n . TINJAUAN PUSTAKA
1. PERAMALAN
Peramalan atau forecasting adaiah suatu proses perkiraan nilai yang akan datang dengan menggunakan data masa lalu. Peramalan itu sendiri terdiri dari beberapa macam model. Pemilihan terhadap suatu model peramalan dilakukan berdasarkan karakteristik data masa lalu yang ada, dimana data tersebut harus di-plot untuk dapat diketahui karakteristiknya. Setelah diketahui karakteristiknya, maka dapat dipilih model yang tepat untuk data tersebut. Empat tipe pola dasar peramalan dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Stationer, data cenderung tidak menunjukkan peningkatan atau penurunan selama selang waktu tertentu (konstan).
2. Seasonal, data dipengaruhi oleh faktor seasonal seperti mingguan, bulanan, tahunan dsb.
3. Trend, data menunjukkan kenaikan atau penurunan selama selang waktu tertentu.
4. Cyclical, data dipengaruhi fluktuasi ekonomi dan bisnis.
Suatu cara yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan peramalan adalah menurut range peramalan, yaitu :
1. Short-range forecasting
Peramalan ini lebih akurat daripada jenis peramalan lain imedium atau
long-range forecasling). Periode peramalan untuk short-range forecasting
adalah dari satuan jam sampai satu tahun. Metode yang termasuk range ini antara lain exponential smoothing method.
2. Medium-range forecasting
Periode waktu untuk peramalan medium-range forecasting ini adalah antara 1 sampai dengan 5 tahun. Metode yang termasuk dalam range ini antara lain metode regresi linier.
3. Long-range forecasting
Periode waktu untuk peramalan long-range forecasting im' adalah 5 tahun ke atas. Metode yang termasuk dalam long-range forecasting antara lain metode Box-Jenkins.
1.1. Perhirungan Error
Perhitungan error perlu dilakukan agar dapat diketahui sejauh mana keakuratan hasil peramalan yang telah didapat. Metode yang dipakai untuk perhitungan error adalah MAD (Mean Ahsolute Deviation), yaitu absolut dari error (pengurangan nilai aktual dengan nilai peramalan).
m
X M
MAD = ^ m
Dimana : MAD = Mean Absolute Deviation
I et I = nilai absolut dari hasil peramalan
m =jumlahdata
2. PERENCANAAN PRODUKSI
Perencanaan produksi merupakan perencanaan produksi jangka menengah yang secara sistematis menentukan pilihan terbaik dari serangkaian alternatif fasilitas produksi untuk memenuhi total permintaan produk dengan total biaya produksi yang paling rendah dan juga untuk memanfaatkan secara optimal
semua sumber daya yang tersedia termasuk orang, mesin, energi dan lain-lain.
2.1. Tuj uan Perencanaan Produksi
Menyesuaikan peramalan permintaan yang digunakan sebagai target produksi dengan kapasitas fasilitas yang dimiliki secara optimal sehingga meminimumkan total biaya produksi yang dikeluarkan.
Perencanaan produksi ini akan menghasilkan Master Production Schedule (MPS) atau disebut juga Jadual Induk Produksi untuk produk akhir. Master Production Schedule ini berisi jadwal kapan produk akhir tersebut harus selesai diproduksi. Hasil dari MPS ini kemudian dibuat perencanan kebutuhan material (Material Requirements Planning).
2.2. Model Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi dilakukan dengan menggunakan model Linear
Programming. Pada perencanaan produksi ini terdapat beberapa komponen
biaya yang harus diperhatikan, yaitu biaya produksi, biaya tenaga kerja
reguler dan overtime dan biaya persediaan. komponen biaya dirancang
menjadi fungsi biaya yang berguna untuk menghitimg waktu jam kerja reguler dan overtime. Tujuan dari perencanaan ini adalah untuk meminimumkan total biaya produksi yang meliputi biaya jam kerja reguler, biaya jam kerja lembur serta biaya persediaan. Adapun model persamaan linier dengan asumsi backorder tidak diijinkan adalah sebagai berikut:
Fungsi Tujuan:
m T
MinimizeZ=J JCRi.Rij + COi.Oij + Si.Iij
i=l 7=1
Fungsi Kendala:
KRi.Rij + KOi.Oij + Iij-i + Iij >Dij i = 1 s/d m; j = 1 s/d T
m T
TZwzBt
m T
YLOH<LJ
;=1 j - \
Ry,Oy,Iy>0
Notasi yang digunakan :
CRi : Biaya produksi per jam padajam kerja reguler untuk produk i
Rij : Jumlah jam kerja reguler yang harus dilakukan untuk memproduksi produk i pada periode j
COi ; Biaya produksi per jam pada jam kerja overiime untuk produk i Oij : Jumlah jam kerja overtime yang harus dilakukan untuk
memproduksi produk i pada periode j
Si : Biaya simpan per unit produk i
10
Iij : Jumlah persediaan produk i pada periode j
KRi : Kapasitas produksi dalam jam kerja reguler untuk produk i KOi : Kapasitas produksi dalam jam kerja overtime untuk produk i Dij : Permintaan (ha.si\forecast) produk i untuk periode j
Bj : Jumlah jam kerja reguler pada periode j Lj : Jumlahjam kerja overtime pada periode j m : Jumlah produk yang diamati
T : Jumlah periode dalam horison perencanaan (planning horizon)
3. MA TERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP)
3.1 Pengertian dan Tujuan MRP
Material Requirements Planning (MRP) atau Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dapat didefmisikan sebagai suatu set prosedur yang logis, aturan-aturan keputusan dan teknik-teknik pencatatan yang berfungsi karena adanya komputer, yang dirancang untuk menterjemahkan suatu "Jadual Produksi" atau Master Production Schedule menjadi kebutuhan bersih.
Perencanaan ini mencakup kebutuhan atas semua komponen.
Tujuan umum dari MRP adalah merancang suatu sistem yang mampu
menghasilkan informasi untuk melakukan aksi yang tepat (pembatalan
pesanan, pesan ulang, penjadualan ulang). Aksi ini sekaligus merupakan
pegangan untuk melakukan pembelian dan atau produksi.
3.2 Input dari Sistem MRP
Ada empat inpul untuk sistem MRP, yaitu : 1. Jadual Induk Produksi (Master Production Schedule)
Jadual Induk Produksi didasarkan pada peramalan permintaan tidak bergantung (independent demand) dari setiap produk akhir yang akan dibuat. Hasil peramalan dipakai untuk membuat rencana produksi yang pada akhirnya dibuat rencana detail untuk menentukan jumlah produksi yang dibutuhkan untuk setiap produk akhir beserta periode waktunya untuk suatu jangka waktu perencanaan. Hal pertama yang penting dalam perencanan Jadual Induk Produksi adalah menentukan panjangnya horison perencanaan (Planning Horizon), yaitu lama periode yang dipertimbangkan dalam membuat rencana produksi. Untuk perencanaan produksi jangka menengah biasanya mempunyai horison waktu 2 sampai
18bulan(Steve/wo«, 1990) 2. Catatan data keadaan persediaan
Catatan data persediaan menggambarkan status semua item yang ada
dalam persediaan. Setiap item persediaan harus didefmisikan untuk
menjaga kekeliruan perencanaan. Pencatatan-pencatatan itu harus dijaga
agar "up to dale", dengan selalu melakukan pencatatan tentang lead time,
ukuran lot yang digunakan, persediaan cadangan dan catatan penting
lainnya dari semua item.
12
3. Struktur Produk
Berisi informasi tentang hubungan antara komponen-komponen dalam suatu perakitan. Informasi ini sangat penting dalam penentuan kebutuhan kotor dan kebutuhan bersih. Selain itu struktur produk memberikan informasi tentang semua item, yaitu jumlah yang dibutuhkan dan jumlah produk akhir yang harus dibuat.
Level
D 1 A 1
(2)
X
(1)
1
1
(i)
I
2) I 1 (!)
(!)
H (I)
I
I l (2)
(1)
1 H
Y
0
1
c
1 1
G