• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara. Abstrak :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara. Abstrak :"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara

Elida Madona Siburian

Program Studi Ilmu Ekonomi, Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan e-mail : [email protected]

Abstrak :

Provinsi Sumatera Utara berada di peringkat ke lima dari sepuluh provinsi termiskin di Pulau Sumatera. Tujuan penelitian ini menganalisis pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka terhadap Tingkat Kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara tahun 1999-2015. Analisis data menggunakan teknik Regresi Linier Berganda dengan bantuan Software SPSS Versi 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dengan nilai sebesar 16,99 dan nilai sig sebesar 0,000. Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Secara statistik Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara.

Kata Kunci : Tingkat Kemiskinan, IPM, TPAK, TPT.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun. Kemiskinan merupakan masalah yang pernah bahkan sampai sekarang masih dialami di seluruh negara belahan bumi manapun. Berbagai upaya telah dilakukan, mulai dari lingkup daerah, regional maupun nasional dan internasional. Tak terkecuali Indonesia, kemiskinan pun masih dialami dan menimpa Indonesia. Berbagai kebijakan telah

(2)

dilakukan pemerintah untuk menekan angka kemiskinan namun belum mampu menghapus kemiskinan.

Menurut Jhingan (2000), kemiskinan adalah kekurangan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu standard hidup yang layak. Seringkali masalah kemiskinan timbul bersama dengan masalah pengangguran. Kedua masalah ini erat kaitannya dengan tinggi rendahnya kualitas Indeks Pembangunan Manusia. Dengan rendahnya kualifikasi pendidikan seseorang membuat dirinya terbatas untuk mencari lapangan kerja. Berangkat dari realita empiris tersebut, maka salah satu cara untuk menanggulangi kemiskinan adalah dengan meningkatkan kualitas Indeks Pembangunan Manusia. Adapun indikator Indeks Pembangunan Manusia yaitu Tingkat Pendidikan, Kesehatan (Angka Harapan Hidup) dan Angka Melek Huruf. Penanggulangan kemiskinan menjadi penting karena jika tidak diatasi segera mungkin maka kemiskinan akan berdampak pada level yang lebih jauh seperti kualitas kehidupan manusia dan kesehatan (Groce, 2011).

Dalam Mudrajat (2006 : 120) penyebab kemiskinan akan bermuara pada teori lingkaran setan kemiskinan (vicious cycle of poverty). Adanya keterbelakangan, ketidaksempurnaan pasar dan kurangnya modal menyebabkan rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas menyebabkan rendahnya pendapatan yang mereka terima. Rendahnya pendapatan akan menyebabkan rendahnya pula tabungan. Rendahnya tabungan maka rendah pula investasinya.

Provinsi Sumatera Utara merupakan Provinsi yang berada pada peringkat ke lima dari sepuluh Provinsi miskin di Pulau Sumatera (Sumber : BPS Sumatera Utara 2016). Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara melaporkan pada tahun 2016, Jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Utara berfluktuasi dari tahun 1999-2016. Hal tersebut terjadi akibat krisis moneter pada pertengahan tahun 1997, penduduk miskin tahun 1999 meningkat tajam menjadi 1,97 juta jiwa atau sebesar 16,74 persen dari total penduduk sumatera utara. Pada tahun 2003 terjadi penurunan penduduk miskin secara absolut maupun secara persentase yaitu menjadi 1,89 juta jiwa atau 15,89 persen, sedangkan tahun 2004 jumlah dan persentase turun menjadi 1,80 juta jiwa atau 14,93 persen, kemudian pada tahun

(3)

2005 penduduk miskin turun menjadi 1,84 juta jiwa atau 14,68 persen, namun akibat dampak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada bulan maret dan oktober tahun 2005 penduduk miskin tahun 2006 meningkat menjadi 1,98 juta jiwa atau 15,66 persen, demikian seterusnya hingga tahun 2015 jumlah penduduk miskin menjadi 1,51 juta jiwa atau 10,79 persen.

Berikut grafik yang menggambarkan Tingkat Kemiskin di Provinsi Sumatera Utara dari tahun 1999-2015.

0 5 10 15 20 25

JUMLAH PENDUDUK MISKIN

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara 2016 (data diolah)

Provinsi Sumatera Utara merupakan Provinsi ke empat dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

Pada tahun 2015 Indeks Pembangunan Manusia mengalami peningkatan sebesar 69,51 persen dari tahun 2014 sebesar 68,87 persen, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja juga mengalami kenaikan sebesar 67,28 persen di tahun 2015 dari tahun 2014 sebesar 67,07 persen, dan sama halnya dengan Tingkat Pengangguran Terbuka juga mengalami kenaikan sebesar 6,71 persen dari tahun 2014 sebesar 6,23 persen. Sementara Tingkat Kemiskinan juga mengalami kenaikan pada tahun 2015 yaitu sebesar 10,79 persen dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 9,85 persen.

Dari fenomena tersebut Penulis tertarik untuk menganalisis faktor yang menyebabkan tingkat kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 1999- 2015.

(4)

1.2 Peneliti Terdahulu

Adapun peneliti terdahulu yang menjadi referensi Penulis dalam menyusun makalah ini antara lain :

a. Dita Wahyu Puspita, “Analisis Determinan Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah” dimana hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa pengaruh pengangguran, PDRB, dan Jumlah atau Populasi Penduduk Jawa Tengah signifikan terhadap tingkat kemiskinan.

b. Nike Roso Wulandari, dkk. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Rumah Tangga di kota Kendaro Tahun 2014” dimana hasil penelitiannya bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel kemiskinan.

c. Noor Zuhdiyaty, “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kemiskinan di Indonesia Selama Lima Tahun Terakhir (Studi Kasus Pada 33 Provinsi)” dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa adanya pengaruh antara IPM dengan Kemiskinan, sedangkan untuk Pertumbuhan Ekonomi dan TPT tidak memiliki pengaruh terhadap Kemiskinan.

METODE PENELITIAN

Data yang dipergunakan untuk mendukung penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara dari tahun 1999-2015. Metode penelitian yang digunakan melalui pendekatan model regresi linier berganda untuk mengestimasi pengaruh beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kemiskinan seperti Jumlah Penduduk, Indeks Pembangunan Manusia, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka pada tahun 1999-2015.

Berdasarkan observasi data yang dilakukan dan simulasi terhadap hasil regresi maka diputuskan model persamaan yang digunakan yaitu:

Y = a0 + a1 X1 + a2 X2 + a3 X3 + €

(5)

Dimana :

Y = Jumlah Penduduk Miskin

X1 = Indeks Pembangunan Manusia

X2 = Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

X3 = Tingkat Pengangguran Terbuka

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil pengolahan data Dengan model regresi linier berganda diperoleh R² sebesar = 0,797 artinya bahwa sebesar 79% persentase jumlah penduduk miskin dapat dijelaskan oleh variabel indeks pembangunan manusia, tingkat partisipasi angkatan kerja, dan tingkat pengangguran terbuka. Pengaruh tersebut signifikan pada 0,05 karena hasil pengujian ditemukan nilai F sebesar 16,994 dengan signifikan 0,000. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara simultan Indeks Pembangunan Manusia, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka berpengaruh signifikan terhadap Kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara.

Berikut tabel hasil analisis regresi linear berganda :

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 6.658 2.233 2.982 .011

IPM -1.466 1.346 -.151 -1.089 .296

Partisipasi Angkatan Kerja -1.819 .515 -.527 -3.531 .004

Pengangguran .526 .147 .498 3.582 .003

a. Dependent Variable: Kemiskinan

(6)

KESIMPULAN

Fenomena perubahan kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara cenderung mengalami penurunan yang signifikan. Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan di provinsi sumatera utara namun tidak signifikan yang artinya bahwa meningkatnya persentase Indeks Pembangunan Manusia hanya memberikan sumbangsih yang relatif kecil terhadap pengurangan tingkat kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara, sementara Tingkat Pengangguran Terbuka berpengaruh signifikan secara statistik terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara.

Berdasarkan simpulan diatas maka diperoleh implikasi kebijakan bahwa terkait dengan jumlah tingkat kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara yang menunjukkan fenomena menurun, maka dari itu Pemerintah Provinsi Sumatera Utara agar lebih bergiat lagi untuk menggalakkan program-progam yang baru guna pengentasan kemiskinan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. (2016). Sumatera Utara dalam angka 1999-2016. Sumatera utara: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.

Dita Wahyu Puspita, Analisis Determinan Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah.

JEJAK 8 (1) (2015) ; 100-107.

Groce, Nora (2011). Poverty and disability –a critical review of the literature in low and middle-income countries. UCL Working Paper Series : No.

16.

(7)

Kuncoro, Mudrajat (2006) Ekonomika Pembangunan: Teori, Masalah dan Kebijakan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Nike Roso Wulandari, dkk. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Rumah Tangga di Kota Kendari Tahun 2014. Jurnal Progres Ekonomi Pembangunan Vol 1 No. 1, 2016.

Noor Zuhdiyaty, Analisis Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kemiskian di Indonesia Selama Lima Tahun Terakhir (Studi Kasus Pada 33 Provinsi). JIBEKA Volume 11 Nomor 2 Februari 2017 : 27-31.

Rusdarti, dan Lesta Karolina Sebayang (2013) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah, Jurnal Economia, Vol 9 No 1.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa: adanya pengaruh secara bersama-sama dari variabel persepsi resiko, variabel kualitas, variabel harga dan variabel nilai terhadap

Akademik didefinisikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan akademi yang bersifat ilmiah, bersifat ilmu pengetahuan, bersifat teori, dan tanpa arti praktis yang

Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2014.Effect of Cutting Stem Types

Iqbal Basri, Sitti Rafiah, Nikmatiah Latief, Harpiah Djayalangkara, John Irwan Lisal, Saharuddin, Asty Amalia.. Jumat, 28 Oktober

Pasir tidak menyimpan kelembaban sehingga membutuhkan penyiraman yang lebih.penggunaan tunggal tanpa campuran dengan media lain membuatnya sangat kasar sehingga

Kebijakan adalah suatu peristiwa yang ditimbulkan, baik untuk mendamaikan dari pihak-pihak yang konflik atau untuk menciptakan insentif terhadap tindakan bersama

The cost of land under development consists of the cost of land for development, direct and indirect real estate development costs and capitalized borrowing

faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada ibu yang mempunyai bayi 7-24 bulan Di Desa Srigading, Sanden, Bantul diperoleh faktor dominan yang mempengaruhi