1
PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TOPIK
GURINDAM DUA BELAS TERHADAP SISWA AGRESIF KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 PEKANBARU
TAHUN AJARAN 2012-2013
Hendrizal
1)Prof.Dr. Zulfan Saam, SU
2)Dra.Hj.Tri Umari, M.Si
2)1)
Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling, Email : [email protected]
2)
Dosen Program Studi Pendidikan Bimbingan Konseling FKIP Universitas Riau
ABSTRACT
The purpose of this study is: 1) To reveal the aggressiveness of class X students of SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru before the guidance given by the group of gurindam dua belas topic. 2) Knowing the aggressiveness overview class X SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru after the guidance given by the group of gurindam dua belas topic. 3) Determine whether there is influence of group counseling with gurindam dua belas topic to decrease the aggressiveness of class X students of SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru. The study population was a class X student of SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru with high aggressiveness, and the total sample was 10 people by using the technique of "purposive sampling" that is based on sampling a characteristic or specific properties. The method used was a quasi experiment One Group: one group pre-test and post-test design. To determine the level of aggressiveness of students using a questionnaire. Use the statistical data analysis techniques percentage, to distinguish aggressive students before and after counseling with a group of gurindam dua belas topic to use test "t" obtained t greater than t table (9.34 > 2.10) at 5% error level. Thus Ho is rejected and Ha accepted, which means there are significant differences in the aggressiveness of students before and after the implementation of the guidance group with gurindam dua belas topic of class X SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru 2012-2013 school year. Then from the product moment coefficient r = 0.55 ie determinant r
2= 0.30. Based on the results of research conducted, it can be concluded after the group carried out guidance on the topic to the aggressiveness of gurindam dua belas of class X students of SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru decline.
Keywords: Group Guidance, Gurindam dua belas, Aggressive.
A. PENDAHULUAN
Belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar yang
dilaksanakan terencana, terarah dan memiliki tujuan pasti yang akan
membentuk suatu karakter pribadi maupun kelompok manusia yang berada
didalamnya menjadi lebih baik, manusiawi dan juga untuk mengembangkan
seluruh potensi-potensi yang dimiliki didalam dirinya.
2
Oleh sebab itu dalam penjelasan UU RI NO. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 mendefinisikan pendidikan sebagai ”...
usaha sadar mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa, dan negara.”
Dalam Zulfan Saam, (2009:47).
Pendidikan adalah salah satu hal terpenting dalam pembentukan regenerasi suatu bangsa yang nantinya diharapkan pada hasil akhirnya dapat menghasilkan dan melahirkan bibit-bibit unggul dan berkopetensi serta ahli pada bidang atau tempatnya masing-masing. Selain dari itu pendidikan juga memiliki sisi penting dalam melanjutkan perkembangan serta pembangunan suatu bangsa yang tujuannya untuk kemaslahatan masa depan bangsa dan negara tersebut.
Pada sekolah menengah kejuruan, kondisi siswa termasuk individu yang memasuki remaja awal. Menurut Elizabeth B. Hurlock yang berlangsung 13/14 – 17 tahun. Pada masa ini perubahan-peruban fisik maupun emosional terjadi sangat pesat dan mencapai puncaknya. Ketidak seimbangan emosianal dan ketidak stabilan dalam banyak hal terjadi pada masa ini, mencari jati diri dan pola-pola hubungan sosial mulai berubah. Karena kondisi kejiwaan dan emosional yang masih sangat labil tersebut banyak menimbulkan permasalahan, baik permasalahan pribadi ataupun kelompok, jika dibiarkan akan menghambat kegiatan belajar dan aktivitas kesehariannya.
Seiring berkembangnya zaman, pola perilaku anak SMK pun berubah.
Harapan-harapan dari hasil pendidikan di sekolah tidak berjalan selaras dengan apa yang terjadi dilapangan. Perilaku siswa lebih banyak mengarah ke hal-hal yang bernuansa negatif dan tidak mendidik, seperti melakukan kebut- kebutan dijalan atau balapan liar, banyaknya aksi perkelahian antar pelajar, dan saat ini sedang trennya adalah mengikuti geng-geng motor, semua itu adalah fenomena-fenomena yang tidak asing lagi kita dengar. Hal-hal demikian merupakan suatu perilaku agresif. Perilaku agresif merupakan salah satu masalah yang sedang dihadapi diri pribadi dan sosial siswa disekolah, maupun luar sekolah. Hal demikian terjadi seiring berkembangnya berbagai macam kemampuan yang didapatkan dan dikembangkan oleh siswa dari lingkungan, apalagi ditambah kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak menjadikan tumbuh dan berkembangnya perilaku agresif pada siswa.
Teori belajar sosial menekankan kondisi lingkungan yang membuat seseorang memperoleh dan memelihara respon-respon agresif. Sebagian besar tingkah laku individu diperoleh sebagai hasil belajar melalui pengamatan (observasi) atas tingakah laku yang ditampilkan oleh individu-individu lain yang menjadi model. Menurut Bandura, dalam kehidupan sehari-hari model perilaku agresif dapat ditemukan dalam keluarga, sub-kultur, dan mass-media.
Menurut Bandura dan Walter mengamati model yang menampilkan perilaku
kekerasan sebenarnya memiliki efek dapat mendorong individu untuk imitasi
(meniru) terhadap model tersebut, oleh sebab itu sangat perlu kiranya
3
penekanan terhadap prilaku agresif siswa di sekolah supaya tidak tumbuh dan berkembangya prilaku ini.
Freud dengan teorinya psikoanalisa berpandangan bahwa agresi dapat dimasukan dalam instink mati yang berada pada taraf tak sadar, instink/naluri kematian ini ditujukan untuk menghancurkan hidup individu/ kepada diri sendiri maupun ditujukan kepada orang lain. Tri dayakisni & Hudaniah (2009:194-195).
Hal demikian dapat dilihat dari bentuk kekerasan fisik dan verbal yang dialami dan dilakukan siswa. Pada kenyataannya berdasarkan pengamatan di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru banyak siswa yang melakukan tindakan agresif. Tindakan itu dapat dilihat dan diamati secara langsung seperti;
menyerang secara fisik (memukul, merusak, mendorong), menyerang dengan kata-kata, mencela orang lain, menyerbu daerah orang lain, mengancam melukai orang lain, main perintah, melanggar milik orang lain, tidak mentaati perintah, bersorak-sorak, berteriak, atau berbicara keras pada saat yang tidak pantas, menyerang tingkah laku yang dibenci, (Delut, 1985).
Hal seperti ini diakibatkan karena telah banyaknya siswa meninggalkan budaya-budaya negeri ini dan lebih memilih mengikuti serta mengadopsi budaya luar. Apalagi saat ini era globalisasi, dimana begitu cepat, banyak, dan mudahnya budaya-budaya asing masuk dan berkembang di negeri ini. Salah satu budaya yang sangat bagus yang telah dilupakan dan ditinggalkan siswa adalah gurindam dua belas. Gurindam dua belas berisikan nasihat-nasihat dan pentunjuk menuju hidup yang diridhai Allah. Oleh karena itu masalah ini sangat perlu diteliti oleh penulis. Dan berdasarkan studi pendahuluan melalui angket agresivitas yang diberikan kepada populasi, diperoleh data sebagai berikut :
1. Siswa marah pada temannya apabila dia diganggu, sebanyak 85 orang (91,3%)
2. Jika siswa tidak mengerjakan PR, dia akan mencontek supaya tidak dihukum, sebanyakn 61 orang (65,5%)
3. Akan bertengkar dengan teman jika ia curang dalam bermain, sebanyak 52 orang (55,9%)
4. Akan memaki teman yang suka iseng dengannya,sebanyak 39 orang (41,9%)
5. Benci dengan orang yang tidak mau berteman dengannya, sebanyak 30 orang (32,3%)
Berdasarkan assesessment dan gejala-gejala di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang masalah tersebut dengan judul
“Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Topik Gurindam Dua Belas Terhadap Siswa Agresif Kelas X SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru Tahun Ajaran 2012-2013”.
Tujuan Penelitian adalah : 1)
Untuk mengetahui gambaran agresivitas siswa
kelas X SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru sebelum diberikan bimbingan
kelompok dengan topik gurindam dua belas. 2) Untuk mengetahui gambaran
agresivitas siswa kelas X SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru sesudah
4
diberikan bimbingan kelompok dengan topik gurindam dua belas. 3) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan topik gurindam dua belas terhadap penurunan agresivitas siswa kelas X SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru.
B. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah metode Quisi experiment. Metode quasi experiment bertujuan untuk memperoleh informasi yang dapat diperoleh dengan eksperiment yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semau variable yang relevan. Desain experiment ini menggunakan pola one group experiment yaitu hanya menggunakan satu kelompok dan menggunakan bentuk one group pre – test dan post – test design.
Keterangan :
O1 : angket sebelum bimbingan kelompok O2 : angket sesudah bimbingan kelompok
X :Bimbingan Kelompok yang diberikan untuk melihat pengaruhnya dalam eksperiment.
Tabel 1. Kisi-Kisi Angket Agresivitas Siswa
NO Aspek No. Item Jumlah
1. Agresivitas Emosional Verbal : a. Marah
b. Membenci c. Bertengkar d. Memaki e. Menghina f. Menertawakan
1,2 3,4 5,6 7 8,9 10,11
2 2 2 1 2 2 2. Agresivitas Fisik Sosial :
a. Berkelahi
b. Menyerang/memukul tanpa alasan
c. Berlaku kasar pada orang lain d. Membalas sakit hati
12,13 14,15 16,17,18
19,20
2 2 3 2 3. Agresivitas Fisik Asosial :
a. Meminta dengan paksa b. Berbohong
c. Mencuri d. Menyontek e. Merusak
21,22 23,24 25,26 27,28 29,30
2 2 2 2 2
O1 X O2
5
f. Melanggar disiplin
g. Melawan guru/orang tua
31,32 33,34
2 2 4. Agresivitas Destruktif :
a. Membunuh binatang b. Menyiksa
c. Menghancurkan/ merusak diri sendiri.
35,36 37,38 39,40
2 2 2
Jumlah 40 40
Sumber : Murray & Ballack dalam M. as’ad Djalil (1988).
Persentase (P) yang digunakan untuk menghitung persentase skor siswa setiap indikator. Moh. Hariyadi (2009:24).
Keterangan :
P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah sampel
Untuk mengelompokkan agresivitas siswa atas 3 kategori, dipakai rumus Kurva Normal Phopan Sirotnik dalam R. Arlizon(1995 : 100), dengan rumus sebagai berikut:
X ideal - Z ( S ideal ) s/d X ideal + Z ( S ideal ) Keterangan :
Skor ideal = 40 Uji t
Statistik parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata satu sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk interval atau ratio adalah menggunakan uji t. (Sugiyono 2010:122) dengan rumusan sebagai berikut :
Keterangan :
X
1= rata-rata sampel 1 X
2= rata-rata sampel 2
S
1= simpangan baku sampal 1 S
2= simpangan baku sampel 2 S
12= varians sampel 1
S
22= varians sampel 2
r = korelasi antara dua sampel
6
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Gambaran agresivitas siswa kelas X SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru TA. 2012/2013 sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok dengan topik gurindam dua belas.
Untuk mengetahui gambaran agresivitas siswa sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok dengan topik gurindam dua belas maka dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2. Tolok ukur agresivitas siswa sebelum diberikan bimbingan kelompok dengan topik gurindam dua belas.
No Kategori Skor Frekuensi (Sebelum) Presentase
1 Tinggi 28 - 40 0 0%
2 Sedang 13 - 27 10 100%
3 Rendah 0 - 12 0 0
Jumlah
10 100%
Sumber : Data Olahan Penelitian (2013)
Berdasarkan tabel 9 di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat agresivitas siswa sebelum diberikan layanan bimbingn kelompok dengan topik gurindam dua belas seluruhnya berada pada kategori sedang.
2. Gambaran agresivitas siswa kelas X SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru TA. 2012/2013 sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan topik gurindam dua belas.
Untuk mengetahui gambaran agresivitas siswa sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan topik gurindam dua belas maka dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3. Tolak ukur agresivitas siswa setelah diberikan bimbingan kelompok dengan topik gurindam dua belas.
No Kategori Skor Frekuensi (Sebelum) Presentase
1 Tinggi 28 - 40 0 0
2 Sedang 13 - 27 1 10%
3 Rendah 0 - 12 9 90%
Jumlah
10 100%
Sumber : Data Olahan Penelitian (2013)
Berdasarkan tabel 14 di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat
agresivitas siswa sesudah diberikan layanan bimbingn kelompok melalui
dengan topic gurindam dua belas menurun, ini dapat dilihat dari sebagian
kecil 10% berada pada kategori sedang, dan dan sebagian besar 90% pada
kategori rendah. Berarti terjadinya penurunan skor agresivitas siswa sebelum
7
perlakuan rata-rata 18,70 turun menjadi 10,10 setelah perlakuan, sehingga ada penurunan sebesar 8,6 atau 45,98% dari pre test.
3. Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Topik Gurindam Dua Belas Terhadap Siswa Agresif Kelas X SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru Tahun Ajaran 2012-2013.
Dalam penelitian ini data yang akan dianalisis untuk uji “ t “ adalah data tentang jumlah skor setiap siswa dalam menjawab angket agresivitas sebelum dan sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan topik gurindam dua belas.
Sebelum Sesudah
1. X
1=
18.701. X
2=
10.102. ∑x
1= 0 2. ∑x
2= 0
3. s1 = 3,26 3. s2 = 2,80
= 2,80
4. s12
= 10,62 4. s22
= 7,84 r
r = r =
r = 0,55 r
2= 0,30
Harga – harga tersebut selanjutnya dimaksukan dalam rumus “ t test.”
T hitung
= = =
–
=
=
t =
t = 9,34
8
Harga t
hitungtesebut selanjutnya dibandingkan dengan t
tabel, yaitu dari hasil perhitungan test “t “ , terlihat bahwa hasil t
hitungsebesar 9,34 maka dengan dk yaitu.
. dk = (n1 + n2 -2) = ( 10 + 10 – 2 ) = 18.
Dengan dk = 18 dan bila taraf kesalahan ditetapkan sebesar 5% = 2,10 dan taraf kesalahan 1% = 2,88.
Maka dapat dilihat t
hitunglebih lebih besar dari t
tabelpada taraf 5% maupun 1%
( 9,34 > 2,10) atau ( 9,34 > 2,88).
Dengan demikian H
oditolak dan H
aditerima berarti dalam penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan terhadap agresivitas siswa sebelum dengan setelah pelaksanaan bimbingan kelompok dengan topik gurindam dua belas kelas X SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru.
Hal ini dapat dilihat dari skor agresivitas siswa sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok dengan topik gurindam dua belas yaitu 187 lebih tinggi dari siswa sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan topik gurindam dua belas yaitu sebesar 101 dan berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinan diperoleh nilai r
2= 0,30 yang berarti terdapat 30% sumbangan layanan bimbingan kelompok dengan topik gurindam dua belas terhadap penurunan agresivitas siswa kelas X SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat agresivitas siswa sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok dengan topik gurindam dua belas sebagian besar berada pada kategori sedang. Hal ini dapat dilihat dari hasil penyebaran angket agresivitas Murray & Ballack dalam M. As’ad Djalil yang disebarkan kepada siswa sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok dengan topik gurindam dua belas. Hal ini sesuai dengan yang terjadi dilapangan yaitu : Akan marah pada teman yang mengganggunya, akan memaki teman yang suka iseng kepadanya, bila teman berkata kasar padanya, maka dia balas dengan perkataan yang lebih kasar, bila saya sakit hati pada orang lain, maka dia akan membalasnya.
Kemudian hal ini diperkuat lagi dengan studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis, yaitu : Siswa marah pada temannya apabila dia diganggu, sebanyak 85 orang (91,3%), jika siswa tidak mengerjakan PR, dia akan mencontek supaya tidak dihukum, sebanyakn 61 orang (65,5%), akan bertengkar dengan teman jika ia curang dalam bermain, sebanyak 52 orang (55,9%), akan memaki teman yang suka iseng dengannya,sebanyak 39 orang (41,9%), benci dengan orang yang tidak mau berteman dengannya, sebanyak 30 orang (32,3%)
Hal ini dikarenakan masih banyaknya siswa yang belum bisa mengatur emosinya sendiri serta kurang pekanya terhadap stimulus emosi orang lain.
Setelah dilakukan bimbingan kelompok dengan topik gurindam dua
belas terdapat perbedaan terhadap agresif siswa sebelum dan sesudah
bimbingan kelompok dengan topik gurindam dua belas. Ini dapat dilihat
9
setelah dilakukan bimbingan kelompok melalui gurindam dua belas terdapat 10% berada pada kategori sedang, dan sebagian besar 90% berada pada kategori rendah. Berarti terjadinya penurunan skor agresifitas siswa sebelum perlakuan yaitu rata-rata 18,70 turun menjadi 10,10 setelah perlakuan, sehingga ada penurunan sebesar 8,6 atau 45,98% dari pre test.
Hasil ini sesuai dengan layanan bimbingan kelompok yaitu untuk membantu individu dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan melalui dinamika kelompok. Prayitno, (2007:41).
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dianalisis dengan menggunakan uji “t” maka diperoleh hasil t
hitung= 9,34. Harga t
hitungtersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t
tabeldengan dk = 18 dan taraf kesalahan di tetapkan sebesar 5% maka harga t
tabel= 2,10 dan pada taraf 1%
harga t
tabel= 2,88.
Dapat dilihat bahwa harga t
hitunglebih besar dari t
tabelbaik pada taraf kesalahan 5% maupun 1%, yaitu pada taraf 5% (9,34 > 2,10) dan pada 1% (9,34 >
2,88). Sehingga H
oditolak dan H
aditerima , yang berarti bahwa pada penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan terhadap agresivitas siswa sebelum dengan sesudah diberikan bimbingang kelompok dengan topik gurindam dua belas kelas X SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru.
Dari hasil uji korelasi diperoleh nilai r = 0,55 maka koefisien determinan (r
2) adalah 0,30 artinya terdapat 30% pengaruh bimbingan kelompok dengan topik gurindam dua belas terhadap siswa agresif kelas X SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Rezky BR Tarigan dalam judul “Pengaruh Bimbingan Kelompok Terhadap Pengentasan Kenakalan Remaja Pada Siswa Kelas X SMA Swasta Usia Tama Tahun Ajaran 2011/2012”. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Bimbingan kelompok dapat diterapkan untuk menangani siswa yang memiliki agresivitas tinggi.
D. KESIMPULAN, DAN SARAN.
Berdasarkan hasil data dan pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini yaitu :1) Sebelum diberikan bimbingan kelompok dengan topik gurindam dua belas terhadap siswa agresif kelas X SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru diketahui bahwa seluruh siswa berada pada kategori sedang. 2) Sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan topik gurindam dua belas terhadap siswa agresif kelas X SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru diketahui bahwa terjadinya penurunan skor agresivitas yang signifikan, sebagian besar agresivitas siswa berada pada kategori rendah. 3 Terdapat pengaruh bimbingan kelompok dengan topik gurindam dua belas terhadap penurunan agresivitas siswa kelas X SMK Muhammadiya 1 Pekanbaru, sumbangan tersebut sebesar 30%.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis
merekomendasikan sebagai berikut :1) Kepada guru BK SMK
Muhammadiyah 1 Pekanbaru hendaknya dapat terus melaksanakan dan
10
meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan bimbingan kelompok agar menjadi primadona dari layanan bimbingan dan konseling umtuk dapat menetralisir dan mengurangi perilaku agresif siswa.2) Kepada siswa hendaknya dapat menjalin hubungan yang lebih baik terhadap guru BK dan dapat memanfaatkan layanan BK yang ada di sekolah untuk memecahkan atau meningkatkan pemahaman terhadap kehidupan sekolah, kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, masyarakat sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi yang optimal dan dapat mengurangi serta mencegah hal-hal yang bernuansa negatif. 3) Bagi peneliti selanjutnya hendaklah lebih intensif dan memperbanyak pertemuan serta mengembangkan motode yang digunakan agar dapat menekan perilaku agrsif siswa.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada kedua pembimbing saya yaitu Prof. Dr. Zulfan Saam, SU dan Dra. Hj. Tri Umari, M.Si tidak mengenal waktu dalam membimbing saya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dan karya tulis ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Alex Sobur.2003. Psikologi Umum. Bandung. Pustaka Setia
Anas Sudijono.2003. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Barbara Krahe.2005. Perilaku Agresif. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Dewa Ketut Sukardi.2008. Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-23829-cover.pdf Eko Sugianto.2012. Pantun Dan Puisi Lama. Sleman. Khitah Publishing.
Fuad Nashori. Psikologi Sosial Islam.Refika Aditama.
Fattah Hanurawan.2010. Psikologi Sosial. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Kartini Kartono.2000. Hygiene Mental. CV Mandar Maju.
M. As’ad Djalil.1988. Hubungan antara Prestasi terhadap pola kepemimpinan Orang tua dengan Agresifitas Remaja di SLTA Sekecamatan Kota Jombang Jawa Timur. Jogjakarta. Tesis. Universitas Gajah Mada.
Moh. Hariyadi.2009. Statistik Pendidikan. Jakarta. PT. Prestasi Pustakaraya.
Prayitno dkk.1997. Pelayanan Bimbingan Dan Konseling. Padang. Kerjasama Koperasi Karyawan Pusgrafin dengan Penerbit Penebar Aksara.
Prayitno, dan Amti, E.2004. dasar-dasar bimbingan dan Konseling. Jakarta. PT
Rineka Cipta.
11