• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media Pengertian New media Kehadiran media baru atau (New media) turut menyampaikan perubahan pada pola

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media Pengertian New media Kehadiran media baru atau (New media) turut menyampaikan perubahan pada pola"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media

2.1.1 Pengertian New media

Kehadiran media baru atau (New media) turut menyampaikan perubahan pada pola komunikasi masyarakat. Media baru, salah satunya internet sedikit banyak mempengaruhi cara ndividu berkomunikasi satu menggunakan individu lainnya. Internet di zaman kini hadir untuk memenuhi kebutuhan manusia pada berkomunikasi serta memperoleh isu. Internet berfungsi menjadi jaringan global buat komunikasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Internet juga berfungsi menjadi aspek penyedia informasi yang tidak terdapat batasan.

Mengakses internet saat ini telah menjadi rutinitas kebanyakan warga, Jadi dapat disimpulkan media baru merupakan media yang terbentuk dari interaksi antara manusia dengan komputer dan internet secara khususnya. Termasuk di dalamnya ialah web, blog, online social Network, online forum dan lain-lain yang memakai personal komputer atau Smartphone sebagai medianya.

New media sendiri memiliki beberapa pengertian, Jhon Vivian pada Surokim et al. (2017:24) mengatakan bahwa media baru yakni internet bisa melampaui pola penyebaran sebuah pesan media tradisional, seperti yang bisa diketahui sifat internet dapat mengaburkan batas geografis buat melakukan hubungan, kapasitas hubungan, serta yang terpenting ialah bisa dilakukan secara real time.

Pengertian yang diungkapkan oleh John Vivian tersebut, tampak sejalan dengan yang disampaikan oleh Fikri (2018: 90-91) yang mengatakan bahwa teknologi komunikasi modern telah memperpendek adanya jarak geografis antar masyarakat serta menembus ruang dan waktu. Selain itu teknologi komunikasi kian menjadi semakin murah dan memudahkan masyarakat yang menggunakannya, hal tersebut menjadi salah satu pendorong akrabnya masyarakat dalam menggunakan teknologi komunikasi dalam seluruh aktivitas

(2)

kesehariannya seperti mencari berita, lowongan pekerjaan, informasi beasiswa, dan mengakses segala informasi yang tersedia dalam New media.

Selanjutnya Meyrowitz pada Surokim et al. (2017: 25) berkata bahwa lingkungan media baru atau dikenal menggunakan cyberspace telah membawa tawaran pemikiran yang baru terhadap riset media yang tidak hanya berfokus di pesan semata, namun mulai melibatkan teknologi komunikasi itu sendiri yang secara pribadi menyampaikan keterangan bahwa perangkat komunikasi berteknologi itu adalah salah satu bentuk atau tipe asal lingkungan sosial.

sementara Manovich dalam Surokim et al. (2017: 23) mengatakan bahwa ada dua tipologi yang mendekati interaktivitas media baru yakni, ke pada tipe

“Terbuka” (Open) dan tipe “Tertutup” (Closed). pada tipe “Terbuka” seluruh khalayak bisa mengakses apapun kebutuhan yang mereka inginkan melalui media baru. Sedangkan pada tipe “Tertutup” media baru akan membatasi khalayak dalam mengkonsumsi berita sesuai menggunakan pilihan atau struktur yang dibuat.

sesuai kajian empiris yang dilakukan sang Puspita (2015: 203), menyatakan bahwa keberadaan new media waktu ini ternyata membawa sisi positif serta sisi negatif Jika kita lihat dari keunggulan new media tadi. Sisi positifnya ialah menggunakan keunggulan yang dimiliki sang new media, masyarakat saat ini begitu dimanjakan dalam berkomunikasi serta mencari informasi yang diperlukan. tetapi sisi negatifnya merupakan menggunakan kemudahan yang dimiliki sang new media, warga mampu mengalami ketergantungan. Ketergantungan tersebut bisa saja berupa tak lepasnya pandangan mata seseorang di smartphone-nya, misalnya berupa browsing, ataupun sibuk chatting pada media umum. New media juga dinikmati sang warga global, artinya warga global yang memakai new media memungkinkan aktivitas komunikasi berlangsung. Melalui komunikasi di sosmed maka terjadi pertukaran nilai-nilai atau pun tata cara, bahkan nilai budaya luar, yang jika tidak bisa disaring oleh nilai serta tata cara atau budaya lokal warga tadi, bisa saja mendapatkan nilai-nilai, istiadat luar, sehingga nilai serta tata cara lokal bisa luntur.

(3)

berdasarkan beberapa pendapat yang disampaikan di atas tentang pengertian New media, maka penulis menarik konklusi New media bisa berpengaruh positif serta negatif. imbas positifnya artinya berita berasal media sangat simpel dihasilkan serta sangat cepat buat di akses dimana pun serta mendapatkan informasi kini sangat lah murah. Sedangkan efek negatif asal New media terhadap insan ialah info dari media tersebut tanpa batas serta memudahkan masuknya budaya luar melalui media baru, Jika tidak didasarkan kepada ilmu pengetahuan maka akan mengakibatkan hal-hal yang negatif terhadap rakyat.

2.1.2 Manfaat New media

Kemunculan dan perkembangan media baru (New media) kini sangatlah pesat, khususnya penggunaan teknologi internet yang turut pula membawa manfaat bagi masyarakat sebagai penggunanya. Menurut badan Asosiasi penyelenggara jasa internet Indonesia (APJII) pada 16 Mei 2019 diketahui bahwa respons terhadap bullying di medsos diketahui sebanyak 31,6% korban hanya membiarkan perlakuan Cyberbullying, sebanyak 7,9% membalas, sebanyak 5,2% menghapus ejekan atau Cyberbullying tersebut dan hanya 3,6%

korban yang melaporkan tindakan Cyberbullying yang mereka terima.

Menurut Surokim et al. (2017:72) terdapat beberapa dampak positif dengan adanya kehadiran media baru seperti diantaranya, internet dapat dijadikan sebagai media komunikasi, dapat dijadikan sebagai media pertukaran data, media penyedia informasi, media baru juga memberikan kemudahan dalam dunia branding dan marketing, dan media ini pula bisa melakukan terpaan (exposure) kepada remaja pada proses penentuan keputusan seperti misalnya pada dunia politik yakni pemilihan umum.

Sementara menurut Rasmussen dalam McQuail (2011:154-155) mengungkapkan pendapat bahwa media baru memiliki kontribusi pokok untuk menjembatani jurang lebar yang ada antara dunia publik dan privat, antara dunia kehidupan dan dunia system ataupun organisasi. Media baru juga mempengaruhi perubahan sosial, karena partisipan atau masyarakat yang menggunakannya lebih terlibat dan fleksibel serta kaya informasi.

(4)

Selain itu, Fikri (2018: 99) juga mengungkapkan manfaat New media bagi masyarakat sebagai penggunanya yaitu, apabila masyarakat sebagai pengakses internet bisa menggunakan dan memanfaatkan secara positif seperti dijadikan sebagai sumber inspirasi, maka internet bisa menjadi alternatif yang atraktif. Namun, dibalik adanya manfaat positif juga terdapat sisi negatif yang muncul secara bersamaan, yakni pada saat mengakses internet tidak memiliki tujuan dan orientasi yang jelas untuk memanfaatkannya, maka pengakses tersebut dapat kehilangan waktu yang sangat banyak.

Seperti yang telah dijelaskan oleh ketiga ahli diatas, maka dapat ditarik benang merah bahwa kehadiran New media dalam kehidupan masyarakat saat ini memberikan banyak manfaat yakni sebagai media yang menyajikan berbagai kemudahan dalam melakukan komunikasi, menyampaikan dan mendapatkan informasi, memperlancar segala pekerjaan, mendorong masyarakat untuk selalu maju dengan adanya internet sebagai New media yang senantiasa menggambarkan adanya kemajuan teknologi serta mendorong seseorang untuk selalu terinspirasi dan terus berkembang. Akan tetapi hadirnya New media dalam kehidupan masyarakat saat ini juga dapat memberikan dampak negatif apabila tidak digunakan secara bijak atau dengan tujuan yang jelas.

2.1.3 Ciri-Ciri New media

Kehadiran media baru berjalan seiringan perkembangan media internet yang tidak dapat terlepaskan dari kehidupan kita sehari-hari. New media seperti media internet memiliki ciri-ciri seperti yang diungkapkan Nasution (2016:29- 30) sebagai berikut:

1. Teknologi yang berbasis komputer

2. Memiliki karakter hibdra, tidak berdedikasi, dan fleksibel

3. Memiliki potensi interaktif 4. Memiliki fungsi publik dan privat

5. Terdapat peraturan yang tidak ketat 6. Kesalingterhubungan

7. Terdapat dimana-mana atau tidak bergantung pada lokasi

(5)

8. Dapat diakses individu sebagai komunikator 9. Menjadi media komunikasi massa dan pribadi

Terdapat kesamaan antara pendapat Nasution dengan McQuail (2011:43) yang mengungkapkan ciri media baru (new media) yaitu kesalingterhubungan dan sifatnya yang ada dimana-mana, akan tetapi McQuail menambahkan ciri lain dari media baru yakni antara lain, memiliki akses terhadap khalayak individu sebagai penerima atau pengirim pesan, memiliki interaktivitas, serta memiliki kegunaan yang beragam sebagai karakter yang terbuka.

Menurut Abu Gaza yang dikutip Yulianti, (2017:22) New media memiliki beberapa ciri-ciri yaitu:

1. New media memiliki banyak variasi dalam memberikan informasi kepada penggunanya dan terbilang sangat cepat untuk diakses para penggunanya, sedangkan media lama memiliki keterbatasan ruang dan waktu dalam menyampaikan suatu informasi, dan New media tidak punya keterbatasan seperti itu karena New media bisa diakses kapanpun dan dimanapun.

2. New media memberikan kontrol lebih besar kepada setiap penggunanya dalam mencari informasi yang akan diakses, dalam model broadcast, media akan menentukan informasi apa yang akan ditransmisikan, dan kebanyakan orang hanya sedikit yang memiliki sumber alternatif, tetapi dalam model New media para penggunanya bisa secara luas dalam mencari informasi yang mereka butuhkan tanpa ada keterbatasan ruang dan waktu.

Sedangkan dalam kajian empiris yang dilakukan oleh Indrawan et al.

(2020: 7) diketahui bahwa new media khususnya berupa internet tersebut memiliki aspek yang tidak sinkron dengan bentuk komunikasi lainnya, artinya dengan adanya penggunaan multimedia, hypertextual, dispersal, virtuality, serta interactivity. Multimedia dimengerti menjadi sebuah medium yang di dalamnya terdapat poly konten. Konten-konten tersebut artinya formasi antara teks, audio, video, gambar (image), animasi, dan ragam konten interaktif lainnya.

Berdasarkan beberapa penyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum ciri-ciri new media tidak terlepas dari keterkaitannya dengan

(6)

teknologi komunikasi dan digital, misalnya dapat diakses kapan saja, serta memiliki dua bentuk utama yaitu berupa privat dan publik. Selain itu ciri lain yang bisa dilihat dari new media adalah adanya komunikasi dua arah yang dilakukan antara penyampai pesan dan penerima pesan.

2.1.4 Peran Internet dalam New media

Internet merupakan sebuah instrumen yang berhubungan langsung dengan New media. Menurut Green (2010: 1) menjelaskan bahwa internet dan new media bagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan, tetapi internet dapat juga dijadikan cara dalam memeriksa kehidupan sehari-hari manusia melalui penggunaan internet, dan menghubungkan internet dengan aspek media baru lainnya. Banyak perubahan yang ditimbulkan oleh new media dengan cepat masuk ke dalam budaya populer. Perubahan tersebut bisa mencerminkan dua sisi yaitu mencerminkan kegembiraan tentang kemungkinan baru, namun juga diketahui bahwa degan adanya new media semkain banyak berita dan laporan yang harus difilter agar tersaring berita yang valid.

Situmorang (2012: 73) menyatakan bahwa kemunculan new media saat ini memiliki kaitan yang erat dengan kehadiran Internet saat ini. Namun perlu disadari bahwa meskipun new media tidak bisa hanya dibatasi pada Internet, tetapi setidaknya Internet adalah salah satu alat yang paling sering digunakan dalam era new media. Perkembangan Internet cukup pesat, yang awalnya internet hanya digunakan untuk mengirim dan berbalas surel (surat elektronik) dan situs web yang selanjutnya dimanfaatkan untuk blog, situs jejaring sosial, situs berbagi video, televisi internet, konferensi video, game online dan lain-lain.

Hal ini jua sejalan dengan penyampaian Talika, (2016: 1) yang menyatakan bahwa manfaat internet bisa memberikan banyak info yang diharapkan oleh setiap remaja serta bisa mempermudah komunikasi berasal jarak yang sangat jauh tanpa harus bertatap muka secara pribadi, Meskipun secara fisik teknologi ini adalah wujud dari perpaduan jaringan personal komputer -komputer dunia, internet perlu juga dilihat berfokus sebagai gudang gosip. Internet menjadi salah satu asal daya info yang sangat potensial buat

(7)

mempermudah sistem kehidupan. Bayangkan saja, kehadiran internet telah bisa melahirkan sebuah sistem kehidupan baru yang lain, atau di istilahkan menggunakan dunia maya. Global maya memiliki kemiripan yang sangat kentara dengan kehidupan nyata. Apa yang Anda lakukan di dunia konkret, waktu ini mampu juga kita lakukan pada global maya. menjadi model kegiatan usaha online yang dijalankan seorang menggunakan memanfaatkan teknologi internet.

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa internet memiliki peranan yang sangat penting dalam aspek kehidupan saat ini, baik dari aspek politik, ekonomi, budaya hingga aspek pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari kajian empiris yang dilakukan oleh Indrawan et al. (2020: 10) yang menyatakan bahwa internet memiliki aspek dispersal yang merupakan bentuk produksi, distribusi, dan konsumsi tak terpusat. Hal ini karena setiap pengguna internet bisa sesuka hati berperan menjadi penghasil, distributor, atau hanya sekadar konsumen (personal freedom), ini seringkali dijumpai di beberapa kasus terkait dengan sektor perdagangan menggunakan media internet. Inilah yang membuat media baru dianggap sebagai media yang bersifat eksklusif (individually), sebagai akibatnya bisa menjadi hal biasa pada kehidupan sehari-hari penggunanya. Selain itu, internet mempunyai aspek virtuality, artinya karakter unik yang dimiliki media baru, karena terkait menggunakan persepsi kita terhadap objek-objek immaterial, hal ini umumnya tak jarang terdapat pada aspek kajian poitik serta upaya individu serta kelompok pada memanipulasi persepsi seseorang melalui konten yang disebarkan di internet.

Berdasarkan beberapa penjabaran di atas, diketahui bahwa internet merupakan perangkat yang tidak bisa dipisahkan dengan new media saat ini, hal ini karena hanya dengan internet sebuah new media dapat optimal berkembang dan digunakan oleh khalayak ramai. Penggunaa internet juga semakin pesat seiring kemajuan bidang teknologi.

2.1.5 UU ITE

Salah satu undang-undang yang bisa digunakan dalam membuat regulasi secara tegas terkait penggunaan new media saat ini adalah Undang-

(8)

undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Setiawan (2013: 141) walaupun sudah tercipta UU ITE di Indonesia namun dalam realitanya dunia siber senantiasa susah buat dijinakkan, sebab cyberspace ialah dunia virtual yang susah ditemui secara nyata namun bisa didatangi oleh berjuta pengguna di segala dunia setiap saat.

Terkait menggunakan duduk perkara regulasi, Indonesia belum mempunyai hukum khusus perihal cyber bullying. Meski tidak secara khusus mengatur cyber bullying, hukum terkait hal ini masih terakomodasi secara umum pada Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang info Teknologi serta elektro (ITE). Perbuatan yang tidak boleh pada UU ITE terkait dengan Cyberbullying tercantum pada Pasal 27 ayat (1), ayat (tiga), dan ayat (4) serta Pasal 29. Pasal-pasal tersebut berisi tentang larangan pendistribusian serta pentransmisian gosip elektronik serta/atau dokumen elektro yang bermuatan perbuatan kesusilaan, penghinaan, pencemaran nama baik, dan pengancaman.

Waisnawa (2017: 441) mengungkapkan bahwa peraturan tentang muatan menghina dan /atau pencemaran nama baik yang diatur pada Pasal 27 ayat (3) UU ITE jua mengacu di KUHP, khususnya dalam BAB XVI perihal penghinaan. Pasal 310 dan Pasal 311 kitab undang-undang hukum pidana memberiakan dasar pemahaman atau esensi mengenai penghinaan atau pencemaran nama baik, yaitu tindakan menyerang kehormatan atau nama baik orang lain dengan maksud diketahui oleh umum.

Berdasarkan kajian empiris yang dilakukan oleh Sugiarso et al. (2017:

117) menghasilkan temuan bahwa Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronika (UU ITE) memiliki peran penting dalam kehidupan yang seringkali menggunakan internet sebagai media utama, hal ini karena melalui UU ITE tersebut secara jelas memberikan penjelasan tentang hal-hal negatif apa saja yang bisa membawa pengguna internet masuk ke dalam jerat UU ITE.

Hal-hal negatif tersebut seperti penipuan online, memicu perselisihan karena SARA, pelecehan seks, pencemaran nama baik, cerita bohong atau hoax dan perilaku melanggar hukum lainnya. Persoalan lainnya adalah kurang tepatnya sumber situs atau bukan situs resmi yang digunakan sebagai acuan sumber

(9)

informasi, hal ini bisa mengakibatkan sesuatu yang fatal apalagi jika kriminal dan kesehatan.

berdasarkan beberapa pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa peraturan tadi masih digunakan sebagai acuan sebab pengaturannya kurang khusus. untuk memberi perlindungan terhadap korban Cyberbullying diharapkan pengaturan yang lebih khusus agar upaya perlindungan bisa berjalan lebih efektif. Pengaturan yang khusus tersebut bisa berbentuk Undang- Undang yang baru, revisi Undang-Undang yang telah terdapat dalam penjelasan tersebut.

2.2 Media sosial

2.2.1 Pengertian Media Sosial

Media sosial merupakan sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, media sosial yang kemudian tergabung dalam bagian dari new media memang sangat simpel memfasilitasi kita buat berbagi gosip maupun berkomunikasi dengan siapapun yang kita inginkan. namun bukan berarti media ini mengklaim keamanan isi pesan. Berangkat asal hal tersebut, maka kita menjadi pengguna dituntut buat lebih pintar asal teknologi yang kita punyai.

Menurut Van Dijk dalam buku yang ditulis oleh Nasrullah (2018:11).

mengatakan tentang kegunaan dari media sosial yang berupa platform fokusnya terhadap keberadaan seseorang terkait dengan kegiatannya ataupun bekerja sama, sehingga media sosial adalah fasilitator online dalam memfasilitasi penggunanya sekaligus menguatkan ikatan sosial bagi para penggunanya. Sementara menurut Kotler dan Keller yang dikutip oleh Warpindyastuti dan Sulistyawati (2018:93), media sosial adalah alat komunikasi bagi para penggunanya untuk berbagi informasi melalui pesan teks, audio, foto maupun video antara sesama penggunanya. Sedangkan menurut Kaplan Andreas M. dan Haenlein Michael, yang dikutip oleh Suryani,

(10)

(2014:128) media Sosial adalah seperangkat aplikasi berbasis internet dengan menggunakan web 2.0 memungkinkan penggunanya dalam bertukar konten.

Media sosial memberikan akses yang tidak terbatas kepada pengguna untuk berkomunikasi dengan orang lain baik secara individu ataupun kelompok. Hal ini sesuai dengan kajian empiris yang dilakukan oleh Cahyono (2016) yang diketahui bahwa adanya media umum telah mempengaruhi kehidupan sosial pada masyarakat. Perubahan-perubahan dalam korelasi sosial (social relationships) atau menjadi perubahan terhadap ekuilibrium (equilibrium) hubungan sosial serta segala bentuk perubahan-perubahan di forum-forum kemasyarakatan didalam suatu rakyat, yang menghipnotis sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap dan pola sikap diantara grup- gerombolan dalam masyarakat. Perubahan sosial positif seperti kemudahan memperoleh dan menyampaikan berita, memperoleh laba secara sosial dan ekonomi. Sedangkan perubahan sosial yang cenderung negatif mirip munculnya gerombolan -kelompok sosial yang mengatasnamakan agama, suku dan pola sikap eksklusif yang terkadang menyimpang asal tata cara-tata cara yang terdapat.

Bersasarkan beberapa pengertian diatas penulis menarik kesimpulan bahwa Media sosial merupakan suatu Wadah yang memudahkan penggunanya dalam berinteraksi dengan yang lain ataupun mengakses informasi yang sudah difasilitasi dengan bentuk teks, audio, gambar dan video.

2.2.2 Manfaat Media sosial

Taprial dan Kanwar (2012: 39) menjelaskan bahwa terdapat dua aspek manfaat media sosial yaitu manfaat kepada pribadi dan manfaat untuk bisnis.

media sosial telah berkembang pesat, cara orang berkomunikasi satu sama lain dan mengadakan percakapan berada di tingkat yang sama sekali tidak sinkron berasal apa yang terjadi, Bila dibandingkan dengan satu dekade kemudian.

Teknologi internet serta web sudah memungkinkan orang dan usaha mempunyai jangkauan yang lebih luas karena sifatnya global, oleh karena itu, baik - individu juga bisnis buat keuntungan masing-masing, bisa memakai media umum secara efektif. Bagi individu, manfaatnya sebagian akbar berupa

(11)

pengalaman dan media umum merupakan jalan untuk permanen terhubung menggunakan jaringan mereka, berkomunikasi serta mengumpulkan informasi.

Selanjutnya pada aspek bisnis artinya adanya empiris individu yang terhubung satu sama lain melalui media umum tidak mungkin diabaikan sang bisnis apa pun, baik itu perusahaan besar atau UKM. Pelanggan selalu menjadi raja serta bisnis terus berusaha menjangkau serta mencari perhatian konsumen mereka buat mendapatkan prospek, umpan pulang, penelitian, serta layanan baru. semenjak media umum menjadi tujuan baru bagi jutaan orang, ini artinya platform yang sempurna buat bisnis buat menjalankan atau mendukung beberapa fungsi bisnis mereka secara online. saat ini, lebih dari 90% populasi online orang dewasa memakai media umum, yang meliputi poly pelanggan Anda yang menggunakannya jaringan dengan orang lain.

Seorang bisa menaikkan bisninya melalui media umum, imbas media umum selalu memainkan peran utama pada keputusan pembelian pelanggan.

akan tetapi sekarang semakin banyak orang yang mengandalkan media umum online buat mencari acum dan rekomendasi dari orang lain, mengajukan/

menjawab pertanyaan serta membagikannya pengalaman. Bukan hanya merek- merek besar multi nasional atau nasional, fenomena itu bisa dilihat di tingkat lokal tingkat; teater, restoran dan lain sebagainya, semuanya sedang dibahas di media sosial. Media sosial menawarkan peluang bagi bisnis untuk terhubung dan terlibat dengan pelanggannya, membangun nilai yang tahan lama hubungan, menghasilkan prospek baru, membangun kesadaran, mendidik orang, dan yang paling terpenting mengelola reputasi.

Media sosial memiliki kemampuan sebagai media komunikasi yang tidak terbatas waktu dan tempat, sehingga hal ini akan sangat berpotensi dalam pertukaran informasi bahkan lintas negara. Selain itu, sebagaimana diketahui saat ini media sosial seringkali dimanfaatkan dalam bidang pemasaran dan marketing. Hal ini sesuai dengan kajian empiris yang dilakukan oleh Setiadi (2016: 42) yang diketahui bahwa komunikasi melalui media sosial mampu menghasilkan komunikasi dua arah yang menyampaikan konsumen buat

(12)

berpartispasi, kolaburasi dan berinteraksi, yang pada dasarnya konsumen tidak lagi objek tetapi subyek pemasaran. Beberapa praktek-praktek terbaik perusahaan yang sudah berhasil memanfaatkan sosial media merupakan melakukan survey jejak pendapat hasrat konsumen, memberikan tautan layanan video, penawaran bonus, berinteraksi menggunakan konsumen, dan ekspriental marketing. Tentunya hal ini akan memberikan dampak viral marketing, loyalitas brand, word of mouth serta crowd sourching. Sosial media bisa memfasilitasi rakyat untuk memperoleh isu teranyar, berpartisipasi, berinteraksi serta kolaborasi dengan pemerintah secara online.

2.2.3 Karakteristik Media sosial

Terdapat beberapa karakter ciri dari media sosial yang tidak dimiliki media lainnya menurut Afrianto dan Juditha, (2017:124) sebagai berikut:

1. Jangkauan (reach): media sosial memiliki daya jangkauan yang sangat luas dari skala kecil hingga global.

2. Aksesibilitas (accessibility): media sosial lebih mudah diakses oleh publik dengan biaya yang sangat terjangkau.

3. Penggunaan (Usability): media sosial sangat mudah digunakan karena tidak dibutuhkan keterampilan khusus dalam mengoperasikannya.

4. Aktualisasi (Immediacy): media sosial dapat memancing respon khalayak lebih cepat.

5. Tetap (Permanence) media sosial dapat menggantikan komentar secara instan atau mudah melakukan proses pengeditan.

Sedangkan menurut Sulianta yang dikutip Yulianti (2017: 23) beberapa karakteristik yang ada di media sosial, yaitu:

1. Transparansi: adanya keterbukaan informasi karena dalam hal ini media sosial merupakan aplikasi yang bisa dikonsumsi khalayak banyak.

2. Dialog dan komunikasi: para pengguna media sosial bisa melakukan hubungan dan komunikasi interaktif dengan menggunakan fitur, pesan teks, audio maupun video antara sesama para penggunnya.

3. Jejaring relasi: para penggunanya bisa menjalin suatu hubungan atau dengan baik tanpa harus bertatap muka satu sama lain.

(13)

4. Multi opini: setiap penggunanya bisa dengan mudah berpendapat dan mengutarakannya kepada semua orang.

5. Multi form: beragam konten dan channel yang disajikan yaitu: video news release, media sosial release, portal web dan elemen-elemen lainnya.

6. Kekuatan promosi online: media sosial sangat membantu dalam memunculkan peluang-peluang bisnis guna mewujudkan visi misi dari suatu organisasi ataupun perusahaan.

Sedangkan menurut Weeks dan Holbert yang dikutip dari Syahputra (2017: 258) adanya perubahan pola interaksi antar individu disebabkan karakteristik media sosial mengizinkan setiap penggunaannya tidak hanya sekedar mengkonsumsi informasi, tetapi penggunnya juga bisa memproduksi informasi dan mendistribusikan informasi itu sendiri. Karakteristik media sosial dalam hal ini memungkinkan penggunana aktif dan terlibat menjadi konsumen maupun produsen informasi. Jadi bisa dibilang setiap pengguna media sosial sekalipun aktivis perannya adalah sebagai distributor pesan.

Berdasarkan kajian empiris yang dilakukan oleh Gustam (2015: 224) dalam penelitiannya yang berjudul karakteristik media sosial dalam membentuk budaya populer korean pop di Kalangan Komunitas Samarinda dan Balikpapan menjelaskan bahwa salah satu karakteristik dari media sosial yaitu simpel di akses dan praktis bias gunakan dimana saja tanpa melalui personal komputer tetapi sekarang bisa melalui handphone smartphone, android serta tablet. Serta bersifat jaringan yaitu koneksi antar jaringan yang melibatkan keinternet menggunakan adanya aplikasi-perangkat lunak yang menghubungkan koneksi internet serta sangat interaktif karena didalam youtube tidak hanya mendengar dan melihat video serta bunyi, tetapi pula menyampaikan respon yang aktif serta respon itu yang memilih kecepatan serta frekuensi penyajian. Media interaktif mempunyai unsur audio-visual (termasuk animasi) serta disebut interaktif karena media ini dirancang dengan melibatkan respon pemakai secara aktif.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, maka dapat dikatakan bahwa karakteristik media sosial adalah adanya keterbaruan dan kecepatan serta

(14)

interaksi secara bebas dari para pengguna media sosial. Selain itu diketahui pula bahwa media sosial memberikan perubahan karakteristik yaitu penguna bisa memiliki dua peran sekaligus yaitu sebagai penerima informasi serta bisa pula sebagai pengirim informasi.

2.2.4 Fungsi dan Tujuan Media sosial

Hadirnya media sosial ditengah-tengah masyarakat membuat kita semakin mudah dalam berintraksi ataupun mencari informasi. Media sosial bisa dengan cepat mendistribusikan pesan yang ingin di publish kepada khalayak banyak. Oleh karena itu media sosial banyak dipilih oleh masyarakat luas dikarenakan keunggulannya dalam membuat jaringan pertemanan secara virtual dan medium untuk berbagi data, dengan pesan teks, audio, maupun video.

Menurut Puntoadi yang dikutip oleh Natalia (2016: 122), fungsi dan tujuan dari media sosial ada dua yaitu:

1. Memberikan keunggulan dalam membangun personal branding bagi setiap para penggunanya, maka dari itu audiens lah yang menentukan media sosial akan digunakan sebagai alat berkomunikasi berdiskusi ataupun sekedar mencari popularitas.

2. Dalam dunia pemasaran, media sosial sangat membantu suatu lembaga ataupun perusahaan dalam berinteraksi kepada konsumen dalam menjaga hubungan baik.

Hampir sama dengan pendapat Puntoadi dalam perspektif dunia pemasaran menurut Siswanto yang dikutip Setiadi (2016: 43), fungsi dan tujuan media sosial pada hakikatnya digunakan untuk bersosialisasi dan berinteraksi tetapi sekarang mulai bergeser media sosial bisa digunakan sebagai media promosi hal inilah sekarang banyak dilakukan oleh perusahaan dengan ditopang website atau blog perusahaan dapat menampilkan profil secara lengkap untuk menarik konsumen selain murah dan cepat media sosial cukup mudah dalam pengaplikasiannya, bahkan tidak jarang para pelaku usaha memiliki media sosial dan tetap eksis dalam persaingan.

(15)

Sedangkan menurut Nasrullah yang dikutip Mulawarman dan Aldila (2017:38), menjelaskan fungsi dan tujuan media sosial sama halnya dengan cara kerja komputer yaitu membuat sebuah sistem sebagaimana adanya sistem diantara individu dan masyarakat yang terbagi menjadi tiga bentuk bersosial, seperti pengenalan, berkomunikasi dan bekerja sama.

Pada kajian empiris yang dilakukan oleh Anwari dan Koerniawan (2015:

85) dalam penelitiannya yang berjudul perancangan kampanye etika komunikasi di media sosial saat ini media umum seakan-akan menjadi kebutuhan utama serta bukan menjadi alat pendukung kebutuhan lagi. Tujuan media umum yang sebelumnya dipergunakan buat bersosialisasi dengan sesama, justru saat ini banyak membuat generasi antisosial dan antipati terhadap sesamanya. oleh sebab itu, kaum remaja perlu diingatkan tentang pentingnya mempraktekkan etika berkomunikasi pada media umum supaya membentuk generasi yang lebih santun dan peduli terhadap sesama. keliru satu upaya yang dapat dilakukan artinya perancangan kampanye.

Berdasarkan beberapa pemaparan di atas, bisa dijelaskan bahwa keberadaan media sosial pada dasarnya merupakan bentuk yang tidak jauh berbeda dengan keberadaan dan cara kerja komputer. Tiga bentuk bersosial, seperti pengenalan, komunikasi, dan kerja sama bisa dianalogikan dengan cara kerja komputer yang juga membentuk sebuah sistem sebagaimana adanya sistem di antara individu dan masyarakat.

2.2.5 Media sosial sebagai New media

Terry Flew mendefinisikan New media yang dikutip dari Helys dan Handayani (2016: 20), mendefinisikan bahwa New media adalah penggabungan dari format 3 C, Computing and information technology, communication networks, dan digitize media and information content. Pada pengertian yang lebih khusus sebenarnya bisa diartikan media sosial yang dimaksud adalah pemanfaatan internet, saat ini perkembangan teknologi internet semakin pesat sehingga berdampak pula pada new media (media baru) yang akhirnya juga memiliki pengaruh dalam pola interaksi manusia dalam bersosialisasi. Pola sosialisasi yang awalnya menekankan pada pertemuan

(16)

secara langsung antar individu, namun dengan adanya kemajuan teknologi internet yang memungkinkan seseorang melakukan komunikasi secara daring (online) dan bisa melakukan komunikasi secara langsung.

Taprial dan Kanwar (2012: 46) menyebutkan bahwa media sosial yang memakai koneksi internet di prinsipnya dapat dimanfaatkan oleh siapapun serta buat kepentingan apapun. Situs dapat dimanfaatkan buat mencari pengetahuan sebagai bahan pelajaran ataupun tulisan namun situs pula acapkali menampilkan gambar-gambar porno yang dapat menghambat akhlak manusia terutama anak kecil karena sekarang telah poly anak mungil yang mahir bermain Internet. tapi seluruh itu dikembalikan pada pengguna Internet yang sebagian akbar masih memanfaatkan Internet buat hal-hal yang positif.

Watie (2011: 69) menyatakan bahwa istilah media baru/ new media ini ialah pengistilahan untuk menggambarkan kerakteristik media yang berbeda dari yang sudah terdapat selama ini. Media semacam tv, radio, majalah, koran digolongkan menjadi media lama/ old media, serta media internet yang memiliki muatan interaktif digolongkan bagaikan media baru/ new media.

Sehingga pengistilahan ini bukan lah berarti setelah itu media lama jadi hilang digantikan new media, tetapi iniialah pengistilahan untuk menggambarkan ciri yang timbul saja, diketahui pula dengan jejaring sosialialah bagian dari new media. Jelas rasanya jika muatan interaktif dalam new media sangatlah besar.

Berdasarkan beberapa kenyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa peran media sosial dalam kehidupan saat ini sangat kompleks, misalnya dalam ranah bisnis, perdagangan, politik, romantisme hingga tingkat pendidikan tidak terlepas dari media sosial yang memberikan peluang kepada pengguna untuk berinteraksi secara optimal pada akun media sosial elektronik mereka.

2.2.6 Etika Media Sosial

Hendaknya terlebih dahulu dipahami bahwa saat ini penggunaan media sosial sebagai sarana komunikasi sudah sangat banyak digunakan dengan tidak lagi mengenal batasan usia, jenis kelamin dan profesi. Hal ini karna media sosial memiliki kelebihan yaitu diantaranya tidak dibatasi jarak dan tempat serta

(17)

pembaharuan teknologi yang memungkinkan komunikasi melalui media sosial cukup efektif. Namun seringkali media sosial digunakan untuk hal yang tidak bertanggung jawab, sehingga penggunaan media sosial memiliki citra yang kurang baik. Oleh karena itu sangat penting untuk menerapkan beberapa aturan serta pemahaman cara menggunakan media sosial yang bertanggung jawab dan tidak merugikan pihak lain salah satunya dengan memahami etika menggunakan media sosial.

Menurut Mutiah et al. (2019: 15) menyatakan bahwa kemajuan teknologi sering kali mengakibatkan memudarnya kebudayaan timur serta lunturnya istiadat- adat kesantunan pada segala hal, sehingga memberikan imbas jelek bagi rakyat, khususnya engkau pelajar. Selain itu, kemajuan teknologi juga mengakibatkan rendahnya etika serta moral rakyat, sebagai akibatnya bukan kesantunan berbahasa yang terjalin melainkan kekerasan. Etika komunikasi tidak hanya berkaitan menggunakan celoteh istilah yang baik namun juga berangkat berasal niat yang diekspresikan berasal kenyamanan, kesabaran serta empati kita dalam berkomunikasi. Menurut Kismiyati (2010) dalam Mutiah et al. (2019: 16) dijelaskan bahwa kata “Etika” berasal dari bahasa Yunani “ethos”. Kata yang berbentuk tunggal ini berarti “adat atau kebiasaan”. Bentuk jamaknya “ta etha” atau

“ta ethe” artinya adat kebiasaan, sehingga etika merupakan sebuah teori tentang perbuatan manusia, yang ditimbang menurut baik dan buruknya atau sebuah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk, dengan memperhatikan akal pikiran.

Etika dalam menggunakan media sosial tidak bisa lepas dari perannya yaitu komunikasi, hal ini karena peran utama media sosial adalah untuk melakukan komunikasi. Sehingga etika menggunakan media sosial memiliki keterkaitan dengan etika komunikasi. Sebagaimana yang disampaikan oleh Mutiah et al. (2019:

17) bahwa etika komunikasi memperhatikan kejujuran dan terus jelas, keharmonisan korelasi, pesan yang sempurna, tidak menghindai kecurangan, konsistensi antara pesan lisan maupun non-mulut serta memperhatikan apakah para komikator memotong suatu pembicaraan atau tidak, etika komunikasi menjadi sangat krusial saat berkomunikasi dalam sebuah komunitas. Menurut Mutiah et al.

(18)

(2019: 18), terdapat beberapa indikator dalam etika berkomunikasi dalam media sosial diantaranya pertama menggunakan bahasa yang santun, kedua yaitu niat tulus yang diekspresikan dari ketenangan, kesabaran dan empati kita dalam berkomunikasi, ketiga yaitu berusaha tidak menggunakan media sosial sebagai sarana menyebarkan berita bohong (Hoax), provokatif, porno ataupun SARA.

Namun pada sisi yang lain, Sudibyo (2016) dalam Wahyudin dan Karimah (2016: 218) menyatakan bahwa seringkali proses berkomunikasi tidak berjalan sesuai dengan etika. Tanpa dilandasi etika, perilaku pengguna media sosial akan mengarah pada kekacauan yang pada akhirnya para pengguna media sosial yang akan menanggung kerugian paling besar. Media yang semestinya membantu masyarakat memahami berbagai persoalan sosial secara jernih dan obyektif, namun justru jadi ajang persitegangan dan perseteruan baik antar individu ataupun kelompok. Pada pemaparan Wahyudin dan Karimah (2016: 218) menjelaskan bahwa dalam menentukan etika komunikasi terkait penggunaan media sosial setidaknya memperhatikan beberapa aspek yaitu terkait dengan etika deskriptif, etika normatif, etika kefilsafatan, prespektif politik, perspektif sifat manusia dan perspektif dialogis. Hal yang perlu digarisbawahi pada model tersebut adalah kenyataan bahwa komunikasi dalam media sosial sosial merupakan komunikasi dua arah, sehingga dalam komunikasi tersebut seharusnya terjalin hubungan dialogis, sikap dan perilaku setiap partisipan komunikasi ditandai oleh kualitas, seperti kebersamaan, keterbukaan hati, kelangsungan dan kejujuran.

Jika melihat teori yang disampaikan oleh Ayyubi (2018: 149) tentang etika komunikasi di media sosial dalam perspektif hadis, diketahui bahwa hadis tentang etika bermedia sosial sebenarnya memiliki banyak redaksi dengan berbagai variasi.

Namun terdapat beberapa pengetahuan penting dalam etika komunikasi di media sosial tersebut yaitu terkait dengan keutamaan berbicara atau menyampaikan hal dengan jujur serta dampak jujur dan dusta. Sehingga bisa dikatakan bahwa menurut model yang disampaikan oleh Ayyubi (2018: 163) tentang etika komunikasi di media sosial dapat ditarik poin penting yaitu penekanan pada perkataan jujur dalam menyampaikan informasi di media sosial. Melalui perkataan jujur atau

(19)

penyampaian informasi secara jujur tersebut maka akan mampu menekan berita dan informasi hoax yang sering beredar di dunia maya.

Pada kajian empiris yang dilakukan oleh Afriani dan Azmi (2020: 331) diketahui bahwa penggunaan media sosial sebagai sarana komunikasi harus memperhatikan unsur etika agar tidak terjadi kerugian bagi pihak-pihak tertentu dan berujung pada tindakan pelanggaran hukum. Etika berkomunikasi di internet yang dikenal dengan istilah dengan netiquette yang merupakan aturan dan tata cara penggunaan internet sebagai alat komunikasi atau pertukaran data antar- sekelompok orang dalam sistem yang termediasi.

Berdasarkan beberapa pemaparan di atas tentang etika dalam menggunakan media sosial, dapat ditarik sebuah persamaan bahwa etika dalam menggunakan media sosial perlu untuk senantiasa diterapkan oleh penggunanya dengan memperhatikan beberapa aspek terkait etika tersebut yaitu menggunakan bahasa yang santun, mengutamakan kejujuran dalam setiap penyampaian informasi, meningkatkan efektifitas komunikasi melalui komunikasi dua arah, bersikap tenang dan sabar dalam memberikan komentar di media sosial, berupaya menumbuhkan empati dalam berkomunikasi, serta terikat penggunaan media sosial yang diupayakan untuk meminimalisir penggunaan kata atau kalimat yang bernada kasar, porno ataupun SARA yang bisa merugikan pengguna media sosial sendiri.

2.3 Cyberbullying

2.3.1 Pengertian Cyberbullying

Mutma (2019: 165) menyatakan bahwa tindakaan Cyberbullying merupakan tindakan kejam kepada seseorang atau kelompok yang dilakukan dengan sengaja. Bertujuan untuk menyakiti, menindas, mengintimidasi dan mengancam dengan menggunakan media sosial atau media elektronik lainnya, Cyberbullying sering terjadi dikalangan remaja melalui media sosial para pelaku Cyberbullying mudah melakukan tindakan kejam kepada sesama pengguna media sosial lainya dan menyamarkan identitasnya (Anonim) untuk menindas dan mengintimidasi teman sesama media sosial

(20)

tanpa diketahui. Kekerasan yang dilakukan para pelaku bukanlah kekerasan fisik, melainkan kekerasan dalam bentuk verbal maupun citra (image).

Sementara menurut Kowalski (2012: 57), pelaku Bullying kini bisa melakukan tindakannya kapanpun dan dimanapun karena adanya teknologi internet yang memudahkan seseorang dapat terhubung dengan orang lain tanpa bertatap muka secara langsung, hal tersebut disebut sebagai “Cyberbullying”.

Menurut Terry yang dikutip Pandie dan Weismann (2016: 47), Cyberbullying merupakan tindakan intimidasi pelaku yang dilakukan menggunakan seperangkat alat teknologi untuk melecehkan korbannya, kebanyakan dari pelaku menyerang korbannya dengan berbagai pesan kejam, gambar maupun video yang disebarkan dengan tujuan mempermalukan korbannya.

Menurut Reginald H Gonzales yang dikutip Hidajat et al. (2015: 75) mengatakan bahwa tindakan Cyberbullying yang sering terjadi baik pelaku maupun korban kebanyakan merupakan anak dibawah umur. Ketika orang dewasa yang melakukan tindakan Cyberbulliying, maka tindakan ini meningkat menjadi cyberstalking atau, dalam hal ini para pelaku tindak kejahatan dapat diadili secara hukum.

Kajian empiris yang dilakukan oleh Marsinun dan Riswanto (2020: 98) dinyatakan bahwa diantara bentuk-bentuk perundungan atau Cyberbullying artinya sindiran, ejekan, hinaan, caci maki, ancaman, pelecehan, diskriminasi, persekusi, ujaran kebencian, serta umpatan-umpatan negatif lainnya yang mengandung unsur sara, misalnya menyangkut wacana kepercayaan , kesukuan, golongan, ras, dan bentuk yang lainnya. sikap Cyberbullying pada sebagian akbar perkara diikuti menggunakan insinuasi atau ejekan melalui foto atau gambar yang telah mengalami bentuk perubahan atau editing, yang dikenal menggunakan istilah meme, yang berwujud berupa foto atau gambar modifikasi yang selanjutnya diedit atau diubah sesuai menggunakan asa, serta pada waktu selanjutnya di-posting di media umum.

Berdasarkan beberapa definisi para ahli diatas penulis menarik kesimpulan, Cyberbullying merupakan tindakan penghinaan, kekerasan psikis

(21)

atau intimidasi yang dilakukan seseorang atau kelompok melalui perangkat teknologi dan informasi, biasanya para pelaku melancarkan aksinya dengan mengirim pesan teks, gambar ataupun video atau bahkan menyebarluaskannya ke khalayak banyak untuk membuat korbannya merasa tersakiti, tindakan ini disebut sebagai kejahatan dunia siber atau Cyberbullying.

2.3.2 Faktor-Faktor Penyebab Cyberbullying

Kasus Cyberbullying di zaman sekarang semakin meningkat seiring perkembangan perangkat teknologi informasi, adanya beberapa faktor yang menyebabkan motif seseorang melakukan tindakan Cyberbullying. menurut Pandie dan Weismann yang dikutip Alfiasari (2018: 146) yang pertama faktor keluarga, kegagalan dalam mengontrol diri, dan faktor lingkungan.

Sedikit berbeda dari pendapat Pandie dan Weismann yang dikutip Alfiasari. menurut Mawardah dan Adiyanti (2014: 62) salah satu faktor yang sering dilakukan para pelaku adanya sifat anonimitas, sehingga para pelaku dengan mudah mampu melancarkan aksinya untuk melecehkan dan mengganggu korbanya secara terus-menerus. Dalam setiap model komunikasi elektronik terdapat anonimitas yang tidak hanya menyamarkan identitas para penggunanya tetapi bisa mengurangi akuntabilitas sosial dan memudahkan penggunaannya terlibat dalam permusuhan ataupun tindakan agresif.

Lee dan Wu (2018 : 324) menyatakan bahwa lingkungan merupakan faktor berpengaruh penting dalam interaksi sosial. Kemungkinan seseorang bisa mendapatkan lebih banyak kekuasaan, dan berada dalam posisi yang lebih dihormati, ketika orang lain dalam kelompok lebih bergantung pada individu.

Dalam dunia cyber, remaja menggunakan pesan instan seluler aplikasi untuk mengirim teks dan gambar, membuat akun Facebook untuk tetap berhubungan dan berbagi emosi berteman, berteman di situs web jejaring sosial, dan berinteraksi dengan orang lain.

Berdasarkan kajian empiris yang dilakukan oleh Marsinun dan Riswanto (2020: 99) dinyatakan bahwa motif pelaku bullying atau perundungan yang pertama merupakan ketidaksukaan terhadap person atau langsung seseorang. Ketidaksukaan pelaku ini mampu ditimbulkan beberapa

(22)

faktor, mirip korban yang memposting sesuatu pada media umum yang tidak sinkron dengan selera atau ekspektasi dari pelaku. Jadi korban wajib memposting sesuatu pada media sosial sinkron dengan selera atau ekspektasi dari pelaku bullying, apabila tidak sesuai menggunakan selera pelaku, maka komentar-komentar nyinyir atau negatif yang akan korban dapatkan pada kolom komentar pada akun media umum.

Adanya tindakan Cyberbullying pada media sosial seringkali dilakukan oleh pelaku dengan cara penyalahgunaan data dan privasi korban. Hal ini disampaikan oleh Amanda (2013: 4) bahwa adanya potensi terjadi penyalahgunaan data pada saat kegiatan interaksi antara pengguna media sosial. Hal ini dapat terjadi apabila pengguna merasa informasi maupun data yang tertera maupun dicantumkan dalam jejaring sosial tersebut, digunakan oleh pihak lain, untuk tujuan yang dianggap mengganggu, membahayakan bahkan mengancam orang lain.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin banyaknya teknologi baru yang dapat diakses, situs web jejaring sosial, perangkat lunak berupa pesan teks, dan aplikasi perpesanan instan lainya, maka akan menimbulkan perilaku pada beberapa orang yang menggunakan teknologi informasi ini untuk merugikan dan menindas orang lain. Dunia game online, siapapun yang lebih dominan juga memiliki lebih banyak kekuatan untuk menyampaikan kata-kata kasar kepada lawan mainnya.

Pemain game menjadi semakin sembrono dan tidak terkendali dalam menindas pemain game lain. Lingkungan anonim di Internet dapat mendukung penindasan tingkah laku.

2.3.3 Macam-macam Cyberbullying

Menurut Willard yang dikutip Sartana dan Nelia (2017: 27), ada banyak bentuk-bentuk Cyberbullying antara lain:

1. Flaming adalah tindakan perundungan yang dilakukan pelaku dengan cara mengirim pesan bernada kasar atau vulgar kepada korbannya melalui email ataupun pesan teks lainnya. Bentuk Cyberbullying pada Flaming ini seringkali bertujuan untuk menjatuhkan mental dan menyampaikan

(23)

ketidaksukaan pelaku secara langsung menggunakan media sosial, misalnya melalui direct message pada instagram, pesan pada twitter dan platform lain yang memiliki layanan pesan.

2. Online harassment adalah mengirim pesan online secara berulang-ulang lewat email ataupun pesan teks lainnya. Istilah lain pada online harassment adalah pesan spam yang diberikan oleh pelaku agar orang yang hendak di- bully tersebut merasakan stress akibat dari membaca pesan online tersebut.

Selain itu antara online harassment dan flaming memiliki kemiripan, yaitu pada online harassment dan flaming merupakan bentuk bullying berupa pengiriman pesan, namun pada online harassment pesan yang dikirim memiliki frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan flaming.

3. Cyberstalking adalah tindakan perundungan dengan cara mengancam, melukai ataupun mengintimidasi korbannya secara eksesif. Salah satu contoh perilaku Cyberstalking adalah adanya tindakan mengancam, melecehkan, atau mengganggu seseorang melalui internet dengan maksud membuat korban takut. Sehingga bisa dikatakan bahwa Cyberstalking merupakan perilaku yang sangat dilarang dan bisa dijatuhi hukuman pidana berupa penjara paling lama 6 tahun dan atau denda paling banyak 1 milyar.

4. Denigration adalah perundungan dengan cara mengirim pesan pernyataan atau material tertentu yang belum tentu kebenarannya secara online untuk membahayakan seseorang kepada orang lain. Salah satu contoh denigration adalah fitnah atau pencelaan yang dilakukan dengan tujuan mencela atau merusak reputasi orang lain dengan cara menyebarkan berbagai gosip tentang seseorang yang menjadi korban malu.

5. Masquerade (penyamaran) tindakan perundungan dengan cara pelaku memalsukan identitasnya dan mengirim pesan ataupun memposting gambar yang membuat korbanya terlihat jelek. Bentuk masquerade pada perilaku Cyberbullying seringkali terjadi dengan membuat nama akun yang berbeda dengan identitas aslinya, kemudian akun palsu (fake) tersebut menyebarkan pesan atau memposting tentang kejelekan korban yang pada akhirnya akan berdampak pada psikis dari korban.

(24)

6. Outing merupakan perundungan dunia maya dengan cara mengirim gambar atau data pribadi seseorang yang bersifat sensitif atau memalukan serta menyebarluaskan pesan yang sama kepada khalayak banyak. Contoh dari perilau outing yaitu menyebarkan rahasia orang lain atau foto-foto pribadi orang lain, tentunya hal ini berdampak negatif pada korban yang merasa tertekan bahwa aib yang terkait dirinya menjadi hal yang umum dan diketahui banyak orang.

7. Pengeksklusian (exclusion), adalah perundungan yang dilakukan dengan cara mengeluarkan seseorang secara kasar dari forum atau grup online.

Secara umum perilaku exclusion bisanya didasari oleh adanya tidak suka kepada seseorang, kemudian akibat ketidaksukaanya tersebut pelaku akan mengeluarkan orang tersebut dari online group dengan sepihak serta dengan perilaku yang kasar kepada orang tersebut.

Price dan Dalgleish (2010) dalam Mutma, (2019:169) terdapat empat bentuk Cyberbullying yaitu:

1. Called Name (hadiah Nama Negatif)

Hadiah nama negatif adalah bentuk agresi Cyberbullying buat memberi label buruk terhadap korban. pemberian nama negatif atau yang kerap diklaim name-calling artinya galat satu bentuk Cyberbullying yang paling membahayakan. pemberian nama negatif merupakan berbahaya karena memaksa buat mengecap seseorang yang bukan dirinya.

2. Image of Victim Spread (Penyebaran Foto)

Pada tiap perkara pelaku menampilkan foto pribadi korban yang diunggah kedalam sosial media serta dijadikan hinaan secara masif. Image of victim spread merupakan wujud berasal ungkapan aktualisasi diri pelaku buat menghibur dirinya juga orang lain menggunakan memakai foto korban menjadi objek hiburan. tetapi penyebaran foto langsung korban merupakan aksi buat membentuk malu korban. Bentuk serangan bullying ekspresi dapat ditinjau berasal komentar yang ditulis pada tiap foto yang pada tampilkan.

(25)

3. Threatened Physical Harm (Mengancam Keselamatan Fisik)

Cyberbullying juga bisa mengancam keselematan orang lain. pada hal ini, komentar-komentar yang berisi kata “meninggal” atau “bunuh” sebagai erat kaitannya dengan eksistensi keselataman orang lain pada dunia konkret.

4. Opinion Slammed (pendapat yang merendahkan)

Opini merendahkan adalah pendapat yang ditulis pelaku pada korban buat menghina keadaan atau penampilan korban. pada pengamatan terhadap keseluruhan kasus, terdapat komentar-komentar yang bermuatan Cyberbullying yaitu merendahkan korban.

Selanjutnya dijelaskan tentang bentuk-bentuk Cyberbullying oleh Betts (2016: 14) bahwa pada Cyberbullying setidaknya terdapat dua bentuk yang sangat umum terjadi, pertama yaitu Cyberbullying yang secara langsung dan Cyberbullying yang tidak langsung. Cyberbullying secara lansgung merupakan bentuk Cyberbullying yang dilakukan dengan cara memberikan chat personal kepada lawan yang akan di-bully dengan menggunakan akun asli dan nama asli penyerang. Namun pada bentuk kedua yaitu Cyberbullying yang tidak langsung tersebut dilakukan dengan memberikan secara tidak langsung kepada pihak yang di-bullly misalnya dengan menggunakan kata sindiran, penggunaan akun palsu serta hanya menyebarkan perilaku tidak pantas di media sosial.

Macam-macam Cyberbullying juga disampaikan oleh Marsinun dan Riswanto (2020: 107) dalam kajian empirisnya yang berjudul Perilaku Cyberbullying Remaja di Media Sosial diketahui bahwa terdapat beberapa jenis-jenis Cyberbullying di media sosial yaitu body shaming, mode atau fashion, barang KW atau palsu, kisah asmara, wajah kurang canting atau kurang tampan, serta adanya pernyataan diskriminasi oleh satu pihak kepada pihak tertentu.

Peraturan tentang Cyberbullying dan segala bentuk konten yang memuat penghinaan dan merugikan orang lain secara tegas sudah diatur di Indonesia, hal ini disampaikan oleh Indriani et al. (2016: 9) bahwa secara spesifik dalam Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 telah di atur sedemikian rupa, larangan content yang memiliki muatan penghinaan dan atau

(26)

pencemaran nama baik ini sebenarnya berusaha untuk memberikan perlindungan atas hak-hak seseorang atau individu.

Berdasarkan kenyataan tersebut diketahui bahwa Cyberbullying secara nyata memiliki bentuk-bentuk umum yang terkait dengan penggunaan di media sosial misalnya dengan menyerang secara langsung dan secara tidak langsung, namun terdapat pula Cyberbullying yang berupa flaming, harassment, Cyberbullying, denigration, masquerade, outing, exclusion, called name, image of victim spread, threatened physical harm dan opinion slammed.

2.3.4 Dampak Cyberbullying

Betts (2016: 82) menyatakan bahwa Cyberbullying berdampak pada kebutuhan penyesuaian psikososial yang mencakup berbagai variabel terdampak pada kesejahteraan individu dan hubungan sosial. Secara luas, peneliti cenderung memeriksa hubungan antara Cyberbullying dan kesejahteraan mental, harga diri, dan hubungan sosial. Cyberbullying dikaitkan dengan kesejahteraan mental orang muda, misalnya, anak muda dari Jepang yang melaporkan bahwa mereka adalah targetnya Cyberbullying juga lebih mungkin dilaporkan memiliki mental yang lebih buruk dibandingkan mereka yang tidak menjadi sasaran.

Cyberbullying juga dikaitkan dengan tingkat yang lebih tinggi pada

tekanan psikologis dibandingkan dengan mereka yang tidak terlibat dalam Cyberbullying, pola hubungan antara Cyberbullying dan umum kesehatan

mental mungkin lebih kompleks. Selain itu, pertengakaran di dunia maya seringkali juga terjadi tidak hanya antara individu dengan individu lain melainkan bisa berupa antar kelompok. Hal ini sesuai dengan penyampaian dari Rastati (2016: 176) bahwa pertengkaran daring biasanya terjadi di surel, ruang obrol, dan media sosial. Beberapa kasus pertengkaran daring yang terjadi di Indonesia adalah fans atau penggemar dan haters atau pembenci yang terjadi di akun Instagram.

Chadwick (2014: 20) menyatakan bahwa efek serius Cyberbullying dalam jangka panjang, seperti prevalensi yang lebih tingginya depresi remaja, kecemasan dan harga diri yang rendah, memperkuat kebutuhan untuk

(27)

mengatasi masalah secara efektif dalam konteks sosial yang luas.

Meningkatnya tingkat kesehatan mental yang buruk di antara kaum muda telah berkontribusi pada banyak program yang dirancang untuk mengatasi berbagai masalah, terutama perilaku penindasan.

Selanjutnya Zakiyah et al. (2018: 267) bahwa korban dari perilaku bullying akan berdampak pada dua aspek yaitu jangka pendek dan jangka

panjang, pada jangka pendek akan timbul berupa efek negatif kesehatan psikis dan konsekuensi akademik, termasuk berkurangnya self-esteem atau kepercayaan diri. Sedangkan pada aspek jangka panjang akan berdampak pada kegagalan tugas perkembangan misalnya tidak mampu menemukan identitas atau jati dirinya dengan mudah. Kasus ujaran kebencian dan permusuhan memang banyak terjadi di dunia maya, sebagaimana disampaikan oleh Febriansyah dan Purwinarto (2019: 177) bahwa banyak terjadi kasus ujaran kebencian yang dilakukan di media sosial dan lain sebagainya.

Pada kajian empiris yang dilakukan oleh Sukmawati dan Kumala (2020: 55) perihal dampak Cyberbullying remaja di media sosial dinyatakan bahwa Cyberbullying pada media sosial memiliki dampak yang begitu besar yang mensugesti segala aspek kehidupan mulai asal aspek psikologis, fisik, serta pula sosial. dampak Cyberbullying yang dirasakan bukan hanya pada korban saja, melainkan pelaku, pelaku dan korban pula akan terdampak.

Selain berdampak pada orang yang dituju dalam Cyberbullying, dampak lain jangka panjang yaitu adanya kelemahan penilaian secar objektif pengguna internet dalam menilai antara ujaran kebecian dan kritik. Hal ini disampaikan oleh Kusumasari dan Arifianto (2020: 2) bahwa ujaran kebencian di media sosial berdampak pada kesulitan pengguna internet pada memilih teks gosip mana yang bersifat akurat dan teks informasi mana yang merupakan isu palsu atau hoax, warga pula menemui kesulitan pada membedakan antara teks info yang bersifat kritik di ruang publik, menggunakan teks ujaran kebencian.

Akibatnya masyarakat pengguna ruang publik pada media umum kerap mempercayai isu yang mengandung teks ujaran kebencian tadi menggunakan mengunggah ulang dan meneruskan pesan tersebut melalui media umum

(28)

terkait, sehingga berimplikasi dipenyebaran teks ujaran kebencian dengan cepat serta menjangkau audiens yang luas.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dampak Cyberbullying seringkali berdampak pada keadaan psikis dan perasaan dari

korban, selain itu Cyberbullying juga bisa berdampak pada jangka panjang dan sikap korban yang anti sosial, harga diri yang rendah sehingga timbul sikap pesimis dalam diri korban. Sehingga memang perlu dilakukan pemulihan mental dan meningkatkan optimisme korban tersebut.

2.4 YouTube

2.4.1 Pengertian YouTube

Jejaring sosial yang sangat popular hingga saat ini yang sudah jadi web konten audiovisual sukses selaku media penyebaran data di internet. Para pengguna internet tentu telah sempat memakai YouTube, baik buat media hiburan ataupun buat mencari bermacam data serta video bimbingan.

Kesuksesan YouTube di dunia internet pula memacu banyak industri buat membuat channel spesial di YouTube. YouTube merupakan suatu web website video sharing (berbagi video) terkenal dimana para pengguna bisa muat, menyaksikan, serta berbagi klip video secara free. Biasanya video- video di YouTube merupakan klip musik (video klip), film, Televisi, dan video buatan para penggunanya sendiri (Hamid, 2015: 29).

Tidak banyak orang menyadari kalau sesungguhnya YouTube mempunyai keahlian mesin pencari yang sangat hebat, sebab itu Kamu bisa menciptakan video dengan bermacam metode dengan gampang. YouTube diluncurkan secara formal pada Desember 2005, serta lekas jadi terkenal dalam waktu pendek. Kesimpulannya Google membelinya pada 2006 dengan nilai menggapai 1, 6 juta dolar, walaupun dikala itu YouTube belum sanggup berikan keuntungan. Google sendiri melaporkan kalau hendak senantiasa meningkatkan YouTube selaku brand terpisah dari Google, perihal sama yang dicoba dalam menanggulangi Blogger (Herwibowo, 2008: 96).

(29)

YouTube memakai format Adobe Flash untuk memutar video. Ini ialah satu format standar yang didukung banyak peramban (browser), tercantum Internet Explore, Opera, Safari, Firefox serta Chrome. Video YouTube pula dapat diputar dari bermacam fitur mobile memakai format ini. YouTube menerima video yang diunggah dengan sebagian besar format container, tercantum. AVI,. MKV,. MOV,. MP4, DivX,. FLV, serta ogg serta. ogv.

Format video semacam MPEG- 4, MPEG, VOB, serta. WMV pula bisa diunggah. YouTube menunjang 3GP, sehingga video dapat diunggah dari telepon genggam. Video dengan pindai progresif ataupun terikat dapat diunggah, namun buat mutu video terbaik, YouTube menganjurkan supaya video pindai terikat di- deinterlace saat sebelum diunggah. Seluruh format video di YouTube mengenakan pemindaian progresif (Helianthusonfri, 2014:

35).

YouTube memanglah mempunyai akibat 2 sisi ialah negatif serta positif perihal ini tergantung pada pengguna media sosial tersebut. Bersumber pada kajian empiris yang dicoba oleh Putra serta Patmaningrum (2018: 159) kalau pemakaian media platform YouTube kerapkali mempunyai ikatan yang kokoh dengan pemakaian smartphone, misalnya sebagian akibat negatif YouTube ialah sangat asyik menyaksikan video youtube menghabiskan waktu belajar, membolehkan anak buat menyaksikan konten berusia, terkena virus pendapat ataupun chat berbau bandel serta tidak mendidik, dan akibat pada pertumbuhan raga maupun motorik anak.

2.4.2 Layanan pada YouTube

Jutaan video diupload ke YouTube tiap harinya, jutaan pemirsa juga tiba silih berubah mendatangi taman YouTube, tidak dapat dipungkiri kalau YouTube merupakan tempat berbagi file video terbanyak di dunia. Banyak sekali tipe video yang dapat kita miliki di YouTube, web ini sangat sesuai buat kamu yang lagi mencari data, kabar serta hiburan dalam wujud video. Ada pula tipe konten video di YouTube bagi Hamid (2015: 35) ialah:

(30)

1. Video Music

Tipe video ini menduduki peringkat awal jumlah rating pemirsa di YouTube, tipe video hiburan ini tidak lekang oleh waktu. Tiap dikala tentu terdapat yang baru, tidak sering pula banyak artis serta penyanyi berbondong-bondong mendaftarkan royalti serta mengklaim hak cipta.

2. Video Movie (Film)

YouTube sudah menggiring para pemirsa buat menikmati movie ataupun film lumayan di rumah saja.

3. Video lucu (Funny Video)

Hiburan yang di sediakan terkadang simpel, namun konsep buat menghibur orang seperti itu yang sangat berarti. Orang dapat melepas keletihan dengan memandang perihal-perihal yang lucu, tidak sering pula dapat mengobati tekanan pikiran meski cuma sesaat. Tipe video ini memiliki jumlah rating pemirsa yang lumayan besar, selaku contoh YouTuber Indonesia muda yang berhasil merupakan Raditya Dika.

4. Video Olahraga (Sport)

Jumlah pemirsa tipe video ini pula tercantum cukup besar, banyak orang tidak pernah memandang siaran langsung berolahraga sebab urusan waktunya sendir-sendiri, di daerah Eropa serta Amerika tipe video berolahraga yang menantang banyak di gemari, banyak pula para YouTuber dari situ yang berlomba lomba membuat video semacam ini.

5. Video tentang Game

Bukan lagi jadi pembicaran universal jika permainan disukai seluruh golongan, baik yang muda ataupun umur menengah. Permainan video tentang serta strategi banyak di upload para gamers. Video ini jadi terkenal digolongan gamers yang lain.

6. Video Berita

Semacam yang telah aku jelaskan di atas, tidak sedikit banyak orang yang memiliki banyak waktu buat menjajaki pertumbuhan kabar, sebagian dari mereka cuma dapat memandang rekaman video saja. Umumnya video yang disajikan merupakan video yang sangat hangat, tentang politik dan

(31)

peristiwa kriminal. Dikala ini banyak video yang melambung jumlah penontonnya tentang gejolak Timur Tengah.

7. Video Tutorial

Tipe video ini banyak digemari oleh orang- orang yang mau belajar secara langsung, umumnya orang hendak lebih jelas bila langsung memandang medianya serta langsung mempraktekan. Video tipe bimbingan ini sangat banyak menolong untuk orang yang awam sekalipun. Contoh video yang mangulas metode mengedit video serta dampak, photoshop, belajar gitar, bimbingan membuat web, bimbingan memakai make- up, bimbingan memasak, dan banyak lagi.

8. Video Konten Dewasa

Video yang satu ini pula memiliki penggemar tertentu, perihal yang besifat berusia nyatanya tercantum memiliki rating pemirsa yang lumayan cukup.

Konten semacam tari- tarian erotis serta semacamya mejadikan tipe video ini banyak peminatnya.

9. Video Unik, Aneh, dan Menarik

Video ini pula menemukan banyak atensi dari banyak pemirsa, banyak sekali yang tertarik buat memandang tipe video ini. Banyak perihal yang unik serta aneh yang terjalin di belahan dunia, tidak sedikit pula yang merekamnya secara langsung serta mengupload videonya ke YouTube.

10. Video Tentang Alam dan Wisata

Video yang mengekspos alam untuk yang menggemari berpetualang ataupun menjelajahi, lumayan banyak turis asing memahami Indonesia cuma dari memandang video saja.

11. Video Podcast

Podcast sesungguhnya modul audio ataupun video yang ada di internet yang bisa secara otomatis dipindahkan ke pc ataupun media pemutar portable baik secara free ataupun berlangganan. Podcast audio bisa jadi kesempatan untuk para pengembang konten audio tercantum para pengelola radio siaran konvensional di Indonesia, salah satu kontent

(32)

kreator YouTube yang kerap mengunggah video podcast merupakan Deddy Corbuzier.

Selain beberapa penjabaran pada poin tersebut tentang layanan pada YouTube yang telah dijelaskan tersebut, terdapat salah satu layanan pada YouTube yang menjadi daya tarik pada pengguna internet yaitu layanan streaming atau tontonan secara langsung hanya dengan menggunakan perangkat smartphone, meskipun pada saat ini terdapat transformasi media dari televisi yang juga berupaya mengembangkan platform digital agar layanan TV mereka bisa diakses menggunakan smartphone namun popularitas dari platform yang dikembangkan oleh TV tersebut tidak bisa menyaingi platform YouTube sebagai media berbagi video. Salah satu aspek yang membedakan antara platform yang dikembangan oleh beberapa perusahaan televisi adalah terbatasnya content creator yang masih didominasi oleh perusahaan itu sendiri. Sedangkan pada platform YouTube tidak terbatas terkait dengan pihak yang akan menjadi content creator. Selain itu, kelebihan lain yang dimiliki oleh YouTube adalah adanya kesempatan bagi penonton untuk menyampaikan respon penonton melalui kolom komentar (Agustina, 2018: 17).

Bersumber pada kajian empiris yang dicoba oleh Hadiani et al. (2021:

1365) dikenal kalau YouTube tidak sering memperoleh kritik dari penggunanya.

Masih banyak konten yang melanggar hak cipta, memiliki kabar menyesatkan, ataupun yang memiliki faktor pornografi yang tersebar pada layanan YouTube walaupun sudah diatur larangannya pada kebijakan YouTube. Kerap kali video- video yang memiliki pelanggaran tersebut telah terlanjur ditonton oleh orang banyak saat sebelum kesimpulannya dihapus oleh sistem YouTube. Perihal ini sebab YouTube tidak mempunyai sistem buat mengecek terlebih dulu sesuatu video saat sebelum diunggah ke layanannya semacam sistem penyensoran yang diterapkan pada UU Penyiaran.

2.4.3 Praktik Cyberbullying pada sosial media a. Cyberbullying pada YouTube

YouTube memberikan kemudahan bagi penggunanya untuk melakukan interaksi antara pengguna YouTube baik melalui konten yang

(33)

diunggah ataupun melalui komentar yang disediakan pada layanan YouTube. Hal ini mempermudah tanggapan dari pengguna lain terhadap video yang diunggah oleh salah satu pengguna YouTube. Selain itu, tanggapan juga bisa diberikan secara langsung dengan membalas video pengguna melalui unggahan video pula. Interaksi yang terjadi tersebut mempermudah terjadi Cyberbullying pada platform YouTube.

Sebenarnya dalam platform YouTube terdapat beberapa kebijakan dan persyaratan yang ditetapkan oleh YouTube, namun seringkali pengguna tidak memperhatikan peraturan tersebut. Selain itu, pada platform YouTube juga tersedia layanan untuk melaporkan konten yang dianggap kurang pantas untuk ditonton, serta pihak konten kreator bisa menonaktifkan layanan kolom komentar pada video yang diunggah tersebut.

Sikap Cyberbullying di platform YouTube dapat ditemukan lewat gejala terdapatnya kata ataupun kalimat yang menyudutkan pihak tertentu baik dalam pendapat maupun dalam unggahan video. Tidak hanya itu, publik figur tersebut memakai YouTube selaku media buat berbicara serta pula mengunggah dokumentasi individu mereka yang up to date lewat channel ataupun saluran YouTubenya selaku wujud data publik. Tidak heran video data menimpa keseharian maupun aktivitas mereka dengan mudahnya bisa untuk pihak yang memerlukan semacam, fans, ataupun sekalipun haters (kalangan pembenci). Pengguna YouTube juga bisa dengan leluasa berpendapat terhadap video yang diunggah publik figur ataupun selebritis tersebut.

Herwibowo (2008: 32) berkata kalau kegiatan yang dicoba para fans ataupun haters yang menjajaki ataupun berlangganan (subscribe) channel YouTube publik figur tersebut merupakan membagikan pendapat pada video postingannya, serta membagikan likes (tombol suka berupa jempol). Seseorang publik figur ataupun selebritis ataupun YouTubers (istilah buat akun YouTube yang memiliki banyak subscriber), bisa dinilai oleh warga dari video postingannya. Terdapat

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses berpikir siswa tunanetra dimulai dari adanya stimulus, stimulus berupa soal masuk ke dalam sensory register siswa

Sesuai dengan metode pendekatan yang digunakan, maka data-data yang diperoleh untuk penelitian hukum ini selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan

Seterusnya, kesan tidak langsung juga didapati pada konstruk perapatan kekeluargaan ke atas pengiktirafan pelajar terhadap sekolah, layanan pihak sekolah terhadap pelajar

Kenapa Inggris membantu Perancis untuk mendapatkan kembali wilayah jajahan Perancis? Hal Kenapa Inggris membantu Perancis untuk mendapatkan kembali wilayah jajahan Perancis?

Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh konten akun selebgram terhadap pemenuhan kebutuhan mendalam (exhaustic need) informasi fashion siswi SMK Negeri 2 Cirebon Jurusan

Youtube sebagai media beriklan rancangan iklan layanan masyarakat Anti Bullying ini. Dipilih karena dengan menggunakan media youtube, maka akan memudahkan khalayak

Hasil dari penelitian ini adalah mengungkapkan tentang Media Dakwah, Media Dakwah Youtube, Dakwah Persuasi Video Youtube pada Khalayak, Media Sosial dan Konsep Diri Mahasiswa

Era postmodern muncul new media media sosial yang berupa twitter, blog, facebook, instagram, YouTube dan lain sebagainya, dimana dalam proses produksi atau penyampaian