Pengkajian Sistem Penglihatan
Maryunis, S.Kep, Ns., M.Kes.
Data Demografi
• Umur
Umur klien merupakan factor penting dalam mengkaji proses visual dan struktur mata. Pada lansia, insiden beberapa kondisi seperti glaucoma dan terbentuknya katarak meningkat. Keparahan myopia cenderung meningkat pada individu berusia kurang dari 30 tahun dan presbiopia mulai terjadi pada usia decade keempat.
• Latar Belakang Etnies
Informasi tentang hal ini juga penting karena beberapa penyakit/ kondisi lebih banyak terjadi pada kelompok populasi tertentu.
• Jenis Kelamin
Jenis kelamin juga signifikan dimana misalnya ablasio
retina lebih sering terjadi pada pria.
Riwayat Personal dan Keluarga
• Riwayat Keluarga
Perawat perlu menanyakan adanya riwayat keluarga yang berhubungan dengan masalah mata seperti strabismus, glaucoma, dan katarak.
• Riwayat Personal
Klien ditanya tentang kecelakaan, cedera, pembedahan yang lalu juga tentang adanya kondisi seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit menular seksual, AIDS, sclerosis multiple yang dapat mengenai mata. Klien juga ditanya tentang jenis pengobatan yang sedang digunakan, terutama obat-obat dekongestan dan antihistamin yang memberikan efek terhadap okuler.
• Riwayat Diet
Beberapa masalah mata berhubungan dengan defisiensi
bemacam-macam vitamin. Kurangnya asupan vitamin
biasanya terjadi akibat malnutrisi.
Status Sosial dan Ekonomi
• Tajam penglihatan dan lapang pandang penuh, diperlukan pada beberapa pekerjaan ketika seseorang harus membaca ukuran, melihat objek kecil, mengoperasikan peralatan atau menyiapkan materi tertulis.
• Pada pekerjaan seperti computer programming, penggunaan mata secara konstan untuk membaca layar monitor dapat menyebabkan ketegangan mata dan perlunya kaca mata.
• Beberapa tipe pekerjaan seperti operator mesin,
berbahaya bagi mata karena dapat menyebabkan
terlemparnya partikel ke mata sehingga perlu ditanyakan
tentang penggunaan kacamata pelindung.
Masalah Kesehatan Sekarang
• Awitan Perubahan Visual
Perubahan terjadi secara cepat atau lambat? Apakah penurunan penglihatan mendadak atau persisten?
• Faktor Presipitasi
Faktor pencetus seperti penggunaan medikasi dapat menyebabkan distress pada mata, misalnya klien hipertensi yang diturunkan tekanan darahnya secara tiba-tiba dapat mengeluhkan adanya efek ocular.
• Lokasi Gangguan Mata
Apaakah masalah tersebut terjadi pada satu atau kedua mata? Apakah sama pengaruhnya pada kedua mata?
• Tindakan yang Dilakukan
Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau
memperbaiki manifestasi klinis seperti kompres dingin,
istirahat, atau menghentikan penggunaan lensa kontak.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
• Postur dan Gambaran Mata
– Observasi postur dan gambaran klien.
– Catat kombinasi pakaian yang tidak lazim, yang mungkin mengindikasikan colour vision defect, demikian juga karakteristik postur yang menarik perhatian seperti mendongakkan kepala yang dapat merupakan tanda sikap kompensasi untuk memperoleh pandangan yang jelas.
• Kesimetrisan Mata
Observasi kesimetrisan mata kanan dan kiri. Mata dikaji letaknya pada orbit. Perawat memeriksa apakah salah satu mata lebih besar, lebih menonjol kedepan melalui pemeriksaan posisi istirahat dari garis mata atas.
Eksoftalmus adalah suatu kondisi tempat bola mata
menonjol ke depan. Enoftalmus adalah bola mata yang
cekung ke dalam.
• Alis dan Kelopak Mata
– Kaji distribusi pertumbuhan rambut, masih semurna atau tidak. Jika tidak sempurna, apakah disengaja atau karena suatu penyakit.
– Anjurkan klien mengkangkat kening atau alis untuk menentukan perbedaan antara sisi kanan dan kiri.
Perawat juga melihat kelopak mata untuk
menentukan adanya ptosis, kemerahan, kelemahan, lesi, krusta atau pembengkakan.
– Kelopak mata seharusnya secara normal menutup lengkap, dengan batas kelopak mata atas dan bawah saling mendekat. Palpebra yang membelok ke dalam disebut entropion dan jika membelok keluar disebut ektropion.
• Konjungtiva
Konjungtiva normal berwarna merah muda pucat dan
mengkilat. Jika terdapat benjolan, bedakan apakah
bening(folikel), merah kasar(papil), putih keras (litiasis)
• Kelenjar Lakrimal
Perawat dapat mengobservasi bagian kelenjar lakrimal dengan cara meretraksikan kelopak atas dan menyuruh klien untuk melihat ke bawah. Kelenjar lakrimal dikaji terhadap adanya edema. Perawat dapat menekan sakus lakrimalis dekat pangkal hidung untuk memeriksa adanya obstruksi duktus nasolakrimalis. Jika di dalamnya terdapat peradangan, penekanan pada daerah ini akan menyebabkan keluarnya cairan dari pungtum lakrimalis.
• Sklera
Sklera dikaji warnanya, biasanya putih. Warna
kekuningan dapat merupakan indikasi jaundis/ikterus
atau masalah sistemik.
• Kornea
Diobservasi dengan cara memberikan sinar secara serong dari beberapa sudut. Kornea seharusnya transparan, halus, bersinar dan jernih.
Observasi adanya kekeruhan yang mungkin infiltrate atau sikatrik akibat trauma atau cedera.
Sikatrik kornea dapat berupa nebula(bercak
seperti awan), Makula (bercak putih), dan
leukoma (bercak putih yang dapat dilihat dari
jarak jauh). Perawat juga memeriksa refleks
kornea nanun, jika klien sadar dan refleks
berkedip positif atau kien menggunakan lensa
kontak maka refleks ini tidak diuji.
• Pupil
Pupil normal berbetuk bulat, letak sentral dan dalam ukuran yang sama kir dan kanan (isokor) dan apabila ukuran pupil yang tidak sama disebut anisokor. Individu dengan myopia mempunyai pupil yang lebih besar, sedangkan individu hipermetropia mempunyai pupil yang lebih kecil. Ukuran pupil normal adalah 2-6mm.
Pupil yang ukurannya < normal disebut konstriksi dan pupil yang > normal disebut berdilatasi.
Konstriksi pupil terhadap cahaya merupakan respon yang normal. Pupil juga mengecil atau konstriksi dalam respon terhadap akomodasi.
Palpasi
Setelah palpasi, lakukan palpasi pada mata dan struktur
yang berhubungan. Digunakan untuk menentukan
adanya tumor, nyeri tekan dan keadaan tekanan
intraocular (TIO). Palpasi ringan pada kelopak mata
terhadap adanya pembengkakan dan kelemahan.
Pemeriksaan Penglihatan
Ketajaman Penglihatan
• Uji penglihatan jauh – Snellen chart
Snellen chart adalah satu dari beberapa alat sederhana yang digunakan oleh perawat untuk mencatat penglihatan jauh. Untuk dewasa, kartu dilengkapi dengan tulisan, nomor, gambar atau huruf tunggal yang diletakkan dalam berbagai posisi.
– Hitung Jari
Apabila klien tidak dapat membaca huruf terbesar,
perawat dapat menentukan ketajaman penglihatan
dengan meletakkan jari di depan klien dan meminta klien
untuk menghitung jari. Jika klien dapat menghitung jari
pemeriksa dari jarak 6 meter visusnya adalah 6/60.
– Gerak Tangan
Klien yang tidak dapat menghitung jari diuji dengan gerakan tangan (Hand Motion). Jika klien dapat mengidentifikasi dengan benar 3 kali dari lima kali perintah (tegak-berhenti, kanan-kiri, atas-bawah) pada jarak 1 meter maka ketajaman penglihatan dicatat 1/300.
• Uji penglihatan dekat
– Dilakukan pada klien yang mengemukakan mengalami kesulitan dalam membaca dengan menggunakan kartu Jaeger untuk menguji penglihatan dekat. Kartu ini dipegang pada jarak 35 cm dari mata. Klien diinstruksikan untuk membaca huruf dalam kartu. Nilai Jaeger yaitu baris terbawah tempat klien dapat mengidentifikasi lebih ½ karakter.
Misalanya: J2 pada 35 cm.”
• Lapangan Pandang
Uji ini hanya memberikan perkiraan kasar dari lapang pandang seseorang dan digunakan untuk mendeteksi kelainan lapang pandang yang lebih besar. (lateral 90
0, medial 60
0, atas 50
0, bawah 70
0)
• Penglihatan Warna
Colour vision yang sangat normal sangat penting untuk pekerjaan tertentu. Test yang paling sering digunakan untuk menilai buta warna adalah Ishihara Chart yang berisi angka yang tersusun dari titik-titik berwarna yang dlakukan terhadap mata secara bergantian.
• Uji Kebutaan
Seseorang dikatakan buta bila visus terbaik dengan lensa korektif pada mata adalah ≤ 5/50 atau diameter terluas dari lapang pandangan tidaklebih dari 20
0.
• Fungsi otot ekstra okuler