• Tidak ada hasil yang ditemukan

Performance Management pada Organisasi Sektor Publik: Review dan Analisis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Performance Management pada Organisasi Sektor Publik: Review dan Analisis"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Performance Management pada Organisasi Sektor Publik: Review dan Analisis

Oleh:

Daeng M. Nazier & Indah Umiyati

Abstrak

Artikel ini bertujuan menganalisis variabel kontinjensi terkait dengan Public Sector Performance Management (PSPM) yang telah diteliti pada penelitian sebelumnya.

Dengan dilakukan review dan analisis ini diharapkan bisa diketahui perkembangan konsep dan praktik performance management pada organisasi sektor publik serta yang hal yang bisa dilakukan untuk penelitian selanjutnya. Literatur review dilakukan terhadap 26 penelitian PSPM dari database jurnal proquest dan science direct. Review atas penelitian PSPM menunjukkan bahwa domain ilmu terkait PSPM berada dalam ruang lingkup ilmu administrasi publik. Negara yang paling banyak diteliti terkait PSPM adalah di US dan Eropa. Review atas penelitian PSPM menunjukkan, teori yang paling banyak digunakan dalam penelitian PSPM adalah economic theory dan behavioral theory.

Dengan metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif berupa survey dan studi kasus. Beberapa variable kontinjensi yang telah diteliti pada penelitian PSPM serta hal yang dapat dilakukan untuk penelitian selanjutnya juga dibahas dalam artikel ini.

(2)

1. Pendahuluan

Salah satu upaya yang bisa dilakukan sebuah organisasi dalam mengawasi kinerjanya agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan mengetahui posisi strategis dari organisasi adalah melalui evaluasi kinerja (Hoque, 2006). Evaluasi kinerja dilakukan melalui performance measurement system, yang dalam kerangka yang lebih komprehensif dikenal sebagai performance management. Pada organisasi swasta (baca:

perusahaan), segala upaya strategis dilakukan untuk mencapai bottom line berupa profit perusahaan serta mempertahankan going concern. Sehingga performance management pada ujungnya diupayakan untuk mencapai bottom line tersebut yang pada akhirnya adalah kesejahteraan dari pemegang saham (shareholders).

Berbeda dengan organisasi swasta, aktifitas organisasi sektor publik ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada para beneficiary. Sehingga bottom line dari organisasi sektor publik bukanlah profit melainkan kepuasan dari beneficiary. Pada sekitar tahun 1980an banyak praktisi dari organisasi swasta yang mengkritik organisasi publik karena tidak efisien dan efektif. Hal ini menyebabkan tranformasi dari mulai desentralisasi dan privatisasi sampai kepada pengembangan aktifitas berdasarkan tujuan (goal-driven) dan organisasi berorientasi pelanggan (Helden, 2005). Merespon perubahan ini (Hood, 1995), banyak teknik manajemen swasta yang diterapkan pada organisasi publik yang

(3)

kemudian dikenal dengan New Public Management (NPM).

Munculnya NPM ini berimplikasi pada meningkatnya perhatian terhadap output dan outcome dari tatakelola dan pengendalian pada organisasi sektor publik (Modell, 2009). Hal ini menyebabkan penelitian mengenai peranan Performance Management semakin meningkat (Helden, 2005). Domain penelitian yang kemudian dikenal sebagai Public Sector Performance Management (PSPM) menjadi salah satu tema penelitian yang paling terkenuka dan relevan dalam bidang ilmu administrasi dan manajemen publik (Helden and Reichard, 2013).

Dengan banyaknya penelitian mengenai PSPM, banyak review dilakukan atas penelitian tersebut. Salah satu kerangka teori yang dominan digunakan dalam penelitian PSPM adalah institutional theory (Model, 2009). Persfektif ini memperluas pemahaman mengenai PSPM tidak sekedar mengenai permasalahan teknik atau instrument dari sebuah system untuk mengukur dan mempengaruhi pencapaian tujuan dari sebuah organisasi dengan mempertimbangkan faktor social dan politik yang berhubungan dengan praktik tersebut. Selain itu, penelitian contingency-based adalah jenis penelitian yang sering digunakan dalam penelitian PSPM (Helden dan Reichard, 2013). Namun bukti empiris yang mendukung penelitian contingency-based ini belum konsisten.

(4)

Helden (2005) melakukan review atas literatur mengenai peranan akuntansi manajemen dalam transformasi pada organisasi sektor publik. Artikel ini mencoba melakukan literatur review dari penelitian PSPM dengan menggunakan kerangka dari Helden (2005) Selain itu, penelitian contingency-based adalah jenis penelitian yang sering digunakan dalam penelitian PSPM (Helden dan Reichard, 2013). Namun bukti empiris yang mendukung penelitian contingency-based ini belum konsisten. Bertolak dari penelitian Helden dan Reochard (2013) artikel ini mencoba menganalisis variabel kontinjensi terkait dengan PSPM yang telah diteliti pada penelitian sebelumnya.

Dengan dilakukan review dan analisis ini diharapkan bisa diketahui perkembangan konsep dan praktik performance management pada organisasi sektor publik serta yang hal yang bisa dilakukan untuk penelitian selanjutnya.

2. Desain Review

Artikel ini mengkhususkan review dan analisis pada organisasi sektor publik dan dibatasi pada pada penelitian performance management. Artikel terkait penelitian PSPM dicari berdasarkan kata kunci

“performance management in public sector” pada data base jurnal proquest dan science direct.

(5)

Helden (2005) menggunakan kerangka dari Shields (1997) dengan mengklasifikasikan penelitian berdasarkan objek penelitian, topik, teori, metode penelitian dan hasil.

Berdasarkan kerangka dari Helden (2005), artikel ini mencoba mereview penelitian PSPM berdasarkan kategori sebagai berikut:

Objek penelitian

Dua jenis kelompok penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama, berdasarkan jenis organisasi sektor publik, misalnya pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga pelayanan seperti rumah sakit dan pendidikan. Kedua, berdasarkan negara yang menjadi objek penelitian.

Teori

Klasifikasi teori yang digunakan untuk melakukan review dibagai sebagai berikut: teori ekonomi (yang menunjukkan teori ekonomi konvensional seperti market- based thinking, teori transaction cost dan agency theory), teori organisasi, neo-institutional sociology (NIS) dan teori lain (teori sosiologi, critical theory, old institutional theory).

Klasifikasi teori diatas merupakan teori umum yang menjadi level pertama dalam klasifikasi. Teori lain yang lebih spesifik seperti NPM dan manajamen stratejik masuk ke dalam level klasifikasi kedua. Apabila artikel yang di review tidak secara eksplisit menyebutkan teori

(6)

yang digunakan maka di kelompokkan ke dalam “no theory”.

Metode penelitian

Review atas metode penelitian yang digunakan dikelompokkan ke dalam kategori sebagai berikut: teori, analisis matematis, survey, case/field research, archival research, simulasi dan eksperimen. Apabila sebuah artikel tidak menggunakan metode penelitian diatas dan hanya menggunakan deskripsi umum mengenai perubahan organisasi, peraturan, ekonomi dan pengembangan aspek keuangan maka artikel tersebut akan dikelompokkan ke dalam metode penelitian deskriptif. Apabila memungkinkan maka akan dikelompokkan ke dalam literature review. Kemudian apabila artikel tersebut hanya menggambarkan mengenai perkembangan pada organisasi sektor publik tertentu, metode penelitiannya akan dikelompokkan ke dalam reflection.

Hasil

Klasifikasi hasil penelitian mengadopsi tingkat adopsi NPM dari Pollit (2002) dalam Helden (2005) dimana variable NPM disesuaikan menjadi performance management sesuai dengan tujuan artikel ini, yaitu:

1. Discourse yaitu ketika konsep performance management organisasi swasta diduga bisa meningkatkan pengadaan dan pemberian pelayanan pada organisasi sektor publik (kinerja organisasi sektor publik).

(7)

2. Decisions, merujuk pada instrument atau inovasi teknik performance management.

3. Pratices, yaitu bagaimana teknik performance management digunakan dalam sektor publik termasuk faktor kontekstual dan organisasi yang diduga dapat mempengaruhi penggunaan teknik tersebut.

4. Impacts, yaitu dampak aplikasi dari performance management, misalnya meningkatkan kinerja organisasi, efisiensi dan efektifitas.

Untuk artikel yang bersifat contingency-based research kemudian diidentifikasi variable kontinjensi dari PSPM yang pernah diteliti dalam penelitian sebelumnya.

3. Performance Management System

Peformance Management didefinisikan sebagai proses dalam menetapkan tujuan, memilih strategi untuk mencapai tujuan, membuat keputusan dengan tepat dan mengukur dan memberi reward untuk kinerja yang telah dilakukan (Verbeten, 2008).

Faktor-faktor yang bisa berdampak pada keberhasilan adopsi dan aplikasi PSPM adalah

(Fryer et al., 2009):

- Menyelaraskan antara performance managemet system dengan system yang sedang berjalan dan strategi dari organisasi.

(8)

- Komitmen kepeminpinan

- Budaya organisasi berupa cara pandang dalam meningkatkan dan mengidentifikasi kinerja yang baik - Keterlibatan stakeholder

- Pengawasan, umpan balik, komunikasi dan pembelajaran berkelnjutan dari hasil yang diperoleh.

Penerapan performance management system di sektor publik menuntut organisasi publik untuk berperilaku lebih strategis misalnya dengan menetapkan visi organisasi dan membudayakannya (Adcroff dan Willis, 2005).

Beberapa faktor yang menjadi kendala dalam implementasi PSPM diantaranya (Adcroff dan Willis, 2005):

- Tidak memadainya standar nasional.

- Pandangan tradisional dari staff mengenai pemberian pelayanan

- Tidak ada system insentif yang jelas dan motivasi untuk meningkatkan kinerja

- Pelayanan cenderung tersentralisasi

4. Performance Measurement

Elemen penting dari PSPM adalah performance measurement (pengukuran kinerja). Aspek pengukuran kinerja adalah (Fryer, et al. 2009):

1. Memutuskan apa yang harus diukur.

(9)

2. Bagaimana mengukurnya.

3. Menginterpretasikan data, dan 4. Mengkomunikasikan hasil.

Indikator yang bisa digunakan untuk mengukur kinerja yaitu:

- Output (berapa jumlah yang diproduksi).

- Kesejahteraan (nilai yang diperoleh pengguna terakhir).

- Kinerja (bagaimana pelayanan dilakukan).

- Indicator komposit gabungan dari indicator diatas (Fryer et al., 2009)

Beberapa instrument yang bisa digunakan dalam PSPM adalah (Buschor, 2013):

- Perencanaan strategis yang diselaraskan dengan anggaran berkelanjutan (tidak dalam sudut padang tahunan).

- Data kinerja yang rinci dikombinasikan dengan insentif untuk unit pelayanan dan staff.

- Akuntansi berbasis akrual yang menyajikan asset yang timbul dari belanja organisasi.

- Konsolidasi dengan pihak eksternal.

Manfaat dari pengukuran kinerja (Bruijn, 2002) adalah:

- Meningkatkan transparansi

- Sebagai dasar pemberian insentif sehingga dapat memotivasi kinerja.

- Meningkatkan akuntabilitas.

(10)

Di sisi lain pengukuran kinerja dapat memberi dampak negatif diantaranya (Bruijn, 2002):

- Memicu perilaku manipulasi kinerja.

- Memicu munculnya birokrasi internal.

- Menghambat inovasi dan kreatifitas.

Secara umum pengukuran kinerja pada sektor publik belum perdampak pada perbaikan pelayanan yang diberikan (Adcroff dan Willis, 2005). Dimana tim evaluasi terlalu banyak menghabiskan waktu dalam mengumpulkan data dan mengawasi aktifitas yang dilakukan sehingga lupa melakukan pengelolaan (management).

5. Analisis Bukti Empiris dari Penelitian Sebelumnya 5.1.Objek penelitian, Teori, Metode Penelitian dan

Hasil

Artikel yang direview mayoritas masih berasal dari jurnal administrasi publik, seperti yang terlihat pada tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Jurnal

Judul Jurnal Jumlah

Artikel International Journal of Public Sector

Management

8

Public Administration Review 5

Accounting, Auditing and Accountability Journal

2

(11)

Review of Applied Management Studies 2 Journal of Public Budgeting, Accounting

& Financial Management

2 Financial Accountability and

Management

1 Journal of Public Administration

Research

1 Scandinavian Journal of Management 1

Journal of Public Economics 1

The Leadership Quarterly 1

Critical Perspective on Accounting 1 Management Accounting Research 1

Total 26

Objek penelitian PSPM mayoritas dilakukan di US, kemudian negara-negara di Eropa dan baru sedikit yang dilakukan di Australia dan Asia. Sehingga apabila kita ingin mengaplikasikan penelitian PSPM di Indonesia, instrument penelitian harus disesuaikan dengan kondisi Indonesia. Ada beberapa penelitian yang mengkombinasikan beberapa negara untuk dianalisis.

Beberapa penelitian literature review tidak menspesifikan negara yang di analisis.

Tabel 2. Negara yang Menjadi Objek Penelitian

Negara Jumlah Artikel

US 10

UK 1

Belanda 2

(12)

Finlandia 1

Israel 1

Itali 1

Skotlandia 1

Australia 2

Singapura 1

Malaysia 1

Beragam 3

Tidak ada 2

Total 26

Jenis organisasi publik yang paling banyak di analisis adalah organisasi pemerintahan baik pusat maupun daerah, kemudian institusi pendidikan. Beberapa jenis organisasi publik lainnya yang dianalisis diantaranya : public welfare service, State-owned entities, health care.

Tabel 3. Organisasi Publik yang di Analisis Organisasi Sektor Publik Jumlah Artikel

Pendidikan 3

Pemerintah Pusat 5

Pemerintah Daerah 5

Beragam 8

Lainnya 2

Tidak Ada 3

Total 26

(13)

Dasar teori yang banyak digunakan dalam penelitian PSPM adalah Economic theory (seperti Agency Theory dan NPM) serta Behavioral Theory (seperti teori motivasi dan kepemimpinan). Teori lainnya yang digunakan adalah Actor-Network Theory (ANT), Utilization Theory dan Normative Theory.

Tabel 4. Teori yang digunakan

Teori Jumlah Artikel

Economic theory 5,5

Behavioral Theory 5,5 Neo-Institutional Sociology 2 Organizational Theory 1

Tidak Ada 7

Lainnya 5

Metode yang paling sering digunakan dalam penelitian PSPM adalah penelitian kualitatis berupa studi kasus dan survey (tabel 5).

Tabel 5. Metode Penelitian yang Digunakan Metode Penelitian Jumlah Artikel

Field/Case Study 8

Survey 9

Literature Review 3

Reflection 6

(14)

Hasil penelitian PSPM kebanyakan masih berada dalam tataran praktis. Belum banyak yang meneliti dampak PSPM terhadap kinerja (misalnya). Jika ada pun hasilnya belum terbukti.

Tabel 6. Aplikasi PSPM Level 1:

Discourse

Level 2:

Formal Decisions

Level 3:

Practices

Level 4:

Impacts

Ya 20 20 18 7

Pada tingkat tertentu

- - 2 5

Tidak 6 6 6 13

5.2.Variabel Kontinjensi dari PSPM

Banyak dari penelitian PSPM berupa penelitian contingency-based. Sehingga menarik untuk mereview faktor apa saja yang menjadi variable kontinjensi dalam aplikasi PSPM.

Tabel 6. Contingency-Based Research

Jumlah Artikel

Contingency-Based Research 15

Bukan Contingency-Based Research 11

Beberapa variable kontinjensi yang pernah diteliti pada penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:

(15)

- Tujuan yang jelas dan terukur. Goal setting theory menyatakan bahwa tujuan yang jelas dan terukur akan berhubungan positif dengan aplikasi PSPM (Verbeeten, 2008). Pemilihan teknik pengukuran yang tepat juga berpengaruh positif terhadap apikasi PSPM (Jaaskelainen dan Sillanpaa, 2013). Tujuan yang diselaraskan dengan strategic planning dan budgeting akan meningkatkan keberhasilan aplikasi PSPM (David, 2000)

- Insentif. Agency theory menyatakan bahwa tujuan yang jelas dan terukur akan berhubungan positif dengan aplikasi PSPM (Verbeeten, 2008).

- Leadership. Leadership berpengaruh positif terhadap aplikasi PSPM (Moynihan dan Pandey, 2010).

Integrated Leadership mempunyai dampak positif terhadap aplikasi PSPM (Fernandez, et al., 2010).

- Budaya Organisasi. Budaya organisasi yang berfokus terhadap strategi dan menyelaraskan antara strategic planning dengan aktifitas operasional organisasi berhubungan positif dengan aplikasi PSPM (Moynihan dan Pandey, 2010). Komitmen dari staff pada level operasiona berhubungan positif dengan aplikasi PSPM (Jaaskelainen dan Sillanpaa, 2013).

- Keterlibatan Stakeholders. Stakeholders yang percaya diri dan kritis serta organisasi profesi yang diikuti oleh manajer organisasi sektor publik akan berpengaruh positif terhadap aplikasi PSPM

(16)

(Moynihan dan Pandey, 2010). Semakin baik PSPM yang diaplikasikan di organisasi sektor publik akan semakin menarik stakeholder untuk memberikan dana kepada organisasi tersebut (Figlio and Kenny, 2009).

- Strategic Human Capital. Strategic Human Capital berupa sumber daya manusia dengan pendidikan yang tinggi, kompetensi dan pengalaman yang baik akan berpengaruh positif terhadap aplikasi PSM (Carmeli, 2004)

- Kapasitas Organisasi. Keberhasilan aplikasi PSPM dipengaruhi oleh kapasitas organisasi dari sebuah negara (Berman dan Wang, 2000).

- Management Tools. Benchmarking sebagai salah satu alat yang digunakan dalam PSPM dapat mempengaruhi keberhasilan aplikasi PSPM (Ammons, 2000). Akuntansi mempunyai peranan yang siginifikan dalam meningkatkan keberhasilan aplikasi PSPM (Hoque dan Moll, 2001; Jackson and LApsley, 2003). Apabila organisasi hanya mendasarkan pengambilan keputusan kepada data administrative akan berdampak pada ketidakberhasilan penerapan PSPM (Heinrich, 2002).

- Politik. Implementasi PSPM salah satunya sangat ditentukan oleh faktor politik dalam organisasi tersebut (Julnes dan Holzer, 2001).

(17)

Tabel 7. Variabel Kontinjensi Aplikasi PSPM Variabel Kontinjensi Terbukti Tidak Terbukti Tujuan yang jelas dan

terukur

3

Insentif 1 1

Leadership 2

Budaya Organisasi 3 Keterlibatan stakeholders 3 Strategic Human Capital 1 Kapasitas Organisasi 1

Management Tools 4

Politik 1

6. Kesimpulan dan Penelitian Selanjutnya

Review atas penelitian PSPM menunjukkan bahwa domain ilmu terkait PSPM berada dalam ruang lingkup ilmu administrasi publik. Negara yang paling banyak diteliti terkait PSPM adalah di US dan Eropa.

Teori yang paling banyak digunakan dalam penelitian PSPM adalah economic theory dan behavioral theory.

Dengan metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif berupa survey dan studi kasus. Terdapat beberapa variable kontinjensi yang telah diteliti pada penelitian PSPM.

(18)

Penelitian selanjutnya yang bisa dilakukan terkait PSPM adalah sbb.:

- Menganalisis faktor yang menyebabkan beberapa organisasi sektor publik sulit untuk mengukur tujuan dan kinerjanya Verbeteen (2008).

- Interaksi antara performance measurement dan system reward dengan berbagai variable seperti variable perilaku dan social Verbeteen (2008).

- Mencari alternative teori lain yang bisa menjelaskan adopsi PSPM pada organisasi sektor publik Modell (2009).

- Penelitian terkait PSM lebih baik dilakukan dalam jangka waktu yang panjang dan berkelanjutan (longitudinal) dengan menggunakan field research (Carmeli, 2004 dan Modell, 2009).

- Lebih mengembangkan teori karena mayoritas penelitian PSPM bersifat pragmatis (Helden dan Reichard, 2013).

- Menggunakan „hard data‟ dalam menganalisis kinerja organisasi (Helden dan Reichard, 2013).

- Menggunakan cara pandang yang lebih luas mengenai proses transformasi PSPM (Helden dan Reichard, 2013).

- Mengambil pemahaman mengenai performance management yang sudah diaplikasikan pada organisasi swasta (Helden dan Reichard, 2013).

(19)

Daftar Pustaka

Adcroff, A dan Wilis, Robert., (2005), The (un)intended Outcome of Public Sector Performance Measurement, The International Journal of Public Sector Management, 18(4/5), 386-400.

Ahmad, R., dan Ali, N. A., (2004), Performance Appraisal Decision in Malaysian Public Service, The International Journal of Public Sector Management, 17(1), 48-65

Ammons, D. N., Coe, C. dan Lombardo, M., (2001), Performance-Comparison Projects in Local Government: Participants Perspective, Public Administration Review, 61(1), 100-110

Ammons,D., (2000), Benchmarking as A Performance Management Tool: Experiences Among Municipalities in North Carolina, Journal of Public Budgeting, Accounting & Financial Management, 12, 106-124

Arnaboldi, M. dan Azzone, G., (2010), Constructing Performance Measurement in The Public Sector, Critical Perspective on Accounting, 21, 296-282

Berman, W. dan Wangm X., (2000), Performance Measurement in US Counties: Capacity for Reform, Public Administration Review, 60(5), 409-420

(20)

Bruijn, H., (2002), Performance Measurement in the Public Sector: Strategies to Cope with the Risks of Performance Measurement, The International Journal of Public Management, 15(6/7), 578-594

Buschor, E., (2013), Performance Management in the Public Sector: Past, Current and Future Trends, Review of Applied Management Studies, 11, 4-9

Carmeli, A., (2004), Strategic Human Capital and The Performance for Public Sector Organizations, Scandinavian Journal of Management, 20, 375-392

Chan, Y. L., (2004), Performance Measurement and Adoption of Balanced Scorecard, The International Journal of Public Sector Management, 2004, 17(2/3), 204-222

Coplin, W. D., Merget. A. E dan Bourdeaux, C., (2002), The Professional Researcher as Change Agent in Government-Performance Movement, Public Administration Review, 62(6), 699-711

Fernandez, S., Cho, Y. J. dan Perry, J. L., (2010), Exploring the Link Between Integrated Leadership ang Public Sector Performance, The Leadership Quarterly, 21, 308-323

Figlio, D. N. dan Kenny, L. W., (2009), Public Sector Performance Measurement and Stakeholder Support, Journal of Public Economics, 93, 1069-1077

(21)

Fryer, K., Antony, J., dan Ogden, S., (2009), Performance management in The Public Sector, International Journal of Public Sector Management, 22 (6), 278-298.

Heinrich, C. J., (2002), Outcomes-Based Performance Management in the Public Sector:

Implication for Government Accountability and Effectiveness, Public Administration Review, 62, (6), 712-725

Helden, G. J. V. dan Reichard, C, (2013), A Meta-Review of Public Sector Performance Management Research, Review of Applied Management Studies, 11, 10-20

Helden, G. J.V., (2005), Researching Public Sector Transformation: The Role of Management Accounting, Financial Accountability and Management, 21(1), 99-133

Hood, C., (1995), The “New Public Management” in the 1980s: Variation on a Theme, Accounting, Organizational and Society, 20(1/2), 93-109

Hoque, Z dan Moll, J., (2001), Public Sector Reform, Implications for Accounting, Accountability and Performance of stated-owned entities – an Australian Perspective, The International Journal of Public Sector Management, 14 (4/5) 304-326

(22)

Hoque, Z, (2006), Strategic Management Accounting, Prenticehall Australia,

Jaaskelainen, A dan Sillanpaa, V (2013), Overomin Chalenges in the Impelemtation or performance measurement, Case Study in public welfare service, The International Journal of Public Sector Management, 26 (6), 440-454.

Jackson, A., dan Lapsey, I., (2003), The Diffusion of Accounting Practices in the new

“Managerial” Public Sector, The International Journal of Public Sector Management, 16(4/5), 359-363

Jones, D. S., (2001) Performance Measurement and Budgetary Reform in The Singapore Civil Service, Journal of Public Budgeting, Accounting & Financial Management, 13, 485-511

Julnes, P.L. dan Holzer, M., (2001), Promoting the Utilization of Performance Measures in Public Organizations: An Empirical Study of Factors Affecting Adoption and Implementation, Public Administration Review, 61(6), 693-708

Modell, S., (2009), Institutional Resaerch on Performance Measurement and Management in The Public Sector Accounting Literature: A Review and Assessment, Financial Accountability and Management, 25(3), 277-303

(23)

Modell. S., (2009), Institutional Research on Performance Measurement and Management in The Public Sector Accounting and Management in The Public Sector Accounting Literature: A Review and Assessment, Financial Accountability and Management, 25(3), 277- 303.

Moynihan, D. P. dan PAndey, S, K, (2010), The Big Question for Performance Management, Why Do Managers Use Performance Information, Journal of Public Administration Research, 20, 849-866.

Protter, B., (2002), Financial Accounting Reforms in the Australian Public Sector, Accounting, Auditing & Accountability Journal, 15(1), 69-93

Spekle, R. F. dan Verbeeten, F. H. M., (2014), The Use of Performance Measurement Systems in the Public Sector: Effect on Performance, Management Accounting Research, 25, 131-146

Verbeeten, F. H. M., (2008), Performance Management in Public Sector Organizations, Impact on Performance, Accounting, Auditing and Accountability Journal, 21(3), 427-454.

(24)

Gambar

Tabel 1. Distribusi Jurnal
Tabel 2. Negara yang Menjadi Objek Penelitian
Tabel 3. Organisasi Publik yang di Analisis  Organisasi Sektor Publik  Jumlah Artikel
Tabel 4. Teori yang digunakan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kueisoner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu

identifikasi data , penyajian data , analisis perbandingan , dan penarikan kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakana adalah observasi, wawancara, dan

- Bahwa terdakwa dalam membuka rekening di Bank Mandiri maupun di Bank BCA menggunakan 2 (dua) nama yaitu atas nama NASRUDDIN dan SYARIFUDDIN karena terdakwa mempunyai 2

Harus ada sumbangan ``There must be a self- contribution!'' This concept of ``contributions'' from the poor was not an isolated aberration; rather it was part of the wider,

Pertamina EP Asset 3 Tambun, unit kerja yang menangani pengoperasian peralatan operasi, mengukur, menghitung hasil produksi, mengirim (memompakan) sumur-sumur

Cara kerjanya mula- mula daya dari luar diberikan kepada poros poros pompa ( 1 ) untuk memutar impeller ( 2 ) Dengan adanya putaran impeller tersebut, maka fluida yang

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kesalahan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan dalam teks berita siswa kelas VIII MTsN Talaok Kecamatan