• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengkajian Sistem Penglihatan. Maryunis, S.Kep, Ns., M.Kes.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengkajian Sistem Penglihatan. Maryunis, S.Kep, Ns., M.Kes."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Pengkajian Sistem Penglihatan

Maryunis, S.Kep, Ns., M.Kes.

(2)
(3)
(4)

Data Demografi

Umur

Umur klien merupakan factor penting dalam mengkaji proses visual dan struktur mata. Pada lansia, insiden beberapa kondisi seperti glaucoma dan terbentuknya katarak meningkat. Keparahan myopia cenderung meningkat pada individu berusia kurang dari 30 tahun dan presbiopia mulai terjadi pada usia decade keempat.

Latar Belakang Etnies

Informasi tentang hal ini juga penting karena beberapa penyakit/ kondisi lebih banyak terjadi pada kelompok populasi tertentu.

Jenis Kelamin

Jenis kelamin juga signifikan dimana misalnya ablasio

retina lebih sering terjadi pada pria.

(5)

Riwayat Personal dan Keluarga

Riwayat Keluarga

Perawat perlu menanyakan adanya riwayat keluarga yang berhubungan dengan masalah mata seperti strabismus, glaucoma, dan katarak.

Riwayat Personal

Klien ditanya tentang kecelakaan, cedera, pembedahan yang lalu juga tentang adanya kondisi seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit menular seksual, AIDS, sclerosis multiple yang dapat mengenai mata. Klien juga ditanya tentang jenis pengobatan yang sedang digunakan, terutama obat-obat dekongestan dan antihistamin yang memberikan efek terhadap okuler.

Riwayat Diet

Beberapa masalah mata berhubungan dengan defisiensi

bemacam-macam vitamin. Kurangnya asupan vitamin

biasanya terjadi akibat malnutrisi.

(6)

Status Sosial dan Ekonomi

• Tajam penglihatan dan lapang pandang penuh, diperlukan pada beberapa pekerjaan ketika seseorang harus membaca ukuran, melihat objek kecil, mengoperasikan peralatan atau menyiapkan materi tertulis.

• Pada pekerjaan seperti computer programming, penggunaan mata secara konstan untuk membaca layar monitor dapat menyebabkan ketegangan mata dan perlunya kaca mata.

• Beberapa tipe pekerjaan seperti operator mesin,

berbahaya bagi mata karena dapat menyebabkan

terlemparnya partikel ke mata sehingga perlu ditanyakan

tentang penggunaan kacamata pelindung.

(7)

Masalah Kesehatan Sekarang

Awitan Perubahan Visual

Perubahan terjadi secara cepat atau lambat? Apakah penurunan penglihatan mendadak atau persisten?

Faktor Presipitasi

Faktor pencetus seperti penggunaan medikasi dapat menyebabkan distress pada mata, misalnya klien hipertensi yang diturunkan tekanan darahnya secara tiba-tiba dapat mengeluhkan adanya efek ocular.

Lokasi Gangguan Mata

Apaakah masalah tersebut terjadi pada satu atau kedua mata? Apakah sama pengaruhnya pada kedua mata?

Tindakan yang Dilakukan

Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau

memperbaiki manifestasi klinis seperti kompres dingin,

istirahat, atau menghentikan penggunaan lensa kontak.

(8)

Pemeriksaan Fisik

Inspeksi

Postur dan Gambaran Mata

– Observasi postur dan gambaran klien.

– Catat kombinasi pakaian yang tidak lazim, yang mungkin mengindikasikan colour vision defect, demikian juga karakteristik postur yang menarik perhatian seperti mendongakkan kepala yang dapat merupakan tanda sikap kompensasi untuk memperoleh pandangan yang jelas.

Kesimetrisan Mata

Observasi kesimetrisan mata kanan dan kiri. Mata dikaji letaknya pada orbit. Perawat memeriksa apakah salah satu mata lebih besar, lebih menonjol kedepan melalui pemeriksaan posisi istirahat dari garis mata atas.

Eksoftalmus adalah suatu kondisi tempat bola mata

menonjol ke depan. Enoftalmus adalah bola mata yang

cekung ke dalam.

(9)

Alis dan Kelopak Mata

– Kaji distribusi pertumbuhan rambut, masih semurna atau tidak. Jika tidak sempurna, apakah disengaja atau karena suatu penyakit.

– Anjurkan klien mengkangkat kening atau alis untuk menentukan perbedaan antara sisi kanan dan kiri.

Perawat juga melihat kelopak mata untuk

menentukan adanya ptosis, kemerahan, kelemahan, lesi, krusta atau pembengkakan.

– Kelopak mata seharusnya secara normal menutup lengkap, dengan batas kelopak mata atas dan bawah saling mendekat. Palpebra yang membelok ke dalam disebut entropion dan jika membelok keluar disebut ektropion.

Konjungtiva

Konjungtiva normal berwarna merah muda pucat dan

mengkilat. Jika terdapat benjolan, bedakan apakah

bening(folikel), merah kasar(papil), putih keras (litiasis)

(10)

Kelenjar Lakrimal

Perawat dapat mengobservasi bagian kelenjar lakrimal dengan cara meretraksikan kelopak atas dan menyuruh klien untuk melihat ke bawah. Kelenjar lakrimal dikaji terhadap adanya edema. Perawat dapat menekan sakus lakrimalis dekat pangkal hidung untuk memeriksa adanya obstruksi duktus nasolakrimalis. Jika di dalamnya terdapat peradangan, penekanan pada daerah ini akan menyebabkan keluarnya cairan dari pungtum lakrimalis.

Sklera

Sklera dikaji warnanya, biasanya putih. Warna

kekuningan dapat merupakan indikasi jaundis/ikterus

atau masalah sistemik.

(11)

Kornea

Diobservasi dengan cara memberikan sinar secara serong dari beberapa sudut. Kornea seharusnya transparan, halus, bersinar dan jernih.

Observasi adanya kekeruhan yang mungkin infiltrate atau sikatrik akibat trauma atau cedera.

Sikatrik kornea dapat berupa nebula(bercak

seperti awan), Makula (bercak putih), dan

leukoma (bercak putih yang dapat dilihat dari

jarak jauh). Perawat juga memeriksa refleks

kornea nanun, jika klien sadar dan refleks

berkedip positif atau kien menggunakan lensa

kontak maka refleks ini tidak diuji.

(12)

Pupil

Pupil normal berbetuk bulat, letak sentral dan dalam ukuran yang sama kir dan kanan (isokor) dan apabila ukuran pupil yang tidak sama disebut anisokor. Individu dengan myopia mempunyai pupil yang lebih besar, sedangkan individu hipermetropia mempunyai pupil yang lebih kecil. Ukuran pupil normal adalah 2-6mm.

Pupil yang ukurannya < normal disebut konstriksi dan pupil yang > normal disebut berdilatasi.

Konstriksi pupil terhadap cahaya merupakan respon yang normal. Pupil juga mengecil atau konstriksi dalam respon terhadap akomodasi.

Palpasi

Setelah palpasi, lakukan palpasi pada mata dan struktur

yang berhubungan. Digunakan untuk menentukan

adanya tumor, nyeri tekan dan keadaan tekanan

intraocular (TIO). Palpasi ringan pada kelopak mata

terhadap adanya pembengkakan dan kelemahan.

(13)

Pemeriksaan Penglihatan

Ketajaman Penglihatan

Uji penglihatan jauh – Snellen chart

Snellen chart adalah satu dari beberapa alat sederhana yang digunakan oleh perawat untuk mencatat penglihatan jauh. Untuk dewasa, kartu dilengkapi dengan tulisan, nomor, gambar atau huruf tunggal yang diletakkan dalam berbagai posisi.

– Hitung Jari

Apabila klien tidak dapat membaca huruf terbesar,

perawat dapat menentukan ketajaman penglihatan

dengan meletakkan jari di depan klien dan meminta klien

untuk menghitung jari. Jika klien dapat menghitung jari

pemeriksa dari jarak 6 meter visusnya adalah 6/60.

(14)

– Gerak Tangan

Klien yang tidak dapat menghitung jari diuji dengan gerakan tangan (Hand Motion). Jika klien dapat mengidentifikasi dengan benar 3 kali dari lima kali perintah (tegak-berhenti, kanan-kiri, atas-bawah) pada jarak 1 meter maka ketajaman penglihatan dicatat 1/300.

Uji penglihatan dekat

– Dilakukan pada klien yang mengemukakan mengalami kesulitan dalam membaca dengan menggunakan kartu Jaeger untuk menguji penglihatan dekat. Kartu ini dipegang pada jarak 35 cm dari mata. Klien diinstruksikan untuk membaca huruf dalam kartu. Nilai Jaeger yaitu baris terbawah tempat klien dapat mengidentifikasi lebih ½ karakter.

Misalanya: J2 pada 35 cm.”

(15)

Lapangan Pandang

Uji ini hanya memberikan perkiraan kasar dari lapang pandang seseorang dan digunakan untuk mendeteksi kelainan lapang pandang yang lebih besar. (lateral 90

0

, medial 60

0

, atas 50

0

, bawah 70

0

)

Penglihatan Warna

Colour vision yang sangat normal sangat penting untuk pekerjaan tertentu. Test yang paling sering digunakan untuk menilai buta warna adalah Ishihara Chart yang berisi angka yang tersusun dari titik-titik berwarna yang dlakukan terhadap mata secara bergantian.

Uji Kebutaan

Seseorang dikatakan buta bila visus terbaik dengan lensa korektif pada mata adalah ≤ 5/50 atau diameter terluas dari lapang pandangan tidaklebih dari 20

0

.

(16)

Fungsi otot ekstra okuler

– Corneal Light Refleks

Digunakan untuk menentukan paralelisme atau kelurusan kedua mata. Caranya dengan menyuruh klien untuk melihat ke depan kemudian perawat mengarahkan sinar senter pada kedua kornea dari jarak 30-40 cm pada jam 1(untuk OD) dan jam 11 (untuk OS). Ketidak simetrisan refleks mengindikasikan adanya kelainan mata (deviasi) karena kelemahan otot ekstraokular.

– Six Cardinal Position

Menguji gerakan mata melalui enam posisi pandangan utama. Perawat meminta klien untuk tidak menggerakan kepala dan menggerakkan mata mengikuti objek kecil seperti pena. Ke sisi kanan klien, kanan atas, kanan bawah, kiri, kiri atas, kiri bawah.

Perawat perlu mencatat adanya distagmus

paralelisme.

(17)

Pemeriksaan Diagnostik

Uji Laboratorium

Kultur dan smear dari corneal atau konjungtiva digunakan untuk membantu mendiagnosa infeksi.

Radiografi

– Computed Tomografi

Pengujian ini dapat memvisualisasikan bola mata, otot ekstraokuler dan saraf optif. Pengujian ini merupakan metode sensitive untuk mendeteksi tumor di ruang orbita – Pemeriksaan dengan slitlamp

Memungkinkan untuk mengetahui letak abnormalitas pada kornea, lensa atau vitreus humor anterior.

– Fuoresin/ Pewarnaan kornea

Penetesan fluoresin untuk melihat iregularitas permukaan kornea yang tidak mudah dilihat. Penggunaan pewarnaan kornea merupakan indikasi kasus trauma kornea, dll.

Digunakan jika tidak ada slitlamp.

(18)

• Tonometri

– Merupakan cara pengukuran tekanan intra okuler dengan menggunakan alat terkalibrasi yang melekukkan apeks kornea.

– Alat untuk mengukur tekanan intra okuler (TIO) disebut tonometer.

– Tonometer ada 2 macam: tonometri Schiotz dan tonometri Aplanasi

• Eketroretinografi

Penggambaran responretina terhadap stimulasi

cahaya dengan meletakkanelektroda lensa

kontak pada kornea klien kemudian

diberikancahaya berbagai kecepatandan

intensitas. U/ mendeteksi perubahan vaskuler

pada retina.

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka mencapai pelayanan yang optimal kepada pemakai jasa pengujian dan kalibrasi pada Balai Pengujian dan Kalibrasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Usaha bernilai nol terjadi bila arah gaya tegak lurus terhadap arah perpindahan benda. Usaha bernilai nol terjadi ketika seseorang menahan buku dengan tanganya.

Ketika cahaya matahari menimpa absorber pada kolektor surya, sebagian cahaya akan dipantulkan kembali ke lingkungan, sedangkan sebagian besarnya akan diserap

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ekonomi orang tua terhadap aktivitas belajar siswa di SMP Negeri 13 Kota Gorontalo. Metode yang digunakan dalam

Sisa pengolahan bahan biogas berupa sludge (lumpur) secara otomatis akan keluar dari reaktor setiap kali dilakukan pengisian bahan biogas. Sisa hasil pengolahan

jangan lupa cuci tangan setelah pem fisik atau penatalaksanaan IVFD aminophilin dalam D5... diagnosis saat OSCE jiwa adalah diagnosis multiaksial.Aksis I, II, III, IV,

Hasil post-test kedua kelas mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil pre-test. Hal ini diharapkan dapat menambah sikap apresitaif terhadap drama. Theatre games

1 Menerapkan algoritme genetika untuk mengoptimumkan fuzzy decision tree (FDT) sehingga diperoleh genetically optimized fuzzy decision tree (G-DT) pada data diabetes,