminta memberikan penilaian terhadap LKPD yang dikembangkan sesuai kelayakan LKPD, serta memberikan saran dan Komentar tentang isi lembar kerja, yang akan digunakan untuk dapat di revisi dan penyempurnaan LKPD. Validasi dilakukan hingga pada akhirnya LKPD dinyatakan layak untuk diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran.

e. Implementasi (implementasi)

Tahap keempat adalah implementasi. Pelaksanaannya terbatas pada sekolah yang ditetapkan sebagai lokasi penelitian. Guru kelas mengajar dengan menggunakan lembar kerja yang dikembangkan.

Setelah LKPD berbasis search, solve, create and share (SSCS) melalui tahap validasi oleh para ahli dan dinyatakan layak. LKPD akan diujikan kepada peserta didik untuk dapat mengetahui respon mereka terhadap kemenarikandari LKPD.

(51)

f. Evaluasi

Pada tahap ini peneliti melakukant revisi akhir terhadap LKPD yang dikembangkan berdasarkan pendapat dari kuesioner tanggapan, Hal ini bertujuan agar LKPD yang dikembangkan benar-benar sesuai dan dapat digunakan oleh sekolah yang lebih luas lagi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh melalui media online dikarenakan pandemi Covid-19 yang sedang terjadi. Maka mengakibatkan peserta didik MIN Kota Jambi “Dirumahkan” serta melakukan proses pembelajaran secara online. Dikarenakan hal ini, maka peneliti melakukan penelitian secara online:

1. Lembar Instrumen Validasi

Sebelum dilakukan pengujian di lapangan perlu adanya evaluasi terhadap Lembar kerja Peserta didik (LKPD) yang dikembangkan.

Evaluasi dilakukan falam bentuk validasi isi. Melakukan validasi adalah suatu kegiatan mengumpulkan data atau informasi dari para ahli dibidangnya (validator) untuk menentukan valid atau tidak valid terhadap Lembar Kerja Peserta didik Peserta didik (LKPD) yang dikembangkan. Tujuan validasi adalah untuk mengetahui tingkat kelayakan Lembar Kerja Peserta didik (LKPD) yang dikembangkan sebelum Lembar Kerja Peserta didik (LKPD) digunakan secara umum. Hasil dari kegiatan ini adalah masukan untuk perbaikan Lembar Kerja Peserta didik (LKPD)

2. Angket

Angket atau kuesioner sering sekali disebut dengan pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang dijawab dan ditulis oleh responden. Keunggulan pengolahan angket yaitu: (1) angket dapat disusun dengan teliti sehingga pertanyaan dapat tersusun secara sistematis, (2) memungkinkan pengembang mengumpulkan data dari banyak responden dalam waktu yang

(52)

singkat. Teknik angket ini digunakan untuk mengetahui tentang kemenarikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

3. Wawancara

Wawancara dadigunakan sebagai pengumpulan data. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur atau tidak terstruktur, tatap muka atau melalui penggunaan telepon. Wawancara dilakukan untuk mengetahui data awal dalam penelitian, dan informasi yang diperoleh digunakan sebagai masukan untuk penyusunan Lembar Kerja Peserta didik (LKPD) berbasis Search, Solving, Create and Share (SSCS).

4. Observasi

Panduan observasi digunakan dalam R & D untuk memperoleh data riil atau alami suatu fenomena di lapangan (sekolah dan kelas).

5. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Teknik ini digunakan peneliti untuk mendapatkan data-data peserta didik serta dokumentasi foto kegiatan pembelajaran yang berlangsung secara online

E. Instrumen Penelitian

a. Lembar Validasi

Lembar Validasi ini digunakan untuk mendapatkan penilaian data dari ahli desain,ahli bahassa dan ahli materi terhadap LKPD IPA berbasis search,solve ,create and share (SSCS).

b. Lembar Angket Respon Pendidik

Instrumen ini berupa angket yang diberikan kepada pendidik / guru guna mengetahui respon pendidik / guru terhadap LKPD dilihat dari aspek kemenarikan.

c. Lembar Angket Respon Peserta Didik

Digunakan untuk mendapatkan data mengenai respon peserta didik terhadap LKPD berbasis Search, Solve, Create and Share (SSCS) yang sedang dikembangkan. Angket dalam penelitian ini untuk

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan fungsi jantung yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi yaitu gangguan konduksi jantung seperti disritmia (takikardia/bradikardia), menurunnya cardiac output seperti

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melakukan diskusi dengan pemangku kepentingan dan rekan sejawat juga dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan tetapi auditor

Kegiatan pembelajaran ini tentunya ada peran serta pendampingan yang dilakukan oleh kepala sekolah di SDN Putat Kidul 01 berupa pelaksanaan pelatihan oleh guru dalam

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan metode POCO - K-Means dapat diterapkan pada penempatan controller sesuai dengan skenario dan topologi yang digunakan

Untuk packet loss, pada saat menggunakan link dengan kecepatan yang sama routing protocol OSPFv3 kehilangan lebih sedikit paket dibandingakan dengan OSPFv3.. Sedangkan pada

Teori mengenai harapan menunjukkan bahwa dasar tingkat harapan individu dewasa terletak pada hubungan dengan orangtua selama pada tahap-tahap awal kehidupan, dengan

Penelitian dari karya tulis yang berjudul “Metode latihan teknik Heel toe dan aplikasinya ke dalam lagu Everyone Nose oleh Excel Mangare” menggunakan metode penelitian kualitatif

Melakukan disinfektan pada daerah yang akan diinjeksi dengan kapas alkohol. dengan cara sirkuler dari dalam keluar atau sekali husap tunggu