• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Akad Murabahah dalam Pembiayaan Produktif Pada KSPPS BMT NU Jombang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implementasi Akad Murabahah dalam Pembiayaan Produktif Pada KSPPS BMT NU Jombang"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Muhammad Andika1, Ach. Yasin2*, M. Syam’un Rosyadi3* 1,2,3

Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Universitas Hasyim Asy’ari Jalan Irian Jaya No. 55 Tebuireng Jombang 61471, Jawa Timur, Indonesia

muh.andika2212@gmail.com

Abstract

Murabahah contracts as financing dominate in Islamic financial institutions. However, in

practice there are problems one of which is related to the implementation and timing of the contract. The research objective was to determine the implementation of the

Murabahah Agreement in Productive Financing by KSPPS BMT NU Jombang and the

application of the Islamic principles in it. The research approach uses a qualitative descriptive approach that is naturalistic, in natural conditions on the object that is what it is and is not manipulated. The results show the implementation of the murabahah contract in productive financing at KSPPS BMT NU Jombang is to use the murabahah

bil wakalah contract. The application is carried out in two stages, namely the initial stage

and the final stage. Whereas in the application of sharia principles there are applications that are appropriate and some are not in accordance with sharia principles and in general it can be concluded that the implementation of the murabahah bil wakalah contract carried out by KSPPS BMT NU Jombang is not in accordance with the provisions of the National Sharia Council Fatwa Regulation Number 04/DSN-MUI/IV/2000 regarding

Murabaha.

Keywords: Implementation, Murabaha, Productive Financing, KSPPS Abstrak

Akad murabahah sebagai pembiayaan mendominasi di lembaga keuangan syariah. Akan tetapi dalam praktiknya terdapat masalah salah satunya berkaitan dengan penerapan dan waktu pelaksanaan akad tersebut. Tujuan penelitian mengetahui Implementasi Akad

Murabahah dalam Pembiayaan Produktif yang dilakukan oleh KSPPS BMT NU

Jombang beserta penerapan prinsip-prinsip syariah yang ada didalamnya. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang bersifat naturalistik, pada kondisi yang alamiah pada objek yang apa adanya dan tidak dimanipulasi. Hasil menunjukan implementasi akad murabahah dalam pembiayaan produktif pada KSPPS BMT NU Jombang adalah menggunakan akad murabahah bil wakalah. Penerapan tersebut dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap awal dan tahap akhir. Sedangkan dalam penerapan prinsip-prinsip syariah terdapat penerapan yang sesuai dan ada yang tidak sesuai dengan prinsip syariah dan secara garis besar dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan akad murabahah bil wakalah yang dilakukan oleh KSPPS BMT NU Jombang belum sesuai dengan ketentuan peraturan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah.

(2)

Pendahuluan

KSPPS BMT NU Jombang adalah satu contoh lembaga keuangan mikro syariah berbasis koperasi yang telah mengalami perubahan dari KJKS menjadi KSPPS dan mempunyai kegiatan mirip dengan lembaga keuangan syariah lainnya yakni mengumpulkan dana dan mendistribusikan dana kepada masyarakat menengah kebawah yang menjadi anggota maupun calon anggota. KSPPS BMT NU Jombang memiliki 1 gedung sebagai kantor pusat dan 10 gedung kantor cabang yang beroperasi di Kabupaten Jombang Jawa Timur (bmtnujombang.com, 2014). Dengan berbagai bentuk pembiayaan yang disediakan, KSPPS BMT NU Jombang mengalami beberapa perkembangan dalam jenis pembiayaan yang diminati yaitu 50% dari komposisi pembiayaan yang diberikan akad murabahah menjadi pembiayaan yang sangat digemari anggota maupun calon anggota.

Menurut Bahjatulloh (2011) menyatakan bahwa pembiayaan yang menguntungkan dan tingkat resiko yang rendah yang dimiliki dapat menjadi salah satu sebab pembiyaan murabahah menjadi pembiayaan yang mendominasi di dalam suatu lembaga keuangan syariah. Kemudian salah satu penyebab lainnya yaitu dalam pengaplikasiannya, pembiayaan murabahah bukan hanya dapat digunakan sebagai pembiayaan untuk memenuhi barang konsumsi seperti menyediakan kendaraan bermotor, membeli rumah maupun pemenuhan keperluan rumah tangga. Akan tetapi pembiayaan murabahah juga dapat digunakan sebagai pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan produktif dimana penggunaan kebutuhan ini seperti membelikan barang-barang untuk investasi maupun modal kerja suatu usaha (OJK, 2016:12).

Fenomena hasil temuan penulis ketika melakukan riset pendahuluan menghasilkan bahwa pihak KSPPS BMT NU Jombang tidak memberikan barang akan tetapi memberikan uang dan disertai dengan pemberian akad wakalah dalam proses pelaksanaan akad murabahah dalam pembiayaan produktif. Penggunaan akad wakalah dalam pelaksanaan akad murabahah tersebut sebenarnya tidaklah bertentangan terhadap ketentuan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah yang memutuskan bahwa penggunaan akad

(3)

wakalah diperbolehkan namun dengan ketentuan “seandainya bank akan mewakilkan kepada nasabah dalam membeli keperluan dari pihak ketiga, kontrak jual beli murabahah wajib dilaksanakan sesudah barang secara prinsip menjadi

milik bank”. Akan tetapi terlepas dari pernyataan ketetapan demikian, akad

murabahah nampaknya memiliki sebuah masalah kontemporer yang perlu dibahas secara mendalam di dalam aplikasinya. Salah satunya adalah berkaitan dengan masalah waktu pelaksanaan akad tersebut apakah sudah sesuai dengan prinsip hukum Islam tersebut atau tidak (Kurniawan & Shomad, 2016).

Permasalahan dalam pengaplikasian akad murabahah tersebut sebenarnya menjadi sebuah hal yang menjadi topik penting mengingat sebuah penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Martono (2018) menyatakan bahwa diantara salah satu penyebab implementasi akad murabahah yang tidak syariah adalah kurang mengertinya praktisi perbankan syariah tentang bermuamalah yang baik sehingga tidak mampu membedakan antara kontrak yang betul dan yang cacat. Hal demikian juga dibenarkan oleh studi yang dilaksanakan oleh Lubis (2016) yang menyatakan bahwa penggunaan sistem pembiayaan murabahah sejatinya memberikan dampak yang positif kepada semua pihak, akan tetapi dalam praktik operasionalnya sering terjadi beberapa penyimpangan yang dilakukan oleh oknum pegawai sehingga menyebabkan implementasi akad murabahah yang kurang syariah di beberapa lembaga keuangan. Kemudian penelitian terdahulu oleh Shah & Niazi (2019), Prabowo & Jamal (2017), Muhammad & Setyoningsih (2018), Kalsum & Saputra (2016), Jannah (2015), dan Imama (2014) yang semuanya adalah riset yang menemukan permasalahan tentang apalikasi murabahah dalam suatu lembaga keuangan syariah. Oleh karena itu dalam penelitian ini, penulis akan mengkaji tentang pelaksanaan akad murabahah di suatu lembaga keuangan syariah yang berbeda yakni disuatu lembaga keuangan syariah non bank.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dan memakai pendekatan deskriptif kualitatif, dimana penelitian bersifat naturalistik dalam kondisi yang

(4)

alamiah pada objek riil dan tanpa pemanipulasian. Penelitian dilaksanakan pada KSPPS BMT NU Jombang yang beralamatkan di Gedung PCNU Jombang, Jalan Gatot Subroto No. 4 Jelakombo Jombang Jawa Timur. Data yang dipakai data primer dan sekunder. Data pokok melalui pengamatan maupun pertanyaan yang berupa wawancara kepada manajer atau staff karyawan yang bertanggung jawab dalam bagian pembiayaan murabahah sedangkan data sekunder dari berbagai arsip baik literatur maupun dokumen yang berkaitan dan mendukung untuk pembuatan penelitian. Teknik dan instrumen penghimpunan data yang dijalankan mempergunakan observasi, wawancara, dokumentasi. Uji kesahihan data memakai Triangulasi Sumber, Teknik, dan Waktu. Sedangakan analisis data, dihimpun dengan interaktif dan berlangsung secara konstan hingga menuntaskan perolehan data dan telah jenuh.

Hasil dan Pembahasan

Prosedur pengajuan akad murabahah dalam pembiayaan produktif yang dilakukan di KSPPS BMT NU Jombang sesuai SOP KSPPS dan telah dikonfirmasi dengan pernyataan Mufidah, R (2020) pada 06-01-2020: 09.20 WIB: pertama “biasanya kalau anggota baru yang belum kenal saya atau mbak nurul atau pak agus itu harus datang ke kantor untuk ngisi dan disetor ke kantor”, kedua, penyetoran berkas “tapi kalau anggota lama yang sudah kenal saya, mabak nurul atau pak agus biasanya cukup menghubungi terus nanti bisa titip juga ke saya atau mbak nurul atau pak agus atau staf yang lain”, ketiga, “tahap selanjutnya disurvei sama pak agus jadi pak agus sambil main silaturahmi ke rumah anggota atau calon anggota tadi untuk memastikan kebenaran berkas dan melihat agunan. Nanti disana ada perhitungan juga dan negosiasi dari anggota atau calon anggota tadi tentang harga dan marjin yang dihitungkan oleh pak agus namun walaupun ada negosiasi tapi tetap kantor juga punya standar kantor (marjin 1,5 per bulan) yang juga disampaikan”, keempat, “setelah survei selesai biasanya pak agus untuk lebih yakin lagi meminta mbak nurul untuk ngecek di SLIK”, kelima, “habis itu dari hasil survei dan pengecekan terus kita musyawarahkan kecil-kecilan antara saya,

(5)

mbak nurul sama pak agus. Kalau hasilnya ok biasanya 1 (satu) sampai 2 (dua) hari kerja terhitung setelah dilakukan survei ya nanti kita sampaikan ke anggota atau calon anggota tapi kalau tidak ok ya kita sampaikan”, keenam, “terus biasanya kalau anggota atau calon anggota yang di acc itu kita suruh datang ke kantor”.

Maupun pernyataan Azijah, N (2020) pada 03-03-2020: 10.58 WIB: pertama, “kalau anggota baru yang belum kenal saya atau mbak fida atau pak agus itu harus datang ke kantor untuk ngisi dan disetor ke kantor”, kedua, “kalau anggota lama yang sudah kenal saya, mabak fida atau pak agus biasanya cukup menghubungi terus nanti bisa titip juga ke saya atau mbak fida atau pak agus atau staf yang lain”, ketiga, “setelah berkas sudah masuk ke kantor, tahap selanjutnya disurvei sama pak agus jadi pak agus sambil main silaturahmi ke rumah anggota atau calon anggota tadi untuk memastikan kebenaran berkas dan melihat agunan. Nanti disana ada perhitungan juga dan negosiasi dari anggota atau calon anggota tadi tentang harga dan marjin yang dihitungkan oleh pak agus namun walaupun ada negosiasi tapi tetap kantor juga punya standar kantor (marjin 1,5 per bulan) yang juga disampaikan”, keempat, “biasanya pak agus untuk lebih yakin lagi meminta saya untuk ngecek di SLIK”, kelima, “dari hasil survei dan pengecekan terus kita musyawarahkan kecil-kecilan antara saya, mbak fida sama pak agus. Kalau hasilnya ok ya dihari apa itu nanti kita sampaikan ke anggota atau calon anggota tapi kalau tidak ok ya kita sampaikan, biasanya 1 (satu) sampai 2 (dua) hari kerja terhitung setelah dilakukan survei”, keenam, “biasanya kalau anggota atau calon anggota yang di acc itu kita suruh datang ke kantor, sangat jarang kita realisasi pembiayaan diluar kantor”.

Adapun ketentuan dalam kegunaan pembiayaan, sesuai SOP KSPPS dan telah dikonfirmasi dengan pernyataan Mufidah, R (2020) pada 06-01-2020: 09.20 WIB: “kita tanyakan lagi supaya lebih jelas walaupun seumpama itu bersifat privasi tapi tetap kita harus tau karna gunanya untuk mengecek apakah itu halal atau tidak kegunaan barang-barang yang diperlukan sedangkan untuk nilai jaminan pada intinya kita bukan hanya melihat dari agunan tapi juga melihat dari

(6)

karakter si anggota tersebut”, pernyataan Azijah, N (2020) pada 03-03-2020: 10.58 WIB “kita tanyakan lagi supaya lebih jelas walaupun seumpama itu bersifat privasi tapi tetap kita harus tau karna gunanya untuk mengecek apakah itu halal atau tidak kegunaan barang-barang yang diminta, selain dari jaminan kita juga liat dari karakter orangnya juga”, dan pernyataan dari Musthofa, A (2020) pada 04-03-2020: 10.00 WIB “Pada initinya biar sama-sama jelas dan untuk nilai jaminan karna yang kita nilai bukan hanya jaminannya tapi karakter juga penting”.

Proses pelaksanaan akad murabahah terdapat beberapa tahapan sesuai dengan pernyataan Mufidah, R (2020) pada 06-01-2020: 09.20 WIB: pertama, “sesuai yang tadi, jadi anggota atau calon anggota harus datang ke kantor”, kedua, “biasanya sebelum kita bacakan akad kita bareng-bareng baca dulu Basmallah, Istighfar, Dua Kalimat Syahadat dan Sholawat”, ketiga, “maka yang kita baca dulu akad wakalahnya dan penandatanganan akad untuk membeli barang yang kita berikan kuasa membeli itu kepada anggota atau calon anggota”, keempat, “setelah itu selesai baru kita bacakan akad murabahah disitu nanti kita sampaikan semua yang berkaitan dengan akad tersebut dalam artian kebih menjelaskan kembali seperti kegunaan akad, jangka waktu, jumlah angsuran, agunan yang diberikan, harga beli, harga jual dan keuntungan yang diperoleh KSPPS berdasarkan kesepakatan waktu survei, setelah itu selesai langsung dilanjutkan penandatangan perjanjian akad dan pengikat agunan bersama antara saya, mbak nurul dan anggota tersebut”, kelima, “Setelah pembacaan akad semua selesai lanjut lagi ke penandatanganan kuitansi pencairan dana dan penyerahan dana tersebut ke anggota atau calon anggota tersebut”, keenam, “kemudian nanti hari apa itu anggota atau calon anggota akan membeli barang-barang kepada supplie, karna sudah diwakilkan jadi yang beli anggota dan menggunakan atas nama anggota sedangkan untuk supplier kita juga ada kerja sama, jadi ketika barang-barang yang dibutuhkan ada dan dijual di supplier tersebut ya...kita arahkan untuk membeli disana tapi kalau ndak ada ya...kita berikan keluasan untuk membeli di supplier yang lain”, ketujuh, “nanti timbal baliknya dan untuk pengecekan apakah sudah dibelanjakan dengan benar kita mintai bukti kuitansi pembelian dan foto

(7)

barangnya. Karna teknologi sudah canggiih jadi bisa dikirimkan lewat WA”, kedelapan, “terus terakhir, anggota tersebut harus mengangsur tiap bulan”.

Maupun pernyataan Azijah, N (2020) pada 03-03-2020: 10.58 WIB: pertama, “sama dengan tadi, jadi anggota atau calon anggota harus datang ke kantor. sangat jarang kita realisasi pembiayaan diluar kantor”, kedua, “sebelum kita bacakan akad kita bareng-bareng baca dulu Basmallah, Istighfar, Dua Kalimat Syahadat dan Sholawat biar lebih mengingatkan lagi dan transaksi tersebut benar-benar dalam ridho dari Allah SWT”, ketiga, “karna akad murabahah dalam pembiayaan produktif kita tambahi dengan akad wakalah maka yang kita baca dulu akad wakalahnya dan penandatanganan akad untuk membeli barang yang kita berikan kuasa membeli itu kepada anggota atau calon anggota”, keempat, “setelah itu selesai baru kita bacakan akad murabahah disitu nanti kita sampaikan semua yang berkaitan dengan akad tersebut dalam artian kebih menjelaskan kembali seperti kegunaan akad, jangka waktu, jumlah angsuran, agunan yang diberikan, harga beli, harga jual dan keuntungan yang diperoleh KSPPS berdasarkan kesepakatan waktu survei, setelah itu selesai langsung dilanjutkan penandatangan perjanjian akad dan pengikat agunan bersama antara saya, mbak fida dan anggota tersebut”, kelima, “setelah pembacaan akad semua selesai lanjut lagi ke penandatanganan kuitansi pencairan dana dan penyerahan dana tersebut ke anggota atau calon anggota tersebut”, keenam, “kemudian anggota atau calon anggota akan membeli barang-barang kepada supplier dengan atas nama langsung nasabah mas, untuk toko kita sudah ada yang kerjasama dengan KSPPS mas, kalau barang yang dibutuhkan anggota tersedia di toko tersebut kita arahkan kesana, kalau tidak tersedia ya kita terserah pada anggotanya”, ketujuh, “Nanti timbal baliknya dan untuk pengecekan apakah sudah dibelanjakan dengan benar kita mintai bukti kuitansi pembelian dan foto barangnya”, kedelapan, “anggota tersebut harus mengangsur tiap bulan, kalau angsurannya baik yang kita sampaikan baik jika macet-macet yang kita sampaikan untuk lebih dirajinkan lagi”.

(8)

Pelaksanaan asas syariah dalam implementasi akad murabahah pada pembiayaan produktif sesuai SOP KSPPS dan telah dikonfirmasi dengan pernyataan Mufidah, R (2020) pada 06-01-2020: 09.20 WIB: pertama, berkaitan dengan penyampaian harga beli dan harga jual, “ini juga sama, harga beli dan harga jual sudah ada negosiasi dan kesepakatan di awal survei dan nanti akan disampaikan kembali pas pembacaan akad”. Kedua, berkaitan dengan Potongan Pelunasan dalam Murabahah, “kita sering cuman memang tidak disampaikan diawal”, ketiga, berkaitan dengan Potongan Tagihan Murabahah, “kita juga pernah dan bisa memberikan potongan tagihan tapi dengan syarat memang ini benar-benar terbukti, biasanya untuk pengecekan benar apa ndaknya berita ini kita kirimkan marketing untuk melihat kondisi sebenarnya”, keempat, berkaitan dengan menyudahkan Piutang Murabahah untuk Nasabah Tidak kuasa Membayar, “jadi kita berikan terlebih dahulu tambahan waktu satu sampai dua bulan dan keringanan untuk jumlah angsuran, tapi kalau memang sudah mentok ya...kita tawari dengan opsi yang kedua dengan menjual agunannya boleh melalui kita atau dijual sendiri yang pada intinya buat melunasi angsuran ini”, kelima, Berkaitan dengan Penjadwalan Kembali Tagihan Murabahah, “kita juga sudah menjalankan dengan memberikan ketentuan ini dan menawarkan kepada anggota atau calon anggota yang memang benar-benar dalam kondisi yang sulit”.

Pernyataan Azijah, N (2020) pada 03-03-2020: 10.58 WIB: pertama berkaitan dengan penyampaian harga beli dan harga jual, “untuk yang harga beli dan harga jual sudah ada negosiasi dan kesepakatan di awal survei dan nanti akan disampaikan kembali pas pembacaan akad”, kedua berkaitan dengan Potongan Pelunasan dalam Murabahah, “kita sering cuman memang tidak disampaikan diawal, kita biasanya berikan potongan ini hanya kepada anggota atau calon anggota yang memiliki riwayat bagus”, ketiga Berkaitan dengan Potongan Tagihan Murabahah, “untuk ketentuan ini, kita juga pernah dan bisa memberikan potongan tagihan tapi dengan syarat memang ini benar-benar terbukti, untuk pengecekan benar apa ndaknya berita ini kita kirimkan marketing untuk melihat kondisi sebenarnya jika memang benar biasanya akan kita berikan keringanan”,

(9)

keempat berkaitan dengan menyudahkan Piutang Murabahah untuk Nasabah Tidak kuasa Membayar, “kalau tentang peraturan ini, kita terlebih dahulu dengan cara yang kayak tadi. Jadi kita berikan terlebih dahulu tambahan waktu satu sampai dua bulan dan keringanan untuk jumlah angsuran yang harus dibayar tiap bulan, kalau memang sudah mentok ya...kita tawari dengan opsi yang kedua dengan menjual agunannya”, kelima berkaitan dengan Penjadwalan Kembali Tagihan Murabahah “kemudian untuk pertanyaan yang terakhir ini, kita juga sudah menjalankan dengan memberikan ketentuan ini dan menawarkan kepada anggota atau calon anggota yang memang benar-benar dalam kondisi yang sulit”.

Maupun pernyataan Musthofa, A (2020) pada 04-03-2020: 10.00 WIB: pertama berkaitan dengan penyampaian harga beli dan harga jual “untuk harga jual dan harga beli kita selalu sepakati diawal waktu pas survei, jadi waktu survei itu kita ada hitung-hitungan tentang haga jual dan harga beli dan berdasarkan waktu yang diinginkan oleh anggota biar tau semua tentang ketetapan KSPPS dan kemampuan anggota juga dan biasanya nanti pas pembacaan akad juga akan disampaikan lagi kesepakatan ini.” Kedua berkaitan dengan Potongan Tagihan Murabahah, “untuk hal ini biasanya saya yang akan mengecek kebenaran kondisi usahanya, untuk melihat kondisi sebenarnya jika memang benar biasanya akan saya sampaikan kekantor dan nanti bisa ditindak lanjuti oleh orang kantor untuk masalah keringanan”.

Analisis Implementasi Akad Murabahah dalam Pembiayaan Produktif pada KSPPS BMT NU Jombang terdapat dua tahap yaitu:

a. Tahap Awal tentang Prosedur Pengajuan yang terdiri dari: Anggota atau calon anggota yang akan melakukan pembiayaan harus datang ke kantor KSPPS melengkapi persyaratan, menyetorkan formulir ke kantor KSPPS, setelah berkas masuk ke kantor KSPPS dilakukan survei beserta perhitungan plafon, negosiasi dan kesepakatan marjin, kemudian dilakukan pengecekan SLIK atas nama anggota tersebut, kemudian dilakukan musyawarah dengan Manajer KSPPS dan disitulah ditetapkan bersama apakah dapat dibiayai (ACC) atau tidak yang akan disampai 1 (satu) sampai 2 (dua) hari kerja terhitung setelah dilakukan survei.

(10)

Setelah tahapan yang ada pada tahap awal ini telah dilaksanakan, hanya bagi anggota atau calon anggota pemohon pengajuan yang telah dinyatakan ACC dapat melanjutkan tahap berikutnya yaitu tahap akhir sedangkan bagi anggota atau calon anggota yang tidak di ACC maka tidak dapat melanjutkan tahap selanjutnya.

b. Tahap Akhir tentang Pembacaan Akad yang terdiri dari: proses pelaksanaan akad pihak anggota yang akan melakukan diminta harus datang ke kantor, Pembacaan akad awali dengan membaca Basmallah, Istighfar, Dua Kalimat Syahadat dan Sholawat yang dibaca bersama-sama oleh pihak legal KSPPS maupun pihak anggota, pembacaan akad yang diawali dengan pembacaan akad wakalah terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan penandatanganan akad tersebut, setelah itu dilanjutkan pembacaan akad murabahah diwaktu yang sama dengan disampaikan secara garis besar akad tersebut, jujur dan detail, penandatanganan akad maupun penandatangan pengikat agunan, setelah itu penandatanganan kuitansi pencairan dana dan pemberian dana kepada anggota dan mengarsipkan seluruh dokumen berkaitan dengan perjanjian akad, angunan, dan bukti pencarian dana, kemudian pembelian barang yang dibutuhkan kepada supplier oleh penerima kuasa menggunakan atas nama anggota itu sendiri melalui supplier yang sudah bekerja sama dengan KSPPS (jika barang tersedia) namun jika tidak tersedia diberikan keluasan untuk membeli dari supplier lain dengan pembayaran kepada supplier langsung dilakukan oleh anggota, kemudian barang tersebut langsung dibawa oleh pihak penerima kuasa ke rumahnya dan pihak KSPPS akan meminta bukti dari pembelian barang tersebut berupa kuitansi dan foto barang, dan terakhir pihak anggota harus mengangsur per bulan sesuai kesepakatan penandatangan perjanjian.

Analisis Pelaksanaan Asas Syariah dalam Implementasi Akad Murabahah pada Pembiayaan Produktif di KSPPS BMT NU Jombang terdapat dua aspek penting yaitu:

a. Aspek yang telah sesuai dengan prinsip syariah ditunjukan pada: adanya pihak KSPPS bertindak sebagai penjual dan anggota atau calon anggota bertindak

(11)

sebagai pembeli, adanya pihak KSPPS bertindak sebagai pemberi kuasa dan anggota bertindak sebagai penerima kuasa, Penyampaian Harga Beli dan Harga Jual dilaksankan pada kesepakatan perhitungan pada awal survey dan disampaikan secara jelas dan detail kembali pada saat pembacaan akad murabahah, adanya Ijab saat perhitungan harga jual dan harga beli pada saat survei dan juga pada saat pembacaan akad wakalah maupun akad murabahah dan kemudian akan dibuktikan dengan penerimaan (qobul) berupa kesepakatan dan diakhiri dengan tanda tangan oleh anggota, kegunaan Pembiayaan dengan mengklarifikasi kebutuhan tersebut untuk menilai kehalalan walupun hal tersebut bersifat privasi, Pembacaan Akad wakalah terlebih dahulu, Potongan Pelunasan Murabahah dengan memberikan potongan dari yang harus dibayar dengan tanpa perjanjian dalam akad diawal, Potongan Tagihan Murabahah dengan memberikan perlakuan yang spesial kepada anggota yang sedang mengalami kesulitan, Pemecahan Piutang Murabahah bagi Anggota tiada kuasa membayar dengan diberikan tambahan waktu 1 (satu) sampai 2 (dua) bulan dan pemberian opsi kedua dengan menjual jaminan jika sudah tidak mampu lagi dan penjadwalan Kembali Tagihan Murabahah bagi anggota tak mampu melunasi dengan bermufakat kedua belah pihak.

b. Aspek yang belum sejalan dengan prinsip syariah ditunjukan pada: Penggunaan Atas Nama pada pembelian barang yaitu, pembelian barang-barang kepada pihak ketiga dilakukan menggunakan atas nama anggota atau calon anggota itu sendiri, pembacaan akad wakalah dan murabahah yang diterapkan dilakukan langsung dalam satu waktu, berkaitan dengan supplier ketika diberikan keluasan untuk membeli barang diselain supplier yang bekerja sama pada saat tidak tersedia pada supplier yang bekerja sama tersebut itu menjadi suatu poin yang belum sesuai dengan prinsip syariah, dan Pembayaran kepada Supplier dilakukan oleh anggota karena pencairan dan pemberian dana telah diberikan langsung oleh anggota atau calon anggota pada saat setelah pembacaan akad.

(12)

Penutup

Berdasarkan dari pemaparan yang dilakukan oleh peneliti pada hasil penelitian dan pembahasan, penerapan akad murabahah dalam pembiayaan produktif pada KSPPS BMT NU Jombang terdapat dua poin penting yaitu:

1. Pertama, implementasi akad murabahah dalam pembiayaan produktif pada KSPPS BMT NU Jombang adalah menggunakan akad murabahah bil wakalah atau bisa juga disebut penggunaan akad murabahah yang disertai dengan kuasa membeli (wakalah). Penerapan akad tersebut dilakukan dengan dua tahap yakni tahap awal dan tahap akhir. Tahap awal, ketika telah memenuhi ketentuan yang ada didalamnya maka dapat melakukan tahap akhir dan sebaliknya jika tahap awal tidak memenuhi ketentuan yang ada didalamnya maka tidak dapat melanjutkan pada tahap akhir. Tahap awal terdiri dari: mengisi dan melengkapi persyaratan, menyetorkan persyaratan, dilakukan survei, perhitungan dan kesepakatan tentang marjin/ keuntungan, pengecekan SLIK, dilakukan musyawarah penentuan, dan penyampaian penerimaan dan atau penolakan pengajuan. Sedangkan tahap akhir terdiri dari: kehadiran anggota atau calon anggota ke kantor KSPPS, pembacaan akad akan awali dengan pembacaan Basmallah, Istighfar, Dua Kalimat Syahadat dan Sholawat bersama-sama, pembacaan akad wakalah dan penandatanganan kesepakatan akad, pembacaan akad murabahah, penandatanganan kesepakatan akad dan pingakat agunan, minyimpan dan mengarsipkan dokumen, penandatanganan kuitansi pencairan dana dan pemberian dana/ uang, pembelian barang kepada supplier, penyerahan barang dari supplier kepada anggota atau calon anggota secara langsung, menyetorkan bukti pembelian barang berupa kuitansi pembelian dan foto barang, mengangsur per bulan sesuai dengan kesepakatan, meningkatkan keeratan silaturahmi berupa pesan melalui SMS dan sesekali berkunjung.

2. Kedua, penegakan prinsip-prinsip syariah dalam implementasi akad murabahah pada pembiayaan produktif di KSPPS BMT NU Jombang terdapat penerapan yang berdapat dan ada yang belum sejalan dengan prinsip syariah.

(13)

Penerapan yang sesuai asas syariah ditunjukan pada penerapan adanya penjual dan pembeli, adanya pemberi kuasa dan penerima kuasa, harga beli dan harga jual, adanya ijab dan qabul, kegunaan pembiayaan, pembacaan akad, potongan pelunasan murabahah, potongan tagihan murabahah, penyelesaian piutang murabahah, dan penjadwalan kembali tagihan murabahah. Sedangkan penerapan yang belum sesuai prinsip syariah ditunjukan pada penerapan penggunaan atas nama pada pembelian barang, waktu pembacaan akad, penentuan supplier, dan pembayaran kepada supplier. Sehingga secara garis besar dapat meringkaskan bahwa penerapan akad murabahah bil wakalah yang dijalankan oleh KSPPS BMT NU Jombang belum berdapat dengan ketetapan peraturan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah.

Daftar Pustaka

Azijah, N. (2020). Wawancara dengan Ibu Nurul Azijah pada 03-03-2020 pukul 10.58 WIB bertempat di Kantor KSPPS BMT NU Jombang dan telah di Uji (Uji Kesahihan Data) dengan wawancara ke-2 melalui Cetting WhatsApp (M. Andika, Pewawancara)

Bahjatulloh, Q. M. (2011). Ekonomi Syariah: Kajian Pembiayaan Murabahah antara Teori dan Praktek. Jurnal Muqtasid , Volume 2 Nomor 2, 281-303. bmtnujombang.com. (2014, April 07). Dipetik Desember 21, 2019, dari

bmtnujombang.com

Imama, L. S. (2014). Konsep dan Implementasi Murabahah pada Produk Pembiayaan Bank Syariah. Iqtishadia , Vol. 1 No. 2, 221-247.

Jannah, N. W. (2015). The Implementation of Murabahah bil Wakalah Financing in BRI Syariah Unit Genteng Banyuwangi. Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah , Vol. 6 No. 1, 78-86.

Kalsum, U., & Saputra, E. R. (2016). Pernyataan Akad Wakalah Pada Pembiayaan Murabahah (Studi Di BNI Syariah Cabang Kendari). Li Falah: Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam , Volume I, Nomor 1, 1-21.

Kurniawan, A., & Shomad, A. (2016). The Development Of Murabaha in

Indonesian Islamic Banks. Journal Homepage:

(14)

Lubis, A. (2016). Aplikasi Murabahah dalam Perbankan Syariah. FITRAH: Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman , Vol. 02.

Martono, A. (2018). Is Islamic Banking Riba Free ? (Case Study : Murabaha Contract). Economics and Accounting Journal , Vol. 1.

Mufidah, R. (2020). Wawancara dengan Rusydia Mufidah pada 06-01-2020 pukul 09.20 WIB bertempat di Kantor KSPPS BMT NU Jombang dan telah di Uji (Uji Kesahihan Data) dengan wawancara ke-2 pada 03-03-2020 pukul 10.58 WIB di Kantor KSPPS BMT NU Jombang dan ke-3 melalui Cetting WhatsApp (M. Andika, Pewawancara).

Muhammad, D. W., & Setyoningsih, E. V. (2018). Kajian Terhadap Akad Murabahah dengan Kuasa Membeli dalam Praktek Bank Syariah. Jurnal Media Hukum , VOL.25 NO.1, 93-101.

MUI, D. (2000). Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Murabahah.

Musthofa, A. (2020). Wawancara dengan Bapak Agus Musthofa pada 04-03-2020 pukul 10.00 WIB bertempat di Kantor KSPPS BMT NU Jombang dan telah di Uji (Uji Kesahihan Data) dengan wawancara ke-2 melalui Cetting WhatsApp (M. Andika, Pewawancara)

OJK, P. D. (2016). Standar Produk Perbankan Syariah Murabahah. Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan.

Prabowo, B. A., & Jamal, J. B. (2017). Concept And Application Of Akad Wakalah In Murabaha Financing In Islamic Banking (A Comparative Study Between Indonesia And Malaysia). Diponegoro Law Review , 02 (01).

Shah, B. A., & Niazi, G. S. (2019). Issues in Contemporary Implementation of Murabaha. Turkish Journal of Islamic Economics (TUJISE) , 6 (2), 1-24. SOP, K. Standar Operasional Prosedur (SOP) Kelambagaan KSPPS BMT NU

Jombang yang telah Terkonfirmasi dengan Ibu Rusydia Mufidah selaku Manajer.

Referensi

Dokumen terkait

Pembiayaan dengan akad murabahah merupakan pembiayaan yang sangat diminati oleh nasabah dari tahun ke tahun, hingga pembiayaan murabahah diperlukan perhitungan margin yang

Buku Profil Pemetaan Mutu Tahun 2013 untuk Kabupaten Alor ini merupakan bentuk pelaporan dari Seksi Informasi dan Kemitraan, Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia

Definisi dari Time Impact Analysis (TIA) adalah suatu bentuk analisa keterlambatan yang digunakan pada proyek konstruksi, untuk menentukan durasi keterlambatan yang bukan

Sedangkan analisis kelompok merupakan suatu metode yang dikelompokkan atau klaster dari OTU’s yang mempunyai koefisiensi similaritas yang tinggi untuk menggambarkan tingkat

Penulis menggunakan metode kuantitatif, pengumpulan data melalui kuisioner yang melibatkan 400 responden yang disebar secara acak dan memakai teknik analisis faktor dimana

(2) Objek Retribusi Terminal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang dan bis umum, tempat

Pengelolaan limbah di dalam kawasan Jakabaring Sport City harus dilandaskan pada Keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor: 808/KPTS/DLHP/2017 tentang Izin