Oleh :
Dit. Pakan dan Obat Ikan
CPPIB
Pakannya sudah terdaftar?
Pabriknya sdh ber-
CPPIB?
UU N0. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan Permen KP RI No. 55/PERMEN-KP/2018
FAO Good Aquaculture Feed Manufacturing Practice
SNI CPPIB
(NO. 8227:2015)
Benchmark CPPIB
checklist audit
Pedoman Penerapan Sertifikasi CPPIB
(2016)
Struktur:
SNI – Pedoman Penerapan – Checklist
• Kriteria & persyaratan minimum
SNI (BSN)
• Conformity (Untuk Fasilitator &
Pembudidaya Ikan)
Pedoman Penerapan (Permen KP No.
55/PERMEN-KP/2018)
• Conformity & Un- conformity (Untuk Auditor)
Checklist Audit (PerDirjen PB)
Acuan Normatif
1.
SNI 01-4087, Pakan buatan untuk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) pada budidaya intensif.
2.
SNI 01-4266, Pakan buatan untuk ikan mas (Cyprinus carpio L.) pada budidaya intensif.
3.
SNI 01-4413, Pakan buatan untuk ikan sidat (Anguilla spp.) pada budidaya intensif.
4.
SNI 01-7242, Pakan buatan untuk ikan nila (Oreochromis spp.) pada budidaya intensif.
5.
SNI 01-7243, Pakan buatan untuk udang galah (Macrobrachium rosenbergii de Man) pada budidaya intensif
6.
SNI 01-7308, Pakan buatan untuk ikan bandeng pada budidaya intensif.
7.
SNI 7472, Pakan buatan untuk ikan kerapu kelas pembesaran.
8.
SNI 7473, Pakan buatan untuk ikan gurami (Osphronemus goramy.Lac).
Acuan Normatif
9. SNI 7548, Pakan buatan untuk ikan patin (Pangasius sp).
10. SNI 7549, Pakan buatan untuk udang vaname (Litopenaeus vannamei).
11. SNI 7771, Pakan buatan untuk pembesaran ikan bawal bintang (Trachinatus blochii Lacepede).
12. SNI 7674, Pakan buatan untuk pembesaran ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch).
13. SNI 7675, Pakan buatan untuk lobster air tawar (Cherax sp).
14. SNI 7768, Pakan buatan untuk pembesaran ikan bawal air tawar (Colossoma mmacropomum).
15. SNI 7813, Pakan buatan untuk benih udang vaname 16. SNI 7814, Pakan buatan untuk benih kerapu
17. SNI 7869, Pakan buatan untuk ikan koi (Cyprinus carpio).
18. SNI 7998, Pakan buatan untuk ikan koki (Carrasius auratus).
Kriteria & Persyaratan
1. Pra Produksi
Lokasi
Kemudahan aksesibilitas
Desain dan tata letak
Bangunan
Sanitasi dan higiene
Pengadaan dan penyiapan bahan baku pakan
Penyimpanan bahan baku pakan
2. Produksi
Pembuatan pakan
Pengendalian mutu pakan
Pengemasan dan pelabelan
3. Pascaproduksi
Penyimpanan pakan
Pendistribusian pakan 4. Manajemen Usaha
Pekerja
Pengawasan
5. Pengelolaan lingkungan
6. Pendokumentasian
1. Pra Produksi
1.1 Lokasi
a.
Mempunyai ijin dari pemerintah setempat
Untuk produsen pakan industri:
- Mempunyai Surat Ijin Usaha dari instansi yang berwenang.
Untuk produsen pakan mandiri:
- Mempunyai Surat Tanda Daftar Industri (TDI) atau Surat Keterangan Usaha dari instansi yang berwenang.
b. Bebas banjir
- Lokasi bebas dari potensi banjir.
- Apabila lokasi terjadi banjir, sudah tersedia peralatan mitigasi banjir dan sistem drainase yang baik sebagai upaya pencegahan terjadinya kerusakan fasilitas, kontaminasi dan penurunan mutu bahan baku dan produk.
c. Bebas pencemaran dari limbah industri, limbah rumah tangga dan cemaran lainnya.
- Terhindar dari limbah industri, limbah rumah tangga dan cemaran lainnya.
- Tidak ada rumah atau fasilitas lain yang bersamaan letak dan penggunaannya dengan bangunan pabrik yang berpotensi menimbulkan cemaran, kecuali bila mampu mengendalikan pencemaran.
- Tidak berada dilokasi yang kurang baik sistem saluran pembuangan airnya.
Lanjutan Lokasi
a. Tersedia sarana dan prasarana transportasi
- Tersedia akses jalan yang kondisinya layak dilalui oleh kendaraan roda 4, atau minimal roda 2/3 (untuk pakan mandiri).
- Mempunyai sarana untuk mengangkut bahan dan pakan.
- Akses keluar masuk orang dan kendaraan tersedia dan terkendali.
b. Tersedia sarana dan prasarana listrik
- Tersedia sumber energi, atau jaringan listrik yang memadai untuk operasional produksi pakan.
- Mudah untuk mendapatkan BBM untuk keperluan operasional genset.
- Tersedia sarana penampungan untuk penyimpanan BBM yang cukup untuk kebutuhan produksi dan tidak menjadi sumber kontaminasi
c. Tersedia sarana dan prasarana komunikasi
- Tersedia jaringan komunikasi baik berupa jaringan kabel dan/atau seluler.
d. Tersedia sarana dan prasarana air bersih
- Tersedia sumber air bersih yang memadai baik kualitas, kuantitas dan kontinuitas.
- Tersedia jaringan penyediaan dan penyaluran air bersih.
1.2 Kemudahan aksesibilitas
a. Mempunyai alur produksi yang baik sehingga memudahkan akses penerimaan bahan baku, proses produksi, penyimpanan dan distribusi pakan
- Desain dan tata letak bangunan diatur mengikuti alur proses produksi, sehingga tidak menimbulkan lalu lintas kerja yang simpangsiur dan berakibat in-efisiensi terhadap proses produksi pakan.
- Mempunyai dokumen alur proses produksi yang mampu mengidentifikasi semua kegiatan produksi pakan.
- Luas ruangan harus disesuaikan dengan jenis dan kapasitas produksi, jenis, jumlah dan ukuran alat produksi serta jumlah karyawan yang bekerja.
1.3 Desain dan tata letak
Gudang
Bahan Baku Gudang Hasil
Produksi
Gudang Peralatan
R. Produksi
Kantor Toilet.
musholla
Desain Pabrik
Penepung Mixer
Peleting
oven Contoh :
b. Desain dan tata letak dapat mencegah kontaminasi dan kontaminasi silang
- Tahap/kegiatan produksi yang dilakukan tidak menyebabkan kontaminasi dan kontaminasi silang.
- Terdapat pembagian fungsi ruangan yang jelas untuk penerimaan dan penyimpanan bahan baku, proses produksi utama, tempat penyimpanan produk, bahan kimia, BBM dan area pendukung untuk menghindari terjadinya kontaminasi
& kontaminasi silang.
- Desain dan tata letak memudahkan untuk pembersihan dan perawatan bangunan/ruangan, mesin dan peralatan secara rutin.
c. Mempunyai jalur evakuasi pada saat terjadi keadaan darurat
Khusus untuk skala industri
- Mempunyai petunjuk arah evakuasi yang jelas dan mudah dilihat pekerja.
- Mempunyai area evakuasi yang cukup untuk pekerja.
Lanjutan Desain dan Tata Letak
a.
Mempunyai bangunan permanen yang higienis dan aman
- Bangunan terdiri dari area penerimaan barang termasuk bahan, penyimpanan bahan, penyimpanan bahan kimia, proses pengolahan pakan dan proses penyimpanan produk.
- Bangunan mampu melindungi secara maksimal dari pengaruh buruk cuaca, banjir, sinar matahari langsung, kelembaban,rembesan air, mempunyai penerangan dan ventilasi yang cukup.
- Dinding dan atap terbuat dari bahan material yang tidak toksik.
- Bangunan mudah dalam perawatannya, bersih dan mendukung operasional proses produksi.
b.
Bangunan mudah dibersihkan dan dapat mencegah masuknya hama dan binatang pembawa penyakit
- Lantai bangunan terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan.
- Bangunan dilengkapi dengan sarana untuk mencegah masuknya hama dan binatang pembawa penyakit serta bersarangnya hewan pengganggu (hewan pengerat, serangga, kutu, unggas atau hewan lainnya).
a. Sanitasi
- Mempunyai unit pengolahan limbah yang memadai dan sesuai standar pengelolaan limbah.
- Sarana pembuangan limbah, harus dapat mengolah membuang limbah padat, cair dan atau gas yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
- Sarana toilet yang letaknya tidak terbuka langsung ke ruang proses pengolahan dan ruang lainnya serta dilengkapi bak cuci tangan.
- Sarana cuci tangan ditempatkan pada tempat-tempat yang diperlukan dilengkapi dengan air yang cukup tersedia.
- Alat & perlengkapan selalu dibersihkan serta dilakukan tindakan sanitasi.
- Alat pengangkutan dan pemindahan barang dalam bangunan unit produksi harus bersih dan tidak merusak barang yang diangkut atau dipindahkan.
- Alat angkut untuk mengedarkan produk akhir harus bersih, dapat melindungi produk baik fisik maupun mutunya sampai ke tempat tujuan.
1.5. Sanitasi dan Higiene
b. Higiene
- Tersedia program dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk pekerja.
- Pekerja yang sakit atau menderita luka terbuka dilarang menangani bahan baku, bahan pengemas dan bahan yang sedang dalam proses pembuatan pakan.
- Prosedur higiene perorangan dipublikasikan dan diberlakukan bagi pekerja dan non pekerja yang berada di ruang produksi dan penyimpanan bahan baku/produk.
- Aktivitas prosedur higiene antara lain : mengenakan alat pelindung diri (APD), dilarang merokok, makan, minum, meletakkan tanaman atau menyimpan makanan, minuman, bahan untuk merokok dan obat pribadi di dalam ruang produksi, laboratorium, penyimpanan dan ruangan lainnya.
Lanjutan Sanitasi & higiene
a. Bahan baku dipilih dengan memperhatikan: kriteria, ketersediaan dan kontinuitas, harga, kualitas bahan baku, keamanan pangan (bebas antibiotik, residu dan cemaran lainnya) dan kemudahan diperoleh serta penggunaannya.
- Memilih bahan baku yang memenuhi standar mutu atau persyaratan kualitas yang telah ditetapkan;
- Memiliki informasi dan akses terhadap status pemasok serta ketersediaan sumber bahan baku baik secara kualitas maupun kuantitas.
b. Bahan baku pelengkap dan imbuhan harus memenuhi standar dan tidak boleh membahayakan kesehatan ikan dan manusia
- Bahan baku pelengkap (feed supplement) dan imbuhan (feed additive) sudah terdaftar di instansi berwenang.
- Bahan pelengkap dan imbuhan yang belum terdaftar di KKP namun tidak termasuk bahan yang dilarang.
1.6
Pengadaan dan penyiapan bahan baku pakan
c. Dilakukan pengujian mutu fisik, kimia dan biologi
- Memiliki hasil uji mutu fisik, kimia dan biologi sesuai bahan baku yang akan digunakan;
- Bahan baku yang tidak memenuhi persyaratan mutu, ditandai dan tidak boleh digunakan serta harus segera dikeluarkan dari tempat penyimpanan atau dimusnahkan.
d. Pengadaan bahan baku disertai spesifikasi, sumber/asal-usul, detail pra- pengolahan, bahaya, cara penggunaan dan penyimpanannya
- Tersedia surat keterangan spesifikasi, sumber/asal-usul, detail pra pengolahan, bahaya, cara penggunaan dan penyimpanannya (Material Safety Data Sheet).
e. Dilakukan pemantauan secara rutin terhadap pengadaan bahan baku
- Melakukan pemantauan dan evaluasi secara rutin terhadap kualitas dan kontinuitas bahan baku.
- Tersedia data hasil pemantauan kualitas dan kontinuitas bahan baku.
Lanjutan Pengadaan & penyimpanan bahan baku
f. Dilakukan peninjauan kembali untuk setiap spesifikasi bahan setiap tahunnya
- Melakukan peninjauan kembali setiap spesifikasi bahan baku secara regular.
- Tersedia data hasil peninjauan kembali spesifikasi bahan baku.
Lanjutan Pengadaan & penyimpanan bahan baku
a. Bahan baku yang dapat mengalami kerusakan karena suhu dan kelembaban, hendaknya disimpan di dalam ruangan yang dilengkapi palet
- Mempunyai ruang penyimpanan bahan baku yang dilengkapi dengan ventilasi yang cukup.
- Menggunakan palet untuk sarana penyimpanan bahan baku.
b. Bahan baku ditempatkan sesuai jenis dan sifatnya (padat, cair, tepung)
- Bahan baku padat dan tepung disimpan ditempat yang kering.
- Bahan baku cair disimpan pada wadah yang tidak mudah rusak dan tertutup.
- Memiliki tempat penyimpanan yang dapat menjaga bahan baku sesuai dengan karakteristik aslinya.
1.7 Penyimpanan bahan baku pakan
c.
Sebelum diproses, bahan baku harus dalam kondisi baik serta digunakan menurut prosedur first-in first-out (FIFO)
- Penyimpanan bahan baku harus diatur sedemikian rupa untuk memudahkan pengambilan sesuai dengan urutan masuk dan diberikan penandaan;
- Bahan baku yang diterima lebih dahulu, digunakan lebih dahulu (FIFO);
Lanjutan Penyimpanan bahan baku pakan
a. Jenis bahan baku yang digunakan sesuai rekomendasi dan berasal dari sumber yang jelas tidak dicampur dengan bahan atau zat aktif yang dilarang
- Jenis bahan baku yang digunakan sesuai ketentuan, berasal dari sumber yang terpercaya dan dimonitor berdasarkan faktor resiko untuk menjamin bebas dari bahan berbahaya;
- Tidak dicampur dengan bahan atau zat aktif yang dilarang.
2. Produksi
2.1. Pembuatan pakan
b. Formula pakan disusun untuk menghasilkan komposisi nutrisi sesuai SNI pakan ikan
- Formulasi pakan dibuat berdasarkan jenis bahan baku yang tersedia dan kebutuhan nutrisi ikan sesuai dengan SNI;
- Untuk pakan ikan yang belum ada SNI-nya, formulasi dapat menggunakan referensi pakan dari genus ikan yang sama atau mengacu pada literatur ilmiah yang ada;
- Memiliki formulator pakan ikan atau penanggung jawab yang menangani formulasi pakan.
c. Bahan baku padat dan kering dalam bentuk tepung
- Bentuk partikel bahan baku padat dan kering berupa tepung.
- Bahan baku yang belum berupa tepung seperti biji atau lempengan (flake) harus dihaluskan menjadi tepung.
- Bahan baku yang sudah halus dapat langsung disiapkan untuk dicampur.
Lanjutan Pembuatan pakan
d. Penggunaan obat dan bahan lainnya untuk pakan terapi (pengobatan) sesuai dengan peraturan dan petunjuk label
- Jenis obat yang digunakan sesuai dengan rekomendasi dan sudah terdaftar di KKP atau otoritas kompeten yang berwenang.
- Pakan terapi (pengobatan) dibuat berdasarkan pesanan khusus dari pembudidaya ikan dan diformulasi berdasarkan rekomendasi dokter hewan serta tidak boleh dijual bebas.
- Pembuatan pakan terapi harus terpisah (batch tersendiri), peralatan dicuci sebelum dan sesudah digunakan.
- Penyimpanan pakan terapi terpisah dengan pakan lainnya.
- Kemasan pakan terapi diberi label atau penandaan khusus.
- Tersedia laporan distribusi dan penggunaan pakan terapi.
Lanjutan Pembuatan pakan
e. Proses pembuatan pakan meliputi: pengkondisian (conditioning) proses pencampuran (mixing), penggilingan, proses pemasakan bahan baku, proses pelleting atau ekstrusi, proses pendinginan dan pengeringan serta proses pengemasan dan pelabelan.
- Setiap bahan baku diproses sesuai formulasi.
- Dilakukan penimbangan bahan baku dan pencampuran sampai merata sesuai dengan formulasi.
- Dilakukan penggilingan untuk bahan baku yang ukurannya belum sesuai standar.
- Dilakukan proses pencampuran dan pemasakan sesuai dengan jenis pakan (pakan tenggelam atau terapung).
- Dilakukan proses pencetakan (pelleting) dan atau ekstrusi untuk pellet apung.
- Dilakukan proses pengeringan sampai kadar air sesuai SNI dan pendinginan sampai suhu kamar.
- Dilakukan pemisahan ukuran dengan penyaringan sesuai dengan diameter (mesh-size) tertentu untuk mendapatkan ukuran pakan yang diinginkan.
- Dilakukan pengemasan kedalam wadah yang kedap air dan pelabelan.
Lanjutan Pembuatan pakan
a
.Pengujian mutu pakan dilakukan pada setiap lot produksi
- Dilakukan pengambilan contoh pakan secara acak dan dicampur untuk dianalisa pada setiap lot produksi.
- Tersedia hasil analisa pengujian mutu pakan.
- Bila ditemukan pakan ikan mengandung bahan yang tidak direkomendasikan harus dilakukan pemusnahan produk.
b. Parameter pengujian mutu pakan meliputi: ukuran pakan, kadar abu, kadar air, kadar lemak, kadar protein, kadar serat kasar, water stability, kandungan antibiotik, cemaran mikroba, logam berat
- Dilakukan pengujian mutu pakan terhadap parameter proksimat setiap lot produksi.
- Dilakukan pengujian kandungan antibiotik, cemaran mikroba dan logam berat secara berkala minimal 3 (tiga) bulan sekali.
- Tersedia hasil pengujian mutu pakan berdasarkan parameter uji.
2.2. Pengendalian mutu pakan
a. Pengemasan harus menjamin stabilitas mutu pakan
- Kemasan pakan terbuat dari bahan yang dapat mempertahankan kualitas mutu pakan (tahan terhadap rembesan air, tidak mudah robek).
- Bahan kemasan tidak mengkontaminasi pakan.
b. Kemasan pakan harus diberi label sesuai dengan jenis dan spesifikasinya
- Setiap kemasan pakan harus diberi label sesuai dengan jenis dan spesifikasinya.
- Label harus mudah dibaca, tidak mudah lepas dan tidak luntur serta ditulis dalam Bahasa Indonesia.
2.3. Pengemasan dan pelabelan
c. Label pakan harus memenuhi ketentuan dalam regulasi terkait pakan ikan yang mencantumkan merk dagang, nama produsen, peruntukan pakan, bobot bersih (netto), jenis bahan yang digunakan, jenis bahan yang ditambahkan, kandungan nutrisi, cara penyimpanan, cara penggunaan, bentuk dan sifat-sifat fisik, tanggal produksi, tanggal kedaluwarsa, kode produksi dan nomor pendaftaran pakan
- Label harus memuat informasi lengkap mengenai merk dagang, nama produsen, peruntukan pakan, bobot bersih (netto), jenis bahan yang digunakan, jenis bahan yang ditambahkan, kandungan nutrisi, cara penyimpanan, cara penggunaan, bentuk dan sifat-sifat fisik, tanggal produksi, tanggal kadaluwarsa, kode produksi dan nomor pendaftaran pakan.
LanjutanPengemasan & pelabelan
a
.Pakan disimpan di gudang yang memenuhi persyaratan teknis
- Tersedia gudang/tempat penyimpanan pakan yang memenuhi persyaratan teknis (tidak lembab, cukup ventilasi) dan memadai;
- Pakan disimpan digudang/tempat penyimpanan yang tidak bercampur dengan barang atau peralatan lainnya.
b. Pengaturan penumpukan pakan (menggunakan palet) dilakukan untuk memudahkan pengambilan sesuai urutan masukberdasarkan prinsipfirst-in, first-out (FIFO)
- Pengaturan penumpukan pakan menggunakan palet dilakukan untuk memudahkan pengambilan sesuai urutan produksi;
- Memiliki catatan kode penyimpanan pakan sesuai dengan lot produksi.
3. Pasca Produksi
3.1. Penyimpanan pakan
a. Distribusi berdasarkan prinsip first-in, first-out (FIFO) - T
ersedia catatan urutan dan tanggal produksi pakan;- Tersedia catatan distribusi yang memuat data tanggal pengiriman, nama dan alamat tujuan pengiriman serta jumlah dan jenis pakan yang didistribusikan.
b. Distribusi pakan menggunakan wadah dan alat angkut yang dapat menjaga mutu pakan
- Menggunakan wadah dan alat angkut yang dapat mempertahankan mutu pakan;
- Alat angkut dalam kondisi bersih, kering dan tertutup serta tidak terdapat material yang tersisa dari pengangkutan sebelumnya.
3.2. Pendistribusian pakan
4.1 Pekerja
a. Pekerja yang terkait dalam proses produksi pernah mengikuti pelatihan teknis dan sistem mutu serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
- Tersedia program pelatihan untuk peningkatan kompetensi pekerja;
- Pekerja memiliki sertifikat pelatihan teknis dan sistem mutu serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);
- Manajemen melakukan pelatihan teknis dan K3 bagi pekerja sesuai bidang tugasnya secara berkala.
b. Pekerja bertanggungjawab pada tahap pra produksi, produksi dan pascaproduksi harus memahami dan menerapkan prinsip keamanan pangan dan hygiene
- Pekerja yang bertanggungjawab pada tahap pra produksi, produksi dan pascaproduksi mendapatkan pelatihan teknis dalam bidang keamanan pangan dan hygiene;
- Pekerja menerapkan prinsip keamanan pangan dan hygiene dalam proses pra produksi, produksi dan pascaproduksi pakan;
- Tersedia manual petunjuk (SOP) penerapan keamanan pangan dan hygiene.
4. Manajemen Usaha
c. Pekerja mendapatkan bayaran, tunjangan, jaminan sosial dan fasilitas kesejahteraan lainnya sesuai aturan ketenagakerjaan dan atau kontrak kerja yang tidak bertentangan dengan aturan ketenagakerjaan nasional/regional dan konvensi ILO
Untuk produsen pakan mandiri:
- Pekerja diberikan hak yang layak sesuai dengan kesepakatan Untuk produsen pakan industri:
- Pekerja mendapatkan upah dan tunjangan serta penghidupan yang layak sesuai dengan kontrak kerja;
- Pekerja mendapatkan hak libur/cuti/istirahat dan dapat mengikuti organisasi sesuai dengan peraturan perundangan;
- Jam kerja efektif sesuai peraturan yang berlaku dan kesepakatan (kontrak kerja);
- Mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja;
- Terdapat fasilitas K3 untuk pekerjaan yang mempunyai resiko kecelakaan yang tinggi;
- Pekerja yang terlibat dalam pekerjaan dengan resiko kecelakaan yang tinggi memahami akan prosedur K3 serta mentaatinya.
Lanjutan Pekerja
d. Produsen pakan tidak boleh mempekerjakan anak di bawah umur
- Tidak mempekerjakan pekerja dibawah umur (kurang dari 13tahun).
- Bila mempekerjakan anak yang berumur antara 13 (tiga belas) tahun sampai dengan 15 (lima belas) tahun,dapat dipekerjakan untuk melakukan pekerjaan ringan sepanjang tidak mengganggu perkembangan dan kesehatan fisik, mental, dan sosial.
Lanjutan Pekerja
a. Pengawasan internal
- Produsen pakan memiliki tim/perorangan yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan internal guna menjamin kesesuaian bahan baku dan kandungan nutrisi, formulasi, proses produksi dan produk akhir dengan standar yang telah ditetapkan;
- Produsen pakan memiliki prosedur pengawasan internal;
- Tersedia laporan hasil pengawasan internal;
- Tindakan korektif dilakukan dari hasil pengawasan internal;
- Pengawasan internal dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 tahun sekali.
b. Pengawasan eksternal
- Hasil Pengawasan eksternal yang dilakukan oleh otoritas kompeten memenuhi persyaratan teknis dan manajemen
- Tindakan perbaikan dilakukan dari hasil pengawasan eksternal
4.2 Pengawasan
c. Penanganan terhadap keluhan dan penarikan kembali pakan yang beredar
- Produsen pakan memiliki prosedur, petugas,dan melakukan evaluasi terhadap keluhan pelanggan;
- Penarikan kembali pakan ikan yang beredar dilakukan segera setelah diketahui tidak memenuhi persyaratan standar mutu atau yang membahayakan kesehatan;
- Penarikan kembali produk pakan yang beredar dilakukan oleh produsen pakan sesuai aturan yang berlaku dan disertai berita acara.
Lanjutan Pengawasan
a. Unit produksi pakan melakukan pengelolaan lingkungan sesuai peraturan yang berlaku
- Unit produksi melakukan pengelolaan pencegahan dampak pada lingkungan sekitar;
b. Melakukan pemantauan periodik terhadap kualitas lingkungan dan di luar kawasan unit produksi pakan
-
Mengidentifikasi potensi cemaran terhadap lingkungan sekitar;- Melakukan pengujian limbah sebelum dibuang ke perairan umum secara periodik dan dibuktikan dengan hasil pengujian.
5. Pengelolaan Lingkungan
a. Produsen pakan memiliki dokumentasi sistem mutu yang minimal terdiri dari prosedur operasional baku, pencatatan pada setiap tahapan pra produksi sampai pascaproduksi
- Memiliki program pengendalian hama (pest control), SOP sanitasi alat dan sanitasi pekerja;
- Unit produksi harus memiliki SOP tentang pengelolaan lingkungan;
- Unit produksi memiliki SOP tentang pemantauan kualitas lingkungan
- Mempunyai catatan/dokumentasi sistem mutu pada tahap:
praproduksi
produksi
pascaproduksi
manajemen usaha
pengelolaan lingkungan
6. Pendokumentasian
b. Produsen pakan mempunyai catatan keluhan pelanggan dan penarikan produk
- Memiliki catatan keluhan/pengaduan pelanggan yang diterima;
- Memiliki catatan penarikan produk yang meliputi merk pakan, jumlah, lokasi dan tanggal penarikan serta alasan penarikan;
- Keluhan/pengaduan pelanggan dan laporan ditangani oleh petugasyang ditunjuk.
Lanjutan Pendokumentasian
Tingkat Kelulusan CPPIB
Tingkat
Pengawasan Minor Mayor Berlaku (Thn)
P 1 <3 0 5
P 2 3-8 <3 5
P 3 9-15 3-10 5
TL: Tidak Lulus >15 >10 -
Jangka waktu berlakunya Sertifikat CPPIB adalah selama 5 tahun sejak tanggal penerbitan sertifikat dengan kategori pengawasan sbb :
- Sertifikat P1 dilakukan pengawasan 1 kali dalam 5 tahun sejak tanggal penerbitan sertifikat
- Sertifikat P2 dilakukan pengawasan 2 kali dalam 5 tahun sejak tanggal penerbitan sertifikat
- Sertifikat P3 dilakukan pengawasan 3 kali dalam 5 tahun sejak tanggal penerbitan sertifikat
k k k k k k