• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI

DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (SI) non-Kependidikan Program Studi Ilmu Keolahragaan

Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh:

Harry Pitra Apriyan Sabar

0907422

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BANDUNG

2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI

DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Oleh

Harry Pitra AS

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan kesehatan

© Harry Pitra AS 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

HARRY PITRA APRIYAN SABAR

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Agus Rusdiana M.Sc, Ph.D NIP. 19760812 200112 1 001

(4)

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nur Indri Rahayu S.Pd, M.Ed NIP. 19811019 200312 2 001

Mengetahui Ketua Prodi Ilmu Keolahragaan

(5)

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Harry Pitra Apriyan Sabar 0907422

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menelaah tingkat kepercayaan diriatlet bulutangkis saat melakukan servis. Sampel diambil sebanyak 30 orang mahasiswa yang mengikuti kegiatan UKM bulutangkis UPI, menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen angkettingkat kepercayaan diri dan tes keterampilan dasar servis untuk mengetahui ketepatannya. Penghitungan data menggunakan rumus kriteria ini untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat kepercayaan diri dan ketepatannya.Perhitungan statistik data menggunakan SPSS, hasil data angket kepercayaan diri mempunyai nilai rata-rata 100,4 selain itu dari hasil data tes ketepatan servis memiliki nilai rata-rata 21. Diperoleh pula nilai p<0,05. Maka hasil dari penelitian adalah terdapat hubungan yang nyata (signifikan) antara tingkat kepercayaan diri terhadap ketepatan servis dalam permainan bulutangkis, dengan sumbangan kepercayaan diri adalah 21,6% dan sisanya 78,4% dipengaruhi oleh faktor lain.

(6)

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

RELATIONSHIP CONFIDENCE LEVEL OF ACCURACY OF SERVICE IN GAMES BADMINTON

Harry Pitra Apriyan Sabar 0907422

The purpose of this study was to examine the level of confidence when serving badminton athletes. Samples taken as many as 30 students who take part in badminton UPI SMEs, using total sampling technique. Data collection using questionnaire instrument level of confidence and basic skills tests serve to determine its accuracy. Calculation of data using this criterion formula to describe the level of confidence and accuracy. Data using SPSS statistical calculations, the results of questionnaire data confidence has an average value of 100.4, while the accuracy of the test results of the data service has an average value obtained 21. the value of p <0.05. Then the results of the research is that there is a real relationship (significant) between the level of confidence to the accuracy of the service in badminton game, with donations confidence is 21.6% and the remaining 78.4% is influenced by other factors.

(7)

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR KURVA ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah... 1

B. RumusanMasalah ... 3

C. TujuanPenelitian ... 4

D. ManfaatPenelitian ... 5

E. Struktur Organisasi... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORITIS A. Bulutangkis ... 6

1. Sejarah Bulutangkis ... 6

2. Perkembangan bulutangkis di Indonesia ... 8

3. Pengertian Bulutangkis ... 10

4. Keterampilan dasar Bulutangkis... 10

(8)

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. PengertianPercayaDiri (Self Confidence) ... 24

C. Hubungan tingkat kepercayaan diri dengan ketepatan servis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian... 36

B. Partisipan ... 37

C. Populasi &Sampel ... 37

D. Metode Penelitian ... 38

E. Instrumen Penelitian ... 41

1. Uji coba istrumen ... 43

2. Pengujian Validitas&Reliabelitas ... 44

3. Tes Ketepatan Servis ... 46

F. Teknik Pengumpulan Data ... 47

BAB 1V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 49

B. Pengolahan Data dan Analisis ... 52

1. Uji Normalitas ... 52

2. Uji Hipotesis ... ... 53

3. Uji Regresi ... 54

C. Diskusi Temuan ... ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 56

B. Rekomendasi ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

(9)

1

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang penelitian

Bulutangkis adalah suatu permainan yang saling berhadapan satu orang lawan satu orang atau dua orang lawan dua orang, dengan menggunakan raket dan satelkok sebagai alat permainan, bersifat perorangan yang dimainkan pada lapangan tertutup maupun terbuka dengan dan lapangan berupa lapangan yang datar terbuat dari lantai beton, kayu atau karpet ditandai dengan garis sebagai batas lapangan dan dibatasi net pada tengah lapangan permainan. Subarjah(2009: hlm 1)

Seperti dilansir di dalam berita harian BOLA (2012: hlm 15) kolom

tentang olahraga bulutangkis menuturkan bahwa “Sekarang banyak orang yang

menggemari permainan bulutangkis ini, baik dari kalangan anak-anak, remaja, dan orang tua sekalipun. Tidak sulit untuk orang yang ingin belajar permainan bulutangkis dan tidak sulit juga menemukan lapangan bulutangkis, sehingga permainan ini bisa memasyarakat hingga sekarang.Karena banyaknya orang yang bermain bulutangkis telah banyak berdiri klub-klub yang mengajarkan bulutangkis baik untuk usia dini maupun untuk mereka yang sudah dewasa. Klub-klub tersebut ada yang melatih untuk dijadikan atlit ada juga klub yang hanya melatih dasarnya saja.”

(10)

2

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu juga, dalam melakukan servis pemain harus mempunyai tingkat kepercayaan diri yang baik. Karena saat melakukan servis banyak faktor yang bisa mempengaruhi keberhasilan seseorang melakukan servis, dengan adanya tingkat kepercayaan yang tinggi pemain tersebut bisa merasa tenang, nyaman dan tidak mudah diintimidasi oleh lawan dan selalu bersikap optimis. Mengenai pendapat ini Sudibyo (1993: hlm 86) mengatakan bahwa:

Percaya diri atau self confidance biasanya erat hubungannya dengan emotional security makin matap kepercayaannya pada diri sendiri makin mantap pula emotional securitynya. Percaya diri akan menimbulkan rasa aman dan hal ini akan tampak pada sikap dan tingkah laku atlet, yang tampak tenang, tidak mudah bimbang atau ragu-ragu, tidak mudah gugup, tegas dan sebagainya.

Kepercayaan diri dimiliki oleh setiap orang namun tidak semua orang memiliki tingkat kepercayaan diri yang baik. Kepercayaan diri ini bisa dilatih/diasah, sesuai dengan apa yang kita butuhkan untuk meningkatkan tingkat kepercayaan diri yang kita punya.

Begitu juga dalam sebuah permainan bulutangkis pemain memerlukan kepercayaan diri yang baik agar mampu bermain dengan baik, tegas, dan tidak ragu-ragu. Saat seorang dalam pertandingan, maka ia harus merasa mampu melakukan tugasnya dengan baik sebagai pemain, dan mampu memenangkan pertandingan dengan didikung kemampuan yang dia miliki baik kemampuan fisik, teknik, dan mental. Kepercayaan diri ini sangat dibutuhkan,

agar mampu memberikan ketegasan, ketenangan, ketepatan, dan sifat positif lainnya dari kepercayaan diri, agar dalam suatu permainan atau pertandingan dapat bermain bagus dan bisa menampilkan semua teknik yang dimilikinya.

(11)

3

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

permainan bulutangkis, keterampilan dasar ini berarti pemain sudah menguasai teknik dasar dari servis, entah itu servis panjang maupun servis pendek.

Pemain yang sudah menguasai teknik keterampilan dasar dari bulutangkis, otomatis pemain tersebut sudah menguasai teknik dasar seperti servis. Pemain yang sudah menguasai teknik dasar mungkin tidak akan melakukan kesalahan yang fatal seperti bola yang tanggung sehingga bisa dipukul oleh lawan, atau bola menyangkut di net, atau juga bolanya tidak sampai kekotak daerah lawan.

Tetapi sering kita lihat disuatu pertandingan bahwa orang yang bisa dikatakan mahir dan menguasai teknik keterampilan dasar itu masih ada saja yang melakukan kesalahan, bahkan pemain sekelas dunia sekalipun. Seperti saat indonesia melawan china di turnamen sudirman cup 2009 di ghuanzao china, antara pasangan kido/hedra melawan fu/caiyun, kido melakukan kesalahan dengan menyangkutkan kok di net saat melakukan servis.

Servis merupakan modal awal saat melakukan suatu pertandingan, bahkan dengan sistem perhitungan angka 21(reli) kita bisa memanfaatkan servis menjadi poin untuk kita. Servis memang terlihat sangat mudah bagi kita yang melihatnya, namun itu semua hanya kelihatannya saja, servis sangatlah sulit. Karena melihat kejadian dilapangan seorang pemain pada saat pertandingan banyak faktor yang membuat kurangnya rasa percaya diri apalagi saat melakukan servis yang mengharuskan servis itu tidak menyangkut di net, sampai kedaerah lawan dengan tepat dan tidak sampai terkena pukulan oleh lawan.

(12)

4

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rumusanmasalah penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran tingkat kepercayaan diri atlet dalam permainan bulutangkis?

2. Bagaimana gambaran tingkat ketepatanservis pada atlet bulutangkis?

3. Adakah terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kepercayaan diri dengan ketepatan servis dalam permainan bulutangkis?

C. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan jawaban yang telah dirumuskan mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah yang

peneliti ajukan, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui gambaran tingkat kepercayaan diri atlet dalam permainan bulutangkis.

2. Mengetahui gambaran tingkat ketepatan servis pada atlet bulutangkis. 3. Mengetauhui hubungan antara tingkat kepercayaan diri dengan

ketepatanservis dalam permainan bulutangkis.

D. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pihak lainnya. Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan oleh penulis melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penulis

Menjadikan sumber informasi keilmuan yang mengkaji disiplin ilmu Psikologi (kejiwaan) serta mengenai keterampilan dasar dalam permainan

olahraga bulutangkis. Selain itu dapat menjadi peluang bagi peneliti lain, untuk melakukan penelitian yang lebih dalam.

(13)

5

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Sebagai bahan masukan untuk peneliti lain mengenai tingkat kepercayaan diri.

b. Sebagai informasi ilmiah bagi insan olahraga terutama bagi para atlet maupun pelatih dan pihak berkompeten terhadap pembinaan atlet bulutangkis.

c. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi kajian yang lebih diperdalam mengenai tingkat kepercayaan diri dan tingkat ketepatan servis dalam permainan bulutangkis.

3. Para Pelatih

a. sebagai masukan untuk para pelatih mengenai tingkat ketepatan servis dalam permainan bulutangkis.

b. Diharapkan bisa menjadi masukkan untuk para pelatih maupun atlet di cabang olahraga bulutangkis mengenai ketepatan servis.

E. Struktur organisasi skripsi Judul

Halaman Pengesahan

Pernyataan Keaslian Karya ilmiah dan bebas Plagiarisme Kata Pengantar

Ucapan Terima Kasih Abstrak

Daftar isi Daftar Tabel Daftar Gambar

BAB I. PENDAHULUAN

BAB II. KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORITIS BAB III. METODE PENELITIAN

BAB IV. TEMUAN DAN PEMBAHASAN BAB V. SIMPULAN

(14)

36

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan ditujukan oleh gambar 3.1. gambar tersebut menunjukkan fokus penelitian yang dikaji yaitu hubungan tingkat kepercayaan diri dengan ketepatan servis dalam permainan bulutangkis.

r

Gambar 3.1

Desain penelitian (Arikunto 2006:85)

Keterangan :

= Tingkat Kepercayaan Diri

= Hubungan tingkat kepercayaan diri dengan ketepatan servis Y = ketepatan servis dalam permainan Bulutangkis

Menurut Kerlinger, 1973 (Sugiyono, 2011: hlm 38) variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Menurut Sutrisno Hadi (Arikunto, 2010: hlm 159) variabel adalah sebagai gejala yang bervariasi. Berdasarkan permasalahan yang ada, variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Variabel bebas / Independet (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat).Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat kepercayaan diri pemain bulutangkis.

2. Variabel terikat / Dependen (Y)

(15)

37

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah ketepatan servis.

B. Partisipan

Partisipan menurut kamus besar bahasa indonesia adalah orang yang terlibat dalam suatu keadaan tertentu. Partisipan yang dimaksudkan didalam penelitian ini adalah populasi dan sampel yang terlibat dalam penelitian dan berhubungan dengan judul atau permasalahan yang dihadapi oleh peneliti. Sebagai contoh, bila peneliti meneliti tentang sepak bola maka partisipan atau orang yang terlibat dalam penelitian ini harus yang mengerti tentang sepak bola entah itu pemain, pelatih, atau lainnya yang berhubungan dengan sepak bola.

Populasi yang dipakai di penelitian ini adalah mahasiswa UPI yang mengikuti UKM bulutangkis, jumlah populasi adalah 30 orang. Sedangkan

sampel penelitiannya menggunakan teknik pengambilan sampel Total Samplingyaitu mengambil sampel dengan cara menjadikaan seluruh populasi

sebagai sampel. Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah di Sport Hall UPI pada saat sampel sedang melaksanakan UKM.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau objek yang mempunyai sifat-sifat umum. Dalam hal ini Arikunto (2006: hlm 130), menjelaskan sebagai berikut: “Populasi adalah keseluruhan objek

penelitian.” Lebih lanjut menurut Sudjana (2005: hlm 6), dijelaskan bahwa:

“populasi adalah totalitas yang mungkin, hasil menghitung ataupun

(16)

38

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam proses penentuan jumlah sampel, tidak ada patokan yang standar untuk dijadikan patokan dalam melakukan penelitian dari populasi yang tersedia, maka untuk memilih sampel hendaknya merupakan gambaran atau sifat dari populasi. Tentang pengertian sampel menurut Sudjana dan Ibrahim (2004: hlm 85), mengemukakan bahwa: “sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat yang sama dengan populasi.”

D. Metode penelitian

Dalam suatu penelitian perlu menetapkan suatu metode yang sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan. Keberhasilan suatu penelitian ilmiah tidak akan lepas dari metode yang digunakan dalam penelitian tersebut.

Metode adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu

tujuan, sedangkan tujuan dari suatu penelitian adalah mengungkapkan, menggambarkan, menyimpulkan hasil pemecahan masalah melalui cara-cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitiannya. Metode penelitian menurut Sugiyono (2009: hlm 2) sebagai berikut:”Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Menurut Arikunto (2006: hlm 219)bahwa, metode penelitian adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan teknik pengolahan data korelasional. Dalam pengambilan data penelitian penulis menggunakan angket, tes ketepatan servisdan pengamatan atlet saat melakukan pertandingan. Menurut Arikunto (2005: hlm 334) bahwa, “Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”.

(17)

39

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan pengertian korelasional menurut Lutan (2001: hlm 10.2) adalah “Derajat hubungan antara dua atau lebih variabel kuantitatif dan derajat hubungannya dinyatakan dengan koefisien korelasi.” Penelitian korelasional seringkali disebut sebagai salah satu bentuk dari penelitian deskriptif, karena penelitian ini menjelaskan hubungan antara variabel-variabel.Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif karena metode tersebut sesuai dengan permasalahan yang akan diungkap. Sedangkan untuk pengolahan data menggunakan teknik korelasi yaitu untuk mencari hubungan antar variabel yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk memudahkan menggali data di lapangan adalah dengan teknik angket untuk melihat gambaran tingkat kepercayaan diri sampel, sedangkan untuk melihat kemampuan servis sampel dilakukan tes ketepatan servis. Berkaitan dengan

definisi angket Sugiyono (2009: hlm 142) menjelaskan bahwa, Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya”. Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah angket

tertutup yaitu angket yang alternatif-alternatif jawabannya sudah disediakan sehingga respoden tinggal memilih. Selanjutnya Arikunto (2006: hlm 152) mengemukakan bahwa keutungan dari angket adalah:

1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

2. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak resonden.

3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dan menurut waktu senggang responden.

4. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab.

(18)

40

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa angket merupakan salah-satu teknik pengumpulan data dalam metode deskriptif korelasional, yaitu cara untuk mendapatkan data yang konkrit.

Selain penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan, peneliti juga menjelaskan mengenai prosedur penelitian, untuk memberikan gambaran mengenai langkah penelitian yang dilakukan maka diperlukan prosedur penelitian sebagai rencana kerja. Dengan adanya gambaran prosedur penelitian maka akan mempermudah kita untuk memulai langkah dari sebuah penelitian. Adapun mengenai prosedur penelitian peneliti jelaskan sebagai berikut:

1. Langkah pertama menentukan populasi yaitu Seluruh anggota UKM bulutangkis UPI yang masih aktif.

2. Kemudian menentukan sampelyaitumahasiswa UKM bulutangkis yang

masih aktif dengan menggunakan teknik total sampling.

3. Setelah itu melakukan uji coba angket, yang dilakukan terhadap sampelyaitu mahasiswayang mengikuti UKM bulutangkis.

4. Selanjutnya adalah melakukan penelitian dengan menyebarkan angket kepercayaan diri. Selain itu dilakukantes keterampilan dasar bulutangkis (Servis) untuk mengetahui ketepatan servis.

5. Langkah terakhir yaitu melakukan pengolahan data, menganalisa dan menarik kesimpulan yang didasarkan pada hasil pengolahan dan analisis data.

Mengenai penjelasan prosedur penelitian diatas, peneliti coba tuangkan dalam bentuk bagan 3.1 dibawah ini

Bagan 3.1

Langkah-langkah penelitian

(19)

41

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen penelitian

Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengambil informasi dan data yang terdiri dari sumber data atau pengambilan data dengan memperhatikan masalah-masalah dari variabel yang di teliti.Dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah angket atau kuesioner.Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, dimana responden sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.Angket yang digunakan ini juga menggunakan kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya, bentuk angket yang digunakan adalah skala bertingkat, yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.

Adapun metode pengisian angket yang akan digunakan adalah menggunakan skala model Thurstone, perangsangannya adalah pernyataan. Respon yang diharapkan diberikan oleh subyek adalah taraf kesetujuan atau ketidaksetujuan dalam tingkatan 1, 2, 3 kategori rendah (Low); 4, 5, 6 kategori sedang (Medium); dan 7, 8, 9 kategori tinggi (High).Dalam pada itu menurut pernyataan itu ada yang searah (mendukung) teori yang mendasari program

Sampel

Angket

Pengumpulan Data

Kesimpulan Tes Ketepatan servis

(20)

42

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dipersoalkan dan ada pula yang tak searah (tak mendukung) teori yang mendasari hal yang dipersoalkan.Pernyataan yang mendukung itu secara teknis disebut pernyataan mendukung (favorable statement), dan yang tidak mendukung disebut pernyataan tak mendukung (unfavorable statement) (Suryabrata, 2005: hlm 186).

Angket ini akan digunakan untuk pengambilan data tentang kepercayaan diri atlet pencak silat PPLP Kota Bandung. Angket kepercayan diri mengadaptasi alat ukur Vealy (1986) yang menyatakan bahwa kepercayaan diri adalah keyakinan atau tingkat kepastian individu memiliki kemampuan untuk sukses dalam olahraga.Dengan skalanya yang terkenal Trait Sport Confidence Inventory (TSCI) yang terdiri dari 13 item.Respon yang diharapkan

diberikan oleh subyek adalah taraf kesetujuan atau ketidak setujuan dalam tingkatan 1, 2, 3 kategori rendah (Low); 4, 5, 6 kategori sedang (Medium); dan

7, 8, 9 kategori tinggi (High). Adapun blueprint kepercayaan diri dan penyebaran item yang favourable dan unfavourable adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Tingkat Kepercayaan Diri Servis Atlet Bulutangkis

Variabel

Indikator + -

Keperc ayaan D ir i Trait Sport Confidenc e Inv ent or y(T SC I) Vealy (1986)

Menjalani keahlian yang dibutuhkanuntuk meraih kesuksesan 1 -

Membuat keputusan yang benar-benarkritis/penting 1 -

Kemampuan untuk bermain dalamkondisi tertekan 1 - Menjalankan strategi untuk mencapaikesuksesan 1 -

Konsentrasi yang cukup untukmenjadi sukses 1 -

menyesuaikan diri terhadap situasiyang berbeda dan tetap sukses 1 -

Meraih tujuan-tujuan kompetitif anda 1 -

Menjadi sukses 1 -

(21)

43

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berfikir dan merespon selamapertandingan secara sukses 1 -

Menghadapi tantangan dalampertandingan 1 -

Sukses ketika dalam kondisi banyakkesulitan yang anda hadapi 1 -

Cepat pulih kembali dari permainananda yang buruk sehingga anda bisaberhasil

1 -

Total 13

Dalam penulisan angket ini penulis berpedoman pada pendapat Kartono yang dikutip oleh Umaran (2006: hlm 41) bahwa:

a. Membuat kata pengantar seperlunya sebagai pembuka yang sifatnya luas

dan menarik, maka penulis menghindari kata-kata yang ergosentris dan kurang halus.

b. Memandang perlu membuat petunjuk ringkas, supaya responden dengan mudah membuat pertanyaan.

c. Menyusun item dan kalimat yang sederhana, tetapi jelas dan tidak mengandung arti rangkap dan tidak samar-samar sifatnya

d. Membuat pernyataan yang sesuai dengan keadaan kemampuan intelektual para responden (subjek riset)

e. Membuat item, yaitu singkat, sederhana, jelas sehingga tidak menuntut waktu, tenaga dan pikiran para responden

f. Menghindari kata-kata yang berlebihan, kata-kata yang sangat emosional dan kurang sopan yang mungkin bisa menyinggung perasaan responden g. Memuat item yang tertutup, agar responden lebih tertarik

h. Tidak membuat kuesioner yang terlampau panjang dan bertele-tele. Dari uraian di atas maka dalam menyusun pernyataan dalam angket ini harus bersifat jelas, ringkas dan tegas.Pernyataan-pernyataan angket penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.

(22)

44

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Angket yang telah disusun harus diujicobakan untuk mengukur tingkat validitas dan reabilitas dari setiap butir-butir pernyataan-pernyataan. Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat sebagai pengumpul data dalam penelitian ini. Setiap alat ukur tertentu memiliki ciri-ciri tertentu, sebagaimana diungkapkan Surakhmad (1980: hlm 80) sebagai berikut :

Setiap alat ukur yang baik memiliki sifat-sifat tertentu yang sama untuk setiap jenis tujuan dari situasi penyelidikan, baik alat untuk mengukur cuaca, tekanan darah, kemampuan belajar, kuat arus, kecepatan peluru maupun pengukuran sikap. Angket tersusun harus diujicobakan untuk mengukur tingkat validitas dan reabilitas dari setiap pernyataan-pernyataan. Dari uji coba angket, minat kecenderungan, bakat khusus, dan validitas pengukuran, tidak adanya satu dari sifat ini menjadikan alat itu tidak memenuhi kriteria sebagai alat yang

baik.

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa uji coba instrumen tersebut bertujuan untuk menntukan valid atau tidaknya suatu tes berupa angket dan apakah tes berupa angket tersebut cocok atau tidaknya digunakan digunakan dalam penelitan mahasiswa yang mengikuti UKM Bulutangkis pada tanggal 01 oktober 2014, angket tersebut diujicobakan kepada 30 mahasiswa. Dari uji coba angket diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini. Lokasi penelitia adalah tempat untuk memperoleh informasi dan data, serta dimana penelitian itu akan dilakukan. Sesuai dengan populasi dan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka uji coba angket dilaksanakan di GOR Desa Cileunyi pada saat jadwal UKM bulutangkis mahasiswa UNPAD.

(23)

45

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Untuk memperoleh kesahihan dan keajegan dari tiap butir soal, perlu dilakukannya uji coba angket.Dari uji coba tersebut diharapkan dapat diketahui validitas dan reliabilitas instrumen tersebut. Sebelum instrumen digunakan dilakukan uji coba instrument terlebih dahulu kepada 30 mahasiswa yang mengikuti UKM bulutangkis UNPAD jatinangor, yang tidak diikutkan dalam penelitian yang sebenarnya.

Data dianalisis menggunakan perangkat lunak Statistikal Product and Service Solution (SPSS) for windows versi 16 yaitu menggunakan reliability

scale.Pada uji validitas dan reliabilitas, angket tingkat kepercayaan diri

(selfefficacy) Hingga terhitung jumlah keseluruhan angket kepercayaan diri yaitu 13 soal. Kemudian soal angket diujikan terhadap 30 mahasiswa sampel

lain selain kelompok sampel penelitian. Setelah semua skor hasil angket uji coba di-input dan hasil uji coba angket beserta hasil penghitungan uji validitas tiap butir pertanyaan dapat dilihat sebagai berikut ;

Tabel 3.2

Hasil Uji Coba Validitas Angket Tingkat kepercayaan diri terhadap ketepatan servis dalam permainan bulutangkis

Item-Total Statistics

Corrected

Item-Total Correlation Status

q1 .797 Valid

q2 .655 Valid

q3 .738 Valid

q4 .608 Valid

q5 .732 Valid

q6 .701 Valid

(24)

46

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

q8 .696 Valid

q9 .689 Valid

q10 .737 Valid

q11 .565 Valid

q12 .748 Valid

q13 .786 Valid

Pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan nilai Corrected Item-Total Correlationhasil dari analisis Reability Scale.Menurut, Nisfiannor

Muhammad (2009: hlm 229), “bahwa untuk menyatakan butir item valid atau tidak valid digunakan patokan 0,200”. Terlihat pada tabel diatas memiliki nilai Corrected Item-Total Correlationdiatas 0,200, yang berarti tes tersebut

dinyatakan Valid.Sedangkan untuk melihat tingkat reliabilitas tes ini dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 3.3

Hasil Uji Reliabilitas Angket Tingkat kepercayaan diri Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.938 13

Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan penghitungan nilai Cronbach Alpha, bila nilainya diatas 0,600 maka dinyatakan reliabel.Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen angket tingkat kepercayaan diri telah memenuhi standar reliabilitas, karena memiliki nilai Cronbach Alpha = 0,938> 0,600.

3. Tes Ketepatan Servis

(25)

47

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

French pada tahun 1941. Kegunaan tes ini adalah mengukur kemampuan dan ketepatan penempatan servis dengan satelkok dibawah.

Pelaksanaan :

a. Sampel coba berdiri pada bagian lapangan yang terletak sudut-menyudut dengan sasaran.

b. Setelah aba-aba “ya” Sampel coba mulai melakukan servis

c. Servis diarahkan ke sasaran dengan kesempatan sebanyak 10 kali d. Satelkok harus melintas diatas net dan dibawah pita.

Cara menskor :

a. Satelkok yang jatuh pada sasaran terdalam diberi nilai 5

b. Kemudian 4,3,2 dan satelkok yang jatuh diluar target tetapi masih pada bagian servis court diberi nilai 1

c. Bila satelkok jatuh pada garis, dianggap jatuh pada daerah yang bernilai

lebih tinggi.

Gambar 3.2

Lapangan untuk tes servis pendek (Nurhasan)

Lapangan bulutangkis yang digunakan hanya sebelah. Pada sebelah lapangan tersebut, sudut menyudut dengan sampel. Digaris servis line (garis yang berjarak 1,98m dari net). Pada titik sudut lapangan dibuat garis-garis

(26)

48

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan komputasi program SPSS (Statistikal Product and Service Solution) versi 16.0 for windows karena program ini memiliki kemampuan

analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu dekriptif dan kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya (Sugianto, 2007: hlm 1). Adapun langkah pengolahan tersebut yaitu:

1. Deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai Tingkat Kepercayaan diri dengan ketepatan servis dalam permainan bulutangkis.Analisis menggunakan descriptive statistiks dengan sub menu explore.

2. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui setiap variabel yang akan dianalisis atau data yang diperoleh berdistribusi normal. Peneliti

menggunakan teknik analisis dengan menggunakan Kolomogrov Smirnov Z untuk mengetahui normalitas data. Kondisi data berdistribusi normal

menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Apabila data tidak berdistribusi normal maka disarankan pengolahan data menggunakan statistik non parametrik.

3. Uji hipotesis data dilakukan guna mendapatkan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Jenis analisis statistik yang digunakan untuk melakukan uji hipotesis dalam rangka mencari kesimpulan ditentukan oleh hasil uji normalitas dan homogenitas data. Dalam uji hipotesis ini penulis melakukan pengolahan dengan uji eksperimen secara sederhana dan ganda. Untuk mencari pengaruh antara model pembelajaran aktifterhadap efektifitas pembelajaran siswa ditinjau dawa waktu aktif belajar gerak. 4. Analisis dan deskriptif data Dalam kegiatan analisis dan deskripsi data

(27)

49

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(28)

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkanhasilpengolahan data dananalisis data yang telahpenelitilakukan,

makadalampenelitianinipenelitidapatmenyimpulkanbahwa :

1. Dapat diketehui gambaran tingkat kepercayaan diri atlet dalam permainan bulutangkis, dengan sebagian besar tingkat kepercayaan dirinya sedang dan tidak sedikit pula yang tingkat kepercayaan dirinya tinggi.

2. Dapat diketahui gambaran tingkat ketepatan servis pada atlet bulutangkis, dengan sebagian besar tingkat ketepatannya cukup.

3. Terdapathubunganyang signifikanantaratingkatkepercayaandiri dengan

ketepatan servis dalam permainan olahraga

bulutangkis.Dimanafaktorkepercayaandirimenyumbangkan 21,6% pengaruhnyaterhadapservisdansisanya 78,4%dipengaruhiolehfaktor lain seperti fisik, kecemasan dll.

B. Rekomendasi

Setelahmengetahuihasilpenelitian yang telahdiperoleh,

selanjutnyapenelitimengajukan saran yang

dapatdigunakansebagaipemahamandanliteraturtambahan:

1. Pada penelitian ini peneliti merasa kurang maksimal dalam pelaksanaan tes keterampilan servis, sehingga disarankan kepada peneliti selanjutnya agar bisa memaksimalkan tes tersebut dengan cara peneliti harus bisa menghafal letak poin-poin yang di tes-kan agar sampel tidak gugup saat melakukan servis bila terdapat nilai yang mengharuskan sampel mencetak nilai yang lebih besar.

2. Sampel yang

(29)

57

olehkarenaitupenelitimerekomendasikanuntukmenggunakansampeldenga ntingkatan yang berbedasepertiatletprovinsi, atletligaataubahkanatletnasional.

3. Untuk lembaga agar bisa memfasilitasi semua kegiatan penelitian.

4. Untuk UKM bulutangkis UPI menjadikan gambaran tentang penelitian mengenai permainan bulutangkis.

5. Kepada mahasiswa agar bisa menjadi motifasi tersendiri dengan adanya penelitian ini.

(30)

58

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktis,Bandung: Angkasa

Arikunto Suharsimi (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Jakarta: Rineka cipta

Bulutangkis.com. (2009). Psikologi OLahraga. [Online]. Tersedia: http://www.bulutangkis.com/mod.php?mod=userpage&menu=403&page_id=7[20

09]

Gunarsa, Singgih. (1989). Psikologi Olahraga. Jakarta: Gunung Mulia.

Ibrahim, Rusli. (2007), Psikologi kepelatihan. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Imanudin, Iman. (2008). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Murphy, Shane. (2005). The Sport Psych Handbook. Konemann. Nazir Moh (2005). Metode penelitian, Bogor: Ghalia indonesia.

Nisfiannor, M. (2009).PendekatanStatistika Modern untukIlmuSosial.Jakarta :SalembaHumanika

Nurhasan (2007). Tes dan pengukuran keolahragaan, Bandung : FPOK UPI.

Rusli, Lutan (1988). Belajar Keterampilam Motorik, Pengantar Teori Dan Metode. Jakarta: DEPDIKBUD.

, (1991). Manusia Dan Olahraga.Bandung: ITB Dan FPOK/IKIP Bandung. , (2001). Pengembangan Sistem Pembelajaran Model Mata Kuliah Penelitian

Pendidikan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Setiadarma, Monty.(1995). Dasar-Dasar Psikologi OlahRaga. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Setyobroto, Sudibyo (1989). Psikologi Olahraga. Jakarta: Anem Kosong Anem.

(31)

59

Harry Pitra Apriyan Sabar, 2014

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Subarjah Herman (2009). Permainan Bulutangkis, Bandung: UPI Sudjana (2005). Metode Ststistika, Bandung: Tarsito

Sudibyo (1993). Psikologi olahraga, Jakarta: C.V. jaya Sakti

Sugiyono (2009). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d, Bandung: Alfabeta Suharno, HP.(1982). Ilmu Coaching Umum. FKIP IKIP Yogyakarta.

Surakhmad, Winarno (2004). Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, Teknik. Bandung:Tarsito

Tandiyo. (1997). Psikologi olahraga: IKIP Jakarta.

Tim Penyusun Kamus. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Tim penyusun UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Umaran, Unun. (2006) Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Tingkat Kebugaran

Jasmani Dan Motivasi Siswa. Skripsi Sarjana FPOK Bandung: Tidak Diterbitkan.

Vealey, R.S. (1986). Conceptualization of sport-confidence and competitive orientation preliminary investigation and instrument development. Journalof sport

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Hasil Uji Coba Validitas Angket Tingkat kepercayaan diri terhadap ketepatan
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Angket Tingkat kepercayaan diri
Gambar 3.2 Lapangan untuk tes servis pendek (Nurhasan)

Referensi

Dokumen terkait

Apakah ada hubungan antara senam asma dengan tingkat kepercayaan diri.

(Video Blogging) Terhadap Tingkat Kepercayaan Diri Siswa Sekolah Menengah Atas Trimurti Surabaya.. Kata Kunci : Penggunaan ‘Vlog’ , Tingkat

Selanjutnya Penulis menguji cobakan angket self talk dan hubungannya terhadap motivasi dan kepercayaan diri yang memiliki karakteristik yang sama pada sampel

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perawatan diri dan pemberian motivasi dari kelompok perawatan diri dengan tingkat kepercayaan diri penderita kusta Kabupaten

Terdapat hubungan yang positif antara tingkat kepercayaan diri dengan prestasi belajar pendidikan jasmani siswa kelas VI Sekolah Dasar di Kecamatan Tawang, Kota

Judul Skripsi : Hubungan Antara Tingkat Kepercayaan Diri dan Regulasi Diri Dengan Tingkat Prokrastinasi Pegawai Negeri Sipil di Kelurahan Wilayah Kecamatan Gunung

Untuk mendapatkan data mengenai tingkat kepercayaan diri siswa peneliti melakukan penyebaran angket terhadap responden yaitu seluruh siswa kelas IV MI Al-Jihad

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA ATLET BULUTANGKIS DALAM BERTANDING 17.E1.0138 PROGRAM STUDI SARJANA PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK