• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENGOLAHAN DATA DAN HASIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PENGOLAHAN DATA DAN HASIL"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

31 BAB III

PENGOLAHAN DATA DAN HASIL

Kualitas hasil sebuah pengolahan data sangat bergantung pada kualitas data ukuran yang terlibat di dalam proses pengolahan data dan strategi dari pengolahan data itu sendiri.

Hal ini juga berlaku untuk penentuan konstanta pasut laut dengan menggunakan data altimetri. Oleh karenanya, diperlukan strategi yang tepat dalam menangani pengolahan data supaya hasil pengolahan data bisa memberikan kualitas yang optimal sesuai dengan kualitas data yang tersedia.

Penentuan konstanta pasut laut lokal pada studi ini menggunakan data SLA (Sea Level Anomaly) dari satelit TOPEX/Poseidon, dimana koreksi pasut laut yang biasanya diperoleh dari model pasut laut global tidak dilibatkan. Dengan tidak dilibatkannya koreksi pasut laut global diharapkan sinyal-sinyal pasut laut yang ada bisa diamati sehingga analisis untuk penentuan konstanta pasut laut dapat dilakukan. Oleh karena nilai SLA permukaan laut yang dihasilkan TOPEX/Poseidon masih dipengaruhi oleh berbagai macam kesalahan yang bisa menyebabkan terjadinya data spike, maka dalam studi ini akan dicoba dilakukan smoothing data SLA di sepanjang groundtrack satelit yang digunakan pada setiap cycle. Metode yang digunakan untuk smoothing data SLA ini adalah metode moving average. Kemudian, karena terdapat variasi posisi pada pengukuran altimetri di setiap titik di setiap cyclenya, maka diperlukan penentuan titik normal dimana titik-titik pengamatan satelit yang akan diolah harus diinterpolasi terlebih dahulu sehingga terletak diatas titik normal tersebut. Setelah diperoleh nilai-nilai SLA tiap cycle di atas titik normal, barulah proses analisis harmonik dengan menggunakan metode kuadrat terkecil dapat dilakukan.

Untuk mendapatkan hasil analisis harmonik yang optimal, maka perlu dilakukan pembobotan yang sesuai dengan kualitas setiap data. Setelah pembobotan dimasukkan dan pengolahan data dilakukan, maka konstanta pasut laut di atas perairan yang diamati bisa diperoleh. Sebagai kontrol, dilakukan analisis hasil pengolahan pasut laut di titik-titik crossover untuk membandingkan antara hasil pengolahan pasut laut pada pass ascending dengan hasil pengolahan pasut laut pada pass descending. Uji hipotesis chi-square juga dilakukan untuk melihat apakah hasil pengolahan data yang telah dilakukan secara statistik dapat diterima atau tidak secara statistik.

Visualisasi pengolahan data pada tugas akhir ini dapat dilihat pada Gambar 3.1

berikut.

(2)

32 Gambar 3.1 Diagram alir pengolahan data

3.1 Pengambilan Data

Data TOPEX/Poseidon diambil dari RADS (Radar Altimeter Database System) yang dapat diakses melalui internet atau langsung dari server yang tersedia (dalam studi ini, data dari RADS diambil langsung dari server yang ada di laboratorium KK Geodesi, ITB). RADS itu sendiri adalah sebuah sistem basis data yang menyediakan data dari berbagai satelit altimetri seperti GEOSAT, ERS-1, ERS-2, TOPEX/Poseidon dan Jason-1 yang dapat dimanfaatkan untuk mencari dan memanipulasi data dari berbagai misi satelit tersebut.

Dengan memasukkan posisi titik pengamatan, rentang waktu pengamatan, beserta koreksi- koreksi yang akan digunakan, RADS dapat langsung memberikan data satelit altimetri yang kita inginkan.

3.1.1 Pemilihan Lokasi dan Waktu Pengamatan

Seperti apa yang telah dikemukakan pada ruang lingkup pembahasan tugas akhir ini,

penentuan komponen pasut laut di dalam studi ini meliputi perairan dangkal, perairan dalam,

perairan terbuka dan perairan sempit di wilayah perairan Indonesia. Tabel 3.1 dan gambar 3.2

menunjukkan titik-titik pengamatan satelit TOPEX/Poseidon yang dijadikan objek studi

dalam tugas akhir ini:

(3)

N

2 3 4 5 6 7

P dimulai d cycle 1 h

3 P pass. Cy titik yang revolusi selatan k descendin perairan pass yang

Titik 3

No. Ko 1 1.9753 2 5.9327 3 9.806 4 5.9323 5 9.8069 6 5.9326 7 1.9891

enentuan ko dari Septem hingga cycle

.1.2 Pengam engambilan ycle adalah p

g sama di se satelit yang ke arah kutub ng. Pemilih

yang diamat g digunakan

Titik 1 Titik

Tabel 3.1 L oord Geodet 3 LS 107.70 7 LS 107.13 66 LS 96.378

3 LS 128.97 9 LS 133.22 6 LS 137.47 1 LU 123.30

Gambar 3.2 onstanta pas mber 1992 h 360 dari TO

mbilan Data data TOPE periode peng epanjang lint

dihitung dar b utara diseb han pass did ti dalam stu n hanya pass

k 2

Lokasi pengama tik De

87 BT P.

21 BT La 83 BT Sa 49 BT La 71 BT Se 89 BT Ba 055 BT Ut

Lokasi pengam ut laut di da hingga Juni OPEX/Poseid

a Pada RAD EX/Poseidon gulangan ya tasan orbitny ri kutub ke k but pass asce dasari oleh l udi ini adalah yang melint

atan yang dija eskripsi Geo Bangka, per aut Jawa, per amudera Hin aut Banda, pe

latan Papua, arat Papua, p tara Sulawes

matan yang dij alam studi i 2002. Data don.

DS

n pada RAD ang dibutuhk

ya. Pass ada kutub. Pass ending. Pass

lokasi tititik h perairan di tasi perairan

Titik 7

dikan objek stu grafis rairan sempi rairan sempit

dia, perairan erairan semp , perairan lua perairan semp si, perairan s

jadikan objek s ini melibatka

sepanjang i

DS bisa dilak kan satelit u alah lintasan dengan arah s dengan ara k yang akan

i wilayah In n Indonesia.

Titik 4

Titik udi

t, dangkal t, dangkal n terbuka, da pit, dalam

as, dalam pit, dangkal empit dalam

studi

an data sela ini merupak

kukan per c untuk kemba

orbit sepanj h lintasan or ah sebaliknya n diamati. S ndonesia. Ole

k 5

Titik 6

3 alam

m

ama 10 tahun kan data pad

cycle atau pe ali ke sebua jang setenga rbit dari kutu a disebut pas Secara umum eh karena itu

33 n, da

er

ah

ah

ub

ss

m,

u,

(4)

34 Dalam studi ini, data TOPEX/Poseidon diperoleh dari database RADS yang ada di Laboratorium KK Geodesi ITB. Untuk memperoleh output data, terlebih dahulu harus dibuat file namelist (getraw) yang berfungsi sebagai kontrol pemilihan lokasi, pemilihan data, penentuan koreksi serta pemilihan referensi dari data yang akan digunakan. Untuk mengambil data dalam jumlah yang banyak bisa digunakan program yang harus dibuat terlebih dahulu dalam RADS atau dengan menggunakan bahasa pemrograman seperti yang dilakukan pada tugas akhir ini menggunakan bahasa C Shell di Linux.

3.2 Pra Pengolahan Data

Sebelum dilakukan pengolahan data dengan menggunakan analisis harmonik pasut laut, terlebih dahulu dilakukan proses pra pengolahan data pada data yang diperoleh dari RADS. Pra pengolahan data ini antara lain bertujuan untuk mensmoothing data SLA yang akan digunakan sehingga diharapkan data-data spike dari sebuah set data SLA dapat tereduksi oleh proses smoothing ini. Pada proses pra pengolahan data ini juga dilakukan interpolasi untuk memperoleh nilai SLA dan waktu pengamatan pada titik normal sehingga nantinya seluruh nilai SLA yang digunakan di dalam proses analisis harmonik terletak di atas titik yang sama.

3.2.1 Moving average

Walaupun penerapan koreksi terhadap data TOPEX/Poseidon telah dilakukan, namun tetap saja sering ditemukan data-data spike pada sebuah set data SLA di sepanjang lintasan satelit. Masalah yang akan terjadi adalah ketika akan dilakukan interpolasi untuk penentuan titik normal pengamatan, dimana ada banyak data yang terlibat dalam penentuan parameter persamaan interpolasi. Data spike akan sangat mempengaruhi penentuan parameter interpolasi tersebut. Untuk meminimalisir efek kesalahan dari data spike tersebut, dilakukan smoothing terhadap data SLA di sepanjang lintasan satelit.

Prinsip smoothing dengan menggunakan metode moving average adalah dengan merata-ratakan beberapa buah set data yang saling bertetanggaan, dimana hasil rata-rata tersebut menjadi data hasil smoothing bagi data yang berada di tengah. Di dalam studi ini, jumlah set data yang dijadikan window untuk dirata-ratakan adalah sebanyak tiga buah data.

Proses mererata-ratakan tersebut terus dilakukan secara kontinyu sepanjang set data

pengamatan dengan jumlah data yang dirata-ratakan tetap yaitu masing-masing tiga buah

data. Untuk lebih memperjelas, gambar 3.3 berikut ini memperlihatkan prinsip dari moving

average.

(5)

35 Gambar 3.3 Proses moving average pada sebuah set data (23 data)

Dan gambar 3.4 berikut ini adalah contoh hasil moving average pada sebuah set data SLA:

Gambar 3.4 Contoh hasil moving average pada data SLA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 set data 22 23

...

( )

3 3 2 1 = 1 + + W

( )

3 4 3 2 = 2 + + W

( )

3 5 4 3 3 + +

= W

1 W 1 W

2 W 3 W

4 W 5 W

6 W 7

W 8

W 9 W

10 W 11

W 12

W 13

W 14

W 15

W 16 W

17 W 18 W

19 W 20

W 21

23

( )

3 23 22 21 = 21 + + W

dari pengukuran

(6)

3 W sama, na karena it memudah yang tet diinterpo dalam pe di atas tit memperl

P pada sebu posisi tit terlibat u Gambar untuk me

.2.2 Interpo Walaupun or

amun tetap s tu, untuk me

hkan proses tap sebagai olasi nilai SL engolahan da

tik normal d lihatkan inter

ada studi ini uah pass di s ik normal y untuk meng 3.6 berikut emperoleh S

olasi Titik N rbit satelit te saja terdapat enciptakan k

pengolahan titik peng LA-nya terh ata merupak diperoleh den

rpolasi kuad

i, jumlah set setiap cycle ang ditentuk ginterpolasi

ini merupak LA di titik n

Normal elah diranca t variasi pos kekonsistena n data maka gamatan. Ti hadap titik kan nilai SLA

ngan menggu dratik untuk m

Gambar 3

t data yang d dibatasi pad kan. Dengan titik norma kan gambar normal.

ang untuk da sisi posisi ti

an pada pos ditentukan s itik-titik yan

normal sehi A diatas titik unakan inter memperoleh

3.5 Titik Norma

dilibatkan di da lintang ± 9 n pembatasa al adalah ku

hasil interpo T T

apat mengul ap groundtr sisi titik pen sebuah titik ng diamati ingga nilai k normal. D rpolasi kuad h SLA di ata

al

dalam prose 9` ke arah

n area sepan urang lebih olasi kuadra Titik pengama Titik Normal

lang di atas rack yaitu ± ngamatan da

normal deng TOPEX/Po SLA yang Dalam studi i dratik. Gamb

s titik norma

es interpolas h utara dan

njang itu, da sebanyak atik dari emp

atan satelit

3 tempat yan 1 km. Ole an juga untu gan koordin oseidon aka

digunakan d ini, nilai SL bar 3.5 beriku

al:

si titik norm selatan da ata SLA yan 4 buah dat pat buah da

36 ng eh uk at an di A ut

mal ari ng ta.

ta

(7)

3.3 Mod M matriks Formulas

karena

dengan Q lama (ma data uku dianggap dibandin

el Pembobo Model pembo

variansi-ko sinya adalah

,

Q vv = matrik atriks identit uran yang ba p paling co gkan dengan

SLA spike

Gambar 3.6 H

otan

obotan data ovariansi re h sebagai ber

maka:

ks kofaktor r tas), F = data aru, dan P = ocok diguna n model pem

e

Hasil interpolas

ukuran yan esidu ( rikut:

esidu, A = m a ukuran, X

= matriks bo akan di da mbobotan yan

SLA ha

si kuadratik un

ng digunaka dari has

matriks desa

= parameter obot yang b lam pengol ng lain.

asil ukuran

ntuk data SLA

an di dalam sil pengolah

ain, Q = mat r persamaan, baru. Model

lahan data

di titik normal

studi ini dit han data t

riks kofakto , Q ll = varian

pembobotan tugas akhir

SLA titik nor

3 l

turunkan da tanpa bobo

(3.1)

(3.2) (3.3) or data ukura

nsi-kovarian n inilah yan r ini setela

rmal

37 ari ot.

an

nsi

ng

ah

(8)

38 3.4 Penghitungan Analisis Harmonik

Penghitungan analisis harmonik pada setiap titik di dalam studi ini dilakukan dalam dua tahap. Proses pra pengolahan data tetap dilakukan pada setiap tahap pengolahan data.

Tahap pertama, dilakukan analisis harmonik dengan menggunakan seluruh komponen pasut laut yang ada, yaitu sejumlah 38 buah komponen pasut laut. Setelah dilakukan analisis harmonik, dilakukan uji chi-square untuk melihat kesalahan apa yang terdapat pada proses pengolahan data. Tujuh buah titik pengamatan yang diamati dalam studi ini memberikan hasil uji chi-square di bawah batas daerah penerimaan. Hal ini mengindikasikan adanya kesalahan yang diakibatkan karena terlalu banyak parameter yang dilibatkan dalam proses analisis harmonik. Oleh karenanya, harus dilakukan pengeliminasian parameter-parameter yang seharusnya tidak terlibat dari proses pengolahan data. Pengeliminasian tersebut dilakukan dengan cara menyeleksi komponen pasut laut yang mempunyai amplitudo di bawah 1.65 cm, kemudian mengeliminasi komponen-komponen tersebut agar tidak terlibat dalam penghitungan analisis harmonik selanjutnya. Batasan amplitudo itu sendiri ditentukan dengan cara trial and error, dengan tetap mempertimbangkan bahwa ketelitian pengukuran TOPEX/Poseidon adalah 2-3 cm.

Tahap kedua, dilakukan analisis harmonik dengan menggunakan komponen- komponen pasut laut baru yang tidak tereliminasi oleh tahap sebelumnya. Setelah analisis harmonik selesai dilakukan, uji chi-square kembali diterapkan. Apabila hasil uji chi-square masih berada di bawah batas daerah penerimaan uji chi-square, maka dilakukan pengeliminasian parameter ulang seperti pada tahap satu. Namun apabila uji chi-square berada di atas batas daerah penerimaan uji hipotesis, berarti komponen yang dieliminasi pada tahap pertama terlalu banyak. Tahap pertama dilakukan ulang dengan menggunakan batas amplitudo yang baru hingga diperoleh parameter-parameter yang paling cocok untuk dimasukan ke dalam proses analisis harmonik. Hal ini juga dilakukan dengan cara trial and error. Penghitungan analisis harmonik dianggap telah selesai dilakukan apabila hasil uji chi- square yang telah dilaksanakan berada di dalam daerah penerimaan uji chi-square.

Pada kebanyakan proses penghitungan analisis harmonik yang telah dilakukan, tahap

kedua hanya cukup dilakukan sebanyak satu kali. Tahap kedua perlu dilakukan berulang kali

ketika terjadi kesalahan dalam pemilihan komponen pasut laut yang dilibatkan di dalam

proses penghitungan, dimana komponen pasut laut dangkal ikut dilibatkan dalam proses

penghitungan analisis harmonik di perairan dalam, atau sebaliknya. Oleh karena itu,

diperlukan informasi mengenai kedalaman perairan dari titik yang sedang diamati walaupun

informasi tersebut hanya bersifat kualitatif. Informasi tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1.

(9)

39 3.4.1 Penerapan Uji Statistik Chi-square

Setelah dilakukan perataan parameter untuk memperoleh nilai amplitudo dan fase dari komponen-komponen pasut laut yang terlibat, dilakukan uji statistik chi-square untuk mengetahui apakah perataan yang telah dilakukan adalah benar atau salah secara statistik.

Seperti yang telah tertera pada BAB 2 tugas akhir ini, uji chi-square dapat digunakan untuk mendeteksi kesalahan pada pemakaian parameter yang dilibatkan, model pembobotan, dan untuk mendeteksi adanya blunder pada data pengamatan.

Tabel 3.2 berikut ini adalah tabel hasil percobaan yang telah dilakukan untuk melihat kesalahan pada model pembobotan yang terdeteksi oleh uji chi-square. Data yang digunakan adalah data TOPEX/Poseidon pada pass 227, lintang -9.8069 0 , cycle 1-360. Jumlah parameter yang dilibatkan adalah 15 buah parameter. Percobaan yang dilakukan adalah dengan menggunakan bobot yang berbeda pada setiap data (tertera pada Bagian 3.3) dan dengan menggunakan bobot yang sama bagi semua data.

Tabel 3.2 Hasil percobaan uji chi-square terhadap model pembobotan

Percobaan  Jumlah Parameter  Batas Atas  Batas Bawah  Hasil Uji Chi‐square  Lulus 

Bobot berbeda  15  319.577677 228.2089266 236.0230225  Ya 

Bobot sama  15  319.577677 228.2089266 24.0954757  Tidak 

Dari tabel 3.2, dapat diketahui bahwa hasil uji chi-square masuk pada daerah penerimaan ketika dimasukan model pembobotan. Ketika bobot untuk semua data dianggap sama, hasil uji chi-square tidak masuk ke dalam daerah penerimaan uji statistik. Karena model pembobotan yang diterapkan pada semua penghitungan analisis harmonik di semua titik pengamatan dalam tugas akhir ini adalah sama (seperti yang tertera pada Bagian 3.3), maka uji chi-square yang diterapkan hanya dimanfaatkan untuk mendeteksi kesalahan pada pemakaian parameter yang dilibatkan.

Tabel 3.3 adalah tabel hasil percobaan yang telah dilakukan untuk melihat kesalahan

pada pemilihan komponen pasut laut yang terlibat sebagai parameter yang terdeteksi oleh uji

chi-square. Data yang digunakan sama dengan data pada percobaan sebelumnya.

(10)

40 Tabel 3.3 Hasil percobaan uji chi-square terhadap jumlah parameter yang digunakan

Percobaan Jumlah Parameter Batas Atas Batas Bawah Hasil Uji Chi-square Lulus Percobaan 1 21 306.5571932 217.2293174 118.1075222 Tidak

Percobaan 2 15 319.577677 228.2089266 236.0230225 Ya

Percobaan 3 9 332.5758565 239.2108321 9423.878897 Tidak

Pada tabel 3.3, percobaan 1 nilai uji chi-squarenya lebih kecil dari batas bawah daerah penerimaan. Hal ini dikarenakan jumlah parameter yang dilibatkan di dalam perataan tersebut terlalu banyak, yaitu berjumlah 21 buah parameter. Pada percobaan 3, nilai uji chi- square yang diperoleh jauh melampaui batas atas daerah yang diterima karena jumlah parameter yang terlibat dalam percobaan 3 terlalu sedikit, yaitu 9 buah parameter. Jumlah parameter yang paling tepat digunakan di dalam percobaan ini ada pada percobaan 2, yaitu dengan 15 buah parameter. Pada percobaan 2, nilai uji chi-square dari hasil perataan berada di dalam daerah penerimaan.

Dengan demikian, uji statistik chi-square dapat digunakan untuk melihat apakah pelibatan parameter-parameter di dalam pengolahan data sudah tepat atau belum. Ketika hasil uji chi-square menunjukan indikasi adanya kelebihan penggunaan parameter di dalam proses analisis harmonik, maka eliminasi parameter dapat dilakukan dari parameter-parameter yang mempunyai amplitudo terkecil atau dengan menggunakan batasan nilai tertentu (dalam studi ini adalah 1.65 cm) dimana parameter-parameter yang mempunyai besar amplitudo di bawah batasan nilai tersebut dihilangkan dari proses perataan. Dengan demikian, proses analisis harmonik dapat dilakukan dengan melibatkan semua parameter yang tersedia, kemudian mengeliminasi parameter-parameter yang mempunyai amplitudo lemah. Dari proses eliminasi parameter-parameter tersebut tersisa parameter-parameter yang mempunyai kontribusi signifikan dalam proses analisis harmonik. Proses analisis harmonik dilakukan ulang dengan menggunakan parameter-parameter tersebut hingga akhirnya diperoleh nilai akhir dari proses analisis harmonik.

Tabel 3.4, 3.5, 3.6, 3.7, 3.8, 3.9 dan 3.10 menunjukan hasil pemilihan komponen-

komponen pasut laut pada tujuh buah titik objek studi tugas akhir ini. Pada tabel-tabel

tersebut hanya dipaparkan jumlah komponen yang masuk uji chi-square, sedangkan nama

komponen-komponennya sendiri akan dipaparkan pada bagian 3.5 selanjutnya.

(11)

41 Tabel 3.4 Hasil uji chi-square untuk menentukan jumlah parameter yang digunakan pada Titik 1 (P. Bangka)

Jumlah  Komponen 

Pass 229  Pass 64 

Batas 

atas  Batas bawah chi  square 

Batas 

atas  Batas bawah  chi  square  38  260.7854  179.0007  47.6999  278.2619  193.5244  48.0311  15  308.7289  219.0576  280.1114  326.0795  233.7072  306.0413 

Tabel 3.5 Hasil uji chi-square untuk menentukan jumlah parameter yang digunakan pada Titik 2 (L. Jawa) Jumlah 

Komponen 

Pass 51  Pass 64 

Batas 

atas  Batas bawah chi  square 

Batas 

atas  Batas bawah  chi  square  38  281.5330  196.2533  25.2276  278.2619  193.5244  27.0800  13  335.8221  241.9646  249.6359  332.5759  239.2108  284.5549 

Tabel 3.6 Hasil uji chi-square untuk menentukan jumlah parameter yang digunakan pada Titik 3 (S. Hindia) Jumlah 

Komponen 

Pass 77  Pass 1464 

Batas 

atas  Batas bawah chi  square 

Batas 

atas  Batas bawah  chi  square  21  267.3453  184.4409  20.6340  276.0802  191.7061  27.5267  12  323.9128  231.8738  276.2563  332.5759  239.2108  300.4143 

Tabel 3.7 Hasil uji chi-square untuk menentukan jumlah parameter yang digunakan pada Titik 4 (L. Banda) Jumlah 

Komponen 

Pass 75  Pass 88 

Batas 

atas  Batas bawah chi  square 

Batas 

atas  Batas bawah  chi  square  21  272.8061  188.9801  35.3398  276.0802  191.7061  32.3189  15  322.8293  230.9574  244.5144  326.0795  233.7072  233.9791 

Tabel 3.8 Hasil uji chi-square untuk menentukan jumlah parameter yang digunakan pada Titik 5 (Selatan Papua) Jumlah 

Komponen 

Pass 227  Pass 164 

Batas 

atas  Batas bawah chi  square 

Batas 

atas  Batas bawah  chi  square  21  269.5302  186.2560  32.5963  282.6230  197.1633  40.8084  14  321.7455  230.0411  273.3640  334.7402  241.0466  330.5319 

Tabel 3.9 Hasil uji chi-square untuk menentukan jumlah parameter yang digunakan pada Titik 6 (Barat Papua) Jumlah 

Komponen 

Pass 49  Pass 62 

Batas 

atas  Batas bawah chi  square 

Batas 

atas  Batas bawah  chi 

square 

38  247.6421  168.1439  103.7052  265.1595  182.6267  117.3174 

25  276.0802  191.7061  242.0023  293.5128  206.2736  271.6084 

(12)

42 Tabel 3.10 Hasil uji chi-square untuk menentukan jumlah parameter yang digunakan pada Titik 7 (Utara P.

Sulawesi) Jumlah 

Komponen 

Pass 101  Pass 64 

Batas 

atas  Batas bawah chi  square 

Batas 

atas  Batas bawah  chi  square  21  271.7143  188.0719  38.5825  272.8061  188.9801  40.6837  15  321.7455  230.0411  274.3068  322.8293  230.9574  285.8486 

3.5 Hasil Analisis Harmonik Metode Kuadrat Terkecil

Setelah langkah-langkah penghitungan yang telah dijelaskan sebelumnya selesai dilakukan, berikut ini tabel 3.11, 3.12, 3.13, 3.14, 3.15, 3.16 dan 3.17 merupakan tabel hasil pengolahan analisis harmonik dengan menggunakan metode kuadrat terkecil pada tujuh buah titik objek studi. Amplitudo dan standar deviasi pada tabel-tabel tersebut ditulis dalam besaran meter (m), sedangkan fase ditulis dalam besaran derajat ( o ).

Tabel 3.11 Konstanta pasut hasil analisis harmonik metode kuadrat terkecil pada Titik 1 (P. Bangka)

Pass :  229 (ascending)  64 (descending) 

Komponen  Amplitudo  Fase  std_Ampli std_Fase Amplitudo Fase  std_Ampli  std_Fase

 Sa  0.116  2.038  0.010  4.895  0.107  7.653  0.009  4.835 

 Ssa  0.029  26.781  0.010  19.111  0.073  248.364  0.009  6.999   Mf  0.076  137.639  0.067  51.508  0.062  152.783  0.062  58.085 

 QI  0.055  295.281  0.010  10.137  0.064  296.372  0.009  8.075   O1  0.353  304.189  0.010  1.551  0.362  304.575  0.009  1.437   NO1  0.028  295.382  0.010  19.345  0.031  301.798  0.009  17.250 

 P1  0.164  9.744  0.010  3.426  0.174  12.114  0.009  2.987 

 S1  0.019  123.929  0.010  31.438  0.019  82.436  0.009  27.426   K1  0.541  47.669  0.010  1.042  0.544  46.919  0.009  0.957 

 J1  0.024  66.985  0.010  22.904  0.014  109.125  0.009  36.454 

 N2  0.021  74.400  0.010  28.324  0.020  65.916  0.009  26.293 

 NU2  0.010  314.616  0.010  57.381  0.016  250.882  0.009  32.863 

 M2  0.015  346.163  0.010  36.270  0.016  341.386  0.009  31.299 

 S2  0.037  132.552  0.010  15.084  0.037  119.244  0.009  14.445 

 MP1  0.005  303.089  0.010  115.549  0.019  323.113  0.010  29.492 

 2SM2  0.073  298.464  0.067  54.146  0.060  56.385  0.062  59.132 

 M6  0.008  299.346  0.010  72.466  0.016  239.060  0.009  32.376 

 2MS6  0.016  285.581  0.010  36.701  0.018  200.361  0.009  30.150 

(13)

43 Tabel 3.12 Konstanta pasut hasil analisis harmonik metode kuadrat terkecil pada Titik 2 (L. Jawa)

Pass :  51 (ascending)  64 (descending) 

Komponen  Amplitudo  Fase  std_Ampli  std_Fase  Amplitudo Fase  std_Ampli  std_Fase  Sa  0.030  159.865  0.006  12.402  0.040  171.150  0.007  10.056   Ssa  0.033  181.569  0.006  11.146  0.038  205.592  0.007  10.573   Mm  0.020  269.309  0.006  18.551  0.019  296.306  0.007  21.749   Mf  0.074  204.167  0.044  34.325  0.029  203.105  0.048  95.996   O1  0.048  243.237  0.006  7.642  0.048  223.238  0.007  8.388   P1  0.044  243.392  0.007  8.256  0.028  218.654  0.007  14.593   S1  0.017  21.486  0.007  21.238  0.023  17.363  0.007  17.095 

 K1  0.088  1.348  0.006  4.195  0.121  358.780  0.007  3.384 

 N2  0.038  34.559  0.006  9.830  0.043  41.165  0.007  9.299 

 M2  0.108  350.114  0.006  3.420  0.119  349.038  0.007  3.411   S2  0.075  317.818  0.006  5.084  0.066  320.630  0.007  6.342   K2  0.027  59.265  0.006  13.564  0.024  60.129  0.007  16.615   2SM2  0.073  201.740  0.044  34.841  0.025  230.632  0.049  110.573 

Tabel 3.13 Konstanta pasut hasil analisis harmonik metode kuadrat terkecil pada Titik 3 (Samudera Hindia)

Pass :  77 (ascending)  14 (descending) 

Komponen  Amplitudo  Fase  std_Ampli std_fase Amplitudo Fase  std_Ampli  std_fase  Sa  0.077  236.409  0.006  4.017  0.080  242.454  0.007  4.375   Ssa  0.039  299.886  0.006  8.341  0.006  336.849  0.007  26.116 

 QI  0.015  161.411  0.006  9.085  0.025  113.962  0.007  14.279   O1  0.077  117.042  0.006  4.198  0.072  124.580  0.007  4.530   P1  0.046  134.467  0.006  5.568  0.041  141.877  0.007  5.724   S1  0.019  124.157  0.006  16.765  0.008  252.349  0.007  45.482   K1  0.129  176.058  0.006  0.211  0.128  175.678  0.007  0.502   N2  0.055  217.657  0.006  4.066  0.066  213.242  0.007  3.230   NU2  0.008  64.819  0.006  44.194  0.016  339.160  0.007  9.125   M2  0.273  313.353  0.006  0.992  0.276  314.685  0.007  1.024 

 S2  0.101  7.396  0.007  0.904  0.093  14.841  0.007  1.260 

 K2  0.027  143.218  0.006  8.282  0.024  149.062  0.007  8.523 

(14)

44 Tabel 3.14 Konstanta pasut hasil analisis harmonik metode kuadrat terkecil pada Titik 4 (L. Banda)

Pass :  75 (ascending)  88 (descending) 

Komponen  Amplitudo  Fase  std_Ampli std_Fase Amplitudo Fase  std_Ampli  std_Fase  Sa  0.080  52.190  0.008  5.601  0.072  52.318  0.007  5.964   Ssa  0.037  139.282  0.008  11.782  0.025  82.587  0.007  17.368   Mf  0.009  32.834  0.008  51.220  0.008  356.600  0.007  55.202   QI  0.035  212.481  0.008  12.860  0.041  49.486  0.008  10.359   O1  0.149  98.961  0.008  2.983  0.161  247.660  0.007  2.676   P1  0.088  95.226  0.008  5.095  0.082  134.450  0.007  5.311   S1  0.030  177.842  0.008  14.567  0.011  219.485  0.008  37.073   K1  0.250  275.508  0.008  1.782  0.259  225.694  0.008  1.648 

 J1  0.017  165.681  0.008  26.620  0.013  72.918  0.008  33.166   N2  0.123  301.422  0.008  3.664  0.124  235.837  0.007  3.488   NU2  0.033  332.568  0.008  14.037  0.030  350.978  0.007  14.465 

 M2  0.598  152.733  0.008  0.745  0.601  254.519  0.008  0.718   L2  0.019  170.023  0.008  22.927  0.020  84.126  0.008  21.092   S2  0.188  199.736  0.008  2.386  0.189  197.896  0.008  2.264   K2  0.045  245.615  0.008  10.105  0.051  300.432  0.007  8.508 

Tabel 3.15 Konstanta pasut hasil analisis harmonik metode kuadrat terkecil pada Titik 5 (L.Selatan Papua)

Pass :  227 (ascending)  164 (descending) 

Komponen  Amplitudo  Fase  std_Ampli std_Fase Amplitudo Fase  std_Ampli  std_Fase  Sa  0.093  26.872  0.008  4.751  0.092  36.948  0.008  4.973   Ssa  0.029  11.097  0.008  15.503  0.013  9.678  0.008  34.504 

 QI  0.056  219.721  0.008  8.041  0.043  73.585  0.008  10.680 

 O1  0.209  205.581  0.008  2.155  0.223  294.773  0.008  2.008 

 P1  0.088  44.382  0.008  5.063  0.076  184.382  0.008  6.113 

 S1  0.020  261.616  0.008  23.725  0.016  270.548  0.008  28.087 

 K1  0.233  55.642  0.008  1.954  0.227  271.966  0.008  2.018 

 2N2  0.021  155.300  0.008  20.983  0.012  107.099  0.008  40.215 

 MU2  0.022  168.800  0.008  20.217  0.013  35.611  0.008  35.823 

 N2  0.101  135.427  0.008  4.414  0.102  298.565  0.008  4.498 

 M2  0.432  5.023  0.008  1.052  0.434  310.535  0.008  1.053 

 L2  0.017  53.590  0.008  26.887  0.009  158.293  0.008  49.415 

 S2  0.138  254.765  0.008  3.228  0.136  257.283  0.008  3.451 

 K2  0.043  173.990  0.008  10.525  0.035  354.085  0.008  13.133 

(15)

45 Tabel 3.16 Konstanta pasut hasil analisis harmonik metode kuadrat terkecil pada Titik 6 (Teluk di Barat Papua)

Pass :  49 (ascending)  62 (descending) 

Komponen  Amplitudo  Fase  std_Ampli std_Fase Amplitudo Fase  std_Ampli  std_Fase  Sa  0.176  31.520  0.016  5.281  0.178  31.047  0.015  4.896   Ssa  0.100  118.180  0.016  9.164  0.090  257.045  0.015  9.463   Mm  0.014  2.757  0.016  64.076  0.017  119.536  0.015  48.106 

 QI  0.136  107.376  0.017  6.660  0.160  279.793  0.015  5.393   O1  0.700  325.953  0.016  1.322  0.016  177.528  0.015  1.238   NO1  0.050  327.398  0.016  18.483  0.060  169.864  0.015  14.007 

 P1  0.315  240.226  0.016  2.897  0.308  193.481  0.015  2.819   S1  0.081  288.180  0.016  11.363  0.095  289.635  0.015  9.291   K1  0.941  323.487  0.016  0.978  0.931  10.464  0.015  0.916   J1  0.051  185.214  0.016  18.183  0.038  258.568  0.015  22.896   OO1  0.024  316.865  0.017  37.204  0.028  66.835  0.016  29.304   MU2  0.011  182.217  0.016  79.721  0.020  22.118  0.015  41.840   N2  0.055  121.694  0.016  17.146  0.066  205.635  0.015  13.292   M2  0.201  135.648  0.020  5.626  0.188  40.526  0.019  5.714 

 T2  0.010  96.765  0.017  88.953  0.020  63.354  0.015  44.768 

 S2  0.062  54.556  0.015  15.123  0.061  66.022  0.015  14.702 

 K2  0.018  134.854  0.016  50.818  0.022  183.705  0.015  39.015 

 SO1  0.004  114.702  0.019  313.459  0.019  285.395  0.019  56.115 

 MNS2  0.009  140.429  0.016  101.588  0.023  344.866  0.015  36.110 

 2MS2  0.016  354.902  0.016  55.887  0.017  25.846  0.015  51.387 

 MSN2  0.011  107.489  0.017  89.900  0.029  176.476  0.016  32.125 

 MN4  0.002  233.087  0.016  525.448  0.018  20.634  0.015  48.470 

 MK4  0.024  64.877  0.017  41.365  0.016  152.792  0.016  57.675 

 S4  0.019  10.257  0.015  52.145  0.040  189.994  0.014  23.684 

 2MS6  0.024  61.746  0.016  38.119  0.017  212.447  0.015  50.656 

(16)

Tabel 3.

Pass :  Komponen 

 Sa   Ssa 

 QI   O1   P1   K1   2N2   MU2 

 N2   NU2 

 M2   L2   T2   S2   K2 

G yang ber ascending diagram merupaka

17 Konstanta p

Amplitudo 0.030  0.034  0.023  0.120  0.043  0.140  0.017  0.028  0.094  0.017  0.599  0.022  0.016  0.367  0.080 

Gambar 3.7, risi perbandi

g dan pass tersebut ber an besar amp

Ga 0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600 0.700 0.800 0.900 1.000

Sa

pasut hasil ana 101 (asce   Fase 

10.179  300.262  290.601  9.545  148.247  102.373  67.518  14.927  91.304  57.491  150.579 

42.318  10.859  326.318  104.900 

3.8, 3.9, 3.1 ingan antara descending risi nama ko

plitudo (dala

ambar 3.7 Amp

Ssa Mf QI

alisis harmonik ending) 

std_Ampli 0.008  0.008  0.008  0.008  0.008  0.008  0.008  0.009  0.008  0.008  0.008  0.008  0.009  0.009  0.008 

0, 3.11, 3.12 a amplitudo g di setiap omponen-kom

am meter) da

plitudo kompon

O1 NO1 P1 S1

k metode kuadr

std_Fase Am 15.411  14.550  21.671  3.951  11.096 

3.484  28.670  16.898  5.400  28.637 

0.802  22.058  30.341  1.278  5.969 

2 dan 3.13 b komponen- titik pengam mponen pas ari kompone

nen pasut pad

S1 K1 J1 N2

rat terkecil pad

mplitudo 0.032  3 0.013  12 0.024  33 0.111  19 0.053  8 0.148  17 0.013  17 0.017  19 0.099  3 0.034  12 0.612  4 0.027  24 0.022  30 0.366  32 0.090  6

berikut ini m -komponen p

matan. Sum ut laut, seda en-komponen

da Titik 1 (P.Ba

N2 NU2 M2 S2

da Titik 7 (Utar 12 (descendin Fase  std_

30.420  0.

20.802  0.

38.816  0.

93.120  0.

86.430  0.

74.368  0.

78.026  0.

97.799  0.

38.616  0.

22.874  0.

45.710  0.

42.982  0.

06.336  0.

27.083  0.

62.032  0.

merupakan di pasut laut d mbu absis p

angkan sumb n pasut laut

angka)

MP 1 2SM2 M6

Ascendin Descend

4 ra Sulawesi) ng) 

_Ampli  std_

.009  15.

.008  35.

.008  20.

.008  4.3 .009  9.0 .009  3.2 .009  37.

.008  29.

.009  5.0 .008  14.

.008  0.7 .008  18.

.009  22.

.008  1.3 .008  5.3

agram tabun dari data pas ada diagram bu ordinatny

tersebut.

2MS6

ng ing

46 _Fase

065  927  625  389  070  261  262  384  074 

478  796 

213  833  327  335 

ng ss m-

ya

(17)

G

Gamb

Ga 0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600 0.700 0.800 0.900 1.000

0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600 0.700 0.800 0.900 1.000

Sa

0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600 0.700 0.800 0.900 1.000

Sa

Gambar 3.8 Am

ar 3.9 Amplitu

ambar 3.10 Am Ssa QI

Ssa Mf Q

mplitudo kompo

udo komponen p

mplitudo kompo O1 P1

QI O1 P1

onen pasut pad

pasut pada Ti

onen pasut pad S1 K1

S1 K1 J1

da Titik 2 (L. J

itik 3 (Samuder

da Titik 4 (L. B N2 NU2

N2 NU2 M Jawa)

ra Hindia)

Banda) Ascendin Descend

M2 S2 Ascendin Descend

M2 L2 S2 Ascendin Descend

4 ng

ing

K2 ng

ing

K2 ng

ing

47

(18)

Gamb

Gambar

Gamba 0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600 0.700 0.800 0.900 1.000

Sa

0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600 0.700 0.800 0.900 1.000

Sa Ss a

0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600 0.700 0.800 0.900 1.000

Sa

bar 3.11 Ampli

3.12 Amplitud

ar 3.13 Amplitu Ssa QI O

Ss a Mm QI O1 NO1

Ssa QI O

itudo kompone

do komponen p

udo komponen O1 P1 S1

P1 S1 K1 J1 OO 1

1 P1 K1 2

en pasut pada

asut pada Titi

pasut pada Ti K1 2N2

M

OO 1 MU2 N2 M2 T2

2N2 MU2

N2

Titik 5 (Selata

ik 6 (Teluk di B

itik 7 (Utara P MU2

N2 M2

T2 S2 K2 SO 1 MN S2

NU2 M2 L

n Papua)

Barat Papua)

P. Sulawesi) 2 L2 S2

Ascendin Descend

2MS2 MS N2 MN 4 MK4 S4

Ascendin Descend

2 T2 S2 Ascendin Descend

4 K2

ng ing

S4 2MS6

ng ing

K2 ng

ing

48

(19)

P setiap titi pada dia sumbu o tersebut.

erbandingan ik dapat dilih agram-diagra ordinatnya m

0 90 180 270 360

Sa Ss

0 90 180 270 360

Sa

n fase yang d hat pada gam am tersebut merupakan f

Gambar 3.14 F

Gambar 3.15 sa Mf QI O

Ssa Mm

diperoleh da mbar 3.14, 3 berisi nam fase (dalam

Fase komponen

Fase kompone 1 NO1 P1 S1

Mf O1 P

ari data pass 3.15, 3.16, 3.

ma kompone m derajat) d

n pasut pada T

en pasut pada 1 K1 J1 N2

1 S1 K1

ascending d .17, 3.18, 3.

en-kompone ari kompon

Titik 1 (P.Bang

a Titik 2 (L. Jaw 2 NU2 M2 S2

N2 M2

dan pass des 19 dan 3.20.

n pasut lau nen-kompone

gka)

wa)

MP12SM2M6 ascend descen

S2 K2 2 ascending descending

4 scending pad . Sumbu abs ut, sedangka

en pasut lau

62MS6

ing ding

2SM2 g

49

da

sis

an

ut

(20)

Gam

Ga 0

90 180 270 360

Sa

0 90 180 270 360

Sa S

0 90 180 270 360

Sa

mbar 3.16 Fase

Gambar 3.17 F

ambar 3.18 Fa Ssa QI

Ssa Mf QI

Ssa QI O

e komponen pa

Fase kompone

se komponen p O1 P1

O1 P1 S

1 P1 S1

asut pada Titik

en pasut pada

pasut pada Tit S1 K1

S1 K1 J1

K1 2N2 M

k 3 (Samudera

Titik 4 (L. Ban

tik 5 (Selatan P N2 NU2

N2 NU2 M

MU2 N2 M2 Hindia)

nda)

Papua)

M2 S2

ascend descen

M2 L2 S2 ascending descending

2 L2 S2 ascending descending

5

K2 ding nding

K2 g

K2 g

50

(21)

Gamb

Gam 0

90 180 270 360

Sa Ssa

0 90 180 270 360

Sa

bar 3.19 Fase k

mbar 3.20 Fase

Mm QI O1 NO1 P1

Ssa Mm QI

komponen pasu

e komponen pa

P1 S1 K1 J1 OO 1

O1 NO1

ut pada Titik 6

asut pada Titik

OO 1 MU 2 N2 M2 T2

P1 S1 K1

6 (Teluk di Bar

k 7 (Utara P. Su

S2 K2 SO1 MN S2

J1 OO1 M ascending descending

rat Papua)

ulawesi)

2MS2 MS N2 MN 4 MK 4 S4

ascending descending

MU2 N2 M2 g

5

S4 2MS6

g

T2

51

Gambar

Gambar 3.4 Contoh hasil moving average pada data SLA
Tabel 3.5 Hasil uji chi-square untuk menentukan jumlah parameter yang digunakan pada Titik 2 (L
Tabel 3.11 Konstanta pasut hasil analisis harmonik metode kuadrat terkecil pada Titik 1 (P
Tabel 3.13 Konstanta pasut hasil analisis harmonik metode kuadrat terkecil pada Titik 3 (Samudera Hindia)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Jangka sorong dipakai untuk mengukur suatu benda dengan panjang yang kurang dari 1mm. Skala terkecil atau tingkat ketelitian pengukurannya sampai dengan 0,01 cm atau 0,1 mm.

Haleluyah, Oh Amin. Atau panas sekali hari ini, celaka. Bukankah sering kali pemimpin doa di gereja kita mengeluh, apa pokok doa hari ini? Sering pokok doanya yang itu

(Summative Assessment) Matlamat pentaksiran sumatif atau peperiksaan berkepentingan tinggi adalah untuk mengukur kualiti prestasi, tahap pencapaian, atau tahap kecekapan

Setelah Presiden Hosni Mubarak jatuh, militer Mesir menghadapi tantangan serius bagaimana mereka menstranformasikan diri menjadi organisasi militer yang profesional dan

Efektif tanggal 1 Januari 2012 PPSAK No. 44 "Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat" dalam Paragraf 47 – 48 dan 56 – 61” Pencabutan standar ini mengubah penyajian

Batang tanaman cabai rawit memiliki struktur tidak berkayu pada saat masih muda, tetapi pada saat tua pada bagian batang yang dekat dengan tanah akan mempunyai

Analisis data bivariat adalah analisa yang dilakukan lebih dari dua variabel (Notoadmodjo, 2005).Analisa ini digunakan untuk menguji pengaruh terapi akupresur dalam

Tabel 4 menunjukkan hasil perhitungan konsentrasi timbal (Pb) dalam udara yang aman diinhalasi terhadap risiko karsinogen dan non kar- sinogen untuk frekuensi pajanan 240