10 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori
1. Nilai Karakter
Nilai merupakan sifat atau hal-hal yang penting dan berguna untuk kehidupan manusia sebagai masyarakat. Nilai merupakan sesuatu yang berkaitan dengan kognitif (pengetahuan) dan afektif (Najib, 2016:47).
Nilai juga dapat dikatakan sebagai suatu norma atas sebuah standar yang sudah ditentukan dan diyakini secara psikologis yang menjadi dalam diri individu. Di dalam nilai-nilai terdapat pembakuan mengenai sesuatu yang dinilai baik dan buruk dalam pengaturan perilaku di lingkungan sekitar (Abdul Majid, 2015:23).
Nilai dapat diartikan sebagai norma-norma yang dianggap baik oleh individu di lingkungan sekitar, dan hal inilah yang menuntun setiap individu untuk menjalankan tuhas-tugasnya seperti nilai kejujuran, nilai kesederhanaan, dan sebagainya (Sanjaya, dalam Noor Yanti 2016:02).
Sedangkan karakter dapat diartikan sebagai sebuah cerminan dari kepribadian individu tentang cara berpikir, sikap, perilaku (Barnawi, 2012:20). Selain nin nilai karakter dapat dikatakan sebagai suatu ide atau konsep yang dijadikan sebagai pedoman atau patokan dalam berperilaku bagi setiap individu (Solichin, 2015:47).
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat dikatakan bahwa nilai merupakan keyakinan dalam menentukan suatu pilihan untuk menjadikan hidup seseorang menjadi lebih baik. Dengan menerapkan aturan-aturan
atau norma-norma yang berlaku pada suatu daerah sebagai acuan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik.
2. Pendidikan Karakter
Nilai karakter dapat dijelaskan diatas pendidikan karakter merupakan muatan yang ada di dalam kurikulum. Dengan adanya nilai karakter yang ada tersebut dapat diimplementasikan ke dalam kurikulum yang ditetapkan oleh setiap sekolah. Pendidikan karakter merupakan salah satu alat untuk membimbing seseorang menjadi lebih baik lagi, sehingga mampu menyaring atau memfilter pengaruh yang tidak baik yang dapat mempengaruhi pengetahuan, tingkah laku dan cara berpikir individu (Fitri, 2012:156).
Pendidikan karakter tingkat dasar harusnya menitik beratkan kepada sikap individu maupun keterampilan dibandingkan pada pengetahuan lainnya, dengan pendidikan dasar ini seseorang diharapkan akan menjadi pribadi yang lebih baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari hingga ke tahap pendidikan selanjutnya. Karena, semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin luas pula ragam ilmu yang di dapat dari seseorang dan akibat yang akan di dapatkannya semakin besar tanpa ada landasan pengertian pendidikan karakter yang diterapkan sejak dini.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan salah satu alat penting dan harus dimiliki oleh setiap individu agar bersikap lebih baik. Sehingga tingkat pengertian pendidikan karakter individu juga merupakan salah satu alat yang besar
untuk menjamin kualitas hidup seseorang dan keberhasilan pergaulan di dalam suatu masyarakat. Di dalam pendidikan formal yang kita dapatkan, kemampuan untuk memperbaiki diri dan pengalaman yang mendukung upaya pendidikan seseorang dalam bermasyarakat dan nilai pendidikan karakter terbuat dalam kurikulum sekolah. Pendidikan karakter tersebut dilaksanakan secara sadar dan terstruktur untuk menumbuhkan, mengembangkan, dan menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa.
3. Tujuan Pendidikan Karakter
Peran pendidikan sebenarnya sangatlah penting dalah perkembangan peserta didik baik di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Pendidikan di sekolah diharapkan tidak hanya mampu mengembangkan kemampuan akademik, tetapi juga harus mampu membentuk karakter atau pribadi peserta didik. Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 3, yang menyebutkan bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsayang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan pendidikan berbasis karakter guna mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut”
(Praheto, dkk. 2016: 53).
Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa menurut Kementrian Pendidikan Nasional Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan (2010:7) adalah:
(1) Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa, (2) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didikyang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius, (3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai penerus bangsa, (4) Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan, (5) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreatifitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan karakter adalah membangun dan membekali generasi emas Indonesia menghadapi dinamika di masa yang akan datang dengan berbagai keterampilan yang baik, dan mengembalikan pendidikan karakter sebagi pondasi pendidikan melalui harmonisasi oleh etika dan spiritual, olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi), dan olah raga (kinestetik).
4. Penguatan Pendidikan Karakter
Menurut PERPRES RI No. 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter bahwa “ Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah sebuah gerakan pendidikan yang diterapkan oleh satuan
pendidikan yang berguna untuk memperkuat pembentuk karakter siswa”. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kelanjutan dan kesinambungan dari sebuah Gerakan Nasional Pendidikan Karakter Bangsa tahun 2010 serta sebagai bagian integral dari Nawacita. Pada butir 8 Nawacita mengenai Revolusi Karakter Bangsa dan Gerakan Revolusi Mental dalam pendidikan yang mendorong seluruh pemangku kepentingan dalam mengadakan perubahan paradigma atau pandangan yakni mengenai perubahan pola pikir dan cara bertindak serta mengelola sekolah (Kemendikbud, 2017).
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat diketahui bahwa gerakan PPK meletakkan nilai-nilai karakter sebagai bagian integral dari pendidikan yang membuat pelaku pendidikan menjadi manusia yang berbudaya dan beradab serta menjadikan pendidikan karakter sebagai proses pendidikan.
Gerakan PPK diciptakan untuk mengintegrasikan atau memadukan, memperdalam, memperluas, serta menyelaraskan berbagai program dan kegiatan pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Pemaduan pendidikan karakter berupa pemaduan jegiatan di dalam kelas atau diluar kelas, di masyarakat, pemaduan ke dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler yang melibatkan seluruh warga sekolah, keluarga, dan masyarakat, memperdalam serta memperluas pengembangan karakter melalui kegiatan yang positif, adanya penambahan kegiatan belajar, dan pengaturan ulang waktu belajar, kemudian penyelelarasan yang
berupa penyesuaian tugas pokok seorang guru, manajemen berbasis sekolah, dan fungsi komite sekolah sesuai kebutuhan Gerakan PPK (Kemendikbud,2017).
Dengan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan melibatkan dan kerjasama antara satuan.
5. Nilai-nilai Karakter Dalam Penguatan Karakter
Menurut peraturan Kemendikbud (2017) terdapat lima nilai utama karakter yang dikembangkan sebagai Prioritas utama gerakan PPK, yakni : religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong royong, dan integritas. Berikut ini adalah definisi nilai-nilai karakter dalam penguatan pendidikan karakter yang ditanamkan dalam pendidikan formal di Indonesia :
a. Religius
Religius adalah nilai karakter yang berhubungan dengan pencipta yakni beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, dalam nilai karakter ini dapat mewujudkan perilaku dalam melaksanakan ajara keagamaan atau kepercayaan yang dianut oleh setiap individu, adanya sikap saling menghargai dan bersikap toleransi terhadap ibadah agama dan kepercayaan yang dianut orang lain, mencerminkan hidup yang rukun dalam perbedaan beragama.
Subnilai dari karakter religius adala cinta kedamaian, percaya diri, sikap toleransi, menghargai perbedaan agama dan
kepercayaan, persahabatan, memiliki sikap yang tangguh, memiliki ketulusan, serta mencintai lingkungan sekitar.
b. Nasionalis
Nilai kaarkter nasionalis yang ada dalam PPK merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat. Hal-hal tersebut menunjukkan adanya sikap kepedulian, kesetiaan, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa , lingkungan ( fisik, sosial, budaya, ekonomi) dan politik bangsa serta menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan diri sendiri maupun kelompok. Subnilai nasionalis meliputi apresiasi terhadap budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, berprestasi, unggul, menjaga lingkungan, taat pada hokum, disiplin, menghormati keberagaman (suku, budaya, agama), serta cinta tanah air.
c. Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan salah satu sikap yang tidak mudah bergantung pada orang lain kemudian menggunakan segala pikiran, tenaga, dan waktu untuk mewujudkan mimpi maupun cita-cita yang diinginkan. Beberapa subnilai mandiri yang ada yaitu kerja keras, tangguh, memiliki daya juang yang tinggi, kreatif, berani, menjadi pembelajar sepanjang hayat, dan profesional.
d. Gotong royong
Nilai gotong-royong merupakan nilai karakter yang mencerminkan suatu tindakan menghargai semangat kerja sama dalam menyelesaikan persoalanbersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, serta memberi bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan. Subnilai gotong-royong pada PPK ini meliputi sikap menghargai, bekerja sama, berkomitmen atas keputusan bersama, musyawarah dalam mencapai mufakat, inklusif, tolong-menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
e. Integritas
Integritas merupakan nilai karakter dengan upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu bisa dipercaya baik dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Integritas juga dapat diartikan sebagai sikap yang memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral. Subnilai karakter integritas meliputi kejujuran, kesetiaan, cinta pada kebenaran, berkomitmen tinggi, tanggungjawab, anti korupsi, keadilan, keteladanan, serta menghargai individu baik penyandang disabilitas maupun tidak.
Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa penguatan pendidikan karakter penting ditanamkan dan di laksanakan di lingkungan sekolah maupun masayarakat. Hal ini dikarenakan bahwa pendidikan karakter dapat membantu seseorang untuk membentuk karakter serta
membimbing seseorang dalam berbuat kebaikan dan bersikap positif yang akan mampu membuat seseorang memiliki akhlak yang mulia.
6. Ekstrakurikuler
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Kegiatan Ekstrakulikuler menjelaskan bahwa “Ektrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluas dari kegiatan kurikulum dan dilakukan dibawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum”.
Sedangkan menurut Aqib dan Sujak (2011:68) berpendapat bahwa
“ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar jam pelajaran yang di tunjukan untuk membantu perkembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidikan dan atau tenaga pendidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah”.
Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kurikulum sebagai perluasaan dari kegiatan kurikulum yang dilakukan di bawah bimbingan kepribadian,bakat,minat dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang di kembangkan oleh kurikulum (Pemendikbud 2013:2).
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar jam pelajaran yang dapat membantu siswa untu mengembangkan bakat yang dimiliki dan menjadi wadah untuk menyalurkan minat dan bakat dan untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, dan rasa percaya diri siswa yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, dan minat siswa.
7. Reog Kendang Tulungagung
Kesenian reog kendang di Kabupaten Tulungagung merupakan gubahan tari rakyat sejak tahun 1978 yang menggambarkan arak- arakan prajurit pasukan Kedhirilaya yang mengiring pengantin Ratu Kilisuci ke gunung kelud untuk menyaksikan pekerjaan Jathasura mengenai persyaratan yang diberikannya. Kesenian ini dikenal oleh masyarakat Tulungagung dalam bentuk tarian hiburan yang sederhana dibawakan oleh 6 orang penari yang menari sekaligus diajarkan kepada siswa di program ekstrakurikuler yang diadakan oleh sekolah di wilayah Kabupaten Tulungagung. Penanaman nilai-nilai karakter kepada siswa dapat dilakukan melalui sebuah kesenian yang mengajarkan siswa untuk berperilaku baik dalam kehidupan sehari- hari, belajar dan berlatih untuk bekerjasama, bertanggungjawab, disiplinm dan saling menghargai ketika berproses dalam menciptakan pertunjukan kesenian.
8. Pramuka
Pramuka merupakan salah satu organisasi yang dinamai Gerakan, karena mempersipakan generasi muda Indonesia untuk menjadi
penggerak-penggerak pembaharuan dan pembangungan negara-negara melalui pendidikan luar sekolah. Para penggerak merupakan manusia- manusia yang berketetapakan hati untuk melaksanakan pembaharuan- pembaharuan negara bangsa terus-menerus, yakni para anggota gerakan pramuka, baik anggota muda siswa maupun anggota orang dewasa.
Sedangkan kepramukaan merupakan proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, praktis, yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanm yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Tabel 2.1 Penelitian Yang Relevan
No Identitas
Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Asep Dahliyana (2017)
Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Penguatan nilai karakter melalui kegiatan
ekstrakulikuler di sekolah
Penelitian ini sama-sama meneliti tentang nilai karakter pada siswa melalui ekstrakulikuler pramuka.
Penelitian terdahulu meneliti semua nilai karakter pada siswa sedangkan penelitian yang sekarang yaitu nilai karakter gotong royong dan tanggung jawab pada siswa.
2. Danny Indra Tri Handono (2019) Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang.
Analisis
Pembentukan nilai karakter Gotong Royong Melalui Kegiatan ekstrakulikuler Pencak silat merpati putih di SDN DADAP REJO 02 Kota Batu.
Pada penelitian ini sama- sama meneliti tentang nilai karakter siswa sekolah dasar dan berfokus pada karakter gotong royong.
Perbedaan pada
penelitin ini adalah pada penelitian terdahuu meneliti niali karakter siswa melalui kegiatan ekstrakulikuler pencak sialt namun pada penelitian yang sekarang melalui ekstrakulukuler pramuka dan reog kendang.
3. Afiq Kamaliatuz Zainiah (2017) Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang
Penanaman karakter melalui kegiatan ekstrakulikuler pramuka di MI Al- Falah
Lawanganagung Lamongan.
Pada penelitian ini sama- sama meneliti tentang nilai karakter melalui ekstrakulikuler pramuka.
Perbedaannya adalah penelitian yang sekarang hanya berfokus pada karakter gotong royong dan tanggung jawab siswa.
Dan pada dua ekstrakulikuler yaitu oramuka dan reog kendang.
C. Kerangka Berfikir
zzzz
Tabel 2.2 Kerangka berpikr Kondisi Ideal :
Kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan kulikuler yang dilakukan peserta didik di luar jam belajar intrakulikuler dan kegiatan kulikuler di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan. (Permendikbud No.62 Tahun 2014 Pasal 1)
Kondisi Sekolah :
SDN 2 Sumber Rejo telah melaksanakan berbagai macam kegiatan ekstrakulikuler, salah satunya yaitu Reog Kendang dan yang diwajibkan yaitu Pramuka. Reog Kendang merupakan kesenian tradisional yang dapat mengembangkan kemampuan peserta didik.
Pelaksanaan ekstrakulikuler reog kendang ini terdapat nilai-nilai karakter yang ditanamkan kepada siswa. Nilai karakter tersebut dapat di tanammkan melalui pendidika karakter.
Teknik analisis : 1. Pengumpulan data 2. Reduksi data 3. Display data 4. Verifikasi
Teknik pengumpulan data : 1. Observasi
2. Wawancara 3. Dokumentasi
Teori :
Reog Kendang adalah tarian tradisional yang mengambarkan arak-arakan prajurit yang mengiringi rombongan raja pada jaman dulu. Reog kendang ini merupakan tarian tradisional tang sangan terkenal dari Tulungagung, Jawatimur.
Hasil :
1. Mendeskripsikan penerapan nilai karakter tanggung jawab dan gotong royong melalui ekstrakulikuler yang ada di SDN 2 Sumber Rejo Kulon.
2. Menganalisis kendala yang dihadapi dalam mengembangkan nilai karakter di SDN 2 Sumber Rejo Kulon Pelaksanaan Kegiatan
ekstrakulikuler Reog Kendang dan Pramuka di SDN 02 Sumber Rejo
Faktor pendukung dan penghambat ekstrakulikuler di SDN 02 Sumber Rejo
Nilai karakter yang diamati adalah :
Gotong Royong dan Tanggung Jawab.
23