• Tidak ada hasil yang ditemukan

WANITA KARIR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KELUARGA SAKINAH MAWADDAH WARAHMAH. (Studi kasus di PT Inkordan International Jl.H. Moh. Ashari No.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "WANITA KARIR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KELUARGA SAKINAH MAWADDAH WARAHMAH. (Studi kasus di PT Inkordan International Jl.H. Moh. Ashari No."

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi kasus di PT Inkordan International Jl.H. Moh. Ashari No.49 Cibinong, Bogor Jawa Barat)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum Di Fakultas Syari’ah IAIN Bukittinggi

Oleh:

Murni Adfriani

1117033

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA (AHWAL AL SYAKHSHIYYAH)

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI

1442 H / 2021 M

(2)

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi yang berjudul Wanita Karir Dan Pengaruhnya Terhadap Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah (Studi Kasus Di PT. Inkordan International Jl.

H. Moh. Ashari No. 49 Cibinong Bogor Jawa Barat) yang disusun oleh Murni Adfriani, NIM 1117033 Program Studi Hukum Keluarga Islam (Al-Ahwal Al- Syakhsiyyah) Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi telah dilakukan bimbingan secara maksimal dan untuk selanjutnya dsietujui untuk diajukan ke sidang munaqasyah skripsi.

Bukittinggi, 26-10-2021 Dosen Pembimbing

Ali Rahman, SH.MH NIP.197112261999031001

Mengetahui

Ketua ProgramStudi Hukum Keluarga Islam (Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah)

Fakultas Syariah IAIN Bukittinggi

Dahyul Daipon,M.Ag NIP. 197704202006041002

(3)

ii ABSTRAK

Skripsi ini berjudul: “Wanita Karir dan Pengaruhnya Terhadap keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah (Studi Kasus di PT Inkordan International Jl.H. Moh. Ashari No.49 Cibinong, Bogor Jawa Barat)”

maksud dari judul ini adalah bagaimana pengaruhnya pekerjaan wanita karir tersebut terhadap keluarga (studi kasus di PT Inkordan International Jl.H. Moh.

Ashari No.49 Cibinong, Bogor Jawa Barat). Skripsi ini ditulis oleh Murni Adfriani, NIM. 1117033, Program Studi Hukum Keluarga, Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Penulisan skripsi ini di latar belakangi oleh jam kerja yang padat di PT Inkordan International yaitu dari jam 07.30 sampai jam 19.00 lalu bagaimanakah dengan keluarga mereka sementara waktu mereka lebih banyak di pekerjaan. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut dalam bentuk skripsi. Rumusan masalah yang penulis ambil yaitu bagaimana gambaran rumah tangga wanita karir yang bekerja di PT Inkordan International dan apa faktor yang menyebabkan rumah tangganya sakinah.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research), yaitu mengadakan penelitian langsung turun ke lapangan dengan metode pengumpulan data melalui wawancara kepada beberapa informan dan dengan cara dokumentasi yaitu memperoleh dan mengumpulkan data dengan cara membaca dan mempelajari dokumen yang ada hubungannya dengan pokok permasalahan tentang wanita karir.

Dapat disimpulkan bahwa menurut wanita karir yang bekerja di PT.

Inkordan International, pengaruh dari bekerja ini yaitu berkurangnya waktu bersama anak-anak, tidak bisa melihat perkembangan anak-anak, tidak bisa mendidik anak sepenuhnya, tidak bisa selalu berada didekat keluarga dan mensiasatinya dengan cara berkumpul bersama keluarga ketika hari libur.

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya, . sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan pendidikan di Institut Islam Agama Negeri (IAIN) Bukitinggi. Kemudian shalawat dan salam turut dilimpahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang sangat kita cintai.

Penghargaan dan cinta terbesar penulis tujukan kepada ayahanda Adlar dan Ibunda Efrina yang selalu mengiringi perjuangan penulis dengan doanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan sebaik- baiknya. Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis mendapat bantuan, petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak, dan pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada yang terhormat:

1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum, beserta Bapak- bapak Wakil Rektor, Bapak Dr.

Asyari, M.Si, Bapak Dr. Novi Hendri, M.Ag dan Bapak Dr. Miswardi, M.Hum yang telah memberikan fasilitas kepada penulis selama menjalankan pendidikan di IAIN Bukittinggi.

2. Dekan Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, Bapak Ismail Novel, M.Ag, beserta Bapak- bapak wakil Dekan, Bapak Dr. Nofiardi, M.Ag, Bapak Dr. Busyro, M.Ag dan bapak Fajrul Wadi, S.Ag, M.Hum, serta Ketua Program Studi Hukum Keluarga Islam ( Al- Ahwal Al- Syakhsiyyah), Bapak Dahyul Daipon,

(5)

iv

M.Ag yang telah memfasilitasi penulis dalam menjalani pendidikan dan bi,bingan skripsi ini.

3. Pembimbing skripsi penulis, Bapak Ali Rahman, SH.MH yang telah banyak membantu dengan meluangkan waktu dan tenaganya yang sangat berharga semata- mata demi mengarahkan dan membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Hj Rahmiati M.Ag selaku Penasehat Akademik (PA) yang telah memberikan motivasi dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di IAIN Bukittinggi.

5. Kepala perpustakaan IAIN Bukittinggi beserta seluruh staf perpustakaan yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis.

6. Ibu-Ibu yang bekerja di PT. Inkordan International telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Kemudian untuk Nurul Fadhilah, Selvia, Sofiana, Dessi Rahma Yanti,, dan juga semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu selama menyelesaikan studi di IAIN Bukittinggi.

Atas segala bantuan yang telah diberikan, penulis ucapkan terima kasih, semoga amalan dan jasa baik yang telah diberikan mendapat balasan pahala di sisi Allah SWT, semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khusunya dalam bidang Hukum Keluarga Islam (Al- Ahwal Al- Syaksiyyah)

.

(6)

v

Bukittinggi, 26 Oktober 2021

Penulis

Murni Adfriani

(7)

vi DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tinjauan dan kegunaan penulisan ... 6

D. Metode Penelitian ... 7

E. Tinjauan Pustaka ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II LANDASAN TEORI A. Wanita Karir Dalam Pandangan Islam 1. Pengertian Wanita Karir ... 18

2. Wanita Karir Dalam Islam ... 21

3. Dasar Hukum Wanita Karir Dalam Islam ... 24

4. Ciri-Ciri Wanita Karir Dalam Islam ... 26

5. Peran dan Fungsi Wanita Karir Dalam Islam ... 26

B. Keluarga Sakinah 1. Pengertian Keluarga Sakinah ... 31

2. Landasan Normatif Keluarga Sakinah ... 37

3. Indikator Keluarga Sakinah... 37

4. Fungsi Keluarga ... 39

(8)

vii BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan sifat Penelitian ... 42

B. Sumber Data ... 42

C. Teknik Pengumpulan Data ... 43

D. Teknik analisis data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum PT Inkordan International ... 46

B. Monografi Kecamatan Cibinong ... 48

C. Gambaran Hasil Penelitian ... 54

D. Analisis Wanita Karir dan Pengaruhnya Terhadap Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah di PT Inkordan International ... 64

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Dalam sebuah keluarga,penting bagi setiap pasangan untuk menjadikan keluarga sebagai tempat memadu kasih sayang, cinta, kebersamaan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Hal itu relevan dengan konsep keluarga yang terkait sebuah janji pernikahan suci kepada Allah SWT dan pasangan. Maka dari pernikahan akan tumbuh kasih sayang sejati yang berakar dari sanubari, yang kokoh dan kuat dengan cabang yang teguh, membuahkan kesetiaan dan keserasian. Dalam istilah agama disebut pernikahan yang Sakinah,mawaddah, wa rahmah.1

Dalam KHI pasal 3 disebutkan bahwa tujuan perkawinan adalah untuk mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Ar-Rum ayat 21.











































1 Asmaya, Enung, “Implementasi Agama Dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah” : Kajian Hukum Islam dan Sosial Kemasyarakatan, (Purwokerto:IAIN Purwokerto dan Penerbit Komunika), 2012,h.6

(10)

Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya iantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

Menurut Al-Thabari, ayat di atas menjelaskan penciptaan perempuan dari tulang rusuk, sebagai lanjutan penciptaan Adam dari tanah. Kemudian ayat ini dijadikan landasan membina rumah tangga melalui perkawinan. Sehingga perkawinan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan ketenangan (litaskunu), mawaddah dan rahmah.

Berdasarkan salah satu riwayat dari Ibn Abba, beliau berkata bahwa yang dimaksud al-mawaddah adalah cinta seorang laki-laki terhadap istrinya merupakan kinayah dari jima’ (bersetubuh), sedangkan al-rahmah adalah saling menyayangi atau memiliki anak.2

Keluarga sakinah adalah keluarga yang dibina atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi hajat hidup spiritual dan material secara layak dan seimbang, diliputi suasana kasih sayang antara anggota keluarga dan lingkungannya dengan selaras, serasi serta mampu mengamalkan, menghayati dan memperdalam nilai-nilai keimanan, ketaqwaan dan akhlak mulia.3

Keluarga sakinah erat kaitannya dengan kondisi keluarga yang tenang, tidak ada gejolak, tentram, bahagia dan harmonis. Sebuah keluarga dikatakan sakinah apabila suasana dalam keluarga tersebut penuh dengan ketenangan, ketentraman, kebahagiaan serta terpeliharanya

2 Tobibatussaadah, Tafsir Ayat Hukum Keluarga I, (Yogyakarta:Idea Press,2013) h. 16-17

3 Abduttawab Haikal, Rahasia Perkawinan Rasulullah SAW, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya 1993), h. 56

(11)

ketaatan dan kepatuhan di antara sesama anggota keluarga untuk saling menjaga keutuhan dan kesatuan sehingga terbina rasa cinta dan kasih sayang di dalam keluarga demi memperoleh keridhoan Allah SWT.4

Wanita karir adalah seorang wanita yang mengerjakan kegiatan secara teratur atau berkesinambungan dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan yang jelas untuk menghasilkan atau mendapatkan sesuatu dalam bentuk benda atau uang.

Wanita karir masih menjadi topik yang sarat kontroversi dalam islam, namun demikian Islam tetap menjunjung tinggi derajat wanita.

Untuk menjaga kesucian dan ketinggian derajat dan martabat kaum wanita, maka dalam kehidupan sehari-hari islam memberikan tuntunan dengan ketentuan hukum syariat yang akan memberikan batasan dan perindungan bagi kehidupan wanita, semua itu untuk kebaikan wanita, agar tidak menyimpang dari apa yang telah digariskan Allah terhadap dirinya, semuanya merupakan bukti bahwa Allah itu Ar-Rahman dan Ar- Rahiim terhadap seluruh hamba-hamba-Nya.

Dalam Undang-undang Dasar 1945 merumuskan dalam pasal 27 (1) bahwa semua orang mempunyai kedudukan yang sama di muka hukum.

Dari pernyataan Undang- undang Dasar tersebut maka perempuan juga setara dengan kedudukan laki-laki. Selaras dengan ajaran Islam tidak membedakan manusia, baik antara lelaki dan perempuan maupun antara bangsa, suku dan keturunan. Perbedaan yang digaris bawahi dan yang

4 Mahmudah,Siti.“Peran Wanita Karir Dalam Menciptakan Keluarga Sakinah” Dalam PSIKOISLAMIA Jurnal Psikologi Islam,(Malang:Fak.Psikologi UIN Maliki Malang), Vol.5 2011, h.217

(12)

kemudian meninggikan atau merendahkan seseorang hanyalah nilai pengabdian dan ketakwaan kepada Tuhan yang maha Esa.

Sebagaimana Firman Allah dalam Q.S Al- Hujurat/ 49: 13











































“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki- laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”

Berdasakan ayat di atas jelaslah bahwa kedudukan wanita dalam rumah tangga sangat penting. Seorang wanita dalam kehidupan rumah tangga, ia dituntut bisa mengatur suasana dalam rumah tangga, mampu memenuhi kebutuhan suami dan anak-anaknya.

Dalam KHI pasal 83 dan 84 menerangkan tentang kewajiban istri terhadap suaminya, yaitu :

Pasal 83

a. Kewajiban utama seorang istri adalah berbakti lahir dan batin di dalam batas-batas yang dibenarkan oleh hukum Islam.

b. Istri menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah tangga sehari hari dengan sebaik-baiknya.

Pasal 84

a. Istri dianggap nusyuz jika ia tidak mau melaksanakan kewajiban-

(13)

kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 ayat (1) kecuali dengan alasan yang sah.

b. Selama istri dalam keadaan nusyuz, kewajiban suami terhadap istrinya yang terdapat di pasal 80 ayat (4) huruf a dan b tidak berlaku kecuali hal-hal untuk kepentingan anaknya.

c. Kewajiban suami tersebut pada ayat (2) di atas berlaku kembali sesudah istri nusyuz

d. Ketentuan tentang ada atau tidak adanya nusyuz dan istri harus didasarkan atas bukti yang sah.

Menurut pendapat penulis bahwa di dalam membangun keluarga sakinah Mawaddah wa rahmah bagi wanita karir memang bukan pekerjaan yang mudah, wanita yang mempunyai karir tersebut harus dapat membagi waktu antara menjadi wanita karir dan menjadi ibu rumah tangga bagi keluarganya. Dalam menekuni karirnya tersebut tidak boleh mengabaikan kewajiban-kewajibannya dalam keluarga. Kemudian bagaimanakah dengan wanita karir (istri) yang bekerja di PT Inkordan International. PT Inkordan International adalah salah satu perusahaan yang terletak di Kab.

Bogor dan bergerak di bidang tekstil. Karyawannya berjumlah 843 dan jumlah karyawati yang sudah menikah 423 orang. Pemilik PT ini adalah Warga Negara Asing (WNA) Seperti orang korea dan china yang telah masuk di Indonesia maka dari itu mereka menerapkan sistem kerja yang panjang karna bagi mereka waktu itu adalah uang, tetapi mereka juga tidak membatasi untuk ibadah terbukti dengan adanya musholla yang dibangun di dalam PT tersebut. Mayoritas karyawannya adalah wanita (istri). Di

(14)

dalam PT tersebut mengolah bahan mentah yang masih berupa kain untuk menjadi baju, celana dll. Bagian-bagian kerjanya yaitu membuat pola, menjahit, buang benang (finishing), Quality Control (QC), Packing (Pengemasan barang). Wanita (istri) yang bekerja berangkat dari rumah pagi-pagi karna mereka masuk jam 07.30 pagi dan pulang kerja jam 19.00 malam, kemudian kalau lembur mereka pulang jam 21.00 malam.

Berdasarkan hal tersebut penulis menyimpulkan bahwa pekerjaan wanita karir tersebut telah menyita banyak waktu disebabkan jam kerjanya panjang sehingga berpengaruh terhadap keluarganya. Besar kemungkinan suami dan anaknya kurang terurus disebabkan oleh pekerjaannya itu.

Terlebih lagi di PT itu bercampur baur antara laki-laki dan perempuan sehingga bisa saja terjadi perselingkuhan karena mereka berinteraksi setiap hari.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis ingin untuk membahas permasalahan tersebut akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul:

”Wanita Karir dan Pengaruhnya terhadap Keluarga Sakinah, Mawaddah Wa Rahmah di PT Inkordan International ”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan salah satu pokok yang cukup penting dalam kegiatan penelitian sehingga penulis perlu untuk membuat rumusan masalah yang akan diteliti dan dicari jawabannya. Penulis dalam penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut:

(15)

1. Bagaimana Gambaran rumah tangga perempuan yang bekerja di PT Inkordan International?

2. Apa faktor yang menyebakan rumah tangganya sakinah?

C. Tujuan dan kegunaan penelitian 1. Tujuan penelitian

a. Mengetahui Gambaran rumah tangga perempuan yang bekerja di PT. Inkordan International

b. Mengetahui faktor apa yang menyebabkan rumah tangganya sakinah

2. Kegunaan penelitian

a. Sebagai salah satu persyaratan akademis guna menyelesaikan studi strata 1 (S1) di Program Studi Hukum Keluarga Fakultas Syari’ah IAIN Bukittinggi.

b. Untuk menambah ilmu pengetahuan bagi para pembaca

c. Dapat digunakan sebagai tambahan referensi dan rujukan bagi penelitian selanjutnya.

D. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk kedalam penelitian filed research yaitu penelitian yang akan dilakukan dilapangan dalam kancah yang sebenarnya. Penelitian ini dilakukan dengan menggali data yang bersumber dari lapangan yaitu wanita-wanita karir di PT. Inkordan International serta literatur buku-buku Tentang Wanita Karir dan Pengaruhnya Terhadap Keluarga (Studi Kasus di PT Inkordan

(16)

International Jl.H. Moh. Ashari No.49 Cibinong, Bogor Jawa Barat).

2. Sumber Data a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dari sumber lapangan atau lokasi penelitian yang memberikan informasi secara langsung kepada peneliti. Adapun yang menjadi sumber data utama ini yaitu karyawan wanita yang sudah menikah dan bekerja di PT Inkordan International.

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang dikumpulkan dengan cara membaca buku, artikel, jurnal majalah, dan sumber-sumber yang berkaitan.

3. Metode Pengumpulan data

Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research). Oleh karena itu metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data dengan cara wawancara dan dokumentasi.

a. Wawancara

Wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan dalam dua orang atau lebih berhadapan fisik yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan dengan telinga sendiri.5 Wawancara digunakan untuk mendapatkan data dan informasi tentang Wanita Karir, metode ini dilakukan dengan cara tanya

5 V. Wiratna Sujarweni, Metodelogi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka baru press,2014), h.23

(17)

jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait.

Wawancara yang akan digunakan adalah wawancara bebas terpimpin, artinya pewawancara mengajukan pertanyaan kepada responden secara bebas menurut irama dan kebijaksanaan dalam wawancara, namun masih dipimpin oleh garis besar kerangka pertanyaan yang telah dipersiapkan secara seksama dengan pembahasan oleh pewawancara. Dalam hal ini yang menjadi target wawancara adalah Wanita Karir (sudah menikah) yang bekerja di PT Inkordan International.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data melalui dokumen – dokumen tertulis seperti buku catatan, transkrip dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk menghimpun data dengan cara pengumpulan data-data maupun keterangan lain yang terkait dengan Penelitian ini

4. Analisis Data

Teknik analisis data adalah usaha untuk mencari dan menyusun secara sistematis wawancara dan dokumentasi untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan. Analisis data dilakukan dalam upaya mencari makna.6 Analisis data merupakan proses penelaahan atau telaah dan penyusunan secara sistematis semua catatan lapangan hasil pengamatan, transkrip wawancara, dan bahan-bahan lainnya yang

6Noeng Muhajir,Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta:Rake Sarasin,1996), h.67

(18)

dihimpun untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman mengenai data tersebut dan mengkomunikasikan apa yang telah ditemukan.dari penelitian.7

Dengan demikian, analisis pengolahan data yang peneliti lakukan adalah dengan menganalisa data hasil interview secara mendalam.

Kemudian mereduksi data, dalam hal ini peneliti memilih dan memilah data mana yang dianggap relevan dan penting yang berkaitan dengan masalah penelitian ini. setelah itu, peneliti menyajikan hasil penelitian dan membuat kesimpulan dan implikasi penelitian sebagai akhir dari penelitian ini.

E. Penjelasan Judul

Penjelasan konsep yang ada pada judul yang penulis buat ini bertujuan agar pembaca mudah memahami isi proposal ini. Berikut penulis akan menjelaskan konsep dari judul tersebut:

1. Wanita Karir

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa wanita sebagai perempuan dewasa, dan karir mempunyai dua arti. Pertama, sebagai pengembangan dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan, jabatan dan sebagainya. Pengertian kedua adalah pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju.8

Jadi wanita karir adalah seorang wanita yang mengerjakan kegiatan secara teratur atau berkesinambungan dalam jangka waktu tertentu

7Robert C. Bogdan dan Sari Knopp Biklen, Qualitative Research in education: an Introduction to Theory and Methods (Bostan:Allyn and Bocan,1998), h.157

8Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1988), h.1007

(19)

dengan tujuan yang jelas untuk menghasilkan atau mendapatkan sesuatu dalam bentuk benda atau uang.

2. Pengaruh

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.”9

Dapat disimpulkan pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang dapat timbul dari sesuatu, baik itu watak, orang, benda, kepercayaan dan perbuatan seseorang yang dapat mempengaruhi lingkungan yang ada di sekitarnya.

3. Keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah

Kata Sakinah berasal dari Bahasa Arab yang berarti “Ketenangan hati”10 Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, Sakinah berarti “Damai, tempat yang aman dan damai.”11 Keluarga sakinah adalah keluarga yang didalamnya penuh dengan kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan.

Sedangkan Mawaddah juga berasal dari wadda-yawaddu yang berarti mencintai sesuatu dan berharap untuk bisa terwujud (mahabbatusy-syai’n watamanni kaunihi)12 Keluarga yang Mawaddah adalah keluarga yang didalamnya saling mencintai antara suami istri.

9Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 2015), h.1045

10Mahmud Yunus,1972,Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Mahmud Yunus Wadzurryah, h.174

11WJS.Poerwadarminta,1985, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka, h.

851

12Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI,Tafsir Al-Qur’an Tematik Jilid 2, Penerbit Kamil Pustaka,Cetakan Pertama, Jakarta,2014, h.39

(20)

Kata Rahmah berasal dari rahima-yarhamu yang berarti “kasih sayang.”13 Keluarga yang Rahmah adalah keluarga yang didalamnya saling menyayangi antara suami istri.

Jadi yang dimaksud dengan judul skripsi ini secara keseluruhan adalah Wanita Karir dan Pengaruhnya Terhadap Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah di PT Inkordan International Jl.H. Moh. Ashari No.49 Cibinong, Bogor Jawa Barat.

F. Tinjauan Kepustakaan

Berdasarkan bacaan penulis setidaknya penulis menemukan beberapa karya ilmiah yang berkaitan dengan judul yang penulis bahas, untuk itu penulis akan mengemukakan karya ilmiah tersebut untuk membuktikan bahwa apa yang penulis bahas berbeda dengan tulisan atau penelitian sebelumnya.

Penulis yang pertama ditulis oleh Miftahul Jannah Nim 211 121 215 UIN Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh 2016 dengan judul skripsi Pengaruh Pola Asuh wanita Karier terhadap prestasi belajar agama anak di gampong beurawe Banda Aceh. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pola asuh wanita karier tidak memberi pengaruh yang buruk bagi prestasi belajar anak. Walaupun ibu berkarier, namun pola asuh yang diterapkan oleh mereka hampir seluruhnya tetap memberi pengaruh yang baik terhadap prestasi belajar agama anak. Usaha para ibu yang berkarier memperhatikan pendidikan anak cukup tinggi seperti mengantarkan anak ke tempat bimbingan belajar dan mencarikan guru privat. Hal ini

13Al-Asfahani,Al-Mufradat pada term rahima, h.191

(21)

menunjukkan bahwa kesibukan mereka di luar rumah tidak menjadi penyebab rendahnya prestasi belajar anak.14

Adapun penulis yang kedua ditulis oleh Fitriah Rambe Nim 1110.049 IAIN Bukittinggi 2014 , dengan judul skripsi “Persepsi Masyarakat Tentang Hubungan Karir Dengan Keharmonisan Keluarga Di Komplek perumnas Kubang Putih”. Hasil dari penelitian adalah Di komplek Perumnas Kubang Putih Kebanyakan wanita yang bekerja sebagai wanita karier juga tetap melaksanakan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga dan tidak menelantarkan anak-anaknya.tetapi ada juga yang sibuk dengan kariernya sehingga melupakan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga dan menelantarkan anak-anaknya.15

Yang ketiga ditulis oleh Laela Faridha. S.H Nim 1620311019 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2018, dengan judul skripsi “ Eksistensi Wnita Karier dalam Keharmonisan Keluarga (Studi Kasus Guru Madrasah Aliyah Ali Maksum Yogyakarta)”. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa menurut para guru wanita di MA Ali maksum bahwasanya peran guru- guru wanita dalam memposisikan diri sebagai wanita karir dan disisi lain sebagai ibu rumah tangga dalam menjalankan pekerjaan sebagai wanita karir, para guru wanita di MA Ali Maksum Yogyakarta harus pandai- pandai mengatur waktu dengan keluarga agar didalam menjalankan kekeluargaan dengan suami dan anak tidak mengalami keretakan. Dari sini para guru mempunyai pandangan bahwasanya ketika hari libur mereka

14 Miftahul Jannah, “Pengaruh Pola Asuh wanita Karier terhadap prestasi belajar agama anak di gampong beurawe Banda Aceh” (UIN Ar-Raniry, 2016).

15 Fitriah Rambe, “Persepsi Masyarakat Tentamg Hubungan Karir Dengan Keharmonisan Keluarga Di Komplek perumnas Kubang Putih” (IAIN BUKITINGGI, 2014).

(22)

harus bisa menghabiskan waktunya khusus untuk keluarga, keluarga dapat dikatakan harmonis apabila suami dan istri dapat berperan sebagaimana mestinya. Dimana hak-hak istri sebagai pasangan hidup dari suami dapat terpenuhi, seperti halnya hak mengenai nafkah yang diberikan oleh suami kepada istri, sehingga mampu untuk menopang kehidupan berumah tangga. Serta peran suami lainnya yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga.16

Kemudian yang keempat ditulis oleh Ziadatun Ni’mah Nim 05350006 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2009, dengan judul skripsi “Wanita Karier Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Pandangan K.H Husein Muhammad)”. Hasil dari penelitian ini adalah Husein Muhammad melihat wanita karir adalah wanita yang mandiri, bekerja menghidupi dirinya sendiri serta untuk mengaktualisasikan dirinya dengan baik ruang publik maupun ruamg domestik. Husein Muhammad juga melihat wanita dan pria yang sudah dewasa berhak bekerja dimana saja, di dalam rumah maupun di luar rumah. Setiap orang harus bisa mandiri, tidak tergantung pada orang lain, tetapi harus bisa bekerja sama. Jadi wanita berkarier tidak ada masalah sama dengan pria berkarir, kendala ada pada siapa saja yang bekerja. Yang diperlukan adalah sikap saling menghormati, dan saling bekerja sama untuk saling menghidupi guna mensejahterakan. Wanita karir di Indonesia sudah mengalami kemajuan besar meski masih ada paradigma sosial yang belum jelas mengenai posisi wanita. Namun wanita Indonesia sudah bisa berkarir di semua bidang publik semula

16 Laela Faridha, “Eksistensi Wnita Karier dalam Keharmonisan Keluarga (Studi Kasus Guru Madrasah Aliyah Ali Maksum Yogyakarta)” (UIN Sunan Kalijaga, 2018).

(23)

diperuntukkan pria, serta sudah memperlihatkan kapabilitas dan prestasinya dalam segala bidang. Terbukanya ruang publik bagi wanita memberikan sumbangan yang berharga bagi kemajuan masyarakat.

Semakin banyaknya wanita yang sukses dalam karir dapat menjadikan masyarakat dan Negara semakin maju.17

Selanjutnya penulis yang kelima adalah Rakhma Annisa Putri dalam jurnal Of Developmentand Social Change vol.1, No. 1 (2018) yang berjudul “Strategi Pasangan Suami Istri Dalam menjaga Keharmonisan Keluarga Wanita Karir (Studi Kasus Wanita Karir di Desa Pucangan, Kelurahan Pucangan, Kecamatan Kartasura)”. Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa tengah. Hasil penelitian menunjukan bahwa startegi menjaga kerukunan keluarga dalam karir wanita adalah (1) Komunikasi yang baik antar anggota keluarga baik komunikasi langsung dengan tatap muka dan komunikasi tidak langsung menggunakan media handphone. (2) Waktu keluarga dengan memanfaatkan waktu senggang dengan melakukan kegiatan bersama yang bertujuan untuk membuat hubungan antar anggota keluarga semakind dekat. (3) Komitmen antara suami dan istri untuk dapat melaksanakan kewajiban dengan penuh tanggung jawab. (4) Pembagian tugas rumah tangga.18

Kemudian yang keenam skripsi yang ditulis oleh Lim Fatimah, Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 1998, yang berjudul

17 Ziadatun Ni’mah, “Wanita Karier Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Pandangan K.H Husein Muhammad)” (UIN Sunan Kalijaga, 2009).

18 Rakhma Annis Putri, “Strategi Pasangan Suami Istri Dalam menjaga Keharmonisan Keluarga Wanita Karir (Studi Kasus Wanita Karir di Desa Pucangan, Kelurahan Pucangan, Kecamatan Kartasura)” 1 (2018).

(24)

"Ihdad Wanita Karier Dalam Perspektif Hukum Islam" yang membahas pandangan pandangan hukum Islam tentang ihdad perempuan kaitannya dengan pekerjaan di luar rumah atau di sektor publik namun tidak spesifik menjelaskan pendapat tokoh.

Berikutnya Thesis yang ditulis oleh Muhammad Rusli, Pascasarjana Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) 2016 yang berjudul “Wanita Karir Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Kecamatan Rappocini Kota Makassar)” Hasil dari penelitian ini adalah bahwa dalam pandangan Islam Wanita mendapat kebebasan untuk bekerja asalkan tidak melalaikan kewajiban utamanya sebagai seorang istri dan ibu bagi keluarganya serta dapat menjaga kodratnya dan juga agamanya.

Selanjutnya adalah skripsi yang ditulis oleh Hardianti dari Universitas Islam Negeri Alaudin Makassar yang berjudul “Peran Wanita Karir Dalam Kehidupan Rumah Tangga Desa Bontolempangan Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa” . Hasil dari penelitian ini adalah: 1. Dengan berkarir, seorang wanita akan mendapatkan imbalan yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk menambah dan mencukupi kebutuhan sehari-hari. 2. Wanita karir berdampak positif terhadap ekonomi keluarga di Desa Bontolempangan . 3. Wanita Karir juga berdampak negatif terhadap perkembangan anak, suami, rumah tangga dan masyarakat sekitarnya.

G. Sistematika Penulisan

(25)

Untuk lebih sistematisnya penelitian ini perlu ditentukan sistematika penulisannya, pembahasannya, pembahasan ini terdiri dari 4 (empat) bab, yaitu:

BAB I memberikan pengetahuan umum tentang arah penelitian yang akan dilakukan. Pada bab ini memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, penelitian terdahulu dan sistematika pembahasan

BAB II merupakan kumpulan kajian teori yang akan dijadikan sebagai alat analisa dalam menjelaskan pengertian wanita karir, wanita karir dalam Islam, dasar hukum wanita karir dalam Islam, ciri-ciri wanita karir, peran dan fungsi wanita karir dalam Islam, pengertian keluarga sakinah, landasan normatif keluarga sakinah, indikator keluarga sakinah, fungsi keluarga,

BAB III membahas tentang metode penelitian yang dipakai untuk meneliti permasalahan ini. Metode penelitian tersebut terdiri dari jenis penelitian, sifat penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.

BAB IV merupakan uraian tentang paparan data yang diperoleh dari lapangan dan analisis data dari penelitian yang telah dilakukan. Selain itu penjelasan atau uraian yang ditulis dalam bab ini, juga sebagai usaha untuk menemukan jawaban atas masalah atau pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah.

BAB V sebagai penutup yang merupakan rangkaian akhir dari sebuah penelitian. Pada bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan

(26)

dimaksudkan sebagai akhir dari sebuah penelitian. Hal ini penting sekali sebagai penegasan terhadap hasil penelitian yang tercantum dalam bab IV.

Sedangkan saran merupakan harapan penulis kepada semua pihak yang kompeten atau ahli dalam masalah ini.

(27)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Wanita Karir dalam Pandangan Islam 1. Pengertian Wanita Karir

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “wanita” berarti perempuan dewasa. Sedangkan “karir” berarti wanita yang berkecimpung dalam kegiatan profesi (usaha, perkantoran dan sebagainya).19 Secara definisi wanita karir bermakna seorang wanita yang menjadikan karir atau pekerjaannya secara serius, perempuan yang memiliki karir atau yang menganggap kehidupan kerjanya dengan serius (mengalahkan sisi-sisi kehidupan yang lain). Dapat disimpulkan wanita karir adalah wanita yang menekuni dan mencintai sesuatu atau beberapa pekerjaan secara penuh dalam waktu yang relatif lama untuk mencapai kemajuan dalam hidup.

Umumnya karirditempuh oleh wanita di luar rumah sehingga wanita karir tergolong mereka yang berkiprah di sektor publik. Disamping itu, untuk berkarir berarti harus menekuni profesi tertentu yang membutuhkan kemampuan, kapasitas, keahlian dan sering kali bisa diraih dengan persyaratan telah menempuh pendidikan tertentu.20

Wanita diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang mempunyai keistimewaan dan kepentingan yang tersendiri. Menurut

19 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta Gramedia Pustaka Utama,2008), h. 372

20 Siti Muri’ah, Nilai-Nilai Pendidikan Islam dan Wanita Karier, h.34

(28)

sejaraha awal kehidupan semua manusia berasal dari keturunan yang sama yaitu Nabi Adam, kemudian diciptakan wanita pertama yaitu Hawa

sebagai pasangan Nabi Adam. Bermula dengan penyatuan kedua- duanya lahirlah generasi manusia dari dahulu hingga sekarang.21

Menurut Omas Ihromi, wanita pekerja adalah mereka yang hasil karyanya akan mendapat imbalan uang.22 Meskipun imbalan itu tidak langsung diterimanya. Ciri-ciri wanita pekerja inilah ditekankan pada hasil berupa imbalan keuangan, pekerjaannya tidak harus ikut dengan orang lain tetapi ia bisa bekerja sendiri yang terpenting hasil dari pekerjaannya yaitu menghasilkan uang dan kedudukannya bisa lebih tinggi dan lebih rendah dari wanita karir.23

Peran wanita karir adalah bagian yang dimainkan dengan cara bertingkah laku wanita di dalam pekerjaan untuk memajukan dirinya sendiri. Wanita karir mempunyai peran rangkap, yaitu peran yang melekat pada kodrat dirinya yang berkaitan dengan rumah tangga dan hakikat keibuan serta pekerjaannya di luar rumah. Dengan demikian seorang wanita karir harus memenuhi berbagai persyaratan dan tidak mungkin dimiliki oleh setiap wanita.24

21Bushrah Basiron, Wanita Cemerlang (Johor Bahru: Universiti Teknologi Malaysia, 2006), h.1

22 Toety Hearty Nurhadi dan Aida Fitalaya S. Hubeis, Dinamika wanita Indonesia Seri 01: Multidimensional (Jakarta: Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita, 1990, h. 38

23Tenaga Kerja Wanita Indonesia (Jakarta: Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional Lembaga Pengetahuan Indonesia, 1982), h.3

24Ray Sitoresmin Parabuningrat,Sosok Wanita Muslimah Pandangan Seorang Artis (Yogyakarta:Tiara Wacana, 1993), h.56

(29)

Wanita dilahirkan dengan keistimewaan dan kelebihan yang tersendiri. Selain mempunyai peranan yang amat penting dalam sebuah keluarga, wanita juga memainkan peranan penting dalam membangunkan masyarakat, organisasi dan negara. Dewasa ini, banyak wanita yang berjaya dan maju dalam karir masing-masing setaraf dengan kaum laki- laki. Walau bagaimanapun, fenomena yang terlihat dewasa ini ialah munculnya dekadensi moral dikalangan wanita bekerja terutama yang melibatkan fungsi wanita sebagai istri dan ibu dalam sebuah keluarga karena kegagalan mengimbangi tanggungjawab kekeluargaan dan pekerjaannya.25

Secara umumnya, wanita adalah bagian dari masyarakat. Peranan dan tanggungjawab wanita dalam pembentukan masyarakat sangat penting dan bermakna sekali. Oleh karena itu, wanita perlu memahami tentang kedudukan, peranan dan hak mereka yang ditentukan oleh syari’at Islam.

Peranan utama wanita bermula sebagai anak perempuan, istri, ibu, anggota masyarakat dan pemimpin.26

Al-Qur’an berbicara tentang wanita dalam berbagai ayatnya.

Pembicaraan tersebut menyangkut berbagai sisi kehidupan. Ada ayat yang berbicara tentang hak dan kewajibannya, ada pula yang menguraikan keistimewaan-keistimewaan tokoh-tokoh wanita dalam sejarah Agama atau kemanusiaan. Secara umum Q.S An-Nisa ayat 32 menunjuk kepada hak-hak wanita:

25Ibid h.78

26Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya,h.83

(30)

























































Artinya: Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain.

(karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia- Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.

2. Wanita Karir Dalam Islam

Dalam Al-Qur’an Wanita Karir adalah bekerja atau berusaha yang disebut dengan “amal”. Kedua kata ini iman dan amal yang hampir berkali-kali disebutkan dalam Al-Qur’an secara bersama-sama dalam satu nafas: “al ladzina aamanu wa’amiluu al shalihat” (orang-orang yang beriman dan bekerja dengan baik) dan kalimat lain yang semakna bekerja dengan begitu adalah eksistensi manusia hidup.

Permasalahan seorang wanita yang bekerja dalam pandangan masyarakat kita yang muslim, membawa sebuah gambaran dimana kebenaran dan kesalahan saling tumpang tindih didalamnya, kejujuran, dan kecurangan menjadi samar terdapat kelalaian yang melebihi batas dan penyimpangan. Sebagian kelompok berpendapat untuk mengunci perempuan di dalam rumah dan melarangnya keluar, meskipun untuk melakukan pekerjaan yang dapat membantu masyarakat. Karena mereka menganggap hal tersebut telah keluar dari kodrat dan fitrah yang telah

(31)

Allah SWT ciptakan pada diri seorang perempuan dan dapat menyebabkannya lepas dari tanggung jawab rumah tangga dan bisa menghancurkan keutuhan keluarga.

Mereka menilai bahwa kesalehan perempuan bisa dibuktikan ketika dia hanya keluar rumah dua kali pertama, keluar dari rumah ayahnya menuju rumah suaminya. Kedua, dari rumah suaminya menuju kuburannya. Padahal Al-Qur’an menjadikan kurungan rumah untuk perempuan hanya sebagai hukuman bagi mereka yang telah melakukan tindakan zina dengan disaksikan oleh empat orang muslim. Hukuman ini berlaku sebelum di tetapkannya hukuman zina yang terkenal itu Allah SWT berfirman:” Dan (terhadap) para perempuan yang mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat orang saksi diantara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah memberi persaksian, maka kurunglah mereka (perempuan-perempuan itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan lain kepadanya”. (QS An-nisa :15).27















































27 Muhammad Quraish Shihab,Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Berbagai Persoalan Umat,(Bandung:PT Mizan Pustaka,2007), hal. 203

(32)

Artinya: dan (terhadap) Para wanita yang mengerjakan perbuatan keji hendaklah ada empat orang saksi diantara kamu (yang menyaksikannya).

kemudian apabila mereka telah memberi persaksian, Maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan lain kepadanya.

Kelompok lain juga berpendapat untuk membukakan pintu secara bebas kepada perempuan untuk keluar rumah tanpa norma dan ikatan serta melepaskan pengawasan terhadapnya agar dia bisa berbuat sesuai kehendaknya tanpa syarat dan batasan, sebagaimana keadaan perempuan barat. Apakah mereka mau sedikit merenungkan situasi-situasi yang menjadikan perempuan barat keluar untuk bekerja, perempuan barat tidak mengenal keluar rumah untuk bekerja kecuali setelah terjadinya perang dunia yang mengakibatkan jutaan laki-laki tewas dan menyisakan jutaan perempuan janda tanpa laki-laki yang membiayai kehidupannya. Mereka pun terpaksa keluar rumah untuk bekerja menghidupi anak-anak mereka.

Sebagaimana adanya revolusi industri mendorong para perempuan barat serentak bekerja. Akibat eksploitasi pemilik industri terhadap tenaga kerja laki-laki yang menyebabkan mereka mogok kerja dan dengan terpaksa pemilik industri mempekerjakan para perempuan barat untuk menutupi kebutuhan industri. Ditambah lagi, keadaan perempuan barat jika mereka tidak bekerja maka tidak ada seorang pun yang mau menghidupinya, dia sendiri yang mengurus kehidupan dan yang mencari nafkahnya.

Sedangkan Islam tidak menyetujui pendapat pertama dan kedua, dan tidak menerima jika seorang memberikan dua pilihan buruk.

Mengurung perempuan didalam rumah hingga ia masuk kuburan atau melepaskannya bekerja tanpa syarat dan batasan serta berprilaku persis

(33)

seperti perempuan barat. Islam adalah aturan hidup yang tidak menghendaki dua pilihan buruk itu. Islam adalah jalan tengah dan metode medorat yang menjunjung derajat dan kemampuan sesuai kehormatan perempuan sesuai karakternya yaitu sebagai perempuan, putri, istri, ibu dan anggota masyarakat. Lebih dari itu, Islam menjunjung kehormatannya sebab status kemanusiaan yang telah dianugrahkan Allah SWT kepadanya melebihi makhluk yang lain. Jika perempuan dari sisi statistik adalah separuh bagian masyarakat, maka ia lebih dari separuh dari sisi pengaruhnya terhadap suami, anak dan lingkungannya.

Banyak contoh perempuan masa Rasul yang terlibat dalam pekerjaan publik, diantaranya.

1. Ummu Salamah, Shafiyah, Laila Al-Ghaffariyyah, Ummu Sinam Al Aslamiyyah tercatat sebagai tokoh yang terlibat dalam Peperangan.

2. Bidang Pekerjaan, Ummu Salim binti Malham sebagai perias pengantin, Istri Nabi, Khadijah pedagang perempuan sukses dan Ummi Bani Anmar pernah datang kepada Nabi meminta petunjuk jual beli.

Raithah aktif bekerja, Al-Syifa’ seorang yang pandai menulis.28

Justru amal perempuan yang dibenci Allah adalah perbuatan main- main dan sia-sia dan menganggur pada siang hari. Karena itu bukan sifat orang baik dan mulia.29

3. Dasar Hukum Wanita Karir dalam Islam

28 Ibid.h.306

29 Majdi Fathi Sayyid, Amal yang Dibenci dan Dicintai Allah: Panduan untuk Muslimah, (Jakarta:Gema Insani,1998), hal.46

(34)

Wanita dilahirkan dengan keistimewaan dan kelebihan tersendiri.

Selain mempunyai peranan yang penting dalam sebuah keluarga, wanita juga mempunyai peranan penting dalam membangunkan masyarakat, organisasi, dan negara. Sekarang banyak wanita yang maju dalam berkarir masing-masing setara dengan kaum laki-laki. Walau bagaimanapun, fenomena yang terlihat ini ialah memunculkan berbagai masalah moral di kalangan wanita bekerja, terutama yang melibatkan fungsi wanita sebagai istri dan ibu dalam sebuah keluarga karena kegagalan mereka dalam memenuhi tugas dan tanggungjawab mereka dalam berkeluarga dan pekerjaannya.30

Secara umumnya, wanita adalah bagian dari masyarakat. Peranan dan tanggung jawab wanita dalam pembentukan masyarakat sangat penting dan bermakna sekali. Oleh karena itu, wanita perlu memahami tentang kedudukan, peranan dan hak mereka yang ditentukan oleh syari’at Islam. Peranan utama wanita bermula sebagai anak perempuan, istri, ibu, anggota masyarakat dan pemimpin.

Al-Qur’an berbicara tentang wanita dalam berbagai ayatnya.

Pembicaraan tersebut menyangkut berbagai sisi kehidupannya. Ada ayat yang berbicara tentang hak dan kewajibannya, dan ada pula yang menguraikan tentang keistimewaan wanita.

Dalam firman Allah surat Al-Ahzab ayat 35:

30Ray Sitoresmin Prabuningrat, Sosok Wanita Muslimah Pandangan Seorang Artis, (Yogyakarta:Tiara Wacana,1993), h.78

(35)































































Artinya: Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.

Ayat ini menjelaskan bahwa setiap orang, baik pria maupun wanita yang tunduk dan percaya akan kuasa Allah, melakukan ketaatan, jujur dalam perkataan, perbuatan dan niat, tabah menghadapi cobaan dalam berjuang dijalan Allah, merendahkan diri, menyedekahkan sebagian harta

(36)

bagi orang yang membutuhkan, akan mendapat pahala atau ganjaran sesuai dengan apa yang mereka perbuat.31

Islam menaruh perhatian yang sangat besar terhadap umatnya dan menjunjung tinggi harkat dan martabatnnya sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

4. Ciri-Ciri Wanita Karir

Dengan demikian ada beberapa ciri-ciri wanita yang ingin berkarir:

a. Memiliki kesiapan mental, Wanita karir harus memiliki wawasan tentang bidang yang digelutinya dan memiliki keberanian memikul tanggung jawab sehingga tidak bergantung pada orang lain.

b. Kesiapan jasmani, Wanita karir harus sehat secara fisik dan memiliki stamina untuk menekuni bidang pekerjaan tertentu.

c. Kesiapan sosial, Seorang wanita karir harus memiliki kemampuan untuk:

1) Mengembangkan keharmonisan hubungan antara karir dan kegiatan rumah tangga.

5. Peran dan Fungsi Wanita Karir dalam Islam

Peranan wanita sangat penting bagi keluarga karena kebahagiaan dan kesengsaraan yang terjadi dalam kehidupan keluarga banyak ditentukan oleh istri.32

a. Wanita sebagai seorang istri terhadap suami

31 Perpustakaan Nasional. Al-Qur’an dan tafsirnya, (Jakarta:Lentera Abadi,2010) Jilid VIII, h.8

32 Zakiah Daradjat, Islam Dan Peranan Wanita (Jakarta:Bulan Bintang,1983), h.2

(37)

Di dalam kehidupan rumah tangga wanita karir adalah seorang istri. Dalam penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam (KHI) mengemukakan bahwa suami dan istri adalah sepasang makhluk manusia yang atas dasar cinta kasih suci mengikat diri dalam ikatan pernikahan.33 Keduanya saling melengkapi dan saling membutuhkan.

Antara suami dan istri kedekatannya dan fungsinya bagaikan pakain yang melekat di tubuh pemakainya.

Saling melengkapi antara suami dan istri. Islam memandang perkawinan melalui jalinan pernikahan dalam rangka mensejahterakan manusia (baik pria maupun wanita) serta menjamin kelangsungan hidup manusia melalui reproduksi dan regenerasi dalam sistem yang sehat. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara suami dan istri sangat erat sekali, ibarat sebuah jiwa dimana yang separuh milik suami dan separuhnya adalah milik istri.

Dan untuk mewujudkannya maka antara suami dan istri harus saling pengertian, istri harus dapat mengenal dirinya atas tanggung jawabnya terhadap suami dan anak-anaknya. Begitu juga sebaliknya suami harus dapat mengenal akan dirinya dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin dalam rumah tangga.

Peranan wanita sebagai istri sangat penting bagi keluarga, mewujudkan ketenangan, kesenangan dan kebahagiaan dalam

33Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam

(38)

kehidupan keluarga banyak ditentukan oleh istri.34 Istri yang bijaksana dapat menjadikan rumah tangganya sebagai tempat yang paling aman dan menyenangkan bagi suaminya, ia dapat menjadikan dirinya sebagai penyejuk, penghibur serta memberikan ketenangan dan kebahagiaan bagi suaminya ia dapat meredakan hati suami yang sedang panas dan ia dapat menjadikan dirinya sebagai tempat penumpahan segala emosi yang menyenak dada suami, sehingga gejolak amarah, kesal kecewa atau kesedihan suami dapat didengar, dimengerti dan dirasakannya sehingga ketenangan jiwa suami akan pulih kembali.

b. Wanita sebagai seorang ibu

Islam memandang dan memposisikan wanita sebagai ibu di dalam keluarga. Ibu adalah satu diantara dua orang tua yang mempunyai peran sangat penting dalam kehidupan setiap individu. Di tangan ibu setiap individu dibesarkan dengan kasih sayang yang tak terhingga.

Ibu, dengan taruhan jiwa raga telah memperjuangkan kehidupan anaknya sejak anak masih dalam kandungan, lahir hingga dewasa.

Hubungan ibu dan anak sangat erat, sebagaimana seorang ibu harus membimbing dan membina anaknya ke jalan yang benar atau ke jalan yang terpuji, sementara anak harus mematuhi dan menghormati segala perintah kedua orang tua terutama kepada ibu.35

34Muhammad Ali-Hasyimi, jati diri Wanita Muslimah ( Jakarta Timur: Pustaka Al- Kausar , 1997), h.188

35Ali Yusuf As-Subki, Fiqih Keluarga(Jakarta:Amzah,2012), h.254

(39)

Allah memerintahkan kedua orang tua untuk mendidik anak mereka dan memberikan tanggung jawab ini kepada mereka dengan Firman-Nya.















































Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Ayat diatas menjelaskan tentang perintah taat kepada Allah dan mengajarkan kepada keluarganya agar taat dan patuh terhadap perintah-Nya. Keluarga adalah amanat yang harus dipelihara kesejahteraannya baik jasmani maupun rohani.36 Oleh sebab itu sebagai usaha dan kerja keras orang tua dalam mendidik anak untuk memperbaiki kesalahan mereka dan membiarkan mereka melakukan hal kebaikan.37 Orang tua berkewajiban memelihara, mendidik dan membina serta mengajarinya akhlak yang baik, menjaga dari segala macam bahaya, menjaga keselamatan dan kesehatan lahir batin,

36 Perpustakaan Nasional. Al-Qur’an dan tafsirnya, (Jakarta:Lentera Abadi,2010) jilid X, h.205

37 Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Propheting, Parenting; Cara Nabi SAW mendidik Anak (Yogyakarta,Pro-U Media,2010), h. 49

(40)

jasmani dan rohaniah.38 Mendidiknya agar menjadi manusia yang berguna dan bahagia di dunia maupun di akhirat. Memberinya pelajaran dengan ilmu yang bermanfaat agar ia menjadi sempurna, berilmu, beragama, beramal, beribadah dan dapat pula berdiri sendiri mengarungi hidup yang penuh keyakinan.

c. Wanita sebagai anggota masyarakat

Hidup bermasyarakat adalah suatu keharusan bagi manusia, dikatakan demikian karena manusia sulit untuk menjauhkan diri dari masyarakatnya, tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Wanita sebagaimana halnya dengan laki-laki mempunyai tanggung jawab dan kewajiban untuk ikut memelihara ketentraman dan keamanan hidup terutama di masyarakat dan mengaktifkan diri dari setiap bentuk kegiatan yang ada pada masyarakat. Wanita dapat saja bekerja dan bergerak serta berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat sesuai dengan kemampuan dan kesanggupan kepribadiannya untuk mengembangkan bakat yang tumbuh dalam dirinya.39 Kedudukan wanita dan fungsinya dalam rumah tangga yang berarti kaum wanita bukan hanya berperan dalam keluarga sebagai isteri dan ibu bagi anak- anaknya tetapi juga memegang peranan penting sebagai anggota masyarakat. Islam mengakui adanya perbedaan (distinction) antara laki-laki dan perempuan, bukan perbedaan (discrimination).40

38 Yusuf Muhammad al-Hasan, Pendidikan Anak Dalam Islam (Jakarta;Pustaka Al- Kautsar, 1997), h. 421

39 Muhammad Ali Hasyimi, Jati Diri Wanita Muslimah, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997), h.421

40 Nasaruddin Umar, Kodrat Perempuan Dalam Islam, (Jakarta:Lembaga Kajian Dan Jender,1999), h.22

(41)

Perbedaan tersebut didasarkan atas kondisi fisik biologis perempuan yang ditakdirkan berbeda dengan pria, namun perbedaan itu tidak dimaksudkan untuk memualiakan yang satu dan merendahkan yang lainnya.

Ajaran Islam tidak secara skematis membedakan faktor-faktor perbedaan laki-laki dan perempuan, tetapi lebih memandang kedua insan tersebut secara utuh. Antara satu dengan yang lainnya secara biologis dan sosio-kultural saling memerlukan dan dengan demikian antara satu dan lain masing-masing mempunyai peran. Sebagai makhluk sosial, setiap muslim dan muslimat mempunyai kewajiban untuk memelihara ketentraman dan perdamaian hidup masyarakatnya.

Sehingga terwujudlah suatu situasi kehidupan masyarakat yang sejahtera.41

B. Keluarga Sakinah

1. Pengertian Keluarga Sakinah

Keluarga adalah sekelompok orang yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak atau suami istri dan anak-anaknya. Sakinah adalah bermakna tenang, tentram, dan tidak gelisah. Jadi kata sakinah yang diartikan dengan damai, tenang dan tentram adalah semakna dengan sa’adah yang bermakna bahagia, dengan arti keluarga sakinah adalah keluarga yang bahagia, keluarga yang penuh rasa kasih sayang dan memperoleh rahmat Allah.42 Dalam defenisi yang lain disebutkan

41 Farid Maa’ruf Noor, Menuju Keluarga Sejahtera Dan Bahagia,(Cet.II Bandung:PT Al- Ma’rif,1983), h.12

42 Drs. Lubis Salam, Menuju Keluarga Sakinah (Surabaya; Terbit Terang), hlm. 7

(42)

bahwa keluarga merupakan unit terkecil dalam struktur masyarakat yang dibangun diatas perkawinan terdiri dari ayah, ibu, dan anak.43

Keluarga adalah tulang punggung dan jiwa masyarakat.

Sejahtera atau tidaknya suatu masyarakat dan bangsa ditentukan oleh kondisi keluarga yang hidup dalam masyarakat bangsa tersebut.

Sehingga lembaga perkawinan merupakan lembaga yang mengakui eksistensi keluarga dan idealnya didirikannya keluarga atas dasar kasih sayang. Keluarga sakinah terdiri dari dua suku kata yaitu keluarga dan sakinah. Keluarga adalah sekelompok masyarkat kecil yang sekurangkurangnya terdiri dari pasangan suami istri sebagai sumber intinya berikut anak-anak yang lahir dari mereka. Jadi setidak-tidaknya keluarga adalah pasangan suami istri baik mempunyai anak atau tidak mempunyai anak.44 Sakinah adalah rasa tentram, aman dan damai.

Seseorang akan merasakan sakinah apabila terpenuhi unsur-unsur hajat hidup spiritual dan material secara layak dan seimbang. Untuk menempuh keluarga sakinah Mawaddah Warahmah banyak jalan yang harus ditempuh, di antaranya adalah :

a. Memilih calon istri yang baik Istri adalah tempat untuk berteduh bagi suami dan sebagai teman hidup, pengatur rumah tangga, sebagai ibu anak-anak tempat menyampaikan isi hati, maka suatu keharusan bagi kaum laki-laki jika hendak kawin hendaklah

43 Mufidah CH, Psikologi Keluarga Berwawasan Gender, (Malang, UIN Malang Press), hlm. 38.

44 Departemen Agama RI, Membina Keluarga Sakinah, (Jakarta: Departemen Agama RI Ditjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji Direktoriat Urusan Agama Islam, 2005), hlm. 4

(43)

memilih istri yang baik, karena istri yang baik akan mendatangkan kebahagian dan ketenteraman hidup dalam keluarga.

Lalu bagaimana calon istri yang baik, apakah yang cantik rupanya, atau keturunan orang kaya, dalam hal ini rasululloh saw memberikan suatu gambaran, bahwa orang laki-laki yang mengawini wanita yang beragama, dan agama bagi wanita dinomor satu kan. Sebagai sabda nabi saw:

“wanita itu dikawin karena empat sebab, karena hartanya, karena kekurangannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya, pilih lah wanita yang beragama tentu engkau akan selamat.”(HR.Bukhari dan muslim)

Nasehat Rasulullah saw ini tidak berarti orang laki-laki harus kawin dengan beragama sekalipun tidak cantik, tapi kecantikan, kekayaan, dan keturunan beloh dijadikan dasar untuk mencari wanita yang dikawininya asalkan beragama dan dia benar-benar wanita shaliha. Sesab wanita yang baik bagi seorang laki-laki adalah wanita yang menyenangkan bila dipandang.

Menurut pandang seseorang, bukan cantik menurut pandangan umum, sebab kecantikan seseorang itu punya banyak penilaian, seorang mengatakan tidak cantik dan mungkin orang lain mengatakan cantik, dan bukan karena cinta nya seseorang akan menambahkan kecantikan seseorang itu sendiri

Selain itu anda harus hati-hati memilih calon istri, jangan memilih istri karena kedudukannya saja, sebab jadi kedudukan

(44)

wanita yang tinggi itu akan menambah kehinaan anda; jangan lah memilih calon istri karena kecantikannyasaja, karena boleh jadi kecantikan istri itu akan menyesatkan anda jangan lah anda mengawini wanita karena harta bendanya, karena belh jadi harta benda istri itu akan membuat kemiskinan anda sendiri.

Diriwayatkan oleh Imam Thabrani dalam alAusath dari anas ra.dari Nabi saw:

“Barang siapa mengawini wanita karena kedudukannya, maka Allah hanya menambahi dengan kehinaan, dan barang siapa mengawininya karena hartanya, maka Allah hanya menambahinya dengan kemiskinan, dan barang siapa mengawininya karena keturunannya, maka Allah hanya menambahinya dengan kerendahan, sedangkan barang siapa menmgawini wanita karena ingin menjaga pandangannya (dari pandangan yang terlarang) dan ingin memjaga kehormatannya (dari perbutan zina) serta membina hubungan kekeluargan niscaya Allah memberkahi dirinya dan istrinya”.

b. Memilih calon suami yang baik.

Jika seseorang laki-laki disuruh berhati-hati memilih calon isteri, agar memperolen jodoh wanita yang baik dan beragama, maka seseorang wali juga harus berhati-hati dalam mencari jodoph anak wanitanya, dengan kehormatannya dan kemuliannya.

Hendaklah seorang walintidak mencari menantu orang yang tidak beragama, tidak berakhlak akan mempergauli isterinya dengan

(45)

baik atau akan melepaskannya dengan baik pula. Seseorang l;aki- laki nperna datang kehadapan hasan bin Ali bin Abu Tholib, “saya punya anak wanita, menurut pandangan anda dengan siapa anak wanita itu harus saya kawinkan.” Hasan menjawab;

“kawinkan lah dengan laki-laki yang bertakwa kepada Allah, kalau ia mencintainya ia akan menghormatinya dan kalau tidak cinta tidak menganiaya.”diriwayatkan oleh Nasa’i bahwa ada seorang gadis menemui Aisyah ra seraya berkata, “ayah ku mengawiniku dengan saudara sepupuku untuk menghilangkan kemiskinan dirinya, padahal aku tidak senang,” Aisyah berkata, “ duduk lah disini sehingga datang Rasullullah.”

Kemudian Rasulullah datang, lalu diberitahukan tentang hal itu dan beliau menyuruh panggail ayah wanita itu serta menyerahkan keputusannya ditangan wanita tersebut. Maka berkata gadis itu, “aku telah setuju dengan pilihan ayahku, akan tetapi aku ingin memberitahukan orang lain bahwa orang tua tidak beloh memaksa.”

Dalam memilih pasangan hidup ini, baik yang laki-laki maupun wanita tidak diperbolehkan adanya unsur penipuan, misalnya dia seorang mandul haruslah dijelaskan tentang kemandulannya itu, atau misalnya rambutnya sudah memutih juga harus diberitahukan denga sejalas-jelasnya, dan tidak diperbolehkan menutup-nutupi denga menyemir, dan lain penipuan. Rasulullah saw pernah bersabda, “barang siapa menipu, bukan lah termasuk golonganku.”

Referensi

Dokumen terkait

persaingan yang sudah semakin ketat dan di lain pihak kredit bermasalah tetap muncul, pemanfaatan informasi bank jelas menjadi semakin diperlukan sehingga petani

Karena permasalahan di atas maka diperlukannya sebuah sistem yang membantu informasikan rute yang harus dilalui menuju objek tujuan memerlukan suatu metode yang

Penelitian terdahulu yang dilakuan oleh Zulkarnaen (2017) yang berjudul Pengaruh Religiusitas dan Etika Kerja Islam Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Motivasi Kerja

Produc on (Ton) Rerata Produksi/ Yield (Kg/Ha) Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja (TK) TBM/ Immature TM/ Mature TTM/TR/ Damaged Jumlah/ Total 1. JAKARTA JAWA BARAT BANTEN JAWA

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan manusia dan mengajarkan kepadanya penjelasan, dan menurunkan ilmu serta kekuatan sehingga penulis dapat

Dengan putusan Mahkamah Konstitusi yang bersifat final dan mengikat maka MPR tidak lagi harus melakukan voting dalam rapat pripurnanya untuk menentukan jadi atau

perjodohan dengan pembentukan berumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah. BAB IV, bersisi tentang analisa praktik perjodohan dalam acara Golek Garwo berdasarkan

Faktor yang menyebabkan wanita berperan ganda di desa Bendungan jati adalah faktor ekonomi, yang dimana para wanita membantu suami dalam memenuhi suatu kebutuhan