• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN PRAKTIK MANDIRI BIDAN TENTANG IZIN PRAKTIK BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NO. 4 TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGETAHUAN PRAKTIK MANDIRI BIDAN TENTANG IZIN PRAKTIK BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NO. 4 TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Penerbit : Akademi Kebidanan Palu , Sulawesi Tengah 33

PENGETAHUAN PRAKTIK MANDIRI BIDAN TENTANG IZIN PRAKTIK BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NO. 4

TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN

Yulfin Pokiro1,Ni Made Rosiyana2

1,2 Akademi Kebidanan Palu, Sulawesi Tengah Email Korespondensi Author: maderosiyana@gmail.com

ABSTRAK

Izin adalah salah satu instrumen bagi pemerintah sebagai sarana yuridis untuk mengendalikan tingkah laku para warganya, dengan pemberian izin pemerintah memperkenankan orang yang memohon untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang sebenarnya di larang, perizinan tenaga kesehatan dapat ditujukan untuk mengarahkan atau mengendalikan aktivitas-aktivitas tertentu dalam hal ini izin praktik, Praktik Mandiri Bidan yang ada di provinsi Sulawesi Tengah yaitu 108 unit dan Kota Palu yaitu 25 unit. Tujuan penelitian ini Untuk mencari tahu bagaimana pengetahuan paktik mandiri bidan tengtang izin praktik. Metode penelitian ini adalah Penelitian deskriptif dalam bentuk quisioner yaitu mengambil 12 unit PMB di sajikan tabel distributive pengetahuan di sertai dengan narasi. Berdasarkan data yang di dapatkan hasil pada Bidan yang memiliki PMB ini menunjukan pengetahuan tentang izin praktik sebagian besar cukup dan kurang.

Kesimpulan dari hasil pengkajian penelitian ini yaitu sebaian besar Praktik Mandiri Bidan yang ada di Kota Palu memiliki pengtahuan cukup dan kurang. Hasil penelitian di temukan karena kurangnya pembinaan dan pengawasan oleh Pemerintah Dan Pemerintah Daerah.(Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten Dan Organisasi Profesi yaitu Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

Kata Kunci: Izin Praktik Dan Undang-Undang

ABSTRACT

Permit is one of the instruments for the government as a juridical means to control the behavior of its citizens, by granting government permits allowing people who request to carry out certain actions which are actually prohibited, licensing of health workers can be aimed at directing or controlling certain activities in this is a practice permit, the Midwife Independent Practice in Central Sulawesi province is 108 units and Palu City is 25 units. The purpose of this study was to find out how the midwife's independent practical knowledge regarding the license to practice. The method of this research is descriptive research in the form of a questionnaire, namely taking 12 units of PMB presented with a distributive table of knowledge accompanied by a narrative. Based on the data obtained, the results of the midwives who have PMB indicate that knowledge of the practice permit is mostly sufficient and insufficient. The conclusion from the results of the assessment of this research is that most of the Independent Practices of Midwives in Palu City have sufficient and insufficient knowledge. The results of the study were found due to a lack of guidance and supervision by the Government and Local Governments (City / District Health Office and Professional Organizations, namely the Indonesian Midwives Association (IBI).

Keywords: Practice License and Law

(2)

Penerbit : Akademi Kebidanan Palu , Sulawesi Tengah 34 PENDAHULUAN

Perizinan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (khususnya bidan) harus memenuhi persyaratan yang bersifat administratif dan persyaratan yang berkenaan dengan kompetensi atau kewenangan serta kemampuan tenaga kesehatan. Izin adalah salah satu instrumen bagi pemerintah sebagai sarana yuridis untuk mengendalikan tingkah laku para warganya. Izin merupakan suatu persetujuan dari pemerintah berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan-ketentuan larangan perundangan. Dengan pemberian izin pemerintah memperkenankan orang yang memohon untuk melakukan tindakan- tindakan tertentu yang sebenarnya di larang (Prajudi, 2007).

Persyaratan administratif yang dimaksud adalah berkaitan dengan perizinan bagi tenaga kesehatan untuk melakukan praktik. Namun demikian, yang harus diperhatikan bahwa persyaratan administratif tersebut juga tidak terlepas dari persyaratan kompetensi atau kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan melalui uji kompetensi (Philipus, 2008).

Apabila para pekerja medis kususnya Bidan Praktek Mandiri tidak bekerja secara professional atau tidak sesuai dengan aturan yang berlaku, maka pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten atau kota dapat memberikan tindakan administratif berupa Teguran lisan, teguran tertulis, pencabutan SIKB/SIPB untuk sementara paling lama 1 tahun, atau pencabutan SIKB/SIPB selamanya. Pemerintah daerah kabupaten atau kota juga dapat memberikan sanksi berupa rekomendasi pencabutan surat izin atau STR kepada kepala dinanas kesehatan atau Mejelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) terhadap bidan yang melakukan praktik tanpa memiliki SIPB atau tanpa memiliki SIKB. Adapun sanksi teguran lisan, teguran tertulis sampai dengan pencabutan izin fasilitas pelayanan kesehatan yang mempekerjakan bidan yang tidak mempunyai SIKB (Undang-undang No. 4 Tahun 2019).

Berdasarkan penjelasan Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan dinyatakan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah peningkatan derajat kesehatan yang optimal. Untuk menjaga tujuan itu maka perlu ditingkatkan upaya-upaya kesehatan yang dititik beratkan pada pelayanan

(3)

Penerbit : Akademi Kebidanan Palu , Sulawesi Tengah 35 kesehatan untuk masyarakat luas melalui

upaya peningkatan, pencegahan penyembuhan dan pemulihan disertai upaya penunjang. Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan terdepan kapada masyarakat mempunyai kedudukan penting, oleh karena itu perlu selalu meningkatkan mutu pelayanannya. Agar bidan dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, perlu adanya pengaturan yang mudah dipahami oleh bidan. Tujuannya disini agar dapat mempermudahkan bidan untuk memahami dan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan serta memberikan kejelasan batas-batas kewenangannya dalam menjalankan praktik, sehingga akan meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan serta meningkatkan citra yang baik bagi bidan. Memberikan kepastian dan perlindungan hukum bagi bidan sebagai pemberi pelayanan serta masyarakat penerima pelayanan. Dalam menghadapi masalah tentang ketersediaan tenaga kesehatan dan pemerataannya pemerintah dapat menekankan atau dapat mengaturnya melalui suatu sistem perizinan. Salah satu yang dapat dikelola dalam sistem perizinan berkenaan dengan tenaga kesehatan yaitu izin praktik bidan (Undang-Undang No.23 Tahun 1992).

Berdasarkan data yang di peroleh Balai pengobatan/klinik yang ada di kabupaten atau kota tahun 2018 sejumlah 104 unit. Pada tahun 2019 bertambah menjadi 108 unit (Dinas Kesehatan Propins Sulawesi Tengah 2019)

Berdasarkan data yang di peroleh tercatat Kota Palu memiliki 25 unit Praktik Mandiri Bidan (PMB) (Dinas Kesehatan Kota Palu 2018).

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) berdasarkan data dari WHO, AKI di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya AKI di Indonesia menurut survey demografi kesehatan Indonesia SDKI tahun 2012 sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup dibandingkan SDKI tahun 2007 yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI,2015).

Menurut hasil Survey Penduduk Antara Sensus (SUPAS) tahun 2015, AKI di Indonesia mengalami penurunan menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup dengan sebelumnya 3 59 per 100.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan target MDG’s dan SDG’s, AKI di Indonesia tahun 2015 masih belum memenuhi target. AKB Indonesia juga memerlukan perhatian yang serius dari semua pihak. Menurut SDKI tahun 2015, bahwa AKB di Indonesia sebesar 22,23 per 1.000 KH yang artinya sudah

(4)

Penerbit : Akademi Kebidanan Palu , Sulawesi Tengah 36 memenuhi target MDG’s 2015 sebesar 23

per 1.000 KH tetapi belum memenuhi target SDG’s 2030 yang meneken AKB menjadi 12 per 1.000 KH (Kemenkes RI, 2016).

Berdasarkan data yang di peroleh dari Dinas kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2016 sampai 2018 angka kematian ibu (AKI) tercatat mengalami penurunan, dari 186/100.000 kelahiran hidup menjadi 153/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan untuk kota palu tahun 2017 sampai 2018 tercatat mengalami penurunan dari 156/100.000 kelahiran hidup menjadi 56/100.000 kelahiran hidup. (Dinas kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2018).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Palu, Tahun 2018 AKI Kota Palu sebayak 11 orang atau 156/100.000 KH, pada tahun 2018 aki sekitar 4 orang atau 56/ 100.000 Kelahiran Hidup. Sedangkan AKB Kota Palu dari tahun 2017 sebanyak 1,42/ 1000 Kelahiran Hidup, tahun 2018 sebanyak 2,76/ 1000 Kelahiran Hidup atau mengalami peningkatan 1,34%. Meskipun angka kematian ibu AKI mengalami penurunan tetapi masih ada ibu yang mengalami kematian ( Dinas Kesehatan Kota Palu 2018).

Melihat hal ini peranan tenaga kesehatan sangat penting dalam menunjang kesehatan masyarakat. Maju

atau mundurnya dunia medis akan sangat ditentukan oleh keberhasilan dari pihak- pihak yang bersangkutan dalam hal ini dokter, bidan, perawat dan orang-orang berkompeten dibidan ini bekerja professional dalam pelayanan kesehatan harus memperhatikan etika profesi tenaga kerja yang bersangkutan (Permenkes No.

1464/Menkes/PER/X/2010).

Oleh sebab itu pengetahuan tentang izin praktik kebidanan, khususnya Undang-undang No. 4 Tahun 2019 perlu mendapat perhatian penting bagi seorang bidan, agar dapat mengetahui perizinan dalam mendirikan sebuah praktik mandiri bidan.

Berdasarkan apa yang telah di kemukakan di atas maka dapat di tarik perumusan masalah sebagai berikut.

Bagaimana pengetahuan praktik mandiri bidan tentang izin praktik berdasarkan undang-undang no.4 tahun 2019 tentang kebidanan ?

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang di lakukan dengan tujuan membuat membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif(Setiawan 2011) penelitian ini dilakukan untuk melihat atau menjelaskan gambaran pengetahuan praktek mandiri bidan tentang izin praktik berdasarkan undang-undang no. 4 tahun 2019 tentang kebidanan.

(5)

Penerbit : Akademi Kebidanan Palu , Sulawesi Tengah 37 A. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel

Variabel merupakan merupakan gejala yang menjadi fokus dalam penelitian (setiawan dan saryono, 2011). Variabel penelitian ini terdiri dari:

Variabel Pengertian Alat

ukur

Cara ukur

Skala ukur Variabel terkait

(independent variabel) yaitu pengetahuan praktek mandiri bidan terhadap izin praktik berdasarkan undang-undang No.4 tahun 2019 tentang

kebidanan.

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang di pahami bidan tentang perizinan berdasarkan

undang-undang no.4 tahun 2019 tentang kebidanan

Kuisione r

Dari hasil/

jawaban kuisione r

Ordinal

1. Definisi oprasional

Definisi Oprasional adalah variabel penelitian di maksudkan untuk memahami arti setiap variabel penelitian sebelum di lakukan analisis.

a. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang di pahami bidan terhadap izin praktik berdasarkan undang-undang no.4 tahun 2019 tentang kebidanan

1) Baik, bila esponden mampu menjawab dengan benar 75-100%

2) Cukup, bila esponden mampu menjawab dengan benar 55-74%

3). Kurang, bila esponden mampu menjawab dengan benar ≤55% dari seluruh pernyataan.

B. Analisis Data a. Analisis Data

Data yang di peroleh di analisis dengan analisa variabel

(6)

Penerbit : Akademi Kebidanan Palu , Sulawesi Tengah 38 pengetahuan. Dari analisis setiap

variabel ini di peroleh hasil dalam bentuk presentase (Notoadmojo, 2010). Dengan rumus presentase

P= F

nx 100 Ket:

P= Presentase

F= Jumlah jawaban benar n= jumlah responden b. Penyajian Data

Data disajikan dalam bentuk tabel distributif

pengetahuan di sertai dengan narasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini di lakukan di Wilayah Kota Palu pada 23 juni sampai 30 juni 2020. Sampel pada penelitian ini adalah bidan yang memiliki praktik mandiri bidan sebanyak 12 responden. Hasil penelitian diperoleh dengan menggunakan yang di analisa secara univariat yang di sajikan dalam bentuk tabel berikut:

1. Pengetahuan responden tentang izin praktik

Tabel 4.1 Pengetahuan registrasi dan praktik mandiri bidan Di Wilayah Kota Palu

PENGETAHUA N

FREKUENSI PRESENTASI (%)

BAIK 3 25%

CUKUP 4 33,33%%

KURANG 5 41,66%

TOTAL 12 100%

Tabel 1, pengetahuan responden tentang registrasi dan izin praktik tertinggi pada responden yang memiliki persepsi baik yaitu 3 orang (25%), cukup yaitu 4 orang (33,33%), sedangkan yang terendah pada responden yang memiliki persepsi kurang yaitu 5 orang (41,66%).

a. Pengetahuan praktik mandiri bidan Berdasarkan Umur

Tabel 4.2 Pengetahuan Praktik Mandiri Bidan Berdasarkan Umur Di Wilayah Kota Palu

UMUR BIDAN

PERSEPSI

JUMLA

H %

BAIK CUKUP KURANG

F % F % F %

(7)

Penerbit : Akademi Kebidanan Palu , Sulawesi Tengah 39

35-45 1 8,33 2 16,66 3 25 6 50

46-55 2 16,66 2 16,66 2 16,66 6 50

JUMLA H

3 24,99 4 33,32 5 41,66 12 100

Tabel 2 menunjukan bahwa dari 6 responden pada usia 35-45 tahun memiliki persepsi tentang pengetahuan tentang praktik mandiri yang baik yaitu 1 orang (8,33%), cukup 2 orang (16,66%) dan kurang 3 orang (25%) kemudian dari 6 responden pada usia 46-55 tahun memiliki persepsi tentang pengetahuan tentang praktik mandiri yang baik yaitu 2 orang (16,66%), cukup 2 orang (16,66%) dan kurang 2 orang (16,66%).persepsi responden berdasarkan umur.

Pengetahuan praktik mandiri bidan berdasarkan pendidikan

b. Tabel 4.3 Pengetahuan Praktik Mandiri Bidan Berdasarkan Pendidikan PENDID

IKAN

PERSEPSI

JUMLA

H %

BAIK CUKUP KURANG

F % F % F %

D3 1 8,33 2 16,66 4 33,33 7 58,33

D4 2 16,66 2 16,66 1 8,33 5 41,66

JUMLA H

3 24,99 4 33,32 5 41,66 12 100

Tabel 3 menunjukan bahwa dari 7 responden yang berpendidika D3 Kebidanan memiliki persepsi tentang registrasi dan izin praktik baik yaitu 1 orang (8,33%), cukup 2 orang (16,66%) dan kurang 4 orang (33,33%)

Kemudian dari 5 responden yang berpendidikan D4 Kebidanan memiliki persepsi tentang registrasi dan izin praktik baik yaitu 2 orang (16,66%), cukup (16,66%) dan kurang 1 orang (8,33%). persepsi responden berdasarkan pendidikan.

c. Pengetahuan Praktik Mandiri Bidan Berdasarkan Umur PMB UMUR

PMB

PERSEPSI

JUMLA

H %

BAIK CUKUP KURANG

F % F % F %

1-10 2 16,66 3 25 4 33,33 9 75

11-20 1 8,33 1 8,33 1 8,33 3 25

(8)

Penerbit : Akademi Kebidanan Palu , Sulawesi Tengah 40 JUMLA

H

3 24,99 4 33,33 5 41,66 12 100

Tabel 4 menunjukan bahwa menunjukan bahwa dari 9 responden pada usia PMB 1-10 tahun memiliki persepsi tentang pengetahuan tentang praktik mandiri yang baik yaitu 2 orang (16,66%) cukup 3 orang (25%) dan kurang 4 orang (33,33%) kemudian dari 3 responden pada usia PMB 11-20 tahun memiliki persepsi tentang pengetahuan tentang registrasi dan izin praktik mandiri yang baik yaitu 1 orang (8,33%) cukup 1 orang (8,33%) dan kurang 1 orang (8,33%)persepsi responden berdasarkan umur PMB.

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui data primer tentang pengetahuan bidan terhadap izin praktik maka pembahasan dari hasil hasil ini adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan bidan terhadap izin praktik

Hasil penelitian yang diperoleh dengan pengisian kuesioner secara langsung tentang pengetahuan Praktik Mandiri Bidan terhadap praktik Di Wilayah Kota Palu adalah sebagai berikut : pengetahuan responden tentang izin praktik tertinggi pada responden yang memiliki persepsi baik yaitu 3 orang (25%), cukup yaitu 4 orang (33,33%), sedangkan yang terendah pada responden yang memiliki persepsi kurang yaitu 5 orang (41,66%).

A. Pengetahuan praktik mandiri bidan Berdasarkan Umur Di Wilayah Kota

Palu 35-45 tahun memiliki persepsi tentang pengetahuan tentang praktik mandiri yang baik yaitu 1 orang (8,33%), cukup 2 orang (16,66%) dan kurang 3 orang (25%) kemudian dari 6 responden pada usia 46-55 tahun memiliki persepsi tentang pengetahuan tentang praktik mandiri yang baik yaitu 2 orang (16,66%), cukup 2 orang (16,66%) dan kurang 2 orang (16,66%).persepsi responden berdasarkan umur. Menurut asumsi peneliti kurangnya pengetahuan bidan tentang izin praktik di karenakan pembinaan dan pengawasan sebagaimana di maksud dalam pasal 1 pemantauan hanya di lakukan sekurang-kuranya 1 kali dalam setahun.

B. pengetahuan praktik mandiri bidan berdasarkan pendidikan D3 Kebidanan memiliki persepsi tentang registrasi dan izin praktik baik yaitu 1

(9)

Penerbit : Akademi Kebidanan Palu , Sulawesi Tengah 41 orang (8,33%), cukup 2 orang

(16,66%) dan kurang 4 orang (33,33%

Kemudian dari 5 responden yang berpendidikan D4 Kebidanan memiliki persepsi tentang registrasi dan izin praktik baik yaitu 2 orang (16,66%), cukup (16,66%) dan kurang 1 orang (8,33%). persepsi responden berdasarkan pendidikan. Hal ini sejalan dengan dengan Natoatmojo (2012). yang mengemukakan bahwa salah satu faktor yang mempengeruhi perilaku seseorang adalah tingkat pendidikan. Hasil pendidikan membentuk pola pikir, pola persepsi dan sikap pengambilan keputusan seseorang. Pendidkan seseorang yang meningkat mengajarkan seseorang mengambil keputusan yang terbaik untuk dirinya, keluarganya bahkan orang disekelilingnya.

C. Pengetahuan praktik mandiri bidan berdasarkan umur PMB 1-10 tahun memiliki persepsi tentang pengetahuan tentang praktik mandiri yang baik yaitu 2 orang (16,66%) cukup 3 orang (25%) dan kurang 4 orang (33,33%) kemudian dari 3 responden pada usia PMB 11-20 tahun memiliki persepsi tentang pengetahuan tentang registrasi dan izin praktik mandiri yang baik yaitu 1 orang (8,33%) cukup 1 orang (8,33%)

dan kurang 1 orang (8,33%). Persepsi responden berdasarkan umur PMB.

menurut asumsi peneliti usia PMB Tidak Mempengaruhi Pengetahuan Bidan Tentang Registrasi Dan Izin Praktik Karena informasi pada saat ini dapat di asks dengan mudah.

Peran pengawasan yang dilakukan oleh menteri dapat di delegasikan

SARAN

Berdasarkan dari kesimpulan, adapun saran-saran yang diberikan:

1. Bagi bidan yang memiliki atau yang akan menyelenggarakan PMB sebiknya perlu mengakses terlebih dahulu informasi tentang izin praktik bidan berdasarkan undang-undang no.4 tahun 2019 tentang kebidanan agar supaya mengetahui apa saja yang menjadi persyaratan atau ketentuan dalam mendirikan PMB. Sehingga, tidak akan terjadi penyelewengan di kemudian hari..

2. Bagi Dinas Kesehatan Kota palu agar lebih memperbanyak jadwal pembinaan dan pengawasan sehingga seorang bidan yang melengkapi izin praktik, lebih memiliki ilmu pengetahuan dan informasi yang banyak yang berkaitan dengan izin praktik bidan.

(10)

Penerbit : Akademi Kebidanan Palu , Sulawesi Tengah 42 DAFTAR PUSTAKA

Admosudirjo, S. Prajudi. 2007. Hukum Administrasi Negara. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Ali Gufron, 1996 Menjaga Mutu Layanan Kebidanan. UGM Press

https://pustaka.pancabudi.ac.id/dl_file/penelitian/49326_BABIV.pdf [22 Januari 2020 ] [Dinkeskot] Dinas kesehatan Kota Palu 2019. Data Profil Data Kesehatan Kota Palu tahun 2018

[Dinkesprov] Dinas kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2019. Profil Data Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2018.

[Dinkesprov] Dinas kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2019. Data Praktik Mandiri Bidan Sulawesi Tengah

[Dinkeskot] Dinas kesehatan Kota Palu 2019. Data Praktik Mandiri Bidan Kota Palu Hasmi, 2014. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : In Media

Hurint SA. 2018. Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Praktik Mandiri Bidan di Kota Imamah, Ilah.2012. Menajemen Bidan Praktik Mandiri. Perpustakaan Nasional

Kementerian Kesehatan Pengembangan SDM Kesehatan Tahun 2011-2025, Jakarta 2011 [Kemenkes RI] Kementian kesehatan Repoblik Indonesia

Mandiri Hadjon, Philipus. 2008. Hukum dan Perizinan. Yuridika, Universitas Air Langga.

Surabaya.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta;PT.Rineka Cipta

Putri Eli. 2010. Pelaksanaan Pemberian Izin Praktik Bidan Di Kabupaten Lampung Selatan.

Ridwan,H. R, Ridwan. 2006. Hukum Administrasi Negara. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

RHIEA. 2011. Membuka Bidan Praktek Mandiri. http://Www.Ukb.Ac.Id/Wp-

Content/Uploads/2017/03/Persiapan_Membuka_BPM_Membuka_BidanPraktik-2.pdf [ 20 Oktober 2019 ]

(11)

Penerbit : Akademi Kebidanan Palu , Sulawesi Tengah 43 Salim, 2010, Pembangunan Teori Dalam Ilmu Hukum, Jakarta, Raja Grafindo Persada.

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle.[ 20 Januari 2020 ].

Setiawan A & Saryono, 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1 dan S2.

Yogyakarta. Nuhamedika.

Undang –undang no.4 tahun 2019 tentang kebidanan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan pembuatan Media Pembelajaran Safety Riding Sepeda Motor Berbasis Multimedia ini adalah memberikan pengetahuan bagi seluruh

bahwa sehubungan dengan hal-bal tersebut di atas dan untuk memberi landasan hukum yang lebih baik bagi tumbuhnya kehidupan partai politik yang dapat lebih menjamin peran

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa aplikasi sistem informasi geografis berbasis android

bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh, Undang-Undang Nomor II Tahun "2006

menurut Fatwa DSN NO. Tidak hanya itu, dalam fatwa tersebut juga disebutkan poin penting lainnya bahwa jumlah besarnya ganti rugi tidak boleh disebutkan dalam akad..

Jika salah satu dari prinsip induksi matematika tidak dipenuhi oleh suatu pernyataan P ( n ), maka P ( n ) salah, untuk setiap n bilangan asli.. Penguasaan kamu terhadap

Tujuan penelitian ini adalah mengungkap struktur yang membangun sebelas puisi dalam Di>wa>n Ka>mil Ki>la>ni> lil-Athfa>l karya Ka>mil

Biaya tetap meliputi biaya tanah untuk fasilitas umum, biaya sertifikasi tanah, biaya pembuatan jalan, biaya pemasaran, biaya konstruksi taman & pintu gerbang, biaya