• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

21 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini berada di SMK Negeri 3 Surakarta yang berlokasi di Jl. Brigjen Sudiarto No.34, Danukusuman, Kec. Serengan, Kota Surakarta, Jawa Tengah Kode Pos : 57156. Berikut beberapa faktor yang menjadi alasan penulis dalam mempertimbangkan tempat penelitian ini yaitu:

a. Penulis sudah mengetahuai kondisi dan situasi awal di SMK Negeri 3 Surakarta.

b. Lokasi SMK Negeri 3 Surakarta yang mudah dijangkau penulis dari rumah ataupun dari kampus.

c. Kelengkapan sarana pra sarana yang untuk mendukung pembelajaran.

d. Model pembelajaran blended learning tipe flipped classroom yang belum pernah diterapkan pada pembelajaran sebelumnya.

Dari hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran simulasi digital di SMK Negeri 3 Surakarta, dapat diketahui kondisi awal pada tempat penelitian ini dimana model pembelajaran yang digunakan sebelumnya ialah enriched virtual. Selain itu, aplikasi yang digunakan guru untuk kegiatan belajar mengajar adalah google classroom.

2. Waktu Penelitian

Penelitian model pembelajaran blended learning tipe flipped classroom ini mulai dilakukan pada bulan Desember 2019 sampai bulan Desember 2020.

Dimulai dari pengajuan judul pada bulan Desember 2019, kemudian penyusunan proposal pada bulan Januari 2020 hingga bulan Februari 2020 dan seminar proposal dilaksanakan pada bulan Maret 2020. Lalu tahap persiapan penelitian yang meliputi perizinan penelitian, uji coba instrumen, serta

commit to user

(2)

koordinasi dengan kepala sekolah dan guru dilaksanakan dalam bulan September 2020 hingga bulan Oktober 2020.

Tahap pelaksanaan penelitian dilakukan dalam bulan Oktober 2020 hingga bulan November 2020. Dalam tahap ini dilaksanakan pre-test, penerapan model pembelajaran di masing-masing kelas, dan post-test. Tahap terakhir yaitu analisis data, penyusunan laporan, dan pelaksanaan ujian skripsi serta revisi akhir berlangsung pada bulan November 2020 hingga Desember 2020.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini tergolong dalam quasi experimental design, yang termasuk dalam metode eksperimen. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Arikunto (2006: 3) menjelaskan bahwa metode eksperimen berarti sebuah sistematika dalam pencarian hubungan kausalitas diantara dua faktor yang dituangkan peneliti secara sengaja dengan menyingkirkan faktor-faktor yang dapat mengganggu. Sedangkan Sugiyono (2010: 72) menerangkan bahwa penelitian eksperimen ialah metode yang dipakai dalam penelitian dengan tujuan mengetahui suatu pengaruh suatu perlakuan terhadap perlakuan lain pada kondisi terkendali.

Berdasar pada paparan pendapat yang telah disebutkan dapat disimpulkan penelitian eksperimen merupakan penelitian dengan melakukan uji coba dalam kelas eksperimen, lalu pada setiap kelas eksperimen mendapat perlakuan tertentu dalam kondisi yang terkontrol.

Pendekatan kuantitatif seperti yang telah dipaparkan oleh Sugiyono (2010:

14) mempunyai pengertian metode penelitian yang berdasar pada filsafat positivisme, dipergunakan dalam mengamati suatu populasi atau sampel, umumnya teknik pengambilan sampel dijalankan secara random, dipergunakan instrumen penelitian untuk mengumpulkan data, pengujian hipotesis menggunakan analisis data yang bersifat statistik/kuantitatif, sedangkan data kuantitatif merupakan data yang wujudnya berupa angka ataupun data kualitatif yang ditafsirkan menjadi commit to user

(3)

angka. Dengan demikian sesuai dengan namanya pada penelitian kuantitatif diharuskan memakai angka. Dimulai dari pengumpulan data penelitian, tafsiran data penelitian tersebut, dan hasil akhir penelitian (Arikunto, 2006).

Metode penelitian quasi experiment menurut Sugiyono (2010: 75) memiliki dua jenis yakni time series design serta nonequivalent control group design. Pada penelitian ini desain yang dipakai ialah quasi experimental design dengan penggunaan model non equivalent control group design. Sebelum pemberian treatment, baik kelas eksperimen ataupun kelas kontrol diberikan test yaitu pre-test untuk mencari tahu kondisi kedua kelas sebelum diberikan treatment.

Lalu setelah pemberian treatment, kelas eksperimen serta kelas kontrol diberikan test yakni post-test guna mencari tahu kondisi masing-masng kelas setelah pemberian treatment. Adapun diagram desain non equivalent control group design yaitu berikut ini:

O1 x O2 O3 O4

(Sugiyono, 2011) Keterangan:

O1 : skor pre-test dalam kelas eksperimen (penggunaan model blended learning tipe flipped classroom)

O2 : skor post-test dalam kelas eksperimen

O3 : skor pre-test dalam kelas kontrol (penggunaan model enriched virtual) O4 : skor post-test dalam kelas kontrol

X : treatment yang diberikan

Langkah yang pertama yaitu melakukan pre-test pada seluruh kelas yakni X AKL 2 yang merupakan kelas kontrol dan X AKL 1 yang merupakan kelas eksperimen. Dari desain penelitian ini seharusnya hasil pre-test tidak berbeda jauh commit to user

(4)

sehingga kemampuan dari kelas kontrol maupun kelas eksperimen sederajat.

Sesudah dilaksanakannya pre-test tahap selanjutnya yaitu diberikannya perlakuan (treatment). Kemudian tahap terakhir yaitu dilakukan post-test. Statistik deskriptif digunakan dalam mencari tahu perbedaan hasil belajar siswa dan pengaruhnya.

C. Populasi dan Sampel

Penentuan populasi dan sampel sangat diperlukan pada penelitian agar data dapat diperoleh sesuai yang diharapkan pada pelaksanaan penelitian. Berikut pemaparan tentang populasi serta sampel penelitian yaitu:

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan kumpulan data yang memiliki ciri khas yang sejenis dan dijadikan objek inferensi. Arikunto (2006: 130) menjelaskan bahwa

“populasi merupakan keutuhan subjek penelitian”. Sedangkan dari pendapat Sugiyono (2013: 117) populasi merupakan sektor yang didalamnya terdapat objek ataupun subjek yang mempunyai ciri dan kualitas spesifik dimana telah ditentukan peneliti agar selanjutnya ditelaah lalu dapat dibuat kesimpulan. Dari paparan pengertian yang telah dijabarkan dapat dibuat kesimpulan bahwasanya populasi yaitu segala individu yang dijadikan subjek dalam penelitian untuk diteliti. Dengan hal tersebut, yang termasuk populasi pada penelitian ini yaitu peserta didik kelas X AKL SMK Negeri 3 Surakarta berjumlah 72 siswa yang terbagi menjadi 2 kelas.

2. Sampel Penelitian

Sampel yaitu suatu unsur dari seluruh objek penelitian yang dianggap mampu mewakilkan segenap populasi (Notoatmodjo, 2005). Teknik pengambilan sampel yang dipergunakan pada penelitian ini yakni total sampling. Total sampling merupakan teknik dalam mengambil sampel dimana sampel maupun populasi memiliki jumlah yang sama (Sugiyono, 2007).

Penggunaan teknik total sampling dikarenakan banyaknya populasi berjumlah commit to user

(5)

lebih sedikit dari 100 sehingga keseluruhan populasi digunakan sebagai sampel penelitian. Pada penelitian ini, sampel mencakup dari 2 kelas yaitu dari peserta didik kelas X jurusan AKL SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2020/2021, dengan jumlah siswa sebanyak 72 siswa. Satu kelas menjadi kelompok kontrol yaitu kelas X AKL 2 lalu satu kelas menjadi kelompok eksperimen yaitu kelas X AKL 1.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Penggunaan teknik pada pengambilan sampel ini umumnya berdasar pada beberapa pertimbangan, diantaranya yaitu adanya batasan dana, tenaga, dan waktu sehingga pengambilan sampel tidak dapat terlalu besar ataupun terlalu jauh. Dalam penetapan sampel pada penelitian ini, dipergunakan teknik total sampling. Alasan penggunaan teknik total sampling yaitu dikarenakan banyaknya populasi berjumlah kurang dari 100, maka dari itu semua populasi dikategorikan menjadi sampel.

Sampel yang dipergunakan pada penelitian ini yakni sebagian dari siswa kelas X jurusan AKL SMK Negeri 3 Surakarta pada semester gasal yang mencakup dari 2 (dua) kelas yang jumlahnya sebanyak 72 siswa dengan rincian 36 siswa kelas X AKL 2 dan 36 siswa kelas X AKL 1.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2013: 224) berpendapat bahwa langkah yang paling strategis pada penelitian ialah teknik pengumpulan data, karena diperolehnya data merupakan tujuan pokok suatu penelitian. Penelitian ini memanfaatkan teknik pengumpulan data berupa tes hasil belajar (THB). Tes ini berguna untuk mengukur seberapa besar pengaruh yang dihasilkan suatu model pembelajaran pada proses pembelajaran siswa saat mata pelajaran dasar simulasi digital.

Menurut Zainul dan Nasoetion, tes hasil belajar (THB) yaitu alat pengukuran yang dipergunakan sebagai pengukur tingkat keberhasilan siswa pada commit to user

(6)

proses pembelajaran ataupun untuk mengukur atas keberhasilan sebuah program pendidikan (Mervin, 2003: 52). Tes adalah kumpulan soal yang diharuskan dari peserta didik untuk menjawabnya, pada hal ini tes hasil belajar dilaksanakan dengan cara tes secara tertulis.

Tes dilakukan dengan tujuan untuk mencari informasi yang akurat mengenai seberapa besar pencapaian siswa dalam proses belajar, setelah itu dapat diambil tindakan sebagai tindak lanjut untuk peserta didik. Fungsi tes yaitu alat untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa atas suatu pembelajaran. Dalam penelitian ini, tes hasil belajar yang dipergunakan yaitu pre-test dan post-test. Pre- test adalah tes yang dilakukan saat sebelum diberikannya treatment kepada sampel penelitian serta sebagai indikator kesetaraan kemampuan awal kelas eksperimen ataupun kelas kontrol. Sedangkan post-test adalah tes yang diadakan sesudah pemberian treatment kepada sampel penelitian berupa penggunaan model pembelajaran blended learning tipe flipped classroom pada kelas eksperimen serta pembelajaran enriched virtual pada kelas kontrol. Post-test berguna untuk mendapatkan nilai dari kelas eksperimen serta kelas kontrol sebagai pengukur perbedaan hasil belajar sesudah diberikannya treatment.

F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji coba instrumen berguna untuk mengukur besaran validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda, serta pengecoh (distraktor) atas instrumen yang telah disusun hingga dapat dikategorikan baik yang kemudian desebarkan pada responden.

1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Arikunto (2010) uji validitas yaitu pengukuran tingkat kevalidan ataupun keabsahan sebuah instrumen. Validatas berasal dari kata validity yang memiliki makna bahwa seberapa jauh ketetapan sebuah instrumen pengukur ketika menjalankan fungsi pengukurannya. Soal tes dikategorikan memiliki tingkat kevalidan tinggi jika soal tersebut melakukan fungsi ukurnya commit to user

(7)

dengan tepat dan memberikan hasil pengukuran sesuai tujuan diadakannya pengukuran tersebut. Pengukuran tersebut menghasilkan suatu hasil ukur yang artinya yaitu besaran yang memperlihatkan dengan akurat atas fakta sebenarnya terhadap apa yang diukur. Sudjana (2004: 12) mengungkapkan bahwasanya validitas berkaitan dengan tepatnya alat yang digunakan untuk menghasilkan suatu penilaian terhadap apa yang dinilai hingga memberikan nilai dari apa yang sebenarnya dinilai.

Tes yang dipakai pada penelitian ini yaitu pre-test dan post-test. Pre-test dilakukan sebelum diberikannya perlakuan, kemudian post-test dilakukan sesudah perlakuan diberikan. Untuk mencari validitas soal tes yang selanjutnya dipergunakan maka lebih dahulu dilakukan uji validitas soal tes dengan penggunaan rumus korelasi product moment dari Karl Pearson berikut ini.

𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋) ( ∑ 𝑌 )

√{𝑁 ∑ 𝑥2- (∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌2- (∑ 𝑌)2 } Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi x dan y N : Jumlah subyek penelitian

∑X : Jumlah skor item

∑Y : Jumlah skor total yang diperoleh

∑XY : Jumlah hasil kali skor item dengan skor total

∑X2 : Jumlah kuadrat skor item

∑Y2 : Jumlah kuadrat skor total

(Arikunto, 2002: 138) Dalam menentukan validitas dari suatu item soal dibentuk hipotesis sebagai berikut:

H0 : Item soal tidak valid

Ha : Item soal valid commit to user

(8)

Hipotesis nol (H0) hanya akan diterima jika nilai item soal yang dihitung (rhitung) kurang dari rtabel. Nilai rhitung berasal dari nilai Pearson Correlation pada perhitungan menggunakan aplikasi SPSS.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Instrumen dapat dikategorikan reliable jika mampu memberi hasil yang konsisten walaupun diuji berulang-ulang. Pengertian reliabilitas dapat diartikan bahwa instrumen yang dipergunakan mampu mengukur sesuatu dengan hasil konsisten dari waktu ke waktu. Sebuah instrumen pengukur memiliki syarat yaitu tidak berubah-ubah, konsisten, dan keajegan (Azwar, 2012: 110).

Instrumen tergolong reliabel jika instrumen demikian bisa cukup dipercayakan sebagai media pengumpulan data dikarenakan instrumen demikian tergolong baik, tidak bersifat bias atau mempengaruhi responden untuk mengarah pada pilihan-pilihan tertentu (Arikunto, 2010: 221). Untuk menghitung koefisien reliabilitas butir soal peneliti mempergunakan rumus Alpha dari Cronbach berikut ini :

𝑟

11 =

( 𝑛

𝑛 − 1 ) (1 − ∑ 𝜎

𝑏2

𝜎

𝑡2

)

(Widyoko, 2012: 163-166) Keterangan:

𝑟11 = reliabilitas instrument n = banyak butir pertanyaan 𝜎𝑡2

= varians pertanyaan

∑ 𝜎𝑏2 = jumlah varians butir

commit to user

(9)

Jika pada taraf signifikansi 5% nilai r11 semakin mendekati 1 maka sebuah instrumen digolongkan dapat dipercaya atau reliabel, kemudian sebaliknya jika semakin mendekati 0 atau bernilai negatif maka instrumen tergolong tidak reliabel atau memiliki tingkat kepercayaan yang rendah.

3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran merupakan sebuah nilai dengan fungsi untuk menjadi sebuah indikator atas kemudahan atau kesukaran soal dari sudut pandang siswa.

Soal tergolong baik apabila soal tidak terlampau mudah ataupun sukar, soal yang terlampau mudah tidak menstimulus siswa agar memaksimalkan usahanya dalam pemecahan suatu masalah. Begitu pula kebalikannya, jika soal terlalu sukar maka mengakibatkan siswa tidak memiliki semangat lagi dan merasa putus asa untuk memecahkan masalah karena sudah merasa diluar kemampuannya.

Untuk menghitung tingkat kesukaran pada setiap butir soal dipergunakan rumus berikut ini :

𝑃 = 𝐵 𝐽𝑆

(Arikunto, 1992: 210) Keterangan:

P : indeks kesukaran

B : jumlah siswa dengan jawaban benar pada soal JS : jumlah keseluruhan siswa yang mengikuti tes

Hasil indeks kesukaran yang telah didapatkan lalu dikategorikan dengan merujuk pada pada Tabel 3.1 berikut ini:

commit to user

(10)

Tabel 3.1. Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

Nilai P Kriteria

0,00 ≤ P ≤ 0,30 Soal sukar 0,30 < P ≤ 0,70 Soal sedang 0,70 < P ≤ 1,00 Soal mudah

(Arikunto, 2002: 207-210)

4. Daya Pembeda

Item dikategorikan baik jika dapat membedakan antara siswa pemilik kemampuan rendah serta siswa pemilik kemampuan tinggi. Daya pembeda suatu soal yaitu seberapa jauh soal demikian mampu membuat perbedaan antara siswa-siswi pada kelompok pandai (upper group) dengan kelompok siswa-siswi dalam kemempuan yang rendah (lower group) (Arikunto, 2012: 211). Sebuah soal tes dapat dikatakan mengandung daya pembeda jika siswa kelompok atas (pandai) dapat menjawab benar soal tersebut dan siswa kelompok bawah (kurang pandai) dengan jawaban salah pada soal. Besaran daya pembeda dapat dilakukan menggunakan rumus berikut ini :

D = Pa – Pb 𝑃𝐴 = 𝐵𝐴

𝐽𝐴 𝑃𝐵 = 𝐵𝐵

𝐽𝐵

(Arikunto, 2013: 238) Keterangan:

D : indeks diskriminasi suatu butir item soal commit to user

(11)

PA : proporsi kelompok atas dengan jawaban bernilai benar pada butir soal

PB : proporsi kelompok bawah dengan jawaban bernilai benar pada butir soal

BA : jumlah kelompok atas dengan jawaban bernilai benar pada butir soal

BB : jumlah kelompok bawah dengan jawaban bernilai benar pada butir soal

JA : banyaknya kelompok atas JB : banyaknya kelompok bawah

Dari hasil perhitungan tersebut selanjutnya dikategorikan dengan merujuk pada Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2. Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai Interpretasi

0,00-0,20 Buruk

0,21-0,40 Cukup

0,41-0,70 Baik

0,71-1,00 Baik sekali

Negatif Buruk sekali

(Arikunto, 2013: 228)

5. Pengecoh (Distraktor)

Sudijono (2011: 410) menerangkan bahwa dipasangnya distraktor atau pengecoh pada setiap butir item yaitu memiliki tujuan utama agar beberapa dari partisipan yang ikut serta dalam tes hasil belajar terdapat orang yang terpancing ataupun terpengaruh memilih distraktor tersebut, karena mereka akan mengira commit to user

(12)

jika distraktor yang dipilih tersebut adalah jawaban yang paling benar.

Distraktor dapat dikatakan berfungsi apabila sudah dapat mempengaruhi peserta didik. Azwar (2006: 151-152) mengungkapkan bahwa distraktor yang memiliki kategori baik yaitu mempunyai koefisien korelasi bernilai negatif, karena hal itu menandakan jika pemilihnya merupakan siswa yang kurang pandai. Butir soal tergolong baik jika kunci jawaban butir soal positif dan distraktornya negatif.

Keputusan layak atau tidaknya sebuah item soal untuk dipergunakan, diperlukan revisi, ataupun ditolak berdasar pada putusan kriteria dalam penilaian item soal oleh Ekawati (2010: 336) berikut ini:

1) Item soal diterima, jika memiliki karakteristik yang mememenihi segala kriteria. Soal dalam kategori terlalu sukar ataupun mudah, namun mempunyai daya pembeda dan pengecoh soal yang termasuk kriteria demikian dapat diterima dan dipergunakan.

2) Item soal direvisi, jika terdapat minimal satu dari ketiga kriteria item soal yang tidak terpenuhi.

3) Item soal ditolak, apabila tidak terdapat kriteria yang terpenuhi dalam karakteristik item soal.

G. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas yaitu uji yang dipergunakan sebagai suatu prasyarat dalam menganalisis suatu data. Sebelum pengolahan data dengan metode- metode penelitian yang telah ditentukan diperlukan uji normalitas terlebih dulu. Uji normalitas mempunyai fungsi untuk mencari tahu distribusi data dari sebuah variabel pada penelitian. Data yang termasuk dalam kategori baik atau layak yaitu data dengan distribusi normal.

commit to user

(13)

Uji normalitas yang dipergunakan yaitu uji Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi α = 0,05. Kriteria pengujian menggunakan bantuan aplikasi SPSS yaitu :

1) Data dikategorikan berdistribusi normal, apabila nilai signifikan > 0,05 2) Sebaliknya, apabila nilai signifikan < 0,05 maka dikategorikan tidak

normal

Sumber: Siregar (2014: 153)

b. Uji Homogenitas

Untuk mencari tahu apakah varian yang dimiliki dalam dua kelompok sampel sama atau berbeda dilakukanlah uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan terhadap hasil nilai pre-test serta post-test kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pengukuran homogenitas varians dari dua kelompok data tersebut menggunakan uji Levene dengan α = 0,05. Data dinyatakan homogen apabila p-value > tingkat yang ditetapkan. Untuk menentukan homogenitas pada data yang didapatkan maka dibentuk hipotesis berikut ini :

H0 : Data dari sampel bersifat homogen Ha : Data dari sampel bersifat tidak homogen

Jika hasil pengujian hipotesis mempunyai nilai Sig. > 0,05 maka H0

diterima.

c. Uji Keseimbangan

Untuk dapat mencari tahu dalam kedua kelas apakah kemampuan awalnya sebanding maka dilakukan uji keseimbangan. Pengujian menggunakan uji t berbantuan aplikasi SPSS dengan nilai α sebesar 0,05.

Dalam penentuan keseimbangan kemampuan kedua kelas dari data-data yang diperoleh dapat dibuat hipotesis yaitu berikut ini :

H0 : Kedua kelas mempunyai keseimbangan kemampuan awal Ha : Kedua kelas mempunyai ketidakseimbangan kemampuan awal commit to user

(14)

Hipotesis nol (H0) diterima apabila dari perhitungan hasil uji-t keseimbangan diperoleh nilai sig. (2-tailed) lebih tinggi dari taraf kesalahan 5% (0,05) dalam perhitungan.

2. Uji Hipotesis

a. Uji hipotesis pertama

Pengujian dipergunakan uji t (Independent Sample t Test) guna mengetahui hasil analisis hipotesis berikut ini:

1) H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara penggunaan model pembelajaran blended learning tipe flipped classroom dengan pembelajaran enriched virtual pada mata pelajaran Simulasi Digital.

2) Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara penggunaan model pembelajaran blended learning tipe flipped classroom dengan pembelajaran enriched virtual pada mata pelajaran Simulasi Digital.

Penentuan ada tidaknya perbedaan hasil belajar dalam kedua kelas yakni diperoleh melalui penggunaan uji t pada SPSS dengan standar pengujian hipotesis apabila besar nilai sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0

ditolak.

b. Uji hipotesis kedua

Untuk mencari tahu seberapa efektif penggunaan model pembelajaran blended learning tipe flipped classroom, maka digunakan normalized gain. Perbedaan nilai hasil pretest dengan hasil posttest dalam kedua kelas dihitung menggunakan rumus yang dikembang oleh Hake (1999) berikut ini :

𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑧𝑒𝑑 𝐺𝑎𝑖𝑛 (g) = posttest score − pretest score maximum score − pretest score

(Hake, 1999) commit to user

(15)

Kemudian dalam penentuan kategori digunakan insdeks Gain Ternormalisasi (g) oleh Hake yang terdapat pada Tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.3. Interpretasi Gain Ternormalisasi Normalized Gain Score Kriteria

-1,00 < g < 0,00 Sangat Rendah

g = 0,00 Rendah

0,00 < g < 0,30 Cukup 0,30 < g < 0,70 Baik 0,70 < g < 1,00 Tinggi

Apabila nilai g kelas eksperimen bernilai lebih besar dibandingkan nilai g kelas kontrol maka H0 ditolak sedangkan Ha diterima.

H. Prosedur Penelitian Berikut prosedur pada pelaksanaan penelitina ini : 1. Observasi

Observasi data dilakukan melalui wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran simulasi digital tentang permasalahan yang terdapat pada siswa kelas X di SMK Negeri 3 Surakarta pada proses belajar dalam mata pelajaran simulasi digital. Pengamatan dilakukan terhadap hasil belajar kognitif siswa dan model pembelajaran yang diaplikasikan guru saat pembelajaran.

2. Perencanaan Penelitian

Perencanaan dalam penelitian dilaksanakan dengan langkah seperti berikut : a. Mengkonsultasikan materi simulasi digital dan lembar instrumen yang

disusun berdasarkan kompetensi dasar.

b. Melaksanakan uji validasi tes dari pertimbangan para ahli.

c. Melaksanakan uji coba soal tes pada mata pelajaran simulasi digital. commit to user

(16)

d. Menghasilkan tes yang memiliki kualitas baik serta layak dipergunakan dalam pengambilan data .

3. Pre-test

Peserta didik kelas eksperimen serta kelas kontrol diberi soal pre-test yang selanjutnya apabila dari hasil nilai demikian didapati bahwa kedua kelas kemempuan awalnya seimbang maka penelitian dapat dilanjutnya ketahap selanjutnya yakni pemberian perlakuan.

4. Pemberian Perlakuan

Dalam tahap ini kedua kelas diberikan perlakukan yang sebelumnya disusun dan direncanakan dimana digunakan model blended learning tipe flipped classroom kepada kelas eksperimen. Kemudian pada kelas kontrol digunakan model pembelajaran seperti yang biasa diaplikasikan sebelumnya yaitu pembelajaran enriched virtual.

5. Post-test

Dalam tahap ini diadakan tes kembali yang diberikan pada kelas eksperimen serta kelas kontrol. Tahap ini bertujuan untuk mencari tahu seberapa besarnya pengaruh yang timbul dari pemberian perlakuan dari peneliti pada kedua kelas.

Kemudian dari hasil yang didapatkan dari tes pada kedua kelas tersebut dibandingkan satu sama lain.

6. Analisis Data

Setelah hasil data penelitian diperoleh dalam bentuk nilai tes awal siswa (pre- test) serta nilai tes akhir siswa (post-test), selanjutnya bisa dilakukan analisis dengan perhitungan menggunakan statistik deskriptif.

7. Kesimpulan dan Laporan

Dengan hasil analisis data yang didapatkan selanjutnya dibentuk suatu simpulan serta dilakukan penyusunan laporan.

Prosedur penelitian lebih jauh dijelaskan pada Gambar 3.1 sebagi berikut:

commit to user

(17)

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Observasi

Perencanaan Penelitian

Pre-test

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pembelajaran enriched virtual

Pembelajaran blended learning tipe flipped

classroom

Post-test Post-test

Analisis Data

Kesimpulan dan Laporan

commit to user

Referensi

Dokumen terkait

Bila kita mencermati pola pada Tari Gambyong secara keseluruhan, kita akan mendapatkan bahwa dalam pola Tari Gambyong terdapat unsur matematika yaitu di antaranya

Implikasi yuridis penerapan persentase ambang batas permohonan dalam pengajuan sengketa hasil pemilihan kepala daerah adalah tidak dapat diterima permohonan

Parfum Laundry Kota Lhokseumawe Beli di Surga Pewangi Laundry HUB: 081‐3333‐00‐665 ﴾WA,TELP,SMS﴿ Beli di Toko, Agen, Distributor Surga Pewangi Laundry Terdekat/ Dikirim

Retribusi Izin Trayek yang selanjutnya disebut retribusi adalah pembayaran atas pemberian pengawasan izin trayek kepada orang pribadi atau badan untuk penyediaan

Terkait dengan kelestarian sosial perusahaan memiliki kebijakan pembangunan sosial masyarakat yang tertuang dalam program kelola sosial, berupa program pemberdayaan

ASEAN sebagai organisasi regional di kawasan Asia Tenggara dituntut untuk lebih berperan aktif dalam proses perdamaian dan penyelesaian konflik di Myanmar.. Kerjasama

Selain itu, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perusahaan, dimana perusahaan dapat mengurangi biaya modal ekuitas melalui kebijakan pengung- kapan yang lebih baik,

Dalam melaksanakan penempatan TKI di luar negeri oleh Pemerintah, harus ada perjanjian secara tertulis antara pemerintah dengan pemerintah Negara pengguna TKI di Negara