• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman lain yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia telah diadopsi ole

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Sejarah Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman lain yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia telah diadopsi ole"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Konvensi Menentang Penyiksaan Konvensi Menentang Penyiksaan Konvensi Menentang Penyiksaan Konvensi Menentang Penyiksaan

dan Perlakuan atau Hukuman lain yang dan Perlakuan atau Hukuman lain yang dan Perlakuan atau Hukuman lain yang dan Perlakuan atau Hukuman lain yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan

Martabat Manusia Martabat Manusia Martabat Manusia Martabat Manusia

I Made Agung Yudhawiranata Dermawan Mertha I Made Agung Yudhawiranata Dermawan Mertha I Made Agung Yudhawiranata Dermawan Mertha I Made Agung Yudhawiranata Dermawan Mertha

Putra Putra

(2)

Sejarah Sejarah Sejarah Sejarah

Konvensi menentang Penyiksaan dan Konvensi menentang Penyiksaan dan Konvensi menentang Penyiksaan dan Konvensi menentang Penyiksaan dan

Perlakuan atau Hukuman lain yang Kejam, Perlakuan atau Hukuman lain yang Kejam,

Tidak Manusiawi atau Merendahkan Tidak Manusiawi atau Merendahkan Tidak Manusiawi atau Merendahkan Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia telah diadopsi oleh Martabat Manusia telah diadopsi oleh

Majelis Umum Perserikatan Bangsa Majelis Umum Perserikatan Bangsa-- Majelis Umum Perserikatan Bangsa Majelis Umum Perserikatan Bangsa bangsa (PBB) dalam Resolusinya No.

bangsa (PBB) dalam Resolusinya No.

39/46 tanggal 10 Desember 1984 dan 39/46 tanggal 10 Desember 1984 dan 39/46 tanggal 10 Desember 1984 dan 39/46 tanggal 10 Desember 1984 dan mulai diberlakukan tanggal 26 Juni 1987.

mulai diberlakukan tanggal 26 Juni 1987.

(3)

Status Ratifikasi Status Ratifikasi Status Ratifikasi Status Ratifikasi

Konvensi ini adalah yang paling banyak diratifikasi Konvensi ini adalah yang paling banyak diratifikasi Konvensi ini adalah yang paling banyak diratifikasi Konvensi ini adalah yang paling banyak diratifikasi oleh negara2 anggota PBB, yaitu 147 negara (per oleh negara2 anggota PBB, yaitu 147 negara (per

September 2010) September 2010)

Indonesia telah melakukan ratifikasinya terhadap Indonesia telah melakukan ratifikasinya terhadap yy pp Konvensi pada tanggal 28 September 1998 melalui Konvensi pada tanggal 28 September 1998 melalui

UU No.5 tahun 1998 dan karenanya menjadi UU No.5 tahun 1998 dan karenanya menjadi

h k ( k d l k )

h k ( k d l k )

Negara Pihak (negara yang ikut dalam ketentuan) Negara Pihak (negara yang ikut dalam ketentuan)

Konvensi.

Konvensi.

(4)

Muatan Konvensi Muatan Konvensi Muatan Konvensi Muatan Konvensi

„

„ 16 pasal dari 33 pasal dalam konvensi ini mengatur kewajiban 16 pasal dari 33 pasal dalam konvensi ini mengatur kewajiban negara untuk menghormati berbagai hak dasar manusia untuk negara untuk menghormati berbagai hak dasar manusia untuk negara untuk menghormati berbagai hak dasar manusia untuk negara untuk menghormati berbagai hak dasar manusia untuk bebas, tidak disiksa dan mendapatkan perlakuan kejam lainnya.

bebas, tidak disiksa dan mendapatkan perlakuan kejam lainnya.

„

„ Pasal 2 ayat 1 dari Konvensi ini misalnya menyebut soal kewajibanPasal 2 ayat 1 dari Konvensi ini misalnya menyebut soal kewajibanPasal 2 ayat 1 dari Konvensi ini misalnya menyebut soal kewajiban Pasal 2 ayat 1 dari Konvensi ini misalnya menyebut soal kewajiban setiap negara pihak untuk “mengambil langkah

setiap negara pihak untuk “mengambil langkah--langkah legislatif, langkah legislatif, administratif, hukum dan langkah

administratif, hukum dan langkah--langkah efektif untuk mencegah langkah efektif untuk mencegah tindakan penyiksaan di wilayah manapun dalam batas

tindakan penyiksaan di wilayah manapun dalam batas kekuasaannya”.

kekuasaannya”. e uasaa yae uasaa ya

„

„ Sementara itu dalam ayat 2 pasal 2 juga diingatkan: “Tiada ada Sementara itu dalam ayat 2 pasal 2 juga diingatkan: “Tiada ada keadaan pengecualian apapun, apakah keadaan perang atau keadaan pengecualian apapun, apakah keadaan perang atau ancaman perang ketidakstabilan politik dalam negeri ataupun ancaman perang ketidakstabilan politik dalam negeri ataupun ancaman perang, ketidakstabilan politik dalam negeri ataupun ancaman perang, ketidakstabilan politik dalam negeri ataupun

keadaan darurat, yang dapat digunakan sebagai pembenaran untuk keadaan darurat, yang dapat digunakan sebagai pembenaran untuk penyiksaan”.

penyiksaan”.

(5)

Muatan Konvensi Muatan Konvensi Muatan Konvensi Muatan Konvensi

„

„ bagian kedua dari Konvensi ini mengatur hal bagian kedua dari Konvensi ini mengatur hal bag abag a edua daedua da o e so e s e gatue gatu aa

tentang pendirian Komite Anti Penyiksaan, yang tentang pendirian Komite Anti Penyiksaan, yang terdiri dari “sepuluh pakar yang bermoral tinggi terdiri dari “sepuluh pakar yang bermoral tinggi dan diakui kemampuannya di bidang hak asasi dan diakui kemampuannya di bidang hak asasi dan diakui kemampuannya di bidang hak asasi dan diakui kemampuannya di bidang hak asasi manusia, yang akan bertugas dalam kapasitas manusia, yang akan bertugas dalam kapasitas pribadi mereka.” (pasal 17)

pribadi mereka.” (pasal 17)

p (p )

p (p )

„

„ Anggota Komite ini diambil dari negara pihak Anggota Komite ini diambil dari negara pihak gggg gg

konvensi ini, dan mulai berfungsi sejak 1 Januari konvensi ini, dan mulai berfungsi sejak 1 Januari 1988. Para pakar akan menjabat untuk masa 4 1988. Para pakar akan menjabat untuk masa 4 tahun dan bisa dipilih kembali

tahun dan bisa dipilih kembali tahun dan bisa dipilih kembali.

tahun dan bisa dipilih kembali.

(6)

Kewajiban Negara Pihak Kewajiban Negara Pihak Kewajiban Negara Pihak Kewajiban Negara Pihak

„

„ Negara Pihak juga menanggung seperangkat Negara Pihak juga menanggung seperangkat ega aega a a juga e a ggu g sepe a g ata juga e a ggu g sepe a g at kewajiban

kewajiban--kewajiban lainnya yang tertera dalam kewajiban lainnya yang tertera dalam pasal 3 sampai 16 konvensi ini.

pasal 3 sampai 16 konvensi ini.

„

„ Konvensi meminta negaraKonvensi meminta negara--negara peserta untuk negara peserta untuk melapor secara periodik mengenai langkah

melapor secara periodik mengenai langkah melapor secara periodik mengenai langkah melapor secara periodik mengenai langkah--

langkah yang telah, sedang, dan akan diambil langkah yang telah, sedang, dan akan diambil untuk menjamin hak

untuk menjamin hak--hak yang tertera dalam jj hak yang tertera dalam gg konvensi. (lihat pasal 19, yang juga

konvensi. (lihat pasal 19, yang juga

menggariskan prosedur pemeriksaan laporan) menggariskan prosedur pemeriksaan laporan)

(7)

Kewajiban Negara Pihak Kewajiban Negara Pihak Kewajiban Negara Pihak Kewajiban Negara Pihak

„

„ dalam waktu satu tahun setelah ratifikasi dalam waktu satu tahun setelah ratifikasi da ada a a tu satu ta u sete aa tu satu ta u sete a atat asas konvensi ini, setiap negara Pihak harus konvensi ini, setiap negara Pihak harus menyerahkan suatu laporan awal (

menyerahkan suatu laporan awal (initial reportinitial report) ) mengenai langkah

mengenai langkah langkah yang diambil untuklangkah yang diambil untuk mengenai langkah

mengenai langkah--langkah yang diambil untuk langkah yang diambil untuk menerapkan kewajiban

menerapkan kewajiban--kewajiban yang tertera kewajiban yang tertera dalam konvensi ini.

dalam konvensi ini.

„

„ Seterusnya, setiap negara peserta harus Seterusnya, setiap negara peserta harus gg menyerahkan laporan berkala (

menyerahkan laporan berkala (periodic reportperiodic report) ) setiap empat tahun, juga laporan

setiap empat tahun, juga laporan--laporan lain laporan lain yang diminta komite

yang diminta komite yang diminta komite.

yang diminta komite.

(8)

Mekanisme Perlindungan Mekanisme Perlindungan Mekanisme Perlindungan Mekanisme Perlindungan

„

„ Mekanisme Pelaporan Negara Pihak (Mekanisme Pelaporan Negara Pihak (pp gg ((State State Self

Self--reporting Mechanismreporting Mechanism))

„

„ Bagian pertamaBagian pertama laporan selalu harus bersifatlaporan selalu harus bersifat

„

„ Bagian pertamaBagian pertama laporan selalu harus bersifat laporan selalu harus bersifat

umum. Bagian itu harus menyediakan informasi dasar umum. Bagian itu harus menyediakan informasi dasar dan menguraikan konteks peraturan perundang

dan menguraikan konteks peraturan perundang-- undangan mana pelarangan penyiksaan dijamin undangan mana pelarangan penyiksaan dijamin undangan mana pelarangan penyiksaan dijamin undangan mana pelarangan penyiksaan dijamin dalam negara pelapor.

dalam negara pelapor.

Bagian kedua

Bagian kedua dari laporan harus menyediakandari laporan harus menyediakan

„

„ Bagian keduaBagian kedua dari laporan harus menyediakan dari laporan harus menyediakan informasi terperinci atas dasar pasal demi pasal informasi terperinci atas dasar pasal demi pasal mengenai bagaimana negara pelapor menerapkan mengenai bagaimana negara pelapor menerapkan pasal

pasal--pasal 2 sampai 16 Konvensi.pasal 2 sampai 16 Konvensi.

pasal

pasal pasal 2 sampai 16 Konvensi. pasal 2 sampai 16 Konvensi.

(9)

Mekanisme Perlindungan Mekanisme Perlindungan Mekanisme Perlindungan Mekanisme Perlindungan

„

„ Mekanisme Tematik PBB: Pelapor KhususMekanisme Tematik PBB: Pelapor Khususpp (Special Rapporteur)

(Special Rapporteur)

Secara umum kegiatan dari seorang Pelapor Secara umum kegiatan dari seorang Pelapor Secara umum, kegiatan dari seorang Pelapor Secara umum, kegiatan dari seorang Pelapor Khusus atau sebuah Kelompok Kerja biasanya Khusus atau sebuah Kelompok Kerja biasanya mencakup hal

mencakup hal--hal berikut :hal berikut :

„

„ PenelitianPenelitian

„

„ Menerima pengaduanMenerima pengaduan

„

„ Komunikasi dg Pemerintah Negara PihakKomunikasi dg Pemerintah Negara Pihak

„

„ Komunikasi dg Pemerintah Negara PihakKomunikasi dg Pemerintah Negara Pihak

„

„ Laporan tahunan kepada Dewan HAM PBBLaporan tahunan kepada Dewan HAM PBB

„

„ Kunjungan ke NegaraKunjungan ke Negara--negaranegara Sidang Tahunan PBB

Sidang Tahunan PBB

„

„ Sidang Tahunan PBBSidang Tahunan PBB

(10)

Mekanisme Perlindungan Mekanisme Perlindungan Mekanisme Perlindungan Mekanisme Perlindungan

„

„ Prosedur Pengaduan Individual menurut Prosedur Pengaduan Individual menurut gg Konvensi

Konvensi

„

„ Sistem pengaduan perorangan mengenai pelanggaran Sistem pengaduan perorangan mengenai pelanggaran yang dilakukan negara atas hak individu warganya

yang dilakukan negara atas hak individu warganya

y g g g y

y g g g y

dan terjadi di dalam wilayah negara yang dan terjadi di dalam wilayah negara yang

bersangkutan tercantum dalam Konvensi Anti bersangkutan tercantum dalam Konvensi Anti Penyiksaan pasal 22

Penyiksaan pasal 22

„

„ sistem ini berlaku terbatas hanya pada Negara Pihak sistem ini berlaku terbatas hanya pada Negara Pihak yang menyatakan persetujuannya pada mekanisme yang menyatakan persetujuannya pada mekanisme ini ketika mereka meratifikasi Konvensi Anti

ini ketika mereka meratifikasi Konvensi Anti Penyiksaan (

Penyiksaan (declaration of competencedeclaration of competence)) Penyiksaan (

Penyiksaan (declaration of competencedeclaration of competence))

„

„ Negara pihak juga dapat sewaktuNegara pihak juga dapat sewaktu--waktu menyatakan waktu menyatakan pembatalan atas

pembatalan atas declaration of competencedeclaration of competence yang yang dibuat sebelumnya

dibuat sebelumnya dibuat sebelumnya.

dibuat sebelumnya.

(11)

Kronologi Prosedur Pengaduan Kronologi Prosedur Pengaduan Kronologi Prosedur Pengaduan Kronologi Prosedur Pengaduan

11 Penerimaan pengaduan oleh KomitePenerimaan pengaduan oleh Komite

1.

1. Penerimaan pengaduan oleh Komite Penerimaan pengaduan oleh Komite

2.

2. Pengecekan administratif untuk memastikan Pengecekan administratif untuk memastikan bahwa negara yang diadukan memang

bahwa negara yang diadukan memang bahwa negara yang diadukan memang bahwa negara yang diadukan memang menjadi Pihak dari konvensi

menjadi Pihak dari konvensi

3.

3. penilaian lebih lanjut apakah pengaduan dapat penilaian lebih lanjut apakah pengaduan dapat pp jj pp p gp g pp diterima atau tidak, termasuk memberikan

diterima atau tidak, termasuk memberikan kesempatan bagi kedua belah pihak untuk kesempatan bagi kedua belah pihak untuk

l b k

l b k

saling memberikan tanggapan saling memberikan tanggapan

(12)

Kronologi Prosedur Pengaduan Kronologi Prosedur Pengaduan Kronologi Prosedur Pengaduan Kronologi Prosedur Pengaduan

1.

1. pemeriksaan akan kesahihan pengaduan pemeriksaan akan kesahihan pengaduan pe e saa a ape e saa a a esaesa a pe gaduaa pe gadua ((examination of the meritsexamination of the merits).).

2.

2. Komite menganalisa semua informasi yang Komite menganalisa semua informasi yang

k l k l l l k d

k l k l l l k d

mereka miliki lalu mengeluarkan pendapat mereka miliki lalu mengeluarkan pendapat mereka terhadap kasus yang diadukan

mereka terhadap kasus yang diadukan tersebut termasuk juga pendapat apakah tersebut termasuk juga pendapat apakah tersebut, termasuk juga pendapat apakah tersebut, termasuk juga pendapat apakah benar terjadi pelanggaran atau tidak.

benar terjadi pelanggaran atau tidak.

3.

3. Ringkasan penjelasan tentang kasus tersebut Ringkasan penjelasan tentang kasus tersebut gg jj gg dipublikasikan dalam laporan tahunan Komite dipublikasikan dalam laporan tahunan Komite Anti Penyiksaan.

Anti Penyiksaan.

(13)

OPCAT OPCAT

The Optional Protocol to the Convention The Optional Protocol to the Convention

against Torture and other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punishment

or Degrading Treatment or Punishment

(OPCAT), disahkan oleh Majelis Umum

PBB pada 18 December 2002 dan mulai

PBB pada 18 December 2002 dan mulai

berlaku pada 22 June 2006,

(14)

OPCAT OPCAT

OPCAT memungkinkan adanya “sebuah sistem OPCAT memungkinkan adanya sebuah sistem

kunjungan berkala oleh badan internasional maupun nasional independen ke wilayah di mana penduduknya dicabut kebebasannya, untuk mencegah terjadinya penyiksaan dan dan

P l k t H k l i K j Tid k

P l k t H k l i K j Tid k

Perlakuan atau Hukuman lain yang Kejam, Tidak Perlakuan atau Hukuman lain yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat

Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia

Manusia ” (OPCAT pasal 1) sehingga dapat Manusia

Manusia, (OPCAT, pasal 1) sehingga dapat diawasi oleh Sub Komite Pencegahan

penyiksaan.

p y

(15)

OPCAT OPCAT

Per September 2010 OPCAT sudah Per September 2010, OPCAT sudah

diratifikasi oleh 55 Negara, dan ditandatangani oleh 66 Negara ditandatangani oleh 66 Negara.

(I d i id k k di )

(Indonesia tidak termasuk diantaranya)

(16)

Indonesia & CAT Indonesia & CAT Indonesia & CAT Indonesia & CAT

„

„ Konsekuensi RatifikasiKonsekuensi Ratifikasi bagi Indonesia antara bagi Indonesia antara gg lain:

lain:

„

„ Kewajiban negara Indonesia sebagai Negara Pihak Kewajiban negara Indonesia sebagai Negara Pihak untuk memajukan, melindungi, dan memenuhi hak untuk memajukan, melindungi, dan memenuhi hak--jj ,, g ,g , hak asasi sebagaimana tersebut dalam Konvensi, hak asasi sebagaimana tersebut dalam Konvensi, kecuali jika dilakukan reservasi (pensyaratan) atau kecuali jika dilakukan reservasi (pensyaratan) atau deklarasi (pernyataan) khusus pada pasal

deklarasi (pernyataan) khusus pada pasal--pasal pasal t t t

t t t tertentu.

tertentu.

„

„ Dimasukkannya Konvensi sebagai bagian dari Dimasukkannya Konvensi sebagai bagian dari

instrumen hukum nasional positif Indonesia, sehingga instrumen hukum nasional positif Indonesia, sehingga bisa digunakan dalam proses litigasi

bisa digunakan dalam proses litigasi bisa digunakan dalam proses litigasi.

bisa digunakan dalam proses litigasi.

„

„ Pelaporan secara berkala (Pelaporan secara berkala (periodic reportperiodic report) sebagai ) sebagai bagian dari

bagian dari State SelfState Self--Reporting MechanismReporting Mechanism yang yang disyaratkan oleh Konvensi

disyaratkan oleh Konvensi disyaratkan oleh Konvensi disyaratkan oleh Konvensi

(17)

Indonesia & CAT Indonesia & CAT Indonesia & CAT Indonesia & CAT

„

„ Deklarasi dan reservasi yang dilakukan oleh Indonesia terhadap Konvensi Deklarasi dan reservasi yang dilakukan oleh Indonesia terhadap Konvensi Anti Penyiksaan adalah:

Anti Penyiksaan adalah:

Anti Penyiksaan adalah:

Anti Penyiksaan adalah:

(a)

(a) Deklarasi terhadap pasal 20 ayat 1,2, dan 3 (prosedur Deklarasi terhadap pasal 20 ayat 1,2, dan 3 (prosedur penyelidikan),

penyelidikan), dimana Indonesia tidak mengakui kewenangan Komite dimana Indonesia tidak mengakui kewenangan Komite Menentang Penyiksaan untuk melakukan penyelidikan jika ada petunjuk Menentang Penyiksaan untuk melakukan penyelidikan jika ada petunjuk Menentang Penyiksaan untuk melakukan penyelidikan jika ada petunjuk Menentang Penyiksaan untuk melakukan penyelidikan jika ada petunjuk yang kuat bahwa telah atau terus terjadi penyiksaan secara sistematik di yang kuat bahwa telah atau terus terjadi penyiksaan secara sistematik di wilayah Indonesia serta menyatakan bahwa hal

wilayah Indonesia serta menyatakan bahwa hal--hal yang diatur dalam pasal hal yang diatur dalam pasal 20 ayat 1, 2, dan 3 dari Konvensi hanya dapat diimplementasikan jika tidak 20 ayat 1, 2, dan 3 dari Konvensi hanya dapat diimplementasikan jika tidak membahayakan pada kedaulatan (

membahayakan pada kedaulatan (sovereigntysovereignty) dan integritas teritorial) dan integritas teritorial membahayakan pada kedaulatan (

membahayakan pada kedaulatan (sovereigntysovereignty) dan integritas teritorial ) dan integritas teritorial Indonesia;

Indonesia;

(b)

(b) Reservasi terhadap pasal 30 ayat (1) KonvensiReservasi terhadap pasal 30 ayat (1) Konvensi; dimana Indonesia ; dimana Indonesia berpendirian bahwa segala perselisihan Indonesia dengan Negara Pihak lain berpendirian bahwa segala perselisihan Indonesia dengan Negara Pihak lain yang berkaitan dengan penafsiran atau penerapan Konvensi ini yang tidak yang berkaitan dengan penafsiran atau penerapan Konvensi ini yang tidak

y g g p p p y g

y g g p p p y g

dapat diselesaikan melalui perundingan, tidak dapat diajukan kepada dapat diselesaikan melalui perundingan, tidak dapat diajukan kepada arbitrasi hanya oleh salah satu pihak, melainkan harus atas kesepakatan arbitrasi hanya oleh salah satu pihak, melainkan harus atas kesepakatan kedua belah pihak yang bertikai. Indonesia tidak mengakui yurisdiksi kedua belah pihak yang bertikai. Indonesia tidak mengakui yurisdiksi International Court of Justice

International Court of Justice untuk menyelesaikan perselisihan tersebut untuk menyelesaikan perselisihan tersebut jika jalur arbitrasi gagal

jika jalur arbitrasi gagal jika jalur arbitrasi gagal.

jika jalur arbitrasi gagal.

Referensi

Dokumen terkait

Pacar air merupakan tanaman herba yang bersifat biennial, yaitu tumbuhan yang untuk menyelesaikan daur hidupnya berkisar antara lebih dari satu tahun sampai dua tahun dengan

Lebih lanjut pengertian rijal hadits disini memiliki pengertian yang sama dengan dengan rawi hadits, sehingga didalamnya mencakup pula rawi laki-laki maupun rawi wanita.13 Secara

Protein T. canis memiliki antigenisitas yang sama terhadap serum anti- T. cati , tetapi memiliki antigenisitas yang lebih rendah terhadap serum anti- Ancylostoma spp. Pada

Berdasarkan analisis dan pembahasan dapat ditemukan hal-hal sebagai berikut: (1) terdapat perbedaan hasil belajar TIK antara kelompok siswa yang mengikuti

Fiting mekanis yang dibuat dari bahan PE dan menjadi bagian dari fusi pipa PE dan bagian dari fiting mekanik dengan pipa dari komponen lain, misalnya adaptor harus sesuai

Secara jasmani, kaum muda adalah manusia yang sedang mencari identitas diri. Dalam masa ini mereka dihadappkan dengan berbagai macam permasalahan hidup baik dari dalam maupun

Inhibit = VDD (MC14051B) (MC14052B) (MC14053B) ÎÎÎ ÎÎÎ ÎÎÎ ÎÎÎ ÎÎÎ ÎÎÎ — — — ÎÎÎ ÎÎÎ ÎÎÎ ÎÎÎ ÎÎÎ ÎÎÎ — — — ÎÎÎ ÎÎÎ ÎÎÎ ÎÎÎ ÎÎÎ ÎÎÎ — — — ÎÎÎÎ ÎÎÎÎ ÎÎÎÎ ÎÎÎÎ ÎÎÎÎ ÎÎÎÎ

Tujuan pengkajian adalah untuk merancang model Sistem Manajemen Ahli dalam merencanakan pertanian buah-buahan di Jawa Barat.. Model FRUTY95 dirancang dengan menggunakan bahasa