• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Sri Suparbiati Guru SDN 2 Gandusari, Trenggalek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Oleh: Sri Suparbiati Guru SDN 2 Gandusari, Trenggalek"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE BERBASIS AKTIVITAS KELAS II SEMESTER II

SD NEGERI 2 GANDUSARI, KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN TRENGGALEK UNTUK

BIDANG STUDI MATEMATIKA TAHUN 2012/2013

Oleh:

Sri Suparbiati

Guru SDN 2 Gandusari, Trenggalek

Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi metode berbasis aktivitas diterapkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri 2 Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek dan sikap siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan Strategi belajar berbasis aktivitas. Hasil penelitian menunujjan peningkatan nilai rata-rata dari sebelum siklus sebelum siklus Terjadi peningkatan nilai rata-rata dari sebelum siklus 69,03 dan pada nilai rata-rata siklus I yaitu 74,77 menjadi 81,29 pada akhir siklus II serta ketuntasan belajar siswa dapat meningkat dari 74,19% pada siklus I menjadi 90,32% pada siklus II.

Kata Kunci: metode berbasis aktivitas, matematika

Matematika adalah dasar pertama yang akan berkutat pada masalah hitungan dan rumus- rumus. Matematika juga dapat men- cerminkan kepandaian yang baik maupun yang buruk. Misalnya dari penghitungan serta pendapat yang rasional kita dapat menangkap atau tidak maksud dan keinginan orang tersebut, tetapi juga kenyataan keinginannya itu dapat diterima oleh akal atau tidak. Fokus permasalahan yang diprioritaskan dalam penelitian ini adalah adanya keinginan untuk mengem- bangkan pembelajaran untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi guru di kelas.

Dalam kenyataannya prestasi belajar Matematika pada siswa kelas II SDN 2 Gandusari Kecamatan Gandusari Tahun 2012/2013 tentang Operasi Hitung Campuran Perkalian Dan Pembagian rendah, hal itu dapat dilihat dari nilai ulangan harian dan raport sebelumnya. Nilai ulangan harian siswa secara rata-rata hanya mampu mencapai 69,03. Hal tersebut di atas disebabkan oleh guru yang hanya menggunakan metode ceramah, urutan

materi mengajar tidak runtut, guru hanya menggunakan papan tulis, dan guru tidak menggunakan metode yang tepat.

Dalam penelitian ini, kajian diarahkan kepada pengembangan Strategi belajar berbasis aktivitas, karena faktor penyebab yang lain menjadi bidang kajian tersendiri. Oleh karena itu, dalam penelitian ini diterapkan Strategi belajar berbasis aktivitas untuk mengatasi masalah tersebut METODE PENELITIAN

Pendekatan dan jenis penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah penelitian tindakan. penelitian tindakan ini adalah SDN 2 Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek. Sedangkan objek penelitian ini adalah siswa Kelas II Semester II SDN Gesikan Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek yang berjumlah 31 siswa. Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini diantaranya: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tindakan penelitian yang direncanakan dalam penelitian tindakan ini

(2)

adalah sebagai berikut: (1) Menetapkan indikator desain pendekatan konstruktivisme yang digunakan dalam proses belajar mengajar, (2) Menyusun strategi penyampaian dan pengelolaan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme yang meliputi: merancang dan menyusun bahan ajar, merancang satuan pelajaran yang digunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar, (3) Menyusun metode dan alat perekam data yang terdiri atas catatan lapangan, pedoman observasi, pedoman analisis, dan catatan harian, dan (4)

Menyusun perencanaan teknik pengolahan data didasarkan pada model analisis data penelitian kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus Pertama

Refleksi awal

Dari hasil identifikasi permasalahan di kelas II yang dilakukan oleh peneliti dengan dibantu oleh kolaborator penelitian diketa- hui bahwa rendahnya pretasi belajar siswa disebabkan oleh penerapan metode belajar siswa yang tidak bervariasi sehingga terke- san monoton dan membosankan dan cende- rung membuat para siswa malas dan kurang memperhatikan saat guru menerangkan da- lam proses pembelajaran berlangsung. Un- tuk mengatasi permasalahan tersebut dilaku- kan perubahan penerapan metode pembela- jaran lama yang telah dimodifikasi dengan menggunakan metode berbasis aktivitas.

Perencanaan (Planning)

Pada siklus pertama ini didalam peren- canaan materi pembelajaran yang diajukan adalah sebagai berikut: (a) Menyusun ren- cana pembelajaran dengan menggunakan metode berbasis aktivitas; (b) Mempersiap- kan lembar kerja siswa; (c) Mempersipkan instrument observasi; (d) Menyusun format penilaian.

Pelaksanaan (Action)

Implementasi pembelajaran pada siklus I, peneliti diskripsikan berikut ini.

Pertemuan 1

Kegiatan awal: (1) Guru mengeluar- kan 5 kantung plastik yang berisi kelereng.

Setiap kelereng berisi 4 buah; (2) Siswa diminta untuk menebak jumlah kelerang seluruhnya.

Kegiatan inti: (1) Guru membagikan LKS; (2) Siswa diminta untuk mendiskusi- kan masalah yang diberikan.

Ambil permen dalam kotak kecil.

Kemudian bagikan kepada 2 orang temanmu dengan jumlah sama banyak. Masukkan permen yang diterima oleh temanmu dalam plastik berwarna putih. Berapa jumlah permen yang diterima oleh temanmu?

Ambil kotak berwarna kuning, kemudian tentukan jumlah permen dalam kotak semuannya. Gunakan sifta perkalian dalam mengerjakan. Setelah itu bagikan permen tadi kepada 3 temanmu. Berapa permen yang diterima oleh temanmu?

Masukan pemen yang diterim oleh temanmu dalam plastik berwarna merah! (1) Melaporkan hasil kerja kelompok dan ditanggapi kelompok lain, (2) Menyimpulkan hasil diskusi, (3) Pemajangan hasil kerja kelompok, (4) Selama kegiatan diadakan penilaian dalam proses.

Kegiatan akhir: (1) Mencatat hasil diskusi, (2) Pemberian tugas rumah.

Pertemuan 2

Kegiatan awal: (1) Guru mengeluar- kan 5 kantung plastik yang berisi kelereng.

Setiap kelereng berisi 4 buah; (2) Siswa diminta untuk menebak jumlah kelerang seluruhnya.

Kegiatan inti: (1) Guru membagikan LKS; (2) Siswa diminta untuk mendiskusi- kan masalah yang diberikan. Tentukan nilai dari bilangan berikut.

(3)

Melaporkan hasil kerja kelompok dan ditanggapi kelompok lain, menyimpulkan hasil diskusi, pemajangan hasil kerja kelompok., selama kegiatan diadakan penilaian dalam proses.

Kegiatan akhir: Mencatat hasil diskusi dan pemberian informasi tes pada pertemu- an berikutnya.

Pengamatan (Observation)

Evaluasi terhadap tindakan kelas dila- kukan dengan menggunakan observasi dan tes. Melalui observasi diharapkan perilaku siswa di kelas yang berkaitan dengan pem- belajaran materi pelajaran dapat diamati. Pe- nelti mengukur produk pembelajaran dapat dilihat dari prestasi yang diperoleh siswa.

Di samping pengukuran nilai siswa, dalam pengukurannya juga akan diperhi- tungkan daya serap dan ketuntasannya.

Dilihat dari perilaku siswa di kelas, nampak siswa menjadi lebih aktif. Kekompakan dalam kelompok sudah mulai tampak, akan tetapi siswa masih canggung saat menjawab pertanyaan dari siswa lain. Proporsi siswa dalam metode berbasis aktivitas baru mencapai 62,50%, artinya proporsi siswa dalam kegiatan proses pembelajaran di kelas sudah menunjukkan aktivitas yang “baik“.

Hal ini sejalan dengan proporsi yang diberikan guru dalam proses pembelajaran yang menunjukkan proporsi aktivitas yang baik dengan prosentase 58,20%.

Refleksi

Dari hasil obervasi diketahui bahwa prestasi belajar belum mampu mencapai keriteria yang telah ditentukan yaitu dengan tingkat ketuntasan belajar siswa yang masih mencapai 74,19% dari ketuntasan minimal yang telah ditentukan sebesar 85%. Melihat hasil prestasi belajar siswa inilah, peneliti

perlu melakukan tindakan perencaan lebih lanjut pada siklus selanjutnya.

Siklus Kedua

Perencanaan (planning)

Dari hasil tindakan siklus I dijumpai bahwa hasil tes masih rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan siklus II. Ada- pun hal-hal yang direncanakan dalam pem- belajaran ini adalah: (a) Guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang menye- nangkan sera memberikan perhatian kepada siswa secara merata; (b) Guru mengurangi dominasi dalam kegiatan diskusi serta lebih menggunakan bahasa yang komunikatif; (c) Guru memberikan kesempatan secara luas kepada siswa untuk mendemonstrasikan banguan ruang secara bergilir.

Pelaksanaan (Action)

Diskripsi dari skenario materi pem- belajaran siklus II adalah sebagai berikut:

Pertemuan 1

Kegiatan awal: guru mengeluarkan 5 kantung plastik yang berisi kelereng, setiap kelereng berisi 4 buah kemudian siswa diminta untuk menebak jumlah kelerang seluruhnya.

Kegiatan inti: guru membagikan LKS, siswa diminta untuk mendiskusikan masalah yang diberikan.

Ambil permen dalam kotak kecil. Kemudian bagikan kepada 2 orang temanmu dengan jumlah sama banyak. Masukkan permen yang diterima oleh temanmu dalam plastik berwarna putih. Berapa jumlah permen yang diterima oleh temanmu?

Ambil kotak berwarna kuning, kemudian tentukan jumlah permen dalam kotak semuannya. Gunakan sifta perkalian dalam mengerjakan. Setelah itu bagikan permen tadi kepada 3 temanmu. Berapa permen

(4)

yang diterima oleh temanmu? Masukan pemen yang diterim oleh temanmu dalam plastik berwarna merah! (1) Melaporkan hasil kerja kelompok dan ditanggapi kelompok lain; (2) Menyimpulkan hasil diskusi; (3) Pemajangan hasil kerja kelompok; (4) Selama kegiatan diadakan penilaian dalam proses.

Kegiatan akhir: (1) Mencatat hasil diskusi dan Pemberian tugas rumah.

Pertemuan 2

Kegiatan awal: guru mengeluarkan 5 kantung plastik yang berisi kelereng. Setiap kelereng berisi 4 buah dan siswa diminta untuk menebak jumlah kelerang seluruhnya.

Kegiatan inti: guru membagikan LKS, kemudian siswa diminta untuk mendiskusikan masalah yang diberikan.

Tentukan nilai dari bilangan berikut:

Melaporkan hasil kerja kelompok dan ditanggapi kelompok lain, menyimpulkan hasil diskusi, pemajangan hasil kerja kelompok dan selama kegiatan diadakan penilaian dalam proses.

Kegiatan akhir: mencatat hasil diskusi dan pemberian informasi tes pada pertemuan berikutnya.

Pengamatan (Observation)

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selaku kepala sekolah menun- jukkan keaktifan siswa dikelas menjadi lebih, sudah ada interaksi yang relevan, baik itu interaksi siswa dangan siswa, maupun siswa dengan guru. Dengan demikian prestasi siswa dalam proses pembelajaran meningkat sangat baik.

Pada pertemuan selanjutnya guru su- dah dapat melaksanakan skenario pembela- jaran secara optimal karena didukung oleh suasana belajar yang responsive dan ceria.

Aktivitas siswa dalam KBM di kelas sudah mencapai 71,43%. Artinya siswa memberi- kan proporsi aktivitas yang sangat baik pada siklus II selama pembelajaran berlngsung.

Hal ini tentu berkat guru dalam memberikan proporsi aktivitas yang sangat baik pula dalam melaksanakan metode pembelajaran dan perubahan perencanaan tindakan dengan prosentase sebesar 72,13%.

Sesuai dengan perencanaan evaluasi hasil tindakan yang telah dirancang nampak- nya keberhasilan metode berbasis aktivitas dalam mata pelajaran matematika manga- lami peningkatan baik yang dilihat dari respon yang ditunjukkan siswa maupun prestasi akhir yang dicapai.

Refleksi

Berdasarkan hasil observasi tindakan yang dilakukan, ternyata mengalami pening- katan dalam membangkitkan motivasi sis- wa. Pada siklus II juga terjadi peningkatan prestasi hasil belajar karena Metode berbasis aktivitas telah berjalan lebih efektif.

Dilihat dari proses pembelajaran de- ngan metode demosntrasi, terjadi pening- katan-peningkatan pada siswa ini membuk- tikan adanya peningkatan pemahaman ter- hadap materi pembelajaran. Hal ini dibuk- tikan dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 90,32%.

Penelitian tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus I, siswa menerima proses pembelajaran dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat pada saat diskusi materi pelajaran di kelas, masing-masing siswa asyik bertukar pendapat didalam kelompoknya.

Dari analisis data yang diperoleh, ternyata hasilnya sesuai dengan apa yang diharapkan atau sesuai dengan hipotesis yang diajukan.

Peningkatan prestasi siswa dapat di- tunjukkan dengan hasil sebagai berikut: (a) Terjadi peningkatan nilai rata-rata dari se- belum siklus 69,03 dan pada nilai rata-rata siklus I yaitu 74,77 menjadi 81,29 pada a- khir siklus II; (b) Ketuntasan belajar siswa

(5)

dapat meningkat dari 74,19% pada siklus I menjadi 90,32% pada siklus II; (c) Respon terhadap pembelajaran matematikadi kelas IV SDN 2 Gandusari menunjukkan respon yang sangat positif dengan hasil respon 1,86.

Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui peranan metode berbasis aktivitas dalam upaya untuk meningkatkan prestasi hasil belajar bidang studi matematika pada siswa kelas IV SDN 2 Gandusari maka tindakan yang dilakukan tergolong berhasil.

Keberhasilan tersebut oleh penulis digambarkan melalui sebuah grafik peningkatan hasil belajar pada Gambar 1.

PENUTUP Kesimpulan

Dalam kegiatan pembelajaran peneliti menerapkan metode berbasis aktivitas mela- lui kegiatan diskusi. Dalam metode berbasis aktivitas peneliti juga mempersiapkan alat peraga yang mendukung pembelajaran, menggunakan benda-benda yang disukai oleh siswa seperti permen. Guru juga memberi kesempatan kepada siswa untuk beraktivitas dalam menentukan hasil operasi hitung campuran perklaian dan bilangan dengan menggunakan benda konkrit yang telah disiapkan oleh peneliti.. Dalam

kegiatan diskusi guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator dalam pembela- jaran. Terjadi peningkatan nilai rata-rata dari sebelum siklus sebelum siklus Terjadi peningkatan nilai rata-rata dari sebelum siklus 69,03 dan pada nilai rata-rata siklus I yaitu 74,77 menjadi 81,29 pada akhir siklus II serta ketuntasan belajar siswa dapat meningkat dari 74,19% pada siklus I menjadi 90,32% pada siklus II.

Saran

Pembelajaran yang menggunakan Strategi belajar berbasis aktivitas perlu di- kembangkan pada mata pelajaran Mate- matika untuk dapat meningkatkan pema- haman siswa. Perlu dicoba melakukan kom- binasi pola pembelajaran yang mengguna- kan Strategi belajar berbasis aktivitas dengan model belajar yang lain. Penggunaan model pembelajaran yang menggunakan Strategi belajar berbasis aktivitasperlu terus dilakukan, karena pembelajaran ini lebih menyenangkan bagi siswa, mendorong dan membiasakan siswa untuk belajar mandiri, tidak bergantung kepada guru. Untuk me- ningkatkan kemampuan guru dalam me- ngembangkan model pembelajaran yang menggunakan Strategi belajar berbasis akti- vitas, pelatihan perlu diberikan agar guru dapat mengembangkan kemampuannya.

Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa

(6)

DAFTAR RUJUKAN

Isparjadi. 1980. Statistik Pendidikan.

Surabaya: University Press IKIP Surabaya

Jamaluddin. 2001. Pembelajaran yang Efektif. Depag RI

Nurkancana, Wayan, dkk. 1992. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional

Oemar, Hamalik. 1989. Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Bandung:

Mandar Maju

Pehardjono. 1995. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta:

Depdikbud.

Sudjana, Nana. 1991. Dasar-dasar Proses

Belajar Mengajar. Bandung

Surachmad Winarno. 1986. Pengantar Interaksi Mengajar Dasar dan Teknik Metodologi Pembelajaran. Bandung : Tarsito.

Sutrisno, Hadi. 1987. Statistik IT Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.

………1994. Kurikulum Pendidikan Dasar, Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

……….1994. Kurikulum Pendidikan Dasar, GBPP Matematika. Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Gambar

Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengembangkan kreativitas anak dibutuhkan keharmonisan antar guru dan anak dalam proses belajar mengajar dan tidak kalah pentingnya peran orang tua anak tersebut,

(beri ✓ pada kategori yang tepat) D D Jumal Ilmiah Internasional Jumal Ilrniah Nasional Terakreditasi.. D Jumal Ilmiah Nasional Tidak Terakreditasi Hasil Penilaian

• Harga pokok meliputi harga faktur ditambah semua beban yg dikeluarkan sampai barang tiba / ada di gudang pembeli / importir.. • Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak

Dokazivanje junopanonske proizvodnje nije problem samo na Štrbincima, nego na cijelom podruèju hrvatskog dijela provincije, s obzirom da osim pretpostavljenih staklarskih peæi iz

Di tengah gejolak keuangan global dan melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia, perekonomian Indonesia pada triwulan III-2008 masih mencatat pertumbuhan yang tinggi.. PDB

A kapitalista vállalat, amelynek első formája a gyár- üzem (factory) volt, az angol ipari forradalom nyomán vált a termelés domináns szervezeti formájává.. A gyár-

(1) Dengan melunaskan bea khusus yang telah ditentukan dan menurut ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri, seseorang atau suatu badan yang hendak menguasakan fihak ketiga

Skripsi berjudul “Persepsi Masyarakat Tentang Makna Punakawan Dalam Cerita Wayang ( Studi di Desa Ngareanak, Kec. Kendal )” dengan latar belakang bahwa pagelaran