• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

TUGASAKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat- syarat Penulisan Tugas Sarjana

Oleh

ARTA JUNIATI SARAGIH 170403156

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing,

(Buchari, ST, M.Kes)

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

No. Dok.: FM-GKM-S1Tf.FT-6-06-08; Tgi. Efektif: 09 Jllii 2018; Rev: 01; Halamall: 1 dari 1

(3)
(4)
(5)

JUDUL : ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI PENERAPAN K3 PADA LABORATORIUM

Saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya

Medan, Agustus 2021

Arta Juniati Saragih NIM : 170403156

(6)

Kegiatan praktikum merupakan subsistem dari pembelajaran yang dilakukan di laboratorium dengan tujuan agar mahasiswa melaksanakan pembelajaran dengan keadaan nyata. Pada tahun 2015 terjadi kebakaran di Fakultas Teknik USU Laboratorium Jalan Raya Teknik Sipil dikarenakan belum diterapkannya SMK3. Pada tahun 2013 terjadi kebakaran di laboratorium Biologi Fakultas MIPA USU. Terjadi kecelakaan pada Laboratorium Kuantitatif Fakultas Farmasi UI, pada 14 April 2016 terjadi ledakan di Laboratorium Kimia, lantai 2 Gedung Fakultas Farmasi UI Depok. Terjadi kebakaran di tiga universitas di Malaysia pada tahun 2001 di Departemen Kimia, Universitas Malaysia, pada tahun 2002 di laboratorium teknik, Universitas Putra Malaysia, dan pada tahun 2005 di Sekolah Fisika Terapan Universitas Kebangsaan Malaysia, serta masih banyak kecelakaan kerja yang terjadi pada laboratorium. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan faktor pengetahuan dan sikap dalam mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap penerapan K3 dalam melakukan kegiatan praktikum di laboratorium.

Metode yang digunakan yaitu regresi linear berganda dan didukung dengan uji statistik menggunakan SPSS Statistics 22. Hasil penelitan ini mengidentifikasi bahwa dari Uji-T diperoleh pada program studi farmasi fakultas farmasi dan program studi kimia fakultas MIPA masing-masing variabel yaitu variabel pengetahuan dan variabel sikap berpengaruh secara signifikan terhadap persepsi mahasiswa mengenai penerapan K3 pada laboratorium. Berdasarkan Uji F diperoleh pada program studi farmasi fakultas farmasi dan program studi kimia fakultas MIPA bahwa variabel pengetahuan dan variabel sikap berpengaruh secara simultan terhadap persepsi mahasiswa mengenai penerapan K3 pada laboratorium.

Besaran nilai variabel pengetahun (P) dan variabel sikap (S) oleh mahasiswa program studi farmasi fakultas farmasi sebesar 13,4% berpengaruh terhadap persepsi mahasiswa mengenai penerapan K3 pada Laboratorium. Dan besaran nilai variabel pengetahun (P) dan sikap (S) mahasiswa program studi kimia fakultas MIPA sebesar 34,7% berpengaruh terhadap persepsi mahasiswa terhadap penerapan K3 pada Laboratorium.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Persepsi K3.

(7)

Practical activities are a subsystem of learning carried out in the laboratory with the aim that students carry out learning in real conditions. In 2015 a fire occurred at the USU Faculty of Engineering, Civil Engineering Highway Laboratory because SMK3 had not yet been implemented. In 2013 there was a fire in the Biology laboratory of the USU Faculty of Mathematics and Natural Sciences.

An accident that occurred at the Quantitative Laboratory of the Faculty of Pharmacy UI, on April 14, 2016, an explosion occurred at the Chemistry Laboratory, 2nd floor of the Faculty of Pharmacy UI Depok Building. There were fires at three universities in Malaysia in 2001 at the Department of Chemistry, University of Malaysia, in 2002 at the engineering laboratory, Putra Malaysia University, and in 2005 at the School of Applied Physics, Universitas Kebangsaan Malaysia, and there are still many work accidents that occur in the laboratory. The purpose of this study was to analyze the relationship between knowledge and attitude factors in influencing students' perceptions of the application of K3 in carrying out practical activities in the laboratory. The method used is multiple linear regression and is supported by statistical tests using SPSS Statistics 22. The results of this study identify that from the T-test obtained in the pharmacy study program, faculty of pharmacy and chemistry study program, faculty of Mathematics and Natural Sciences, each variable, namely the knowledge variable and the attitude variable, has an effect significantly on students' perceptions of the application of K3 in the laboratory. Based on the F test, it was obtained at the pharmacy study program, faculty of pharmacy and chemistry study program, faculty of Mathematics and Natural Sciences that the knowledge variable and the attitude variable simultaneously affected students' perceptions of the application of K3 in the laboratory. The value of the knowledge variable (P) and the attitude variable (S) by students of the pharmacy study program at the Faculty of Pharmacy is 13.4%, which affects students' perceptions of the application of K3 in the laboratory. And the value of the knowledge variable (P) and attitude (S) of students of the chemistry study program, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, is 34.7%, which affects students' perceptions of the application of K3 in the laboratory.

Keywords: Knowledge, Attitude, Perception of K3.

(8)

Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan RahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

Tugas sarjana merupakan salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik (Strata Satu Teknik Industri) di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Tugas Sarjana ini berjudul Analisis Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Persepsi Mahasiswa Mengenai Penerapan K3 Pada Laboratorium.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Tugas Sarjana ini masih jauh dari kata sempurna dan terdapat kekurangan sehingga diperlukan perbaikan dan penyesuaian lebih lanjut. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun dalam penyempurnaan laporan Tugas Sarjana ini melalui email penulis yaitu artajuniati236@gmail.com. Semoga Tugas Sarjana ini membawa manfaat dan berguna bagi pembaca dan penelitian selanjutnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS

MEDAN, AGUSTUS 2021 ARTA JUNIATI SARAGIH

(9)

Puji dan Syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga peneliti dapat meneyelesaikan penelitian Tugas Sarjana ini. Tentu saja selesainya tugas sarjana ini tidak terlepas dari dukungan banyak pihak.

Ucapan terimakasih ini diperuntukkan kepada kedua orang tua penulis yang telah melahirkan, mendukung serta selalu mendoakan penulis.

Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Ir. Meilita Tryana Sembiring, MT., IPM., selaku Ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Buchari, S.T., M.Kes., selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai dosen pembimbing Tugas Sarjana yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan penelitian Tugas Sarjana ini.

3. Ibu Dr. Eng. Listiani Nurul Huda, M.T.,IPM dan Ibu Ir. Anizar, M.Kes selaku Koordinator Tugas Akhir yang telah memberikan arahan dan masukan terkait topik Tugas Sarjana penulis.

(10)

viii berlangsung.

5. Abang dan Kakak serta keponakan tercinta yang menjadi inspirasi, memberikan motivasi dan selalu mendoakan penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian tugas sarjana ini.

6. Sahabat-sahabat penulis semasa perkuliahan, yaitu: Gebriella, Ivani, Daniel, Andrew, Reinhard, Evawani, Vinezsia, Gilbert WG, Jeremy, Marvel, Sam, Sinta, Christine, Agnes, Samuel Glen, Jamichael, dan Marcelina yang menjadi teman disaat senang maupun susah serta selalu menyemangati, berbagi inspirasi dan mendukung penulis selama masa perkuliahan dan dalam menyelesaikan penelitian tugas sarjana ini.

7. Sahabat-sahabat SMA penulis, yaitu: Veronica, Titania, Benecia, Higiya, Tesa, dan Ella yang selalu mendukung dan saling menyemangati penulis dalam menyelesaikan penelitian tugas sarjana ini.

8. Teman penulis di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik USU khususnya angkatan 2017 (ATLANTIS) yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian Laporan Tugas Sarjana ini.

9. Seluruh staf dan karyawan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang banyak membantu dan memberikan arahan kepada penulis.

10. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan Tugas Sarjana ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

(11)

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii

I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Perumusan Masalah ... I-8 1.3. Tujuan Penelitian ... I-8 1.4. Manfaat Penelitian ... I-9 1.5. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-9 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-9

(12)

x

BAB HALAMAN

II TINJAUAN PUSTAKA ... II-1 2.1. Persepsi ... II-1 2.1.1. Pengertian Persepsi ... II-1 2.1.2. Proses Persepsi ... II-2 2.2. Pengetahuan ... II-4 2.3. Sikap ... II-5 2.3.1. Komponen Sikap ... II-7 2.4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... II-7 2.4.1. Keselamatan Kerja ... II-9 2.4.2. Kesehatan Kerja ... II-10 2.5. Kegiatan Praktikum pada Laboratorium ... II-11 2.6. Metode-Metode dan Instrumen yang digunakan ... II-13 2.6.1. Kuesioner ... II-13 2.6.2. Uji Validitas ... II-13 2.6.3. Uji Reabilitas ... II-13 2.6.4. Uji Asumsi Klasik ... II-14 2.6.4.1. Uji Normalitas ... II-14 2.6.4.2. Uji Multikolinieritas ... II-15 2.6.4.3. Uji Heteroskedastisitas ... II-15 2.6.5. Uji Koefisien Regresi Linear Berganda ... II-16

(13)

xi

BAB HALAMAN

2.6.5.1. Uji Parsial (Uji T) ... II-16 2.6.5.2. Uji Simultan (Uji F) ... II-17 2.6.5.3. Koefisien Determinasi ... II-18 2.6.5.4. Analisis Regresi Linear Berganda ... II-19

III METODOLOGI PENELITIAN ... III-1 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... III-1 3.2. Jenis Penelitian ... III-1 3.3. Subjek dan Objek Penelitian ... III-2 3.4. Populasi dan Sampel ... III-2 3.4.1. Populasi ... III-2 3.4.2. Sampel ... III-3 3.5. Variabel Penelitian ... III-5 3.5.1. Variabel Independen ... III-5 3.5.2. Variabel Dependen ... III-5 3.6. Kerangka Konseptual Penelitian ... III-5 3.7. Rancangan Penelitian ... III-6 3.8. Definisi Opresional ... III-6 3.9. Metode Pengumpulan Data ... III-7 3.10. Metode Pengolahan Data ... III-10

(14)

xii

BAB HALAMAN

3.11. Metode Analisis dan Pembahasan ... III-10 3.12. Kesimpulan dan Saran ... III-10 IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... IV-1 4.1. Karakteristik Responden ... IV-1 4.1.1. Angkatan/ Stambuk ... IV-2

4.1.1.1. Distribusi Jawaban Responden

Berdasarkan Karakteristik Angkatan ... IV-3 4.1.2. Jenis Kelamin ... IV-17 4.1.3. Frekuensi Praktikum pada Laboratorium ... IV-17 4.1.4. Adanya Pemberian Edukasi K3... IV-18 4.1.5. Penerapan K3 pada Laboratorium ... IV-19 4.2. Gambaran Umum Variabel Penelitian ... IV-20 4.2.1. Distribusi Jawaban Variabel Pengetahuan (P) ... IV-20 4.2.2. Distribusi Jawaban Variabel Sikap (S)... IV-24 4.2.3. Distribusi Jawaban Variabel Persepsi Mahasiswa

Terhadap Penerapan K3 pada Laboratorium ... IV-27 4.2.4. Analisis Statistik Deskriptif ... IV-29 4.3. Uji Instrumen Penelitian... IV-32 4.3.1. Uji Validitas ... IV-32 4.3.2. Uji Reabilitas ... IV-34

(15)

xiii

BAB HALAMAN

4.4. Uji Asumsi Klasik ... IV-34 4.4.1. Uji Normalitas ... IV-34 4.4.2. Uji Heteroskedasitas ... IV-35 4.4.3. Uji Multikolinearitas ... IV-36 4.5. Uji Koefisien Regresi Linear Berganda ... IV-37 4.5.1. Uji Parsial (Uji T) ... IV-37 4.5.2. Uji Simultan (F) ... IV-40 4.5.3. Koefisien Determinasi ... IV-42 4.6. Analisis Regresi Linear Berganda ... IV-43

4.6.1. Analisis Regresi Linear Berganda pada Program

Studi Farmasi Fakultas Farmasi ... IV-43 4.6.2. Analisis Regresi Linear Berganda pada Program

Studi Kimia Fakultas MIPA ... IV-45

V PEMBAHASAN ... V-1 5.1. Analisis dan Pembahasan Karakteristik Responden ... V-1 5.2. Analisis dan Pembahasan Faktor Pengetahuan ... V-3

5.2.1. Mahasiswa Program Studi Farmasi Fakultas

Farmasi ... V-3 5.2.2. Mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas MIPA ... V-4

(16)

xiv

BAB HALAMAN

5.3. Analisis dan Pembahasan Faktor Sikap Mahasiswa Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi dan Program Studi Kimia

Fakultas MIPA ... V-4 5.4. Analisis dan Pembahasan Persepsi Penerapan K3 Program

Studi Farmasi Fakultas Farmasi dan Program Studi Kimia

Fakultas MIPA ... V-5 5.5. Analisis dan Pembahasan Faktor Pengetahuan Terhadap

Persepsi Penerapan K3 ... V-5 5.5.1. Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi ... V-5 5.5.2. Program Studi Kimia Fakultas MIPA ... V-6 5.6. Analisis dan Pembahasan Faktor Sikap Terhadap Persepsi

Penerapan K3 ... V-6 5.6.1. Program Studi Farmasi Fakultas FArmasi ... V-6 5.6.2. Program Studi Kimia Fakultas MIPA ... V-7 5.7. Analisis dan Pembahasan Faktor Pengetahuan dan Sikap

Terhadap Persepsi Penerapan K3 Pada Laboratorium ... V-7 5.7.1. Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi ... V-7 5.7.2. Program Studi Kimia Fakultas MIPA ... V-8 5.8. Rekomendasi Penelitian ... V-8

(17)

xv

BAB HALAMAN

VI KESIMPULAN DAN SARAN ... VI-1 6.1. Kesimpulan ... VI-1 6.2. Saran ... VI-2

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(18)

TABEL HALAMAN 2.1. Kriteria Indeks Koefisien Reliabilitas ... II-14 3.1. Kisi-Kisi Pertanyaan Kuesioner Persepsi Mahasiswa

terhadap Penerapan K3 pada Laboratorium ... III-9 4.1. Data Karakteristik Responden ... IV-1 4.2. Rekapitulasi Pembobotan Variabel Pengetahuan Program

Studi Farmasi Angkatan 2017 ... IV-3 4.3. Rekapitulasi Pembobotan Variabel Sikap Program Studi

Farmasi Angkatan 2017 ... IV-4 4.4. Rekapitulasi Pembobotan Variabel Persepsi K3 pada

Laboratorium (PL) Program Studi Farmasi Angkatan 2017 .. IV-4 4.5. Rekapitulasi Pembobotan Variabel Pengetahuan Program

Studi Farmasi Angkatan 2018 ... IV-5 4.6. Rekapitulasi Pembobotan Variabel Sikap Program Studi

Farmasi Angkatan 2018 ... IV-6 4.7. Rekapitulasi Pembobotan Variabel Persepsi K3 pada

Laboratorium (PL) Program Studi Farmasi Angkatan 2018 .. IV-6 4.8. Rekapitulasi Pembobotan Variabel Pengetahuan Program

Studi Farmasi Angkatan 2019 ... IV-7 4.9. Rekapitulasi Pembobotan Variabel Sikap Program Studi

Farmasi Angkatan 2019 ... IV-8

(19)

xvii

TABEL HALAMAN

4.10. Rekapitulasi Pembobotan Variabel Persepsi K3 pada

Laboratorium (PL) Program Studi Farmasi Angkatan 2019 .. IV-8 4.11. Rekapitulasi Pembobotan Variabel Pengetahuan Program

Studi Kimia Angkatan 2017 ... IV-10 4.12. Rekapitulasi Pembobotan Variabel Sikap Program Studi

Kimia Angkatan 2017... IV-10 4.13. Rekapitulasi Pembobotan Variabel Persepsi K3 pada

Laboratorium (PL) Program Studi Kimia Angkatan 2017 ... IV-11 4.14. Rekapitulasi Pembobotan Variabel Pengetahuan Program

Studi Kimia Angkatan 2018 ... IV-12 4.15. Rekapitulasi Pembobotan Variabel Sikap Program Studi

Kimia Angkatan 2018... IV-13 4.16. Rekapitulasi Pembobotan Variabel Persepsi K3 pada

Laboratorium (PL) Program Studi Kimia Angkatan 2018 ... IV-13 4.17. Rekapitulasi Pembobotan Variabel Pengetahuan Program

Studi Kimia Angkatan 2019 ... IV-14 4.18. Rekapitulasi Pembobotan Variabel Sikap FMIPA Program

Studi Kimia Angkatan 2019 ... IV-15 4.19. Rekapitulasi Pembobotan Variabel Persepsi K3 pada

Laboratorium (PL) Program Studi Kimia Angkatan 2019 ... IV-16

(20)

xviii

TABEL HALAMAN

4.20. Atribut Faktor Pengetahuan (P) ... IV-20 4.21. Rekapitulasi Pembobotan Pengetahuan Program Studi

Farmasi ... IV-21 4.22. Rekapitulasi Pembobotan Pengetahuan Prodi Kimi ... IV-23 4.23. Atribut Faktor Sikap (S) ... IV-24 4.24. Rekapitulasi Pembobotan Sikap Program Studi Farmasi ... IV-24 4.25. Rekapitulasi Pembobotan Sikap Program Studi Kimia ... IV-26 4.26. Atribut Persepsi Penerapan K3 pada Laboratorium (PL) ... IV-27 4.27. Rekapitulasi Pembobotan Persepsi Penerapan K3 pada

Laboratorium Program Studi Farmasi ... IV-27 4.28. Rekapitulasi Pembobotan Persepsi Penerapan K3 pada

Laboratorium Program Studi Kimia ... IV-28 4.29. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Program Stusi Farmasi... IV-30 4.30. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Program Stusi Kimia ... IV-31 4.31. Hasil Uni Validitas ... IV-33 4.32. Hasil Uji Reliabilitas ... IV-34 4.33. Hasil Uji Multikolinearitas ... IV-37 4.34. Uji Variabel Pengetahuan (P) terhadap Variabel PL pada

Program Studi Farmasi ... IV-38

(21)

xix

TABEL HALAMAN

4.35. Uji Variabel Sikap (S) terhadap Variabel PL pada Program

Studi Farmasi ... IV-38 4.36. Variabel Pengetahuan (P) terhadap Variabel PL Pada

Program Studi Kimia ... IV-39 4.37. Uji Variabel Sikap (S) terhadap Variabel PL pada FMIPA

Program Studi Kimia ... IV-40 4.38. Hasil Uji F pada Mahasiswa Program Studi Farmasi ... IV-41 4.39. Hasil Uji F pada Mahasiswa Program Studi Kimia... IV-42 4.40. Hasil Nilai Koefisien Determinasi Program Studi Farmasi ... IV-42 4.41. Hasil Nilai Koefisien Determinasi Program Studi Kimia ... IV-43 4.42. Hasil Uji Regresi Linear Berganda Pada Program Studi

Farmasi ... IV-44 4.43. Hasil Uji Regresi Linear Berganda Pada Program Studi

Kimia ... IV-45 5.1. standard Operational Procedure (SOP) Kegiatan Praktikum

pada Laboratorium... V-13

(22)

GAMBAR HALAMAN 1.1. Tampak Depan Laboratorium Program Studi Farmasi .... I-4 1.2. Ruangan Laboratorium Program Studi Farmasi ... I-5 1.3. Tampak Depan Laboratorium FMIPA Program Studi

Kimia ... I-5 2.1. Skema Penerimaan Stimulus ... II-3 2.2. Proses Persepsi ... II-3 2.3. Hakekat Keselamatan Kerja ... II-10 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... III-6 3.2. Rancangan Penelitian ... III-8 4.1. Angkatan/Stambuk Responden (Program Studi Farmasi . IV-2 4.2. Angkatan/Stambuk Responden (Program Studi Kimia) ... IV-2 4.3. Rata-Rata Tiap Variabel yang Mempengaruhi Persepsi

Penerapan K3 Pada Laboratorium (Program Studi

Farmasi Angkatan 2017 ... IV-5 4.4. Rata-Rata Tiap Variabel yang Mempengaruhi Persepsi

Penerapan K3 Pada Laboratorium (Program Studi

Farmasi Angkatan 2018) ... IV-7

(23)

xxi

GAMBAR HALAMAN

4.5. Rata-Rata Tiap Variabel yang Mempengaruhi Persepsi APenerapan K3 Pada Laboratorium (Program Studi

Farmasi Angkatan 2019) ... IV-9 4.6. Rata-Rata Tiap Variabel yang Mempengaruhi Persepsi

APenerapan K3 Pada Laboratorium (Program Studi

Kimia Angkatan 2017) ... IV-12 4.7. Rata-Rata Tiap Variabel yang Mempengaruhi Persepsi

Penerapan K3 Pada Laboratorium (Program Studi Kimia

Angkatan 2018) ... IV-14 4.8. Rata-Rata Tiap Variabel yang Mempengaruhi Persepsi

APenerapan K3 Pada Laboratorium (Program Studi

Kimia Angkatan 2019) ... IV-16 4.9. Jenis Kelamin Responden... IV-17 4.10. Frekuensi Praktikum pada Laboratorium ... IV-17 4.11. Pemberian Edukasi K3 (Program Studi Farmasi) ... IV-18 4.12. Pemberian Edukasi K3 (Program Studi Kimia) ... IV-18 4.13. Penerapan K3 (Program Studi Farmasi) ... IV-19 4.14. Penerapan K3 (Program Studi Kimia) ... IV-19 4.15. Histogram Data Pembobotan Variabel Pengetahuan

(Program Studi Farmasi) ... IV-22

(24)

xxii

GAMBAR HALAMAN

4.16. Histogram Data Pembobotan Variabel Pengetauan

(Program Studi Kimia) ... IV-23 4.17. Histogram Data Pembobotan Variabel Sikap (Program

Studi Farmasi) ... IV-25 4.18. Histogram Data Pembobotan Variabel Sikap (Program

Studi Kimia) ... IV-26 4.19. Histogram Data Pembobotan Variabel Persepsi

Penerapan K3 pada Laboratorium (Program Studi

Farmasi) ... IV-28 4.20. Histogram Data Pembobotan Variabel Persepsi Penerapan

K3 pada Laboratorium (Program Studi Kimia) ... IV-29 4.21. Hasil Uji Normalitas ... IV-35 4.22. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... IV-36 5.1. Peringatan Penggunaan APD ... V-10 5.2. Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul ... V-10 5.3. Rambu-Rambu Bahaya ... V-11 5.4. Peringatan Dilarang Merokok, Makan dan Minum ... V-11 5.5. Tanda hazardous material identification... V-11 5.6. Emergency atau Safety Shower ... V-12 5.7. Tanda hazardous material identification... V-13

(25)

1 Lembar Sertifikat Evaluasi Draft Tugas Akhir ... L-1 2 Lembar Sertifikat Evaluasi Tugas Akhir ... L-2 3 Kuesioner Persepsi Mahasiswa Terhadap Penerapan

K3 pada Laboratorium ... L-3 4 Hasil Rekapan Uji Validitas dan Reliabilitas ... L-4 5 Rekapan Data Kuesioner Persepsi Penerapan K2 ... L-5 6 Form Penetapan Tugas Akhir ... L-6 7 Surat Keputusan Tugas Akhir ... L-7 8 Kartu Kehadiran Kuliah Umum, Seminar Hasil,

workshop dan confrence ... L-8 9 Form Bimbingan Tugas Akhir ... L-9

(26)

I-1

1.1. Latar Belakang

Persepsi merupakan aspek kognitif manusia yang sangat penting yang tidak timbul dengan sendirinya, tetapi melalui proses dan faktor yang mempengaruhinya.

Persepsi merupakan proses dari individu dalam memilih, mengorganisir, menginterpretasikan, merespon dan memperoleh respon kembali terhadap informasi dari lingkungan sekitar, atau bagaimana seseorang dapat merespon informasi yang mereka terima (Schermerhorn et al., 2005)

Persepsi juga tentang bagaimana individu memahami stimulus, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera, hal ini yang menyebabkan setiap orang memiliki interpretasi berbeda, walaupun yang dilihat sama (Hamidah et al., 2014).

Apabila mahasiswa memiliki persepsi positif terhadap fasilitas disekitarnya maka akan mempengaruhi kinerja mahasiswa lainnya, dan sebaliknya. Hal tersebut disebabkan oleh persepsi positif dari dampak yang akan diberikan misalnya seperti dampak keselamatan dari kegiatan praktikum pada laboratorium (Ahmad, 2015)

Adanya perbedaan persepsi dipengaruhi oleh bagaimana pengetahuan yang diperoleh individu dalam dunia pendidikan, pengamatan, sumber bacaan maupun pengalaman terdahulu dan tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya (Rahmawati et al., 2017).

(27)

Pengetahuan dapat dikatakan sebagai hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya atau dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil penginderaan dari setiap individu. Sedangkan pengetahuan tentang K3 merupakan hasil pemahaman seseorang terhadap keselamatan dan kesehatan kerja melalui indera yang dimiliki (Kewohon et al., 2020). Terbentuknya pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, intelegensi, pendidikan, pengalaman, informasi, dan umur. Perbedaan dari pengetahuan antar individu juga merupakan domain yang penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Sikap merupakan hasil terbentukanya stimulus seseorang dan kemudian akan menjadi sebuah persepsi. Stimulus tersebut tidak selalu sama dalam hal penerimaannya oleh setiap individu sehingga mengakibatkan perbedaan persepsi antar individu. Oleh karena itu sikap setiap orang berbeda namun pada umumnya memiliki hubungan berbanding lurus terhadap persepsi (Setyowati et al., 2018).

Dimana Persepsi yang baik terhadap keselamatan kerja menjadi pembentuk perilaku keselamatan yang baik dengan dibantu oleh komitmen manajemen yang aktif. Sehingga mengurangi terjadinya kecelakaan kerja yang disebabkan oleh tindakan tidak aman (Suyono at al., 2013).

Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan hak dasar atau komponen dari hak asasi manusia bagi para pekerja. Tujuan dari penerapan K3 yaitu melindungi pekerja akan keselamatannya ketika melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup serta menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja (Esmiralda et al., 2014). Dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang

(28)

kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya K3 harus diselenggarakan di semua tempat kerja, dan memperhatikan K3 merupakan tugas semua orang yang bekerja.

Karena penerapan K3 dapat mencegah serta meminimalisir terjadinya kecelakaan serta risiko yang mengikutinya atau dengan kata lain menciptakan tempat kerja yang aman (Waruwu et at., 2016).

Berdasarkan UU No 1 tahun 1970 ayat 1 bahwa terdapat 3 unsur yang menggambarkan ruang lingkup berlakunya undang-undang tersebut yaitu, terdapat tempat melakukan pekerjaan, terdapat peran pelaku atau pekerja, dan terdapat bahaya ditempat tersebut (Syakbania, 2017).

Pada sebuah perguruan tinggi terdapat beberapa departemen atau prodi yang setiap semesternya wajib menerapkan matakuliah praktikum pada laboratorium.

Laboratorium merupakan tempat untuk melakukan praktikum yang merupakan subsistem dari pembelajaran terstruktur dan terjadwal dengan tujuan agar mahasiswa dapat menguji dan melaksanakan pembelajaran dalam keadaan nyata.

Seperti program studi farmasi fakultas farmasi dan program studi kimia fakultas MIPA pelaksanaan pembelajaran di laboratorium berfokus pada capain kompetensi, keterampilan dan kemampuan profesional dalam bekerja yang berorientasi pada UU No.1 tahun 1970. Dimana ruang lingkup praktikum tentunya tidak lepas dari penggunaan alat dan bahan berbahaya yang mengandung bahan kimia yang penuh risiko dan berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja saat praktikum.

Pengelolaan laboratorium yang baik dan teratur tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa dan proses belajar mengajar, tetapi menjadi kebanggaan dan

(29)

bermanfaat bagi setiap individu. Oleh karena itu perlu diberikan pemahaman dan fasilitas safety building sebagai upaya atau tindakan penanggulangan apabila terjadi sesuatu dalam keadaan darurat yang bertujuan melindungi banyak hal, seperti dokumen, aset gedung perkuliahan bahkan melindungi setiap penghuni gedung dengan penerapan manajemen tanggap darurat. Serta pentingnya melengkapi sarana seperti alat pemadam api ringan (APAR), jalur evakuasi, memberikan pengetahuan dan pelatihan penanggulangan kebakaran, serta inspeksi atau pemeliharaan peralatan kebakaran dan personil penanggulangan kebakaran (Kepmen Negara, 2000) dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan peneliti terhadap beberapa mahasiswa program studi farmasi fakultas farmasi dan program studi kimia fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara yang pernah melakukan praktikum pada laboratorium bahwa belum terdapat Standar Oprasional Prosedur (SOP) sebagai dasar ataupun ketetapan bagi mahasiwa dalam melaksanaakan kegiatan praktikum.

Sumber : Pengumpulan Data

Gambar 1.1.Tampak Depan Laboratorium Program Studi Farmasi

(30)

`

Sumber : Pengumpulan Data

Gambar 1.2. Ruangan Laboratorium Program Studi Farmasi

Sumber : Pengumpulan Data

Gambar 1.3. Tampak Depan Laboratorium FMIPA Program Studi Kimia

Sumber : Pengumpulan Data

Gambar 1.4. Ruangan Laboratorium FMIPA Program Studi Kimia

(31)

Berdasarkan gambar diatas terlihat gambaran atau kondisi aktual salah satu laboratorium program studi farmasi fakultas farmasi dan program studi kimia fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara. Pada laboratorium tidak terdapat alarm kebakaran atau fire detector dan tidak semua laboratorium memiliki alat pemadam api ringan (APAR), adapun laboratorium yang terdapat APAR tidak dilakukan pengecekan secara rutin. Laboratorium juga tidak dilengkapi dengan jalur evakuasi sebagai bentuk antisipasi atau penanggulangan terhadap situasi darurat apabila terjadi kecelakaan kerja.

Kecelakaan merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dan terjadi secara tidak terduga dan tidak terdapat unsur kesengajaan. Terdapat dua faktor penyebab kecelakaan kerja, pertama faktor mekanis dan lingkungan atau unsafe condition dan kedua adalah faktor manusia atau unsafe action (Suyono at al., 2013).

Laporan kecelakaan pada laboratorium khususnya laboratorium kimia dan farmasi telah dilaporkan dengan berbagai penyebab, seperti tidak adanya alat pelindung diri (APD), pengalaman terbatas, penanganan bahan kimia yang tidak tepat dan kurangnya pengetahuan mengenai tindakan yang tepat pada saat kasus darurat.

Kecelakaan kerja berupa kebakaran yang pernah terjadi di Fakultas Teknik USU pada tahun 2015 di Laboratorium Jalan Raya Teknik Sipil dikarenakan belum diterapkannya Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja (Buchari, 2014).

Pada laboratorium Biologi Fakultas MIPA USU juga pernah terjadi kecelakaan kerja berupa kebakaran pada pada tahun 2013. Terjadi juga kebakaran akibat kecelakaan kerja saat melakukan praktikum pada laboratorium kimia fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara pada 09 November 2019. Serta terjadi

(32)

kecelakaan pada laboratorium program studi farmasi fakultas farmasi pada bulan 12 mater 2013.

Sementara pada Oktober 2012 terjadi kecelakaan pada laboratorium Kuantitatif Fakultas Farmasi UI, akibat kelalaian mata seorang mahasiswa terpercik bahan kimia berupa HCLO4. Kejadiaan lainnya pernah terjadi (Metro Sindonews) yaitu kecelakaan kerja pada tanggal 14 April 2016 berupa ledakan di Laboratorium Kimia, lantai 2 Gedung Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Depok. Dimana kecelakan tersebut terjadi akibat kelalaian dan keteledoran mahasiswa yang lupa melakukan pengecekan suhu labu destilasi sehingga mencapai 100 derajat celcius kemudian mengering, kecelakaan tersebut mengakibatkan luka-luka pada 15 mahasiswa (Syakbania, 2017).

Kecelakaan kerja berupa kebakaran terjadi di tiga universitas berbeda di Malaysia pada tahun 2001 di Departemen Kimia, Universitas Malaysia; pada tahun 2002 di laboratorium teknik, Universitas Putra Malaysia; dan pada tahun 2005 di Sekolah Fisika Terapan Universitas Kebangsaan Malaysia (Draman et al., 2010).

Pada tanggal 8 April 2005 terjadi kebakaaran pada laboratorium kimia pada gedung Newman Wolfrom Laboratory, Ohio State University yang disebabkan oleh penangan yang kurang tanggap oleh para mahasiswa, yang mengakibatkan kerusakan berat pada fasilitas yang ada (Chamical & Engineering News).

Dilaporkan bahwa pada November 2007 terjadi kecelakaan kerja dilaboratorium University of California Los Angeles (UCLA), disebabkan oleh percikan etanol mengenai baju mahasiswa dan tersulut oleh Bunsen burner sehingga mengalami luka bakar tingkat dua pada tangan dan dadanya. Masih pada

(33)

universitas yang sama pada Desember 2008 terjadi kebakaran pada laboratorium dengan korban seorang asisren ilmuan bernama Sherbano Sangji dengan luka bakar 40% dan pada akhirnya meninggal dunia.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis ingin melihat dan meneliti bagaimana pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap persepsi mahasiswa mengenai penerapan K3 pada laboratorium.

1.2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini yaitu terdapat kecelakaan kerja pada laboratorium khususnya laboratorium program studi farmasi fakultas farmasi dan program studi kimia fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara akibat belum adanya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dan kurangnya perhatian khusus oleh mahasiswa (praktikan dan asisten laboratorium) terhadap penerapan K3 pada laboratorium. Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk melihat bagaimana pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap persepsi mahasiswa dalam penerapan K3 pada laboratorium.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan faktor pengetahuan dan sikap terhadap persepsi mahasiswa mengenai penerapan K3 dalam melakukan kegiatan praktikum di laboratorium.

Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu:

(34)

1. Mengetahui besar pengaruh faktor pengetahuan terhadap persepsi mahasiswa mengenai penerapan K3 pada laboratorium.

2. Mengetahui besar pengaruh faktor sikap terhadap persepsi mahasiswa mengenai penerapan K3 pada laboratorium.

3. Mengetahui pengaruh yang paling dominan diantara faktor pengetahuan dan sikap yang mempengaruhi persepsi.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan manfaat bagi departemen dan atau pihak yang berwenang atas laboratorium sebagai masukan dalam memperhatiakan dan memberikan pemahaman persepsi mahasiswa mengenai penerapan K3 pada laboratorium.

2. Memberikan manfaat bagi mahasiswa sebagai gambaran dan masukan mengenai pentingan persepsi dan pemahaman penerapan K3 yang tepat saat melakukan kegiatan praktikum pada laboratorium.

1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian

Batasan masalah yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Subjek penelitian merupakan mahasiswa aktif (2017,2018,2019) program studi farmasi fakultas farmasi dan mahasiswa aktif (2017,2018,2019) program studi kimia fakultas MIPA USU.

(35)

2. Penelitian ini dibatasi oleh faktor pengetahuan dan sikap yang mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap penerapan K3 pada laboratorium.

3. Penelitian ini dibatasi pada jenis psikologi persepsi.

4. Variabel sikap pada penelitian ini dibatasi pada komponen kognitif (Cognitive) 5. Jenis bahaya lingkungan kerja pada penelitian ini dibatasi pada bahaya kimia

dalam lingkungan kerja

6. Pada penelitian ini tujuan kecelakaan kerja dibatasi pada mencegah terjadinya bencana kecelakaan.

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Subjek penelitian dalam kondisi sehat

2. Jawaban yang diberikan oleh subjek atau responden tidak dipengaruhi oleh siapapun.

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan tugas sarjana ini adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang permasalahan yang mendasari penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi, serta sistematika yang digunakan dalam penulisan larporan penelitian.

BAB II Tinjauan Pustaka, berisi dasar teori dan metode yang releven dan digunakan dalam menganalisis dan memecahkan permasalahan dalam penelitian, meliputi proses persepsi, faktor yang mempengaruhi dan teori metode yang digunakan.

(36)

BAB III Metodologi dan Rancangan Penelitian, berisi langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian dan menjelaskan secara garis besar mengenai lokasi dan waktu penelitian, jenis penelitian, subjek penelitian, kerangka konseptual penelitian, variabel penelitian, tahapan penelitian, metode pengumpulan data, metode pengolahan data dan metode analisis beserta pembahasannya.

BAB IV Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi data primer dan data sekunder yang relevan dan diperoleh selama penelitian dan berguna untuk menganalisis dan memecahkan permasalahan.

BAB V Analisis dan Pembahasan, berisi analisis terhadap hasil pengoahan data dari pemecahan masalah penelitian.

BAB VI Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari analisis pemecahan masalah penelitian, serta saran-saran yang bermanfaat bagi pihak yang bersangkutan dan penelitian selanjutnya.

(37)

II-1 2.1. Persepsi

2.1.1. Pengertian Persepsi

Menurut Stephen P. Robbins persepsi “A process by which individuals organize and interpret their sensory impressions in order to give meaning to theirenvironment”. Persepsi merupakan suatu proses yang dialami individu untuk dapat mengorganisasikan dan menafsirkan serta menginterpretasikan kesan dari hasil indra mereka sehingga memberikan suatu makna bagi lingkungan mereka.

(Robins Stephen P, 2005). Pada dasarnya cara pandang seseorang terhadap suatu objek dan bagaimana dia menafsirkannya sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari individu tersebut (Maropen, 2008).

Diane Pecher dan Rolf A. Zwaan mengatakan dalam bukunya yang berjudul

“Grounding Cognition. The Role of Perception and Action in Memory, Language, and Thinking” bahwa representasi persepsi dan motorik berperan dalam proses kognitif yang lebih tinggi, seperti memahami bahasa dan mengambil informasi dari memori seseorang. Hampir setiap yang terjadi disekitar kita merupakan pengaruh dari stimulus atau rangasangan yang diterima indivudu. Dimana penerimaan stimulus tersebut akan memberikan sebuah sensasi yang dapat diartikan sebagai tanggapan yang cepat dari indra penerima dan akam menimbulkan sebuah persepsi.

(38)

2.1.2. Proses Persepsi

Stimulus yang diterima oleh alat indra individu kemudian akan diorganisasikan menyesuaikan dengan lingkungannya sehingga individu menyadari adanya proses pengindraan merupakan proses yang dimulai dari terbentuknya persepsi yang menyebabkan interpretasi yang berbeda akibat adanya seleksi terhadap berbagai ransangan yang ditangkap oleh panca indra.

Terbentuknya persepsi dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut (Walgito B, 2004) :

1. Objek yang dipersepsi

Stimulus ditimbulkan oleh objek kepada alat indra/reseptor. Stimulus dapat timbul dari luar individu ataupun dari dalam diri individu yang bersangkutan.

2. Alat indra, syaraf, dan pusat susunan saraf

Merupakan alat penerima stimulus, terdapat juga syaraf sensori yang meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak.

Dan untuk mendapatkan respon maka diperlukan syaraf motoris.

3. Perhatian

Perhatian diperlukan untuk individu dapat menyadari stimulus dan terbentuknya persepsi

Sumber: Pengumpulan data

Gambar 2.1 Skema Penerimaan Stimulus

(39)

Proses terjadinya persepsi berdasarkan skema diatas menjelaskan bahwa objek menimbulkan stimulus, kemudian stimulus ditangkap oleh indra (reseptor).

Perlu diketahui bahwa objek dan stimulus merupakan hal yang berbeda, tetapi pada saat tertentu menjadi satu. Proses stimulus mengenai alat indra disebut sebagai proses fisik. Stimulus yang diterima oleh reseptor merupakan proses fisiologis. Dan kemudian otak sebagai pusat kesadaran melakukan proses yang disebut proses psikologis sehingga pada akhirnya individu menyadari apa yang dilihat, didengar maupun jenis rangsangan lainnya.

Gambar 2.1 dibawah ini merupakan gambaran bagaimana proses persepsi terbentuk dari sebuah rangsangan atau stimulus.

Stimuli Penglihatan Suara Bau Rasa

Indra

Penerima Perhatian Tanggapan Persepsi

Sumber : Nugroho. J Setiadi.Perilaku Konsumen. 2008

Gambar 2.2 Proses Persepsi

Adapun indikator-indikator persepsi dibagi menjadi dua jenis, yaitu : 1. Tanggapan/ Penerimaan

Gambaran mengenai sesuatu yang tinggal dalam ingatan setelah melakukan pengamatan sebagai kesan atau kenangan yang tinggalkan oleh rangsangan.

2. Pendapat

(40)

Evaluasi sangat bersifat subjektif. Evalusi ini dalam kehidupan sehari-hari sering dikenal sebagai dugaan, perkiraan, sangkaan, anggapan, pendapat subjektif yang melibatkan perasaan.

2.2. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan modal dasar dari setiap invididu untuk dapat berkontribusi secara maksimal dalam melakukan suatu kegiatan (Tarigan et al., 2012). Sebagian besar peneliti menyarankan agar penerapan dan pelaksanaan keselamatan juga pengetahuan mengenai keselamatan disosialisasikan sedini mungkin agar tercipta budaya keselamatan sebagai norma (Eng et al., 2014)

Pengetahuan yaitu pengetahuan merupakan justified true believe. Dimana seseorang individu membenarkan (justifies) suatu kebenaran atas dasar kepercayaan terhadap observasinya mengenai dunia. Oleh karena itu apabila seseorang dapat menciptakan pengetahuan, yang berarti ia menciptakan pemahaman atas situasi baru dan berpegang pada kepercayaan yang telah dibenarkan. Dalam definisi ini, pengetahuan merupakan konstruksi dari kenyataan.

Penciptaaan pengetahuan melibatkan perasaan dan sistem kepercayaan (belief systems) dimana perasaan atau sistem kepercayaan itu bisa tidak disadari. (Krogh, Ichiyo and Nonaka, 2000)

Menurut (Notoatmodjo, 2012) pengetahuan dalam domain kognitif mempunyai 5 tingkatan, yaitu :

1. Mengetahui (know)

(41)

Mengetahui merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Miasalnya kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari. Kata kerja yang dapat mengukur seseorang mengetahui sesuatu antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan.

2. Memahami (comprehension)

Memahami merupakan kemampuan untuk menjelaskan sesuatu secara benar tentang objek yang diketahui dan menginterpretasi materi dengan benar.

Seseorang dikatakan telah paham terhadap sesuatu dapat menjelaskan (mengapa), menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan suatu hal 3. Analisis (analysis)

Analisis merupakan kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam suatu struktur organisasi tersebut dan berkaitan satu sama lain.

4. Sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan kemampuan untuk menempatkan atau menghubungkan bagian yang ada menjadi bentuk yang baru.

5. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2.3. Sikap

sikap adalah salah satu unsur kepribadian yang harus dimiliki seseorang untuk menentukan tindakannya dan bertingkah laku terhadap suatu objek disertai dengan perasaan positif dan negatif (Saefudin, 2002)

(42)

Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut attitude, yang berarti suatu aksi dari suatu pereaksi berupa perangsang. Pada umumnya sikap juga melibatkan peran dari pengetahuan tentang sesuatu, akan tetapi aspek yang paling mempengaruhi sikap adalah perasaan dan emosi. Sebagai reaksi, Sikap dapat menjadi suatu sistem evaluasi positif atau negatif untuk melaksanakan atau menjauhi sesuatu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengetahuan tentang sesuatu adalah awal yang mempengaruhi suatu sikap yang mungkin mengarah kepada suatu perbuatan.

Sikap positif akan terbentuk apabila rangsangan yang datang pada seseorang memberi pengalaman yang menyenangkan. Sebaliknya sikap negatif akan timbul, bila rangsangan yang datang memberi pengalaman yang tidak menyenangkan. Perbedaan sikap setiap individu dipengaruhi oleh derajat kesukaan atau ketidaksukaan seseorang terhadap obyek yang dihadapi.

Sikap terhadap keselamatan kerja merupakan intensi tingkah laku pekerja terhadap keselamatan kerja, dan sumber stress di lingkungan kerja serta berkaitan dengan sejauh mana nantinya seseorang mempersepsi tekanan pada lingkungan kerja tersebut (Winarsunu. 2008)

Berdasarkan ulasan terdahulu diatas dapat dikatakan bahwa sikap merupakan suatu respon, hal ini didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang pada akhirnya akan memberikan kesimpulan berupa nilai terhadap stimulus dalam bentuk baik atau buruk, positif atau negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan, suka atau tidak suka yang kemudian berpotensi sebagai reaksi terhadap suatu rangsangan atau objek.

(43)

2.3.1. Komponen Sikap

Dalam bukunya Notoatmodjo (2010) menjelaskan bahwa terdapat tiga komponen yang secara bersama-sama membentuk suatu sikap yang utuh (total attitude) yaitu :

1) Kognitif (cognitive)

Merupakan kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar dari suatu objek. Apabila kepercayaan itu telah terbentuk maka akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang diharapkan dari obyek tersebut.

2) Afektif (affective)

Merupakan masalah emosional yang bersifat subyektif terhadap suatu objek.

Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan.

3) Konatif (conative)

Merupakan komponen dari perilaku, dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana kecenderungan seseorang untuk bertindak.

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:

1. Menerima (receiving).

2. Merespons (responding) 3. Menghargai (valuing)

4. Bertanggung jawab (responsible)

2.4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sangat penting untuk diterapkan pada semua bidang pekerjaan, dikarenakan penerapan K3 dapat mencegah dan

(44)

mengurangi resiko terjadinya kecelakaan maupun penyakit akibat melakukan kerja (Waruwu., Yuamita, 2013). Menganalisis K3 melalui penilaian bahaya dan risiko kemudian melakukan pengendalian risiko untuk mengantisipasi kecelakaan kerja merupakan langkah awal memulai penerapan K3 (Sulistiyowati et al., 2019)

Dalam undang-undang nomor 23 tahun 1992, pasal 23 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja disebutkan bahwa K3 diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja secara optimal yang meliputi pelayanan kesehatan dan pencegahan penyakit akibat kerja.

Secara khusus pengertian Keselamatan dan kesehatan kerja dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Secara keilmuan, K3 merupakan ilmu pengetahuan dan terapan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

2. Secara Filosofis, K3 secara khusus merupakan upaya yang dilakukan untuk memastikan keutuhan dan kesempurnaan jasmani dan rohani dari tenaga dan secara umum masyarakat terhadap pekerjaan dari tenaga kerja untuk mewujudkan keadilan dan kemakmuran.

Baik secara langsung maupun tidak langsung terdapat bahaya-bahaya dalam lingkungan atau tempat kerja yang diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Bahaya getaran 2. Bahaya kimia 3. Bahaya radiasi 4. Bahaya pencahayaan 5. Kebisingan

(45)

Berdasarkan pengertiannya adapun peranan yang dirumuskan dari penerapan K3 adalah sebagai berikut:

1. Setiap pekerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaannya untuk mencapai kesejahteraan dan meningkatkan produktivitas baik perusahaan maupun nasional.

2. Setiap individu pada tempat kerja perlu terjamin keselamatannya.

3. Setiap peralatan yang digunakan dalam keadaan aman, efisien dan tepat guna.

4. K3 merupakan suatu tindakan pencegahan atau preventif dan antisipasi yang diterapkan untuk meminimumkan terjadinya kecelakaan maupun penyakin akibat kerja dan dapat menekan anggaran perusahaan.

2.4.1. Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja dalam konteks lebih luas mencakup aspek keselamatan maupun kesehatan kerja. Dari pengertian tersebut terlihat bahwa dalam keselamatan mengandung unsur dari kesehatan itu sendiri, misalnya unsur resiko, bahaya, luka dan penyakit.

Adapun tujuan keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

1. Mencegah terjadinya bencana kecelakaan

2. Menghindari kemungkinan terhambatnya produk

3. Meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya dengan berkurangnya kecelakaan yang terjadi.

Hakekat keselamatan kerja yaitu melakukan pengawasan terhadap 4M yang meliputi: manusia (man), material (materials), mesin (machines) dan metode

(46)

(methodes) dengan tujuan untuk memberikan lingkungan yang aman sehingga tidak terjadi kecelakaan manusia ataupu kerugian akibat kecelakaan kerja.

KONTROL

MATERIAL (Peralatan)

MAN (Manusia)

METHODS (Mmetode)

MACHINE (Mesin)

Lingkungan Kerja yang Aman

Tidak adanya kecelakaan

Tidak adanya kerugian

Sumber : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013

Gambar 2.3. Hakekat Keselamatan Kerja

2.4.2. Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja diatur dalam Undang-Udang Nomor 36 Tahun 2009 mengenai Kesehatan, dimana dalam UU tersebut menyebutkan bahwa upaya keselamatan kerja diterapkan dengan tujuan untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja agar menerapakan prilaku sehat dan terhindar dari penyakit akibat bekerja baik pada sektor formal maupun informal.

Berdasarkan peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor Per-01/MEN/1979 tentang Pelayanan Kesehatan Kerjaa, tujuan pelayanan kesehatan kerja adalah sebagi berikut:

(47)

1. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri dengan pekerjaanya.

2. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja.

3. Meningkatkan kesehata badan, kondisi mental, dan kemapuan fisik tenaga kerja.

4. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang menderita sakit.

Sedangan berdasarkan menteri Tenaga Kerja nomor Per-02/MEN/1979 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja., pemeriksaan kesehatan tenaga kerja meliputi:

1. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja.

2. Pemeriksaan kesehatan berkala.

3. Pemeriksaan kesehatan khusus.

2.5. Kegiatan Praktikum pada Laboratorium

Laboratorium merupakan suatu sarana melakukan kegiatan ilmiah atau penelitian dan juga sebagai kelengkapan dari program studi yang bertujuan meningkatkan keterampilan penggunaan dan pemakaian setiap instrimen didalamnya baik bahan kirnia maupun peralatan analisis (Sumarmin and Si, 2010).

Menurut Permenpan RB No. 03, 2010 laboratotium pendidikan dapat dibagi menjadi empat tipe sebagai berikut:

1. Laboratorium Tipe I

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengatasi kendala pembelajaran Biologi pada materi sistem regulasi berdasarkan wawancara tersebut diperlukan penyediaan alat-alat praktikum serta peralatan lain yang

Karyawan yang bekerja pada kondisi kerja yang baik akan merasa semangat dalam bekerja, sedangkan karyawan yang tidak mendapatkan fasilitas yang memadai ketika bekerja

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang telah dilakukan oleh Carolus et al (2013) yang menyatakan tidak ada hubungan antara berat badan lahir dalam bentuk

Gambar Spesimen sebelum pengujian, Spesimen berupa komposit yang terdiri dari dua unsur yaitu bahan penguat dan bahan pengikat, bahan penguat berupa serat dan bahan

Berdasarkan hasil penelitian secara menyeluruh, disimpulkan bahwa sumber daya manusia penyuluh pertanian di Kabupaten Sigi memiliki potensi dalam memberikan penyuluhan

Kini akibat bom bardir informasi yang disajikan media sedemikian rupa maka tidak heran selain wanita para priapun, terutama yang berada di wilayah perkotaan

Selama lomba peserta tidak boleh keluar masuk ruangan, kecuali untuk keperluan emergency.. Penilaian dilakukan berdasarkan kesesuaian diagram alur, 2 angka untuk setiap kotak yang

Tingginya angka perilaku kerja kontraproduktif dikalangan Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai tidak tetap di Indonesia dapat dilihat dari indikasi meningkatnya