• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Tanaman tembakau (Nicotiana tabacum) merupakan salah satu komoditas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Tanaman tembakau (Nicotiana tabacum) merupakan salah satu komoditas"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang

Tanaman tembakau (Nicotiana tabacum) merupakan salah satu komoditas unggulan para petani dan hal ini terbukti mampu memberi kesejahteraan yang luar biasa pada saat panen raya musim tembakau. Di Indonesia, tanaman tembakau mampu menghidupi sekitar 18 juta orang yang terdiri dari petani, buruh pabrik rokok, pengrajin keranjang tembakau, distributor, jasa transportasi sampai dengan jasa ―event organizer‖ yang menjadikan rokok sebagai sponsor utama kegiatan. Selain itu, peran tembakau juga berkontribusi dalam memutar roda perekonomian dalam pembangunan nasional, karena berdasar cukai hasil rokok pemerintah bisa memperoleh dana sekitar 50 triliun setiap tahunnya. Industri kretek/rokok merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia dan berkontribusi besar bagi ekonomi negara sebagai penyumbang cukai terbesar, pengguna bahan baku lokal, penampung tenaga kerja, penyangga pasar dalam negeri dan pemicu produksi petani.

Begitu banyak manfaat yang diperoleh dari hasil tembakau dalam menggerakkan sektor perekonomian baik lokal maupun nasional, khususnya dalam menampung lapangan kerja, yang mampu memberikan penghidupan bagi jutaan orang, baik bagi petani itu sendiri maupun sektor yang berhubungan dengan komoditas tembakau. Hal ini tentunya cukup membantu Pemerintah dalam memberikan kesempatan kerja yang cukup banyak dan sekaligus mengatasi masalah kemiskinan. Menurut data dari Kepala BPS, Suryamin sampai dengan

(2)

bulan Februari 2012 angka pengangguran di Indonesia adalah 7,6 juta orang dan jumlah warga miskin menurut Dirjen Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, Hartono Laras sebesar 30,2 juta jiwa ( 12,36% ), dan angka ini lebih besar dari penduduk Malaysia (Kedaulatan Rakyat, 14 Mei 2012 : 11 ). Dengan demikian maka keberadaan komoditas tembakau sangat membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan kemiskinan dan tenaga kerja meskipun keberadaan petani tembakau saat ini sedang resah terkait dengan disyahkannya PP Nomor 109 Tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan tembakau sebagai zat aditif bagi kesehatan.

Tanaman tembakau (Nicotiana tabacum) merupakan tanaman andalan bagi para petani di wilayah pegunungan di Indonesia, diantaranya adalah di kabupaten Temanggung Jawa Tengah yang terkenal sebagai produsen tembakau dengan kualitas terbaik di Indonesia, bahkan dunia, dan terkenal sebagai tembakau

―lauk‖. Temanggung merupakan sentra perdagangan tembakau wilayah Jawa, khususnya Jawa Tengah dengan total luas lahan 14.500 hektar dan hasil panen sejumlah 14 ribu ton tembakau kering (BPS 2010). Kualitas tembakau dari Temanggung menempati urutan pertama atau terbaik di Indonesia . (Gema Bhumi Pala, 30 Agustus 2011).

Di wilayah kabupaten Temanggung dengan tingkat Upah Minimum Kabupaten tahun 2012 berdasarkan SK Gubernur Jawa Tengah Nomor 561.4/73/2011 sebesar Rp.866.000, ketergantungan masyarakat terhadap komoditas tanaman tembakau sangatlah tinggi dan tanaman tembakau telah

(3)

menjadi sumber pendapatan yang telah menghidupi dan memberi kesejahteraan kepada 47.645 jiwa. Beberapa daerah penghasil utama dan terbaik tembakau terdapat di wilayah Kecamatan Bulu, Temanggung, Parakan, Ngadirejo dan Tembarak. Ketergantungan petani terhadap tanaman tembakau yang sangat tinggi tersebut memang cukup beralasan karena komoditas tanaman yang hanya memerlukan waktu 100 hari atau tiga bulan tersebut terbukti mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih terhadap para petani penanamnya. Hal ini terbukti dengan berhasilnya panen raya tembakau pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2011 lalu yang mencapai 9.916 ton tembakau rajangan dari lahan seluas 15.587 hektar dan terjual dengan harga rata-rata dari 85-95 ribu rupiah perkilonya sampai dengan 1 juta rupiah perkilonya untuk jenis tembakau srintil.

Pada panen raya tersebut, menurut penelitian yang dilakukan oleh Agung Nugroho (LP3M UMM, 2011) uang yang beredar selama panen raya mencapai 1,18 trilyun rupiah dengan rata-rata peredaran uang sebanyak 75 milyar perharinya. Konsekuensinya, sebagai imbalannya pada tahun 2012, pemerintah telah memberikan dana pengembalian cukai hasil tembakau kepada kabupaten temanggung sebesar Rp 17.504.665.025. yang disalurkan langsung kepada 10 kecamatan penghasil tembakau. ( Bagian Perekonomian Temanggung, 2012 ).

Sebagai salah satu kecamatan penghasil tembakau terbaik dan terbesar di Kabupaten Temanggung, wilayah desa Campursari kecamatan Bulu yang berada kurang lebih 6 km arah timur dari kota Temanggung memiliki fungsi sosioekonomi yang sangat besar bagi masyarakat sekitar. Secara geografis, desa Campursari merupakan sebuah desa yang berada di tengah-tengah wilayah

(4)

pedesaan dengan latar belakang sebagian besar masyarakatnya menggantungkan hidup dari sektor agraris, khususnya tanaman tembakau. Bagi masyarakat Temanggung, hasil dari tanaman tembakau telah membawa tingkat kesejahteraan yang tinggi, baik terhadap komunitas yang terkait dengan tembakau itu sendiri secara langsung maupun yang tidak langsung juga ikut menikmati dari hasil panen raya tembakau seperti pasar, supermarket, toko emas, dealer kendaraan bermotor dan tempat hiburan. Dengan kata lain, keberadaan panen raya tembakau menjadi arena sentral untuk menggairahkan dan meningkatkan roda perekonomian dari masyarakat sekitar.

Keberhasilan panen raya tembakau pada bulan Oktober 2011 dan 2012, baik dari kualitas, kuantitas dan harga yang tinggi telah membawa anugerah berupa kesejahteraan yang tinggi dari petani tembakau. Hal ini terbukti dengan tingginya angka peredaran uang pada saat panen raya berlangsung dari bulan Oktober sampai bulan Desember 2011 lalu yang mencapai 75 miliar perharinya.

Menurut kepala BRI Parakan, Bambang Untoro, pada musim panen raya tembakau 2011 target kredit hanya tercapai 42% dari total 218 miliar pada tahun 2011 dan para petani sangat sedikit yang menyimpan atau mendepositokan uangnya di bank atau BPR yang ada dan ironisnya, hal ini bertolak belakang pada saat musim tanam tiba yang berlangsung pada akhir Maret sampai dengan awal Juni setiap tahunnya para petani tembakau banyak yang menjual barang-barang hasil panen raya dengan harga yang sangat murah, bahkan ada yang meminjam para grider/pemodal tembakau dan sebagian kecil meminjam uang di bank atau perkreditan rakyat.

(5)

Panen raya yang diikuti dengan membaiknya harga jual tembakau pada saat itu, juga berdampak negatif terhadap kehidupan masyarakat, seperti pola hidup yang konsumtif, meningkatnya angka perceraian yang mencapai 100%

dimana sampai dengan Oktober 2012 tercatat 2020 perkara, tingginya kasus infeksi HIV sampai dengan gangguan kamtibmas. Beberapa gangguan kamtibmas pada musim panen raya tembakau terjadi sebelum panen raya tiba dimana pada saat itu merupakan situasi yang sangat rawan terjadi pencurian di ladang tembakau. Untuk mengantisipasinya maka petani bersama aparat kepolisian berjaga-jaga sepanjang hari sampai musim petik tiba dan bahkan untuk gudang tembakau di desa Campursari sendiri setiap musim tembakau selalu dijaga oleh aparat Brimob, dikarenakan gudang tersebut merupakan gudang terbesar di wilayah Temanggung.

Tabel 1.1

Data Permintaan Tembakau Oleh Pabrik Rokok Di Kabupaten Temanggung 2012

PABRIK ROKOK JUMLAH PERMINTAAN

PT Gudang Garam 15000 ton

PT Djarum Kudus 10500 ton

PT Bentoel 3150 ton

Pabrik lain 1066 ton

Total 29.716 ton

Sumber data: Bagian Perekonomian Setda Temanggung 2012

Kebutuhan tembakau yang dibutuhkan oleh perusaaan rokok besar mencapai 29.716 ton pada tahun 2012. Tingginya permintaan tembakau Temanggung pada saat itu dikarenakan kualitas tembakau yang tinggi dikarenakan cuaca yang bersahabat dan kualitas hasil panen yang memenuhi kriteria yang

(6)

dibutuhkan pabrik rokok. Kualitas yang bagus dan terpenuhinya kriteria yang dibutuhkan pabrik rokok membuat harga tembakau di tingkat petani tinggi sehingga pada masa itu peredaran uang di wilayah Temanggung cukup tinggi.

Munculnya implikasi negatif dari membaiknya harga tembakau pada saat panen raya tahun 2011 tidak lepas dari perilaku belanja para petani dalam menyikapi ―panen uang‖. Melimpahnya uang dari hasil panen raya tembakau membuat para petani seakan lupa diri dan mereka berlomba-lomba untuk membelanjakannya untuk barang-barang yang kurang atau bahkan tidak dibutuhkan sama sekali hanya untuk mengejar status sosial atau gengsi. Hal inilah yang mendorong para pelaku pasar mengambil langkah ataupun strategi untuk menguasainya melalui iklan maupun sugesti terhadap promo suatu produk.

Indikasi ini terlihat pada saat panen raya tembakau dimana para petani tembakau banyak yang membelanjakan uangnya untuk membeli perhiasan, kendaraan bermotor, barang elektronik, HP terbaru, bahkan banyak pula yang melakukan perjudian dan belanja sex di luar kota seperti di Semarang, Magelang, Kendal maupun Yogyakarta. Implikasi dari belanja sex tersebut mengakibatkan angka pengidap HIV dan AIDS di Jateng sampai dengan Juni 2012 menurut pengelola program Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Jawa Tengah, Tri Ardani di Dinkes Temanggung (Kedaulatan Rakyat, 14 Nopember 2012) yang menyampaikan bahwa kasus di wilayah Jawa Tengah tercatat 5301 kasus dan 642 diantaranya meninggal dunia. Angka ini merupakan fenomena gunung es dimana masih banyak pengidap Aids dan Hiv yang belum terdata ataupun merasa malu tidak melaporkan diri. Selain itu, para petani tembakau dalam membelanjakan uangnya

(7)

terkesan membabi buta dan sangat konsumtif dan hal ini terindikasi dari keterangan para pedagang atau karyawan toko/toserba, mall, counter HP, dealer kendaraan dan toko perhiasan dimana para petani membeli barang hanya sekedar gengsi dan ikut-ikutan tetangganya tanpa memperhitungkan kegunaan dan kebutuhan dari barang yang dibeli. Misalnya membeli hand phone atau barang elektronik bukan berdasarkan kepada kemampuan/kelengkapan atau fasilitas yang ada tetapi berdasarkan harga yang paling mahal yang ada di toko tersebut.

Berbagai fenomena seperti apa yang diuraikan di atas, memotivasi peneliti untuk mengelaborasi kembali makna panen raya tembakau bagi petani yang memberikan tingkat kesejahteraan ekonomi sangat tinggi dengan indikasi tingginya peredaran nilai uang yang diikuti dengan perilaku belanja petani di desa Campur Sari Temanggung, terutama dalam perspektif ketahanan ekonomi keluarga. Peneliti melihat fenomena bahwa pasca panen raya tembakau, para petani dan kelompok keluarga tengah terjebak dalam situasi yang kompleks, bahkan dilematis. Hal ini terjadi karena para petani yang memiliki banyak uang tidak dapat mengendalikan nafsu dalam membelanjakan uangnya demi gengsi dan status sosial tanpa mempertimbangkan sesuai kebutuhan dan kepentingannya.

Penelitian ini menjadi begitu penting dan menarik karena berusaha menguraikan relasi implikasi panen raya tembakau terhadap perilaku belanja petani tembakau dengan nilai ketahanan ekonomi keluarga sebagai pondasi dari struktur bangun ketahanan wilayah maupun ketahanan nasional. Hasil pembahasan tersebut diharapkan dapat menjadi referensi ilmiah maupun bahan masukan yang berguna bagi pemerintah daerah, sebagai nota perhatian tentang

(8)

fungsi sekaligus peran komoditas tanaman tembakau dalam mengangkat perekonomian warga dan yang perlu diperhatikan adalah bagaimana agar peredaran uang dapat bertahan lama serta dapat mengangkat potensi ekonomi lebih banyak lagi. Terlebih lagi di era demokrasi dan desentralisasi seperti sekarang ini, pembacaan konsepsi ketahanan ekonomi nasional tidak dapat dipisahkan dari konteks keberdayaan individu, kelompok, maupun daerah.

Kemandirian, kemampuan, dan keuletan individu, kelompok maupun daerah otonom dalam menghadapi dinamika ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang meliputi aspek-aspek di dalam astagatra merupakan tolok ukur signifikan dalam memandang keutuhan nilai konsepsi ketahanan nasional.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka beberapa permasalahan dibangun dalam penelitian ini meliputi:

1. Bagaimana panen raya tembakau dapat meningkatkan kesejahteraan yang dapat mendorong perilaku belanja bagi petani?

2. Bagaimana perilaku belanja pasca panen raya tembakau berimplikasi terhadap nilai ketahanan ekonomi keluarga?

1.3. Keaslian Penelitian

Sejauh penelusuran peneliti, telah terdapat penelitian yang membahas tentang kajian sosial ekonomi dari panen raya tembakau. Penelitian tersebut dilakukan oleh Munawaroh (2007) yang membahas dampak panen raya tembakau

(9)

terhadap tingginya perceraian di kecamatan Bulu Temanggung. Panen raya tembakau telah memberikan tingkat kesejahteran yang lebih bagi penanamnya dan hal ini juga membawa dampak sosial yang cukup meresahkan seperti tingginya kasus pencurian, perilaku seks bebas, kawin cerai, gaya hidup hedonis dan maraknya perjudian dengan aset ratusan juta rupiah. Tingginya pendapatan petani tembakau pasca panen raya menjadikan perubahan pola hidup yang cenderung konsumtif. Perilaku belanja menurut Effendi (2008) telah menjadi budaya masyarakat sejak liberalisasi masuk dalam tata ekonomi Indonesia sehingga masyarakat didorong untuk menjadi konsumtif oleh pasar lewat iklan, maraknya minimarket, film, maupun pasar modern. Perilaku belanja sebagaimana yang diteliti oleh I Gede Yasa Manuadi (2011) yang menganalisa perilaku beralih pada konsumen jasa telekomunikasi seluler di kota Denpasar dipengaruhi tiga sebab, yaitu kepuasan konsumen, persepsi kondisi situasional dan switching cost yang dipersepsi konsumen. Penelitian serupa dilakukan oleh Rusdjijati (LP3M UMM:

2011) yang membahas sikap dan persepsi petani tembakau di kabupaten Temanggung terhadap budidaya tanaman Stevia dan Jabon sebagai tanaman alternatif berkaitan dengan keresahan petani tentang PP 109/2012 tentang tembakau, kondisi cuaca yang tidak menentu yang berakibat turunnya kualitas tembakau, kampanye anti rokok, fatwa haram merokok dan tata niaga tembakau yang cenderung banyak merugikan petani menyebabkan para petani berpikir keras agar kesejahteraannya tetap terjamin.

Penelitian yang meletakkan objek formal ketahanan ekonomi keluarga, telah banyak diteliti, terutama di lingkungan Universitas Gadjah Mada program

(10)

studi Ketahanan Nasional. Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Subandi (2007) yang mengkaji tentang industri tempe di Kabupaten Ngawi dan pengaruhnya terhadap ketahanan ekonomi keluarga; studi kasus Rosita (2009) yang mengkaji manfaat koperasi terhadap ketahanan ekonomi keluarga; serta penelitian Purnawati (2010) yang mengkaji peran industri gerabah terhadap ketahanan ekonomi keluarga di Kasongan Kabupaten Bantul.

Untuk penelitian dengan objek material Perilaku belanja petani tembakau desa Campursari pasca panen raya dengan perspektif analisis ketahanan ekonomi lokal belum ditemukan. Dengan demikian penelitian ini dianggap dapat dilanjutkan sesuai dengan kaedah ilmiah.

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini yakni untuk

1. Memahami peran panen raya tembakau terhadap tingginya tingkat peredaran uang sehingga menimbulkan perilaku belanja petani;

2. Mengetahui tingkat pengaruh perilaku belanja petani tembakau saat panen raya bagi ketahanan ekonomi keluarga.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan sumbangsih dan manfaat yang riil untuk kehidupan kini maupun masa depan.

(11)

1. Bagi ilmu dan teknologi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah kepustakaan dan dapat digunakan sebagai referensi yang layak, sehingga diskursus-diskursus bidang ketahanan nasional lebih dapat dielaborasi oleh masyarakat luas dan berimplikasi pada bidang studi ketahanan nasional yang semakin berkembang.

2. Bagi pemerintah daerah, khususnya Temanggung dan daerah penghasil tembakau lainnya dapat memberikan masukan untuk melakukan pemberdayaan pasca panen raya tembakau sehingga dapat lebih bermanfaat serta dapat merubah perilaku masyarakat dalam menyikapi pasca penen raya tembakau.

3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan memberikan pemahaman yang komprehensif dan memadai tentang relasi-relasi antar wacana yang melibatkan aktor-aktor yang terlibat dalam pengelolaan tata niaga / regulasi komoditas tembakau, dan nilai ketahanan ekonomi petani tembakau.

1.5. Sistematika Penulisan

Untuk kepentingan ketertiban dan upaya mengarahkan penelitian, maka dalam proposal tesis ini peneliti sertakan proyeksi pembahasan penulisan laporan penelitian yang dapat dilihat sebagai berikut

a. BAB I Pendahuluan membahas pengantar penelitian meliputi pembahasan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, keaslian, serta sasaran dan tujuan penelitian;

(12)

b. BAB II membahas kajian teori dan metode penelitian meliputi tinjauan pustaka, landasan teori, dan metode penelitian;

c. BAB III membahas objek material penelitian meliputi profile lokasi penelitian, melihat lebih dekat potensi permasalahan yang terdapat dalam lokasi penelitian;

d. BAB IV membahas tentang Peran Panen Raya Tembakau terhadap tingginya tingkat kesejahteraan ekonomi bagi petani tembakau ;

e. BAB V membahas tentang analisis data meliputi pengaruh perilaku belanja terhadap nilai ketahanan ekonomi keluarga, sehingga makna pengaruh perilaku petani pasca panen raya tersebut dapat digeneralisasi di bagian ini;

f. BAB VI menyimpulkan penelitian dengan dilengkapi rekomendasi.

Referensi

Dokumen terkait

Rasa aman ini dapat dirasakan bila antara jalur sepeda dengan jalur kendaraan bermotor terpisah secara fisik, jalur sepeda yang mulus tidak banyak lubang,

Kemudian dengan undang-undang ini, khususnya Pasal 15 ayat (3), Anda dirugikan oleh berlakunya ayat itu, sehingga di dalam memberi argumentasi bahwa Anda punya legal standing

Populasi juga bukan sekedar jumlah yang akan ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau

1) Menurut Philip Kotler (1988), strategi pemasaran adalah rencana untuk memperbesar pengaruh terhadap pasar, baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang didasarkan pada

Bapak Robby Saleh, S.Kom, M T, selaku Sekretaris Jurusan Sistem Komputer yang telah memberikan dukungan dan kesempatan sehingga proses penulisan skripsi dapat terlaksana

Hati hati dengan budget iklan anda, jika baru coba coba buat saja budget perharinya Rp 10.000,- kemudian analisa dan coba lagi Buat iklan semenarik mungkin untuk diKlik misalnya

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari earnings volatility, kebijakan dividen, dan pertumbuhan aset

Penelitian ini lebih memfokuskan pada dua siklus sistem informasi akuntansi yaitu siklus pendapatan dan siklus pengeluaran karena dalam perusahaan ini aktivitas utamanya