• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III IDENTIFIKASI DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III IDENTIFIKASI DATA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

35   

BAB III

IDENTIFIKASI DATA

A. Identifikasi Obyek Perancangan 1. Gambaran Umum Grup Musik “Khatulistiwa”

Grup musik Khatulistiwa adalah sebuah grup musik indie yang berasal dari kota Solo. Grup yang berisi lima orang personil ini memilih genre world music sebagai aliran mereka. Tidak seperti band pada umumnya yang

memainkan gitar, bass dan drum, tetapi Khatulistiwa memainkan gamelan, perkusi, biola dan keyboard diiringi musik yang diciptakan melalui software komputer sehingga menghasilkan musik yang menarik.

Khatulistiwa terbentuk pada awal tahun 2013 di kota Solo, berawal dari keinginan salah satu anggota yang bernama Aditya untuk membuat suatu karya musik yang berbeda dari tren musik Indonesia saat ini dimana band beraliran pop melayu sangat menjamur di televisi dan di radio, ditambah dengan munculnya banyak boyband dan girlband Indonesia yang seakan hanya memanfaatkan moment korean wave. Keinginan berikutnya adalah untuk bisa menampilkan gamelan sebagai alat musik yang layak dan tidak kalah keren untuk dipakai dalam musik yang bisa disiarkan melalui media elektronik global. Dengan menggabungkan keinginan-keinginan tersebut, terbentuk ide untuk menciptakan sebuah lagu yang musiknya menggabungkan musik modern dengan suara alat musik etnik, unsur musik modern akan diciptakan menggunakan software pembuat musik dan unsur musik etnik akan diciptakan menggunakan gamelan.

(2)

commit to user

Aditya membicarakan pemikirannya tersebut dengan temannya, Choki, seorang pemain keyboard. Mereka berdua sepakat untuk membuat sebuah lagu seperti yang diinginkan Aditya. Kemudian Aditya membuat membuat musik dasar menggunakan software fruittyloop dan Choky membuat iringan musik menggunakan keyboard, kemudian terciptalah sebuah musik yang tinggal diisi dengan suara gamelan dan lirik seperti ide awal mereka. Akan tetapi lagu tersebut dirasa kurang berisi walaupun sudah dicoba menambahkan suara gamelan di dalamnya. Setelah berunding, mereka sepakat untuk menambahkan suara biola dan perkusi di dalamnya. Karena diantara Aditya dan Choki tidak ada yang bisa memainkan biola dan perkusi, maka mereka sepakat untuk membuat sebuah grup tetap yang berisikan pemain gamelan, biola, keyboard dan perkusi. Untuk itu mereka mencari anggota lagi untuk membuat grup mereka lengkap. Lalu dipilihlah Yunita, kakak kelas Choki yang mereka tahu sebagai pemain biola, dan untuk mengisi perkusi, dipilihlah Sa’id, seorang pelajar di bidang etnomusikologi.

Selanjutnya mereka mencari seorang pemain gamelan. Mereka mencari pemain gamelan melalui grup karawitan SMKI Surakarta, dan terpilihlah Basuki. Kemudian Pada tengah tahun 2013, Choki mengundurkan diri karena melanjutkan pendidikan di Jakarta, sehingga posisi keyboard kosong dan Aditya mencari pengganti Choki dengan mencari di komunitas musik di kampusnya. Setelah pencarian, terpilihlah Ige untuk mengisi posisi keyboard.

Dengan demikian saat ini grup musik tersebut terdiri dari lima orang, Aditya

(3)

commit to user

sebagai vokalist, Ige sebagai keyboardist, Basuki sebagai pemain gamelan, Sa’id sebagai pemain perkusi dan Yunita sebagai pemain biola.

Setelah formasi lengkap, mereka merencanakan konsep untuk image mereka sebagai band yang modern tapi mempunyai citarasa budaya Indonesia yang kental. Untuk itu mereka merencanakan akan seperti apa aliran musik dan tampilan visual mereka. Hal pertama yang penting bagi mereka adalah nama grup. Mereka mencari sebuah nama grup yang dapat mewakili mereka, karena tidak mungkin mereka berdiri dengan nama masing-masing karena mereka sebuah kesatuan. Dengan perundingan matang, dipilihlah

“Khatulistiwa” sebagai nama grup yang pantas mewakili mereka. Filosofinya adalah, mereka sekumpulan anak muda yang terlahir di negara yang dilewati garis khatulistiwa, dan mereka juga berkarya di sana. Jadi Khatulistiwa dapat menunjukkan jati diri mereka sebagai anak muda yang berkreasi dengan cita rasa Indonesia, negara yang dilalui garis khatulistiwa.

Setelah menyatukan ide dan musik masing-masing, terciptalah sebuah lagu yang beraliran pop. Awalnya Aditya membuat musiknya dengan software fruittyloop, kemudian dia dibantu Choki untuk menambah variasi

melody. Kemudian setelah full lagu sudah jadi, mereka meminta Sa’id untuk mengisi suara perkusi pada lagu tersebut, kemudian Basuki menambahkan suara gamelannya. Terakhir Yunita memperindah lagu mereka dengan suara dawai biola. Setelah lagu selesai, mereka memberi judul “Raja Pesta” untuk lagu tersebut. Diharapkan lagu “Raja Pesta” ini dapat menjadi single pertama yang dapat meluncurkan nama Khatulistiwa ke dalam dunia musik Indonesia.

(4)

commit to user 2. Formasi Grup Musik Khatulistiwa

1) Aditya Febrian (vokal)

Seorang yang pernah tergabung dalam band poprock saat kuliah dan sudah menghasilkan empat lagu ini tergugah untuk membentuk Khatulistiwa karena kejenuhan-nya pada industri musik Indonesia yang menyajikan musik itu-itu saja. Dialah yang berperan dalam pembuatan lagu dan lirik, serta konsep Khatulistiwa.

2) Yunita Ulvi (biola)

Gadis manis yang tergabung dalam Orchestra Putri Delima ini siap untuk memperindah musik-musik khatulistiwa dengan gesekan biolanya.

Pengalamannya dalam berbagai pagelaran di Solo seperti Bengawan Symphoni Orchestra dan Conservatory Orchestra tidak diragukan lagi.

3) Muhammad Sa’id Abdullah (perkusi)

Mahasiswa Etnomusikologi ISI Surakarta ini sebenarnya berjiwa jazz dan sebelumnya pernah tergabung dalam band beraliran fution jazz.

Tapi ketertarikannya pada perkusi membuatnya siap menabuh perkusi untuk Khatulistiwa.

4) I Gede Yudha Wardana (keyboard)

Mahasiswa FISIP UNS ini memiliki banyak hobi. Selain menekuni fotografi dan aktif di komunitas pecinta mainan rakitan, dia juga gemar memainkan jari-jarinya di atas keyboard.

(5)

commit to user 5) Kumpluk Basuki Wiyono (gamelan)

Masih berstatus siswa SMKI Surakarta jurusan pedalangan dan sangat mencintai budaya Indonesia. Dalam bermusik pun pemuda yang satu ini sangat suka memainkan gamelan.

3. Musik Khatulistiwa

Khatulistiwa mengusung aliran world music, pencampuran musik software dengan musik etno seperti perkusi dan gamelan, ditambah dengan

alunan biola. Terinspirasi Balawan dan grup musik Kul Kul dari Bali, tapi jika Kul Kul tidak memiliki vokal maka Khatulistiwa melakukan inovasi dengan menambah vokal dalam lagu-lagunya.

Lagu pertama Khatulistiwa yang berjudul “Raja Pesta” dibuat menggunakan software fruittyloop, dibantu oleh keyboard untuk menentukan nada, lalu ditambah suara gamelan, perkusi dan biola, kemudian diisi dengan vokal bersama. Vokal lagu ini dinyanyikan oleh Aditya dan dinyanyikan bersama pada bagian reffrain, semua personil ikut bernyanyi pada bagian reff untuk membuat lagu ini ramai dan semarak seperti suasana pesta. Terdapat pula rap yang dinyanyikan Aditya untuk membuat lagu ini lebih bervariasi.

Pada lirik part kedua, Yunita menambahkan suaranya yang dijadikan seperti choor dan sorakan sehingga lagu Raja pesta menjadi semakin menarik.

4. Logo Khatulistiwa

Logo Khatulistiwa dihasilkan dari pemikiran bersama antar personil, berupa bulatan yang dipotong sebuah garis lurus. Bulatan tersebut dibentuk

(6)

commit to user

dari dua garis lengkung yang tidak bersambungan, bulatan tersebut merepresentasikan bumi dan dua garis yang membentuk bulatan tersebut merepresentasikan langit dan tanah yang membentuk bumi. Kemudian garis lurus yang memotong bulatan tersebut merepresentasikan garis khatulistiwa yang melintang di bumi, melewati Indonesia.

Logo ini sebenarnya hanya logo sederhana yang bisa digambar secara sederhana oleh siapa saja, hal ini dimaksudkan supaya siapa saja bisa menggambar logo ini dan memakainya sebagai identitas penggemar Khatulistiwa, misalnya digambar di sebuah buku, di tembok, di baju bahkan dijadikan tato, tidak harus sempurna penggambarannya tapi semua yang melihat gambar tersebut akan tahu bahwa itu adalah logo dari grup musik Khatulistiwa. Logo dasar Khatulistiwa ini bersifat fleksibel dan bisa menyesuaikan dengan tema-tema album Khatulistiwa berikutnya. Seprerti misalnya untuk keperluan promosi resmi album single pertama ini, logo yang digunakan pada media-media promosinya ditambahi dengan nama grup

“Khatulistiwa” pada garis tengahnya, dan warnanya diubah menjadi warna emas dengan tekstur besi. Berikut ini gambar logo dasar Khatulistiwa:

Gambar 3.2 Logo Dasar Khatulistiwa

(7)

commit to user

Berikut ini gambar logo Khatulistiwa untuk keperluan promosi album single “Raja Pesta”:

Gambar 3.3 Logo Khatulistiwa untuk promosi album single “Raja Pesta”

B. Identifikasi Komparasi

Dalam merancang video klip “Raja Pesta” alangkah baiknya melihat beberapa video klip lain yang telah ada dan memvisualisasikan lagu yang berkonsep sama dengan lagu “Raja Pesta” untuk dijadikan bahan referensi dan komparasi sebagai bahan pertimbangan dalam membuat video klip yang baik.

1. Mengapa Menggunakan Komparasi?

Pada jalur independen di Kota Solo sendiri belum ada grup musik yang berkonsep sama seperti Khatulistiwa. Pada skala nasional-pun sebenarnya tidak banyak grup musik yang berkonsep sama, dan dari tidak banyak tersebut yang bisa eksis di media elektronik global apalagi hingga membuat suatu video musik komersil pun hampir tidak ada. Sehingga bisa dikatakan belum ada grup musik yang bisa dijadikan kompetitor untuk grup musik Khatulistiwa dan dijadikan acuan dalam pembuatan video klip “Raja Pesta”.

(8)

commit to user

Karena itu langkah yang dirasa paling tepat dalam produksi video klip ini adalah dengan memproduksi video yang bisa dieksplorasi dengan bebas tanpa terikat oleh beban untuk mengungguli kompetitor manapun, tetapi tetap memakai beberapa komparasi untuk menjadi sedikit acuan tentang bagaimana sebaiknya video klip bergenre world musik itu ditampilkan

2. Komparasi Video Klip

Beberapa video klip yang menyajikan visual untuk musik bergenre world music atau konsep yang serupa dengan musik Khatulistiwa di

antaranya adalah video klip “Semua Bisa Bilang” dari Balawan bersama Batuan Ethnic Fusion dan video klip “Ekspresi” yang dibawakan oleh para finalis Indonesia Idol musim pertama. Lagu “Ekspresi” memang bukan lagu yang dibawakan oleh sebuah grup tetap, akan tetapi lagunya bisa dikatakan bergenre world music yang menggabungkan musik pop modern dengan perkusi. Dua video klip tersebut dianggap bisa menjadi komparasi untuk video klip Khatulistiwa.

1. Video Klip “Semua Bisa Bilang”

I wayan Balawan adalah pemusik Jazz Indonesia. Pria yang lahir di Gianyar Bali pada tahun 1973 ini namanya mencuat dan semakin difavoritkan di Indonesia dengan teknik bermaik gitar Touch Tapping Style. Balawan membentuk band Batuan Ethnic Fusion (biasa disingkat

BEF) yang menggabungkan alat musik gitar, drum, bass dengan alat-alat musik tradisional Bali sehingga melahirkan sebuah aliran dalam jazz yang akan menjadi ciri khas Balawan sampai saat ini.

(9)

commit to user

Pada tahun 2006 Balawan membuat video klip untuk lagu berjudul Semua Bisa Bilang. Video klip ini menampilkan Balawan beserta grupnya memainkan instrumen modern seperti gitar listrik dan alat musik etnik seperti sitar Bali dalam sebuah set ‘Limbo’ berwarna putih dan set reruntuhan sebuah bangunan. Terdapat pula penampilan dua penari Bali pria dan wanita yang menari di atas setting reruntuhan bangunan. Tidak ada jalan cerita dalam video klip ini. Sehingga video berdurasi 3 menit 11 detik ini dapat dikategorikan sebagai “Performance Clip”.

Berikut screenshot dari video klip Semua Bisa Bilang:

Gambar 3.4 Screenshot video klip “Semua Bisa Bilang”

(10)

commit to user

a. Kelebihan Video Klip “Semua Bisa Bilang”

 Memperlihatkan permainan alat musik modern yang dipadu dengan alat musik etnik Bali menjadi penampilan yang unik.

 Kepiawaian Balawan dalam memainkan alat musik diperlihatkan dengan jelas.

 Terdapat penampilan sepasang penari Bali pria dan wanita yang menarik.

b. Kekurangan Video Klip “Semua Bisa Bilang”

 Tidak ada story dalam video klip ini, sehingga pesan lagu tidak bisa tersampaikan dengan jelas.

 Terlalu dominannya warna putih terutama pada scene ‘Limbo’

dimana semua pemain musik memakai wardrobe yang hampir semuanya berwarna putih dalam limbo yang bewarna full putih juga, dapat menimbulkan kebosanan.

 Sepasang penari yang ditampilkan-pun terasa tidak nyambung dengan video klip ini.

2. Video Klip “Ekspresi”

Video klip “Ekspresi” adalah video klip yang memvisualkan lagu

“Ekspresi” yang dinyanyikan oleh 11 orang finalis Indonesian Idol musim pertama. Video yang disutradarai Dimas Djayadiningrat ini bertema keramaian orang-orang yang berekspresi di sebuah pasar melalui lagu. Video ini menggunakan banyak talent dengan artis utamanya berjumlah 11 orang dan di video tersebut artis utama dan para talent

(11)

commit to user

menyanyi, menari dan memainkan perkusi bersama. Wardrobe dalam video tersebut juga bertema fashion etnik, properti-properti yang ada juga sangat mendukung suasana etnik yang eksotis, jauh dari nuansa urban yang modern. Selain itu, wardrobe dan properti dalam video ini penuh dengan warna-warna yang ceria.

Berikut ini adalah screenshoot video klip Ekspresi oleh Finalis Indonesian Idol musim pertama:

Gambar 3.5 Screenshot video klip “Ekspresi”

(12)

commit to user a. Kelebihan Video Klip “Ekspresi”

 Secara teknis, video ini mempunyai keunikan, dengan perpindahan potongan gambar yang cepat (tidak banyak video klip di Indonesia yang perpindahan potongan gambarnya cepat) dan juga steadycam yang digunakan di video ini terasa sangat dinamis sehingga penonton akan merasa tergabung dalam keramaian di video tersebut.

 Video ini penuh dengan properti yang menambah nilai artistik video, dari barang-barang bekas yang dijadikan alat musik, kincir kertas, anak-anak gundul, fashion etnik penuh warna, sayap kupu-kupu yang dipakai para talentnya, semua itu membuat penonton Indonesia mendapat pengalaman menonton video klip yang unik.

b. Kekurangan Video Klip “Ekspresi”

 Suasana etnik yang ditimbulkan lebih terasa seperti suasana latin, bukan suasana etnik Indonesia. Ditambah dengan adanya atraksi capoeira yang berasal dari Brasil, video ini semakin terasa aura Latinnya, sehingga malah terasa tidak familiar dengan para penonton.

 Warna dalam video ini terlihat kusam dan banyak noise yang ditimbulkan. Hal ini memang disengaja untuk faktor artistik.

Tapi bagi penonton awam, video tersebut akan terlihat seperti video jadul, tidak modern. Terlebih lagi saat scene malam hari,

(13)

commit to user

pencahayaan terlihat sangat minim sehingga noise yang ditimbulkan sangat banyak dan wajah para talent terlihat sangat kusam dan berminyak bahkan sulit terlihat.

 Audio dalam video ini tidak persis sama seperti lagu yang terdapat dalam album original yang memuat lagu tersebut.

Entah Perubahan tersebut dapat mengganggu penggemar lagunya.

C. Analisis SWOT

Langkah yang dirasa perlu dalam mengembangkan strategi promosi yang baik adalah melakukan analisa. Analisa yang berhubungan dengan strategi promosi disebut analis SWOT, yaitu analisa untuk membantu melihat kembali keunggulan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunity), dan ancaman (threath).

1. Keunggulan (strength)

Sebagai grup musik yang mengusung aliran world music atau musik dunia, Khatulistiwa akan mampu menyajikan musik yang unik mengingat tidak banyak grup musik di Indonesia yang memiliki musik seperti musik Khatulistiwa.

Konsep grup musik ini sendiri juga menarik karena formasi nya tidak seperti band yang sudah banyak ada di Indonesia bahkan di dunia. Jika pada umumnya sebuah band memiliki formasi yang terdiri dari vokalis, gitaris, bassist dan drummer, maka tidak begitu dengan Khatulistiwa. Khatulistiwa

(14)

commit to user

memiliki formasi band yang terdiri dari vokalis, pemain perkusi, pemain gamelan, pemain biola dan keyboardist. Hal ini menambah keunikan Khatulistiwa untuk menjadi grup musik yang beda dari lainnya.

Selain dari sisi musik, Khatulistiwa juga mempunyai keunggulan dalam sisi visual. Personil Khatulistiwa masih tergolong muda karna satu di antaranya masih menjadi pelajar SMA dan tiga di antaranya merupakan mahasiswa baru sehingga bisa menarik perhatian target market golongan remaja dan usia muda.

2. Kelemahan (weakness)

Sebagai grup musik yang benar-benar baru, masyarakat sama sekali belum mengenal Khatulistiwa. Belum ada pengalaman tampil live di sebuah acara. Terlebih lagi konsep dari Khatulistiwa tidak terlalu familiar di masyarakat. Untuk bisa masuk ke industri musik Indonesia dan mendapat perhatian masyarakat, harus bersaing dengan banyak band yang sudah lebih dulu ada.

Seperti halnya banyak band indie yang sudah ada, finansial adalah salah satu masalah yang dimiliki Khatulistiwa. Bisa dikatakan personil Khatulistiwa terdiri dari anak-anak muda yang belum berpenghasilan tetap.

Kurangnya biaya dan fasilitas lah yang membuat Khatulistiwa belum bisa menciptakan banyak lagu, sehingga debut yang sukses benar-benar sangat dibutuhkan dan harus terjadi dalam kesempatan pertama karena itu menentukan nasib grup musik ini kedepannya.

(15)

commit to user 3. Kesempatan (opportunity)

Banyaknya kemunculan musisi pendatang baru di Indonesia belakangan ini membuat membludaknya daftar putar (playlist) pada acara musik televisi.

Munculnya band-band baru yang kebanyakan mengusung aliran pop tersebut setidaknya membuat konsumen jenuh dengan musik yang ada. Hal ini diperparah dengan band-band industri yang dengan sengaja menyuguhkan musik “yang penting laku” tanpa memperhatikan unsur artistik dari sebuah musik. Keadaan tersebut membuat para penikmat musik menjadi bosan dan ingin mendengarkan musik yang lain.

Kini Khatulistiwa hadir untuk menjawab kejenuhan konsumen akan musik yang itu-itu saja. Dengan aliran musik yang tergolong beda dari yang sudah banyak ada, Khatulistiwa mampu menyajikan musik-musik baru yang berkualitas dan memiliki nilai jual, sebagai alternatif hiburan untuk para penikmat musik. Nuansa musik yang berbeda menjadi modal utama Khatulistiwa dalam berkiprah di belantika musik tanah air.

Dengan kemajuan internet yang pesat, sistem penyebaran informasi pada masyarakat kini bisa dilakukan dengan sangat mudah. Melalui media- media sosial semua orang bisa menyebarkan informasi apapun, dari sebatas text, gambar, foto atau bahkan lagu dan video, pada semua orang di seluruh dunia, tidak terbatas ruang dan waktu. Situs Youtube membuktikan bahwa semua orang bisa menyebarkan informasi dalam bentuk video kepada orang lain di seluruh dunia , dan tidak dipungut biaya (dengan syarat tertentu).

(16)

commit to user

Sehingga Youtube menjadi sarana yang efektif untuk para musisi dalam memperlihatkan video klip mereka kepada masyarakat, terlebih jika musisi tersebut pendatang baru yang belum memiliki akses untuk menampilkan video klip mereka di televisi.

4. Ancaman (threat)

Banyaknya musisi, band, grup musik dan solois yang bermunculan dengan berbagai aliran musik, baik pada major label maupun indie label, baik pada skala lokal maupun nasional, mau tidak mau akan menciptakan sebuah kondisi persaingan yang ketat antara satu dengan yang lain. Terlebih ditunjang dengan kemajuan teknologi yang semakin mempermudah musisi atau band-band pendatang baru tersebut dalam mempromosikan keberadaan mereka. Walaupun memang di Indonesia sendiri belum begitu banyak grup musik yang mengusung konsep musik seperti Khatulistiwa, tetapi tetap saja jumlah yang sedikit tersebut dapat menjadi ancaman yang harus diwaspadai oleh grup musik Khatulistiwa.

Selera mayoritas masyarakat Indonesia dalam menikmati sajian musik juga tidak hanya sebatas menikmati musiknya, tetapi juga memperhatikan visualnya. Visual disini bisa berupa tampilan fisik musisinya, fashion, penampilan panggung maupun video klip mereka. Terbukti banyaknya penyanyi di Indonesia yang melakukan lipsync atau bersuara fals saat tampil live, dan mereka tetap disukai oleh banyak orang karena fisik mereka yang rupawan. Bahkan terdapat pula artis yang sudah lebih dahulu terkenal karena

(17)

commit to user

penampilan fisiknya yang memukau baru setelah itulah mereka masuk ke dunia musik. Boyband dan girlband yang disukai banyak anak muda Indonesia juga tidak hanya mengandalkan musik mereka, tetapi mereka juga mengandalkan fisik, penampilan panggung dan video klip untuk bisa disukai banyak orang. Hal tersebut bisa menjadi ancaman untuk Khatulistiwa karena jika mereka tidak bisa menyajikan visual yang bagus, maka musik mereka pun akan menjadi sulit untuk bisa menarik perhatian masyarakat.

D. Unique Selling Point (UPS)

Unique Selling Point merupakan strategi untuk menciptakan keunikan dan

keunggulan produk ataupun jasa yang diproduksi yang tidak dimiliki produk maupun jasa sejenis yang sudah ada, sehingga produk maupun jasa tersebut mempunyai daya beda yang unggul.

USP dari video klip lagu “Raja Pesta” adalah:

1. Grup Musik dengan konsep musik dan formasi yang unik.

Keunikan grup musik Khatulistiwa sebagai grup musik yang konsep dan formasinya berbeda dari band-band yang sudah banyak ada di Indonesia menjadi keunikan utama dari video klip “Raja Pesta”. Penampilan mereka dalam memainkan alat musik seperti gamelan, conga dan biola yang dipadu dengan musik modern yang dihasilkan oleh software komputer dan keyboard, akan menjadi keunikan dan sorotan utama dalam video klip “Raja Pesta” ini.

2. Bernuansa Jawa tapi tetap modern.

(18)

commit to user

Video ini akan menjadi video modern yang bercitarasa Nusantara, khususnya Jawa yang divisualisasikan melalui properti, wardrobe dan setting tempat yang khas Jawa, tapi tetap disajikan dengan cara modern. Faktor- faktor yang mendukung hal tersebut diantaranya adalah:

a. Setting lokasi

Lokasi pengambilan gambar akan di set sedemikan rupa sehingga para penonton yang menyaksikan video ini akan langsung tau bahwa video mengambil setting daerah bernuansa Jawa.

b. Properti

Beberapa properti khas Jawa seperti alat musik gamelan, kain batik, bunga-bunga melati, akan digunakan dalam video ini untuk menambah kesan Jawa di video ini.

c. Wardrobe

Wardrobe yang digunakan personil Khatulistiwa dalam video ini adalah fashion bercitarasa Jawa dengan batik-batiknya, tapi tetap didesain

modern. Hal ini bertujuan untuk menciptakan tren baru pada fashion anak muda Indonesia, supaya batik menjadi fashion favorit para penonton.

3. Semua personil adalah center.

Inovasi yang dilakukan dalam video ini adalah, memberi jatah potongan gambar dan close-up yang sama banyaknya untuk setiap personil. Biasanya video klip band-band yang sudah ada menjadikan vokalis sebagai center video, vokalis mendapat jatah frame paling banyak dan personil lain jarang sekali ditampilkan close-up atau tanpa membawa alat musik, bahkan

(19)

commit to user

terkadang tidak ditampilkan sama sekali. Video Khatulistiwa akan keluar dari pakem tersebut dengan menjadikan semua personil sebagai center dalam video “Raja Pesta”.

E. Strategi Positioning

Positioning merupakan sebuah inti dari segala sesuatu yang kita inginkan

agar dipikirkan, dirasakan dan dipercaya oleh para konsumen sasaran mengenai produk kita, dimana kita yakin konsumen akan membedakan antara produk yang kita miliki dengan produk-produk sejenis yang beredar di pasar. Untuk itu, perlu ditampilkannya personalitas atau citra untuk menempati posisi tersendiri di benak konsumen.

Untuk grup musik Khatulistiwa sendiri diposisikan sebagai grup musik yang menyajikan musik dengan nuansa berbeda dan unik, dengan memainkan musik modern yang dipadukan dengan alat musik etnik seperti gamelan. Tema lagu yang dibawakan dalam video klip ini pun tidak seperti tema lagu yang banyak ada di televisi saat ini, yang dibanjiri musik bertema cinta dan mellow. Lagu pertama Khatulistiwa ini bertema pesta yang menghentak.

Tema dan konten pada video klip “Raja Pesta” ini akan ditampilkan dengan modern tapi tetap menggunakan properti berunsur etnik dan budaya jawa seperti gamelan, kain batik, blangkon dan lain-lain.

Dengan melihat keunggulan-keunggulan tersebut, maka video klip lagu

“Raja Pesta” diposisikan dalam benak penonton sebagai video klip yang unik dengan menampilkan permainan alat musik yang tidak biasa, menyajikan musik yang berbeda dan bernuansa “njowo tapi modern”.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, peneliti dapat mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan situasional, baik secara teoritik maupun empirik telah memberikan pengaruh yang cukup

(2013), tingginya intensitas penyakit bulai pada jagung varietas Bonanza dan Kumala dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain varietas tersebut tidak memiliki

Variasi arah aksial dari bagian pangkal ke ujung memiliki kecenderungan meningkat pada kadar ekstraktif terlarut dalam etanol-toluena, kadar ekstraktif terlarut dalam

Dari semua parameter yang diuji hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu pen- ampungan semen pada pukul 06.00 menghasilkan kualitas semen segar domba garut tipe laga

Having created a desirable behavior for moving an object in Figure 1, Figure 2 shows how this can be incorporated into the main code segment for the creation of the Java 3D

Eddy O.S Hiariej, Beberapa Catatan Kritis Terhadap Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, Makalah Disampaikan

Belum memiliki NIDN/NIDK atau telah memiliki NIDN/NIDK dari program studi lain di PTN/PTS yang akan membuka prodi dengan tetap mempertahankan nisbah dosen dan mahasiswa

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, serta dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 7 ayat (2) Peraturan Pemerintah