12 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Pustaka
1. Business Center sebagai Sarana Belajar Praktik Perbankan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Prabandari dan Rasyid (2015: 2) menyebutkan salah satu unit produksi yang diterapkan di lingkungan Sekolah Menengah Kejuruhan (SMK) adalah business center. Adapun beberapa fungsi didirikannya Business Center di lingkungan SMK yaitu:
a. Sebagai wahana pelatihan berbasis produksi bagi peserta didik.
b. Mengembangkan jiwa wirausaha peserta didik.
c. Sebagai sarana praktik langsung untuk peserta didik.
d. Membantu pendanaan untuk pemeliharaan, penambahan fasilitas dan biaya-biaya operasional pendidikan lainnya.
e. Menambah semangat kebersamaan karena dapat menjadi wahana peningkat aktivitas produktif peserta didik dan memberi pendapatan untuk kesejahteraan warga sekolah.
Berdasarkan fungsi di atas, business center dapat berfungsi sebagai tempat untuk meningkatkan ketrampilan peserta didik SMK. Peserta didik mampu melihat dan merasakan langsung kondisi lapangan pekerjaan yang sebenarnya. Sari (2016:
348) juga menjelaskan business center merupakan tempat pusat usaha suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Business center berarti unit usaha yang dapat dipergunakan sebagai tempat pembelajaran praktik peserta didik (Learning by Doing). Praktik di Business center diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan peserta didik dalam dunia kerja, sehingga dapat dijadikan pengalaman bagi peserta didik sebagai modal ketika peserta didik lulus nanti.
Business Center merupakan sarana peserta didik untuk belajar praktik secara langsung sesuai dengan program keahlian masing-masing di Sekolah.
Salah satunya yaitu peserta didik program keahlian akuntansi. Peserta didik program keahlian akuntansi tentu membutuhkan praktik yang berhubungan dengan program keahliannya, yaitu mengelola keuangan. Praktik tersebut dapat diwujudkan melalui praktik di Bank. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan (Ismail, 2010: 12) adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai fungsi antara lain:
fungsi yang pertama yaitu penghimpunan dana. Bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Kedua yaitu penyaluran dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank sebagian besar adalah berbentuk kredit atau pinjaman.
Kredit atau pinjaman yang diberikan oleh bank kepada debitur (peminjam), bank akan memperoleh balas jasa. Ketiga yaitu pelayanan jasa bank. Pelayanan jasa bank adalah aktivitas pendukung yang dapat diberikan oleh bank. Pelayanan jasa bank contohnya adalah jasa pengiriman uang, kliring, save deposit box, surat- surat berharga, letter of credit, dan lain-lain (Ismail, 2010: 13-14). Berdasarkan fungsi dari bank tersebut, kegiatan utama bank adalah menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat umum. Hal ini berarti pelayanan utama yang diberikan bank kepada masyarakat dapat berbentuk pelayanan produk perbankan. Produk tersebut adalah simpanan untuk menghimpun dana dan pinjaman untuk menyalurkan dana kepada masyarakat.
Business center sebagai sarana belajar praktik peserta didik dapat diwujudkan melalui kegiatan pelayanan untuk warga sekolah di SMK. Kegiatan belajar praktik seperti itu, dilakukan oleh SMK Batik 2 Surakarta. Peserta didik program keahlian akuntansi mempunyai bentuk business center yang dapat digunakan untuk belajar praktik peserta didik dan sarana pelayanan di SMK Batik
2 Surakarta. Bentuk business center tersebut adalah Bank Mini Barokah. Bank Mini Barokah yang dimiliki oleh SMK Batik 2 Surakarta tentu tidak seperti bank- bank pada umumnya yang memiliki tempat yang luas, jumlah modal yang besar dan ruang lingkup yang luas. Tempat, jumlah modal dan ruang lingkup dari Bank Mini Barokah cukup kecil. Meskipun demikian, pelaksanaan prosedur pelayanan di Bank Mini Barokah tidak berbeda dengan bank-bank pada umumnya.
Prosedur untuk melakukan transaksi di Bank, umumnya dilakukan pada bagian teller. Transaksi di Bank Mini Barokah juga dilakukan pada bagian teller.
Kegiatan yang dilakukan pada bagian teller Bank Mini Barokah terangkum dalam kegiatan pelayanan. Kegiatan pelayanan yang dimaksud adalah melayani nasabah untuk melakukan transaksi di Bank Mini Barokah. Berdasarkan kegiatan transaksi tersebut, petugas teller Bank Mini Barokah melakukan kegiatan akuntansi, misalnya kegiatan pencatatan bukti transaksi dan kegiatan pembuatan laporan keuangan. Laporan keuangan ini tentu dapat menjadi informasi keuangan yang dibutuhkan untuk pihak intern maupun pihak ekstern Bank Mini Barokah.
2. Manajemen Pelayanan dan Teknologi Informasi dalam Perbankan a. Manajemen Pelayanan
Terry (Somad & Priansa, 2014: 44) menjelaskan bahwa manajemen adalah usaha-usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain. Stoner dan Freeman (Somad & Priansa, 2014: 44) juga menjelaskan bahwa menajemen adalah proses dari perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengawasan pekerjaan anggota-anggota organisasi penggunaan sumber organisasi yang ada untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Berdasarkan kedua pengertian tersebut, dapat dikatakan manajemen pada perusahaan bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini dapat dikaitkan dengan pendapat Samsudin (2010: 20) bahwa manajemen pada dasarnya adalah upaya mengatur segala sesuatu untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
Upaya yang dimaksud adalah mengatur kinerja perusahaan dalam melayani kepentingan pelanggan. Kinerja perusahaan dapat diwujudkan melalui pelayanan yang diberikan oleh karyawan perusahaan terhadap pelanggan.
Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan (Daryanto & Setyobudi, 2014: 135). Disisi yang lain, menurut Kotler (Daryanto & Setyobudi, 2014:
135) pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. Kepuasan pelanggan ini juga sejalan dengan pengertian kualitas pelayanan yang dikemukakan oleh Kotler (Rahayuningsih, 2015: 9), kepuasan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja pemilik pelayanan yang dirasakan oleh seseorang dan harapan- harapannya (ekspectations). Kotler (2007: 177) mengatakan bahwa kepuasan merupakan suatu perbandingan antara apa yang dibutuhkan dengan apa yang diperolehnya. Pernyataan tersebut didukung oleh McDonald dan Rundle (2008: 175) yang menyatakan, “Customer satisfaction refers to an attitude or evaluation formed by a customer comparing pre-purchase expectations of what they would receive from the product or service to their subjective perceptions of the performance they.”
Terpenuhinya kebutuhan dari jasa yang diberikan dapat menimbulkan penilaian bahwa harapannya telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhannya.
Hal tersebut berarti kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kinerja pemilik pelayanan.
Kinerja pemilik pelayanan dapat dilihat ketika pemilik pelayanan melakukan pelayanan kepada pelanggan mereka. Jika kinerja pemilik pelayanan baik maka kepuasan pelanggan tentu akan terpenuhi dan
sebaliknya, jika kinerja pemilik pelayanan buruk maka kepuasan pelanggan tentu tidak akan terpenuhi. Adapun ciri pelayanan baik dan buruk terhadap pelanggan menurut Wood (2009: 9) antara lain:
1) Pelayanan baik
a) Selalu memperlakukan pelanggan dengan hormat. Hormati waktu dan privacy pelanggan.
b) Selalu memberikan pelayanan yang konsisten dari hari ke hari.
c) Pemilik layanan mempunyai batasan dalam menjalin keakraban dengan pelanggan (tidak sok akrab).
2) Pelayanan buruk
a) Membiarkan pelanggan menungu lama, selalu terlambat dalam melakukan pelayanan sehingga gagal menghargai waktu pelanggan.
b) Servis tidak konsisten, kadang bagus kadang jelek.
c) Kurangnya ketrampilan menangani komplain.
Ciri pelayanan yang baik dan buruk di atas merupakan bentuk praktik pelayanan yang baik dan buruk. Bentuk praktik pelayanan yang baik dan buruk terhadap pelanggan ini bertujuan agar pemilik pelayanan mengetahui praktik pelayanan yang baik dan buruk untuk perusahaan yang mereka miliki. Hal ini bertujuan agar pemilik pelayanan tidak melakukan pelayanan yang buruk sehingga pemilik pelayanan akan selalu melakukan pelayanan yang baik. Pelayanan yang baik diperoleh dari kinerja pemilik pelayanan yang baik, sehingga pelanggan akan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh pemilik pelayanan.
Penjelasan terkait ciri pelayanan yang baik dan buruk di atas sejalan dengan Daviddow dan Utal (Prastowo, 2012: 244) bahwa pelayanan adalah usaha apa saja yang mempertinggi kepuasan pelanggan (whatever enhances
customer satisfaction). Usaha yang dimaksud adalah kegiatan yang terangkum dalam kegiatan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan.
Salah satu contoh kegiatan pelayanan adalah pelayanan yang dilakukan di bank. Pelayanan yang diberikan oleh bank kepada nasabah tentu harus diperhatikan karena pelayanan ini berhubungan dengan kepuasan nasabah.
b. Teknologi Informasi dalam pelayanan bank
Petugas teller suatu bank mempunyai tugas untuk melayani secara langsung nasabah. Petugas teller harus selalu menjaga kinerja dalam memberikan pelayanan kepada nasabah. Hal ini bertujuan untuk menjaga kepuasan nasabah terhadap pelayanan yang diberikan oleh petugas bank.
Petugas bank tentu harus mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelayanan bank. Menurut Zania, Hubeis, dan Raharja (2014: 20) hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelayanan bank antara lain:
1) Mutu sumber daya manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan hal yang utama dalam pelayanan bank. Setiap petugas bank harus memiliki jiwa pelayanan yang baik. Hal ini dikarenakan dengan adanya petugas bank yang mempunyai jiwa pelayanan yang baik maka nasabah akan merasa terlayani. Dengan demikian, nasabah akan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
2) Kritik dan saran dari nasabah
Kritik dan saran dari nasabah tentu sangat dibutuhkan untuk pelayanan bank. Kritik dan saran ini nantinya dapat digunakan dalam melakukan perbaikan pelayanan bank, sehingga pelayanan yang diberikan nantinya akan semakin baik dengan adanya kritik dan saran ini.
3) Teknologi pada sistem pelayanan bank
Penggunaan teknologi pada sistem pelayanan bank diharapkan dapat membantu petugas bank dalam melakukan pelayanan bank.
Sistem yang digunakan pada bank ini dapat membuat pekerjaan petugas bank lebih mudah dan praktis. Hal ini berarti pelayanan yang diberikan kepada nasabah akan lebih cepat dan tepat.
Berdasarkan penjelasan di atas, hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan bank salah satunya adalah teknologi pada sistem pelayanan bank.
Teknologi pada sistem pelayanan bank ini juga sejalan dengan empat karakteristik pelayanan yang dikemukakan oleh Daryanto dan Setyobudi (2014: 61). Empat karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:
1) Mudah dan cepat
Pola sistem pelayanan harus dibuat sederhana dan mudah dipahami oleh pelanggan maupun karyawan. Karakteristik mudah dan cepat ini dapat dilengkapi dengan kecanggihan teknologi yang mudah dalam penerapannya.
2) Keterbukaan
Membuat pelanggan merasa diperhatikan secara tulus tanpa pamrih dan terbuka. Pelayanan yang diberikan bersifat konsisten dengan apa yang disampaikan dengan kenyataan yang ada, sehingga pelanggan tidak seperti di akal-akali oleh pemilik pelayanan.
3) Perhatian kepada kebutuhan
Pemilik pelayanan harus memperhatikan dan merasakan apa yang diiinginkan oleh pelanggan. Dalam hal ini berlaku pelayanan yang diberikan memengaruhi tingkat kepuasan pelanggan.
4) Keakraban
Pelanggan pasti akan merasa puas dan senang apabila dihargai dan dihormati oleh pemilik pelayanan. Tidak perlu terlalu sok akrab
dengan pelanggan, cukup perlakukan pelanggan dengan hormat.
Hormat dalam hal ini berarti hormati waktu pelanggan dengan tidak membuat pelanggan menunggu lama.
Karakteristik mudah dan cepat yang dimaksud adalah kemudahan dan kecepatan pada sistem pelayanan banknya. Sistem pelayanan bank yang mudah dan cepat berarti sistem yang dibuat sederhana dan mudah dipahami oleh petugas bank. Sistem pelayanan bank dapat dilengkapi dengan sistem berbasis komputer. Sistem berbasis komputer yang dimaksud adalah sistem yang digunakan dengan memanfaatkan teknologi informasi seperti komputer. Sistem berbasis komputer ini berarti dapat dilengkapi dengan kecanggihan teknologi informasi yang mudah dalam penerapan dan penggunaannya. Hal ini juga sejalan dengan Goodhue (Siregar &
Suryanawa, 2008: 9) yang mengemukakan agar suatu teknologi informasi dapat memberikan dampak yang positif terhadap kinerja individual, maka teknologi tersebut harus dimanfaatkan dengan tepat dan harus mempunyai kecocokan dengan tugas yang didukung.
Teknologi informasi juga harus didukung dengan sarana seperti komputer atau personal computer (PC) yang memadahi. Hal ini tentu memengaruhi proses pemanfaatan teknologi informasi pada pelayanan bank tersebut. Sarana yang mendukung tentu akan memudahkan pengguna teknologi. Teknologi informasi ini diharapkan dapat menghasilkan kinerja yang semakin baik, sehingga pelayanan terhadap nasabah akan semakin baik juga.
Teknologi informasi juga berhubungan dengan sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi menurut Weygant (Kabuhung, 2013:
340) adalah sistem pengumpulan dan memproses transaksi-transaksi data dan menyampaikan informasi keuangan kepada pihak-pihak tertentu.
Boodanar dan Hopwood (Kabuhung, 2013: 340) menyebutkan bahwa sistem
informasi akuntansi dapat dirancang dengan bantuan teknologi. Sistem informasi yang dirancang bertujuan untuk merubah data akuntansi menjadi informasi. Bantuan teknologi informasi merupakan salah satu komponen sistem informasi akuntansi yang dibutuhkan. Komponen sistem informasi akuntansi tersebut adalah seperti yang disampaikan oleh Romney dan Steinbart (Kabuhung, 2013: 340-341) sebagai berikut:
1) Orang-orang yang mengoperasikan sistem.
2) Prosedur dalam mengumpulkan, memproses dan menyimpan data dalam melaksanakan sistem.
3) Data yang diperlukan dalam melaksanakan sistem.
4) Software yang dipakai untuk memproses data.
5) Infrastruktur teknologi informasi seperti komputer.
Komponen-komponen tersebut diharapkan dapat menghasilkan informasi laporan akuntansi yang diperlukan oleh pihak terkait. Informasi juga diharapkan dapat berguna, mudah dipahami dan tepat waktu dalam penyajiannya. Informasi terkait laporan akuntansi yang dihasilkan oleh petugas bank bagian teller adalah informasi terkait transaksi kas yang dilakukan pada bagian teller. Informasi laporan akuntansi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Menurut Suhayati dan Anggadini (2009: 143), kas adalah uang tunai yang dapat digunakan sebagai alat bayar atau alat tukar dalam transaksi keuangan. Informasi terkait kas yaitu laporan penerimaan dan pengeluaran kas. Penjelasan terkait penerimaan dan pengeluaran kas adalah sebagai berikut:
1) Penerimaan kas
Pengertian penerimaan kas menurut Jusup (2011: 495) adalah transaksi yang dicatat kedalam jurnal khusus untuk mencatat
transaksi penerimaan kas. Penerimaan kas berarti transaksi yang menyebabkan bertambahnya saldo kas. Penerimaan kas dapat diakibatkan adanya penjualan tunai, penerimaan kas dari para debitur yang membayar kewajibannya, dan hasil transaksi lainnya yang menyebabkan bertambahnya kas. Transaksi penerimaan kas dapat dicatat dalam laporan penerimaan kas.
2) Pengeluaran kas
Pengertian pengeluaran kas menurut Jusup (2011: 495) adalah transaksi yang dicatat kedalam jurnal khusus untuk mencatat transaksi pengeluaran kas. Pengeluaran kas berarti transaksi yang menyebabkan berkurangnya saldo kas. Penerimaan kas dapat diakibatkan adanya pembelian tunai, pembayaran utang maupun hasil transaksi yang menyebabkan berkurangnya kas. Transaksi pengeluaran kas dicatat dalam laporan pengeluaran kas.
3. Pengembangan Aplikasi dengan Microsoft Access a. Pengembangan Aplikasi
Pengembangan adalah suatu proses yang bertujuan untuk membuat suatu produk melalui beberapa tahap. Beberapa tahap itu diantaranya perencanaan, pembuatan produk dan uji coba atau evaluasi (Sukmadinata, 2012: 184). Pengembangan dapat berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium. Pengembangan bisa juga dapat berbentuk software berupa program aplikasi komputer, seperti program aplikasi untuk pengolahan data yang dapat dibuat sebuah aplikasi.
Aplikasi berasal dari kata application yang artinya penerapan, lamaran, penggunaan. Aplikasi adalah program siap pakai yang dibuat untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain dan dapat digunakan oleh sasaran yang dituju (Puspitasari, 2013: 3-4). Menurut
Septianasari (2016: 9) aplikasi merupakan software yang berfungsi untuk melakukan berbagai bentuk pekerjaan atau tugas-tugas tertentu, seperti penerapan, penggunaan dan penambahan data. Dhanta (Septianasari, 2016: 9) mengartikan bahwa aplikasi juga berarti software yang dibuat oleh suatu perusahaan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu. Tugas-tugas ini dapat berbentuk Microsoft Office, seperti: Microsoft Word, Microsoft Excel, Microsoft Power Point, Microsoft Access dan lain-lain. Berdasarkan pengertian pengembangan dan aplikasi tersebut, pengembangan aplikasi berarti membuat suatu produk aplikasi dengan bantuan software berupa program aplikasi. Pembuatan aplikasi ini bertujuan untuk mengerjakan suatu tugas tertentu sesuai dengan tujuan pembuatan aplikasi yaitu untuk mempermudah pencatatan transaksi dan pembuatan laporan penerimaan &
pengeluaran kas.
b. Kelayakan Aplikasi
Ibrahim (Albert, Kristanda, Hansun, 2016: 38) mengemukakan bahwa kelayakan adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha. Tujuan dari kelayakan adalah dapat melakukan penilaian terhadap suatu gagasan usaha atau produk.
Kelayakan suatu aplikasi dapat diketahui berdasarkan teori Technology Acceptance Model (TAM).
Teori TAM pertama kali diperkenalkan oleh Davis pada tahun 1989.
TAM adalah teori yang menjelaskan perilaku pengguna komputer yaitu berlandaskan pada kepercayaan (believe), sikap (attitude), keinginan (intention), dan hubungan perilaku pengguna (user behavior relationship).
Tujuan TAM adalah untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari penggunaan teknologi yang dapat diterima oleh pengguna (user) (Wibowo, 2008). Tujuan TAM tersebut didukung pendapat Surendran (2012:177) bahwa, “TAM has been widely used model to help understand and explain user behavior in an
Gambar 1.
Kelayakan Aplikasi Berdasarkan Technology Acceptance Model (TAM)
information system. The article has explained the technology acceptance model and the different crucial factors in it”. Hal ini berarti teori TAM bertujuan untuk mengetahui sikap atau perilaku pengguna teknologi terhadap penggunaan teknologi yang dipengaruhi beberapa faktor. Faktor-faktor untuk mengetahui sikap atau perilaku pengguna aplikasi menurut teori Technology Acceptance Model (TAM) seperti pada gambar 1 di bawah ini:
Penjelasan dari kelayakan aplikasi berdasarkan Technology Acceptance Model (TAM) adalah sebagai berikut:
1) Persepsi Kemanfaatan Penggunaan (Usefulness)
Persepsi terhadap kemanfaatan (Usefulness) adalah sebagai suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya atau dapat meningkatkan kinerjanya. Dimensi terkait persepsi kemanfaatan penggunaan meliputi:
Kelayakan Aplikasi
Berdasarkan Technology Acceptance Model (TAM)
Persepsi Kemanfaatan
Penggunaan (Usefulness)
Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease
of Use)
Sikap Terhadap Penggunaan (Attitude Toward
Using)
Minat Perilaku Penggunaan (Behavioral Intention to Use)
Penggunaan Senyatanya (Actual Use)
a) Kegunaan , meliputi: membuat pekerjaan lebih mudah (make a job easier), bermanfaat (usefull) dan meningkatkan produktivitas (increase productivity).
b) Efektifitas, meliputi: meningkatkan efektifitas, mengembangkan kinerja pekerjaan.
2) Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease of Use)
Persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use) adalah sebagai suatu ukuran seseorang percaya bahwa teknologi dapat dengan mudah dipahami, digunakan dan dapat mengurangi usaha seseorang dalam mengerjakan sesuatu. Dimensi terkait kemudahan penggunaan meliputi:
a) Teknologi sangat mudah dipelajari
b) Teknologi mengerjakan dengan mudah dan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pengguna
c) Teknologi sangat mudah untuk meningkatkan keterampilan pengguna
d) Teknologi sangat mudah untuk dioperasikan
3) Sikap Terhadap Penggunaan (Attitude Toward Using)
Sikap terhadap pengguna (Attitude Toward Using) adalah sikap seseorang terhadap penggunaan sistem, yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak dari seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya. Sikap seseorang terdiri atas unsur kognitif/cara pandang (cognitive), afektif (affective), dan komponen- komponen yang berkaitan dengan perilaku (behavioral components).
4) Minat Perilaku Penggunaan (Behavioral Intention to Use)
Minat Perilaku Penggunaan (Behavioral Intention to Use) adalah kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi.
Tingkat penggunaan sebuah teknologi pada seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap teknologi tersebut, misalnya keinginanan menambah peripheral yang mendukung, motivasi untuk tetap menggunakan dan keinginan untuk memotivasi pengguna lain.
5) Penggunaan Senyatanya (Actual Use)
Penggunaan Senyatanya (Actual Use) adalah kondisi nyata penggunaan sistem. Dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi. Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas mereka, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan.
c. Microsoft Access
Microsoft Access merupakan salah satu Microsoft Office yang secara khusus untuk pemograman database. Microsoft Access adalah program aplikasi yang menekankan pada kekuatan proses pengolahan data dan informasi yang dihasilkan (Westriningsih, 2010: 234). Microsoft Corporation (2016: 1) menyatakan bahwa “A database is a computer program for storing information in an easily retrievable form.” Hal ini berarti Microsoft Access merupakan program aplikasi yang mudah diperoleh. Seluruh komputer atau laptop yang digunakan oleh pengguna pasti memiliki Microsoft Office yang didalamnya terdapat Microsoft Access.
Microsoft Access sangat mudah digunakan dalam pembuatan dan perancangan suatu database. Hal ini di dukung pendapat Haryanto (2011: 2) bahwa Microsoft Access adalah program aplikasi yang dapat membantu
membuat sebuah aplikasi database dalam waktu yang relatif singkat.
Biasanya digunakan untuk pembuatan aplikasi-aplikasi yang kecil. Menurut Taufani (2009:14) dalam mengolah database, Microsoft Access memiliki sarana atau objek yang dapat mempermudah dalam membangun sebuah database. Objek-objek tersebut dapat dilihat dalam tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1. Objek Microsoft Access
OBJEK FUNGSI
Table Digunakan untuk penyimpanan data.
Query Digunakan untuk menyaring data dengan berbagai kriteria dan urutan yang diinginkan.
Form Digunakan untuk memasukkan dan mengubah data/informasi yang ada di dalam suatu database dengan menggunakan tampilan formulir.
Report Digunakan untuk menampilkan, mencetak data atau informasi dalam bentuk laporan.
Macro Digunakan untuk membuat rangkaian perintah secara otomatis yang sifatnya sama dan sering digunakan.
Ada beberapa istilah yang harus diketahui pada saat menggunakan Microsoft Access yaitu:
1) Table : sekumpulan data yang memiliki topik tertentu. Tabel terdiri dari berbagai Field dan Record.
2) Field : tempat atau di mana data atau informasi dalam kelompok yang sama atau sejenis dimasukkan. Field umumnya tersimpan dalam bentuk kolom secara vertikal pada tabel.
3) Record : merupakan data lengkap dalam jumlah tunggal yang biasanya tersimpan dalam bentuk baris secara horizontal pada tabel.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Hapsari dan Wardati (2011) yang menghasilkan aplikasi untuk sistem pembayaran iuran sekolah, tabungan peserta didik dan pelaporan di SMK Negeri Pringkuku. Penggunaan sistem pembayaran di SMK Negeri Pringkuku bersifat konvensional, sehingga ada keterlambatan dalam menangani proses pembayaran dan penyajikan laporan keuangan. Selain itu, tidak jarang juga terjadi kesalahan pelaporan dan pencatatan.. Sistem baru yang digunakan pada penelitian ini dapat mengoptimalkan sistem komputer yang ada dalam proses pembayaran iuran sekolah, tabungan peserta didik dan pelaporan, sehingga dapat mengelola data dengan baik dan menghasilkan informasi yang lebih mudah dan akurat.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan adalah pembuatan database untuk pembayaran uang iuran sekolah dan tabungan dengan menggunakan MySQL dan PHP, sedangkan penelitian ini pembuatan database untuk pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas bagian teller Bank Mini Barokah dan hanya menggunakan program aplikasi Microsoft Access.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Wulandari dan Nugroho (2012) yang menghasilkan aplikasi untuk data penggajian guru di sekolah dengan menggunakan Microsoft Access, tampilannya menggunakan Visual Basic 6.0 dan tampilan laporannya menggunakan Crystal Report. Proses penggajian sering terjadi kesalahan dalam menghitung khususnya dalam hal penjumlahan. Penelitian ini menggunakan jasa komputer untuk membantu memudahkan dalam hal sistem penggajian di Sekolah, sehingga dalam penggajian bisa lebih mudah dan cepat juga menghemat waktu. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan adalah perancangan sistem komputerisasi ditujukan untuk pengelolaan data daftar gaji guru di Sekolah.
Software yang digunakan adalah Microsoft Access dengan tampilan menggunakan Visual Basic 6.0 dan tampilan laporannya menggunakan
Crystal Report, sedangkan penelitian ini pembuatan database untuk pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas bagian teller Bank Mini Barokah dan hanya menggunakan program aplikasi Microsoft Access.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dan Ardoni (2014) yang menghasilkan rancangan database pada layanan peminjaman dan pengembalian buku pada Perpustakaan. Penggunaan sistem manual menyebabkan lambatnya layanan peminjaman dan pengembalian buku di Perpustakaan. Perancangan database pada layanan peminjaman dan pengembalian buku dapat mengontrol data anggota, data buku, data peminjaman dan data pengembalian buku, sehingga dapat mempercepat dan mempermudah proses input data, pengolahan data dan proses output.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan adalah penggunaan Microsoft Access digunakan untuk layanan peminjaman dan pengembalian buku di Perpustakaan, sedangkan penelitian yang dilakukan saat ini, penggunaan Microsoft Access digunakan untuk pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi pada bagian teller Bank Mini Barokah SMK Batik 2 Surakarta.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Kabib (2012) yang menghasilkan sistem otomatisasi siklus akuntansi yang menunjukkan bahwa basis data dengan menggunakan Microsoft Access mampu memenuhi kebutuhan dasar basis data yaitu keandalan dalam menangani data dalam jumlah besar secara cepat, benar dan nyaman pada penelitian. Pengelolaan basis data menggunakan Microsoft Access tidak membatasi fleksibilitas pengelolaan basis data sebagai sebuah kebutuhan. Model yang dikembangkan mampu meningkatkan kecepatan kerja, keakuratan laporan, kenyamanan kerja serta tampilan model.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan adalah sistem pengelolaan Microsoft Access digunakan untuk siklus akuntansi di sekolah, sedangkan penelitian yang dilakukan saat ini, sistem pengelolaan Microsoft
Access digunakan untuk siklus penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi di bagian teller Bank Mini Barokah SMK Batik 2 Surakarta.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2014) yang menghasilkan sebuah basis data dengan menggunakan Microsoft Access yang mampu mendukung fungsi pembukuan dan pelaporan pada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) disektor jasa. Kurangnya pemanfaatan tenologi informasi pada sistem informasi akuntansi pada UMKM menyebabkan terdapatnya kesenjangan untuk mengakses informasi keuangan pada UMKM. Basis data dirancang dengan tujuan mampu menyediakan laporan dan informasi keuangan yang sesuai dengan siklus akuntansi dan standar minimum dalam pelaporan keuangan. Basis data juga dirancang untuk memiliki fitur tambahan yang tidak dimiliki oleh aplikasi basis data lainnya yang sangat bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan adalah aplikasi ditujukan untuk UMKM sedangkan penelitian yang dilakukan untuk Bank Mini Barokah di SMK Batik 2 Surakarta.
C. Kerangka Berpikir
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah dengan mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik yang berperan menyiapkan peserta didiknya agar siap untuk bekerja. SMK dapat mendirikan Business Center yang berdiri sesuai dengan tujuan masing-masing program keahlian di SMK. Fungsi pokok didirikannya Business Center di lingkungan SMK yaitu sebagai sarana belajar praktik secara langsung peserta didik sesuai dengan program keahlian masing-masing di SMK. Kegiatan belajar praktik di Business Center ini diwujudkan dengan kegiatan pelayanan yang diberikan kepada warga sekolah. Kegiatan di Business Center tersebut dilakukan oleh SMK Batik 2 Surakarta.
Business Center di SMK Batik 2 Surakarta dimanfaatkan oleh seluruh warga sekolah untuk kegiatan belajar praktik dan pelayanan. Business Center SMK Batik 2 Surakarta mempunyai beberapa bentuk Business Center sesuai dengan program
keahlian masing-masing peserta didik. Salah satunya adalah Business Center Bank Mini Barokah. Business Center Bank Mini merupakan sarana praktik yang dimiliki program keahlian akuntansi di SMK Batik 2 Surkarta. Fungsi Bank Mini Barokah adalah sebagai sarana pengenalan kegiatan praktik perbankan dan pelayanan untuk peserta didik, guru dan karyawan. Peserta didik tentu membutuhkan sarana untuk mengaplikasikan teori yang mereka dapat kedalam sebuah praktik. Praktik yang dimaksud adalah melakukan kegiatan akuntansi, misalnya kegiatan pencatatan bukti transaksi dan kegiatan pembuatan laporan keuangan. Kegiatan ini dapat diwujudkan melalui praktik perbankan yang dilakukan oleh peserta didik SMK program keahlian akuntansi.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di Business Center Bank Mini Barokah SMK Batik 2 Surakarta, kegiatan praktik peserta didik dilakukan melalui pelayanan pada bagian teller Bank Mini Barokah. Peserta didik belajar praktik sebagai petugas teller Bank Mini Barokah. Peserta didik belajar melayani nasabah yang melakukan transaksi melalui teller Bank Mini Barokah. Petugas teller Bank Mini Barokah adalah petugas yang melayani secara langsung nasabah, sehingga petugas teller harus melayani nasabah dengan baik sesuai dengan prosedur pelayanan Bank Mini Barokah. Pelayanan ini dapat diwujudkan dengan pelayanan yang cepat dan tepat. Bentuk pelayanan yang dilakukan petugas teller adalah melakukan pencatatan transaksi yang terjadi pada bagian teller Bank Mini Barokah. Pencatatan transaksi yang dilakukan pada bagian teller Bank Mini Barokah adalah transaksi penerimaan dan pengeluaran uang. Pencatatan transaksi yang dilakukan oleh petugas teller harus cepat dan tepat, sehingga petugas teller memberikan pelayanan yang baik terhadap nasabah Bank Mini. Disisi lain, pencatatan transaksi yang dilakukan petugas teller Bank Mini masih lambat, sehingga nasabah harus menunggu lama untuk melakukan transaksi melalui teller Bank Mini. Hal ini dikarenakan pencatatan transaksi pada bagian teller masih menggunakan sistem manual yaitu mengandalkan kemampuan manusia dan belum memanfaatkan teknologi secara optimal.
Setiap transaksi pada bagian teller Bank Mini Barokah masih dicatat pada beberapa buku laporan transaksi yang berbeda. Kelemahan manusia seperti kelelahan, kurang cermat dan kurang teliti yang dialami petugas teller menyebabkan terjadinya kesalahan pencatatan transaksi di teller Bank Mini Barokah. Petugas teller harus mengulang pencatatan dari awal untuk menemukan kesalahan pencatatan pada hari itu. Penggunaan sistem manual dalam pencatatan transaksi melalui teller Bank Mini Barokah juga dapat memengaruhi keterlambatan pelayanan dan pelaporan hasil transaksi di Bank Mini. Hal ini dikarenakan petugas teller harus menulis ulang dibeberapa buku transaksi, sehingga membutuhkan waktu lama untuk melakukan proses pencatatan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan bank salah satunya adalah teknologi pada sistem pelayanan bank. Penggunaan teknologi pada sistem pelayanan bank diharapkan dapat membantu petugas bank dalam melakukan pelayanan bank. Sistem yang digunakan pada bank ini dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan praktis, sehingga pelayanan yang diberikan pada nasabah akan lebih cepat dan tepat. Hal ini berarti sistem pelayanan harus dibuat sederhana dan mudah dipahami oleh petugas Bank Mini Barokah. Sistem pelayanan bank dapat dilengkapi kecanggihan teknologi tetapi mudah dalam penerapannya.
Berdasarkan uraian di atas, pelayanan di Bank Mini Barokah membutuhkan sarana untuk pencatatan transaksi. Sarana ini diharapkan dapat membantu petugas teller Bank Mini Barokah dalam melakukan pencatatan transaksi di teller Bank Mini Barokah. Hal ini juga menjadi upaya dalam memberikan pelayanan yang baik untuk nasabah, oleh karena itu sistem pencatatan transaksi pada bagian teller Bank Mini perlu dilakukan perubahan. Perubahan itu adalah dari sistem manual menjadi sistem berbasis komputer.
Sistem berbasis komputer dapat memanfaatkan teknologi agar pelayanan yang diberikan dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan tepat. Berdasarkan hal tersebut, pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengembangan dengan memanfaatkan komputer yang dilengkapi dengan software berupa program aplikasi
database yaitu Microsoft Access. Microsoft Access dikembangkan menjadi aplikasi yang digunakan untuk pencatatan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas sebagai sarana untuk pelayanan bagian teller Bank Mini. Dengan demikian, pengembangan aplikasi yang dilakukan disebut dengan aplikasi penerimaan dan pengeluaran kas berbasis Microsoft Access.
Pengembangan aplikasi dengan menggunakan Microsoft Access dilatarbelakangi adanya manfaat dari Microsoft Access yaitu bersifat praktis, mudah digunakan dan tidak membutuhkan waktu yang lama dalam pembuatan. Microsoft Access merupakan software untuk pengelolaan database, sehingga dapat menyimpan data dalam jumlah banyak. Microsoft Access juga mudah diperoleh, karena hampir seluruh komputer atau laptop yang digunakan oleh pengguna memiliki software Microsoft Office yang didalamnya terdapat Microsoft Access.
Pengembangan aplikasi dengan menggunakan Microsoft Access sesuai dengan fungsi database pada Microsoft Access. Aplikasi dapat membantu pengolahan data seperti daftar nasabah, data transaksi penerimaan dan pengeluaran uang pada bagian teller Bank Mini Barokah. Aplikasi juga dapat menghasilkan laporan yang dibutuhkan oleh petugas teller Bank Mini Barokah. Laporan itu adalah laporan penerimaan dan pengeluaran kas. Penggunaan aplikasi juga dapat memudahkan dan mempercepat proses pencatatan transaksi pada bagian teller Bank Mini Barokah, sehingga dapat mewujudkan pelayanan yang baik di Bank Mini Barokah. Pelayanan petugas teller Bank Mini Barokah akan dinilai baik oleh nasabah Bank Mini karena nasabah tidak perlu menunggu lama untuk melakukan transaksi di Bank Mini.
Praktik perbankan
Business Center di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Kegiatan Bank Mini Barokah
Kegiatan Pelayanan Bank Mini Barokah Bank Mini Barokah SMK Batik 2 Surakarta
Dampak:
Keterlambatan pelayanan terhadap nasabah
Gambar 2.
Kerangka Berpikir
Solusi:
Aplikasi penerimaan dan pengeluaran kas berbasis Microsoft Access Manfaat Software Microsoft Access
Sistem pencatatan bagian teller Bank Mini Barokah dilengkapi teknologi Perubahan sistem pencatatan transaksi secara manual
ke sistem berbasis komputer pada teller Bank Mini Barokah Masalah:
Pencatatan transaksi pada bagian teller Bank Mini Barokah secara manual (masih mengandalkan kemampuan manusia dan setiap transaksi dicatat pada buku laporan transaksi yang berbeda), sehingga menimbulkan:
1. Kesalahan dalam pencatatan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas pada bagian teller Bank Mini Barokah.
2. Waktu pencatatan membutuhkan waktu yang lama.
Kegiatan Pelayanan Bagian Teller Bank Mini Barokah
Harapan:
Pencatatan transaksi dilakukan dengan mudah dan cepat, sehingga pelayanan yang diberikan kepada nasabah dilakukan lebih cepat dan tepat.