5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem
Menurut Gordon B. Davis dalam Zakiyudin (2011:5) mendefinisikan
“sistem sebagai seperangkat unsur-unsur yang terdiri dari manusia, alat, konsep dan prosedur yang dihimpun menjadi satu untuk maksud dan tujuan bersama”.
Dikutip dari buku Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart (2016:3) mendefinisikan sistem sebagai “Serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan”.
Menurut Mulyadi (2008:2) mendefinisikan “setiap sistem terdiri dari struktur dan proses. Struktur sistem merupakan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan proses sistem menjelaskan cara kerja setiap unsur sistem tersebut dalam mencapai tujuan sistem”.
Menurut penulis sendiri sistem yaitu “unsur-unsur yang meliputi konsep dan proses untuk mencapai tujuan sistem”.
2.1.2 Karakteristik Sistem
Menurut Zakiyudin (2011:6) Suatu sistem memiliki karakter atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan sebagai suatu sistem. Karakteristik juga menggambarkan sistem secara logis. Adapun karakteristik-karakteristik sistem tersebut adalah, sebagai berikut:
1. Komponen-komponen Sistem (components system). Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Dimana setiap sistem memiliki sifat-sifat dari sistem dan menjalankan fungsi tertentu dari sistem. Subsistem yang menjalankan fungsi tertentu tersebut dapat mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
2. Lingkungan Luar Sistem (environment system). Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun yang berada diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat berupa sesuatu yang menguntungkan dan merugikan.
3. Batasan Sistem (boundary). Batasan sistem merupakan daerah yang dibatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dibatasi dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batasan sistem menunjukan ruang lingkup dari system tersebut.
4. Penghubung Sistem (interface system). Penghubung atau jalinan sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem satu dengan subsistem lainnya. Kegunaan dari penghubung sistem adalah:
a. Memungkinkan sumber-sumber daya dapat mengalir dari subsistem yang satu ke subsistem yang lainnya.
b. Keluaran dari subsistem menjadi masukan untuk subsistem yang lainnya melalui penghubung.
c. Satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya untuk membentuk satu kesatuan.
5. Masukan Sistem (input system). Masukan merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan signal (signal input).
a. Masukan Perawatan. Merupakan energi yang di masukkan agar sistem tersebut beroperasi. Contoh: program komputer.
b. Masukan Signal. Merupakan energi yang dimasukkan agar didapatkan keluaran (output). Contoh: informasi.
6. Pengolah Sistem (process system). Suatu sistem harus memiliki suatu perangkan yang bertugas mengolah. Bagian pengolah ini yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Sebagai contohnya adalah sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan barang-barang lainnya menjadi barang jadi.
7. Keluaran Sistem (output system). Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan berupa sisa pembuangan. Keluaran dapat menjadi masukan untuk subsistem yang lainnya atau kepada sistem.
8. Sasaran dan Tujuan (objective and goal system). Tujuan dan sasaran adalah merupakan sesuatu yang harus dimiliki sistem. Sasaran dari sistem menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil jika mengenai sasaran atau tujuannya.
2.1.3 Klasifikasi Sistem
Menurut Zakiyudin (2011:7) Sistem dapat diklasifikasikan atas beberapa jenis, yaitu:
1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
Sistem Abstrak (abstract system), adalah sistem yang berisi gagasan atau konsep-konsep. Contohnya adalah sistem teologi atau keagamaan yaitu suatu sistem yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya, antara alam dan Allah sebagai pencipta alam semesta.
Sistem Fisik (physical system), adalah sistem yang secara fisik dapat dilihat, contohnya, sistem komputer, sistem transportasi, sistem perguruan tinggi, sistem akuntansi dan lain-lain.
2. Sistem Deterministik dan Probabilistik
Sistem Deterministik (deterministic system), adalah sistem yang operasinya dapat diprediksi secara tepat. Contohnya adalah sistem komputer. Sistem ini kita dapat berikan input sesuai dengan tujuan output tertentu.
Sistem Probabilistik (probabilistic system), adalah sistem yang tidak dapat diprediksi atau diramal dengan pasti karena mengandung unsur probabilitas atau kemungkinan-kemungkinan. Contohnya adalah, sistem evapotranspirasi, sistem serapan hara, sistem fotosintesis dan lain-lain.
3. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
Sistem Tertutup (closed system), adalah sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan dan tidak dipengaruhi oleh lingkungannya, dengan kata lain sistem yang tidak bertukar materi, informasi atau energi dengan lingkungan. Contohnya, reaksi kimia dalam tabung reaksi yang terisolasi.
Sistem Tebuka (open system), adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Ciri-cirinya adalah, sistem menerima masukan yang diketahui, yang bersifat acak, maupun gangguan.
Contohnya, sistem yang berlaku pada perusahaan dagang, sistem tanah dan lain-lain.
4. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
Sistem Alamiah (natural system), adalah sistem yang terjadi secara ilmiah tanpa campur tangan manusia, contohnya sistem tata surya.
Sistem Buatan Manusia (human made system), adalah sistem yang dibuat oleh manusia, contohnya sistem komputer, sistem mobil, sistem telekomunikasi.
5. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks
Sistem Sederhana adalah sistem yang tidak rumit atau sistem dengan tingkat kerumitan rendah, contohnya sistem sepeda, sistem mesin ketik, sistem infiltrasi tanah.
Sistem Kompleks adalah sistem yang rumit, contohnya sistem otak manusia, sistem komputer, sistem keseimbangan hara esensial dalam tanah dan lain- lain.
2.1.4 Definisi Informasi
Menurut Tyoso (2016:21) mendefinisikan “informasi adalah suatu pertambahan dalam ilmu pengetahuan yang menyumbangkan kepada konsep kerangka kerja yang umum dan fakta-fakta yang diketahui. Informasi bertumpu
pada konteks dan pengetahuan umum si penerima untuk kepentingannya. Agar dapat menerima informasi dengan sebenarnya”.
2.1.5 Definisi Sistem Informasi
Menurut Zakiyudin (2011:13) mendefinisikan “Sistem informasi adalah suatu sistem yang ada di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi yang bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan pihak luar tertentu dengan laporan yang diperlukan”.
2.1.6 Komponen Sistem Informasi
Menurut Zakiyudin (2011:13) Dalam suatu sistem informasi, terdapat komponen-komponen seperti:
1. Perangkat keras (hardware), mencakup peranti-peranti fisik seperti komputer dan printer.
2. Perangkat lunak (software) atau program, yaitu sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data.
3. Basis data (database), adalah sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data.
4. Prosedur, adalah sekumpulan aturang yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.
5. Personil atau orang, adalah semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi.
6. Jaringan komputer dan komunikasi data, merupakan sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.
2.1.7 Sistem Informasi Manajemen
Menurut Gaol (2008:14) sistem informasi manajemen adalah “sebuah sistem informasi yang selain melakukan pengolahan transaksi yang sangat berguna untuk kepentingan organisasi, juga banyak memberikan dukungan informasi dan pengolahan untuk fungsi manajemen dalam pengambilan keputusan”.
2.1.8 Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Anastasia Diana dan Lilis Setiawati (2011:4) mendefinisikan
“sistem informasi akuntansi adalah sistem yang bertujuan untuk mengumpulkan dan memproses data serta melaporkan informasi yang berkaitan dengan transaksi keuangan. Misalnya, salah satu input dari Sistem Informasi Akuntansi pada sebuah toko baju, seperti pada contoh sebelumnya, adalah transaksi penjualan”.
2.2. Peralatan Pendukung (Tools System)
2.2.1 Definisi Unified Modeling Language (UML)
Menurut Rosa A.S & M. Shalahuddin (2014:137) mengatakan bahwa
“Unified Modeling Language (UML) merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks- teks pendukung”.
2.2.2 Diagram-diagram UML
Menurut Rosa A. S & M. Shalahuddin (2014:140) mengatakan bahwa UML terdiri dari 13 macam diagram yang dikelompokkan dalam 3 kategori. Pembagian kategori dan macam-macam diagram tersebut yaitu:
1. Structure Diagrams
Structure diagrams atau diagram struktur yaitu kumpulan diagram yang
digunakan untuk menggambarkan suatu struktur statis dari sistem yang dimodelkan. Struktur diagram ini meliputi:
a. Class Diagram
Diagram kelas atau Class Diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Diagram kelas dibuat agar pembuat program atau programmer membuat kelas-kelas sesuai rancangan didalam diagram kelas agar antara dokumentasi perancangan dan perangkat lunak sinkron.
b. Object Diagram
Diagram objek menggambarkan struktur sistem dari segi penamaan objek dan jalannya objek dalam sistem. Pada diagam objek harus dipastikan semua kelas yang sudah didefinisikan pada diagram kelas harus dipakai objeknya, karena ika tidak, pendefinisian kelas itu tidak dapat dipertanggungjawabkan. Diagram objek juga berfungsi untuk mendefinisikan contoh nilai atau isi dari atribut tiap kelas.
c. Component Diagram
Digram komponen atau component diagram dibuat untuk menunjukan organisasi dan ketergantungan diantara kumpulan komponen dalam
sebuah sistem. Diagram komponen fokus pada komponen sistem yang dibutuhkan dan ada di dalam sistem.
d. Composite Structure Diagram
Composite stucture diagram baru mulai ada pada UML versi 2.0, pada
versi 1.x diagram ini belum muncul. Diagram ini dapat digunakan untuk menggambarkan struktur dari bagian-bagian yang saling terhubung maupun mendeskripsikan struktur pada saat berjalan (runtime) dari instance yang saling terhubung. Dapat menggambarkan struktur didalam
kelas atau kolaborasi.
e. Package Diagram
Package diagram menyediakan cara mengumpulkan elemen-elemen yang saling terkait dalam diagram UML. Hampir semua diagram dalam UML dapat dikelompokkan menggunakan package diagram.
f. Deployment Diagram
Diagram deployment atau deployment diagram menunjukan konfigurasi komponen dalam proses eksekusi aplikasi.
2. Behavior Diagrams
Behavior diagrams atau diagram perilaku yaitu kumpulan diagram yang
digunakan untuk menggambarkan kelakuan sistem atau rangkaian perubahan yang terjadi pada sebuah sistem. Diagram perilaku ini meliputi:
a. Use Case Diagram
Use case atau diagram use case merupakan pemodelan untuk kelakukan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang
akan dibuat. Secara kasar, use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu.
b. Activity Diagram
Diagram aktifitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem.
c. State Machine Diagram
State machine diagram atau statechart diagram atau dalam bahasa
Indonesia disebut diagram mesin status atau sering juga disebut diagram status digunakan untuk menggambarkan perubahan status atau transisi status dari sebuah mesin atau sistem atau objek.
3. Intraction Diagrams
Intraction diagrams atau diagram interaksi yaitu kumpulan diagram yang
digunakan untuk menggambarkan interaksi sistem dengan sistem lain maupun interaksi antar subsistem pada suatu sistem. Diagram interaksi ini meliputi:
a. Sequence Diagram
Diagram sekuen menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek.
b. Communication Diagram
Diagram komunikasi menggambarkan interaksi antar objek/bagian dalam bentuk urutan pengiriman pesan. Diagram komunikasi merepresentasikan informasi yang diperoleh dari diagram kelas, diagram sekuen, dan diagran use case untuk mendeskripsikan gabungan antara struktur statis dan
tingkah laku dinamis dari suatu sistem.
c. Timing Diagram
Timing Diagram merupakan diagram yang fokus pada penggambaran
terkait batasan waktu. Timing diagram digunakan untuk menggambarkan tingkah laku sistem dalam periode waktu tertentu.
d. Interaction Overview Diagram
Interaction overview diagram adalah bentuk aktivitas diagram yang setiap titik merepresentasikan diagram interaksi. Interaksi diagram dapat meliputi diagram sekuen, diagram komunikasi, interaction overview diagram, dan timing diagram.
2.2.3 Tool Yang Mendukung UML
Perbedaan simbol UML dapat terjadi karena perbedaan perangkat lunak atau CASE tools yang digunakan. CASE tools untuk membuat diagram-diagram UML misalnya:
1. Star UML (open source) 2. Argo UML
3. PoseidonCE 4. Rational Rose
5. Visual Paradigm (shareware)
2.3. Tinjauan Akuntansi 2.3.1 Pengertian Akuntansi
Menurut Hery (2014:6) dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Dasar 1 dan 2 “akuntansi dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem informasi yang memberikan laporan kepada para pengguna informasi akuntansi atau kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan (stakeholders) terhadap hasil kinerja dan kondisi keuangan perusahaan”.
2.3.2 Siklus Akuntansi
Menurut Hery (2014:66) dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Dasar 1 dan 2 siklus akuntansi adalah “proses akuntansi diawali dengan menganalisis dan menjurnal transaksi, dan yang diakhiri dengan membuat laporan”.
2.3.3 Tahapan Siklus Akuntansi
Menurut Hery (2014:66) dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Dasar 1 dan 2 ada beberapa tahapan-tahapan dalam siklus akuntansi dapat diurutkan sebagai berikut:
1. Dokumen pendukung transaksi dianalisis dan informasi yang terkandung dalam dokumen tersebut dicatat dalam jurnal.
2. Data akuntansi yang ada dalam jurnal diposting ke buku besar.
3. Seluruh saldo akhir yang terdapat pada masing-masing buku besar akun
“didaftar” (dipindahkan) ke neraca saldo untuk membuktikan kecocokan antara keseluruhan nilai akun yang bersaldo normal debet dengan keseluruhan nilai akun yang bersaldo normal kredit.
4. Menganalisis data penyesuaian dan membuat ayat jurnal penyesuaian.
5. Memposting data jurnal penyesuaian ke masing-masing buku besar akun yang terkait.
6. Dengan menggunakan pilihan (optional) bantuan neraca lajur sebagai kertas kerja (work sheet), neraca saldo setelah penyesuaian (Adjusted Trial Balance) dan laporan keuangan disiapkan.
7. Membuat ayat jurnal penutup (closing entries).
8. Memposting data jurnal penutup ke masing-masing buku besar akun yang terkait.
9. Menyiapkan neraca saldo setelah penutupan (post- closing trial balance).
10. Membuat ayat jurnal pembalik (reversing entries).
Jika digambarkan dalam bagan arus, tahapan siklus akuntansi akan tampak sebagai berikut:
Sumber: Hery (2014:67)
Gambar II.1. Siklus Akuntansi Transaksi
Dokumen Sumber Data (Pendukung Transaksi)
Analisis Transaksi (identifikasi akun) dan buatJurnal
Posting Jurnal ke Buku Besar
Neraca Saldo Sbl Pnyesuaian
Jurnal Penyesuaian (updating) dan Posting ke Buku Besar
Neraca Saldo Stlh Penyesuaian
Laporan Keuangan (Laba Rugi, Perubahan Modal, dan Neraca)
Jurnal Penutup dan Posting ke Buku Besar
Neraca SaldSetPenutupan
Jurnal Pembalik
2.3.4 Pengertian Persediaan
Menurut Arifin (2007:50) pada bukunya yang berjudul Menggunakan Microsoft Excel untuk Manajemen Keuangan Modern menjelaskan bahwa
“persediaan barang pada perusahaan dagang adalah barang-barang yang dibeli oleh perusahaan dengan tujuan untuk dijual kembali, dan biasanya dicatat dalam rekening persediaan barang dagangan”.
Sedangkan menurut Mulya (2013:206) pengertian persediaan yaitu
“persediaan menurut pernyataan standar akuntansi keuangan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal perusahaan, aktiva dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa”.
Pengertian persediaan ini sangat umum dan berlaku bagi perusahaan jasa, dagang maupun manufaktur. Persediaan juga meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakup barang jadi yang telah diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi perusahaan.
Bagi perusahaan jasa persediaan meliputi biaya jasa seperti upah dan biaya personalia lainnya yang secara langsung menangani pemberian jasa, termasuk tenaga penyedia, dan overhead yang didistribusikan.
1. Biaya Persediaan
Persediaan diperlukan dalam rangka menjaga stabilitas permintaan konsumen untuk penjualan, dan penjualan tentunya diperlukan untuk menghasilkan laba.
Banyak biaya yang timbul dari pembentukan persediaan, yang kita sebut biaya persediaan seperti :
a. Biaya penanganan, meliputi biaya perawatan, penyimpanan, asuransi, pajak property, dan penyusutan.
b. Biaya pemesanan, adalah biaya-biaya yang berkenan dengan penempatan dari pemrosesan pesanan kepada pemasok.
c. Biaya Stockout, meliputi biaya kegagalan memenuhi biaya pelanggan, bagi perusahaan produksi yaitu, biaya dari hilangnya penjualan dan laba, serta hilangnya goodwill pelanggan. Bagi perusahaan manufaktur, biaya stockout meliputi biaya penundaan produksi dan biaya penurunan waktu
serta biaya yang berkaitan dengan memulai kembali produksi.
2. Metode Penilaian Persediaan
Menurut Hery (2014:242) dalam akuntansi, dikenal tiga metode yang dapat digunakan dalam menghitung besarnya nilai persediaan akhir, yaitu: metode FIFO (first-in, first-out), metode LIFO (last-in, first-out), dan metode biaya rata-rata (average cost method). Dengan metode FIFO, harga pokok dari barang yang pertama kali dibeli adalah yang akan diakui pertama kali sebagai harga pokok penjualan. Sebaliknya, dengan menggunakan metode LIFO, harga pokok dari barang yang terakhir kali dibeli adalah yang akan diakui pertama kali sebagai harga pokok penjualan. Sedangkan dengan menggunakan metode biaya rata-rata, harga pokok penjualan per unit dihitung berdasarkan rata-rata harga perolehan per unit dari barang yang tersedia untuk dijual.
a. Penilaian Persediaan Dalam Sistem Pencatatan Perpetual
Setiap pembelian barang dagangan dari pemasok akan dicatat oleh perusahaan dengan cara mendebet akun persediaan barang dagangan dan mengkredit akun kas atau utang usaha. Demikian juga, pada setiap
transaksi penjualan barang dagangan ke pelanggan, harga pokok dari barang yang dijual akan dicatat dengan cara mendebet akun harga pokok penjualan dan mengkredit akun persediaan barang dagangan.
b. Penilaian Persediaan Dalam Sistem Pencatatan Periodik
Jika sistem persediaan periodik digunakan, maka hanya pendapatan saja yang akan dicatat ketika penjualan terjadi, tidak ada ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat besarnya harga pokok penjualan. Nantinya, pada setiap akhir periode akuntansi, penghitungan fisik atas persediaan akan dilakukan untuk menentukan besarnya persediaan akhir dan harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan dihitung dengan cara mengurangkan besarnya harga pokok dari barang yang tersedia untuk dijual dengan besarnya persediaan akhir yang diperoleh lewat penghitungan fisik tadi.
Harga pokok dari barang yang tersedia untuk dijual ini merupakan penjumlahan antara besarnya persediaan awal dengan harga pokok dari barang yang dibeli. Sama seperti sistem persediaan perpetual, asumsi aliran harga pokok harus dibuat ketika barang dagangan dibeli pada berbagai tingkat harga yang berbeda sepanjang periode. Dalam hal ini, metode penilaian yang terdiri dari metode FIFO, LIFO dan metode biaya rata-rata dapat digunakan.
1) Jika metode penilaian adalah FIFO
Dengan menggunakan metode penilaian FIFO, karena yang dijual pertama adalah barang yang sudah ada lebih dulu atau yang dibeli pertama kali, maka yang menjadi persediaan akhir adalah barang yang dibeli belakangan. Dalam ilustrasi ini, besarnya persediaan akhir
sebanyak 300 unit yang akan disajikan dalam neraca per 31 Desember, terdiri atas dua lapis:
100 unit x Rp. 120.000,- = Rp. 12.000.000,- 200 unit x Rp. 110.000,- = Rp. 22.000.000,-
300 unit = Rp. 34.000.000,-
Karena barang yang tersedia untuk dijual adalah 1.000 unit, dimana 300 unitnya masih tersedia digudang, maka berarti banyaknya unit yang sudah terjual adalah 700 unit ini dapat ditentukan sebagai berikut:
200 unit x Rp. 90.000,- = Rp. 18.000.000,- 300 unit x Rp. 100.000,- = Rp. 30.000.000,- 200 unit x Rp. 110.000,- = Rp. 22.000.000,-
700 unit = Rp. 70.000.000,-
Besarnya harga pokok penjualan diatas dapat juga dihitung dengan cara biasa, yaitu:
= Harga pokok dari barang yang - Harga pokok persediaan akhir tersedia untuk dijual
= Rp. 104.000.000 - Rp. 34.000.000
= Rp. 70.000.000,-
2) Jika metode penilaian adalah LIFO
Dengan menggunakan metode penilaian LIFO, karena yang dijual pertama adalah barang yang dibeli belakangan (terakhir kali), maka yang menjadi persediaan akhir adalah barang yang dibeli pertama kali.
Dalam ilustrasi ini, besarnya persediaan akhir sebanyak 300 unit yang akan disajikan dalam neraca per 31 Desember, terdiri atas dua lapis:
200 unit x Rp. 90.000,- = Rp. 18.000.000,- 100 unit x Rp. 100.000,- = Rp. 10.000.000,-
300 unit = Rp. 28.000.000,-
Besarnya harga pokok penjualan untuk 700 unit dapat ditentukan sebagai berikut:
100 unit x Rp. 120.000,- = Rp. 12.000.000,- 400 unit x Rp. 110.000,- = Rp. 44.000.000,- 200 unit x Rp. 100.000,- = Rp. 20.000.000,-
700 unit = Rp. 76.000.000,-
Besarnya harga pokok penjualan diatas dapat juga dihitung dengan cara biasa, yaitu:
= Harga pokok dari barang yang - Harga Pokok Persediaan akhir Tersedia untuk dijual
= Rp. 104.000.000 - Rp. 28.000.000
= Rp. 76.000.000,-
3) Jika metode penilaian adalah Biaya Rata-Rata
Metode harga pokok rata-rata dalam sistem pencatatan periodik dinamakan sebagai metode biaya rata-rata tertimbang (weighted average cost method). Besarnya harga pokok rata-rata tertimbang
perunit ini ditentukan dengan cara membagi keseluruhan harga pokok dari barang yang tersedia untuk dijual sepanjang periode dengan banyaknya unit barang terkait yang tersedia untuk dijual. Besarnya harga pokok rata-rata tertimbang per unit ini nantinya akan
dipergunakan baik untuk menghitung nilai persediaan akhir maupun besarnya harga pokok penjualan.
Dengan menggunakan data ilustrasi diatas, besarnya harga pokok rata- rata tertimbang dari 1.000 unit yang tersedia untuk dijual adalah Rp.
104.000.000 : 1.000 unit = Rp. 104.000,- per unit. Jadi, besarnya harga pokok penjualan untuk 700 unit adalah Rp. 104.000,- per unit x 700 unit = Rp. 72.800.000,-. Sedangkan nilai persediaan akhir adalah Rp.
104.000,- per unit x 300 unit = Rp. 31.200.000,-.
2.3.5 Pengertian ERD (Entity Relationship Diagram)
Menurut Rosa A. S dan M. Shalahuddin (2014:50) dalam bukunya yang berjudul Rekayasa Perangkat Lunak menjelaskan bahwa “pemodelan awal basis data yang paling banyak digunakan adalah menggunakan Entity Relational Diagram (ERD). ERD dikembangkan berdasarkan teori himpunan dalam bidang matematika. ERD digunakan untuk pemodelan basis data relasional.
2.3.6 Pengertian LRS (Logical Record Structure)
Menurut Hasugian dan Shidiq (2012:608) mengatakan bahwa “LRS adalah sebuah model sistem yang digambarkan dengan sebuah diagram-ER akan mengikuti pola atau aturan permodelan tertentu dalam kaitannya dengan konveksi ke LRS”.