• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

46

A. Gambaran Umum Desa Sepacar Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan

1. Letak Lokasi Desa Sepacar Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan

Desa Sepacar secara geografis merupakan salah satu desa yang menempati kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan propinsi Jawa Tengah. Desa Sepacar berada dalam ketinggian 10 M di atas permukaan air laut dan memiliki luas wilayah 58,23 ha. Jarak dari desa Sepacar ke ibu kota kabupaten atau kota adalah 1,4 KM. Desa Sepacar termasuk desa penghasil batik pekalongan.

Desa Sepacar dibatasi oleh beberapa wilayah, adapun batas- batas wilayah desa Sepacar adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara: berbatasan dengan desa Karangjompo kecamatan Tirto.

b. Sebelah Selatan: berbatasan dengan desa Tanjung kecamatan Tirto.

c. Sebelah Timur: berbatasan dengan desa Tirto kecamatan

Pekalongan Barat.

(2)

d. Sebelah Barat: berbatasan dengan desa Bener kecamatan Wiradesa.

89

2. Keadaan Penduduk Desa Sepacar Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan

Desa Sepacar merupakan desa yang memiliki penduduk yang cukup padat, dimana jumlah penduduknya mencapai 3860 orang.

Jumlah penduduk laki-laki mencapai 1946 orang dan jumlah penduduk perempuan mencapai 1914 orang. Desa Sepacar terbagi atas 14 RT dan 2 RW.

Untuk mengetahui gambaran penduduk lebih jelas, berikut tabel jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia:

Tabel I

Keadaan penduduk desa Sepacar kecamatan Tirto berdasarkan kelompok usia

90

Usia Laki-laki Perempuan Usia Laki-laki Perempuan

0-12

bulan 25 29 Orang 39 tahun 23 20 Orang

1tahun 43 29 Orang 40 21 38 Orang

2 32 30 Orang 41 27 27 Orang

3 28 29 Orang 42 30 26 Orang

4 29 28 Orang 43 28 39 Orang

5 32 28 Orang 44 19 29 Orang

6 26 32 Orang 45 36 21 Orang

7 30 27 Orang 46 34 26 Orang

8 27 32 Orang 47 27 35 Orang

9 30 25Orang 48 20 22 Orang

89

Dokumentasi letak lokasi desa Sepacar Kecamatan Tirto kabupaten Pekalongan, Diambil Tanggal 13 Oktober 2014

90

Dokumentasi keadaan penduduk desa Sepacar Kecamatan Tirto kabupaten Pekalongan,

Diambil Tanggal 13 Oktober 2014

(3)

10 34 29 Orang 49 22 13 Orang

11 28 32 Orang 50 20 25 Orang

12 32 35 Orang 51 16 23 Orang

13 33 29 Orang 52 18 28 Orang

14 33 27 Orang 53 26 22 Orang

15 30 33 Orang 54 19 12 Orang

16 41 27 Orang 55 18 13 Orang

17 60 70 Orang 56 14 17 Orang

18 32 51 Orang 57 17 17 Orang

19 39 41 Orang 58 11 15 Orang

20 46 31 Orang 59 13 16 Orang

21 34 36 Orang 60 16 9 Orang

22 35 36 Orang 61 10 9 Orang

23 43 34 Orang 62 14 6 Orang

24 39 45 Orang 63 10 5 Orang

25 30 33 Orang 64 5 3 Orang

26 38 36 Orang 65 4 5 Orang

27 41 29 Orang 66 6 3 Orang

28 43 44 Orang 67 2 8 Orang

29 44 30 Orang 68 3 9 Orang

30 49 37 Orang 69 3 2 Orang

31 38 42 Orang 70 2 8 Orang

32 40 36 Orang 71 1 6 Orang

33 38 32 Orang 72 6 14 Orang

34 36 25 Orang 73 1 4 Orang

35 24 29 Orang 74 1 5 Orang

36 32 42 Orang 75 2 5 Orang

37 35 36 Orang lebih dr 75th 20 14 Orang

38 32 19 Orang

Total 1946 1914 Orang

3. Mata Pencaharian Penduduk Desa Sepacar Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan

Dengan letak lokasi yang dekat dengan perkotaan Pekalongan dan kota Pekalongan sendiri terkenal dengan kota pengrajin batik, hal ini memengaruhi kehidupan penduduk masyarakat desa Sepacar Tirto dalam mata pencahariannya sehari-hari. Sebagian besar penduduk memiliki mata pencaharian sebagai produksi batik dan buruh batik.

Adapun perincian dari mata pencaharian penduduk sebagai berikut:

(4)

Tabel II

Mata pencaharian penduduk desa Sepacar kecamatan Tirto Pekalongan

91

Jenis Pekerjaan Laki-Laki Perempu

an

Petani 0 orang 0 orang

Buruh tani 3 orang 0 orang

Buruh migran 10 orang 42 orang

Pegawai negara sipil 35 orang 0 orang

Pengrajin industri rumah tangga

15 orang 32 orang

Pedagang keliling 102 orang 12 orang

Peternah 0 orang 55 orang

Nelayan 15 orang 0 orang

Montir 5 orang 0 orang

Dokter swasta 0 orang 0 orang

Bidan swasta 0 orang 1 orang

Perawat swasta 2 orang 4 orang

Pembantu rumah tangga 0 orang 2 orang

TNI 1 orang 18 orang

POLRI 2 orang 0 orang

Pensiun PNS/TNI/POLRI 10 orang 0 orang

Pengusaha kecil dan menengah 15 orang 3 orang

Pengacara 0 orang 0 orang

Notaris 0 orang 0 orang

Dukun kampung terlatih 0 orang 0 orang

Jasa pengobatan alternatif 2 orang 2 orang

Dosen swasta 0 orang 2 orang

Pengusaha besar 0 orang 0 orang

Arsitektur 2 orang 0 orang

Seniman/Artis 2 orang 0 orang

Karyawan perusahaan swasta 352 orang 2 orang

Karyawan perusahaan pemerintah

1 orang 258 orang

Penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja 574 orang 433 orang Penduduk usia 18-56 tahun yang tidak atau belum bekerja 632 orang 747 orang Penduduk usia 0-6 tahun 215 orang 205 orang Penduduk masih sekolah 7-18 tahun 410 orang 405 orang

91

Dokumentasi mata pencaharian penduduk desa Sepacar Kecamatan Tirto kabupaten

Pekalongan, 13 Oktober 2014

(5)

Penduduk usia 56 ke atas 115 orang 124 orang Jumlah penduduk 1946 orang 1914orang

4. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Sepacar Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan

Di dalam masyarakat desa Sepacar ketertarikan mereka terhadap pendidikan formal tidak terlalu tinggi terutama didominasi oleh kaum laki-laki, karena kebanyakan dari mereka lebih terfokus pada pekerjaan. Hal ini dimungkinkan karena bidang pekerjaan usaha yang tersedia tidak terikat pada ijasah lembaga pendidikan formal akan tetapi lebih ditekankan pada keterampilan kerja. Adapun jumlah penduduk desa Sepacar Tirto menurut tingkat pendidikan yang mereka tempuh adalah sebagai berikut:

Tabel III

Tingkat pendidikan penduduk desa Sepacar Tirto Pekalongan

92

Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 42 orang 25 orang Usia 3-6 tahun yang sedang TK/Play group 90 orang 96 orang Usia 7-8 tahun yang tidak pernah sekolah 35 orang 12 orang Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 425 orang 430 orang Usia 18-56 tahun tidak pernah sekolah 77 orang 46 orang Usia 18-56 tahun pernah sekolah SD tetapi

tidak tamat

71 orang 73 orang

Tamat SD/Sederajat 122 orang 132 orang

Jumlah usia 12-56 tahun tidak tamat SMP 65 orang 82 orang Jumlah usia 18-56 tahun tidak tamat SMA 68 orang 34 orang

Tamat SMP/Sederajat 380 orang 320 orang

92

Dokumentasi tingkat pendidikan masyarakat desa Sepacar Kecamatan Tirto kabupaten Pekalongan, Diambil Tanggal 13 Oktober 2014

(6)

Tamat SMA/Sederajat 435 orang 512 orang

Tamat D-1/Sederajat 22 orang 23 orang

Tamat D-2/Sederajat 30 orang 33 orang

Tamat D-3/Sederajat 21 orang 20 orang

Tamat S-1/Sederajat 57 orang 71 orang

Tamat S-2/Sederajat 4 orang 4 orang

Tamat S-3/Sederajat 0 orang 0 orang

Tamat SLB A 2 orang 1 orang

Tamat SLB B 0 orang 0 orang

Tamat SLB C 0 orang 0 orang

Jumlah total 1946 orang 1914 orang

5. Sarana dan Prasarana Desa Sepacar Tirto Kabupaten Pekalongan Desa Sepacar Tirto memiliki beberapa sarana dan prasarana pendukung yang dapat membantu keberhasilan pemerintahan desa yang meningkatkan kesejahteraan warganya. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki adalah sebagai berikut:

Tabel IV

Bidang Pendidikan desa Sepacar kecamatan Tirto kabupaten Pekalongan

93

Tingkat Pendidikan Jumlah

Paud 1 buah

TK 1 buah

SD / Sederajat 2 buah

SMP / Sederajat 2 buah

SMA 1 buah

Lembaga Pendidikan Agama 6 buah

Jumlah 13 buah

93

Dokumentasi sarana dan prasarana desa Sepacar Kecamatan Tirto kabupaten Pekalongan,

Diambil Tanggal 13 Oktober 2014

(7)

Tabel V

Bidang Kesehatan desa Sepacar kecamatan Tirto kabupaten Pekalongan

Jenis Jumlah

Politeknik atau balai pengobatan 1 unit

Posyandu 5 unit

Jumlah 6 unit

Tabel VI

Bidang Olahraga desa Sepacar kecamatan Tirto kabupaten Pekalongan

Jenis Jumlah

Lapangan sepak bola 1 buah

Lapangan volley 1 buah

Jumlah 2 buah

6. Keberagamaan

Berdasarkan data yang ada dan juga observasi yang saya

lakukan bahwa penduduk desa Sepacar Tirto kebanyakan beragama

Islam, hanya 17 orang yang beragama kristen. Jadi penduduk desa

Sepacar sebagian besar adalah muslim, baik itu aktif maupun kurang

aktif. Untuk lebih jelaskan, berikut tabel mengenai banyaknya pemeluk

agama:

(8)

Tabel VII

Banyaknya pemeluk agama desa Sepacar kecamatan Tirto kabupaten Pekalongan

94

Jenis Agama Jumlah

Islam 3843 orang

Kristen 17 0rang

Katholik 0 orang

Hindu 0 orang

Budha 0 orang

Jumlah 3860 orang

Karena penduduk desa Sepacar Tirto kabupaten Pekalongan kebanyakan beragama Islam, maka sarana tempat ibadah yang di miliki warga desa Sepacar adalah masjid dan mushola sebagai mendukung berjalannya program keagamaan yang diadakan warga desa Sepacar kecamatan Tirto kabupaten Pekalongan, berikut tabel jumlah sarana tempat ibadah orang muslim di desa Sepacar Tirto Pekalongan:

95

Tabel VIII

Jumlah Sarana tempat ibadah desa Sepacar Tirto Pekalongan

Jenis Jumlah

Masjid 1 buah

Mushola 10 buah

94

Dokumentasi banyaknya pemeluk agama desa Sepacar Kecamatan Tirto kabupaten Pekalongan, Diambil Tanggal 13 Oktober 2014

95

Wawancara pribadi kepada bapak Imron sebagai perangkat desa, Dilakukan Tanggal 13

Oktober 2014

(9)

Kegiatan-kegiatan keagamaan Islam yang dilaksanakan masyarakat desa Sepacar Tirto:

a. Kegiatan Setiap minggu yang diadakan warga desa Sepacar kecamatan Tirto kabupaten Pekalongan

1) Kegiatan membaca shalawat nariyahan yang di laksanakan setiap hari minggu oleh ibu-ibu desa Sepacar kecamatan Tirto kabupaten Pekalongan.

2) Kegiatan membaca tahlilan yang dilaksanakan oleh ibu-ibu setiap hari jum’at pagi.

3) Kegiatan membaca berjanji atau bacaan tahlilan yang di selenggarakan oleh remaja laki-laki dan anak laki-laki pada tiap malam jum’at.

4) Kegiatan membaca berjanji atau acara bacaan tahlilan yang di selenggarakan oleh remaja perempuan dan anak-anak perempuan pada tiap malam jum’at.

5) Kegiatan membaca berjanji atau bacaan tahlilan yang di selenggarakan oleh bapak-bapak pada tiap malam senin.

6) Kegiatan membaca berjanji yang di selenggarakan oleh ibu-ibu pada tiap malam kamis.

b. Kegiatan Setiap bulan yang diadakan warga desa Sepacar

kecamatan Tirto kabupaten Pekalongan

(10)

1) Kegiatan membaca tahlilan yang dinamakan wagean diselenggarkan oleh para ibu-ibu.

2) Kegiatan membaca tahlilan yang dinamakan jum’at kliwonan yang diselenggarakan oleh ibu-ibu muda.

c. Kegiatan setiap tahun yang diadakan warga desa Sepacar kecamatan Tirto kabupaten Pekalongan.

1) Kegiatan memberikan santunan bagi anak-anak yatim pada tanggal 10 muharram.

2) Peringatan maulid nabi yang dilaksanakan pada malam tanggal di bulan Rabiul Awwal.

3) Pengajian isra’ dan mi’roj yang dilaksanakan pada malam tanggal di bulan Rajab.

4) Pembacaan surat yasin dan tahlil bersama setelah jamaah shalat maghrib setiap malam tanggal 17 Agustus.

5) Kegiatan membaca doa akhir tahun dan awal tahun pada tanggal 1 Muharrom setelah shalat maghrib.

6) Kegiatan shalat tarawih dan shalat witir setelah shalat isya di mushola dan masjid.

7) Kegiatan tadarusan setelah selesai shalat tarawih dan shalat witir di mushola dan masjid

8) Kegiatan shalat tahajud pada tengah malam bulan ramadhan

di masjid.

(11)

B. Potret Pendidikan Akhlak Pada Keluarga Buruh Batik di desa Sepacar

Untuk mengetahui potret pendidikan akhlak dalam keluarga buruh batik di desa Sepacar kecamatan Tirto kabupaten Pekalongan, maka saya akan mewawancarai 7 responden yang terdiri dari beberapa unsur yaitu keluarga buruh batik, berikut datanya:

Tabel XI

Data Karakteristik Subjek Penelitian

No Nama Identitas Alamat

1 Isa (IS) Buruh batik Sepacar

2 Sania (SN) Anaknya IS Sepacar

3 Maryam (MY) Buruh batik Sepacar

4 Najwa (NJ) Anaknya MY Sepacar

5 Fais (FS) Buruh batik Sepacar

6 Nur (NR) Buruh batik Sepacar

7 Tari (TR) Anaknya NR Sepacar

Hasil data potret pendidikan akhlak pada keluarga buruh batik di desa Sepacar kecamatan Tirto kabupaten Pekalongan yang diperoleh melalui wawancara dan observasi sebagai berikut:

1. Tujuan Pendidikan Akhlak pada Keluarga Buruh Batik Desa Sepacar

Setiap kegiatan yang dilakukan seseorang ataupun sekelompok

orang sudah tentu mempunyai suatu tujuan yang hendak dicapai atau

(12)

diwujudkan, termasuk juga dalam kegiatan pendidikan, yaitu pendidikan akhlak.

Tujuan pendidikan merupakan faktor yang penting dalam pendidikan, karena tujuan pendidikan itulah yang akan memberikan arah kepada kita dengan segala usaha dan kegiatan yang akan kita laksanakan, begitu juga dengan pendidikan akhlak, tujuan itu harus ada dan penting, tanpa tujuan pendidikan usaha pendidikan tidak akan berhasil.

Pertanyaan yang saya berikan kepada IS dan MY: “Apakah pendidikan itu penting? Mengapa”? Kemudian IS menjawab: “Iya mba, soalnya untuk masa depan anak-anak agar dapat hidup dengan lebih baik”.

96

Menurut MY, seorang buruh batik: “Penting, karena kalau manusia tidak di didik maka akan jadi bodoh”.

97

Tujuan pendidikan akhlak yaitu untuk membentuk kepribadian muslim (anak), menciptakan manusia sebagai makhluk yang tertinggi dan sempurna, memiliki amal dan tingkah laku yang terpuji, baik terhadap sesama manusia maupun sesama makhluk Tuhan guna mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Pertanyaan yang saya ajukan kepada IS, MY dan FS adalah:

“Apakah tujuan pendidikan akhlak”? Kemudian IS menjawab:

96

Wawancara pribadi kepada IS seorang buruh batik, Dilakukan Tanggal 24 Oktober2014

97

Wawancara pribadi kepada MY seorang buruh batik, Dilakukan Tanggal 24 Oktober 2014

(13)

“Tujuannya menurut saya yaitu supaya anak mempunyai sifat yang baik dan tidak terjerumus kesifat-sifat yang buruk”.

98

Tujuan pendidikan akhlak menurut MY adalah: “Tujuannya agar mempunyai sopan santun kepada orang tua dan orang lain mba, biar anak bisa lebih dekat dengan Allah”.

99

Tujuan pendidikan akhlak menurut FS adalah: “Ya biar bisa menghargai orang lain, punya sifat yang baik saat di keluarga atau di masyarakat”.

100

2. Materi Pendidikan Akhlah pada Keluarga Buruh Batik Desa Sepacar

Akhlak manusia yang ideal dan mungkin dapat dicapai oleh usaha pendidikan dan pembiasaan yang sungguh-sungguh, tidak ada manusia yang mencapai keseimbangan yang sempurna kecuali apabila ia mendekatkan pendidikan dan pembinaan akhlaknya secara baik.

Materi yang diajarkan oleh keluarga buruh batik adalah tentang shalat, berdoa, menghormati orang tua. Dengan materi yang dibiasakan dan diajarkan setiap harinya, maka dapat menjadikan kebiasaan dan kebiasaan akan menjadi akhlak, dan berharap akan tercapainya akhlak yang baik dan mulia.

Pertanyaan yang saya ajukan kepada IS, MY, NR adalah:

“Materi akhlak apakah yang anda ajarkan kepada anak anda”?

98

Wawancara pribadi kepada IS, Dilakukan Tanggal 24 Oktober 2014

99

Wawancara pribadi kepada MY, Dilakukan Tanggal 24 Oktober 2014

100

Wawancara pribadi kepada FS, Dilakukan Tanggal 24 Oktober 2014

(14)

Menurut IS mengenai materi yang diajarkan untuk anaknya adalah:

“Ya yang saya utamakan adalah tentang sholat mba, karena agar bisa membiasakan mendekatkan diri kepada Allah dan menjadi pribadi yang baik mba, contohnya saya mengajarkan anak-anak untuk mendoakan orang tuanya, karena dapat berbakti kepada kedua orang tuanya. Saya menasehati anak-anak saya untuk mengikuti mengaji di tempat pak ustadz setelah maghrib”.

101

Materi pendidikan akhlak yang MY ajarkan kepada anaknya adalah: “Saya mengajarkan anak saya biar berkata jujur, mempunyai sopan santun, sholat wajibnya dikerjakan, hal-hal yang dilarang Allah saya menyuruh untuk menjauhinya, contohnya tidak menghina temannya dan tidak berbohong.”

102

Menurut NR mengenai materi yang diajarkan untuk anaknya adalah:

“Saya mengajarkan budi pekerti yang baik, tata krama yang baik.

Contohnya berkata yang sopan dan jujur. Pada saat anak saya sedang mau makan, saya menyuruhnya duduk dengan baik dan diawali membaca doa dan makan menggunakan tangan kanan. Pada saat anak saya akan berangkat sekolah, saya berpesan untuk berbuat baik kepada teman, contohnya tolong menolong saat teman mengalami kesusahan.

Pesan lain yang saya ucapkan adalah makan jajan yang sehat, setelah makan membuang sampahnya ditempat sampah dan menyisihkan sedikit uang sakunya untuk menabung”.

103

Pertanyaan yang saya ajukan kepada SN, NJ, FS dan TR adalah: “Materi akhlak yang orang tua anda ajarkan apa”?

Menurut SN materi yang orang tuanya ajarkan adalah:

“Saya disuruh menghormati orangtua mba. Contohnya kalau mau berangkat sekolah salaman dulu sama bapak dan ibu. Nasehat bapak dan ibu saat saya mau berangkat sekolah yaitu tidak bolos, mendengarkan bu guru dengan baik, patuh sama bu guru. Kalau ada

101

Wawancara pribadi kepada IS, Dilakukan Tanggal 24 Oktober 2014

102

Wawancara pribadi kepada MY, Dilakukan Tanggal 24 Oktober 2014

103

Wawancara pribadi kepada NR, Dilakukan Tanggal 08 Februari 2015

(15)

PR, yang membantuku adalah ibu mba dan belajarnya setelah isya. Ibu bernasehat saat saya akan makan berdoa dulu mba dan makannya harus dihabiskan”.

104

Menurut NJ materi yang orang tuanya ajarkan adalah:

“Saya disuruh berkata yang baik dan sopan, apalagi sama orang lebih tua. Contohnya tidak boleh memotong pembicaraan. Nasehat bapak dan ibu kalau adek mau berangkat sekolah adalah nurut sama kata bu guru mba dan tidak nakal sama teman. Setelah pulang sekolah, ibu menyuruh ganti baju dan makan siang mba. Saat mau makan, ibu menyuruh baca doa dan makannya tidak boleh terburu-buru mba.

Ibuku membantuku mengerjakan PR pada saat malam hari setelah maghrib mba”.

105

Menurut TR materi yang orang tuanya ajarkan adalah: “Bapak dan ibu mengajarkan sifat baik kepadaku mba, contohnya tolong menolong sama teman. Pada saat saya mau makan bapak dan ibu berkata nasinya harus dihabiskan. Sebelum saya berangkat ke sekolah, ibu menyuruhku berkata baik sama bu guru dan teman”.

106

Menurut pernyataan FS, mengenai materi yang di ajarkan dari orangtuanya adalah: “Orang tua saya mengajarkan akhlak mba.

Contohnya saya di ajari unggah ungguh kepada orang yang lebih tua dan menghormati orang tua biar punya sopan santun. Unggah-ungguh seperti menyapa orang yang dikenal. Contoh menghormati orang tuanya seperti kalau berbicara tidak boleh kasar mba”.

107

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Akhlak pada Keluarga Buruh Batik Desa Sepacar

104

Wawancara pribadi kepada SN, Dilakukan Tanggal 09 Februari 2015

105

Wawancara pribadi kepada NJ, Dilakukan Tanggal 10 Februari 2015

106

Wawancara pribadi kepada TR, Dilakukan Tanggal 08 Februari 2015

107

Wawancara pribadi kepada FS, Dilakukan Tanggal 24 Oktober 2014

(16)

Dalam mengajarkan pendidikan akhlak di desa Sepacar kecamatan Tirto kabupaten Pekalongan, tidak terlepas dari beberapa faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor tersebut, baik berupa faktor pendukung maupun faktor penghambat. Berikut ini saya secara garis besar akan menjelaskan kedua faktor tersebut sesuai dengan data yang didapatkan di lapangan melalui wawancara kepada buruh batik, majikan batik, tokoh masyarakat dan bapak kepala desa di desa Sepacar kecamatan Tirto.

Faktor yang mendukung pendidikan akhlak adalah hal-hal yang mendukung pelaksanaan pendidikan pendidikan akhlak agar tujuannya tercapai.

Menurut IS, mengatakan bahwa faktor yang mendukung pendidikan akhlak adalah: “Tetangga yang seumuran dengan dia mba, karena kebanyakan dari anak seusia anak-anak saya suka ikut mengaji setelah sholat maghrib dan beberapa program keagamaan Islam yang di ikuti setiap minggu, bulan dan tahunnya”.

108

Menurut MY, mengatakan bahwa faktor yang mendukung pendidikan akhlak adalah: “Lingkungan keluarga yang mempengaruhi.

Suami saya selalu mengajak anak saya untuk melaksanakan sholat berjamaah di mushola, kemudian saya juga menyekolahkan anak saya ke TPQ”.

109

108

Wawancara pribadi kepada IS, Dilakukan Tanggal 24 Oktober 2014

109

Wawancara pribadi kepada MY, Dilakukan Tanggal 24 Oktober 2014

(17)

Menurut NR, mengatakan bahwa faktor yang mendukung pendidikan akhlak adalah: “Saya mengajarkan anak saya belajar saat malam hari. Pergaulan kepada teman sekolahnya juga dapat memberikan semangat belajar bersama”.

110

Faktor yang menghambat pendidikan akhlak adalah hal-hal yang menghambat pelaksanaan pendidikan pendidikan akhlak.

Menurut IS, mengatakan bahwa faktor yang menghambat pendidikan akhlak adalah: “Dari keluarganya mba, karena kalau keluarganya sibuk dengan pekerjaannya, kemudian yang mendidik anaknya siapa? Waktu yang banyak di habiskan anak kan saat di rumah”.

111

Menurut MY, mengatakan bahwa faktor yang menghambat pendidikan akhlak adalah: “Televisi mba, sekarang banyak acara sinetron yang tidak disaring”.

112

Menurut NR, mengatakan bahwa faktor yang menghambat pendidikan akhlak adalah: “Pergaulan teman yang tidak sebaya mba. Kemudian para pemuda yang merantau, pada saat pulang kadang pergaulannya yang kurang sesuai dengan Islam di bawa ke desa, makanya saya selalu menasehati anak saya untuk berteman yang sebaya”.

113

110

Wawancara pribadi kepada NR, Dilakukan Tanggal 08 Februari 2015

111

Wawancara pribadi kepada IS, Dilakukan Tanggal 24 Oktober 2014

112

Wawancara pribadi kepada MY, Dilakukan Tanggal 24 Oktober 2014

113

Wawancara pribadi kepada NR, Dilakukan Tanggal 08 Februari 2015

Gambar

Tabel II
Tabel III
Tabel IV
Tabel VI
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil validasi di atas menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan berkategori valid dengan skor rata-rata 4 yaitu penekanan terhadap proses menemukan konsep, bahasa,

[r]

Hal ini berarti besaran pengaruh dari variabel kepuasan kerja internal dan eksternal secara bersamaan terhadap komitmen organisasi karyawan BPJS Ketenagakerjaan

Perlindungan dan pemeliharaan benda cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib dilakukan dengan memperhatikan nilai sejarah dan keaslian bentuk serta

Manfaat subyektif dari penelitian ini adalah sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi peneliti mengenai perbankan syariah, khususnya, tentang kronologi

Adapun data penelitian ini berupa kutipan pernyataan atau kalimat-kalimat yang mengandung nilai moral yang terdapat dalam novel tetralogi Laskar Pelangi karya

Dari hasil perhitungan unit cost, untuk mengangkut batubara sejauh 710 km dari Muarateweh menuju Taboneo, biaya yang diperlukan adalah $ 72.28 per tonnya

Hasil penelitian kepadatan tikus dengan perilaku pengelolaan sampah rumah tangga pada masyarakat dusun fokus Taman maupun dusun terancam Tlogosari sama-sama