• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS SECARA ON-LINE MELALUI SISMINBAKUM SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS SECARA ON-LINE MELALUI SISMINBAKUM SKRIPSI"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS SECARA ON-LINE MELALUI

SISMINBAKUM

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh

EMMY BUTAR BUTAR 050200170

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2009

(2)

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS SECARA ON-LINE MELALUI

SISMINBAKUM

Oleh

EMMY BUTAR BUTAR 050200170

Diketahui dan Disahkan oleh Ketua Departemen Hukum Ekonomi

(Prof. Dr. Bismar Nasution, SH. M.H) NIP : 131570455

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Prof.Dr.Bismar Nasution,SH.M.H) (Dr.T.Keizerina Devi ,SH.CN.M.Hum) NIP : 131570455 NIP : 132300075

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009

(3)

ABSTRAK

Prof. Dr. Bismar Nasution, SH. M.H * Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH. CN. M.Hum **

Emmy Butar Butar ***

Perseroan Terbatas (PT) merupakan salah satu bentuk badan hukum yang terdapat di Indonesia. Suatu perseroan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Untuk memperoleh pengesahan badan hukum notaris sebagai kuasa mengajukan permohonan pengesahan pendirian PT melalui jasa teknologi informasi Sistim Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum) secara elekronik kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan mengisi Format Isian model I. Layanan pengesahan badan hukum secara online melalui Sisminbakum merupakan isu baru di dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, tetapi dalam kenyataannya Sisminbakum sudah mulai berlaku sejak tahun 2001, sementara UUPT No1 Tahun 1995 tidak ada mengatur proses pengesahan akta pendirian PT apakah dilakukan secara manual atau elektronik.

Permasalahan dalam skripsi ini adalah mengenai prosedur pendirian PT berdasarkan UUPT No 40 tahun 2007, dasar hukum berlakunya pengesahan akta pendirian PT secara online melalui Sisminbakum, prosedur pengesahan akta pendirian PT secara online dan kepastian hukum SK pengesahan badan hukum PT yang ditanda tangani secara elektronik.

Penulisan skripsi ini menggunakan metode hukum normatif yang bersifat deskriptif. Data sekunder dikumpulkan melalui penelitian kepustakaan (library research), selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode deduktif dan induktif.

Sisminbakum merupakan situs resmi yang merupakan sistim komputerisasi dalam pengesahan pendirian suatu badan hukum yang dimiliki Direktorat jenderal Administrasi Hukum Umum (Dirjen AHU). Sisminbakum diberlakukan berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. M-01.HT.01.01. Tahun 2000 tentang Pemberlakuan Sistim Administrasi Badan Hukum di Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan HAM RI.

Permohonan pengesahan akta pendirian perseroan diajukan oleh notaris melalui Sisminbakum dengan cara mengisi Formulir Isian Model I (FIAN I).

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam permohonan FIAN I melalui Sisminbakum ini yaitu: pengecekan nama selanjutnya mengisi Dokumen Pendukung Pra FIAN I (Prasyarat FIAN I) kemudian mengisi data-data pada proses Fian I kemudian pengkoreksian dan diakhiri pengiriman Dokumen Fisik.

Apabila dokumen fisik telah lengkap dan memenuhi persyaratan maka akan dilakukan penandatanganan Surat Keputusan secara elektronik oleh Menteri Hukum dan HAM dan kemudian dikirim ke notaris yang memohon. Surat Keputusan pengesahan PT ini mempunyai kekuatan hukum yang kuat.

* Dosen Pembimbing I

** Dosen Pembimbing II

*** Mahasiwa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala kasih karunia dan penyertaanNya yang dirasakan oleh penulis setiap waktu terkhusus dalam proses penulisan skripsi ini. Oleh karena kasihNyalah maka skipsi ini dapat dirampungkan.

Penulisan skripsi merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa pada umumnya dan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara pada khususnya guna melengkapi tugas-tugas dan syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum.

Adapun judul yang penulis bahas dalam skripsi ini adalah Tinjauan Yuridis terhadap Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas secara online melalui Sisminbakum. Penulis berharap agar ilmu yang diperoleh selama proses penulisan skripsi dapat bermanfaat dan menjadi bekal nantinya bagi penulis, dan bermanfaat bagi semua yang membacanya khususnya bagi para pihak yang berkecimpung dalam kegiatan pengesahan akta pendirian PT secara online melalui Sisminbakum.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan, baik itu disebabkan kekurangan literatur maupun kemampuan penulis sendiri.

Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun sehingga penulisan kedepan dapat lebih baik lagi.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada:

(5)

1. Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara Prof.Dr. Chairuddin Lubis

2. Bapak Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Prof.Dr. Runtung Sitepu, SH. M.Hum

3. Bapak Pembantu Dekan I Prof.Dr. Suhaidi, SH. M.H, Syafruddin Hasibuan, SH, M.Hum selaku Pembantu Dekan II, M. Husni, SH. M.Hum selaku Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak ketua Departemen Hukum Ekonomi, Prof. Dr. Bismar Nasution, SH.

MH, yang juga selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan waktunya membimbing saya dalam mengerjakan skripsi ini

5. Ibu Dr.T. Kezerina Devi, SH. CN. M.Hum selaku dosen pembimbing II yang sudah memberikan waktu membimbing, mengajari dan memberikan masukan serta motivasi sehingga penulisan skripsi ini boleh selesai tepat pada waktunya 6. Ibu Sunarmi, SH. M.Hum selaku dosen Hukum Ekonomi yang banyak memberikan ilmu di jurusan Hukum Ekonomi dan juga yang selalu memberikan motivasi kepada mahasiswanya serta masukan kepada penulis 7. seluruh Staf pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah

banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan 8. keluargaku, teristimewa orang tua tercinta M. Butar Butar dan R. Siahaan.

9. seluruh teman-teman dan semua pihak yang turut terlibat dalam penulisan skripsi ini.

Hormat Penulis,

Emmy Butar Butar

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

ABSTRAK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

D. Keaslian Penulisan ... 10

E. Tinjauan Kepustakaan ... 11

F. Metode Penulisan ... 16

G. Sistematika Penulisan ... 18

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian Perseroan Terbatas ... 20

B. Prosedur pendirian Perseroan Terbatas ... 33

1. Pembuatan Akta Pendirian Perseroan Terbatas ... 33

2. Pengesahan Perseroan Terbatas ... 39

3. Pendaftaran Perseroan Terbatas ... 44

4. Pengumuman dalam Berita Negara ... 46

C. Perubahan Angaran Dasar PT ... 48

(7)

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG SISTEM ADMINISTRASI BADAN HUKUM (SISMINBAKUM)

A. Internet sebagai Media dalam Sisminbakum ... 51 B. Latar Belakang Kehadiran Sistem Online melalui Sisminbakum dalam Pengesahan PT ... 56 C. Dasar Hukum Pemberlakuan Sisminbakum ... 60 D. Kelebihan Penggunaan Sisminbakum dalam Proses Penyelesaian

Badan Hukum Perseroan Terbatas serta Kendala yang Dihadapi Notaris ... 75 BAB IV ALUR PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN PT SECARA ONLINE MELALUI SISMINBAKUM DAN KEPASTIAN HUKUM SK PT YANG DITANDA TANGANI SECARA ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI

A. Alur Pengesahan Akta Pendirian PT secara Online Melalui

Sisminbakum ... 80 1. Pengecekan nama ... 82 2. Mengisi Dokumen Pendukung Pra FIAN I (Prasyarat FIAN I) . 87 3. Mengisi data-data pada proses Fian I ... 90 4. Pengkoreksian ... 94 5. Pengiriman Dokumen Fisik ... 95 B. Kepastian Hukum Surat Keputusan pengesahan PT yang

ditandatangani secara elektronik sebagai alat bukti ... 101

(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan ... 106 2. Saran ... 108 DAFTAR PUSTAKA

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sasaran umum pembangunan Indonesia diarahkan kepada peningkatan kemakmuran rakyat yang makin merata. Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, diharapkan Perseroan Terbatas (PT) dapat menjadi salah satu pilar pembangunan ekonomi nasional, sebab Perseroan Terbatas adalah entitas bisnis yang penting dan banyak terdapat didunia, termasuk Indonesia. Kehadiran PT sebagai salah satu kendaraan bisnis memberikan kontribusi pada hampir semua bidang kehidupan manusia. Perseroan Terbatas telah menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memberikan kontribusi yang tidak sedikit untuk pembangunan ekonomi dan sosial.1

Perseroan Terbatas merupakan salah satu badan usaha yang relatif dominan didalam kegiatan perekonomian Indonesia, karena memiliki sifat dan ciri khas dan keistimewaan yang tidak dimiliki oleh bentuk badan usaha lainnya, yaitu:

1. merupakan bentuk persekutuan yang berbadan hukum 2. merupakan kumpulan modal atau saham

3. memiliki kekayaan yang terpisah dari kekayaan para perseronya 4. pemegang saham memiliki tanggung jawab yang terbatas

5. adanya pemisahan fungsi antara pemegang saham dan pengurus atau direksi 6. memiliki komisaris yang berfungsi sebagai pengawas

1 Indra Surya dan Ivan Yustiavanda, Penerapan GCG, (Jakarta: Kencana dan Lembaga Kajian Pasar Modal dan Keuangan FH UI, 2006), hal.1.

(10)

7. kekuasaan tertinggi berada pada rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).2 Perseroan Terbatas dominan dipergunakan oleh para pelaku usaha untuk mengembangkan bisnisnya, disebabkan karena PT memiliki beberapa keuntungan yang membuatnya begitu menarik. Di Indonesia sendiri bentuk Perseroan Terbatas lebih banyak dipergunakan atau lebih disukai. Ada beberapa alasan kenapa bentuk Perseroan Terbatas lebih disukai antara lain, karena Perseroan Terbatas sebagai badan usaha dengan status badan hukum mempunyai pertanggungjawaban yang terbatas bagi para pemilik atau pemegang sahamnya, kemudian para pemegang sahamnya tersebut tidak harus berkonsentrasi mengurus satu perusahaan tertentu, tetapi cukup menyerahkan kepengurusan perusahaan sehari-hari kepada para manajer profesional, sedangkan pemegang saham atau pemilik saham dapat mengambil posisi sebagai Komisaris atau dalam Dewan Komisaris Perseroan yang bersangkutan. 3

Bahwa disamping itu, dengan mengambil bentuk Perseroan Terbatas yang mempunyai harta kekayaan sendiri (terpisah), maka pengurus, para pemilik modal, atau para pemegang saham dan para direksi serta komisaris perseroan akan merasa aman, dimana harta benda pribadinya tidak akan diganggu gugat sehubungan dengan tindakannya yang mengatasnamakan Perseroan Terbatas yang bersangkutan, selama dan seluruh para pengurus Perseroan Terbatas tersebut

2 Irma Devita Purnamasari, Pendirian Perseroan Terbatas (www.google.com), diakses tanggal 22 januari 2008

3 Habib Adjie, Status Badan Hukum, Prinsip-prinsip dan Tanggung jawab sosial Perseroan Terbatas, (Bandung: Mandar Maju, 2008), hal 7.

(11)

menjalankan kemudi perseroan masih dalam batas-batas yang diperbolehkan menurut hukum yang berlaku.4

Alasan seperti tersebut diatas, selaras sebagaimana dikemukakan oleh Sri Rejeki Hartono bahwa:

a. Perseroan Terbatas pada umumnya mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri, mampu mengadakan kapitalisasi modal dan sebagai wahana yang potensial untuk memperoleh keuntungan baik bagi instansinya sendiri maupun bagi para pendukungnya (pemegang saham).

b. Perseroan Terbatas sebagai institusi, terutama sebagai institusi yang mampu dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan ekonomi mempunyai nilai lebih apabila dibandingkan dengan badan usaha lain, baik ditinjau dari aspek ekonomi maupun aspek yuridis.

Perseroan Terbatas sebagai organisasi ekonomi mempunyai kemampuan lebih besar untuk mengembangkan diri karena: Pertama, mempunyai kemampuan menghimpun dana lebih dibandingkan dengan bentuk usaha lain tanpa mengganggu eksistensinya. Kedua, mempunyai kemampuan mengembangkan diri tanpa mempengaruhi eksistensinya. Ketiga, dapat dirancang untuk mengantisipasi jangka panjang pada usaha dengan skala besar baik lokal, nasional maupun internasional. Keempat, PT mampu melakukan kerjasama antar perusahaan dengan tetap mempertahankan jati dirinya termasuk siapa saja sebagai pendukungnya (maksudnya pemegang saham).5

4 Ibid, hal.8.

5 Sri Rejeki Hartono, Beberapa aspek tentang permodalan pada Perseroan Terbatas, Seminar Nasional “Menyonsong berlakunya UU No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dan implikasinya terhadap perkembangan dunia usaha di Indonesia”, kerjasama: Asosiasi Pengajar

(12)

Pendapat ini mendasarkan pada kenyataan bahwa Perseroan Terbatas mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri dan berpotensi memberikan keuntungan bagi instansinya sendiri maupun bagi para pemegang saham. Ini bisa kita lihat dalam realita yang ada ditengah-tengah kita, organisasi ekonomi (badan usaha) yang dimiliki oleh konglomerat yang menguasai beberapa sektor perekonomian bentuknya adalah Perseroan Terbatas. Mula-mula sebagai perusahaan yang biasa saja (kecil) lambat laun berkembang menjadi perusahaan raksasa, dia mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri memberikan keuntungan bagi lembaganya maupun pemegang sahamnya.

Selain keuntungan utama dari pendirian PT di atas, PT juga memiliki beberapa keuntungan lain yang membuat pelaku usaha lebih suka mendirikan PT, yaitu:

1. pengalihan kepemilikan lebih mudah 2. manajemen yang lebih kuat

3. jangka waktu tak terbatas 4. kelangsungan hidup perusahaan

5. biasanya untuk penanam modal asing (PMA) ada fasilitas pajak (Tax holiday) Ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (1 ) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas bahwa Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian. PT sebagai badan hukum perdata yang mempunyai status kemandirian (persona standi in judicio) sudah tentu memiliki

Hukum Dagang seluruh Indonesia Program Pendidikan Notariat UGM-UNDIP, Yogyakarta, 30 September 1995, hal.2-5.

(13)

identitas hukum sendiri dan terpisah dari identitas hukum para pemegang sahamnya, direksi maupun organ-organ lainnya. 6

Suatu Perseroan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 7 ayat (4) UUPT. Sehingga apabila suatu perseroan belum disahkan maka perseroan tersebut belum berbadan hukum.

Agar perseroan diakui secara resmi sebagai badan hukum, akta pendirian dalam bentuk akta notaris harus diajukan oleh para pendiri secara bersama-sama melalui sebuah permohonan untuk memperoleh keputusan Menteri (Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) mengenai pengesahan badan hukum. Untuk memperoleh Keputusan Menteri mengenai pengesahan akta pendirian atau pengesahan badan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) UUPT, notaris sebagai kuasa dari pendiri mengajukan permohonan pengesahan pendirian PT melalui jasa teknologi informasi sistem administrasi badan hukum secara elektronik kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan mengisi format isian model I.

Didalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut UUPT, terdapat penambahan isu baru antara lain diadopsinya prinsip tanggung jawab sosial dan lingkungan atau corporate social responsibility yang selanjutnya disebut (CSR). Selain itu UUPT juga mengakui prinsip ekonomi syariah yang telah berkembang pesat beberapa tahun terakhir ini. Pasal 109 UUPT mengakui prinsip ekonomi syariah dengan mewajibkan adanya Dewan Pengawas

6 www.Bismarmasty.wordpress.com, diakses tanggal 28 Januari 2009

(14)

Syariah di perusahaan yang menjalankan bisnis berbasis Syariah. Dan disamping itu, UUPT juga telah mengatur tentang pembelian kembali saham oleh perusahaan buy back. Selain itu juga larangan kepemilikan silang cross holding (Pasal 36 UUPT), dan isu business judgment rule (Pasal 135 UUPT). Berkenaan dengan proses pendirian PT atau pengajuan permohonan dan pemberian pengesahan status badan hukum, UUPT telah memenuhi tuntutan masyarakat untuk memperoleh layanan yang cepat yang dilakukan melalui jasa teknologi informasi Sisminbakum secara elektronik. Isu ini merupakan suatu layanan pendirian badan hukum Perseroan Terbatas yang dilakukan secara elektronik.

Layanan pendirian Perseroan Terbatas secara elektronik sangat membantu mempermudah proses pendirian PT, salah satunya mempermudah proses pengesahan akta pendirian PT. Dengan kemajuan teknologi internet maka pengesahan akta pendirian dan persetujuan akta perubahan anggaran dasar Perseroan Terbatas dilakukan secara elektronis dimana pihak Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia yang bekerjasama dengan pihak swasta menyelenggarakan suatu sistem administrasi badan hukum yang dilakukan dengan media internet, yang dikenal dengan nama Sistem Administrasi Badan Hukum (sisminbakum).

Sisminbakum merupakan situs resmi yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Dirjend AHU. Sisminbakum dibuat berdasarkan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha yang makin berkembang

(15)

sehingga membutuhkan pelayanan terutama dalam pengesahan atau perubahan badan hukum yang cepat dan akurat.

Sebelum tahun 2001 proses pegesahan badan hukum dilakukan secara manual yang tentunya memerlukan waktu yang lama. Dari sisi notaris, proses pengesahan yang semuanya berpusat di Jakarta, memakan waktu yang cukup lama. Dari sisi pegawai Dirjend AHU dapat menimbulkan banyaknya permohonan yang tertunda penyelesaiannya karena dokumen yang masuk tidak sebanding dengan jumlah pegawai yang ada. Dalam hal ini Human Error tidak dapat dihindari sehingga dapat terjadi data yang ada tidak akurat dan pelaksanaan secara manual juga menimbulkan korupsi dan kolusi dikalangan pegawai Dirjend AHU terutama bila notaris membutuhkan cepatnya pengesahan atas badan hukum yang diurus.

Untuk mengatasi kendala di atas maka dengan pemanfaatan teknologi dibuatlah sistem online melalui jaringan internet yang dapat diakses oleh setiap notaris yang terdaftar pada sisminbakum dari seluruh Indonesia. Bagi notaris dengan sistem ini maka notaris seluruh Indonesia dapat mengakses langsung dari daerahnya masing-masing sehingga dapat mempersingkat waktu serta jarak yang ditempuh. Data-data perseroan yang dimasukkan tersimpan dengan baik dan akurat dalam data base.dengan sistem ini maka KKN yang selama ini membudaya dapat dihindari karena semuanya diatur melalui sistem.

Ketentuan yang memberikan dasar dan rincian lebih jauh tentang pengesahan perseroan secara elektronik melalui jasa teknologi informasi sistem administrasi badan hukum diatur dalam pasal 9 dan 10 UUPT No 40 Tahun 2007.

(16)

Sementara, sejak tahun 2001 pengesahan Perseroan secara elektronik melalui jasa teknologi informasi sistem administrasi badan hukum sudah dilakukan.

Sedangkan dalam UUPT No I Tahun 1995 mengenai bagaimana cara mengesahkan suatu akta pendirian PT sama sekali tidak terdapat satu pasalpun yang mengaturnya, tidak dijelaskan apakah dilakukan secara konvensional atau secara elektronik.

Jasa teknologi saat ini menjadi pedang bermata dua karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan misalnya saja dalam hal pengesahan badan hukum, dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum. Kegiatan dalam ruang cyber adalah kegiatan virtual yang berdampak sangat nyata meskipun alat buktinya bersifat elektronik. Karenanya penggunaan internet harus diatur secara yuridis dan diberi payung hukum.

Dalam Pasal 164 HIR dan Pasal 1866 KUH Perdata diatur mengenai alat bukti yang dapat diajukan dalam proses persidangan, yaitu bukti tulisan, bukti saksi, persangkaan-persangkaan, pengakuan dan sumpah. Berdasarkan pasal tersebut tidak ada yang aturan secara pasti menegaskan mengenai data elektronik dan tanda tangan elektronik

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis berminat untuk menulis skripsi dengan judul “Tinjauan Yuridis terhadap Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas secara On-Line melalui Sisminbakum”.

(17)

B. Perumusan Masalah

Dengan latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah prosedur pendirian Perseroan Terbatas berdasarkan UU No. 40 Tahun 2007?

2. Apa yang menjadi dasar hukum berlakunya pengesahan akta pendirian PT secara online melalui Sisminbakum?

3. Bagaimana alur/prosedur pengesahan akta pendirian Perseroan Terbatas yang dilakukan secara on-line (sisminbakum)? Dan dapatkah Surat Keputusan pengesahan badan hukum yang ditanda tangani secara elektronik dijadikan alat bukti yang sah?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan skripsi ini adalah:

a. Untuk mengetahui prosedur pendirian Perseroan Terbatas berdasarkan UU No.

40 Tahun 2007.

b. Untuk mengetahui dasar hukum berlakunya pengesahan akta pendirian PT secara online.

c. Untuk mengetahui alur/prosedur pengesahan akta pendirian Perseroan Terbatas dilakukan secara on-line melalui sisminbakum.

d. Kepastian hukum Surat Keputusan mengenai pengesahan badan hukum yang ditandatangani secara elektronik sebagai alat bukti.

(18)

2. Manfaat Penulisan

Manfaat yang diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Secara Teoritis

Skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka perkembangan Ilmu hukum pada umumnya, perkembangan hukum ekonomi khususnya mengenai pengesahan akta pendirian pengesahan akta pendirian Perseroan Terbatas yang dilakukan secara on-line melalui sisminbakum yang merupakan isu terbaru dalam UU No. 40 Tahun 2007

b. Secara Praktis

Secara praktis penulisan skripsi ini dapat memberikan masukan kepada para pembaca, khususnya bagi para pihak yang berkecimpung dalam kegiatan pengesahan akta pendirian PT secara online melalui Sisminbakum.

D. Keaslian Penulisan

“Tinjauan Yuridis terhadap Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas secara Online melalui Sisminbakum” yang diangkat menjadi judul skripsi ini belum pernah ditulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Penulisan skripsi ini merupakan hasil pemikiran penulis dibantu dengan referensi buku- buku, media cetak dan elekronik dan bantuan dari pihak-pihak tertentu. Dengan demikian, keaslian skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

(19)

E. Tinjauan Kepustakaan

Perseroan adalah persekutuan modal (asosiasi modal) yang oleh undang- undang diberi status badan hukum. Dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut “UUPT”) dinyatakan Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut Perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksananya

Selain defenisi yang disebutkan dalam UUPT terdapat defenisi lain tentang Perseroan Terbatas yakni menurut HMN Purwosutjipto, berpendapat bahwa, Perseroan Terbatas adalah persekutuan yang berbentuk badan hukum. Badan hukum ini tidak disebut “persekutuan” tetapi “perseroan” , sebab modal badan hukum terdiri dari sero-sero atau saham-saham. Istilah “terbatas” tertuju pada tanggung jawab persero atau pemegang saham yang luasnya terbatas pada nilai- nilai nominal semua saham yang dimilikinya.7

Menurut Abdulkadir Muhammad, Perseroan Terbatas adalah Perusahaan akumulasi modal yang dibagi atas saham-saham dan tanggung jawab sekutu pemegang saham terbatas pada jumlah saham yang dimilikinya. Perseroan Terbatas adalah perusahaan persekutuan badan hukum.8

7 H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, (Jakarta:

Djambatan, 1999), hal 95

8 Abdulkadir Muhammad, Pengantar Hukum Perusahaan Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999), hal 68

(20)

Ali Rido berpendapat bahwa Perseroan Terbatas adalah suatu bentuk perusahaan yang berbentuk badan hukum yang menjalankan perusahaan, didirikan dengan suatu perbuatan hukum bersama oleh beberapa orang dengan modal tertentu yang terbagi atas saham-saham dimana para anggota dapat memiliki satu atau lebih saham dan bertanggung jawab terbatas sampai bagian saham yamg dimiliki.9

Dari beberapa pendapat para ahli hukum diatas menyebutkan unsur-unsur Perseroan Terbatas adalah sebagai berikut:

a. Perseroan terbatas adalah badan hukum b. Selalu menjalankan perusahaan

c. Didirikan dengan suatu perbuatan hukum oleh beberapa orang d. Modal terdiri atas/ dibagi dalam saham-saham

e. Para persero bertanggung jawab terbatas

Perseroan adalah suatu badan hukum, umumnya yang dimaksud badan hukum itu sebagai layaknya manusia biasa juga dapat bertindak dalam hukum dan mempunyai hak-hak, kewajiban-kewajiban dan kepentingan-kepentingan hukum.

Selain batasan pengertian pokok badan hukum di atas tadi, ada juga sarjana yang mengemukakan batasan apa badan hukum, seperti antara lain menurut Logemann badan hukum adalah suatu personifikatie (personifikasi) yaitu suatu bestendigheid (perwujudan, penjelmaan) hak dan kewajiban. Menurut Logemann, keuntungan dari adanya badan hukum itu adalah mempunyai kekayaan sendiri yang sama sekali terpisah dari kekayaan pribadi anggotanya, badan hukum

9 Ali Rido, Badan Hukum dan Kedudukan Badan Hukum Perseroan, Perkumpulan, Koperasi, Yayasan, Wakaf, (Bandung: PT Alumni,1983), hal 214

(21)

menjamin kontinuitas. Badan hukum sebagai pendukung hak dan kewajiban, tetap ada, diteruskan, sedangkan pengurusnya yang menjadi wakil badan hukum dapat berganti-ganti. 10

Menurut E. Utrecht, badan hukum (rehctpersoon), yaitu badan yang menurut hukum berkuasa (berwenang) menjadi pendukung hak. Menurut R.

subekti, badan hukum pada pokoknya adalah suatu badan atau perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak dan dapat melakukan perbuatan seperti seorang manusia, serta memiliki kekayaan sendiri, dapat digugat atau menggugat di depan hakim.

R. Rochmat Soemitro mengemukakan, badan hukum ialah suatu badan yang mempunyai harta, hak, serta kewajiban seperti orang pribadi. Menurut Maijers, badan hukum adalah meliputi sesuatu yang menjadi pendukung hak kewajiban.11

Menurut J. J. Dormeier istilah badan hukum dapat diartikan sebagai berikut 1) persekutuan orang-orang, yang didalam pergaulan hukum bertindak selaku

seorang saja;

2) yayasan, yaitu suatu harta atau kekayaan yang dipergunakan untuk suatu maksud yang tertentu, yayasan itu diperlukan sebagai oknum..

Dari pendapat-pendapat di atas, dapatlah disimpulkan tentang pengertian badan hukum sebagai subjek hukum itu mencakup hal berikut, yaitu:

a. perkumpulan orang (organisasi);

b. dapat melakukan perbuatan hukum;

c. mempunyai harta kekayaan sendiri;

d. mempunyai pengurus;

10 Chidir Ali, OpCit, hal 18-19

11 Ibid, hal 18

(22)

e. mempunyai hak dan kewajiban;

f. dapat digugat atau menggugat di depan pengadilan.12

Perseroan Terbatas adalah badan hukum dan memperoleh status badan hukum pada tanggal diterbitkannya Keputusan Menteri (dalam hal ini Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) mengenai pengesahan badan hukum perseroan.

Sedangkan pengesahan badan hukum dilakukan secara online melalui teknologi informasi Sistim administrasi badan hukum.

Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebar informasi.

Sisminbakum adalah situs resmi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia yang bekerjasama dengan Perseroan terbatas PT. Sarana Rekatama Dinamika sebagai pihak swasta penyelenggara situs atau yang lebih dikenal dengan provider. Provider adalah sebuah perusahaan penyedia jasa internet yang memiliki infra struktur dan sarana untuk menghubungkan ke network lain diseluruh dunia.

Sisminbakum dilakukan melalui jaringan internet. Defenisi internet itu sendiri dari segi penulisannya mempunyai dua arti yaitu:

a. internet

jaringan internet (huruf “i” kecil sebagai huruf awal) adalah jaringan komputer yang mana komputer-komputer terhubung dan dapat berkomunikasi walaupun perangkat keras dan perangkat lunaknya berlainan atau sering juga

12 Ibid, hal 21

(23)

disebut internet working. Internet adalah jaringan computer yang berukuran kecil seperti Local Area Network (LAN) yang biasa dipakai secara intern di kantor- kantor, contoh konkritnya adalah apabila kita melakukan pengetikan disalah satu komputer dikantor yang mepunyai jaringan LAN tersebut, maka kita dapat mencetak atau mengeprint dokumen yang kita ketik tersebut pada satu mesin cetak atau printer, walaupun mesin printer atau cetak tersebut berada dimeja atau di ruangan terpisah dari tempat dimana kita mengetik dokumen tersebut.

b. Internet

Jaringan internet (huruf “I” besar sebagai huruf awal), adalah jaringan dari sekumpulan jaringan (networks to networks) yang terdiri dari jutaan komputer yang dapat berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan satu aturan komunikasi jaringan komputer (protocol) yang sama.

Jadi dalam hal komunikasi dengan jaringan “Internet” jenis kedua ini mempunyai daya jangkau lebih luas tidak hanya dalam ruangan saja, namun juga dalam lingkup seluruh dunia dimana ada akses internet didalam negara atau daerah tersebut.

Untuk memulai melakukan transaksi melalui Sisminbakum notaris harus mengisi user id dan password yang dimiliki oleh notaris yang bersangkutan pada menu log-in. Pass-word : perlindungan yang paling umum digunakan pada semua network, password digunakan sebagai salah satu tindakan pencegahan pertama agar pemakai yang tidak berhak tidak dapt mengakses kesistim atau ketempat- tempat dimana dia tidak diperbolehkan. User id : nama atau identitas pengguna / anggota Sisminbakum.

(24)

F. Metode Penulisan

Untuk melengkapi penulisan skripsi ini dengan tujuan agar dapat lebih terarah dan dapat dipertanggungkan secara ilmiah, maka metode penulisan yang digunakan antara lain:

1. Jenis Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini, digunakan metode penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif. Penelitian hukum normatif adalah penelitian dengan hanya mengolah dan menggunakan data-data sekunder. Sedangkan yang bersifat deskriptif maksudnya penelitian tersebut kadangkala dilakukan dengan melakukan suatu survey ke lapangan untuk mendapatkan informasi yang dapat mendukung teori yang telah ada.

2. Sumber Data a. Data Primer

Yaitu: data yang diperoleh langsung di lapangan melalui wawancara dengan informan dari Kantor Notaris Bapak Jonas Simarmata yang beralamat di Jl. Jamin Ginting Comp. Citra Garden Blok A7 No.11 Medan.

b. Data Sekunder

Data sekunder tersebut meliputi:

1) Bahan hukum primer, yaitu: bahan hukum yang mengikat berupa peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

2) Bahan hukum sekunder, yaitu: bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai badan hukum primer , seperti hasil-hasil penelitian atau pendapat para pakar hukum.

(25)

3) bahan hukum tersier atau bahan penunjang, yang mencakup literatur-literatur lain diluar cakupan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang digunakan untuk memberi penjelasan tambahan untuk melengkapi data penelitian.

3. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan dilakukan dengan cara :

a. Penelitian Kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau yang disebut dengan data sekunder.

Adapun data sekunder yang digunakan dalam penulisan skripsi ini antara lain berasal dari buku-buku, artikel-artikel baik dari media cetak maupun elektronik, dokumen-dokumen pemerintah, termasuk peraturan perundang-undangan

b. Penelitian Lapangan (Fields research), yaitu suatu pengumpulan data dengan cara terjun ke lapangan guna memperoleh data-data yang diperlukan, data yang diperoleh itu disebut data primer. Dalam penelitian ini dilakukan wawancara (interview). Wawancara adalah situasi peran antar pribadi bertatap muka (face-to- face), ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian kepada seseorang responden.

4. Analisis Data

Data sekunder yang telah disusun secara sistimatis kemudian dianalisis secara prespektif dengan menggunakan metode deduktif dan induktif. Metode deduktif dilakukan dengan cara membaca, menafsirkan dan membandingkan.

Sedangkan metode induktif dilakukan dengan cara menerjemahkan berbagai

(26)

sumber yang berhubungan dengan topik dalam skripsi ini, sehingga diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan penelitian yang telah dirumuskan.

G. Sistimatika Penulisan

Dalam menghasilkan karya ilmiah yang baik, maka pembahasannya harus diuraikan secara sistematis. Untuk memudahkan penulisan skripsi ini maka diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab per bab yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun sistimatika penulisan skripsi ini adalah:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan , keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II: PENGATURAN HUKUM TENTANG PENDIRIAN

PERSEROAN TERBATAS

Dalam bab ini dibahas tentang pengertian Perseroan Terbatas, unsur-unsur Perseroan Terbatas, prosedur Pendirian Perseroan Terbatas, Perubahan anggaran dasar Perseroan Terbatas.

BAB III: TINJAUAN UMUM TENTANG SISTEM ADMINISTRASI BADAN HUKUM (SISMINBAKUM)

Merupakan suatu bab yang membahas tentang tinjauan umum tentang Sisminbakum, dimana didalamnya diuraikan tentang internet sebagai media dalam Sisminbakum, latar belakang

(27)

penggunaan Sisminbakum, dasar hukum Sisminbakum, kelebihan yang didapat dalam Pengesahan Akta Pendirian PT secara online melalui Sisminbakum, serta kendala yang dihadapi Notaris.

BAB IV: ALUR PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN PT SECARA ONLINE MELALUI SISMINBAKUM DAN KEPASTIAN HUKUM SK PT YANG DITANDA TANGANI SECARA ELEKTRONIK

Bab ini berisikan tentang Alur Pengesahan Akta Pendirian PT secara online melalui Sisminbakum, yang berisikan tentang prosedur pengesahan PT secara online, Format Isian Akta Notaris serta kepastian hukum Surat Keputusan mengenai pengesahan badan hukum yang ditandatangani secara elektronik sebagai alat bukti

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan dari permasalahan yang ada yang telah dibahas dan saran-saran yang berkaitan dengan permasalahan bagi pihak-pihak yang terkait dengan judul skripsi ini.

(28)

BAB II

PENGATURAN HUKUM TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

A. Pengertian Perseroan Terbatas

Kata “perseroan” dalam pengertian umum adalah perusahaan atau organisasi usaha. Sedangkan “perseroan terbatas” adalah salah satu bentuk organisasi usaha atau badan usaha yang ada dan dikenal dalam sistem hukum dagang Indonesia.

Kata “Perseroan” menunjukkan kepada modalnya yang terdiri atas sero (saham). Sedangkan kata “terbatas” menunjuk kepada tanggung jawab pemegang saham yang diambil bagian dan dimilikinya.13

Bentuk Perseroan Terbatas atau PT merupakan bentuk yang lazim dan banyak dipakai dalam dunia usaha di Indonesia karena PT merupakan asosiasi modal dan badan hukum yang mandiri. Sebutan atau bentuk PT ini datang dari hukum dagang Belanda (WvK) dengan singkatan NV atau Naamloze Vennootschap, yang singkatannya juga lama digunakan di Indonesia sebelum diganti dengan singkatan PT. Sebenarnya bentuk ini berasal dari Perancis dengan singkatan SA atau societe Anonyme yang secara harfiah artinya “perseroan tanpa nama”. Maksudnya adalah bahwa PT tidak menggunakan nama salah seorang atau lebih diantara para pemegang sahamnya, melainkan memperoleh namanya dari tujuan perusahaan saja (Pasal 36 KUHD). 14

13 Abdulkadir Muhammad, Pengantar Hukum Perusahaan Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999), hal 68

14 I.G. Rai Widjaya, Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, (Jakarta: Megapoin Divisi dari Ksaint Blanc, 2003), hal 1

(29)

Perseroan adalah persekutuan modal (asosiasi modal) yang oleh undang- undang diberi status badan hukum. Maka tidak salah bila dikatakan bahwa sesungguhnya Perseroan adalah:

3. Badan hukum, yaitu subjek hukum mandiri; dan

4. Sekaligus wadah perwujudan kerjasama para pemegang saham.

Yang dimaksud dengan “persekutuan modal” adalah bahwa modal dasar Perseroan terbagi dalam sejumlah saham yang pada dasarnya dapat dipindahtangankan (transferable shares). 15

Dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut “UUPT”) dinyatakan Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut Perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksananya.

Dari batasan yang tersebut di atas ada 6 (enam) unsur Perseroan Terbatas yaitu sebagai berikut:

a. Perseroan Terbatas merupakan suatu badan hukum ; b. merupakan persekutuan modal;

c. didirikan berdasarkan perjanjian;

d. menjalankan usaha tertentu;

e. modal yang terbagi dalam saham-saham;

f. memenuhi persyaratan undang-undang.

15 Fred B.G. Tumbuan, Tugas dan Wewenang Organ Perseroan Terbatas menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas, (disampaikan dalam sosialisasi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,2007) hal 2

(30)

1) Perseroan Terbatas Merupakan Suatu Badan Hukum

Kehadiran badan hukum dalam pergaulan hukum masyarakat sejak permulaan abab ke-19 yang lalu sampai sekarang telah menarik perhatian kalangan hukum. Berbagai tokoh dan pendukung aliran ilmu hukum dan filsafat hukum telah mengemukakan pendapat mengenai eksistensi badan hukum sebagai subjek hukum disamping manusia. 16

Badan hukum (rechtpersoon, legal persons, persona moralis) adalah subjek hukum. Badan hukum adalah subjek hukum artinya badan hukum adalah suatu pribadi dalam hukum, yang dapat menjadi pihak atau subjek dari suatu hubungan hukum dan ini merupakan unsur pokok atau unsur yang menentukan suatu badan sebagai badan hukum. 17

Pitlo membandingkan badan hukum dengan bayi manusia. Keduanya tidak mempunyai denk en wilsvermogen (kemampuan berpikir dan berkehendak).

Badan hukum bertindak dengan perantaraan pengurusnya, sedang bayi bertindak dengan perantaraan orangtuanya atau walinya. Jadi dalam melakukan perbuatan hukum perdata sama, yaitu sama-sama dengan perantaraan wakil. Segala sifat dari perbuatan siwakil dianggap sifat perbuatan badan hukum sendiri. Dasar kewenangan mewakili itu adalah wakil dari badan hukum itu merupakan organ/alat perlengkapan dari badan hukum. 18

16 Chidir Ali, Badan Hukum, (Bandung: Alumni, 1991), hal 29

17 Hardijan Rusli, Badan Hukum dan Bentuk Perusahaan di Indonesia,(Jakarta;

huperindo, 1989), hal 5

18 Hardijan Rusli, Op Cit, hal 7-8

(31)

Jelaslah bahwa kehendak badan hukum itu ada pada para pengurusnya yang ditetapkan dalam akta pendirian/anggaran dasarnya, bila pengurus memberikan kesepakatannya maka dianggap bahwa kesepakatan itu juga dari badan hukum. 19

Dari uraian di atas dapat ditegaskan bahwa badan hukum merupakan subjek hukum sebagai pendukung hak dan kewajiban, badan hukum itu sengaja dibuat oleh manusia dengan maksud dan tujuan tertentu, mempunyai kekayaan sendiri yang terpisah dan para individunya.20

PT merupakan contoh dari manusia buatan (artificial person) atau badan hukum (legal entity). Sebagai badan hukum atau artificial person,Perseroan Terbatas mampu bertindak melakukan perbuatan hukum melalui “wakilnya”.

Untuk itu ada yang disebut dengan “agent”, yaitu orang yang mewakili perseroan serta bertindak untuk dan atas nama perseroan. Orang tersebut adalah Direksi yang terdiri atas natural person atau naturlijke person (manusia biasa). Berbeda halnya dengan natural person atau orang, yang setiap saat bisa meninggal, badan hukum tidak bisa mati, kecuali memang dimatikan atau diakhiri keberadaannya oleh hukum atau undang-undang.21

Sesuatu Perseroan Terbatas disebut sebagai badan hukum jika memiliki unsur-unsur antara lain:

1. adanya harta kekayaan yang terpisah;

2. mempunyai tujuan tertentu;

3. mempunyai hubungan hukum sendiri;

19 Ibid, hal 8

20 Habib Adjie, Op Cit, hal 17

21 I. G. Rai Widjaya, Op Cit, hal 7

(32)

4. adanya organisasi yang teratur;22

R. Murjiyanto, mengatakan kriteria badan hukum itu dapat dilihat dari beberapa hal yaitu, bahwa sesuatu dapat dikatakan sebagai badan hukum apabila:

a. dinyatakan secara tegas dalam peraturan atau undang-undang yang mengaturnya;

b. dinyatakan secara tegas dalam akta pendiriannya;

c. didalam prosedur pendiriannya diperlukan campur tangan pemerintah seperti adanya pengesahan;

d. didalam praktek kebiasaan diakui sebagai badan hukum ; e. ditegaskan dalam yurisprudensi;

f. adanya pemisahan harta kekayaan, hak dan kewajiban yang terpisah dari perseorangan.23

Suatu lembaga atau badan yang memperoleh status sebagai badan hukum, cara lahir atau terbentuknya tidak selalu sama, ada yang sudah ditentukan peraturan perundang-undangan itu sendiri, bahwa lembaga yang disebut dalam undang-undang yang bersangkutan mempunyai status sebagai badan hukum, atau ada yang melalui pengesahan dari instansi tertentu atau campuran dari kedua hal tersebut atau juga berdasarkan yurisprudensi.24

Menurut Habib Adjie yang mengutip pendapat Retnowulan Sutantio, pada dasarnya ada 4 (empat) cara terbentuknya badan hukum, yaitu :

22 Rachmadi Usman, Dimensi Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, (Bandung:

Alumni, 2004), hal 50-52

23 R. Murjiyanto, Pengantar Hukum Dagang Aspek-Aspek Hukum Perusahaan dan Larangan Praktek Monopoli, (Yogyakarta : Liberty bekerjasama dengan Badan Penerbitan Fakultas Hukum Universitas Janabadra, 2002), hal 14

24 Habib Adjie, Op Cit, hal 19

(33)

1. Sistim Konsesi atau Sistim Pengesahan

Menurut sistim ini bahwa suatu lembaga akan memperoleh kedudukan atau status sebagai badan hukum karena disahkan oleh instansi yang ditunjuk oleh peraturan perundang-undangan tertentu, misalnya perseroan terbatas memperoleh kedudukan sebagai badan hukum karena terlebih dahulu mendapat pengesahan dari Departemen/Menteri Kehakiman sebagaimana tersebut dalam Pasal 36 KUHD.

2. Ditentukan oleh undang-undang

Menurut sistim ini undang-undang telah menentukan sendiri bahwa lembaga yang tersebut dalam undang-undang yang bersangkutan merupakan badan hukum, contohnya Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang No.16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun, disebutkan bahwa perhimpunan penghuni rumah susun yang didirikan menurut ketentuan undang-undang ini diberi kedudukan sebagai badan hukum.

3. Sistim Campuran

Menurut sistim ini status badan hukum diperoleh karena ditentukan oleh undang-undang itu sendiri dan setelah ada pengesahan dari instansi yang berwenang. Contohnya Koperasi, berdasarkan Pasal 9 Undang-Undang Koperasi, ditegaskan bahwa Koperasi memperoleh status badn hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh pemerintah (dalam hal ini Menteri yang membidangi urusan Koperasi).

(34)

4. Melalui Yurisprudensi

Status badan hukum suatu lembaga karena berdasarkan yurisprudensi, contohnya yayasan menurut putusan Hogerchtshof 1884 (Mahkamah agung Hindia-Belanda).25

Berdasarkan uraian diatas, maka status badan hukum PT dalam Undang- Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menganut sistem campuran. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (1) bahwa Perseroan Terbatas adalah badan hukum dan memperoleh status badan hukum pada tanggal diterbitkannya Keputusan Menteri (dalam hal ini Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) mengenai pengesahan badan hukum perseroan pada Pasal 7 ayat(4).26

Pada saat perseroan memperoleh status badan hukum, maka tanggung jawab para persero berubah dari tanggung jawab pribadi menjadi tanggung jawab terbatas hanya sebesar modal yang dimasukkan ke perusahan. Setelah perseroan mendapat status badan hukum, maka para persero harus melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang pertama. RUPS ini membicarakan tentang status perbuatan hukum yang dilakukan para persero sebelum sebelum PT berbadan hukum. Apakah perbuatan tersebut diterima sebagai perbuatan perseroan atau tidak (Pasal 13 ayat (1) dan (2) UU No. 40 Tahun 2007).

25 Ibid, hal 19-20

26 Ibid, Hal 20

(35)

2) Merupakan Persekutuan Modal

Didalam setiap pendirian PT secara formal selalu melibatkan dua atau lebih pemodal yang menggabungkan modalnya dalam satu PT itu, yang berupa pengambilan saham pada saat PT didirikan. Oleh karena itu, didalam suatu PT yang ditonjolkan adalah asosiasi modalnya bukan asosiasi orangnya sehingga menimbulkan pertanggungjawaban yang terbatas dari para pemodal sebatas pada besarnya saham (modal) yang disetorkan pada PT tersebut. Hal demikian ini berarti segala resiko kerugian sepenuhnya diberikan kepada kumpulan modal yang berasal dari pendiri atau orang-orang pemegang saham yang dipisahkan dari harta kekayaannya dan merupakan kekayaan PT bukan kepada harta kekayaan pemegang sahamnya. 27

3) Perseroan Terbatas Didirikan Berdasarkan Perjanjian

Ketentuan Pasal 7 ayat (1) UUPT menyatakan bahwa perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam Bahasa Indonesia. Rumusan ini pada dasarnya mempertegas kembali makna perjanjian sebagaimana diatur dalam ketentuan umum mengenai perjanjian yang ada dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, perjanjian pembentukan perseroan terbatas ini sepenuhnya tunduk pada syarat-syarat sahnya perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Menurut pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, suatu perjanjian hanya sah jika:

27 Agus Budiarto, Seri Hukum Perusahaan Kedudukan Hukum dan Tanggung Jawab Pendiri Perseroan Terbatas (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), hal 76-77

(36)

1. pihak yang berjanji adalah mereka yang cakap dalam hukum dengan pengertian bahwa pihak tersebut dianggap mampu untuk melakukan tindakan atau perbuatan hukum.

2. dilakukan berdasarkan kesepakatan sukarela antara para pihak yang berjanji 3. adanya suatu objek yang diperjanjikan

4. bahwa perjanjian tersebut meliputi sesuatu yang halal, yang dibenarkan oleh hukum, peraturan perundang-undangan, ketertiban umum, kesusilaan, kepatutan dan kebiasaan yang berlaku di masyarakat.

Ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (1) UUPT bahwa Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian. Atau dengan kata lain bahwa tanpa adanya perjanjian untuk mendirikan perseroan, maka tidak akan lahir suatu PT,disini jelas bahwa perjanjian merupakan dasar lahirnya PT. 28

Setiap perseroan didirikan berdasarkan perjanjian, dan karena itu mempunyai lebih dari satu orang pemegang saham. Artinya harus ada sekurang- kurangnya dua orang yang bersepakat mendirikan perseroan, yang dibuktikan secara tertulis yang tersusun dalam bentuk Anggaran Dasar, kemudian dibuat dalam akta pendirian yang dibuat di muka Notaris. setiap pendiri wajib mengambil bagian saham pada saat perseroan didirikan. Ketentuan ini adalah asas dalam pendirian perseroan.29

Undang-undang menetapkan bahwa pendirian perseroan berdasarkan perjanjian. Karena berdasarkan perjanjian tentunya paling sedikit harus ada dua orang yang melakukan perjanjian. Dalam kaitan ini UUPT secara konsisten

28 Habib Adjie, Op Cit, hal 12

29 Abdulkadir Muhammad, Op Cit, hal 67

(37)

mempertahankan komposisi dua orang tersebut, seperti dinyatakan dalam Pasal 7 ayat (5) dan (6) yang menetapkan bahwa:

(5) Setelah Perseroan memperoleh status badan hukum dan pemegang saham menjadi kurang dari 2 (dua) orang dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak keadaan tersebut pemegang saham yang bersangkutan wajib mengalihkan sebagian sahamnya kepada orang lain atau Perseroan mengeluarkan saham baru kepada orang lain.

(6) Dalam hal jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (5) telah dilampaui, pemegang saham tetap kurang dari dua orang pemegang saham bertanggung jawab secara pribadi atas segala perikatan dan kerugian perseroan, dan atas permohonan pihak yang berkepentingan, pengadilan negri dapat membubarkan Perseroan tersebut.

Penetapan pasal ini mengandung asas larangan pemegang saham tunggal dan secara konseptual larangan pemegang saham tunggal mengandung beberapa makna sebagai berikut:

1. Menjamin unsur perjanjian dalam pendirian perseroan tetap tercermin

2. Menghindari penyelundupan tanggung jawab pribadi dari pemegang saham dengan menggunakan bentuk usaha PT. Disamping itu pemegang saham tunggal kurang mencerminkan PT sebagai badan usaha yang modalnya terdiri dari saham-saham yang dimaksudkan untuk mengikutsertakan pihak lain dengan sistem pertanggung jawaban terbatas.

(38)

3. Mewujudkan dasar kekeluargaan yaitu terhadap pelanggaran atas larangan ini menyebabkan pemegang saham tunggal bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan atau tindakan perseroan kepada pihak ketiga. 30

Ternyata syarat perseroan terbatas harus didirikan oleh dua orang atau lebih tersebut tidak berlaku bagi perseroan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti tercantum dalam Pasal 7 ayat (7) UUPT.

4) Menjalankan Usaha Tertentu

Perseroan Terbatas sebagai badan usaha harus menjalankan kegiatan usaha.

Melakukan kegiatan usaha artinya menjalankan perusahaan. Kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT adalah dalam bidang perekonomian baik industri, perdagangan, maupun jasa yang bertujuan memperoleh keuntungan atau laba. Kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT haruslah kegiatan usaha yang halal, artinya kegiatan PT haruslah sesuai dengan maksud dan tujuan pendirian PT serta tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, ketertiban umum, dan/atau kesusilaan. PT tidak dapat didirikan dan dijalankan jika tidak memiliki tujuan dan kegiatan usaha yang jelas. 31

Supaya kegiatan usaha itu sah harus mendapat izin usaha dari pihak yang berwenang dan didaftarkan dalam daftar perusahaan menurut undang-undang yang berlaku. Dan oleh karena PT harus melaksanakan kegiatan usaha maka PT harus membuat pembukuan (Pasal 6 KUHD). Dalam UUPT kewajiban membuat pembukuan ada pada direksi. Tujuan pembukuan ini untuk mengetahui laba rugi

30 Agus Budiarto, Op Cit, hal 39-40

31 Ahmad Yani & Gunawan Widjaya, Op Cit, hal 12-13

(39)

perusahaan, untuk mengetahui hak dan kewajiban terhadap pihak ketiga dan untuk keperluan pajak.32

5) Memiliki Modal yang terbagi dalam saham-saham

Sebagai suatu badan hukum yang independen, dengan hak-hak dan kewajiban yang mandiri, lepas dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban para pemegang sahamnya maupun para pegurusnya, perseroan jelas harus memiliki harta kekayaan tersendiri dalam menjalankan kegiatan usahanya serta untuk melaksanakan hak-hak dan kewajibannya. Untuk itu pada saat perseroan didirikan, bahkan sebelum permohonan pengesahan akta pendirian perseroan ke Menteri Hukum dan HAM, para pendiri harus telah menyetorkan sekurang- kurangnya 25% dari modal dasar (Pasal 33 ayat (1)).33

UUPT menetapkan jumlah minimum modal dasar (authorized capital) atau modal statuter atau perseroan adalah Rp.50 juta (Pasal 32 ayat (1)). Dan pada saat pendirian Perseroan paling sedikit 25% dari modal dasar harus sudah ditempatkan dan disetor penuh. Persyaratan jumlah modal dasar ini tidak berlaku perseroan yang melakukan kegiatan usaha tertentu, seperti perbankan, asuransi, freight forwarding.34

32 Disampaikan dalam Perkuliahan Hukum Dagang I oleh Ramli Siregar

33 Ahmad Yani & Gunawan Widjaya, Op Cit, hal 13

34 Lihat Pasal 32-33 UUPT dan Penjelasan Pasal 33

Referensi

Dokumen terkait

Table 2 Effect of oral administration of Costus speciosus on blood glucose, total cholesterol, plasma insulin and C-peptide levels (mean + SD) in normal and

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu 1 Apa saja nilai-nilai karakter yang terkandung dalam kitab Al-Akhlak lil Banat jilid 1 Karya

Kriteria yang harus dipenuhi agar suatu daerah dapat ditetapkan sebagai KEK adalah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, tidak berpotensi mengganggu kawasan lindung,

Setelah melakukan proses penelitian melalui proses observasi dengan mengamati kedua objek penelitian pada film “Cinderella” versi live action tahun 2015 dengan film

Mencukupkan diri dengan pengertian lahiriah suatu hadis saja tanpa memperhatikan hadis-hadis lainnya, dan nash-nash lain yang berkaitan dengan topik tertentu seringkali

Penilaian dilakukan berdasarkan seberapa cepat peserta didik mengerjakan soal dan seberapa banyak soal yang ia kerjakan dengan benar (konfirmasi), 13) Guru

9 Uforia masyarakat menyambut BPJS dapat saja terjadi karena sejauh ini akses pelayanan kesehatan masih dirasa sulit, dengan adanya angina segar yang dihembuskan kebijakan BPJS

Kustodian Sentral Efek Indonesia announces ISIN codes for the following securities :.