• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN A: TRANSKRIP WAWANCARA 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAMPIRAN A: TRANSKRIP WAWANCARA 1"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

xvi

Perancangan Kampanye 3R…, Agustina Maureen M., Universitas Multimedia Nusantara

LAMPIRAN A: TRANSKRIP WAWANCARA 1

Q: Pewawancara A: Narasumber

Wawancara dengan Tetty Permatasari

Q. Selamat pagi , saya Agustina Maureen biasa dipanggil Maureen, dari

Universitas Multimedia Nusantara, meminta waktu sebentar untuk diwawancarai mengenai dampak pembakaran sampah liar. Pertama-tama, saya akan

menyampaikan kalau wawancara ini akan saya rekam dan diambil videonya sebagai bukti dan dokumentasi, dan hasilnya tidak akan disebarluaskan, hanya untuk penelitian di mata kuliah saja. Nama lengkap siapa ya? Juga divisi dari pekerjaan di sini.

A. Pagi juga, Maureen, nama saya Tetty Permatasari dari divisi Pengendalian Pencemaran Air, Udara, dan Lahan di Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor.

Q. Saya ingin bertanya seputar bahaya dampak pembakaran liar nih bu, apa di Bogor ini banyak warga yang membakar sampah secara liar?

A. Sejauh ini saya jarang melihat pembakaran sampah di Kota Bogor ya, mungkin di Kabupaten masih banyak, namun di Kota Bogor sendiri jarang yang membakar sampah karena belakangan ini kami diguyur hujan deras terus menerus, sehingga saya kira membakar sampah itu hal yang tidak efektif dilakukan saat curah hujan sedang tinggi seperti ini. Lagian masih jaman ya, bakar sampah? Kebiasaan itu harusnya sudah ditinggalkan jauh, sudah ketinggalan zaman.

Q. Kalau misalnya waktu musim kemarau, bu?

A. Ada, namun tetap tidak banyak. Mungkin dari 1000 penduduk, yang membakar sampah secara liar hanya 1 orang, itupun mereka mereka yang tinggal jauh dari pusat kota ya. Sebenarnya lokasi di kota Bogor juga sangat tidak mendukung mereka untuk membakar sampah, karena lahannya terbatas sekali untuk sekarang.

Jarang ada lahan terbuka yang bisa digunakan untuk membakar sampah. Juga kalau masyarakat membakar sampah, biasanya dampaknya tidak terlalu terasa karena akan disapu oleh hujan yang lebat, jadi asap ataupun sisa sisa pembakaran yang tidak sempurna itu jadi bersih, terhanyut dan hilang begitu saja. Itu

keuntungan kita di Kota Bogor. Beda halnya jika yang terjadi adalah kebakaran hutan, nah itu dampaknya akan terasa sekali. Kalau sampah sih sejauh ini tidak begitu berdampak. Beda juga halnya dengan Kabupaten Bogor yang lahannya masih banyak terbuka, sehingga munculnya potensi untuk membakar sampah jadi tinggi.

(2)

xvii

Perancangan Kampanye 3R…, Agustina Maureen M., Universitas Multimedia Nusantara

Q. Kalau begitu, di Bogor dengan alat ukur keadaan udara sekitarnya baik ya bu?

Meskipun tetap ada yang membakar sampah, namun tidak terlalu berdampak kepada lingkungan?

A. Saya punya data keadaan udara ambient, jadi udara yang ada di sekitar ya.

Kami selalu memperbaharui datanya dua kali dalam setahun. Rata-rata kondisinya itu baik, di bawah baku mutu. Apa itu baku mutu, bisa dicek di PP No. 41 Tahun 1999. Secara umum, di Bogor masih baik, di perkotaan ya.

Q. Apa ada faktor yang mempengaruhi masyarakat di Bogor menjadi jarang membakar sampah?

A. Pelayanan persampahan kami sudah mencakup 70%, sehingga untuk

pembakaran sampah liar itu jadi jarang ditemukan, malahan yang marak adalah pembuangan sampah ke sungai. Orang kalau malas buang sampah biasanya lebih memilih untuk membuang ke sungai daripada dibakar, karena banyak resiko yang diambil saat ingin membakar sampah ya, jadi mending dibuang ke sungai saja gitu sama mereka.

Q. Apa sudah ada sosialisasi atau kampanye tentang cara pengelolaan sampah yang mencakup larangan pembakaran sampah liar?

A. Sudah ada, kami memberikan penyuluhan ke kelurahan-kelurahan kira-kira sebulan 4 kali tentang cara mengelola sampah yang baik dan benar. Di dalam pengelolaan sampah itu, baru ada informasi tentang larangan pembakaran sampah dan sebagainya, jadi dijadikan sub-bahasan dari topik tersebut. Pengelolaan sampah mencakup memilah dan memilih sampah, menggunakan 3R ya.

Q. Menurut , apakah penting pengelolaan sampah ini? Dan mengapa?

A. Jelas ini penting sekali, harus diedukasi masyarakat itu, harus banyak

penyuluhan ke desa-desa yang sering bakar sampah. Selain merusak lingkungan, asapnya kan juga tidak baik dihirup oleh manusia dan hewan. Jadi y aitu,

penyuluhan, edukasi, kampanye, bagus itu untuk menyadarkan masyarakat luas, harus buat yang menarik. Ajak anak muda, ajak anak kecil, mereka biasanya sangat antusias ya, dibandingkan dengan orang tua.

Q. Baik, terima kasih atas waktunya bu, sudah jelas semua informasinya. Terakhir saya boleh minta foto bareng ya bu? Sebagai dokumentasi.

A. Boleh, boleh.

AKHIR DARI WAWANCARA

(3)

xviii

Perancangan Kampanye 3R…, Agustina Maureen M., Universitas Multimedia Nusantara

LAMPIRAN B: TRANSKRIP WAWANCARA 2

Q: Pewawancara A: Narasumber

Wawancara dengan Rasmarita Purba

Q. Halo tante, selamat malam. Aku minta waktunya sebentar untuk diwawancarai mengenai dampak pembakaran sampah liar. Nama lengkap tante siapa ya? Dan pekerjaannya apa?

A. Malam, Maureen, nama saya Rasmarita Purba, pekerjaannya ibu rumah tangga.

Q. Apa di sekitar rumah tante ada yang membakar sampah secara liar?

A. Banyak. Tapi untuk seberapa seringnya, saya gak terlalu merhatiin ya, mungkin ada beberapa kali dalam sebulan tapi kurang tahu tepatnya itu berapa kali, yang pasti ada yang membakar dalam satu bulan.

Q. Apa tante pernah membakar sampah juga?

A. Pernah, saya hanya membakar sampah dedaunan sama paling sampah organik ya, kalau plastik tidak.

Q. Kenapa tante membakar sampah itu?

A. Saya orangnya sebenernya kadang malas untuk memasukan sampah daun kering itu ke dalam kardus atau karung gitu ya, biasanya karena tidak ada

karungnya jadi ya mending dibakar saja, toh cuma sedikit gitu bakarnya, asapnya juga gak banyak-banyak. Terus juga hasil dari pembakaran itu bisa dat pupuk, jadi saya pakai buat pupuk juga.

Q. Dampak-dampak pembakaran sampah itu apa saja?

A. Lebih ke lingkungan kali ya, asapnya kemana-mana. Kalau ke kesehatan harus berulang kali dulu baru bisa kena dampak yang seriusnya sih, lagipula di sini areanya terbuka ya, jadi asapnya juga cepat hilangnya. Lagipula sampah daun- daun kering itu gak terlalu menghasilkan bau-bau yang menusuk sih.

Q. Tante tau gak tentang undang-undang yang mengatur larangan bakar sampah dengan sembarangan?

A. Gak tau tuh, ada ya? Saya belum pernah dengar tentang undang-undang itu.

Q. Ada tante, di dalamnya juga mengatur tentang pidana-pidananya.

A. Kalau begitu rasanya kurang dipublikasikan ya? Kurang ada sosialisasi gitu, seperti kampanye, penyuluhan, karena jujur di daerah kita masih banyak yang

(4)

xix

Perancangan Kampanye 3R…, Agustina Maureen M., Universitas Multimedia Nusantara

suka membakar sampah, saya rasa mereka juga gak tau ada undang-undang yang mengatur larangan bakar sampah.

Q. Selain bakar sampah, kira-kira ada solusi lain gak tante, untuk menangangi sampah daun-daun kering itu tadi?

A. Ada sih, cuman lebih memakan banyak waktu ya. Saya pernah coba salah satunya, yang biopori itu, terus ada juga pembuatan eco-enzim, jadi waktunya lama dan lebih ke sampah yang basah ya, seperti sampah organik sisa makanan, sayuran, buah-buahan begitu. Sebenarnya saya pribadi suka, namun kadang malas ya kalau tidak ada teman, tidak ada mesin pendorongnya, begitu. Harus ada yang ngajak dulu dan jadi ngelakuin bareng-bareng.

AKHIR DARI WAWANCARA

(5)

xx

Perancangan Kampanye 3R…, Agustina Maureen M., Universitas Multimedia Nusantara

LAMPIRAN C: TRANSKRIP WAWANCARA 3

Q: Pewawancara A: Narasumber

Wawancara dengan Uli Kristianti

Q. Selamat sore tante, saya minta waktunya sebentar untuk diwawancarai mengenai dampak pembakaran sampah liar. Pertama-tama, saya akan menyampaikan kalau wawancara ini akan saya rekam sebagai bukti dan

dokumentasi, dan hasilnya tidak akan disebarluaskan, hanya untuk penelitian di mata kuliah saja. Nama lengkap tante siapa ya? Dan pekerjaannya apa?

A. Nama saya Uli Kristianti, pekerjaan saya karyawan swasta.

Q. Oke, kita akan bahas soal pembakaran sampah liar di lingkungan rumah, di rumah tante apakah ada warga yang melakukan pembakaran sampah liar?

A. Ada. Dulu tetangga-tetangga saya sering bakar sampah namun kebanyakan sampah organik seperti dedaunan ya, karena tukang sampah beberapa ada yang tidak mau angkut itu sampah dedaunan, sampah bongkaran kayu gitu, jadi terpaksa dibakar.

Q. Dampak yang ditimbulkan buat keluarga tante?

A. Untuk sampah organik ini asapnya yang menganggu ya. Berpengaruh sangat ke kesehatan keluarga saya. Biasanya kalau pembakarannya lagi banyak, asapnya sampai masuk ke rumah dan langsung sesak nafas semua, batuk-batuk, mata jadi merah dan berair. Ini bukan seperti warga biasa yang membakar sampah, seperti berjamaah begitu, banyak sekali sampahnya tidak habis-habis, asapnya terus- terusan mengebul sampai kadang saya sesak nafas dan terpaksa harus masuk kamar yang tertutup.

Q. Seberapa sering pembakaran sampah itu?

A. Sebenarnya gak tentu, tapi kadang bisa 2 kali dalam seminggu. Kadang juga 1 kali dalam 2 minggu. Namun dampaknya itu sangat terasa, karena asapnya ya, yang kemana-mana.

Q. Kira-kira faktor yang mendorong pelaku untuk membakar sampah itu apa ya?

A. Saya rasa mungkin terpaksa untuk membakar karena mereka tidak tahu harus buang dimana. Kalau buang di sungai kan langsung ketahuan ya, dampaknya itu langsung ke air dan mencemari air saat itu juga dan dampaknya nanti bisa turun ke desa desa. Kalau dibakar jadi lebih mudah, karena kita di sini kalau hujan juga dampaknya sangat berkurang ya, jadi mungkin pembakaran sampah itu dilakukan ya karena tidak ada jalan lain.

(6)

xxi

Perancangan Kampanye 3R…, Agustina Maureen M., Universitas Multimedia Nusantara

Q. Hal apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah pembakaran sampah liar ini untuk terjadi?

A. Edukasi ya, itu sangat penting untuk diterapkan. Kalau misalnya kita tahu siapa orang yang membakar sampah tersebut, kita bisa mengedukasi bahkan cari jalan keluar bersama tentang masalah ini begitu. Mungkin kita bisa menemukan solusinya dengan cara yang lain, bukan dengan cara membakar sampah dan menimbulkan polusi udara dimana-mana. Contohnya pemisahan sampah, lalu pengelolaan sampah kalau misalnya ada sampah yang bisa diolah menjadi pupuk.

Mereka harusnya bisa mengolah sampah dengan baik ya, memang harus ada edukasi seperti penyuluhan begitu.

AKHIR DARI WAWANCARA

(7)

xxii

Perancangan Kampanye 3R…, Agustina Maureen M., Universitas Multimedia Nusantara

LAMPIRAN D: TRANSKRIP WAWANCARA 4

Q: Pewawancara A: Narasumber

Wawancara dengan Memey

Q. Halo tante, selamat malam. Aku minta waktunya sebentar untuk diwawancarai mengenai dampak pembakaran sampah liar. Nama lengkap tante siapa ya? Dan pekerjaannya apa?

A. Hai, selamat malam. Nama saya Memey saya bekerja sebagai pekerja swasta.

Q. Apa di sekitar rumah tante ada yang membakar sampah secara liar?

A. Ada

Q. Apa tante pernah membakar sampah juga?

A. Tidak pernah, dan tidak mau.

Q. Bagaimana tanggapan tante terhadap orang yang membakar sampah?

A. Saya sangat tidak suka dengan orang yang membakar sampah sembarangan, karena mereka tidak memikirkan tentang dampaknya terhadap kesehatan orang dan lingkungan sekitar.

Q. Dampak-dampak pembakaran sampah itu apa saja?

A. Yang sudah jelas ada bau sangat tidak sedap yang dihasilkan dari pembakaran tersebut yang mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar. Asap yang dihasilkan dari pembakaran tersebut pun dapat membuat orang-orang batuk, pusing, bahkan sulit bernafas.

Ditambah selain itu ada juga dampak terhadap alam sendiri, lahan dan tanah tempat pembakaran tersebut akan rusak, ada juga kemungkinan untuk terjadinya kebakaran lahan karena api yang tak terkendali.

(8)

xxiii

Perancangan Kampanye 3R…, Agustina Maureen M., Universitas Multimedia Nusantara

Q. Tante tau gak tentang undang-undang yang mengatur larangan bakar sampah dengan sembarangan?

A. Saya kurang tahu tentang undang-undangnya.

Q. Ada tante, di dalamnya juga mengatur tentang pidana-pidananya.

A. Nah, kalau begitu berarti undang-undang ini harus lebih dipublikasi. Karena saya rasa masyarakat di sekitar belum tau adanya undang-undang tersebut.

Mungkin bukan edukasi undang-undangnya, lebih ke aksi nyata untuk mengolah sampah agar mencegah terjadinya pembakaran sampah liar.

Q. Selain bakar sampah, kira-kira ada solusi lain gak tante, untuk menangangi sampah daun-daun kering itu tadi?

A. Banyak lah, contohnya ada Biopori, 3R tuh bagus. Pokoknya solusinya tuh harus aksi yang menguntungkan bagi pelakunya dan komunitas disekitarnya, biar mereka tidak malas untuk menangani sampah dedaunan kering tadi.

AKHIR DARI WAWANCARA

(9)

xxiv

Perancangan Kampanye 3R…, Agustina Maureen M., Universitas Multimedia Nusantara

LAMPIRAN E: KUISIONER

(10)

xxv

Perancangan Kampanye 3R…, Agustina Maureen M., Universitas Multimedia Nusantara

(11)

xxvi

Perancangan Kampanye 3R…, Agustina Maureen M., Universitas Multimedia Nusantara

(12)

xxvii

Perancangan Kampanye 3R…, Agustina Maureen M., Universitas Multimedia Nusantara

(13)

xxviii

Perancangan Kampanye 3R…, Agustina Maureen M., Universitas Multimedia Nusantara

(14)

xxix

Perancangan Kampanye 3R…, Agustina Maureen M., Universitas Multimedia Nusantara

(15)

xxx

Perancangan Kampanye 3R…, Agustina Maureen M., Universitas Multimedia Nusantara

(16)

xxxi

Perancangan Kampanye 3R…, Agustina Maureen M., Universitas Multimedia Nusantara

(17)

xxxii

Perancangan Kampanye 3R…, Agustina Maureen M., Universitas Multimedia Nusantara

(18)

xxxiii

Perancangan Kampanye 3R…, Agustina Maureen M., Universitas Multimedia Nusantara

(19)

xxxiv

Perancangan Kampanye 3R…, Agustina Maureen M., Universitas Multimedia Nusantara

LAMPIRAN F: OBSERVASI

(20)

xxxv

Perancangan Kampanye 3R…, Agustina Maureen M., Universitas Multimedia Nusantara

(21)

xxxvi

Perancangan Kampanye 3R…, Agustina Maureen M., Universitas Multimedia Nusantara

(22)

xxxvii

Perancangan Kampanye 3R…, Agustina Maureen M., Universitas Multimedia Nusantara

LAMPIRAN G: LEMBAR BIMBINGAN

(23)

xxxviii

Perancangan Kampanye 3R…, Agustina Maureen M., Universitas Multimedia Nusantara

LAMPIRAN H: HASIL TURNITIN

(24)

xxxix

Perancangan Kampanye 3R…, Agustina Maureen M., Universitas Multimedia Nusantara

Referensi

Dokumen terkait

Jenis data primer yang diperoleh dengan wawancara (kuesioner) terstruktur adalah: 1) Karakteristik ibu, yang terdiri dari umur dan pendidikan; 2) Karakteristik keluarga,

Hal ini dibuktikan dengan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dan menyatakan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada bank umum konvensional dan bank umum

Dalam workshop ini, kami fokuskan untuk mengoptimalkan kemampuan Excel anda untuk menangani pekerjaan – pekerjaan yang terkait dengan akuntansi keuangan dan

Jika kaum Muslimin menyadari bahwa dari mereka berada dalam suasana shahwah Islamiyah dan kesadaran Islami, maka di antara prinsip-prinsip shahwah dan prioritasnya ialah:

Menimbang : bahwa untuk mendorong peningkatan upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup guna menunjang pembangunan yang berkelanjutan, pemerintah perlu memberikan penghargaan

Untuk membuat tampilan website yang banyak diminati pengguna, maka perlu dirancang sebuah website yang dapat menimbulkan kesan “cinta pada pandangan pertama”, karena tampilan

Peningkatan terhadap permintaan kredit pada tahun 1978-1979, hal tersebut juga disebabkan mudahnya persyaratan untuk mengajukan Kredit Pemilikan Rumah oleh Bank

Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial menjadi salah satu kunci bagi keberhasilan pembangunan sosial secara lebih luas sehingga untuk lebih