ANALISA DAN PERBAIKAN PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA
PT. ALISONS DENGAN PENDEKATAN HAZOP (HAZARD AND OPERABILITY STUDY)
Nurbowo Dwinalto Arindra 2509 100 016
Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, M.T.
Anny Maryani, S.T., M.T.
Outline
1
• Pendahuluan
2
• Tinjauan Pustaka
3
• Metodologi Penelitian
4
• Pengumpulan dan Pengolahan Data
5
• Analisa Data
6
• Simpulan dan Saran
7
• Daftar Pustaka
Latar Belakang
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara termasuk Negara Indonesia.
0 20000 40000 60000 80000 100000 120000
2007 2008 2009 2010 2011
Angka Kecelakaan Kerja di Indonesia
Jumlah Kecelakaan Kerja Tahun
Sumber : Data Jamsostek
Permasalahan yang terjadi di PT. Alisons :
Pekerja masih melanggar peraturan K3.
Pekerja tidak memahami kebijakan mengenai keselamatan kerja dalam hal penggunaan APD.
Sarana yang sudah disediakan tidak pernah dijaga/dirawat.
Adanya pekerja yang mempunyai keahlian yang tidak sesuai dengan kebutuhan pekerjaannya.
PT. Alisons belum memiliki Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Perumusan Masalah
Bagaimana menganalisa dan memperbaiki
pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) di PT. Alisons dengan pendekatan
HAZOP
Tujuan Penelitian
• Mengidentifikasi potensi bahaya (hazard) terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja di PT.
Alisons.
• Melakukan penilaian risiko dengan menggunakan pendekatan HAZOP.
• Memberikan rekomendasi perbaikan terhadap pelaksanaan K3 sesuai permasalahan yang
paling dominan.
Batasan
• Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kecelakaan kerja selama bulan Januari – Desember 2013.
• Dalam penelitian ini tidak membahas masalah terhadap risiko-risiko biaya yang terjadi.
• Waktu pengerjaan konstruksi tidak lebih dari satu tahun.
• Tenaga kerja yang diamati selama penelitian adalah
tenaga kerja tetap dan kontrak yang terkait langsung
dengan pekerjaan konstruksi.
Asumsi
• Responden bersikap netral dan obyektif dalam memberikan penilaian terhadap implementasi program K3.
• Data yang diambil secara umum dianggap telah
mewakili keadaan lingkungan kerja di PT. Alisons.
Tinjauan Pustaka
• Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
• Hazard
• Metode Hazard and Operability (HAZOP)
• Proyek Konstruksi
Kriteria HAZOP Worksheet :
◦ Proses
◦ Deviation
(Penyimpangan)
◦ Cause (Penyebab)
◦ Consequence
◦ Action (Tindakan)
◦ Severity (Keparahan)
◦ Likelihood
◦ Risk
Cara Mengidentifikasi HAZOP :
• Mengetahui urutan proses yang ada pada area penelitian.
• Mengidentifikasi hazard yang ditemukan pada area penelitian.
• Melengkapi kriteria yang ada pada HAZOP worksheet.
Tabel Kriteria Likelihood
(Sumber: UNSW Health and Safety:2008)
Likelihood
Level Criteria Description
A Almost Certain
Sering terjadi, diharapkan muncul dalam keadaan yang paling banyak terjadi
B Likely Dapat terjadi dengan mudah, mungkin muncul dalam keadaan yang paling banyak tejadi
C Moderate Seharusnya terjadi dan mungkin telah terjadi/muncul disini atau di tempat lain
D Unlikely Belum terjadi tetapi bisa muncul/terjadi pada suatu waktu E Rare Dapat dikipirkan tetapi tidak hanya saat keadaan yang ekstrim
Tabel Kriteria Consequences Severity
(Sumber: UNSW Health and Safety:2008)
Consequences Severity
Level Criteria Keparahan Cidera Hari Kerja
1 Insignificant Kejadian tidak menimbulkan kerugian atau cedera pada manusia
Tidak menyebabkan kehilangan hari kerja 2 Minor Menimbulkan cedera ringan, kerugian kecil
dan tidak menimbulkan dampak serius terhadap kelangsungan bisnis
Masih dapat bekerja pada hari/shift yang sama
3 Moderate Cedera berat dan dirawat di rumah sakit, tidak menimbulkan cacat tetap, kerugian finansial sedang
Kehilangan hari kerja di bawah 3 hari
4 Major Menimbulkan cedera parah dan cacat tetap dan kerugian finansial besar serta
menimbulkan dampak serius terhadap kelangsungan usaha
Kehilangan hari kerja 3 hari atau lebih
5 Catastrophic Mengakibatkan korban meninggal dan kerugian parah bahkan dapat menghentikan kegiatan usaha selamanya
Kehilangan hari kerja selamanya
Risk Matrix
(Sumber: UNSW Health and Safety:2008) E Extreme Risk
H High Risk M Moderate Risk
L Low Risk
Insignificant Minor Moderate Major Catastrophic
1 2 3 4 5
A (Almost Certain) MODERATE
RISK HIGH RISK HIGH RISK EXTREME RISK EXTREME RISK
B (Likely) MODERATE
RISK
MODERATE
RISK HIGH RISK HIGH RISK EXTREME RISK C (Moderate) LOW RISK MODERATE
RISK HIGH RISK HIGH RISK EXTREME RISK D (Unlikely) LOW RISK MODERATE
RISK
MODERATE
RISK HIGH RISK HIGH RISK
E (Rare) LOW RISK LOW RISK MODERATE
RISK
MODERATE
RISK HIGH RISK Likelihood
(Probability)
Consequences (Severity)
Metodologi Penelitian
MULAI
Tujuan Penelitian
Studi Lapangan Studi
Literatur
· Pengamatan terhadap objek penelitian
· Pengamatan terhadap pelaksanaan K3 di proyek konstruksi
· Pengamatan terhadap kecelakaan yang mungkin dapat terjadi dan penyebab kecelakaan
· Identifikasi terhadap resiko pekerjaan
· Identifikasi resiko dan bahaya pada objek penelitian
· Penentuan tingkat resiko dan bahaya menggunakan metode HAZOP
· Penentuan likelihood dan consequences
· Pengelompokan dan penghitungan resiko dan bahaya
Tahap Identifikasi dan Perumusan
Masalah
Tahap Pengumpulan Data
Tahap Pengolahan Data
A
Metodologi Penelitian (Con’t)
Tahap Analisa dan Kesimpulan Data
Kesimpulan dan Saran
SELESAI A
· Analisa hasil identifikasi resiko dan bahaya dengan membuat prioritas risiko menggunakan hazop matrix
· Memberikan saran perbaikan kepada perusahaan terhadap pelaksanaan K3 di proyek konstruksi
Pengumpulan Data
Observasi : Pengamatan secara langsung pada objek
penelitian
Interview :
Wawancara dengan pihak yang ahli di bidang K3
(expert judgement)
Contoh Tabel Identifikasi Risiko/Bahaya
Proses Fungsi Sumber Hazard Deviasi Causes Consequences
Perangkaian Struktur Atap
Merangkai strukur atap
Peralatan (Mesin Bor, Mesin Las)
Mata bor kurang tajam dan tabung mesin las terlalu tua
Kurang perawatan, mata bor tidak diganti, tidak ada standar dalam pengisian tabung, dan tabung tidak pernah diganti
Pengelasan tidak kuat, pembuatan lubang tidak presisi, dan pekerjaan menjadi lebih lama
Perilaku pekerja pada saat proses perangkaian struktur atap
Pekerja kurang mampu
berkonsentrasi pada pekerjaan dan tidak
menggunakan APD standar
Pekerja mengalami kelelahan karena konsentrasi terpecah sehingga menjadi tidak fokus dan lalai tidak menggunakan APD
Pekerja dapat mengalami kebisingan, terjatuh, tertimpa, tersengat listrik, dan terbakar
Pemasangan Genteng
Memasang penutup atap bagian atas
Perilaku pekerja pada saat proses pemasangan genteng
Kesalahan dalam pengukuran jarak genteng dan tidak menggunakan APD
Pekerja kurang
berpengalaman dan kurang memahami SOP serta lalai tidak menggunakan APD standar
Pemasangan genteng tidak tepat serta pekerja dapat terpeleset, terjatuh, dan tertimpa
Tabel 4.6 Risiko atau bahaya pada pekerjaan pemasangan atap
Pengolahan Data
Penentuan tingkat risiko dengan menggunakan metode HAZOP dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan pihak yang ahli di bidang K3 (expert judgement) pada PT. Alisons, yaitu :
Pengawas Teknik Pengawas K3 Direktur 1
Contoh HAZOP Worksheet
Proses No. Sumber Hazard
Guide
Word Deviasi Causes Consequences Safeguard L C R Rekomendasi
(N)
Perangkaian Struktur Atap
N1 Peralatan (Mesin Bor, Mesin Las)
Less Mata bor kurang tajam dan tabung mesin las terlalu tua
Kurang perawatan, mata bor tidak diganti, tidak ada standar dalam pengisian tabung, dan tabung tidak pernah diganti
Pengelasan tidak kuat, pembuatan lubang tidak presisi, dan pekerjaan menjadi lebih lama
Dilakukan penggantian komponen yang kondisinya kurang baik
D 3 M Dilakukan
penjadwalan pemeriksaan peralatan secara rutin
N2 Perilaku pekerja pada saat proses perangkaian struktur atap
No Pekerja kurang mampu berkonsentrasi pada pekerjaan dan tidak menggunakan APD standar
Pekerja mengalami kelelahan karena konsentrasi terpecah sehingga menjadi tidak fokus dan lalai tidak
menggunakan APD
Pekerja dapat mengalami kebisingan, terjatuh, tertimpa, tersengat listrik, dan terbakar
Penggunaan APD antara lain helm, rompi scotlight, safety shoes, safety glass, sarung tangan, safety belt/harness
A 4 E Diberikan
peringatan, dipasang papan peringatan penggunaan APD dan SOP kerja yang standar, dan diberlakukan sistem reward dan
punishment (O)
Pemasangan Genteng
O1 Perilaku pekerja pada saat proses pemasangan genteng
Revers e
Kesalahan dalam pengukuran jarak genteng dan tidak menggunakan APD
Pekerja kurang berpengalaman dan kurang memahami SOP serta lalai tidak menggunakan APD standar
Pemasangan genteng tidak tepat serta pekerja dapat terpeleset, terjatuh, dan tertimpa
Penggunaan APD antara lain sarung tangan, helm, safety belt/harness
A 3 H Diberikan
peringatan, dipasang papan peringatan penggunaan APD dan SOP kerja yang standar
Tabel 4.14 Hazop Worksheet pekerjaan pemasangan atap
Rekapitulasi Berdasarkan Tingkat Risiko
Tingkat Risiko Proses Sumber Hazard
Extreme Risk Perangkaian struktur atap
Perilaku pekerja pada saat proses perangkaian struktur atap
Pengeboran Perilaku pekerja pada saat proses Pengeboran Pengecoran Proses pencampuran material (semen dan
pasir)
Pemotongan baja Proses pemilihan material (baja) Pemotongan galvalum Proses pemilihan material (galvalum) Pemasangan genteng Perilaku pekerja pada saat proses
pemasangan genteng
Pemasangan plavon Perilaku pekerja pada saat proses pemasangan plavon
Peralatan (Mesin pemotong rumput) Perilaku pekerja pada saat proses pembersihan sisa rumput
Perataan / pengurukan lahan
Perilaku pekerja pada saat proses perataan dan pengurukan tanah
Peralatan (Back Hoe, Cangkul)
Perilaku pekerja pada saat proses penggalian tanah untuk pembuatan pondasi
Peralatan (Alat bending)
Perilaku pekerja pada saat proses
pemasangan besi pondasi dan batu koral High Risk
Pembersihan lahan
Penggalian tanah
Pemasangan besi pondasi dan batu koral Moderate Risk
Rekapitulasi Berdasarkan Tingkat Risiko (Con’t)
Tingkat Risiko Proses Sumber Hazard
Peralatan (Alat cor)
Perilaku pekerja pada saat proses pengecoran Peralatan (cetok, sekop, timba, dan alat pengaduk semen)
Proses pemilihan material (batu bata) Perilaku pekerja pada saat proses pemasangan batu dinding
Penutupan dinding dengan semen
Perilaku pekerja pada saat proses penutupan dinding
Peralatan (mesin las dan mesin pemotong baja)
Perilaku pekerja pada saat proses pemotongan baja
Pelapisan meni baja Perilaku pekerja pada saat proses pelapisan
Pemotongan galvalum Perilaku pekerja pada saat proses pemotongan galvalum
Peralatan (mesin pembuat ulir)
Perilaku pekerja pada saat proses pembuatan sag rod
Peralatan (mesin pemotong baja, mesin bor) Perilaku pekerja pada saat proses pembuatan plat penahan
Moderate Risk
Pengecoran
Pemasangan bata dinding
Pemotongan baja
Pembuatan sag rod
Pembuatan plat penahan
Rekapitulasi Berdasarkan Tingkat Risiko (Con’t)
Tingkat Risiko Proses Sumber Hazard
Perangkaian struktur atap Peralatan (Mesin Bor, Mesin las)
Pemerataan level tanah Perilaku pekerja pada saat proses pemerataan level tanah
Peralatan (Mesin pemotong keramik, cetok) Perilaku pekerja pada saat proses
pemasangan keramik
Peralatan (Mesin pemotong kayu, Mesin penghalus kayu)
Perilaku pekerja pada saat proses
pemasangan kusen pintu dan kusen jendela Proses pemilihan material (paku, kaca) Perilaku pekerja pada saat proses pemasangan kaca jendela
Pekerjaan pengecatan Perilaku pekerja pada saat proses pengecatan Pemberian waterproof Perilaku pekerja pada saat proses pemberian
water proof
Proses pencampuran materialaterial (HCL) Perilaku pekerja pada saat proses
pembersihan lantai Moderate Risk
Pemasangan keramik
Pemasangan kusen pintu dan kusen jendela
Pemasangan kaca jendela
Pembersihan lantai
Rekapitulasi Berdasarkan Tingkat Risiko (Con’t)
Tingkat Risiko Proses Sumber Hazard
Peralatan (Buldoser, cangkul, dan stamper) Lokasi
Pengeboran Peralatan (Mesin bor)
Pelapisan meni baja Proses pencampuran materialaterial (meni) Pemotongan galvalum Peralatan (Mesin pemotong galvalum) Pemasangan plavon Peralatan (Scafolding , Mesin bor, dan palu) Pemasangan kaca
jendela Peralatan (palu)
Pekerjaan pengecatan Proses pencampuran materialaterial (cat) Pemberian waterproof Proses pencampuran materialaterial (water
proof coat ) Perataan / pengurukan
lahan
Low Risk
Analisa Data
Perilaku Pekerja Terhadap Proses
1
• Pekerja diberikan pelatihan dan pengenalan terhadap rambu-rambu yang dipasang.
2
• Pemberikan pemahaman kepada pekerja terkait dengan prosedur kerja (SOP).
3
• Pemberikan pemahaman terhadap kesadaran penggunaan APD.
4
• Pembangunan fasilitas dan infrastruktur untuk menunjang terjaminnya K3.
5 • Peningkatan fungsi kontrol terkait K3.
Analisa Data (Con’t)
1
• Pembuatan SOP pemilihan dan pencampuran material.
2 • Pemilihan supplier yang terbaik.
3
• Pengawasan dan inspeksi penggunaan material (menggunakan checklist)
Perilaku Pekerja Terhadap Proses
Simpulan
• PT. Alisons belum memiliki instruksi kerja dan prosedur standar tentang keamanan pelaksanaan pekerjaan secara tertulis.
• Dari penelitian didapatkan 49 jenis potensi hazard dari delapan tahapan pekerjaan konstruksi.
• Dengan metode HAZOP (Hazard and Operability Study)
ditemukan satu macam sumber hazard dengan tingkat risiko extreme risk, enam macam sumber hazard dengan tingkat risiko high risk, 33 macam sumber hazard dengan tingkat risiko
moderate risk, dan sembilan macam sumber hazard dengan tingkat risiko low risk.
• Diperlukan pemahaman dan kesadaran pada pekerja terhadap risiko atau bahaya kecelakaan kerja, rambu-rambu keselamatan kerja, pentingnya penggunaan APD, dan fungsi pengawasan intensif dari pengawas K3
Saran
• Pengawas harus mengingatkan serta selalu melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap penggunaan APD terutama pada
pekerjaan konstruksi yang memiliki risiko tinggi.
• Pembuatan standar prosedur dan instruksi kerja yang dapat dilihat dan dipahami oleh pekerja.
• Memberikan pelatihan mengenai K3 kepada pekerja agar mereka lebih memahami pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
• Memberikan sangsi (punishment) kepada pekerja yang telah melanggar ketentuan K3.
Daftar Pustaka
Anoraga, P. 2005; Psikologi Kerja. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Budiono. A.M. Sugeng, R.M.S. Jusuf, Adriana Pusparini. 2003; Bunga Rampai Hiperkes & KK: Higiene Perusahaan, Ergonomi, Kesehatan Kerja. Edisi Kedua. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Blum, HL. 1981; Planning for Health Development and Application at Social Change Theory. Human Sciences Press, New York: 462.
Cross, Jean. 1998; Study Notes: Risk Management. Sydney: University of New South Wales.
Departemen Tenaga Kerja Transkop. 1977; Himpunan Perundang-undangan Ketenagakerjaan I. Jakarta.
Diberardinis, Louis. J. 1999; Handbook of Occupational Safety and Health.2nd Edition. Environmental Health Services, Massachusetts Institute of
Technology. John Wiley & Sons, INC.
Juliana, Anda Ivana. 2008. Implementasi Metode Hazops dalam Proses Identifikasi Bahaya dan Analisa Risiko pada Feedwater System di Unit Pembangkitan Paiton PT. PJB. Surabaya: Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
Mulyani, Endang. 2006; Bahan Ajar Manajemen Konstruksi. Pontianak:
Fakultas Teknik Untan.
Daftar Pustaka (Con’t)
Munawir, A. 2010; HAZOP, HAZID, VS JSA. Migas Indonesia.
Occupational Safety and Health Administration, Revisi. 1995,
“Occupational Safety and Health Standards for the Construction Industry”, (29 CFR Part 1926) – U.S Department of Labor.
Suma’mur. 1989; Ergonomi untuk Produktivitas Kerja. Jakarta: CV. Haju Masaagung.
Suma’mur. 1996; Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta:
PT. Toko Gunung Agung.
Tranter, Megan. 1999; Occupational Hygiene and Risk Management.
Australia: A Multimedia Package, OH&S Press.
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Undang-undang No. 14 Tahun 1969 tentang pokok-pokok tenaga kerja.
UNSW Health and Safety. 2008; Risk Management Program. Canberra:
University of New South Wales. http://www.OSH.unsw.edu.au.
(diakses 15 Nopember 2013).
UUD Tahun 1945 Pasal 27 Ayat (2).