Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga – Direktorat Metrologi Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional I
Jalan Bunga Terompet Nomor 100M, Kel. Sempakata, Kec. Medan Selayang Medan 20131
KATA PENGANTAR
Laporan Kinerja Balai STandardisasi Metrologi Legal Regional I Tahun 2021 disusun dalam rangka evaluasi dan pelaporan atas realisasi dan capaian kinerja yang telah ditetapkan sesuai dengan Sasaran Kegiatan Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional I sebagai Enabler/ Dukungan Manajemen selama satu tahun anggaran.
Laporan Kinerja Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional I Tahun 2021 bertujuan untuk mengevaluasi keselarasan antara capaian kinerja dan pelaksanaan program/kegiatan yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan Rencana Kerja Tahun 2021 dan Perjanjian Kinerja Tahun 2021.
Penyusunan Laporan Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional I Tahun 2021 merupakan amanat dari Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan. Sementara, format penyusunan Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Tahun 2021 telah sesuai dengan Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 794/M-DAG/KEP/8/2015 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen SAKIP di lingkungan Kementerian Perdagangan.
Akhirnya, saya selaku pimpinan Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional I menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada segenap pegawai pada Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional I yang telah menyusun laporan kinerjanya.
Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan pada laporan ini. Oleh karena itu kami menunggu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan kinerja dan kemajuan organisasi. Segala hal yang termuat dalam laporan ini kiranya dapat memberi manfaat gambaran yang jelas atas pelaksanaan kegiatan, memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja, serta sebagai salah satu alat evaluasi kinerja Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional I.
Medan, Maret 2022 Kepala Balai SML Regional I,
Kurniati Anisa
RINGKASAN EKSEKUTIF
Berdasarkan dokumen Perjanjian Kinerja Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional I kepada Direktur Metrologi tahun 2021 Nomor 01/PKTN.4/PK/01/2021, terdapat sasaran organisasi yang hendak diwujudkan yaitu peningkatan tertib ukur.
Pencapaian sasaran tersebut diukur dengan 8 (delapan) Indikator Kinerja Kegiatan Eselon III, secara ringkas hasil pengukuran indikator kinerja Kegiatan Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional I pada Tahun 2021, sebagai berikut:
1. IKK 1: % UTTP yang diawasi sesuai rencana kerja, diperoleh 12.864 produk UTTP yang diawasi atau 102,91% lebih tinggi dari target yang ditetapkan 100%.
Pencapaian tersebut didukung oleh terus berlangsungnya kegiatan pengawasan di pasar-pasar tradisional pada 39 (tiga puluh Sembilan) kabupaten/kota selama masa pandemi Covid-19.
2. IKK 2: % BDKT yang diawasi sesuai rencana kerja, diperoleh 2010 produk BDKT yang diawasi atau 100,50% dari target yang ditetapkan 100%. Pencapaian tersebut didukung oleh terus berlangsungnya kegiatan pengawasan di 5 (lima) kabupaten/kota selama masa pandemi Covid-19 terhadap beberapa varian kopi beras dan mie instan.
3. IKK 3: % SUML milik UML yang diverifikasi sesuai dengan ruang lingkup dan masa berlaku, pada tahun 2021 diperoleh 138,1% lebih tinggi dari target yang ditetapkan yaitu 100%. Hal ini disebabkan oleh banyaknya permintaan verifikasi/kalibrasi dari UML-UML yang baru berdiri yang mencapai 9.667 standar ukuran sementara yang ditargetkan hanya 7.000 standar ukuran.
4. IKK 4: % pemenuhan kesesuaian mutu yang ditetapkan tercapai 100% lebih tinggi dari target yang ditetapkan 76%. Pencapaian nilai ini tidak luput dari kontribusi semua pihak, baik petugas teknis, petugas layanan, seluruh staff, dan pimpinan di BSML Regional I sehingga pelaksanaan verifikasi/kalibrasi sesuai dengan SLA yang dijanjikan.
5. IKK 5: % keterpenuhan database SUML milik UML dari potensi UML yang berdiri telah dicapai sebesar 77,68 % lebih tinggi dari target yang ditetapkan 75%.
Pencapaian ini diperoleh dengan kerja sama yang baik dari UML-UML yang ada diwilayah BSML Regional I, yang mana sebanyak 87 kabupaten/kota bersedia memberikan informasi SUML tersebut.
6. IKK 6: Persentase ruang lingkup yang dipertahankan dan/atau diakui secara nasional diperoleh sesuai dengan yang ditargetkan yaitu 50%. Kegiatan ini hanya ditargetkan tercapai 50% pada tahun 2021 karena hanya difokuskan pada
penyelesaian Dokumen-Dokumen mutu untuk diajukan proses Akreditasi ke Komite Akreditasi Nasional (KAN).
7. IKK 7: Nilai Indeks Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) tahun 2021 tercapai 95,81 melebihi dari target yang ditetapkan 85. Pencapaian ini diperoleh dari hasil kerjasama yang baik oleh seluruh tim pengelola anggaran BSML Regional I.
8. IKK 8: Persentase Skor ZI pada tahun 2021 hanya mampu dicapai sebesar 38,66 lebih rendah dari target yang ditetapkan yaitu 75. Hal ini disebabkan oleh masih rendahnya penilaian pada unsur pengawasan dan pelayanan di BSML Regional I.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……….………. i
RINGKASAN EKSEKUTIF ……….………... ii
DAFTAR ISI ………..……… iv
DAFTAR GAMBAR ……….. v
DAFTAR TABEL ……….. vi
BAB I. PENDAHULUAN ……….……….... 1
A. Penjelasan Umum Organisasi ………... 1
B. Struktur Organisasi ………..……... 3
C. Aspek Strategis Serta Permasalahan Utama ………..………..………….. 4
BAB II. PERENCANAAN KINERJA ……… 5
A. Perencanaan Strategis ……….……….………... 5
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ……… 9
A. Capaian Kinerja Orgnisasi ……… 9
B. Kinerja Anggaran ………..………..………. 70
BAB IV. PENUTUP ……….………. 75
LAMPIRAN ……….. 76
Lampiran I. Bagan Struktur Organisasi ………..……. 77
Lampiran II. Dokumen Perjanjian Kinerja ………. 78
Lampiran III. Formulir Pengukuran Pencapaian Kinerja ……….... 83
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Fungsi-Fungsi Yang DIselenggarakan BSML Regional I ………. 2
Gambar 2. Strategi Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga ………. 6
Gambar 3. Persentase Hasil Pengawasan UTTP Tahun 2021 ………. 26
Gambar 4. Kegiatan Pengawasan UTTP Tahun 2021 ………. 28
Gambar 5. Persentase Hasil Pengawasan BDKT Tahun 2021 ………. 36
Gambar 6. Kegiatan Pengawasan BDKT ……… 37
Gambar 7. Kegiatan Webinar BDKT ……… 41
Gambar 8. Kegiatan Diklat Orientasi Metrologi Legal ………. 50
Gambar 9. Kegiatan Diklat SIstem Manajemen Anti Penyuapan ISO 37001:2016 ……….. 53
Gambar 10. Penerimaan Negara Bukan Pajak Tahun 2021 ………... 72
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Anggaran BSML Regional I TA 2021 ………. 7
Tabel 2. Target dan Realisasi IKK 1 ……… 10
Tabel 3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pengawasan UTTP ………. 11
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Pengawasan UTTP Tahun 2021 ………. 14
Tabel 5. Target dan Realisasi IKK 2 ……… 29
Tabel 6. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pengawasan BDKT ……….……… 30
Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Pengawasan BDKT Tahun 2021 ……… 31
Tabel 8. Data Peserta Webinar BDKT ………..……. 38
Tabel 9. Target dan Realisasi IKK 3 ……… 43
Tabel 10. Daftar Pemohon Verifikasi/Kalibrasi Tahun 2021 ………... 44
Tabel 11. Daftar Rincian Pemohon Verifikasi/Kalibrasi Tahun 2021 ………. 45
Tabel 12. Jumlah SUML Yang Diverifikasi/Kalibrasi Tahun 2021 ………. 46
Tabel 13. Daftar Alat Standar Milik BSML Regional I Yang Diverifikasi Ke Ditmet ……….. 48
Tabel 14. Target dan Realisasi IKK 4 ……… 54
Tabel 15. Target dan Realisasi IKK 5 ……… 56
Tabel 16. Daftar UML Yang Memberikan Informasi SUML ………. 57
Tabel 17. Target dan Realisasi IKK 6 ……… 60
Tabel 18. Target dan Realisasi IKK 7 ……… 63
Tabel 19. Aspek dan Indikator Kinerja Penilaian IKPA ………. 64
Tabel 20. Nilai Indeks Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) BSML Regional I TA 2021 ……….. 66
Tabel 21. Target dan Realisasi IKK 8 ……… 67
Tabel 22.Realisasi Anggaran Satker Per Jenis Belanja TA 2021 ………. 70
Tabel 23. Realisasi Anggaran BSML Regional I Per Jenis Kegiatan TA 2021 ……….. 71
Tabel 24. Realisasi Anggaran BSML Regional I Per Sumber Dana TA 2021 ……….. 71
Tabel 25. Penerimaan Negara Bukan Pajak Tahun 2021 ………. 72
Tabel 26. Realisasi Anggaran BSML Regional I Menurut Sasaran Kegiatan TA 2021 ……….. 74
BAB I PENDAHULUAN
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah. Penyelenggaraan SAKIP pada Kementerian Negara/Lembaga merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006, pada bulan April 2014 telah ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang merupakan perbaikan dari Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999. Sebagai tindak lanjut dari penetapan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014, tanggal 18 Agustus 2015 Kementerian Perdagangan telah menetapkan Pedoman Penyusunan Dokumen SAKIP di lingkungan Kementerian Perdagangan yang tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 794 Tahun 2015 (merupakan revisi dari Kepmendag Nomor 1011 Tahun 2012).
Salah satu tahapan penting dalam implementasi SAKIP adalah pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja adalah tahapan kegiatan SAKIP yang berupa penghitungan tingkat kemajuan (progress) dari pencapaian indikator kinerja strategis/program/kegiatan dibandingkan dengan tujuan/sasaran/target yang telah ditetapkan pada dokumen perencanaan (Rencana Strategis, Rencana Kerja, dan Perjanjian Kinerja). Pengukuran kinerja bukan dimaksudkan sebagai mekanisme pemberian reward and punishment, melainkan sebuah mekanisme pemantauan dan pengendalian pencapaian kinerja yang bermanfaat memberikan informasi bagi pimpinan tentang program dan kegiatan yang realisasi indikator kinerja nya masih dibawah target sehingga dapat segera ditindaklanjuti. Selanjutnya, hasil pengukuran kinerja dimanfaatkan sebagai bahan penyusunan Laporan Kinerja.
A. PENJELASAN UMUM ORGANISASI
Balai Standardisasi Metrologi Legal dibentuk pertama kali berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia (Permendag) Nomor: 29/M- DAG/PER/12/2005 tertanggal 05 Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Standardisasi Metrologi Legal. Kemudian diperbarui dengan Permendag Nomor: 44/M-DAG/PER/12/2006 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 29/M-DAG/PER/11/2005 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Balai Standardisasi Metrologi Legal, diperbarui kembali dengan Permendag Nomor: 43/M-DAG/PER/11/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Kemetrologian di lingkungan Kementerian
Perdagangan serta diperbarui dengan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 60/M-DAG/PER/8/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Kemetrologian dan Bidang Standardisasi dan Pengendalian Mutu di Lingkungan Kementerian Perdagangan. Diperbaharui kembali dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 81 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Perdagangan.
Gambar 1. Fungsi – fungsi yang diselenggarakan BSML Regional I
Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional I dapat dijelaskan sebagai unit pelaksana teknis yang dibentuk dalam upaya mendukung standardisasi penyelenggaraan kemetrologian di daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Metrologi Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, yang mempunyai tugas melaksanakan verifikasi standar ukuran, melaksanakan uji banding laboratorium metrologi legal, melaksanakan fasilitasi Tera dan Tera Ulang UTTP, Penerapan Sistem Mutu, melaksanakan bimbingan teknis tentang kemetrologian, pelaksanakan penyuluhan, pemantauan dan pengawasan kemetrologian. Dalam melaksanakannya, Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional I menyelenggarakan beberapa fungsi sebagaimana Gambar 1.
Berdasarkan Undang Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, yang mengamanatkan bahwa pelaksanaan kegiatan Metrologi Legal berupa Tera, Tera Ulang dan Pengawasan yang sebelumnya berada pada Pemerintah Provinsi diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota, sehingga cakupan wilayah kerja kemetrologian Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional I meliputi 154 (seratus lima puluh empat) Kabupaten/Kota Unit Metrologi Legal yang berada di 10 (sepuluh) Propinsi di Pulau Sumatera. Adapun Unit Metrologi Legal Kabupaten/Kota yang sudah dinilai sampai dengan tanggal 31 Desember 2021 adalah sebanyak 141 Kabupaten/Kota dengan rincian 104 Kabupaten/Kota yang sudah terbit SKKPTU/operasional dan 37 kabupaten/kota yang belum terbit SKKPTU/belum operasional. Sedangkan sebanyak 13 kabupten/kota belum dilakukan penilaian.
* B. STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan dengan Pasal 37 dan 39 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 81 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Perdagangan, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Kepala Balai Sandardisasi Metrologi Legal Regional I dibantu oleh 1 (satu) orang pejabat eselon IV.a dan sekelompok jabatan fungsional (tertentu maupun umum) dengan struktur organisasi sebagai berikut:
1. Kepala Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional I sebagai pimpinan unit yang membawahi Kasubbag Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional Tertentu. Kelompok Jabatan Fungsional Tertentu terdiri dari 2 (dua) orang Penera Terampil Pelaksana, 4 (empat) orang Penera Terampil Mahir, 1 (satu) orang Penera Ahli Pertama, 3 (tiga) orang Penera Ahli Muda, 2 (dua) orang Pengawas Kemetrologian Ahli Muda, 1 (satu) orang Pengawas Kemetrologian Ahli Pertama, 4 (empat) orang Pranata Laboratorium Kemetrologian Ahli Muda, dan 1 (satu) orang Perencana Ahli Muda,
2. Kepala Subbagian Tata Usaha, yang mempunyai tugas melakukan penyusunan program, urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, pengelolaan Barang Milik Negara, tata persuratan, kearsipan dan rumah tangga, Balai. Dalam pelaksanaan tugasnya Kepala Sub Bagian Tata Usaha dibantu 1 (satu) orang Pranata Komputer Ahli Pertama, 1 (satu) Analis Pengelolaan Keuangan APBN Muda, 4 (empat) orang Pramubakti, 10 (sepuluh) orang Satuan Keamanan, 3 (tiga) orang Pengemudi/Sopir, 8 (delapan) orang Cleaning Service.
Adapun bagan Struktur Organisasi Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional I tahun 2021 dapat dilihat pada Lampiran I.
Selain itu sesuai dengan Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1084 Tahun 2020 tentang Penetapan dan Pembagian Tugas Koordinator Pelaksana Fungsi Pelayanan Fungsional di Kementerian Perdagangan, Balai SML Regional I dalam
menjalankan fungsi Pelayanan di bantu oleh masing-masing 1 (satu) orang Subkoordinator Bidang Pelayanan Kemetrologian dan Bidang Bimbingan Kemetrologian yang mana sekaligus juga yang bersangkutan merangkap sebagai Fungsional Pranata Laboratorium Kemetrologian Ahli Muda, yang mempunyai tugas:
Bidang Pelayanan Kemetrologian bertugas, Pelaksanaan fasilitasi tera dan/atau tera ulang UTTP, berifikasi standar satuan ukuran metrologi legal, uji banding laboratorium metrologi legal, dan penerapan sistem mutu.
Bidang Bimbingan Kemetrologian bertugas, Pelaksanaan penyuluhan, pemantauan dan pengawasan kemetrologian, fasilitasi pegawai berhak, pengamat tera, pengawas kemetrologian dan pelaksanaan bimbingan teknis di bidang kemetrologian
C. PERMASALAHAN UTAMA (ISU STRATEGIS)
Beberapa permasalahan yang dihadapi Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional I dalam menjalankan tugas dan fungsinya antara lain:
1. Pandemi Covid -19 yang mengubah mekanisme pelaksanaan kegiatan, mengakibatkan pelaksanaan kegiatan yang harus langsung turun ke masyarakat menjadi tertunda dan tidak sesuai dengan yang telah direncanakan.
2. Rendahnya kinerja pengawasan kemetrologian di daerah dikarenakan belum berdirinya unit kerja pengawasan kemetrologian yang disebabkan oleh belum tersedianya SDM pengawas kemetrologian, tidak tersedianya anggaran terkait pengawasan kemetrologian, belum adanya tusi pengawasan kemetrologian dalam Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) dan belum tersedianya sarana dan prasarana untuk melakukan kegiatan pengawasan kemetrologian.
3. Semakin banyak Unit Metrologi Legal (UML) Kabupaten/Kota yang telah terbentuk di wilayah Regional I menyebabkan permintaan verifikasi SUML semakin bertambah. Permasalahannya adalah UML Kabupaten/Kota banyak yang mengajukan permohonan di akhir tahun (bulan Desember) sehingga menyebabkan penumpukan permohonan di bulan Desember dan pelaksanaan verifikasi SUML tersebut tidak dapat diselesaikan pada tahun 2021 dan menjadi terhutang ke tahun 2022.
4. Pemahaman Masyarakat tentang metrologi legal masih sangat rendah. Masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa metrologi itu sama dengan meteorologi atau terkait dengan cuaca. Padahal jika kita cermati, peran dari metrologi sangat penting bagi kehidupan. Terutama menyangkut transaksi perdagangan. Ketidakakuratan hasil pengukuran dapat menimbulkan kerugian bagi masyarakat namun hal tersebut sepertinya tidak disadari.
BAB II
PERENCANAAN KINERJA A. PERENCANAAN STRATEGIS
Arah Kebijakan dan Rencana Strategis
Salah satu arah kebijakan Kementerian Perdagangan adalah mengemban tugas untuk meningkatkan nilai tambah lapangan kerja dan investasi di sektor riil dan industrialisasi. Untuk mendukung arah kebijakan Kementerian Perdagangan yang berkaitan langsung dengan Ditjen PKTN, yaitu:
1. Peningkatan pemberdayaan konsumen melalui edukasi dan perlindungan hak konsumen Dalam mendukung arah kebijakan peningkatan perlindungan konsumen, maka strategi yang diperlukan adalah dengan meningkatkan edukasi konsumen dan meningkatkan kapasitas kelembagaan perlindungan konsumen.
Pelaksanaan strategi tersebut dilakukan antara lain melalui: (i) Penguatan regulasi pro-konsumen; (ii) Peningkatan edukasi konsumen untuk mendorong konsumsi produk yang sesuai ketentuan dan penggunaan produk lokal yang berkelanjutan;
(iii) Penyediaan sarana informasi yang responsif untuk ruang konsultasi konsumen;
(iv) Penguatan kapasitas kelembagaan perlindungan konsumen;
2. Peningkatan pelaku usaha yang bertanggung jawab melalui penerapan tertib niaga, tertib mutu, dan tertib ukur Dalam rangka mendukung arah kebijakan peningkatan tertib niaga, maka strategi yang diperlukan adalah dengan meningkatkan edukasi pelaku usaha dalam kegiatan perdagangan, serta meningkatkan pengawasan kegiatan perdagangan dan kepastian penegakan hukum. Pelaksanaan strategi tersebut dilakukan antara lain melalui: (i) Peningkatan edukasi pelaku usaha dalam kegiatan perdagangan; (ii) Peningkatan pendaftaran barang/jasa sebagai upaya perlindungan konsumen; (iii) Peningkatan standardisasi dan pengendalian mutu barang/jasa beredar; (iv) Peningkatan layanan metrologi dan kesesuaian kuantitas barang/jasa yang dijual; (v) Peningkatan pengawasan dan kepastian penegakan hukum.
Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga adalah mewujudkan konsumen yang berdaya dan pelaku usaha yang bertanggung jawab. Tujuan penetapan sasaran tersebut adalah untuk meningkatkan kesadaran konsumen akan hak dan kewajibannya serta menumbuhkan kesadaran pelaku usaha akan pentingnya perlindungan konsumen sehingga meningkatkan kualitas barang/jasa di pasar dalam negeri. Pencapaian sasaran strategis ini akan didukung oleh 9 sasaran program dari masing-masing unit kerja dilingkungan Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga.
Gambar 2. Strategi Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga
Untuk mencapai sasaran strategis diatas, Direktorat Metrologi memiliki peranan dalam merealisasikan sasaran program terkait metrologi legal yaitu Peningkatan layanan metrologi dan kesesuaian kuantitas barang/jasa yang dijual.
Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional I yang merupakan perpanjangan tangan dari Direktorat Metrologi juga mempunyai peranan yang sama dalam merealisasikan sasaran program terkait metrologi legal yaitu meningkatnya tertib ukur.
Rencana Kerja Dan Anggaran Tahun 2021
Untuk mendanai pelaksanaan program dan kegiatan di lingkungan Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional I, disusunlah Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang berisi rincian alokasi anggaran yang diperlukan dalam rangka pencapaian hasil (outcame) dan keluaran (output) yang terukur selama periode 1 (satu) tahun anggaran.
Pada tahun 2021 Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional I mendapat alokasi anggaran sebesar Rp7.280.159.000,-(tujuh milyar dua ratus delapan puluh juta seratus lima puluh Sembilan ribu rupiah), setelah revisi APBN-P menjadi Rp7.046.926.000,- (tujuh milyar empat puluh enam juta Sembilan ratus dua puluh enam ribu rupiah) yang dituangkan dalam 2 program yaitu:
1. Program perdagangan dalam negeri dengan sasaran meningkatnya konsumen berdaya dan pelaku usaha yang bertanggungjawab, yang tertuang dalam kegiatan Peningkatan Tertib Ukur;
2. Program dukungan manajemen dengan sasaran meningkatnya birokrasi yang transparan, akuntabel dan bersih.
Tabel 1. Anggaran BSML Regional I TA 2021
No RO Anggaran Awal Setelah Revisi
Program Perdagangan Dalam Negeri
1 Alat Standar Milik UML yang diverifikasi 320.126.000 269.461.000 2 Instalasi Pengujian UTTP dan
Pengelolaan SUML 200.000.000 378.430.000
3 Layanan Dukungan Manajemen Satker 493.083.000 394.245.000
4 Layanan Sarana Internal 60.000.000 63.900.000
5 UTTP yang Diawasi 608.872.000 479.972.000
6 BDKT yang Diawasi 104.676.000 63.776.000
7 SDM Kemetrologian yang Berkompeten 46.080.000 46.080.000
Total 1.832.837.000 1.695.864.000
Program Dukungan Manajemen
1 Layanan Perkantoran 5.447.322.000 5.351.062.000
Total 5.447.322.000 5.351.062.000
Total Anggaran 7,280,159,000 7,046,926,000
Perjanjian Kinerja
Perjanjian Kinerja Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional I adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi (atasan) kepada pimpinan instansi yang lebih rendah (bawahan), atau kesepakatan antara pemberi dengan penerima wewenang/tanggung jawab, untuk melaksanakan kebijakan/program/kegiatan dalam satu tahun anggaran sesuai dengan target indikator kinerja yang telah disepakati bersama dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi.
Sesuai dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 dan Peraturan Meteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, Kementerian Perdagangan diwajibkan menyusun perjanjian kinerja pada setiap tingkatannya, mulai dari Kementerian, Unit Kerja Eselon I, Eselon II dan Unit Kerja Mandiri (KPPI, KADI, BPKN dan BSML), serta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang melaksanakan kegiatan dekonsentrasi dan tugas pembantuan bidang perdagangan.
Dokumen Perjanjian Kinerja Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional I tahun 2021 menjadi dasar bagi pengukuran Indikator Kinerja (IK) dalam penyusunan Laporan
Kinerja Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional I tahun 2021, dimana secara keseluruhan terdapat 8 (delapan) Indikator Kinerja Kegiatan dari 6 (enam) sasaran kegiatan strategis Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional I. Adapun Pernyataan dan Lampiran Perjanjian Kinerja Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional I tahun 2021 dapat dilihat pada Lampiran II.
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Pengukuran tingkat capaian kinerja dalam Laporan Kinerja (LAPKIN) Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional I Tahun 2021 dilakukan dengan membandingkan antara target dengan realisasi dari masing-masing indikator kinerja selama periode tersebut. Hasil dari perbandingan tersebut merupakan persentase capaian target. Pembahasan bagian ini disesuaikan dengan indikator kinerja yang ada pada perjanjian kinerja Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional I Tahun 2021.
Secara keseluruhan terdapat 8 (delapan) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dari 6 (enam) sasaran kegiatan strategis Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional I.
Meningkatnya Kepatuhan Pelaku Usaha Terkait UTTP dan BDKT
Sasaran kegiatan meningkatnya kepatuhan pelaku usaha terkait UTTP dan BDKT diukur melalui 2 (dua) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yaitu % UTTP yang diawasi sesuai dengan rencana kerja dan % BDKT yang diawasi sesuai dengan rencana kerja.
Dalam rangka mewujudkan perlindungan terhadap konsumen, pelaku usaha dan masyarakat khususnya di bidang metrologi legal, pemerintah berkewajiban menjamin kebenaran hasil pengukuran. Hasil pengukuran yang benar yang sesuai dengan persyaratan teknis kemetrologian, memiliki peran yang sangat penting dalam rangka memberikan perlindungan terhadap konsumen, khususnya kebenaran hasil pengukuran pada perdagangan barang dan jasa. Hal ini mengingat UTTP dan BDKT banyak digunakan masyarakat dalam transaksi perdagangan. Upaya pemerintah dalam menjamin kebenaran hasil pengukuran dilakukan dengan berbagai cara diantaranya melalui pengawasan metrologi legal yaitu pengawasan UTTP dan pengawasan BDKT yang dilakukan secara berkesinambungan.
Penyelenggaraan kegiatan pengawasan metrologi legal juga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.
% UTTP yang Diawasi Sesuai Dengan Rencana Kerja Tujuan dari Pengawasan UTTP adalah untuk melindungi masyarakat/konsumen khususnya dalam hal kebenaran hasil pengukuran dalam transaksi perdagangan.
Untuk itu, perlu terus diupayakan program Pengawasan UTTP, yang bekerja sama dengan Pemerintah Daerah untuk meningkatkan dan melaksanakan program-program
IKK 1
Sasaran 1
yang berkaitan dengan Pengawasan UTTP sehingga dapat memberikan perlindungan terhadap kepentingan umum/konsumen atas jaminan kebenaran hasil pengukuran dalam transaksi perdagangan.
Dari hasil kegiatan tersebut maka realisasi % UTTP yang Diawasi Sesuai Dengan Rencana Kerja adalah 102,91% atau 12.864 Produk UTTP. Jumlah ini lebih tinggi dari yang ditargetkan di perjanjian kinerja yaitu 100% atau 12.500 Produk UTTP.
Tabel 2. Target dan Realisasi IKK 1
IKK Target Realisasi % Capaian
% UTTP yang Diawasi Sesuai Dengan Rencana Kerja
100% atau 12.500 Produk UTTP
12.864 Produk UTTP
102,91%
Analisis
Jika dibandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini, maka angka realisasi sudah tercapai sebesar 102,91% lebih tinggi dengan target yang ditetapkan yaitu 100%.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja yang diukur dengan indikator ini telah dilaksanakan dengan baik.
Perbandingan berikutnya, yaitu membandingkan antara capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Pada tahun 2020 % UTTP yang diawasi sebesar 107,89% atau 971 produk UTTP dari 900 target produk BDKT yang direncanakan. Persentase capaian pada tahun 2020 lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2021, akan tetapi jumlah produk UTTP yang diawasi lebih sedikit jika dibandingkan dengan tahun 2021.
Pelaksanaan Kegiatan Pengawasan UTTP
Salah satu tujuan dari Pengawasan UTTP adalah untuk melindungi masyarakat/konsumen khususnya dalam hal kebenaran hasil pengukuran dalam transaksi perdagangan.
Adapun output kegiatan Pengawasan UTTP tahun 2021 ini adalah 12.864 (dua belas ribu delapan ratus enam puluh empat) UTTP.
Peserta program Pengawasan UTTP Tahun 2021 adalah pemilik UTTP yang secara keseluruhan diawasi 39 (tiga puluh sembilan) kabupaten/kota di wilayah kerja BSML Regional I
Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan pengawasan UTTP adalah sebagai berikut:
a. Melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota dan pelaku usaha.
b. Melakukan Pengawasan UTTP
c. Mendokumentasikan kegiatan Pengawasan UTTP
d. Membuat laporan Pengawasan UTTP dalam bentuk softcopy dan hardcopy yang selanjutnya diberikan kepada subkoordinator.
Pada Tahun 2021 kegiatan pengawasan UTTP dilakukan di 70 (tujuh puluh) pasar- pasar tradisional di wilayah kerja BSML Regional I dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pengawasan UTTP
No. Kabupaten/Kota Tanggal
1
Kabupaten Aceh Timur
di 3 (tiga) pasar, Pasar Baru Peureulak, Pasar Lama Peureulak, dan Pasar Idi Rayeuk
17 -20 Februari 2021
2 Kota Langsa
di 1 (satu) pasar, yaitu Pasar Induk Kota Langsa 24 - 27 Februari 2021 3
Kabupaten Aceh Tamiang
di 2 (dua) pasar, yaitu Pasar Eks Terminal Lama dan Pasar Pagi Kuala Simpang
24 - 27 Februari 2021
4
Kabupaten Serdang Bedagai
di 2 (dua) pasar, yaitu Pasar Perbaungan dan Pasar Bengkel
7 - 10 Maret 2021
5
Kabupaten Batu Bara
di 4 (empat) pasar, yaitu Pasar Delima, Pasar Simpang Dolok, Pasar Onam Dusun Palang, dan Pasar Impres Tanjung Tiram.
17 - 20 Maret 2021
6
Kabupaten Labuhanbatu Utara
di 2 (dua) pasar, yaitu Pasar Rakyat Aek Kanopan III dan Pasar Pulo Dogom
17 - 20 Maret 2021
7
Kota Lhokseumawe
di 2 (dua) pasar, yaitu Pasar Impres dan Pasar Kota.
24 - 27 Maret 2021
8 Kabupaten Bireuen
di 1 (satu) pasar, yaitu Pasar Induk/Pasar Rakyat. 24 - 27 Maret 2021 9
Kabupaten Labuhanbatu Selatan
di 2 (dua) pasar, yaitu Pasar Cikampak dan Pasar Kota Pinang
7 - 10 April 2021
10
Kabupaten Labuhan Batu
di 2 (dua) pasar, yaitu Pasar Gelugur dan Pasar Lama
7 - 10 April 2021
11
Kabupaten Toba
di 2 (dua) pasar, yaitu Pasar Silaen dan Pasar Balige.
2 - 5 Juni 2021
12
Kabupaten Tanah Datar
di 2 (dua) pasar, yaitu Pasar Sungai Tarab dan Pasar Serikat C Batusangkar
15 - 18 Juni 2021
13
Kabupaten Padang Pariaman
di 2 (dua) pasar, yaitu Pasar Sicincin dan Pasar Batubasa
15 - 18 Juni 2021
14 Kota Bukittinggi
di 2 (dua) pasar, yaitu Pasar Bawah dan Pasar Aur 8 - 11 September 2021
Kuning
15 Kabupaten Lima Puluh Kota
di 1 (satu) pasar, yaitu Pasar Taram 8 - 11 September 2021 16 Kabupaten Sijunjung
di 1 (satu) pasar, yaitu Pasar Sijunjung 15 - 18 September 2021 17 Kota Solok
di 1 (satu) pasar, yaitu Pasar Raya Kota Solok 15 - 18 September 2021 18
Kota Banda Aceh
di 3 (tiga) pasar, yaitu Pasar Al Mahirah Lamdingin, Pasar Peuniti, dan Pasar Setui
22 - 25 September 2021
19
Kabupaten Pesisir Selatan
di 3 (tiga) pasar, yaitu Pasar Baru, Pasar Tarusan, dan Pasar Inpres Painan
22 - 25 September 2021
20
Kota Dumai
di 2 (dua) pasar, yaitu Pasar Bunda Sri Mersing dan Pasar Pulau Payung
6 - 9 Oktober 2021
21
Kota Pekanbaru
di 3 (tiga) pasar, yaitu Pasar Lima Puluh, Pasar Rumbai, dan Pasar Palapa
6 - 9 Oktober 2021
22
Kabupaten Siak
di 2 (dua) pasar, yaitu Pasar Raya Belantik dan Pasar Belantik
6 - 9 Oktober 2021
23
Kabupaten Bener Meriah
di 2 (dua) pasar, yaitu Pasar Rakyat Bandar dan Pasar Simpang Tiga
13 - 16 Oktober 2021
24
Kabupaten Aceh Tengah
di 2 (dua) pasar, yaitu Pasar Raya Ilang dan Pasar Inpres
13 - 16 Oktober 2021
25 Kota Padang Panjang
di 1 (satu) pasar, yaitu Pasar Pusat Padang Panjang 20 - 23 Oktober 2021 26
Kota Pariaman
di 2 (dua) pasar, yaitu Pasar Rakyat dan Pasar Kurai Taji
20 - 23 Oktober 2021
27 Kabupaten Agam
di 1 (satu) pasar, yaitu Pasar Padang Lua 20 - 23 Oktober 2021 28 Kota Bengkulu
di 1 (satu) pasar, yaitu Pasar Tradisional Modern. 27 - 30 Oktober 2021 29
Kota Jambi
di 3 (tiga) pasar, yaitu Pasar Kasang, Pasar Pasir Putih, dan Pasar Angso Duo.
27 - 30 Oktober 2021
30
Kabupaten Banyuasin
di 2 (dua) pasar, yaitu Pasar Pangkalan Balai dan Pasar Sukomoro
27 - 30 Oktober 2021
31
Kota Palembang
di 2 (dua) pasar, yaitu Pasar 10 Ulu dan Pasar Padang Selasa
3 - 6 November 2021
32 Kota Prabumulih
3 - 6 November 2021
33 Kabupaten Kepahiang
di 1 (satu) pasar, yaitu Pasar Kepahiang 3 - 6 November 2021 34 Kabupaten Ogan Komering Ilir
di 1 (satu) pasar, yaitu Pasar Kayuagung 10 - 13 November 2021 35 Kabupaten Muara Enim
di 1 (satu) pasar, yaitu Pasar Lawang Kidul 10 - 13 November 2021 36
Kota Padang
di 3 (tiga) pasar, yaitu Pasar Ulak Karang, Pasar Alai, dan Pasar Tanah Kongs
17 - 20 November 2021
37 Kabupaten Kerinci
di 1 (satu) pasar, yaitu Pasar Baru Hiang. 1 - 4 Desember 2021 38 Kota Sungai Penuh
di 1 (satu) pasar, yaitu Pasar Tanjung Bajureh. 1 - 4 Desember 2021 39
Kota Batam
di 2 (dua) pasar, yaitu Pasar Batam Centre dan Pasar Cahaya Garden
30 November - 3 Desember 2021
Adapun hasil pelaksanaan kegiatan pengawasan UTTP tahun 2021 adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Pengawasan UTTP Tahun 2021
No Kab/Kota Pasar UTTP
Tanda Tera
Tidak bertanda
tera
Jumlah Tindak Lanjut Ada
Berlaku Tidak
Berlaku Rusak
1 Aceh Timur
Pasar Baru Peureulak Timbangan Pegas 6 7 3 44 60
Mengirimkan surat kepada Kepala Dinas yang membidangi
Perdagangan Kab/Kota untuk memberikan pembinaan kepada
pelaku usaha mengenai UTTP yang harus bertanda tera di
pasar Pasar Lama Peureulak
Timbangan Pegas 47 11 3 79 140
Timbangan Elektronik 1 1 2
Meter Kayu 2 2
Timbangan bobot ingsut 2 5 7
Takaran kering 4 4
Takaran basah 9 9
Dacin Logam 14 1 15
Timbangan Meja 1 1
Pasar Idi Rayeuk Timbangan Pegas 1 1 82 84
Timbangan bobot ingsut 1 1
2 Langsa Pasar Induk
Timbangan Pegas 58 4 5 169 236
Takaran kering 66 5 71
Takaran basah 26 26
Timbangan bobot ingsut 1 1
Timbangan Meja 1 1
Timbangan Elektronik 1 1
3 Aceh Tamiang
Pasar Eks Terminal Lama Timbangan Pegas 25 9 2 24 60
Timbangan Bobot Ingsut 1 0 1
Pasar Pagi Kuala Simpang
Timbangan Pegas 68 37 4 112 221
Timbangan Elektronik 5 3 10 18
Neraca 1 1
Timbangan Bobot Ingsut 10 3 3 16
Dacin 1 1
Timbangan Meja 2 2 3 7
Timbangan Sentisimal 2 2
4 Serdang Bedagai
Pasar Perbaungan
Timbangan Pegas 23 27 10 175 235
Timbangan Meja 1 10 2 13
Timbangan Elektronik 1 1
Timbangan Sentisimal 40 5 45
Timbangan Bobot Ingsut 7 2 9
Pasar Bengkel
Timbangan Pegas 15 5 1 20 41
Timbangan Meja 1 1 2
Timbangan Elektronik 1 1
Dacin 1 1 2
Timbangan Bobot Ingsut 1 1 2
5 Batu Bara
Pasar Delima
Timbangan Pegas 70 70
Timbangan Elektronik 3 3
Timbangan Sentisimal 1 1
Pasar Simpang Dolok
Timbangan Pegas 43 43
Dacin Logam 1 1
Timbangan Bobot ingsut 1 1
Pasar Onam Dusun Palang Timbangan Pegas 35 35
Pasar Impres Tanjung Tiram
Timbangan Pegas 1 3 89 93
Timbangan Meja 2 2
Timbangan Sentisimal 2 2
Timbangan Bobot Ingsut 2 1 3
6 Labuhanbatu Utara
Pasar Rakyat Aek Kanopan III
Timbangan Pegas 47 10 4 150 211
Timbangan Bobot Ingsut 4 3 0 1 8
Timbangan Sentisimal 2 0 0 0 2
Dacin Logam 1 0 0 1 2
Pasar Pulo Dogom Timbangan Pegas 1 85 2 35 123
Timbangan Bobot Ingsut 0 2 0 0 2
7 Lhokseumaw e
Pasar Impres
Timbangan Pegas 15 9 5 260 289
Timbangan Elektronik 1 4 5
Timbangan Bobot Ingsut 4 2 6
Pasar Kota
Timbangan Pegas 2 10 1 97 110
Timbangan Meja 1 1
Timbangan Elektronik 2 2
Timbangan Sentisimal 1 1
Timbangan Bobot Ingsut 8 1 9
8 Bireuen Pasar Induk/Pasar Rakyat
Timbangan Pegas 6 35 5 213 259
Meter Kayu 1 0 0 10 11
Takaran Kering 2 12 0 7 21
Takaran Basah 0 15 0 0 15
Dacin Logam 0 2 0 0 2
9 Labuhanbatu Selatan
Pasar Cikampak Timbangan Pegas 2 5 46 53
Pasar Kota Pinang
Timbangan Pegas 6 15 16 171 208
Timbangan Elektronik 1 1
Timbangan Sentisimal 1 1
Timbangan Bobot Ingsut 5 5
10 Labuhan Batu
Pasar Gelugur
Timbangan Pegas 29 9 250 288
Timbangan Meja 2 2
Timbangan Elektronik 2 38 40
Dacin 2 2
Timbangan Sentisimal 1 1
Timbangan Bobot Ingsut 1 1 4 6
Timbangan Pegas
Gantung 1 1
Pasar Lama Timbangan Pegas 11 11
Timbangan Bobot Ingsut 5 5
11 Toba
Pasar Silaen Timbangan Pegas 1 33 34
Pasar Balige
Timbangan Pegas 8 7 276 291
Timbangan Elektronik 3 3
Dacin Logam 3 3
12 Tanah Datar Pasar Sungai Tarab
Timbangan Pegas 2 10 5 69 86
Timbangan Elektronik 1 1
Dacin 2 2
Takaran 2 12 1 15
Timbangan Bobot Ingsut 1 1 2
Pasar Serikat C Timbangan Pegas 31 18 12 170 231
Batusangkar Timbangan Elektronik 14 14
Dacin 10 2 12
Takaran 4 12 16
Timbangan Bobot Ingsut 2 2 4
Neraca 6 6
13 Padang Pariaman
Pasar Sicincin
Dacin Logam 1 10 11
Timbangan Meja 7 7
Timbangan Sentisimal 3 13 16
Timbangan Pegas 14 74 88
Takaran Kering 3 3
Takaran Basah 10 10
Timbangan Elektronik 3 3
Neraca 3 5 11 19
Timbangan Bobot Ingsut 1 2 3
Pasar Batubasa
Dacin Logam 3 9 12
Timbangan Meja 4 13 17
Timbangan Sentisimal 3 12 15
Timbangan Pegas 45 20 45 110
Takaran Kering 1 4 1 6
Timbangan Elektronik 2 2
Neraca 1 2 3
Timbangan Bobot Ingsut 2 1 3
14 Kota
Bukittinggi Pasar Bawah
Timbangan Pegas 14 39 2 227 282
Timbangan Meja 2 41 0 2 45
Timbangan Elektronik 0 0 0 1 1
Dacin 1 28 0 0 29
Takaran 0 16 0 0 16
Timbangan Sentisimal 0 1 0 0 1
Timbangan Bobot Ingsut 0 0 0 1 1
Pasar Aur Kuning Timbangan Pegas 3 0 0 75 78
15
Kabupaten Lima Puluh
Kota
Pasar Taram
Dacin Logam 17 23 0 0 40
Timbangan Meja 3 6 0 0 9
Timbangan Sentisimal 45 42 0 0 87
Timbangan Pegas 22 17 4 145 188
Timbangan Elektronik 0 0 0 6 6
Timbangan Bobot Ingsut 1 9 0 0 10
16 Kabupaten
Sijunjung Pasar Sijunjung
Dacin Logam 2 0 0 0 2
Timbangan Pegas 163 7 0 163 333
Timbangan Elektronik 1 1 0 1 3
Neraca 4 0 0 0 4
Timbangan Bobot Ingsut 0 1 0 0 1
17 Kota Solok Pasar Raya Kota Solok
Timbangan Pegas 316 0 3 0 319
Timbangan Meja 23 0 0 0 23
Timbangan Sentisimal 16 0 0 0 16
Dacin Logam 38 0 0 0 38
Timbangan Bobot Ingsut 3 0 0 0 3
Neraca 4 0 0 0 4
Timbangan Elektronik 78 0 0 0 78
Takaran 4 0 1 0 5
Meter Kayu 53 0 1 0 54
18 Kota Banda Aceh
Pasar Al Mahirah Lamdingin
Timbangan Pegas 145 77 9 98 329
Timbangan Meja 15 1 0 6 22
Timbangan Elektronik 11 3 1 60 75
Takaran 4 3 0 7 14
Timbangan Bobot Ingsut 10 0 0 0 10
Pasar Peuniti
Timbangan Pegas 17 8 0 6 31
Timbangan Meja 4 3 0 0 7
Timbangan Elektronik 7 6 1 7 21
Timbangan Bobot Ingsut 1 1 0 0 2
Pasar Setui
Timbangan Pegas 19 6 1 6 32
Timbangan Meja 13 5 0 1 19
Timbangan Elektronik 18 9 0 1 28
Takaran 1 0 0 0 1
19
Kabupaten Pesisir Selatan
Pasar Baru
Timbangan Pegas 38 3 4 22 67
Timbangan Meja 1 0 0 0 1
Timbangan Elektronik 0 0 0 3 3
Dacin 1 0 0 0 1
Takaran 6 1 1 2 10
Timbangan Sentisimal 1 0 0 0 1
Timbangan Bobot Ingsut 0 0 0 1 1
Neraca 1 0 0 0 1
Pasar Tarusan
Timbangan Pegas 50 2 3 32 87
Timbangan Meja 1 1 0 2 4
Dacin 1 0 0 0 1
Takaran 6 3 0 76 85
Timbangan Sentisimal 1 0 0 0 1
Timbangan Bobot Ingsut 1 2 0 0 3
Neraca 2 0 0 0 2
Pasar Inpres Painan
Timbangan Pegas 4 6 3 98 111
Timbangan Elektronik 0 5 0 0 5
Takaran 1 2 0 0 3
20 Kota Dumai
Pasar Bunda Sri Mersing
Timbangan Pegas 18 1 5 201 225
Timbangan Elektronik 0 0 0 10 10
Dacin Logam 0 0 0 1 1
Pasar Pulau Payung
Timbangan Pegas 13 8 2 83 106
Timbangan Elektronik 0 0 0 2 2
Dacin Logam 2 0 0 3 5
21 Kota Pekan Baru
Pasar Lima Puluh
Timbangan Pegas 0 35 4 64 103
Timbangan Meja 0 1 0 0 1
Timbangan Elektronik 0 0 0 1 1
Pasar Rumbai
Timbangan Pegas 0 13 2 129 144
Timbangan Elektronik 0 0 0 1 1
Dacin Logam 0 15 0 0 15
Pasar Palapa Timbangan Pegas 0 13 0 64 77
Dacin Logam 0 4 0 0 4
22 Kabupaten Siak
Pasar Raya Belantik Timbangan Pegas 47 2 9 20 78
Dacin Logam 0 1 0 0 1
Pasar Belantik Timbangan Pegas 11 1 0 76 88
23 Kabupaten
Bener Meriah Pasar Rakyat Bandar
Timbangan Pegas 5 296 301
Timbangan Elektronik 6 6
Takaran 41 41
Timbangan Bobot Ingsut 2 2