1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Sejak beberapa abad yang lalu sampai saat ini, emas atau sering disebut sebagai logam mulia selalu menjadi daya tarik. Hal ini disebabkan bahwa nilai emas terus mengalami peningkatan. Selain itu, menurut Tanuwidjaja (2009), emas dianggap sebagai lambang kemakmuran dan kesejahteraan. Lebih jauh lagi Kusnandar (2010) menjelaskan bahwa emas sering disebut dengan istilah “Barometer of fear”. Pada saat masyarakat cemas terhadap situasi perekonomian yang kritis, mereka cenderung membeli emas untuk melindungi nilai kekayaan mereka.
Fungsi pemanfaatan emas dari zaman ke zaman mengalami proses perubahan dari sekedar alat prosesi ritual keagamaan dan alat tukar hingga menjadi komoditas ekonomi, seperti cadangan devisa, instrumen investasi, dan alat moneter. Komoditas emas selama beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan secara signifikan, karena pasar emas sesungguhnya relatif kecil dibandingkan dengan pasar keuangan dunia. Seluruh emas yang ada di dunia ini konon bernilai lebih kecil, dibandingkan dengan nilai saham dan obligasi yang diperdagangkan di seluruh dunia (Iman, 2009).
2 1. Emas untuk perhiasan
Perhiasan merupakan jenis emas yang paling populer dan lazim diperjualbelikan di masyarakat. Emas dalam bentuk perhiasan dapat dipakai sehari-hari sebagai aksesoris.
2. Emas dalam bentuk koin
Berbeda dengan emas perhiasan, emas dalam bentuk koin memang sengaja dibuat untuk diperjual belikan sebagai emas simpanan. Koin emas sering dijadikan sebagai barang koleksi. Untuk koin yang sifatnya langka maka nilainya bisa menjadi sangat besar, jauh melebihi nilai dari emas yang terkandung di dalam koin itu sendiri.
3. Emas batangan
Berbeda dengan kedua jenis emas diatas, emas batangan diproduksi sebagai emas simpanan dan bahan baku untuk membuat perhiasan. Berat emas batangan bervariasi mulai dari 1 gr sampai 1 kg. Biasanya emas batangan ini merupakan emas murni dengan kadar 24 karat.
3 Berikut ini beberapa keuntungan dari memilih emas sebagai sarana investasi (Kusnandar, 2010):
1. Tidak ada counterparty risk dalam emas
Emas merupakan tangible asset yang tidak tergantung pada orang lain. Tangible asset ini menjadi semakin penting pada saat krisis keuangan terjadi. 2. Konsistensi daya beli
Jika harga emas turun dari US$ 1.000/oz menjadi US$ 500/oz, maka harga komiditi yang lain seperti gandum, minyak, dan sebagainya juga ikut turun. Jadi pada saat harga emas turun, nilai kekayaan tidak mengalami penurunan. Kondisi ini biasa disebut zero inflation.
3. Tidak tergantung pada keputusan pemerintah
Berbeda dengan uang kertas yang nilainya bergantung pada keputusan pemerintah dan birokrat masing-masing negara, nilai emas sama sekali tidak bergantung pada hal tersebut.
4. Perlindungan nilai asset
Bila Inflasi tinggi, harga emas akan naik lebih tinggi. Semakin tinggi Inflasi, semakin tinggi kenaikan harga emas. Jika kurs Dollar naik, harga emas juga akan naik.
5. Emas mudah diperoleh dan sangat liquid
4 Berikut ini merupakan dua grafik pergerakan harga emas dari awal tahun 2003 sampai awal tahun 2013 :
Sumber : Goldprice.org, 4 Januari 2013
Gambar 1.1
5 Sumber : Goldprice.org, 22 Januari 2013
Gambar 1.2
Grafik harga emas per gram dalam rupiah dari bulan April 2011 sampai dengan bulan Januari 2013
Dari grafik diatas bisa dilihat walaupun harga emas bergerak fluktuatif, tetapi dalam jangka panjang selalu memiliki kecenderungan untuk meningkat. Hal ini terlihat harga emas per gram berkisar Rp. 400.000,00, pada awal bulan April 2011, kemudian kisaran harga menyentuh Rp. 520.000,00 per gram pada saat ini.
6 kecamatan Karangkobar, Kalibening, Batur, Pandanarum, dan Wanayasa. Toko emas Rembulan melayani jual beli emas dan menerima pesanan berbagai model.
Selain toko emas Rembulan, ada banyak toko emas yang menjadi kompetitor yaitu; toko emas Bima, Semar, Sinar, Mulia, Singa, Gajah, Pramesti, Banjar, Kedawung, dan lain-lain. Toko-toko emas ini juga tersebar di berbagai kecamatan yang ada di Kabupaten Banjarnegara. Toko emas yang memiliki konsumen terbesar di Banjarnegara adalah toko emas Bima yang menguasai pangsa pasar di kawasan perkotaan. Hal ini dikarenakan toko emas Bima merupakan toko emas yang paling berpengalaman di kabupaten Banjarnegara.
Toko emas Rembulan memiliki pangsa pasar yang cukup besar di beberapa kecamatan-kecamatan di daerah pegunungan Kabupaten Banjarnegara. Toko-toko emas yang lain seperti toko emas Mulia, Banjar, Kedawung, dan yang lain, merupakan pesaing-pesaing yang langsung berhadapan di lima kecamatan wilayah pegunungan di Banjarnegara.
7 Toko-toko emas yang secara terbuka bersaing dalam potongan harga adalah toko emas Mulia, Banjar, Kedawung, dan Pramesti. Mereka inilah yang menjadi kompetitor utama dalam persaingan mengambil hati para pembeli atau konsumen. Apabila toko emas Rembulan tidak mempersiapkan rencana atau strategi bisnis sesegera mungkin menjadi persoalan pada jangka panjang.
Selama lebih dari 20 tahun berkecimpung dalam bisnis emas, sebenarnya toko emas Rembulan kurang berkembang secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa permasalahan yang dihadapi oleh toko emas Rembulan. Pemilik tidak mempunyai target yang jelas terhadap perkembangan bisnis emas yang dijalankan. Toko emas Rembulan seperti berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas. Toko emas Rembulan terakhir memperluas cabang pada tahun 2004, yaitu di kecamatan Batur. Sejak tahun 2004 sampai saat ini mengalami stagnasi dengan tidak adanya penambahan cabang pada toko emas Rembulan.
Stagnasi ini terjadi juga didorong dengan adanya kinerja internal yang tidak maksimal dalam mengelola modal usahanya. Akumulasi modal selama beberapa tahun yang seharusnya dapat membantu untuk pengembangan bisnis justru tidak dapat dimaksimalkan. Hal ini juga menjadi persoalan yang serius untuk dibenahi dalam beberapa waktu ke depan agar dapat bertahan dalam bisnis toko emas.
8 Rembulan ini. Sehingga membutuhkan perbaikan terhadap manajemen bisnis dan strategi pengembangan yang terencana secara jelas dan terukur.
Strategi pengembangan menjadi hal sangat urgent bagi toko emas Rembulan untuk mengantisipasi para pesaing dalam persaingan bisnis jangka panjang. Tanpa adanya strategi yang segera direncanakan untuk proses pengembangan bisnis emas, maka kondisi stagnasi seperti ini terus berlanjut. Dengan rencana yang jelas dan terukur membantu toko Emas Rembulan untuk menyikapi perubahan lingkungan yang terjadi. Sehingga toko emas Rembulan dapat berkembang dan mempunyai keungggulan bersaing dalam persaingan bisnis emas di kawasannya.
9 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan sebelumya bahwa bisnis toko emas Rembulan sudah berlangsung lama, tetapi perkembangan toko emas Rembulan tidak maksimal. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah pengelolaan manajemen toko emas Rembulan yang lemah. Sehingga penerapan SWOT Assessment 9 Building Block dan Empathy Map dalam pengembangan toko emas Rembulan menjadi penting bagi toko emas Rembulan. Untuk mendalami rumusan masalah tersebut, adapun beberapa pertanyaan penelitian berikut ini:
1. Bagaimana penerapan penilaian SWOT pada setiap Building Block di toko emas Rembulan ?
2. Bagaimana penerapan Empathy Map di toko emas Rembulan ?
1.3 Tujuan Penelitian
10 1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Pelaku Bisnis
Hasil penelitian ini dapat memberi informasi yang berguna bagi pihak toko emas Rembulan untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan bisnis yang layak untuk dipertimbangkan, dan dapat menerapkan strategi pengembangan bisnis emas yang tepat.
2. Bagi Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti-peneliti lainnya yang ingin melakukan peneliti-penelitian lebih lanjut terkait dengan strategi pengembangan dalam bisnis emas.
1.5 Susunan Penelitian
Pembahasan dalam tesis ini dibagi dalam 5 bab, yaitu sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan
11 BAB II: Landasan Teori
Bab Landasan Teori ini membahas mengenai teori-teori yang dipakai sebagai landasan dalam penelitian. Meliputi; tinjauan literatur, konsep strategi bisnis, konsep pengembangan bisnis dan formulasi strategi. BAB III: Metoda Penelitian
Bab Metoda Penelitian berisi tentang (a) pendekatan dan jenis penelitian, (b) sumber data, (c) objek penelitian, (d) teknik pengumpulan data, (e) teknik analisis data.
BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab Hasil Penelitian dan Pembahasan memuat hasil penelitian dan pembahasan yang sifatnya terpadu. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk daftar (tabel), grafik, foto, atau bentuk lain, dan ditempatkan dekat dengan pembahasan. Pembahasan berisi tentang hasil yang diperoleh, berupa penjelasan secara deskriptif kualitatif.
BAB V: Simpulan dan Saran