• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN

PERATURAN BUPATI KULON PROGONOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN SANTUNAN KEMATIAN BAGI KELUARGA MISKIN DENGAN PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KULON

PROGO NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN SANTUNAN KEMATIAN BAGI KELUARGA MISKIN PERATURAN BUPATI KULON PROGONOMOR 52 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 4 TAHUN 2014

TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN SANTUNAN KEMATIAN BAGI KELUARGA MISKIN

TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN SANTUNAN KEMATIAN BAGI KELUARGA MISKIN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO,

Menimbang : Menimbang :

a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan dan untuk meringankan beban keluarga miskin yang anggota keluarganya meninggal dunia,maka perlu diberikan santunan kematian;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Pemberian Santunan Kematian Bagi Keluarga Miskin;

a. bahwa berdasarkan Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 52 Tahun 2013 telah ditetapkan Pedoman Pemberian Santunan Kematian bagi Keluarga Miskin;

b. bahwa agar pelaksanaaan pemberian santunan kematian kepada keluarga miskin dapat efisien, efektif, dan tepat sasaran, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 52 Tahun 2013 tentang Pedoman Pemberian Santunan Kematian Bagi Keluarga Miskin;

(2)

PERATURAN BUPATI KULON PROGONOMOR 52 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 4 TAHUN 2014

Mengingat : Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Jogjakarta

sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 18 Tahun 1951;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang- Undang 1950 Nomor 12, 13, 14, dan 15 dari Hal Pembentukan Daerah Daerah Kabupaten di Djawa Timur/Tengah/Barat dan Daerah Istimewa Jogjakarta;

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012;

1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Jogjakarta sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 18 Tahun 1951;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang- Undang 1950 Nomor 12, 13, 14, dan 15 dari Hal Pembentukan Daerah Daerah Kabupaten di Djawa Timur/Tengah/Barat dan Daerah Istimewa Jogjakarta;

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012;

6. Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 52 Tahun 2013 tentang Pedoman Pemberian Santunan Kematian bagi Keluarga Miskin;

MEMUTUSKAN : Menetapkan :

PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN SANTUNAN KEMATIAN BAGI KELUARGA MISKIN.

MEMUTUSKAN : Menetapkan :

PERATURAN BUPATI TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN SANTUNAN KEMATIAN BAGI KELUARGA MISKIN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Tetap

Pasal 1 Ketentuan Pasal 1 diantara angka 3 dan angka 4 disisipkan angka 3a yang berbunyi sebagai berikut :

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Kulon Progo. 1. Daerah adalah Kabupaten Kulon Progo.

(3)

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

3. Bupati adalah Bupati Kulon Progo. 3. Bupati adalah Bupati Kulon Progo.

4. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kulon Progo.

3A Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah.

5. Santunan kematian adalah pemberian bantuan berupa uang tunai kepada keluarga miskin yang meninggal dunia.

4. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kulon Progo.

6. Keluarga miskin adalah data keluarga berdasarkan hasil pendataan keluarga miskin Kabupaten Kulon Progo yang tercantum dalam Keputusan Bupati.

5. Santunan kematian adalah pemberian bantuan berupa uang tunai kepada keluarga miskin yang meninggal dunia.

7. Ahli waris adalah penerima hak dan kewajiban dari almarhum/almarhumah yang mempunyai pertalian karena hubungan nazab sampai derajat ketiga atau karena perkawinan yang dikuatkan dengan surat keterangan dari kelurahan atau pemerintah desa.

6. Keluarga miskin adalah data keluarga berdasarkan hasil pendataan keluarga miskin Kabupaten Kulon Progo yang tercantum dalam Keputusan Bupati.

7. Ahli waris adalah penerima hak dan kewajiban dari almarhum/almarhumah yang mempunyai pertalian karena hubungan nazab sampai derajat ketiga atau karena perkawinan yang dikuatkan dengan surat keterangan dari kelurahan atau pemerintah desa.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Tetap

Pasal 2 Tetap

(1) Maksud diberikannya santunan kematian bagi keluarga miskin adalah wujud kepedulian Pemerintah Daerah.

(2) Tujuan diberikannya santunan kematian bagi keluarga miskin adalah untuk membantu meringankan beban keluarga miskin yang anggota keluarganya meninggal dunia.

Tetap

BAB III

PENERIMA SANTUNAN KEMATIAN

Tetap

Pasal 3 Ketentuan Pasal 3 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : (1) Penerima Santunan Kematian adalah ahli waris dari almarhum/almarhumah.

(2) Dalam hal ahli waris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak cakap hukum atau karena alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum, maka dapat memberi kuasa kepada Pengurus RT, Pengurus RW bagi Kelurahan atau Perangkat Desa bagi Pemerintah Desa untuk menerima

(1) Penerima Santunan Kematian adalah ahli waris dari almarhum/almarhumah.

(2) Dalam hal ahli waris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak cakap hukum maka Pemerintah Desa/Kelurahan menunjuk kuasa kepada pihak lain sebagai penerima santunan kematian dengan surat kuasa bermeterai cukup.

(3) Dalam hal ahli waris sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berhalangan karena

(4)

santunan kematian. alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum maka dapat memberikan kuasa kepada pihak lain sebagai penerima santunan kematian dengan surat kuasa yang bermeterai cukup.

BAB IV

PERSYARATAN, TATA CARA PENCAIRAN, PENYALURAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN

Tetap

Bagian Kesatu Persyaratan

Tetap

Pasal 4 Ketentuan Pasal 4 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : (1) Persyaratan yang harus diserahkan untuk memperoleh santunan kematian oleh

ahli waris dari almarhum/almarhumah adalah sebagai berikut :

a. fotokopi kutipan akta kematian atau fotokopi bukti pengambilan kutipan akta kematian sebanyak 2 (dua) lembar;

b. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) almarhum/almarhumah yang masih berlaku pada saat meninggal dunia dan/atau Kartu Keluarga (KK) sebanyak 2 (dua) lembar;

c. apabila KTP dan KK sebagaimana dimaksud pada huruf b hilang, harus dilengkapi bukti laporan kehilangan dari Kepolisian;

d. fotokopi KTP dan KK ahli waris penerima santunan kematian sebanyak 2 (dua) lembar; dan

e. surat keterangan dari Kelurahan atau Pemerintah Desa yang menyatakan sebagai ahli waris dari almarhum/almarhumah.

(2) Persyaratan yang harus diserahkan untuk memperoleh santunan kematian oleh kuasa dari ahli waris almarhum/almarhumah adalah sebagai berikut :

a. fotokopi kutipan akta kematian atau fotokopi bukti pengambilan kutipan akta kematian sebanyak 2 (dua) lembar;

b. fotokopi KTP almarhum/almarhumah yang masih berlaku pada saat meninggal dunia dan/atau KK sebanyak 2 (dua) lembar;

c. fotokopi KTP pihak Pemegang Kuasa sebanyak 2 (dua) lembar;

dan

d. Surat Kuasa dari ahli waris kepada Pengurus RT, Pengurus RW bagi kelurahan atau Dukuh bagi pemerintah desa dengan bermaterai cukup.

(3) Proses permohonan dan pemenuhan persyaratan Santunan Kematian paling lama 40 (empat puluh) hari terhitung sejak tanggal peristiwa kematian dan tidak melampaui tahun anggaran berkenaan.

(1) Persyaratan yang harus diserahkan untuk memperoleh santunan kematian oleh ahli waris dari almarhum/almarhumah adalah sebagai berikut :

a. permohonan secara tertulis dari ahli waris;

b. fotokopi kutipan akta kematian atau fotokopi bukti pengambilan kutipan akta kematian sebanyak 2 (dua) lembar;

c. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) almarhum/almarhumah yang masih berlaku pada saat meninggal dunia dan/atau Kartu Keluarga (KK) sebanyak 2 (dua) lembar;

d. apabila KTP dan/atau KK sebagaimana dimaksud pada huruf c hilang maka harus dilengkapi dengan bukti laporan kehilangan dari Kepolisian;

e. fotokopi KTP dan KK ahli waris penerima santunan kematian sebanyak 2 (dua) lembar; dan

f. surat keterangan dari Kelurahan atau Pemerintah Desa yang menyatakan sebagai ahli waris dari almarhum/ almarhumah.

(2) Persyaratan yang harus diserahkan untuk memperoleh santunan kematian oleh kuasa dari ahli waris almarhum/almarhumah adalah sebagai berikut :

a. permohonan secara tertulis dari ahli waris/ kuasa ahli waris;

b. fotokopi kutipan akta kematian atau fotokopi bukti pengambilan kutipan akta kematian sebanyak 2 (dua) lembar;

c. fotokopi KTP dan KK ahli waris penerima santunan kematian sebanyak 2 (dua) lembar;

d. surat keterangan dari Kelurahan atau Pemerintah Desa yang menyatakan sebagai ahli waris dari almarhum/almarhumah;

e. fotokopi KTP pihak Pemegang Kuasa sebanyak 2 (dua) lembar; dan f. Surat Kuasa ahli waris bermeterai cukup.

(3) Proses permohonan dan pemenuhan persyaratan Santunan Kematian paling

(5)

(4) Pengajuan permohonan untuk peristiwa kematian yang terjadi terhitung 3 (tiga) hari sebelum berakhirnya tahun anggaran berkenaan dapat dimintakan pada tahun anggaran berikutnya.

lama 40 (empat puluh) hari terhitung sejak tanggal peristiwa kematian dan tidak melampaui tahun anggaran berkenaan.

(4) Pengajuan permohonan untuk peristiwa kematian yang terjadi terhitung 3 (tiga) hari sebelum berakhirnya tahun anggaran berkenaan dapat dimintakan pada tahun anggaran berikutnya.

Pasal 5 Tetap

(1) Anak lahir mati dari Keluarga Miskin yang namanya belum tercantum dalam KK berhak mendapatkan santunan kematian.

(2) Persyaratan untuk memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :

a. fotokopi KTP orang tua kandung dari bayi lahir mati yang masih berlaku pada saat meninggal dunia dan/atau KK sebanyak 2 (dua) lembar;

b. surat keterangan lahir mati dari Pemerintah Desa/ Kelurahan/rumah bersalin/rumah sakit; dan

c. surat pernyataan orang tua bermaterai cukup yang menyatakan bahwa anak tersebut merupakan anak kandungnya diketahui oleh Pemerintah Desa/Kelurahan setempat.

Tetap

Bagian Kedua

Tata Cara Pencairan, Penyaluran, dan Pertanggungjawaban

Tetap

Pasal 6 Ketentuan Pasal 6 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : (1) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengajukan permohonan

pencairan santunan kematian keluarga miskin kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD).

(2) Permohonan pencairan santunan kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan :

a. persetujuan Bupati mengenai pencairan dana;

b. Rencana Anggaran Belanja;

c. bukti pengeluaran dari Bendahara PPKD ke Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan form Bend 26 a;

d. Surat Pernyataan Tanggung Jawab; dan Berita Acara Pembayaran.

(3) Pencairan santunan kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan per triwulan yaitu :

a. Triwulan I pada bulan Januari dan setelah Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) disahkan;

(1) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengajukan permohonan pencairan dana santunan kematian bagi keluarga miskin kepada PPKD.

(2) Permohonan pencairan dana sebagaimana dimaksud ayat (2) dilengkapi dengan a. persetujuan Bupati mengenai pencairan dana;

b. Rencana Anggaran Belanja; dan

c. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Pengguna Anggaran Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

(3) Berdasarkan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2), bendahara pengeluaran PPKD melakukan proses pencairan dana santunan kematian keluarga miskin dengan mekanisme Tambahan Uang (TU).

(6)

b. Triwulan II pada bulan April;

c. Triwulan III pada bulan Juli; dan d. Triwulan IV pada bulan Oktober.

(4) Pencairan santunan kematian bagi warga miskin sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan masing-masing triwulan sebesar ¼ (satu perempat) dari pagu anggaran dana santunan kematian.

(5) Untuk pengajuan pagu triwulan berikutnya dapat dilaksanakan setelah terserap paling sedikit 90% (sembilan puluh per seratus) dari pagu triwulan sebelumnya.

(6) Dalam hal pagu triwulan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terjadi kekurangan pembayaran maka dapat mengajukan permohonan pagu triwulan berikutnya.

(7) Apabila terdapat sisa dana pada akhir tahun maka sisa dana tersebut disetorkan ke Rekening Kas Umum Daerah.

Pasal 7 Dihapus

(1) Bendahara pengeluaran PPKD menyerahkan santunan kematian keluarga miskin kepada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

(2) Santunan kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditempatkan pada rekening Bendahara Pengeluaran Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

(3) Pencatatan, pembukuan dan pertanggung-jawaban santunan kematian dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi secara terpisah.

Dihapus

Pasal 8 Tetap

(1) Penyaluran santunan kematian kepada ahli waris/penerima disampaikan oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

(2) Ahli waris mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bupati melalui Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan dilengkapi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan/atau Pasal 5, dengan mengisi blanko yang telah disediakan.

(3) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi melakukan verifikasi atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling lama 1 (satu) hari kerja.

(4) Santunan kematian diberikan setelah hasil verifikasi dinyatakan lengkap dan sah, dengan disertai bukti pengeluaran bermeterai cukup.

Tetap

(7)

Pasal 9 Ketentuan Pasal 9 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : (1) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyampaikan laporan

pertanggungjawaban penyaluran dana santunan kematian kepada Bupati melalui PPKD.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan setiap triwulan pada saat pengajuan pencairan triwulan berikutnya, dengan dilampiri : a. buku penerimaan dan pengeluaran;

b. buku rekapitulasi penerima dana santunan kematian; dan

c. bukti pengeluaran yang sah/tanda terima penyerahan dana santunan kematian.

(3) Untuk laporan pertanggungjawaban akhir Tahun Anggaran disampaikan paling lambat pada hari kerja terakhir bulan Desember.

(1) Bendahara Pengeluaran PPKD menyampaikan laporan penggunaan dana TU untuk santunan kematian keluarga miskin kepada PPKD, apabila TU tersebut telah habis/selesai disalurkan atau telah sampai pada waktu yang ditentukan sejak TU diterima.

(2) Apabila TU telah sampai pada waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak habis disalurkan maka sisa dana tersebut disetorkan ke Kas Umum Daerah.

(3) Laporan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilampiri dengan : a. buku rekapitulasi penerima dana santunan kematian;

b. bukti pengeluaran yang sah disertai bukti pendukung yang lengkap dan benar; dan

c. bukti setoran sisa dana yang tidak disalurkan.

(4) Lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a dan huruf b dibuat oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

(5) Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana TU pada akhir tahun anggaran disampaikan paling lambat tanggal 31 Desember dengan dilampiri bukti setoran sisa dana yang tidak digunakan.

BAB V BESAR SANTUNAN

Tetap

Pasal 10 Tetap

Besaran santunan kematian yang diberikan adalah sebesar Rp.500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) per orang.

Tetap BAB VI

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 11 Tetap

Santunan kematian akan diberikan pada Keluarga Miskin pada kematian yang terjadi sejak tanggal 1 Oktober 2013.

Tetap BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Tetap

Pasal 12 Pasal II

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kulon Progo.

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kulon Progo.

(8)

Ditetapkan di Wates pada tanggal 19 Agustus 2013 BUPATI KULON PROGO,

HASTO WARDOYO

Ditetapkan di Wates pada tanggal 2 Januari 2014 BUPATI KULON PROGO,

HASTO WARDOYO Diundangkan di Wates pada tanggal 19 Agustus 2013

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KULON PROGO, ASTUNGKORO

Diundangkan di Wates pada tanggal 2 Januari 2014

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KULON PROGO, ASTUNGKORO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2013 NOMOR 52 BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2014 NOMOR 4

Referensi

Dokumen terkait

Dari penegasan istilah di atas dapat ditegaskan judul skripsi ”Manajemen Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (Studi Kasus Pengelolaan Materi dan Penggunaan Metode

bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 16 Tahun 2003 tentang Izin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum, maka agar pelaksanaannya mencapai

Pelaku ekonomi - terdiri dari negara, bank, perusahaan korporasi, TNC dan TNB; yang melakukan operasi untuk menarik penanaman modal asing sebagai sumber modal untuk

Penerima Bantuan UKT/SPP Tahun 2020/2021 Bagi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan

Hasil validasi metode Spektrofotometri UV-Vis dalam menetapakan kadar total antosianin pada ekstrak ubi jalar ungu telah memenuhi persyaratan parameter validasi. Metode

ADHI KARYA (PERSERO) Tbk DURI, RIAU TAHUN 2016’’ ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau mengutip dengan

Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 65 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan

Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 65 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan