• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci: gigi tiruan, tingkat perilaku, lansia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Kata kunci: gigi tiruan, tingkat perilaku, lansia."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ix

FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN TINGKAT PERILAKU PEMELIHARAAN KEBERSIHAN GIGI TIRUAN LEPASAN

AKRILIK PADA LANSIA DI DESA PENATAHAN KABUPATEN TABANAN BALI

Kehilangan gigi saat memasuki fase lansia merupakan dampak dari proses menua dan dapat ditanggulangi dengan menggunakan gigi tiruan. Pengguna gigi tiruan harus memperhatikan kebersihan gigi tiruannya untuk mencegah dampak-dampak buruk yang mungkin terjadi akibat dari pemakaian gigi tiruan tersebut yang dipengaruhi oleh perilaku kesehatan. Perilaku kesehatan dapat diukur melalui pengetahuan, sikap atau tanggapan, serta tindakan seseorang.

Penelitian ini menggunakan rancangan studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik total sampling dengan total sampel 58 orang. Data diperoleh menggunakan kuesioner yang terdiri dari 15 pertanyaan yang dibacakan secara langsung kepada responden. Skor 56-75 menunjukkan perilaku baik, skor 36-55 menunjukkan perilaku kurang baik, dan skor

<35 menunjukkan perilaku tidak baik, kemudian akan dilihat apakah ada keterkaitan antara jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan tempat pembuatan gigi tiruan dengan tingkat perilaku pemeliharaan kebersihan gigi tiruan tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 6 orang responden (10,3%) memiliki tingkat perilaku yang baik, 24 orang responden (41,4%) memiliki tingkat perilaku yang kurang baik, dan sebanyak 28 orang (48,3%) memiliki tingkat perilaku yang tidak baik dalam memelihara kebersihan gigitiruannya, serta terdapat keterkaitan antara tingkat perilaku pemeliharaan kebersihan gigi tiruan dengan jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tempat pembuatan gigi tiruan.

Kata kunci: gigi tiruan, tingkat perilaku, lansia.

(2)

ABSTRACT

FACTORS THAT RELATED TO HYGIENE BEHAVIOR OF MAINTENANCE ACRYLIC REMOVABLE DENTURE

ON ELDERLY IN PENATAHAN VILLAGE TABANAN BALI

Loss of teeth when entering the phase of elderly is the impact of the aging process and can be overcome by using a denture. Denture users must had attention of hygiene to prevent tooth replica adverse impacts that might result from the use of the artificial teeth, affected by healthbehavior. Health behavior can be measured through the knowledge, attitudes or responses, as well as the actions of a person.

Descriptive study with cross sectional design was used as the study method.

Sampling technique used was total sampling with total 58 sampel. Data were obtained by using a questionnaires consisting of 15 questions that were read directly by the respondent. Score 56-75 show good behavior, a score of 36-55 indicates of not good behavior, and a score <35 showed good behavior, then will be seen there is correlation between sex, age, education level, and the manufacture of dentures with the level of the denture hygienemaintenance behavior.

The results of this research exhibited that respondents conducted good behavior were 6 respondents (10.3%), 24 respondents (41.4%) had less good behavior level, and were 28 respondents (48.3%) had a level of behavior both in maintaining the cleanliness of their dentures, and there is relation between the level of denture hygiene maintenance behavior with gender, education level, and the manufacture of dentures.

Keywords: denture, level of behavior, elderly.

(3)

xi

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PRASYARAT... .. ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN... ... iii

LEMBAR PENGUJI... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... ... v

KATA PENGANTAR... ... vi

ABSTRAK... ... ix

ABSTRACK.. ... x

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku... 6

2.1.1 Pengertian perilaku kesehatan... 8

2.1.2 Domain perilaku kesehatan ... 8

2.2 Gigi Tiruan Lepasan Akrilik... 10

2.2.1 Gigi tiruan penuh ... 11

2.2.2 Gigi tiruan sebagian lepasan... 12

2.3 Perilaku Pemeliharaan Kebersihan Gigi Tiruan Lepasan ... 13

2.4 Dampak Pemakaian Gigi Tiruan Lepasan ... 14

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Melihara Kebersihan Gigi Tiruan Lepasan ... 17

2.6 Lansia... 19

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Berpikir... 20

3.2 Konsep Penelitian ... 21

(4)

3.3 Variabel dan Definisi Operasional... 22

3.3.1 Variabel Penelitian ... 22

3.3.2 Definisi Operasional... 22

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 25

4.2 Populasi dan Sampel ... 25

4.2.1 Populasi Penelitian... 25

4.2.2 Sampel Penelitian... 25

4.2.2.1 Teknik pengambilan sampel ... 25

4.2.2.2 Kriteria inklusi dan eksklusi sampel... 26

4.2.2.2 Besar sampel minimal ... 26

4.3 Pengumpulan Data ... 27

4.3.1 Lokasi Penelitian ... 27

4.3.2 Waktu Penelitian... 27

4.3.3 Instrument Penelitian ... 28

4.3.4 Prosedur Penelitian ... 28

4.4 Teknik Analisis Data... 29

BAB V HASIL PENELITIAN ... 30

BAB VI PEMBAHASAN... 37

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulam ... 46

7.2 Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 48 LAMPIRAN

(5)

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gigi merupakan bagian tubuh yang memiliki fungsi penting dan mempengaruhi status gizi serta kualitas hidup seseorang (Ratmini, 2011). Gigi memiliki 3 fungsi utama, yaitu : mastikasi, estetika, dan fonetik. Kehilangan gigi dapat menyebabkan terganggunya ketiga fungsi tersebut, sehingga menyebabkan menurunnya kualitas hidup seseorang akibat dari berkurangnya kemampuan mengunyah makanan, turunnya tingkat kepercayaan diri, hingga terganggunya kemampuan dalam berbicara (Lahama, 2015).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional tahun 2013, prevalensi kehilangan gigi di Indonesia adalah 2,9%, yang berarti kehilangan gigi penduduk Indonesia adalah sebanyak 290 buah gigi per 100 orang, dengan persentase tertinggi terjadi pada umur 65 tahun keatas, yaitu sebesar 17,05%, kemudian diikuti oleh umur 55 - 64 tahun, yaitu sebesar 9,27%

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013a).

Tingginya persentase kehilangan gigi saat memasuki fase pra-lansia merupakan dampak dari proses menua yang mengakibatkan turunnya daya tahan dan juga fungsi tubuh manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembalikan fungsi gigi yang hilang adalah dengan pembuatan gigi tiruan (Rahmayani, 2013). Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Provinsi Bali tahun 2013, menunjukkan sebanyak 1,3% penduduk di Bali menggunakan gigi tiruanlepasan,baik gigi tiruan sebagian lepasan atau gigi tiruan penuh.

(6)

Sebanyak 0,5% penduduk menggunakan gigi tiruan cekat, dengan persentase 3,5% pemakai gigi tiruan berusia 45 - 54 tahun, kemudian diikuti oleh kelompok usia 65 tahun keatas sebanyak 3,4% (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013b).

Pengguna gigi tiruan lepasan harus memperhatikan kebersihan gigi tiruannya untuk mencegah kehilangan gigi lebih lanjut, terjadinya peradangan pada jaringan mukosa di bawah gigi tiruan, terbentuknya plak pada basis gigi tiruan, gigi tiruan berbau, serta berkembangnya mikroorganisme seperti jamur candida albicans yang dapat menyebabkan terjadinya denture stomatitis (Muluwere dkk., 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Lahama di Keluharan Batu

Kota Kecamatan Malalayang Manado, menunjukkan sebanyak 83,95% responden menderita stomatitis yang diduga sebagai denture stomatitis (Lahama dkk., 2015). Perilaku pemeliharaan kebersihan gigi tiruan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, serta sarana pelayanan kesehatan yang dipilih untuk membuat gigi tiruan (Notoatmojo, 2014a; Rahmayani, 2012).

Health behavior (perilaku kesehatan) adalah segala hal yang berkaitan dengan tindakan

seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya, dan dapat diukur melalui pengetahuan (knowlegde), sikap atau tanggapan (attidude), serta tindakan (practice)yang dimiliki orang tersebut (Notoatmodjo, 2014a). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmayani pada tahun 2013 di Gampong Peuniti Banda Aceh, menunjukkan sebanyak 63% responden memiliki perilaku yang kurang baik dalam menjaga kebersihan gigi tiruannya (Rahmayani dkk., 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Muluwere pada tahun 2015 di Kelurahan Batu Kota Lingkungan III Kecamatan Malalayang Manado Sulawesi Utara, menunjukan hasil bahwa sebanyak 80% responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan gigi dan mulut terhadap pemakaian gigi tiruan (Muluwere, 2015).

Kedua hasil penelitian tersebut memberikan gambaran bahwa tingkat perilaku pemeliharaan kebersihan gigi tiruan sebagian besar masyarakat adalah buruk, sementara

(7)

3 perawatan gigi tiruan (Lengkong, 2015). Rendahnya keperdulian dalam menjaga kebersihan gigi tiruan lepasan akan menimbulkan keluhan-keluhan di dalam rongga mulut yang akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan utama perawatan prostodontik, yaitu “Restore what is missing, but preverse what remains”, yang berarti memulihkan yang telah hilang, dan

melestarikan yang masih ada (Langkir, 2015; Gunadi, 2016). Banyak masyarakat pemakai gigi tiruan lepasan tidak mengetahui bagaimana cara membersihkan dan merawat gigi tiruan yang baik dan benar oleh karena tidak mendapatkan instruksi atau tidak mengikuti instruksi yang diberikan oleh dokter giginya (Padu, 2014).

Riset Kesehatan Dasar Provinsi Bali tahun 2013, menunjukkan bahwa Tabanan memiliki persentase pengguna gigi tiruan lepasan yang cukup tinggi di Bali, yaitu sebesar 1,8% (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013b).Berdasarkan data tersebut, serta survei pendahuluan yang telah dilakukan, penulis tertarik untuk meneliti tentang tingkat perilaku dan faktor-faktor yang berkaitan dengan perilaku pemeliharaan kebersihan gigi tiruan lepasan akrilik pada lansia di Desa Penatahan, Kabupaten Tabanan, Bali.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu : bagaimanakah tingkat perilaku dan faktor apa saja yang berkaitan dengan perilaku pemeliharaan kebersihan gigi tiruan lepasan akrilik pada lansia di Desa Penatahan, Kabupaten Tabanan, Bali?

1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat perilaku dan faktor-faktor yang berkaitan dengan perilaku pemeliharaan kebersihan gigi tiruan lepasan akrilik pada lansiadi Desa Penatahan, Kabupaten Tabanan, Bali.

(8)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Dapat memberikan informasi tentang bagaimana tingkat perilaku lansia pengguna gigi tiruan lepasan berbahan akrilik di Desa Penatahan, Tabanan, Bali.

2. Dapat memberikan informasi tentang faktor-faktoryang berkaitan dengan perilaku pemeliharaan kebersihan gigi tiruan lepasan akrilik pada lansia di Desa Penatahan, Tabanan, Bali.

3. Sebagai basis data dan informasi kepada tenaga kesehatan setempat untuk melakukan kegiatan preventif yang berhubungan dengan gangguan rongga mulut akibat perilaku pemeliharaan kebersihan gigi tiruan lepasan pada lansia di Desa Penatahan, Tabanan, Bali.

4. Dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengantingkat perilaku dan faktor-faktoryang berkaitan dengan perilaku pemeliharaan kebersihan gigi tiruan lepasan akrilik.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini meliputi Keilmuan di bidang Kedokteran Gigi Masyarakat dan Prostodonsia, yaitu mengenai tingkat perilaku pemeliharaan kebersihan gigi tiruan pada lansia pengguna gigi tiruan lepasan di Desa Penatahan, Kabupaten Tabanan, Bali.

Referensi

Dokumen terkait

Ia bertanya lagi kepada orang itu dengan menyanyikan sebuah lagu yang sama, &#34;O Penebang, adakah Lahatabe lewat di sini?&#34;.. Penebang itu menjawab, &#34;Kenapa anak ini,

Dari hasil dan pembahasan di atas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa jika matriks persegi bilangan kabur dari sistem adalah semi-definite, maka sistem mempunyai

Pada penelitian 1anjutan, pengamatan dilakukan terha- dap rendemen minyak, kadar air, kadar asam lemak bebas, kejernihan, bilangan peroksida, bilangan penyabunan dan

Key words: abundance, Daphnia, Kedungombo reservoir, depth... 19^'^ Ecological Methods for Field and

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta menggunakan teknik analisis data model interaktif terhadap obyek penelitian yaitu Upaya Dinas

scaffolding ), peneliti memberikan lembar tugas. Lembar tugas yang digunakan dalam penelitian ini disusun untuk mengetahui proses berpikir siswa kelas IV di SDN

Dari hasil pengamatan, tingginya total koloni bakteri pada pedagang bakso Non PIRT ini berasal dari sampah seperti sisa bakso yang lokasinya berdekatan dengan bahan pangan

Tar yang terkandung dalam syngas keluar dari venturi scrubber. merupakan sisa tar yang tidak tertangkap oleh