KURIKULUM 2022
Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada Mata Kuliah
“ Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab SD-SLTA ”
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Ustadz Nur Cholis Agus Santoso, M.Pd Penyusun: Kelompok 12
1. Muhammad Rafeli Fakhlipi (20191200210072) 2. Muhammad Sofyan (20191200210074) 3. Rizky Zainal Saputra (20191200220041) 4. M. Syahirul Muzakky (20191200210075)
PROGRAM STUDI BAHASA ARAB
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ALI BIN ABI THALIB SURABAYA
2022
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI... I KATA SAMBUTAN ... II
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Masalah ... 3
BAB II ... 4
PEMBAHASAN ... 4
2.1 Pengertian Kurikulum 2022... 4
2.2 Konsep Kurikulum 2022 ... 6
2.3 Karakteristik Kurikulum 2022 ... 7
2.4 Perbedaan Kurikulum 2022 dengan Kurikulum yang Telah Ada ... 9
2.5 Keunggulan dan Kekurangan Kurikulum 2022 ... 10
BAB III ... 12
PENUTUP ... 12
3.1 Kesimpulan ... 12
DAFTAR PUSTAKA ... 13
ii KATA SAMBUTAN
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SubhannahuwaTaa’la karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad Shalallahualaihiwassalam. Tidak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada Ustadz Nur Cholis Agus Santoso, M.Pd. selaku dosen pengampu matakuliah Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab SD-SLTA yang senantiasa membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah yang berjudul “Kurikulum 2022” ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab SD-SLTA. Bilamana ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, izinkan penulis menghaturkan permohonan maaf. Sebab, makalah ini tiada sempurna dan masih memiliki banyak kelemahan.
Penulis juga berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya kepada penulis. Semogama makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan, ilmu pengetahuan, dan menjadi acuan untuk menulis makalah lainnya.
Surabaya, 17 Juni 2022
Penulis
1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu organ penting dalam pemenuhan arah dan tujuan sebuah pendidikan. Seseorang yang mempunyai peranan penting serta sentral dalam proses berjalan dan tercapainya suatu kurikulum ialah pendidik atau guru. Seorang guru atau pendidik dituntut untuk mampu melaksanakan dan mensukseskan proses belajar-mengajar dengan kurikulum yang berlaku di sekolah (Silahuddin, 2014, hlm. 333–334). Berjalan atau tidaknya sebuah kurikulum yang dijalankan dalam lembaga pendidikan tergantung kecakapan dan kemampuan seorang guru dalam memahami kurikulum yang berlaku.
Dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003, menerangkan bahwa kuirkulum merupakan seperangkat rencana pengaturan yang berisi tentangisi, tujuan, dan bahan pembelajaran serta sebagai pedoman dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan pendidikan (Arifin, 2018,hlm. 59). Menurut Crow, Kurikulum merupakan sebuah rancangan pengajaran yang disusun secara sistematik guna untuk memperoleh gelar atau ijazah. Lebih lanjut lagi menurut Arifin, Kurikulum merupakan seluruh bahan pelajaran yang harus diterapkan dalam kependidikan di suatu sistem institusional pendidikan.
(Nurmadiah,2016,hlm.43). Menurut perkembangannya makna kurikulum saat ini berkembang luas cakupannya yang semulahnya membahas persoalan bahan ajar atau mata pelajaran yang harus ada dalam proses belajar mengajar kemudian berubah juga untuk membahas segala proses belajar-mengajar peserta didik meliputi sikap,pengetahuan, dan keterampilan yang dimuat dalam suatu proses hasil belajar. Kegiatan luar sekolah pun juga termasuk dalam penilaian peserta didik yang tak lain tujuannya untuk meningkatkan kemampuan dan mutu kehidupan yang dijalani peserta akhirnya mampu untuk menjadi manusia yang mampu menjawab tantangan zaman.(Ramayulis, 2002 ,hlm.150–152).
Dalam sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia, perubahan kurikulum sudah mengalami beberapa perubahan. Perubahan yang terjadi ialah untuk merespon sebuah perkembangan yang terjadi dalam segala dimensi kehidupan manusia. Perubahan yang terjadi pun taklepas dari kondisi perkembangan yang terjadi saat itu serta muatan dari kurikulum tersebut yang perlu disesuaikan untuk menjawab perkembangan tersebut. Perkembangan yang dimaksud ialah meliputi politik, ekonomi, sosial, dan juga teknologi tujuannya ialah untuk
2 membangun sebuah peradaban negara yang maju, salah satunya ialah merombak kurikulum yang ada dalam sistem pendidikan.
Kurikulum yang berlaku di Indonesia telah mengalami beberapa perubahan. Perubahan tersebut terjadi sesuai dengan pergantian dan keinginan kekuasaan yang terjadi di tubuh pemerintahan. Sehingga seringkali terdengar sebuah ungkapan di masyarakat“ Menteri dirubah kurikulum juga akan ikut berubah “(Abong, 2015, hlm. 37). Perkembangan perubahan kurikulum terjadi dimulai dari tahun 1947, 1952, 1964, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan 2013. Perubahan terjadi dikarenakan penyesuaian dengan sistem pendidikan dengan kondisi kehidupan yang terjadi selalu berubah dan bergerak dinamis baik dalam dimensisocial, politik, ekonomi, dan juga teknologi. (R.Hidaya tdkk.,2017,hlm.1).
Perubahan kurikulum yang terjadi dalam masing-masing kurikulum memiliki substansi dan konten serta alas an mengapa kurikulum tersebut diberlakukan. Meskipun perubahan yang terjadi dilakukan oleh para pemegang kekuasaan yang berada di struktur pemerintahan (Abong, 2015, hlm. 38). Akan tetapi yang di lakukan oleh para pemangku kekuasaan tersebut tidak terlepas dari hasil wawancara, analisa dan data sertafakta yang di lakukan di berbagai Lembaga pendidikan dan lain sebagainya.
Secara lebih terperinci Kurikulum pertama kali yang digunakan di negara Indonesia ialah terjadi pada tahun 1947 yang kemudian di kenal dengan sebutan kurikulum 1947 atau lebih di kenal dengan rentjanapeladjaran 1947 (R.Hidayat dkk., 2017, hlm. 8). Kurikulum 1947 atau rentjanapeladjaran 1947 di gunakan pasca kemerdekaan Indonesia di tahun 1945 yang dipengaruhi oleh tatanansosial politik yang terjadi pada saat itu yakni para penjajah yang sebelum-sebelumnya menjajah Indonesia seperti negara Belanda dan Jepang. Ciri dari kurikulum ini ialah untuk mengubah orientasi dari Pendidikan Belanda menuju kepentingan bangsa negara. Asas yang dipraktekkan ialah Pancasila dan kurikulum ini baru dilaksanakan di sekolah-sekolah pada tahun 1950 (Wicaksono,2018,hlm.53).
Perubahan kurikulum dapat di sederhanakan menjadi pergantian kurikulum 1975 berubah menjadi kurikulum tahun 1984, berubah lagi menjadi kurikulum 1994, kemudian kurikulum tahun 2000, tahun 2004 dan kurikulum tahun 2006 atau KTSP, serta Kurikulum 2013 (Abong, 2015,hlm. 38). Di samping itu, sampai saat ini Covid-19 memberikan dampak yang begitu signifikan dalam proses kehidupan manusia terutamanya pendidikan sehingga membuat pemerintah menerbitkan tiga opsi kurikulum nasional dalam pemulihan pembelajaran yaitu kurikulum 2013, kurikulum darurat, dan kurikulum prototipe. Akan tetapi
3 dalam pelaksanaan nanti sesuai dengan tujuannya yaitu pemulihan pembelajaran bahwa kurikulum prototipe awalnya digunakan untuk program sekolah penggerak dan SMK PK di tahun 2021, tetapi nantinya setelah itu semuanya harus menggunakan kurikulum prototipe untuk melaksanakannya secara nasional. (Pengelola Web Kemdikbud, t.t.).
Perubahan kurikulum memang tidak bisa dihindari dan dilewati, tetapi harus dijalani dan perlu untuk selalu disesuaikan dengan kebutuhan dan prinsip yang ada. Kurikulum prototipe merupakan kurikulum baru yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk pemulihan pembelajaran akibat pandemic Covid-19. Makalah ini ingin membahas mengenai pengertian, konsep dan perbedaan serta keunggulan dan kekurangan dari kurikulum 2022 sebagai kurikulum baru / prototipe yang akan digunakan oleh seluruh instansi pendidikan di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kurikulum 2022?
2. Bagaimana Konsep Kurikulum 2022?
3. Bagaimana Karakteristik Kurikulum 2022?
4. Apa Perbedaan Kurikulum 2022 dengan Kurikulum-kurikulum yang telah ada sebelumnya?
5. Apa Keunggulan dan Kekurangan dari Kurikulum 2022?
1.3 Tujuan Masalah
1. Mendeskripsikan Pengertian dari Kurikulum 2022.
2. Mendeskripsikan Konsep dari Kurikulum 2022.
3. Mendeskripsikan Karakteristik dari Kurikulum 2022
4. Mendeskripsikan Perbedaan Kurikulum 2022 dengan Kurikulum-kurikulum yang telah ada sebelumnya.
5. Mendeskripsikan Keunggulan dan Kekurangan dari Kurikulum 2022.
4 BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kurikulum 2022
Kurikulum 2022 adalah kurikulum baru/prototipe merupakan transformasi dari kurikulum-kurikulum yang pernah berkembang di Indonesia. Kurikulum ini nanti akan digunakan oleh semua instansi pendidikan diseluruh Indonesia. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui apakah kurikulum prototipe merupakan solusi dari pemulihan pembelajaran yang terjadi akibat pandemic Covid-19? Apakah kurikulum 2022 hanyalah kurikulum baru yang konten, isi, tujuan, dan isinya sama dengan kurikulum sebelumnya? Artinya hubungan antara disiplin ilmu yang satu dengan yang lainnya mengalami keterkaitan bukan malah saling bermusuhan satu sama lain. Apakah kurikulum prototipe adalah jawaban yang tepat bagi peserta didik untuk membantu dalam meraih cita-citanya, menjadi penerus bangsa, dan memecehkan persoalan yang semakin kompleks?.
Kurikulum 2022 merupakan sebuah kurikulum baru / prototipe yang ditawarkan oleh Kemendikbud ristek. Kurikulum ini merupakan kruikulum yang bertujuan untuk memulihkan pembelajaran akibat pandemi covid-19. Kurikulum ini merupakan hasil dari evaluasi perjalanan kurikulum 2013 yang telah digunakan setelah kurikulum KTSP sampai penghujung tahun 2021. Evaluasi yang dilakukan oleh Kemendikbudristek ialah memuat dua unsur yang menjadi pembahasan yaitu evaluasi dokumen dan implementasi. (Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Tekhnologi, 2021, hlm. 5).
Kurikulum Prototipe melanjutkan arah pengembangan sebelumnya.
1. Orientasi Holistik
Adalah kurikulum yang dirancang untuk mengembangkan murid secara holistic mencakup kecakapan akademis dan non akademis, kompetensi kognitif, sosial, emosional, dan spiritual.
2. Berbasis Kompetensi bukan Konten.
Kurikulum ini dirancang berdasarkan kompetensi yang ingin dikembangkan bukan berdasarkan konten atau materi tertentu.
5 3. Kontekstualisasi dan Personalisasi
Dirancang sesuai konteks ( budaya, misi sekolah, lingkungan lokal) dan kebutuhan murid. Karakteristik dari Kurikulum prototipe antara lain:1. Pembelajaran berbasis project untuk pengembangan soft skills dan karakter (iman,taqwa, akhlak, mulia, gotong royong, kebinekaan global, kemandirian, nalar kritis, kreativitas). Dalam struktur kurikulum prototipe 20 hingga 30 persen jam pelajaran digunakan untuk pengembangan karakter profil pelajar Pancasila melalui pembelajaran berbasis projek.Pembelajaran berbasis projek ini penting karena memberi kesempatan untuk belajar melalui pengalaman, mengintegrasikan kompetensi esensial, yang dipelajari peserta didik dari berbagai disiplin ilmu, dan struktur belajar yang fleksibel.
Berikut hasil evaluasi dokumen dan implementasi yang dilakukan. Evaluasi dokumen menghasilkan; Kompetensi kurikulum 2013 terlalu luas. Sulit dipahami, dan diimplementasikan oleh guru, belum disesuaikan secara penuh oleh satuan pendidikan, mapelinformatika yang menjadi pilihan, Pengaturan jam mata pelajaran menggunakan satuan minggu (perminggu) tidak membuat sekolah leluasa dalam mengatur rencana pembelajarn atau kalender pendidikan, Pendekatan tematis yang hanya digunakan dalam kurikulum 2013, dan Muatan mata pelajaran peminatan (IPA, IIPS atau Bahasa) tidak memberikan keleluasaan bagi siswa serta garis peminatan yang bersifat hierarkis. (Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Tekhnologi, 2021, hlm.6).
Sedangkan hasil evaluasi implementasi menghasilkan; Komponen perangkat pembelajaran yang banyak membuat guru kesulitan dalam melaksanakan perencanaan pembelajaran, Ruang kompetensi yang detail dan terpisah-pisah membuat guru sulit memahami filosofi kurikulum 2013, Sosialisasi, pelatihan, pendampingan, dan monitoring implementasi kurikulum 2013 yang tidak berjalan secara optimal, Banyaknya pengawas, kepala sekolah, dan guru yang tidak mampu menerjemahkan kerangka dasar, disverifikasi, dan konsep implementasi kurikulum 2013, dan Sosialisasi, pelatihan, pendampingan, dan monitoring implementasi kurikulum 2013 kepada pengawas, kepala sekolah, dan guru tidak berjalan optimal. (Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Tekhnologi, 2021, hlm. 7)1.
1Sadewa, M. A. (2022). Meninjau Kurikulum Prototipe Melalui Pendekatan Integrasi-Interkoneksi Prof M Amin Abdullah. Jurnal Pendidikan dan Konseling, 4(1), 266-280.
6 2.2 Konsep Kurikulum 2022
Kualitas kurikulum prototype mencakup;
1) Pembelajaran lebih menekankan pada teknik penguasaan berbasis proyek untuk menumbuhkan kemampuan halus dan penanaman karakter;
2) Titik fokus materi memajukan kemahiran dan berhitung;
3) Kemampuan beradaptasi instruktur untuk menyelesaikan pembelajaran dengan perbaikan pengaturan konten lingkungan.
Selain ciri khas dalam kurikulum prototype, perubahan paradigma baru ini menjadi salah satu ciri khas dalam kurikulum tersebut, diantaranya;
1) Struktur kurikulum yang dibuat mengacu pada Profil Pelajar Pancasila sebagai semacam perspektif dalam pembuatan Norma Isi, Pedoman Interaksi dan Norma Penilaian, atau penyusunan Kurikulum, Hasil Belajar (CP), standar pembelajaran dan Evaluasi Pembelajaran. Selain itu, model pendidikan model pandangan dunia juga memberikan peluang untuk menumbuhkan program kerja ekstra yang dapat menjunjung tinggi kemampuan siswa dan program tersebut dapat disesuaikan dengan visi, misi dan aset yang tersedia di sekolah.
2) Kedua, Hasil Belajar, yang merupakan perkembangan informasi, kemampuan, dan perspektif sebagai satu kesatuan interaksi tanpa henti untuk mengumpulkan keterampilan total. Dengan demikian, penilaian pembelajaran yang dibuat tentunya harus mengacu pada hasil belajar yang masih mengudara.
3) Sistem pembelajaran dengan metodologi topikal yang umumnya dilakukan pada jenjang sekolah dasar, dalam model perencanaan pendidikan dapat dilakukan pada jenjang yang berbeda. Demikian juga, pembelajaran dengan metodologi topikal tidak perlu melibatkan metodologi topikal dalam pembelajaran atau dengan demikian, Primanita Sholihah Rosmana, Sofyan Iskandar, Hilma Fauziah, Nadiyah Azzifah, Weby Khamelia 124 As- Sabiqun : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini sekolah dapat secara mandiri mendorong pembelajaran berbasis mata pelajaran.
4) Tidak ada pengaturan jam ilustrasi secara konsisten seperti pada kurikulum 2013.
Bagaimanapun, jangka panjang contoh dalam program pendidikan model dapat diatur setiap tahun sehingga sekolah dapat menciptakan dan mengarahkan pelaksanaan
7 pembelajaran. Mata pelajaran tidak boleh diajarkan di semester genap, jika di semester ganjil telah diajarkan sepanjang jam contoh, itu tidak masalah dan dapat didukung.
5) Sekolah diberi kesempatan untuk mengembangkan model pembelajaran yang memajukan kerjasama antar mata pelajaran dan membuat evaluasi lintas mata pelajaran, misalnya penilaian berbasis proyek. Sementara itu, siswa SMP, SMA/SMK dapat menyelesaikan sekitar tiga kali evaluasi dalam satu tahun pelajaran. Salah satunya adalah proyek pembelajaran dalam memandang kepribadian patriotisme atau patriotisme. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat Profil Pelajar Pancasila.
6) Mata pelajaran Inovasi Data dan Korespondensi yang awalnya dibatalkan, kurikulum prototype muncul kembali mulai dari tingkat Sekolah Menengah Pertama. Dalam program pendidikan ini, menariknya bagi sekolah yang belum memiliki instruktur dengan landasan instruktif di bidang TIK/Informatika, diperbolehkan oleh para pendidik luas yang memiliki informasi dan ingin mempelajari TIK. Kondisi ini dikarenakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Eksplorasi dan Inovasi telah menyusun buku-buku yang akan lebih memudahkan pengajar dalam memberikan materi dan mudah dipahami oleh para siswa serta para pengajar yang sebenarnya2.
2.3 Karakteristik Kurikulum 2022
Kurikulum dalam karakteristiknya memiliki beberapa aspek yang wajib ada dalam proses keberlangsungannya. Pertama memiliki tujuan, tujuan ini merupakan komponen yang sangat penting dalam pelaksanaan penyusunan sebuah kurikulum (Sanjaya, 2009, hlm.
205).
2 Rosmana, Primanita Sholihah, dkk. 2022. Kebebasan dalam kurikulum prototype. Jurnal pendidikan anak usia dini. Vol.4(1), 115-131
8 Tabel 1.1 Karakteristik Kurikulum Prototipe
No. Karakteristik Kurikulum
Prototipe Deskripsi
1 Pengembangan karakter
Dalam struktur kurikulum prototipe akan digunakan 20%-30% jam pelajaran digunakan untuk pengembangan karakter profil pelajar pancasila melalui pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran berbasis proyek penting untuk pengembangan karakter karena:
a. Memberikan kesempatan untuk belajar melalui pengalaman (experiential learning).
b. Mengintegrasikan kompetensi esensial yang dipelajari peserta didik dan berbagai disiplin ilmu.
c. Struktur belajar yang fleksibel.
2 Fokus pada materi esensial (literasi dan numerasi)
1. Pembelajaran yang mendalam (diskusi, kerja kelompok, pembelajaran berbasis problem dan projek dll) perlu waktu.
2. Materi yang terlalu padat akan mendorong guru untuk menggunakan ceramah satu arah atau metode lain yang efisien dalam mengejar ketuntasan penyampaian materi.
3. Kurikulum prototipe berfokus pada materi esensial di setiap mata pelajaran untuk memberi ruang/waktu baik pengembangan kompetensi terutama kompetensi mendasar seperti literasi dan numerasi secara lebih mendalam.
3
Fleksibilitas perencanaan kurikulum sekolah dan penyusunan rencana pembelajaran
1. Kurikulum prototipe menetapkan tujuan belajar per fase (2-3 tahun) untuk memberi fleksibilitas bagi guru dan sekolah.
2. Kurikulum prototipe menetapkan jam pelajaran per tahun agar sekolah dapat berinovasi dalam menyusun kurikulum dan pembelajaran.
9 2.4 Perbedaan Kurikulum 2022 dengan Kurikulum yang Telah Ada
Perbedaan kurikulum 2022 dengan kurikulum 2013 yaitu :
a. Dari sisi jam pelajaran, jumlah jam pelajaran pada setiap jenjang sama dengan yang berlaku pada k-13. Sekitar 20%-30% dari jam pelajaran yang tersedia, sedangkan pada kurikulum baru dialokasikan untuk kegiatan proyek. Pada kurikulum baru tidak menentukan jam pelajaran perminggu seperti yang selama ini berlaku di k-13. Jam pelajaran pada kurikulum baru ditetapkan per tahun. Dengan demikian satuan pendidikan memiliki keleluasaan dalam mengatur waktu pelaksanaan pelajaran. Satu mata pelajaran bisa saja tidak diajarkan pada satu semester. Adapun perubahan lainnya terdapat pada mata pelajaran IPA dan IPS di sekolah dasar pada kelas tinggi, dalam kurikulum baru ini kedua mata pelajaran tersebut diajarkan secara bersamaan dengan mata pelajaran (IPS) Ilmu Pengetahuan Alam Sosial. Hal ini menurut Puspenjar dimaksudkan sebagai bekal bagi peserta didik sebelum mengikuti pelajaran IPA dan IPS secara terpisah pada jenjang SMP nantinya.
b. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) diganti menjadi capaian pembelajaran (CP). Yang menarik perhatian dari Kurikulum baru ini tidak menafikan hal baik yang telah ditetapkan pada kurikulum sebelumnya. Proses peningkatan kualitas pembelajaran tetap berbasis kompetensi sebagaimana kurikulum terdahulu. Bedanya jika pada K-13 kita mengenal istilah KI dan KD sebagai acuan kompetensi yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran, maka pada Kurikulum Paradigma Baru terdapat Capaian Pembelajaran (CP) yang merupakan rangkaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai satu kesatuan proses yang berkelanjutan sehingga membangun kompetensi yang utuh. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, satuan pendidikan tidak terbatas pada satu pendekatan saja. Hl ini tentunya berbeda dengan K-13 yang hanya menggunakan pendekatan saintifik. Satuan pendidikan dapat menggunakan pendekatan berbasis mata pelajaran, tematik, inkuiri, kolaborasi mata pelajaran ataupun paduannya sesuai dengan peraturan menteri. (Balitbang dan perbukuan:2021).
Pendekatan tematik yang selama ini hanya dilakukan pada jenjang SD, sekarang boleh dilakukan pada jenjang pendidikan lainnya. Disisi lain, jenjang SD khususnya kelas tinggi tidak harus menggunakan pendekatan tematik dalam pembelajaran. Artinya dibolehkan kepada pihak satuan pendidikan jenjang SD yang ingin menyelenggarakan pembelajaran berbasis mata pelajaran pada kelas tinggi.
10 Perbedaan Kurikulum 2022 & 2013 dalam Jenjang Sekolah
Ada beberapa perbedaan antara kurikulum 2013 dengan kurikulum 2022 (Prototipe) antara lain :
1. Untuk level TK Pendekatan pembelajaran yang awalnya berbasis tema pada Kur .2013, berubah menjadi fokus literasi (buku yang digemari anak-anak) pada Kur. 2022 (Prototipe).
2. Untuk level SD Pelajaran IPA dan IPS yang awalnya dipisah pada kurikulum 2013, dirubah untuk digabung menjadi IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) pada kurikulum Prototipe, sebagai fondasi sebelum anak belajar IPA dan IPS terpisah di jenjang SMP 7.
3. Untuk level SMP Pembelajaran Informatika pada kur. 2013 menjadi Mata pelajaran (mapel) pilihan, sementara di kur. 2022 mapel informatika sebagai mata pelajaran wajib.
4. Untuk level SMA Di Kur, 2013 siswa SMA masuk langsung memilih penjurusan sementara di Kur.2022 siswa mengambil dan menentukan peminatan pada kelas 11, karena perlu berkonsultasi dengan guru BK, wali kelas, dan orang tua3.
2.5 Keunggulan dan Kekurangan Kurikulum 2022
Keunggulan kurikulum 2022 yaitu keleluasan yang diberikan kepada sekolah dalam kurikulum ini akan sangat menguntungkan, baik untuk siswa dan juga guru. Karena menerapkan sistem pembelajaran berbasis proyek, guru tidak lagi diburu oleh target materi pembelajaran yang padat. Dengan begitu waktu belajar anak juga tidak terlalu padat. Guru- guru juga bisa lebih fokus pada pemberian materi esensial yang berorientasi pada kebutuhan dan penguatan karakter siswa.Selain itu, pada kurikulum ini metode pembelajarannya juga lebih bervariasi dan didukung situasi belajar yang lebih menyenangkan bagi guru dan siswa. Para guru pun memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi potensi siswa siswinya lewat beragam inovasi pembelajaran.Kurikulum ini berorientasi memberikan ruang kepada anak-anak untuk berkreasi dan mengembangkan potensi belajar supaya mereka merasa menemukan makna dari proses tersebut dan bisa
3 Suryadien, Denda, dkk. 2022. Rencana Implementasi Kurikulum Prototipe Pada Masa Pandemi Covid-19 di Indonesia. Jurnal PGMI Universitas Garut Vol. 01; No. 01. 27-34
11 memecahkan masalahnya sendiri secara mandiri maupun berkelompok. Hal itu akan mengembangkan secara utuh sisi akademik dan non akademiknya.
Adapun kekurangannya tidak sedikit juga pihak yang belum mengetahui apa itu kurikulum prototype juga kesiapanmereka dalam penerapan kurikulum prototype, bagaimanapun kurikulum prototype harus terlaksana dengan baik, karena kurikulum prototype menjadi salah satu opsi pemulihan dalam pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 ini4.
4 Supangat. 2022. Kurikulum 2022 Mengenal Prototype Bagi Sekolah dan Guru. School Principal Academy.
Depok
12 BAB III
PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Kurikulum sangat berperan penting dalam perkembangan pendidikan di Indonesia.
Sehingga dari masa ke masa terus mengalami perubahan dan perkembangan untuk tercapainya sistem pembelajaran yang lebih baik. Pada tahun 2022 ini diterapkan kurikulum baru yakni kurikulum prototipe. kurikulum prototipe merupakan pengembangan dari kurikulum 2013.
Kurikulum prototipe akan melanjutkan arah pengembangan sebelumnya yang memiliki kesamaan dalam orientasi holistic.
Adapun karakteristik kurikulum 2022 yaitu menunjang pemulihan pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter (iman, taqwa, akhlak mulia, gotong royong, kebinekaan global, kemandirian, nalar kritis, dan kreativitas), fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi, fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan local. Hal ini menjadikan keunggulan dalam penerapan kurikulum 2022 dimana guru lebih fokus pada pemberian materi esensial yang berorientasi pada kebutuhan dan penguatan karakter siswa. Sedangkan bagi murid lebh berorientasi memberikan ruang untuk berkreasi dan mengembangkan potensi belajar dengan inovasi belajar yang lebih variatif.
13 DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah, R. (2021, Desember 15). Guru Wajib Paham Paradigma Baru Dari kurikulum 2022.
Kemendikbud, P. W. (2021, Desember 23). Kurikulum Prototipe Sebagai Opsi Dukung Pemulihan Pembelajaran.
Rosmana, Primanita Sholihah, dkk. 2022. Kebebasan dalam kurikulum prototype. Jurnal pendidikan anak usia dini. Vol.4(1), 115-131.
Rosmana, Primanita Sholihah, dkk. 2022. "Penerapan Kurikulum Prototype pada Masa Pandemi Covid-19." FONDATIA 6.1 (2022): 62-75.
Sadewa, M. A. 2022. Meninjau Kurikulum Prototipe Melalui Pendekatan Integrasi- Interkoneksi Prof M Amin Abdullah. Jurnal Pendidikan dan Konseling, 4(1), 266-280.
Supangat. 2022. Kurikulum 2022 Mengenal Prototype Bagi Sekolah dan Guru. School Principal Academy. Depok
Suryadien, Denda, dkk. 2022. Rencana Implementasi Kurikulum Prototipe Pada Masa Pandemi Covid-19 di Indonesia. Jurnal PGMI Universitas Garut Vol. 01; No. 01. 27- 34.
Susilo. (2021, Desember 05). Kurikulum Prototipe Sebagai Opsi Kurikulum 2022-2024.
Utami, D. (2022, Januari 3). Melihat Model Kurikulum Baru 2022.