• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

14 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kurikulum Muatan Lokal

a. Definisi Kurikulum Muatan Lokal

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013, menyatakan bahwa Kurikulum muatan lokal adalah bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksud untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap keunggulan dan kearifan di daerah tempat tinggalnya.

Mulyasa dalam bukunya yang berjudul Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2009, menyebutkan bahwa kurikulum muatan lokal adalah kegiatan kurikuler yang mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokkan kedalam mata pelajaran yang ada. Dalam buku yang berjudul Modul Problematika Pendidikan Dasar oleh Iim Wasliman tahun 2007, menyebutkan bahwa kurikulum muatan lokal adalah suatu program yang isi, media, dan strategi penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah.

Dengan demikian, berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum muatan lokal adalah bahan kajian atau seperangkat rencana

(2)

yang mengembangkan kompetensi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing dalam membentuk pemahaman peserta didik terhadap keunggulan dan kearifan di daerah tempat tinggalnya. Muatan lokal diorientasikan untuk menjembatani kebutuhan keluarga dan masyarakat dengan tujuan pendidikan nasional. Mata pelajaran ini juga memberikan peluang kepada siswa untuk mengembangkan kemampuannya yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan. Adapun unsur pembelajaran muatan lokal mencakup: Seni Budaya, Prakarya, Pendidikan Jasmani, olahraga, dan kesehatan, bahasa dan/atau teknologi.

b. Tujuan Penyelenggaraan Kurikulum Muatan Lokal

Pada dasarnya penyelenggaran program mutan lokal dalam kurikulum sekolah dasar bertujuan:

1) Bahan pengajaran lebih mudah diserap oleh siswa.

2) Sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan.

3) Siswa lebih mengenal kondisi alam sekitar, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya yang terdapat di daerahnya.

4) Siswa lebih meningkatkan pengetahuannya mengenai daerahnya.

5) Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya untuk memecahkan masalah yang ditemukan di sekitarnya.

6) Siswa menjadi akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari keterasingan terhadap lingkungannya sendiri.

(3)

c. Ruang Lingkup Pembelajaran Muatan Lokal

Adapun ruang lingkup muatan lokal adalah sebagai berikut:

1) Lingkup keadaan dan kebutuhan daerah

Keadaan daerah adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tertentu yang pada dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan sosial budaya. Kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat di suatu daerah, khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat tersebut, yang disesuaikan dengan arah perkembangan daerah serta potensi daerah yang bersangkutan.

Kebutuhan daerah tersebut adalah seperti kebutuhan untuk:

a) Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah.

b) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu sesuai dengan keadaan perekonomian daerah.

c) Mpenguasaan Bahasa Inggris untuk keperluan peserta didik dan untuk mendukung pengembangan potensi daerah, seperti potensi pariwisata.

d) Meningkatkan kemampuan berwirausaha.

2) Lingkup isi/jenis muatan lokal

Lingkup isi/jenis muatan lokal dapat berupa: bahasa daerah, bahasa Inggris, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat, dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu untuk pengembangan potensi daerah yang bersangkutan.

(4)

d. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Muatan Lokal

Menurut Peraturan Kemendikbud No. 81A Tahun 2013, pelaksanaan pembelajaran muatan lokal di satuan pendidikan, adalah sebagai berikut:

1) Muatan lokal diajarkan pada setiap jenjang kelas mulai dari tingkat pra satuan pendidikan hingga satuan pendidikan menengah. Khusus pada jenjang pra satuan pendidikan, muatan lokal tidak berbentuk sebagai mata pelajaran.

2) Muatan lokal dilaksanakan sebagai mata pelajaran tersendiri dan/atau bahan kajian yang dipadukan ke dalam mata pelajaran lain dan/atau pengembangan diri.

3) Alokasi waktu adalah 2 jam/minggu jika muatan lokal berupa pelajaran khusus muatan lokal.

4) Muatan lokal dilaksanakan selama satu semester atau satu tahun atau bahkan selama tiga tahun.

5) Proses pembelajaran muatan lokal mencakup empat aspek (kognitif, afektif, psikomotor, dan action).

6) Penilaian pembelajaran muatan lokal mengutamakan unjuk kerja, produk, dan portofolio.

7) Satuan pendidikan dapat menentukan satu atau lebih jenis bahan kajian mata pelajaran muatan lokal.

8) lokal disesuaikan dengan potensi dan karakteristik satuan pendidikan.

9) Satuan pendidikan yang tidak memiliki tenaga khusus untuk muatan lokal dapat bekerja sama atau menggunakan tenaga dengan pihak lain.

(5)

2. Media Pembelajaran

a. Definisi Media Pembelajaran

Menurut Arsyad dalam buku yang berjudul Media Pembelajaran (2013:10) menyebutkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar. Sanjaya menyatakan dalam buku Strategi Belajar Mengajar oleh Hamdani (2011) bahwa media pembelajaran meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan 15 pesan dan perangkat lunak yang mengandung pesan. Musfiqon dalam buku Pengembangan Media dan Sumber Belajar (2012:28) menyatakan bahwa media pembelajaran sebagai alat bantu fisik maupun nonfisik yang digunakan sebagai perantara guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Menurut Daryanto dalam buku berjudul Media Pembelajaran (2016:5) bahwa media pembelajaran adalah media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran.

Dengan demikian, berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai alat dan bahan untuk menyampaikan pesan atau informasi sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam memahami materi pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Ada beberapa pendapat tentang fungsi media pembelajaran. Peranan media dalam kegiatan pembelajaran merupakan bagian yang sangat

(6)

menentukan efetivitas dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran. Media pembelajaran dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi dan membantu siswa memahami materi yang disampaikan. Menurut Asyhar (2011:29-41) adapun fungsi media pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Fungsi semantik yaitu memperjelas arti sebuah kata, istilah, tanda atau simbol.

2) Fungsi fiksatif yaitu media dapat menangkap, menyimpan, menampilkan kembali suatu objek atau kejadian/peristiwa dengan berbagai macam cara, teknik dan bentuk.

3) Fungsi manipulatif yaitu media dapat menampilkan kembali suatu objek atau kejadian/peristiwa dengan berbagai macam cara, teknik dan bentuk.

4) Fungsi distributif yaitu dalam sekali menampilkan objek atau kejadian dapat menjangkau pengamat yang sangat besar dalam kawasan yang sangat luas.

5) Fungsi psikomotorik adalah fungsi media dalam meningkatkan keterampilan fisik peserta didik .

6) Fungsi pikologis yaitu fungsi yang berkaitan dengan aspek psikologis, meliputi fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, fungsi imajinatif dan fungsi motivasi.

7) Fungsi sosio-kultural yaitu media pembelajaran dapat memberikan rangsangan persepsi yang sama kepada peserta didik.

Menurut Arsyad (2013:19) fungsi media pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan efektifitas dan efesiensi pembelajaran.

2) Meningkatkan gairah belajar siswa.

(7)

3) Meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa.

4) Menjadikan siswa berinterakasi langsung dengan kenyataan.

5) Mengatasi modalitas belajar siswa yang beragam.

6) Mengefektifkan proses komunikasi dalam pembelajaran.

7) Meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Multimedia Interaktif

Multimedia merupakan penggabungan dari kata Multi dan Media. Multi dapat diartikan sebagai banyak dan media berarti perantara. Multimedia dapat diartikan sebagai kumpulan dari berbagai peralatan media berbeda yang digunakan untuk presentasi. Multimedia adalah gabungan dari teks, grafik, suara, vidio, dan animasi yang dapat menghasilkan suatu media interaktif (Adi Pratomo:2019). Pendapat lain dikemukakan oleh Afria Susana (2019) bahwa multimedia interaktif merupakan Produk dan layanan digital pada sistem berbasis komputer yang merespon tindakan pengguna dengan menyajikan konten seperti teks, gambar bergerak, animasi, video, audio, dan video game.

Menurut Munir (2015) multimedia interaktif adalah suatu tampilan multimedia yang dirancang oleh desainer agar tampilannya memenuhi fungsi untuk menginformasikan pesan dan memiliki interaktifitas kepada pengguna media tersebut.

Dengan demikian, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif merupakan produk atau layanan digital berupa gabungan dari teks, grafik, suara, vidio, dan animasi yang dirancang untuk menginformasikan pesan dan memiliki interaktifitas kepada pengguna media tersebut. Beberapa fungsi multimedia interaktif yaitu sebagai berikut : sebagai

(8)

komunikasi antara bisnis dan konsumen, komunikasi antar konsumen. Pada fungsi ini biasanya sering dimanfaatkan untuk sosial media, komunikasi pada E- learning, sebagai hiburan, komunikasi pemerintah sebagai komunikasi kebudayaan. Konsep dari multimedia interaktif juga tidak luput dari penggabungan antara gambar, video, teks, audio, animasi dan lain sebagainya.

Dimana beberapa hal tersebut setelah digabungkan akan menjadikan sebuah karya yang baik dan menarik bagi setiap orang yang melihatnya. Manfaat Multimedia Interaktif yaitu sebagai berikut: proses pembelajaran lebih belajar dapat menarik, ditingkatkan, dan proses belajar mengajar dapat dilakukan dimana dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan.

4. Pengembangan Media Pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif)

Media Pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) adalah media pembelajaran berbasis multimedia interaktif yang berisi informasi seputar materi pelajaran yang dikembangkan sebagai perantara agar terciptanya komunikasi dua arah antara guru dan siswa. Media ini bertujuan untuk memudahkan dalam proses kegiatan pembelajaran, karena media pembelajaran ini memuat informasi yang dikemas dalam bentuk teks, animasi, gambar, vidio, dan musik yang disusun menjadi satu kesatuan dalam bentuk multimedia interaktif. Penulis mengembangkan media ini karena siswa lebih tertarik pada sesuatu yang menarik, bergambar dan animasi yang memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Media Pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) didalamnya memuat fitur-fitur berupa petunjuk penggunaan, kompetensi dasar, materi pelajaran, dan evaluasi diakhir penjelasan materi. Media Pembelajaran SBI (Seni Budaya

(9)

Interaktif) berfokus pada mata pelajran muatan lokal yang di khususkan untuk

siswa kelas VI Sekolah Dasar. Desain Media Pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) merupakan perangkat lunak yang berisikan tentang materi

pembelajaran muatan lokal. Dalam penggunaan multimedia interaktif memerlukan alat bantu seperti Laptop/Komputer, LCD/Proyektor dan pengeras suara. Multimedia interaktif ini juga dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran yang menggabungkan beberapa media agar proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Media Pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) ini juga tidak memerlukan biaya yang mahal pada pross

pembuatannya dan lebih praktis. Adapun langkah-langkah pemanfaatan media pembelajaran SBI Seni Budaya Interaktif) sebagai berikut: 1) Pembagian kelompok secara heterogen, (2) Pengamatan media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif), (3) Melakukan diskusi Kelompok, (4) Presentasi hasil diskusi kelompok, (5) Tanggapan kelompok lain terhadap presentasi temannya, (6) Mengamati video kesenian dan memperagakan bentuk kesenian daerah Bima (7) Kesimpulan pembelajaran.

5. Indikator Pengembangan Media

Pengembangan Media Pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) Untuk Mengenal Seni Dan Budaya Daerah Bima Pada Siswa Kelas VI SDN Inpres 2 Lanta dikembangkan berdasarkan indikator-indikator yang telah direncanakan. Indikator Pengembangan Media Pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) Untuk Mengenal Seni Dan Budaya Daerah Bima Pada Siswa Kelas VI SDN Inpres 2 Lanta dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

(10)

Tabel 2.1 Indikator Pengembangan

No Mapel Kompetensi Dasar dan Indikator

Tahapan Kegiatan

1. Muatan Lokal Kompetensi Dasar:

3.1 Mengenal Sejarah dan Seni & Budaya Daerah Bima

4.1 Mengidentifikasi Sejarah dan Seni &

Budaya Daerah Bima Indikator :

3.1.1 Menggali informasi tentang sejarah perkembangan daerah Bima

3.1.2

Mengklasifikasikan macam-macam bentuk kesenian daerah Bima 3.1.3

Menjelaskan macam-

macam bentuk

Sandang, Pangan, dan Papan khas daerah Bima.

4.1.1 Memperagakan macam-macam bentuk kesenian daerah Bima 4.1.2 Terampil dalam membuat salah satu dari macam-macam bentuk Sandang, Pangan, dan Papan khas daerah Bima.

1. Guru melakukan presensi dengan mengecek kehadiran siswa dan mengisi lembar kehadiran siswa serta menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

4. guru menyiapkan alat dan media pembelajaran.

5. Guru menampilkan media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif)

1. Guru membagi siswa dalam 5 kelompok secara heterogen dan menyuruh siswa untuk duduk dengan kelompoknya masing- masing.

2. siswa bersama kelompok mengamati media pembelajaran yang disajikan oleh guru.

3. siswa bersama kelompok menguraikan informasi yang didapatkan dengan membuat mind mapping.

4. siswa bersama kelompok memeperagakan salah satu bentuk kesenian daerah Bima.

5. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi presentasi temannya. Dan setelah itu melakukan presentasi secara bergantian.

6. siswa bersama kelompok membuat salah satu macam- macam bentuk Sandang, Pangan, dan Papan khas daerah Bima.

7. guru dan siswa melakukan refleksi dari pembelajaran yang telah dilakukan.

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian tentang Pengembangan Multimedia Interaktif dalam pembelajaran telah banyak dilakukan. Berikut ini beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Penelitian Relevan

No Judul, Identitas Peneliti Persamaan Perbedaan

(11)

1. Judul:

Studying The Impact Of Using Multimedia Interactive Programs At Children Ability To Learn Basic Math Skills.

Peneliti:

Sawsan Nusir, Izzat Alsmadi, Mohammed Al-Kabi, dan Fatima Sharadgah pada Tahun 2012.

sama-sama menggunakan pengembangan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif didalam proses penelitian

Pada penelitian tersebut produk yang dihasilkan berupa vidio game sedangkan pada

pengembangan media

pembelajaran seni budaya interaktif produk yang dihasilkan berupa CD pembelajaran.

Pada penelitian tersebut berfokus pada mata pelajaran matematika, sedangkan pada penelitian ini berfokuskan pada mata pelajaran muatan lokal

1. Studying The Impact Of Using Multimedia Interactive Programs At Children Ability To Learn Basic Math Skills yang dituliskan oleh Sawsan Nusir, Izzat

Alsmadi, Mohammed Al-Kabi, dan Fatima Sharadgah pada Tahun 2012.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pemanfaatan teknologi multimedia pada peningkatan keefektifan mengajar siswa pada tahap awal di sekolah dasar Yordania. Untuk mencapai tujuan ini, program ini dikembangkan dengan menguji kemampuan siswa dalam memahami pengetahuan dan keterampilan dasar matematika. Terdapat dua subjek pada penelitian ini. Program dikembangkan pada subjek pertama, sedangkan pada subjek kedua masih menggunakan metode tradisional. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan belajar pada subjek yang menggunakan program yang dikembangkan. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pemanfaatan multimedia interaktif pada program yang dikembangkan pada siswa sekolah dasar Yordania sangatlah efektif digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

(12)

Tabel 2.3 Penelitian Relevan

No Judul, Identitas Peneliti Persamaan Perbedaan

2. Judul:

Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Kompetensi Dasar Pemasangan Sistem Penerangan dan Wiring Kelistrikan di SMK.

Peneliti:

Nopriyanti dan Putu Sudira pada tahun 2015.

sama-sama menggunakan pengembangan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif didalam proses penelitian dan sama- sama menghasilkan produk pengembangan berupa CD pembelajaran.

Perbedaan terletak pada materi dan subyek penelitian. Pada penelitian tersebut berfokus pada materi sistem penerangan dan wiring kelistrikan di SMK.

Sedangkan pada penelitian ini berfokus pada pembelajaran muatan lokal dan dikhususkan untuk siswa kelas IV SD.

2. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Kompetensi Dasar Pemasangan Sistem Penerangan dan Wiring Kelistrikan di SMK yang dituliskan oleh Nopriyanti dan Putu Sudira pada tahun 2015. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengembangkan media pembelajaran menggunakan multimedia interaktif pada materi jenis-jenis pekerjaan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV Sekolah Dasar. Berdasarkan skor hasil keterlaksanaan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa, dari segi kepraktisan pengembangan media pembelajaran ini di kategorikan sangat baik dan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kemapuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran pada materi jenis-jenis pekerjaan siswa kelas IV SDN Baturono. Dengan demikian, penggunaan multimedia interaktif ini sangatlah efektif digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Tabel 2.4 Penelitian Relevan

No Judul, Identitas Peneliti Persamaan Perbedaan

3. Judul:

Pengembangan Multimedia Interaktif Pada Pembelajaran Materi Jenis-Jenis Pekerjaan

sama-sama menghasilkan produk berupa media pembelajaran multimedia interaktif dengan

Perbedaan terletak pada materi dan subyek penelitian. Pada penelitian tersebut berfokus pada materi jenis-jenis pekerjaan dan untuk mengetahui tingkat

(13)

Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis.

Peneliti:

Tiara Ayu Rahma Illahi, Wahyu Sukartiningsih, dan Waspodo Tjipto Subroto pada tahun 2018.

menggunakan adobe flash dalam pembuatannya.

kemampuan berpikir siswa setelah menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif dan media ini di khususkan untuk siswa kelas IV SD. Sedangkan pada penelitian ini berfokus pada pembelajaran muatan lokal dan untuk mengetahui tingkat keefktifan media pembelajaran yang digunakan terhadapa hasil belajar siswa dan media ini di khususkan untuk siswa kelas VI SD.

3. Pengembangan Multimedia Interaktif Pada Pembelajaran Materi Jenis-Jenis Pekerjaan Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis yang dituliskan oleh Tiara Ayu Rahma Illahi, Wahyu Sukartiningsih, dan Waspodo Tjipto Subroto pada tahun 2018. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menghasilkan multimedia pembelajaran interaktif kompetensi dasar pemasangan sistem penerangan dan wiring kelistrikan, mengetahui kualitas multimedia pembelajaran interaktif, dan mengetahui efektifitas multimedia pembelajaran interaktif kompetensi dasar pemasangan sistem penerangan dan wiring kelistrikan pada kelas XI SMK bidang keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa produk multimedia pembelajaran interaktif kompetensi dasar pemasangan sistem penerangan dan wiring kelistrikan sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini berdasarkan dengan rata-rata penilaian hasil belajar siswa yang diperoleh setelah media pembelajaran di implementasikan. Dengan demikian, penggunaan produk multimedia pembelajaran interaktif ini sangatlah efektif digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

(14)

C. Kerangka Pikir

Kondisi Faktual

Berdasarkan hasil observasi awal pada tanggal 8 September 2020, adapun informasi yang didapatkan adalah sebagai berikut:

1. Guru masih belum menguasai pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran.

2. Media pembelajaran yang digunakan tidak bervariasi.

3. Media pembelajaran yang digunakan tidak mencakup semua materi pembelajaran yang disajikan.

Analisis Kebutuhan Siswa Kelas VI SDN Inpres 2 Lanta

Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran muatan lokal masih kurang. Siswa masih pasif dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru hanya menjelasakan materi dengan ceramah. Guru belum menggunakan media pembelajaran yang memadai yang dapat menunjang proses pembelajaran berlangsung dengan baik.

Model Pengembangan

Metode yang digunakan pada penelitian dan pengembangan menggunakan model penelitian Research And Devloment (R&D) yang diadaptasi dari teori ADDIE yang terdiri dari lima tahapan yaitu (1) Analyze (2) Design (3) Development (4) Implementation (5) Evaluation.

Kondisi Ideal

1. Pemanfaatan media pembelajaran seharusnya memanfaatkan saran dan prasaran sekolah secara maksimal terkhusus dalam penggunaan media eletronik sebagai media pembelajaran.

2. Penggunaan media pembelajaran seharusnya lebih bervariasi agar siswa tidak mudah bosan dalam proses pembelajaran

3. Media pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan kondisi siswa dan lingkungan sekitar siswa.

Lokasi SDN Inpres 2

Lanta

Instrumen Penelitian (1) Pedoman Observasi (2) Pedoman Wawancara (3) Angket/ Kuesioner (4) Dokumentasi

Pengumpulan Data (1) Observasi

(2) Wawancara (3) Angket/ Kuesioner (4) Dokumentasi

Analisis Data (1) Kualitatif

(kritik & saran) (2) Kualitatif

(angket penilaian materi dan respon peserta didik

Pada Penelitian Ini Akan Menghasilkan Produk Berupa “Media Pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) Daerah Bima Pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasar”

Gambar

Tabel 2.1 Indikator Pengembangan
Tabel 2.3 Penelitian Relevan

Referensi

Dokumen terkait

menikmati keuntungan-keuntungan dari citra positif tersebut serta dapat memiliki kesempatan dalam meningkatkan loyalitas nasabahnya untuk menjadi bagian dalam

Selama pelaksanaan praktek kerja lapangan di BRI Unit Mangkoso saya dapat banyak pengetahuan tentang berbagai produk yang di pasarkan di BRI,dan juga dapat

[r]

dr.. bahwa dalnm rangka pemberian ljin Apotik KPRI RSUD Dr. SOETOMO IRD sesuai dcngan sural permohonan Sami Rahnyu, S.Farm, Apt tanggal 10 Mci 2010 tentang

Guru atas nama: Susilowati, S.Pd lahir di Surabaya, 12 Juni 1976 pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016 aktif melaksanakan tugas sebagai Guru Kelas/Mata Pelajaran ....

Layanan yang masih rendah dalam pengananan pengaduan ini ada di: Graha literasi, Layanan Keanggotaan dan Bimbingan Pemustaka, Layanan Anak, Layanan Naskah Nusantara,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsep diri, teman sebaya dan budaya kontemporer secara parsial terhadap perilaku konsumtif siswa kelas VII,

Pada QFD Iterasi Satu, terdapat sebuah matriks yang akan mengonversi Voice of Customer (VoC) ke dalam karakteristik teknis yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan