• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Sekretaris Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen, Inayat Iman. LAK Setditjen SPK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Sekretaris Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen, Inayat Iman. LAK Setditjen SPK"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

egala bentuk pujian, sanjungan, dan pujaan hanyalah milik Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Kami bersyukur kepada-Nya karena atas pertolongan-Nya dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen (Sekretariat Ditjen SPK) Tahun 2014. Laporan ini disusun sebagai wujud penerapan tata kepemerintahan yang baik (good governance) berdasarkan Keputusan Menteri Perdagangan Nomor : 1011/M-DAG/KEP/12/2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perdagangan.

Badan laporan terdiri dari 4 (empat) bab. Bab pertama yaitu pendahuluan berisi penjelasan umum organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen, struktur organisasi, aspek strategis serta permasalahan utama (strategic issue) yang sedang dihadapi. Bab kedua perencanaan kinerja yang mencakup perencanaan strategis, rencana kinerja tahunan, kontrak kinerja, dan rencana aksi Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen (Ditjen SPK). Bab ketiga yaitu akuntabilitas kinerja yang mencakup Capaian Kinerja Organisasi, disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi dan Realisasi Anggaran, menguraikan realisasi anggaran yang akan digunakan dan telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja. Adapun bab keempat adalah penutup yang merangkum simpulan umum dan langkah dimasa mendatang untuk meningkatkan kinerja. Pada Bab III Huruf B LAK Sekretariat Direktorat Jenderal SPK Tahun 2014 dipaparkan kinerja dalam mewujudkan 6 target Indikator Kinerja (IK) pada kontrak kinerja Sekretaris Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Setiap IK dijelaskan informasi dampaknya, disebutkan data realisasi dan capaiannya, dievaluasi keberhasilannya, dan diperbandingkan dengan capaian tahun sebelumnya. Penjelasan capaian kinerja tersebut dilengkapi sajian data, tabel, grafik, dan foto yang relevan selama Tahun 2014.

Pada kesempatan ini, tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada para kepala bagian beserta segenap pegawai di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada laporan ini. Oleh karena itu kami menunggu kritik dan saran dari yang bersifat membangun. Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya dan semoga apa yang telah kami kerjakan bernilai sebagai ibadah di sisi Allah SWT.

Jakarta, Februari 2015

Sekretaris Direktorat Jenderal

Standardisasi dan Perlindungan Konsumen,

(3)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Selama Tahun Anggaran 2014 Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen telah melaksanakan program/kegiatan sesuai tugas pokok dan fungsinya dalam rangka mencapai kinerja organisasi. Jumlah assessmentterhadap kebijakan standardisasi dan perlindungan konsumen dengan target 2 telaahan tercapai 250% (5 telaahan) atau stabil dibanding tahun sebelumnya. Jumlah penyusunan dan penyempurnaan peraturan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen dengan target 5 peraturan dapat terealisasi 12 peraturan sehingga capaiannya 240%. Dokumen perencanaan dan penganggaran Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen dengan target 8 dokumen tercapai 100% (sama dengan capaian tahun lalu). Target laporan keuangan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen dapat tercapai 100% (6 laporan). Dokumen evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen dengan target 3 laporan dapat tercapai 133%. Jumlah jenis pelaksanaan pembinaan kepegawaian Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen tercapai 100% (7 kegiatan). Seluruh IKU maupun IK dapat tercapai 100% atau lebih. Keberhasilan ini didukung karena perencanaan yang tepat dan telah mempertimbangkan kemampuan organisasi dan SDM, pelaksanaan kegiatan yang terkoordinasi, serta pemantauan yang terkendali.

Anggaran yang tersedia pada Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2014 adalah Rp. 26.240.138.000,- kemudian setelah penghematan anggaran menjadi Rp. 23.263.862.000,-. Sampai dengan 31 Desember 2014 anggaran dimaksud terealisasi sebesar Rp. 21.860.841.028,- atau capaiannya sebesar 93,97% naik 1,30% dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini karena faktor perbaikan dalam perencanaan yaitu penghitungan kebutuhan anggaran. Pembenahan tata administrasi yang semakin baik juga mendukung hal ini. Rata-rata capaian realisasi anggaran tiap IK yaitu 96,14%. Realisasi tertinggi pada IK “Jumlah jenis pelaksanaan pembinaan kepegawaian Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen” dan IK “Dokumen perencanaan dan penganggaran Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen” sedangkan yang terendah pada IK “Dokumen evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen”. Meskipun realisasi anggaran tidak mencapai 100% tetapi seluruh target output kegiatan dapat tercapai. Hal ini menunjukkan adanya efisiensi penggunaan anggaran sebesar Rp. 273.171.176,- atau senilai 3,17%.

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 1 RINGKASAN EKSEKUTIF ... 2 DAFTAR ISI ... 3 DAFTAR TABEL ... 4 DAFTAR GAMBAR ... 5 BAB I PENDAHULUAN ... 7

BAB II PERENCANAAN KINERJA ... 12

A.Perencanaan Strategis ... 12

B.Rencana Kinerja Tahunan ... 16

C.Kontrak Kinerja dan Rencana Aksi ... 18

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 22

A.Capaian Kinerja Organisasi ... 22

B.Realisasi Anggaran ... 47

BAB III PENUTUP ... 51

LAMPIRAN ... 52

Lampiran 1 ... 52

Lampiran 2 ... 53

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Komposisi SDM pada Sekretariat Ditjen SPK ... 9

Tabel 2 Capaian Indikator Kinerja Utama Sekretariat Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2014 ... 22

Tabel 3 Capaian “Jumlah dokumen perencanaan dan penganggaran Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen” Tahun 2011-2014 ... 25 Tabel 4 Target dan capaian indikator “Jumlah penyusunan dan penyempurnaan

peraturan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen” Tahun 2011-2014 ... 30

Tabel 5 Capaian indikator “Jumlah dokumen perencanaan dan penganggaran Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen” Tahun 2011-2014 ... 36 Tabel 6 Target dan capaian indikator Laporan keuangan Ditjen Standardisasi dan

Perlindungan Konsumen” Tahun 2011-2013... 39 Tabel 7 Target dan capaian indikator Laporan keuangan Ditjen Standardisasi dan

Perlindungan Konsumen” Tahun 2011-2014... 41 Tabel 8 Target dan capaian indikator Laporan keuangan Ditjen Standardisasi dan

Perlindungan Konsumen” Tahun 2011-2014... 45 Tabel 14 Akuntabilitas keuangan Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan

Perlindungan Konsumen Tahun 2014 ... 47

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Fungsi organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal SPK ... 7

Gambar 2 Bagian-bagian pada Sekretariat Direktorat Jenderal SPK ... 9

Gambar 3 Peran strategis Sekretariat Direktorat Jenderal SPK ... 10

Gambar 4 Visi dan misi Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2010-2014 ... 12

Gambar 5 Tujuan Sekretariat Ditjen SPK yang mendukung tujuan Ditjen SPK ... 13

Gambar 6 Keterkaitan sasaran, tujuan, dan misi Ditjen SPK ... 13

Gambar 7 Kebijakan yang ditelaah Tahun 2014 ... 24

Gambar 8 Telaahan Hukum di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ... 24

Gambar 9 Perbandingan target dan realisasi IK 1 Tahun 2011-2014 ... 25

Gambar 10 Kegiatan Telaahan Hukum pada Dinas Perindag Prov Sumatera Barat ... 27

Gambar 11 Nilai Kualitas Kinerja Setditjen SPK pada assesment terhadap kebijakan Standardisasi dan Perlindungan Konsumen ... 28

Gambar 12 Perbandingan target dan realisasi IK 1 Tahun 2011-2014 ... 30

Gambar 13 Pengumpulan Bahan di Provinsi Jawa Timur ... 31

Gambar 14 Nilai Kualitas Kinerja Setditjen SPK pada penyusunan dan penyempurnaan peraturan di bidang Standardisasi dan Perlindungan Konsumen ... 34

Gambar 15 Dokumen perencanaan dan penganggaran ... 34

Gambar 16 Foto bersama peserta susai kegiatan koordinasi pelaksanaan kegiatan dan kebijakan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen ... 36

Gambar 17 Nilai Kualitas Kinerja Setditjen SPK pada penyusunan Dokumen perencanaan dan penganggaran Ditjen SPK ... 37

Gambar 18 Output laporan keuangan Tahun 2014 ... 37

Gambar 19 Penyusunan Laporan Keuangan Semester I Tahun 2014 ... 38

Gambar 20 Trend Realisasi Anggaran (per Tahun) 2011-2014 ... 39

Gambar 21 Nilai Kualitas Kinerja Setditjen SPK pada penyusunan Laporan keuangan Ditjen SPK ... 40

(7)

Gambar 23 Nilai Kualitas Kinerja Setditjen SPK pada penyusunan Dokumen evaluasi

dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Ditjen SPK ... 43

Gambar 24 Acara rakor teknis bidang Kepegawaian Tahun 2014 ... 45

Gambar 25 Nilai Kualitas Kinerja Setditjen SPK pada pelaksanaan pembinaan

kepegawaian Ditjen SPK ... 47

Gambar 26 Diagram pagu dan realisasi anggaran pada Sekretariat Direktorat Jenderal

Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2014 (rupiah)... 48

Gambar 27 Penyerapan Anggaran T. A. 2014 (rencana penarikan dan realisasi)

Sekretariat Ditjen SPK ... 48

Gambar 28 Grafik realisasi anggaran per IK Sekretariat Direktorat Jenderal

Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2014 ... 49

Gambar 29 Diagram perbandingan capaian anggaran per IK Sekretariat Direktorat

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan disajikan penjelasan umum organisasi, struktur organisasi, aspek strategis serta permasalahan utama (strategic issue) yang sedang dihadapi pada Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor : 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen sebagai instansi pemerintah dan unsur penyelenggara negara wajib untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi, serta peranannya dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan. Sebagaimana diamanatkan dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor : 1011/M-DAG/KEP/12/2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Di Lingkungan Kementerian Perdagangan, maka Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen yang merupakan salah satu unit pemerintah yang berada di lingkungan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen- Kementerian Perdagangan pada Tahun 2013 melakukan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK).

Penyusunan LAK Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen tersebut dimaksudkan sebagai perwujudan kewajiban untuk pertanggungjawaban atas keberhasilan pencapaian kontrak kinerja yang diperjanjikan. Selain itu, LAK juga disertai penjelasan hambatan dalam pelaksanaan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja Tahun 2012. Selain itu diharapkan dapat menjadi tolok ukur atau umpan balik untuk perbaikan kinerja unit Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen di tahun tahun mendatang.

Gambar 1. Fungsi organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal SPK.

1

•Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana, dan program dan anggaran, pemantauan program, dan pelaksanaan urusan administrasi kerja sama evaluasi serta pelaporan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen

2

•Koordinasi dan penyiapan telaahan hukum, penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta evaluasi dan pelaporan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen

3

•Pelaksanaan urusan administrasi keuangan Direktorat Jenderal

4

•Pelaksanaan urusan tata usaha kepegawaian, organisasi, tata persuratan dan dokumentasi Direktorat Jenderal

(9)

Penjelasan umum organisasi

Masuknya barang impor dengan bebas tanpa hambatan ke pasar Indonesia akan menciptakan sebuah pasar persaingan sempurna, dimana produk impor akan bersaing secara terbuka dengan produk domestik. Kondisi ini dikhawatirkan akan merugikan produsen dan konsumen dalam negeri. Pada tanggal 27 Juli 2010 oleh Menteri Perdagangan Republik Indonesia menetapkan Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor : 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 31/M-DAG/PER/7/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan yang mengamanatkan bahwa tugas dan fungsi dalam mengamankan perdagangan dalam negeri diemban oleh Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Selanjutnya, pada 31 Agustus 2012, dilakukan penyempurnaan struktur organisasi dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 57 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan oleh Menteri Perdagangan yang membentuk struktur Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 31/M-DAG/PER/07/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan sebagaimana telah diubah melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 57/M-DAG/PER/08/2012, Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen menyelenggarakan 4 (empat) fungsi berkaitan dengan koordinasi, administrasi, dan keuangan.

Struktur organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 57/M-DAG/PER/08/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 31/M-DAG/PER/07/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan, Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen mempunyai struktur organisasi yang terdiri dari 4 (empat) bagian.

Bagian Program dan Kerja Sama mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran, pemantauan program serta pelaksanaan urusan administrasi kerja sama di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen. Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan urusan administrasi keuangan Direktorat Jenderal. Bagian Hukum dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyiapan telaahan hukum, penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta evaluasi dan pelaporan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen. Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan tata usaha kepegawaian, organisasi, perlengkapan, rumah tangga, tata persuratan dan dokumentasi di lingkungan Direktorat Jenderal.

(10)

Gambar 2. Bagian-bagian pada Sekretariat Direktorat Jenderal SPK.

Sesuai dengan tugas dan fungsinya, maka peran strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen adalah melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan administrasi. Dalam rangka melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan administrasi, maka diperlukan optimalisasi dukungan kelembagaan maupun sumber daya serta sarana yang memadai. Untuk mendukung hal tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen ditopang oleh SDM sebanyak 37 orang terdiri dari 21 orang pegawai laki-laki dan 16 perempuan. Dari segi pendidikan, Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen 19 orang pegawai lulusan program sarjana (s1), 15 orang pegawai lulusan program master (s2), 2 pegawai lulusan D3, serta 1 orang pegawai lulusan SLTA.

Tabel 1 Komposisi SDM pada Sekretariat Ditjen SPK No. Kriteria Uraian Jumlah (orang) Total

1. Jenis kelamin Laki-laki 21 37 orang Perempuan 16

2. Pendidikan SLTA 1 37 orang

D3 2 S1 19 S2 15 3. Golongan/ ruang II/b 1 37 orang II/c 1 II/d 1 III/a 9 III/b 6 III/c 9 III/d 3 IV/a 5 IV/b 1 IV/d 1

Sumber: Bagian Kepegawaian dan Umum Skretariat Ditjen SPK

Bagian Program dan Kerjasama Bagian Keuangan Bagian Hukum dan Pelaporan Bagian Kepegaw aian dan Umum

(11)

Aspek strategis serta permasalahan utama (

strategic issue

)

Secara umum isu strategis internal Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen sebagai berikut:

1. Sebagai unit kerja yang baru terbentuk, diperlukan sinkronisasi dan koordinasi yang baik dalam penyusunan dokumen-dokumen perencanaan, implementasi, serta pemantauan program.

2. Dibutuhkan peningkatan tertib administrasi dan keuangan sesuai dengan perkembangan pembangunan dan daya kritis masyarakat yang terus berkembang.

3. Dalam hal perumusan produk hukum, Sekretariat Ditjen SPK membutuhkan fasilitasi assessment peraturan perundang-undangan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen.

4. Peraturan perundang-undangan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen yang telah ada perlu ditelaah dari aspek pelaksanaannya, kendala dan hambatannya, serta kebutuhan revisinya.

5. Dalam rangka menjalankan fungsi manajemen yang baik, perlu dilakukan evaluasi dan disusun dokumen pelaporan kinerja.

6. Kualitas dan produktivitas SDM belum cukup memadai, sehingga diperlukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan pegawai yang dijiwai semangat kepemimpinan yang menjadi dasar bagi pelayanan publik yang berorientasi pada kepuasan pengguna.

Pelaksanaan tugas Sekretariat Direktorat Standardisasi dan Perlindungan Konsumen digolongkan menjadi 4 (empat) peran yang saling terkait, yaitu: pengambil kebijakan/ keputusan (policy maker), koordinator, thinktank, dan administrator.

Gambar 3. Peran strategis Sekretariat Direktorat Jenderal SPK.

Keempat peran tersebut dijabarkan ke dalam pelaksanaan berbagai kegiatan strategis. Sebagai pengambil kebijakan/keputusan, Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen bersama dengan unit-unit di lingkungan Ditjen SPK melakukan perumusan dan penyempurnaan kebijakan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen.

Pengambil

keputusan

Koordinator

(12)

Sebagai koordinator, Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen antara lain koordinasi perumusan kebijakan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen; koordinasi, fasilitasi dan pelaksanaan serta koordinasi kegiatan strategis sesuai penugasan. Sebagai think tank, Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen melakukan kajian/telaahan/evaluasi kebijakan standardisasi dan perlindungan konsumen baik kajian tentang Undang-Undang Metrologi Legal, maupun telaahan dan perumusan kebijakan‐kebijakan strategis lainnya. Kemudian, sebagai administrator, melakukan kegiatan antara lain pengelolaan dokumen perencanaan; penyusunan dan pengelolaan laporan keuangan; penyusunan dan pengelolaan laporan hasil evaluasi; serta pembinaan dan pelayanan administrasi umum.

(13)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Pada bab ini diuraikan penjelasan secara ringkas yang berkaitan dengan dokumen perencanaan strategis, rencana kinerja tahunan, serta kontrak kinerja dan rencana aksi. A. Perencanaan Strategis

Perencanaan strategis Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 sebagaimana terakhir diubah pada tanggal 3 Desember 2012. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) periode 2005−2025 menetapkan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2010−2014 bertujuan untuk memantapkan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan ilmu dan teknologi serta penguatan daya saing perekonomian.

Visi dan Misi

Dengan mempertimbangkan perkembangan, masalah dan berbagai kecenderungan pembangunan perekonomian kedepan, Kementerian Perdagangan menetapkan visi organisasi. Dari visi tersebut, ditetapkan 2 (dua) prioritas pembangunan yakni prioritas bidang perdagangan luar negeri dan dalam negeri. Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen diamanatkan untuk mendukung prioritas perdagangan dalam negeri. Pembangunan standardisasi dan perlindungan konsumen diarahkan untuk mewujudkan tujuan Kementerian Perdagangan khususnya pada pengamanan pasar dalam negeri serta peningkatan pengawasan dan perlindungan konsumen.

Gambar 4. Visi dan misi Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2010-2014.

Tujuan

Tujuan Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen yang mendukung Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen adalah:

1. Pengembangan kebijakan standardisasi dan perlindungan konsumen,

2. Pengembangan kelembagaan standardisasi dan perlindungan konsumen, dan 3. Pengembangan SDM perlindungan konsumen.

Visi

• Perdagangan sebagai sektor

penggerak pertumbuhan dan

daya saing ekonomi serta

pencipta kemakmuran rakyat

yang berkeadilan

Misi

• Pengamanan pasar dalam

negeri

• Peningkatan pengawasan dan

perlindungan konsumen

(14)

Gambar 5. Tujuan Sekretariat Ditjen SPK yang mendukung tujuan Ditjen SPK.

Sasaran

Sasaran Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen yang relevan dengan Renstra Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen yaitu:

1. Jumlah kebijakan standardisasi dan perlindungan konsumen, dan 2. Akumulasi jumlah SDM Perlindungan konsumen.

Keterkaitan Misi, Tujuan, dan Sasaran

Komponen-komponen misi, tujuan dan sasaran mempunyai keterkaitan dan keberlanjutan serta merupakan format yang sistematik sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Keterkaitan pola pencapaian visi dari tingkat misi, tujuan, hingga ke sasaran adalah sebagaimana pada gambar berikut:

M

ISI Pengamanan pasar dalam negeri

Peningkatan pengawasan dan perlindungan konsumen TUJ UA N Pengembangan kebijakan standardisasi dan perlindungan konsumen Pengembangan kelembagaan standardisasi dan perlindungan konsumen Pengembangan SDM perlindungan konsumen SASA RA N Jumlah kebijakan standardisasi dan perlindungan konsumen

Akumulasi jumlah SDM Perlindungan konsumen

Gambar 6. Keterkaitan sasaran, tujuan, dan misi Ditjen SPK. Pengembangan kelembagaan standardisasi dan perlindungan konsumen Pengembangan kebijakan standardisasi dan perlindungan konsumen Pengembangan SDM perlindungan konsumen

TUJU

AN

Peningkatan pengawasan barang beredar dan jasa Peningkatan pengawasan di bidang mutu barang Peningkatan layanan perlindungan konsumen dan kemetrologian

(15)

Kebijakan

Arah kebijakan pembangunan standardisasi dan perlindungan konsumen ke depan secara konsisten akan mengacu kepada arah pembangunan perdagangan nasional periode 2010-2014. Arah ini merupakan pedoman dalam menyusun langkah-langkah strategis ke depan untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Arah kebijakan Sekretariat merupakan penjabaran dari kebijakan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen:

1. Pengembangan kebijakan standardisasi dan perlindungan konsumen, serta 2. Mengembangkan SDM perlindungan konsumen.

Adapun hasil penjabaran atas 2 (dua) kebijakan tersebut meliputi 4 (empat) hal, yaitu: 1. Menyusun perencanaan program dan kerja sama organisasi;

2. Memfasilitasi telaah, perancangan, dan evaluasi serta pelaporan; 3. Melaksanakan dan membina urusan administrasi keuangan; serta

4. Menyelenggarakan urusan tata usaha kepegawaian, organisasi, perlengkapan, rumah tangga, tata persuratan dan dokumentasi.

Strategi

Sekretariat Ditjen SPK mendukung pelaksanaan Berdasarkan strategi pada Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen:

1. Pengembangan kebijakan standardisasi dan perlindungan konsumen yang dilakukan melalui penyiapan kebijakan standardisasi dan perlindungan konsumen, dan

2. Pengembangan SDM perlindungan konsumen, yang dilakukan melalui pembinaan dan peningkatan jumlah SDM perlindungan konsumen,

Wujud dukungan dimaksud dilaksanakan melalui:

1. Perencanaan dan penganggaran Ditjen Perlindungan Konsumen yang baik.

2. Penyusunan laporan keuangan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen yang transparan dan akuntabel.

3. Penyediaan layanan diklat yang memadai bagi pegawai Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen.

4. Penyusunan dokumen kepegawaian Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen yang handal.

5. Pelaksanaan assessment terhadap kebijakan standardisasi dan perlindungan konsumen. 6. Koordinasi penyusunan peraturan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen. 7. Penyusunan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Ditjen Standardisasi dan

Perlindungan Konsumen.

Program/Kegiatan

Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen mendukung program Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen:

1. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya; 2. Pengembangan kebijakan dan pemberdayaan konsumen; dan 3. Peningkatan perlindungan konsumen daerah.

(16)

Untuk mendukung 3 (tiga) program Ditjen SPK di atas, kegiatan-kegiatan Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen yaitu sebagai berikut:

1. Penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen yang baik, melalui:

a. Koordinasi kegiatan dan kebijakan di di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen,

b. Koordinasi penyusunan rencana kerja, c. Pemantapan program dan kegiatan, d. Penyusunan program,

e. Evaluasi e-monitoring dan Balance Score Card (BSC), f. Pemantauan pelaksanaan dekonsentrasi dan DAK di daerah, g. Koordinasi tata cara revisi RKAKL.

2. Penyusunan laporan keuangan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen yang transparan dan akuntabel.

a. Peningkatan pemahaman, kemampuan & koordinasi pengelola sistem akuntansi instansi (SAI) di lingkungan Ditjen SPK,

b. Pengelolaan administrasi keuangan, c. Pengelolaan sistem informasi keuangan,

d. Finalisasi dan penggandaan laporan keuangan Ditjen SPK, e. Penyusunan laporan keuangan semester,

f. Koordinasi tindak lanjut hasil pemeriksaan, g. Penatausahaan hibah BMN di 33 provinsi, h. Inventarisasi BMN Ditjen SPK.

3. Penyediaan layanan diklat yang memadai bagi pegawai Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen.

a. Pelatihan/kursus bahasa asing untuk pegawai Ditjen SPK,

b. Pelatihan internal Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen, c. Partisipasi mengikuti pelatihan/kursus/training,

d. Peningkatan kinerja SDM kepegawaian Ditjen SPK.

4. Penyusunan dokumen kepegawaian Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen yang handal.

a. Rakor teknis bidang kepegawaian Ditjen SPK,

b. Koordinasi pelaksanaan wilayah tertib administrasi Ditjen SPK.

5. Assessment terhadap kebijakan standardisasi dan perlindungan konsumen melalui koordinasi dan pembahasan telaahan hukum

6. Peraturan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen a. Koordinasi pembahasan rancangan peraturan,

b. Koordinasi pengumpulan bahan dan rancangan peraturan, c. Penyusunan himpunan peraturan perundang-undangan.

(17)

7. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

a. Koordinasi penyusunan bahan rapat pimpinan,

b. Penyusunan bahan laporan bulanan, triwulan, tahunan, c. Penyusunan laporan akuntabilitas kinerja (LAK),

d. Pengembangan dan pengelolaan informasi Ditjen SPK, e. Penyebaran informasi,

f. Koordinasi penanganan informasi isu aktual. B. Rencana Kinerja Tahunan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) merupakan penjabaran dari tujuan, sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis (Renstra) yang akan dilaksanakan melalui berbagai kegiatan tahunan. Kegiatan tahunan ini disesuaikan dengan anggaran yang akan diterima dan tugas fungsi Sekretariat Ditjen SPK. RKT juga dijadikan dasar penetapan Kontrak Kinerja Sekretariat Ditjen SPK. Oleh karena itu, penyusunan RKT menjadi salah satu langkah perencanaan yang sangat penting untuk mewujudkan capaian kinerja yang terarah dan terukur serta implementatif. Dalam rangka mengukur pencapaian sasaran “Meningkatnya dukungan pelayanan teknis dan administratif yang berkualitas kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal Standardisasi danPerlindungan Konsumen” telah ditetapkan rencana kinerja Tahun 2014 dengan 6 (enam) indikator kinerja (IK).

Dokumen perencanaan dan penganggaran Ditjen Standardisasi dan Perlindungan

Konsumen

Indikator ini bertujuan untuk menjamin tercapainya sasaran kinerja dengan batas anggaran yang telah ditetapkan, baik untuk kegiatan prioritas maupun penunjang, terdapat 8 (delapan) yang disusun dalam rangka memenuhi capaian indikator dokumen perencanaan dan penganggaran Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen pada tahun 2014. Guna mewujudkan indikator tersebut, telah disusun kegiatan pendukung yaitu koordinasi pelaksanaan kegiatan dan kebijakan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen, koordinasi tata cara revisi RKA-K/L Tahun 2014, koordinasi penyusunan dan bimbingan teknis aplikasi rencana kerja 2014, bimbingan teknis aplikasi penyusunan RKA-K/L 2014, koordinasi penyusunan RKA-K/L 2014 pagu anggaran dan pagu tetap, koordinasi penyusunan kontrak kinerja 2014, Pemantapan dan penyusunan program 2014, pemantauan dekonsentrasi dan DAK, koordinasi penyusunan dan pemantauan BSC Ditjen SPK, serta koordinasi lintas sektoral dengan berbagai instansi terkait. Jumlah assessment

terhadap kebijakan standardisasi dan

perlindungan konsumen

Dalam rangka menciptakan transparansi, efisiensi, dan efektivitas implementasi suatu kebijakan, serta untuk mengharmonisasikan kebijakan nasional dengan berbagai komitmen Indonesia yang bersifat internasional di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen, maka perlu dilakukan suatu telaahan terhadap kebijakan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen. Target Jumlah assessment terhadap kebijakan standardisasi dan perlindungan konsumen yang disusun pada Tahun 2014 sebanyak 2 (dua) telaahan hukum. Guna mewujudkan assessment terhadap kebijakan standardisasi dan perlindungan konsumen, maka

(18)

disusunlah kegiatan pendukung yaitu Assessment terhadap Kebijakan di Bidang Standardisasi dan Perlindungan Konsumen dengan sub kegiatan Koordinasi dan Pembahasan Telaahan Hukum di Bidang Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Jumlah penyusunan dan

penyempurnaan peraturan di bidang standardisasi dan

perlindungan konsumen

Penyusunan dan penyempurnaan peraturan perundang-undangan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen merupakan tindak lanjut pelaksanaan telaahan hukum. Pada Tahun 2014 terdapat Penyusunan dan penyempurnaan peraturan perundang-undangan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen dilakukan dalam rangka antara lain mereview kesesuaian substansi Peraturan Menteri Perdagangan dengan kebutuhan hukum masyarakat serta harmonisasi kebijakan nasional dengan kebijakan internasional. Target Jumlah peraturan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen yang disusun dan disempurnakan pada Tahun 2014 sebanyak 5 (lima) peraturan. Guna mewujudkan penyusunan dan penyempurnaan peraturan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen, maka disusunlah kegiatan pendukung yaitu koordinasi dan pembahasan rancangan/penyempurnaan peraturan bidang standardisasi dan perlindungan konsumen, dan pembahasan rancangan peraturan perundang-undangan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen.

Laporan keuangan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan

Konsumen

Dalam rangka pencapaian tujuan organisasi, diperlukan penge-lolaan proses administrasi dan penyusunan laporan keuangan anggaran yang akan menunjang pelaksanaan seluruh kegiatan. Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/ pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara. Target Laporan keuangan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2014 tersusun 6 (enam) laporan. Guna mewujudkan laporan keuangan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen yang efektif, maka disusunlah kegiatan pendukung yaitu penyusunan laporan keuangan Ditjen SPK Semester II Tahun 2013, peningkatan kemampuan dan koordinasi pengelola sistem akuntansi instansi Direktorat Jenderal SPK, penyusunan laporan keuangan Ditjen SPK Semester I Tahun 2014, pengelolaan administrasi keuangan, pengelolaan sistem informasi keuangan, penyusunan buku pedoman keuangan Ditjen SPK, serta konsinyering dalam rangka koordinasi di bidang keuangan.

Dokumen evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Ditjen

Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

Kegiatan laporan pelaksanaan kinerja merupakan bagian dari pelaksanaan tugas dan fungsi pada Sekretariat Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen yang dilakukan secara terus menerus atau secara berkala. Data dan informasi yang dikumpulkan dari pelaporan ini selanjutnya diolah untuk kemudian digunakan sebagai dasar evaluasi. Target Dokumen evaluasi dan

(19)

pelaporan pelaksanaan kegiatan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2014 adalah 3 (tiga) laporan. Guna mewujudkan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen, maka disusunlah kegiatan pendukung yaitu penyusunan bahan rapat pimpinan untuk bahan pidato kenegaraan Presiden, RAKER, PANJA dan RDP dengan DPR-RI serta sidang kabinet di bidang SPK, penyusunan bahan laporan bulanan, triwulan, tahunan Ditjen SPK, penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK), pengembangan dan pengelolaan informasi Ditjen SPK, Penyebaran informasi di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen, dan koordinasi penanganan informasi isu aktual di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen. Jumlah jenis pelaksanaan pembinaan kepegawaian Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

Pembinaan kepegawaian dilakukan untuk meningkatkan wawasan atau ide kreatif dan berpikir sesuatu bagi pegawai. Pembinaan yang dilaksanakan ini diarahkan untuk membentuk suatu motivasi kesadaran dalam diri sendiri dalam melakukan pekerjaannya. Pembinaan pegawai juga bertujuan meningkatkan kompetensi atau keahlian SDM yang dimiliki sehingga dapat mendukung kinerja organisasi. Target Jumlah jenis pelaksanaan pembinaan kepegawaian Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2014 tersusun 10 (sepuluh) laporan. Guna mewujudkan pelaksa-naan pembipelaksa-naan kepegawaian Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen, maka disusunlah kegiatan pendukung yaitu pelatihan internal Ditjen SPK (sebanyak 3 kali), pelatihan/kursus bahasa asing untuk pegawai Ditjen SPK, rapat koordinasi teknis bidang kepegawaian Ditjen SPK, sosialisasi reformasi birokrasi dan SPIP Ditjen SPK, sosialisasi WTA dan anti korupsi Ditjen SPK, serta sosialisasi Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK).

C. Kontrak Kinerja dan Rencana Aksi

Pada sub bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, struktur organisasi, aspek strategis serta permasalahan utama (strategic issue) yang sedang dihadapi.

Kontrak Kinerja

Agar kinerja dapat tercapai secara maksimal untuk mencapai tujuan-tujuan strategis, Sekretariat Ditjen Standardiasasi dan Perlindungan Konsumen menyusun Kontrak Kinerja sebagai acuan dalam mengimplemetasikan kegiatan pada Tahun 2014. Rincian Kontrak Kinerja yang meliputi program, sasaran, indikator kinerja, serta anggaran. Rincian Kontrak Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2014 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Adapun penjelasan masing indikator kinerja dapat diuraikan di bawah ini.

(20)

Indikator ini bertujuan untuk menjamin tercapainya sasaran kinerja dengan batas anggaran yang telah ditetapkan, baik untuk kegiatan prioritas maupun penunjang diperlukan perencanaan dan penganggaran yang baik. Penyusunan rencana dan anggaran Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen disusun berdasarkan hasil kajian dan evaluasi kebutuhan pegawai dalam rangka melaksanakan tugas-tugas teknisnya. Penyusunan program dan penganggaran yang disusun adalah berbasis kinerja yang merupakan suatu pendekatan yang memperhatikan efisiensi dalam pencapaian kinerja tersebut. Kinerja adalah prestasi kerja yang berupa keluaran dari suatu kegiatan atau hasil dari suatu program dengan kuantitas yang terukur. Penyusunan rencana dan anggaran tidak hanya digunakan sebagai alat perencanaan keuangan dan pengendaliannya, tetapi juga sebagai koordinasi, komunikasi, evaluasi serta motivasi. Anggaran adalah suatu rencana dalam melaksanakan berbagai kegiatan secara terperinci. Anggaran juga merupakan suatu hal yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai pedoman pengendalian. Melalui anggaran dapat diketahui penyimpangan yang terjadi dan langkah-langkah yang akan diambil untuk memperbaiki penyimpangan tersebut.

Dalam rangka menciptakan transparansi, efisiensi, dan efektivitas implementasi suatu kebijakan, serta untuk mengharmonisasikan kebijakan nasional dengan berbagai komitmen Indonesia yang bersifat internasional di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen, maka perlu dilakukan suatu telaahan terhadap kebijakan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen. Assessment terhadap kebijakan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada Pemerintah Daerah, khususnya aparat pemerintah daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perdagangan. Kuesioner memuat pertanyaan-pertanyaan mengenai substansi dari Peraturan Menteri Perdagangan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen yang akan ditelaah. Melalui penyebaran kuesioner, dapat diperoleh informasi mengenai: efektivitas capaian sasaran dari kebijakan; permasalahan dan kendala pelaksanaan dari kebijakan; serta kebutuhan masyarakat akan adanya kebijakan baru.

Kebijakan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen merupakan salah satu instrumen non-tarif yang diperbolehkan dalam perdagangan global guna memberikan perlindungan bagi negara terhadap lonjakan importasi produk yang dapat merugikan industri dalam negeri dan dapat merugikan masyarakat/konsumen. Penyusunan dan penyempurnaan peraturan perundang-undangan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen merupakan tindak lanjut pelaksanaan telaahan hukum. Penyusunan dan penyempurnaan

Dokumen perencanaan dan penganggaran Ditjen

Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

IK1

Jumlah

assessment

terhadap kebijakan Standardisasi dan

Perlindungan

IK2

Jumlah penyusunan dan penyempurnaan peraturan di

bidang Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

(21)

peraturan perundang-undangan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen dilakukan dalam rangka antara lain mereview kesesuaian substansi Peraturan Menteri Perdagangan dengan kebutuhan hukum masyarakat serta harmonisasi kebijakan nasional dengan kebijakan internasional.

Dalam rangka pencapaian tujuan organisasi, diperlukan pengelolaan proses administrasi dan penyusunan laporan keuangan anggaran yang akan menunjang pelaksanaan seluruh kegiatan. Laporan Keuangan diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/pertanggung-jawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara. Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi dalam pengambilan keputusan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) guna meningkatkan optimalisasi pencapaian tujuan.

Kegiatan laporan pelaksanaan kinerja merupakan bagian dari pelaksanaan tugas dan fungsi pada Sekretariat Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen yang dilakukan secara terus menerus atau secara berkala. Data dan informasi yang dikumpulkan dari pelaporan ini selanjutnya diolah untuk kemudian digunakan sebagai dasar evaluasi. Agar laporan pelaksaanan kinerja dapat terlaksana secara efisien dan obyektif maka harus didukung oleh data dan informasi yang relevan, lengkap dan akurat.

Pembinaan kepegawaian dilakukan untuk meningkatkan wawasan atau ide kreatif dan berpikir sesuatu bagi pegawai. Pembinaan yang dilaksanakan ini diarahkan untuk membentuk suatu motivasi kesadaran dalam diri sendiri dalam melakukan pekerjaannya. Pembinaan pegawai juga bertujuan meningkatkan kompetensi atau keahlian SDM yang dimiliki sehngga mendukung kinerja organisasi.

Rencana Aksi

Rencana aksi Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen mengacu pada kontrak kinerja. Sasaran yang hendak diwujudkan adalah meningkatnya dukungan pelayanan teknis dan administratif yang berkualitas kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Sasaran ini diukur dengan 6 (enam) indikator kinerja sebagaimana tertuang pada kontrak kinerja. Adapun kegiatan-kegiatan pendukung masing-masing indikator dapat dijelaskan berikut ini.

1. Perencanaan dan penganggaran Ditjen Perlindungan Konsumen, didukung dengan kegiatan:

a. Koordinasi pelaksanaan kegiatan dan kebijakan di di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen;

Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Standardisasi dan

Perlindungan Konsumen

IK4

Dokumen evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan

Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

IK5

Jumlah jenis pelaksanaan pembinaan kepegawaian Ditjen

Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

(22)

b. Koordinasi penyusunan dan bimbingan teknis aplikasi rencana kerja 2014; c. Bimbingan teknis aplikasi penyusunan RKAKL Tahun 2014;

d. Koordinasi penyusunan RKA-K/L Tahun 2014 pagu anggaran dan pagu tetap; e. Koordinasi penyusunan kontrak kinerja Tahun 2013;

f. Koordinasi penyusunan dan pemantauan BSC Ditjen SPK Tahun 2013; dan g. Keikutsertaan dalam rapat pimpinan Kemendag Tahun 2013;

h. Koodinasi pelaksanaan program kerjasama lintas sektoral.

2. Pelaksanaan assessment terhadap kebijakan standardisasi dan perlindungan konsumen, didukung dengan kegiatan koordinasi dan pembahasan telaahan hukum di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen.

3. Penyusunan dan penyempurnaan peraturan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen, didukung dengan kegiatan koordinasi pembahasan rancangan peraturan perundang-undangan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen.

4. Penyusunan laporan keuangan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen yang transparan dan akuntabel, didukung dengan kegiatan:

a. Peningkatan kemampuan dan koordinasi pengelola SAI di lingkungan Ditjen SPK; b. Pengelolaan administrasi keuangan;

c. Pengelolaan sistem informasi keuangan;

d. Penyusunan buku pedoman keuangan Ditjen SPK;

e. Penyusunan Laporan Keuangan Semester II Tahun 2013; f. Penyusunan Laporan Keuangan Semester I Tahun 2014; dan g. Konsinyering dalam rangka koordinasi bagian keuangan.

5. Penyusunan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen, didukung dengan kegiatan:

a. Koordinasi penyusunan bahan rapat pimpinan untuk bahan pidato kenegaraan presiden, Raker, Panja dan RDP dengan DPR-RI serta Sidang Kabinet di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen;

b. Penyusunan bahan laporan bulanan, triwulan, tahunan Ditjen SPK; c. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK);

d. Pengembangan dan pengelolaan informasi Ditjen SPK;

e. Penyebaran informasi di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen; dan

6. Koordinasi penanganan informasi isu aktual di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen.

7. Pelaksanaan pembinaan kepegawaian Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen a. Pelatihan internal Ditjen SPK;

b. Pelatihan/kursus bahasa asing untuk pegawai Ditjen SPK; c. Rakor teknis bidang kepegawaian Ditjen SPK;

d. Sosialisasi reformasi birokrasi dan SPIP Ditjen SPK; e. Sosialisasi WTA dan anti korupsi Ditjen SPK;

(23)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Pada bab ini diuraikan capaian kinerja organisasi sesuai dokumen Kontrak Kinerja serta capaian kinerja bidang yang lain tapi mendukung kinerja organisasi. Selain itu, juga diuraikan realisasi anggaran yang digunakan untuk mewujudkan pernyataan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Kontrak Kinerja dan Rencana Aksi.

A. Capaian Kinerja Organisasi

Capaian Indikator Kinerja Utama

Sebagai pelaksanaan dari Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, maka Sekretariat Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen telah menetapkan Indikator Kinerja (IK) yang sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2014.

Tabel. 2 Capaian Indikator Kinerja Utama

Sekretariat Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2014

Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian Capaian 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Meningkatnya dukungan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal SPK yang berkualitas

Jumlah assesment terhadap kebijakan Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

Telaahan 2 5 250% 250%

Jumlah penyusunan dan penyempurnaan peraturan di bidang Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

Peraturan 5 12 240% 300%

Dokumen perencanaan dan penganggaran Ditjen

Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

Dokumen 8 8 100% 100%

Laporan keuangan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

Laporan 6 6 100% 100%

Dokumen evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

Laporan 3 4 133% 133%

Jumlah jenis pelaksanaan pembinaan kepegawaian Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

(24)

Berdasarkan tabel tersebut, seluruh target pada Kontrak Kinerja Sekretariat Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2014 telah dapat dicapai. Rata-rata pencapaian target adalah 148%. Pencapaian dengan jumlah di atas 100% yaitu:

1. IK “Jumlah assessment terhadap kebijakan standardisasi dan perlindungan konsumen”, 2. IK “Jumlah penyusunan dan penyempurnaan peraturan di bidang standardisasi dan

perlindungan konsumen”, dan

3. IK “Dokumen evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen”.

Dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya, capaian yang stabil adalah:

1. IK “Dokumen perencanaan dan penganggaran Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen”,

2. IK “Laporan keuangan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen”, serta

3. IK “Jumlah jenis pelaksanaan pembinaan kepegawaian Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen”.

Capaian IK “Jumlah penyusunan dan penyempurnaan peraturan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen” turun 60% dari tahun sebelumnya.

Analisis dan Evaluasi Capaian Kinerja

Berikut adalah uraian capaian kinerja Sekretariat Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2014 dengan uraian kegiatan pendukungnya. Sistematika penjelasan diurut sesuai dokumen Kontrak Kinerja. Sasaran yang hendak diwujudkan yaitu meningkatnya dukungan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen yang berkualitas.

Jumlah assesment terhadap kebijakan Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

Assesment terhadap kebijakan Standardisasi dan Perlindungan Konsumen dilakukan dalam rangka memperoleh masukan dan tanggapan serta kendala implementasi peraturan perundang-undangan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen serta untuk menciptakan transparansi, efisiensi, dan efektivitas implementasi peraturan perundang-undangan. Untuk itu diperlukan penyusunan telaahan hukum di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen, yaitu melalui Koordinasi dan Pembahasan Telaahan Hukum di Bidang Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Kegiatan ini dilaksanakan secara swakelola melalui pelaksanaan sub kegiatan koordinasi dan pembahasan telaahan hukum di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen. Secara umum kegiatan ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner ke Dinas Perdagangan Provinsi dan Kabupaten/Kota yang terdekat dari ibukota provinsi. Kuesioner memuat substansi masing-masing Peraturan Menteri yang diangkat untuk mengetahui relevan atau tidak substansi tersebut dengan perkembangan masyarakat. Daerah yang menjadi obyek penyebaran kuesioner adalah daerah-daerah yang memiliki potensi di bidang perdagangan dan dapat berkoordinasi dengan baik.

Selama Tahun 2014, assessment terhadap kebijakan standardisasi dan perlindungan konsumen telah mulai dilaksanakan di beberapa daerah. Dalam kegiatan ini telah dilaksanakan 5 (lima) telaahan hukum terhadap peraturan perundang-undangan.

(25)

Gambar 7. Kebijakan yang ditelaah Tahun 2014

Kelima peraturan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen yang ditelaah ini memiliki keterkaitan satu sama lain sehingga dilakukan assessment secara bersamaan. Melalui assessment ini dapat diketahui relevansi substansi peraturan perundang-undangan yang saat ini berlaku terhadap perkembangan dan/atau kebutuhan hukum masyarakat. Jika substansi peraturan sudah tidak sesuai atau tidak relevan maka dapat diberikan rekomen-dasi kepada unit teknis di lingkungan Ditjen SPK untuk mengubah atau mengatur kembali peraturan perundang-undangan tersebut guna menciptakan kepastian hukum dan perlindungan terhadap masyarakat baik konsumen maupun pelaku usaha.

Assessment terhadap kebijakan standardisasi dan perlindungan konsumen dilaksanakan sejak bulan Februari hingga Juni 2014. Capaian kinerja Tahun 2014 yaitu sebanyak 5 telaahan hukum, sehingga capaian sebesar 250% dari target sebanyak 2 telahaan hukum. Saat ini ditindaklanjuti dengan proses revisi kelima Peraturan Menteri Perdagangan.

Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kontrak kinerja antara lain kegiatan koordinasi dan pembahasan telaahan hukum di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen. Secara umum kegiatan dilakukan melalui penyebaran kuesioner ke Dinas Perdagangan Provinsi. Kuesioner memuat substansi masing-masing Peraturan Menteri yang diangkat untuk mengetahui relevansi substansi tersebut. Daerah yang menjadi obyek penyebaran kuesioner sebagian besar adalah daerah-daerah yang belum pernah dilakukan kegiatan telaah, yakni Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jambi, Provinsi Bengkulu, Provinsi Sulawesi Utara, dan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Gambar 8. Telaahan Hukum di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Kepmenperindag No. 350/2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan

Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen

Permendag No. 14/2007 tentang Standardisasi Jasa

Bidang Perdagangan dan Pengawasan SNI Wajib terhadap Barang dan Jasa

yang Diperdagangkan

Permendag No. 20/2009 tentang Ketentuan dan Tata

Cara Pengawasan Barang dan/atau Jasa

Permendag No. 50/2009 tentang Unit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis Metrologi

Legal

Permendag No. 51/2009 tentang Penilaian terhadap

Unit Pelaksana Teknis dan Unit Pelaksana Teknis Daerah Metrologi Legal

(26)

Kendala yang dihadapi dalam pencapaian target IK ini antara lain terbatasnya sumber daya manusia yang memahami kebijakan standardisasi dan perlindungan konsumen di daerah, sehingga masukan yang diperoleh dalam penyusunan telaah hukum tidak maksimal. Rencana tindak lanjut untuk mengatasinya yaitu mengakan pendidikan dan pelatihan atau workshop mengenai kebijakan standardisasi dan perlindungan konsumen baik di pemerintah pusat maupun di pemerintah daerah. Faktor keberhasilan kinerja Sekretariat Ditjen SPK pada Tahun 2014 antara lain karena pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan secara efisien, tejalinnya kerja sama yang baik antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah khusus-nya Disperindag dalam hal pengisian kuesioner sehingga dapat diketahui permasalahan yang dihadapi dan koordinasi yang baik dengan unit teknis di lingkungan Ditjen SPK.

Tabel 3. Capaian “Jumlah dokumen perencanaan dan penganggaran Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen” Tahun 2011-2014

Tahun 2011 2012 2013 2014

Target 2 2 2 2

Realisasi 4 4 5 5

Capaian 200% 200% 250% 250%

Apabila capaian kinerja tahun ini dibandingkan, capaian pada Tahun 2014 sama dengan tahun lalu. Hal ini disebabkan pada Tahun 2014 ada lebih banyak peraturan perundang-undangan yang perlu ditelaah kembali dalam rangka mengikuti perkembangan masyarakat. Mengacu pada target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen Rencana Strategis Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2010-2014, maka realisasi kinerja sampai dengan Tahun 2014 telah mencapai target bahkan realisasinya lebih dari target yang ditetapkan.

Gambar 9. Perbandingan target dan realisasi IK 1 Tahun 2011-2014

Kegiatan Sekretariat Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen pada Tahun 2014 yang mendukung pencapaian target jumlah telaahan terhadap kebijakan standardisasi dan perlindungan konsumen, yaitu pengumpulan bahan berupa substansi dalam rangka penentuan masih relevan atau tidak Peraturan Menteri Perdagangan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen untuk selanjutnya dilakukan perubahan atau revisi atas Peraturan Menteri Perdagangan dimaksud.

Target dan Realisasi IK 1

(27)

Pokok-pokok hasil telaahan hukum:

a. Substansi Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 350/MPP/Kep/12/ 2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen perlu dilakukan penyempurnaan pengaturan, dalam hal:

1) daerah yang belum memiliki BPSK, maka pengaduan dan penanganan sengketa konsumen diajukan ke dinas setempat yang bertanggung jawab dalam bidang perdagangan.

2) pengawasan terhadap pencantuman klausula baku, perlu dijabarkan dalam peraturan teknis sehingga BPSK dapat melakukan pengawasan terhadap pencantuman klausula baku.

3) informasi yang harus termuat dalam permohonan penyelesaian sengketa ditambahkan dengan kronologis kejadian yang menyebabkan timbulnya sengketa, termasuk di dalamnya upaya konsumen untuk meminta pertanggungjawaban pelaku usaha.

4) jangka waktu pemanggilan pelaku usaha sebaiknya diubah menjadi paling lama 5 (lima) hari atau 7 (tujuh) hari untuk mengantisipasi kenadala teknis dalam

pemanggilan pelaku usaha.

b. Substansi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 14/M-DAG/PER/3/2007 tentang Standardisasi Jasa Bidang Perdagangan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib terhadap Barang dan Jasa yang Diperdagangkan perlu dilakukan penyempurnaan pengaturan dalam hal:

1) memisahkan substansi pengaturan standardisasi jasa dan standardisasi barang menjadi 2 (dua) peraturan yang berebeda, mengingat selama berlakunya Peraturan Menteri ini belum pernah dilakukan pengawasan terhadap standardisasi jasa.

2) terkait pengawasan pra pasar, perlu dibuat peraturan teknis yang lebih jelas terkait tugas fungsi petugas pengawas Kementerian Perdagangan, agar tidak menyalahi atau bertabrakan dengan tugas fungsi kementerian/lembaga pemerintahan lain yang juga pengawasan sebelum barang beredar di pasar.

3) mengusulkan beberapa produk terkait K3L yang perlu diberlakukan SNI wajib, sesuai usulan daerah.

4) mengusulkan standardisasi terhadap jasa bidang perdagangan untuk kepentingan perlindungan terhadap konsumen dan industri dalam negeri.

c. Substansi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 20/M-DAG/PER/5/2009 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pengawasan Barang dan/atau Jasa perlu dilakukan penyempurnaan, dalam hal:

1) pengaturan mengenai pengambilan sampel barang secara acak, yang menurut ketentuan dilakukan di pasar untuk jenis barang yang sama di 1 (satu) kabupaten/kota pada 3 (tiga) pengecer, sebaiknya bisa dilakukan pada 1 (satu) tempat saja, namun mengambil minimal 5 (lima) sampel produk yang sama.

2) rumusan Pasal 20 ayat (1) dan ayat (2) dipertegas, ketentuan mana yang harus menjadi pedoman dalam pelaksanaan pengawasan dan penyidikan terhadap tindak pidana di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen.

3) pengaturan mengenai pengawasan terhadap distribusi dipisahkan dari peraturan pengawasan barang beredar dan jasa, kewenangannya tidak hanya dilakukan oleh PPBJ dan PPNS PK, tetapi menjadi kewenangan aparat perdagangan, mengikuti ketentuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan.

(28)

4) pengaturan mengenai mekanisme perintah penarikan barang dari peredaran dilakukan oleh Ditjen SPK, namun proses tindak lanjut melibatkan pemerintah daerah.

d. Substansi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 50/M-DAG/PER/10/2009 tentang Unit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis Metrologi Legal perlu dilakukan penyempurnaan. Hal ini disebabkan pada beberapa daerah fungsi pembinaan dan pengawasan kemetrologian tidak berjalan sebagaimana mestinya karena tidak ada unit kerja yang membidangi kemetrologian, yang ada hanya UPTD Metrologi Legal yang melaksanakan kegiatan pelayanan tera dan tera ulang. Hal ini mempengaruhi penegakan hukum di bidang perlindungan konsumen dan metrologi legal.

e. Substansi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 51/M-DAG/PER/10/2009 tentang Penilaian terhadap Unit Pelaksana Teknis dan Unit Pelaksana Teknis Daerah Metrologi Legal perlu dilakukan penyempurnaan dalam hal:

1) perlu perubahan nomenklatur kelembagaan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2) apabila ruang lingkup pelayanan tera/tera ulang UTTP dilakukan penyesuaian, sebaiknya dilakukan pengalihan pelayanan tera/tera ulang UTTP yang tidak masuk dalam ruang lingkup tersebut ke UPTD terdekat dan yang mampu melakukan pelayanan tera/tera ulang.

Gambar 10. Kegiatan Telaahan Hukum pada Dinas Perindag Prov Sumatera Barat Dalam rangka mengukur kualitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen, telah dilakukan survei dengan pengisian kuesioner oleh unit-unit Eselon II yang dikoordinasikan di lingkungan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Responden diminta untuk mengevaluasi kualitas kualitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen dengan cara memberikan nilai 1-10 terhadap kriteria pelayanan teknis dan administrasi; pelibatan terhadap unit-unit teknis; dan kualitas koordinasi secara umum.

(29)

Gambar 11. Nilai Kualitas Kinerja Setditjen SPK pada assesment terhadap kebijakan Standardisasi dan Perlindungan Konsumen.

Jumlah penyusunan dan penyempurnaan peraturan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen

Kegiatan penyusunan dan penyempurnaan peraturan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen dilakukan dalam rangka mendukung pembangunan di sektor perdagangan. Dalam hal ini perlu adanya peningkatan partisipasi dari pemerintah daerah terkait dengan pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen. Oleh karenanya, Kementerian Perdagangan sebagai regulator kebijakan perdagangan harus menyebarluaskan semua peraturan perundang-undangan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen, sehingga pemerintah daerah dapat mengimplementasinya efisien dan efektif.

Dalam hal penyusunan dan penyempurnaan peraturan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen, Sekretariat Ditjen SPK ingin mewujudkan koordinasi yang baik dalam penyusunan peraturan perundang-undangan dengan unit teknis terkait khususnya di lingkungan Ditjen SPK dan instansi teknis terkait. Melalui koordinasi yang baik maka akan terwujud kelancaran proses penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen. Maksud dan tujuan pelaksanaan kinerja ini adalah untuk melakukan pembahasan substansi dari peraturan perundang-undangan yang telah terbit yang perlu diubah atau rancangan peraturan perundang-undangan baru yang perlu disusun guna memenuhi kebutuhan hukum masyarakat. Jumlah peraturan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen yang disusun dan disempurnakan selama Tahun 2014 sebanyak 12 peraturan, sebagai berikut:

1. Rancangan Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor : 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan

2. Peraturan Menteri Perdagangan tentang Perubahan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Kewajiban Pencantuman Label Dalam Bahasa Indonesia Pada Barang;

3. Rancangan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Petunjuk Penggunaan dan Kartu Jaminan Purna Jual Dalam Bahasa Indonesia Bagi Produk Telematika dan Produk Elektronika; 7,1 7,15 7,2 7,25 7,3 7,35 7,4 7,45 7,5

7,55

Nilai Kualitas Kinerja Setditjen SPK pada IK 1

Pelayanan teknis dan administratif

Pelibatan unit-unit teknis Kualitas koordinasi secara umum

IK2

9-10 = bagus sekali 7-8 = bagus 5-6 = cukup bagus 3-4 = kurang bagus 1-2 = tidak bagus

(30)

4. Rancangan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Pengelolaan Sumber Daya Manusia Kemetrologian;

5. Rancangan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Pengawasan Alat-alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya, Barang Dalam Keadaan Terbungkus, dan Satuan Ukuran;

6. Rancangan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Unit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis Metrologi Legal;

7. Rancangan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Penilaian Terhadap Unit Pelaksana Teknis dan Unit Pelaksana Teknis Daerah Metrologi Legal;

8. Rancangan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen;

9. Rancangan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Tera dan Tera Ulang UTTP; 10. Rancangan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Standardisasi Jasa Bidang

Perdagangan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) Yang Telah Diberlakukan Secara Wajib;

11. Rancangan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Tata Cara Pengawasan Barang Beredar dan Jasa; dan

12. Rancangan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Tanda Sah Tahun 2015.

Dari 12 peraturan, telah ditetapkan pada Tahun 2014 sebanyak 6 peraturan, sebagai berikut:

1. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 10/M-DAG/PER/1/2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 67/M-DAG/PER/11/2013 tentang Kewajiban Pencantuman Label Dalam Bahasa Indonesia Pada Barang;

2. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 47/M-DAG/PER/8/2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 14/M-DAG/PER/8/2014 tentang Standardisasi Jasa Bidang Perdagangan dan Pengawasan SNI Wajib Terhadap Barang dan Jasa Yang Diperdagangkan;

3. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 54/M-DAG/PER/9/2014 tentang Tanda Sah Tahun 2015;

4. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 69/M-DAG/PER/10/2014 tentang Pengelolaan Sumber Daya Manusia Kemetrologian;

5. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 70/M-DAG/PER/10/2014 tentang Tera dan Tera Ulang Alat-alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya; dan

6. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 71/M-DAG/PER/10/2014 tentang Pengawasan Alat-Alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya, Barang Dalam Keadaan Terbungkus, dan Satuan Ukuran.

Dari target jumlah penyusunan dan penyempurnaan peraturan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen Tahun 2014 yaitu sebanyak 5 peraturan, telah terealisasi sebanyak 12 peraturan sehingga capaian kinerjanya sebesar 240%. Keberhasilan perolehan capaian target kinerja tersebut didukung faktor-faktor antara lain pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan secara efisien dan tidak banyak ditemui faktor kesulitan, koordinasi yang baik

(31)

dengan unit teknis di lingkungan Kementerian Perdagangan, instansi teknis terkait, dan asosiasi usaha, serta dukungan SDM dan anggaran yang memadai.

Tabel 4. Target dan capaian indikator “Jumlah penyusunan dan penyempurnaan peraturan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen” Tahun 2011-2014

Tahun 2011 2012 2013 2014

Target 5 5 5 5

Realisasi 14 15 15 12

Capaian 280% 300% 300% 240%

Bila dibandingkan dengan capaian tahun lalu, capaian tahun ini stabil. Mengacu pada perencanaan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen Rencana Strategis Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2010-2014, maka realisasi kinerja sampai dengan Tahun 2014 telah mencapai target bahkan realisasinya lebih dari target yang ditetapkan.

Gambar 12. Perbandingan target dan realisasi IK 1 Tahun 2011-2014

Kegiatan Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen pada Tahun 2014 yang mendukung pencapaian target penyusunan dan penyempurnaan peraturan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen, yaitu kegiatan koordinasi dan pembahasan rancangan/penyempurnaan peraturan bidang standardisasi dan perlindungan konsumen, dengan sub kegiatan:

a. Koordinasi Pembahasan Rancangan Peraturan Perundang-undangan di Bidang Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

Kegiatan Koordinasi Pembahasan Rancangan Peraturan Perundang-undangan di Bidang Standardisasi dan Perlindungan Konsumen dilakukan dalam bentuk pembahasan rancangan Peraturan Menteri secara internal Ditjen SPK, Kementerian Perdagangan, maupun antar instansi terkait. Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah dalam rangka harmonisasi substansi rancangan Peraturan Menteri termasuk pemeriksaan aspek legal drafting.

b. Koordinasi Pengumpulan Bahan Penyusunan Rancangan Peraturan di Bidang Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

Target dan Realisasi IK 2

(32)

Kegiatan Koordinasi Pengumpulan Bahan Penyusunan Rancangan Peraturan di Bidang Standardisasi dan Perlindungan Konsumen dilakukan dalam bentuk rapat bersama dengan aparat pemerintah daerah guna mengetahui permasalahan dan kendala implementasi Peraturan Menteri Perdagangan. Informasi permasalahan dan kendala implementasi Peraturan Menteri Perdagangan yang diperoleh akan menjadi bahan review dan/atau penyusunan Peraturan Menteri Perdagangan.

Gambar 13. Pengumpulan Bahan di Provinsi Jawa Timur

c. Penyusunan Booklet Himpunan Peraturan Perundang-undangan di Bidang Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

Kegiatan Penyusunan Booklet Himpunan Peraturan Perundang-undangan di Bidang Standardisasi dan Perlindungan Konsumen dilakukan melalui penyusunan dan kompilasi peraturan perundang-undangan di bidang Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah untuk penyebarluasan informasi peraturan perundang-undangan dimaksud, sejalan dengan semangat keterbukaan informasi publik.

Tabel 5. Progres Penyusunan Peraturan Perundang-undangan

No. Peraturan perundang-undangan Keterangan

1. Peraturan Menteri Perdagangan tentang Kewajiban Pencantuman Label Dalam Bahasa Indonesia Pada Barang

Telah diterbitkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 10/M-DAG/PER/1/2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 67/M-DAG/PER/11/2013 tentang Kewajiban Pencantuman Label Dalam Bahasa Indonesia Pada Barang

2. Peraturan Menteri Perdagangan tentang Standardisasi Jasa Bidang Perdagangan dan Pengawasan SNI Wajib Terhadap Barang dan Jasa Yang Diperdagangkan

Telah diterbitkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 47/M-DAG/PER/8/2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 14/M-DAG/PER/8/2007 tentang Standardisasi Jasa Bidang Perdagangan dan Pengawasan SNI Wajib Terhadap Barang dan Jasa Yang Diperdagangkan

Gambar

Tabel 1 Komposisi SDM pada Sekretariat Ditjen SPK
Gambar 6. Keterkaitan sasaran, tujuan, dan misi Ditjen SPK. Pengembangan kelembagaan standardisasi dan perlindungan konsumen Pengembangan kebijakan standardisasi dan perlindungan konsumen Pengembangan SDM perlindungan konsumen TUJUAN Peningkatan pengawasan
Gambar 8. Telaahan Hukum di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Gambar 11. Nilai Kualitas Kinerja Setditjen SPK pada assesment terhadap kebijakan  Standardisasi dan Perlindungan Konsumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Kesadaran merek produk jamur tiram Growjar berada di tingkat pertama yaitu top of mind, (2) Terdapat 8 asosiasi yang melekat pada

Komponen penting pada sepeda seperti kerangka sepeda perlu dilakukan pengujian (Chee,Liu, 2009), karena komponen ini merupakan bagian yang menahan dan menumpu

Dari hasil perhitungan rata-rata setiap kategori motivasi belajar, strategi pembelajaran yang paling unggul digunakan adalah praktikum laboratorium, hal ini

Kolom Total Dana diisi jumlah dana seluruhnya yang dibelanjakan untuk Komponen Pembiayaan

Salah satu contohnya adalah Daspal (Damar Aspal) yang merupakan campuran dengan bahan utamanya getah damar sebagai bahan pengikat dari serbuk bata yang dilebur

Pemboran sumur dengan menggunakan metode casing directional drilling membutuhkan retrievable drilling assembly yang digunakan: 1.) untuk memperoleh kembali

Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa kandungan tanah lempung Karawang didominasi oleh mineral smectite, pengaruh waktu kontak terhadap Sorpsi Sr oleh tanah