• Tidak ada hasil yang ditemukan

UAJ UBHARA Accounting Journal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UAJ UBHARA Accounting Journal"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

*Corresponding Author: ISSN (Online): Email:

-UAJ

UBHARA Accounting Journal

Volume 1 Nomor 1 Mei 2021 http://journal.febubhara-sby.org/uaj Hal: 10-17

Pengaruh Struktur Aset, Pertumbuhan Penjualan terhadap Kebijakan Hutang (Studi pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia)

Andini Putri Asih

Program Studi AkuntansiFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bhayangkara Surabaya, Indonesia

ABSTRAK

Kebijakan hutang merupakan kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam rangka memperoleh sumber pembiayaan bagi perusahaan sehingga dapat digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur aset, pertumbuhan penjualan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode regresi linear berganda, dan teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling.Hasil penelitian menunjukkan variabel struktur aset secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan hutang, sedangkan pertumbuhan penjualan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Struktur aset dan pertumbuhan penjualan secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan hutang.

Kata kunci :Struktur Aset, Pertumbuhan Penjualan dan Kebijakan Hutang.

ABSTRACT

Debt policy is a policy taken by management in order to obtain a source of financing for the company so that it can be used to finance the company's activities.This research aims to determine the influence of asset structure, sales growth in debt policy on companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The study uses multiple linear regression methods, and sampling techniques using the purposive sampling method.The results of the study show that asset structure variables partially have significant positive impact on debt policy, while partial sales growth does not affect debt policy. The structure of assets and sales growth simultaneously affects the debt policy.

Keywords :Asset Structure, Sales Growth and Debt Policy

PENDAHULUAN

Pada era globalisasi seperti sekarang ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Semakin banyaknya perusahaan baru yang muncul yang siap bersaing dengan perusahaan lama. Hal ini menyebabkan setiap perusahaan berupaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan yang tidak mampu bersaing maka tidak akan mampu bertahan dan kemungkinan besar akan tersingkir dari dunia usaha. Usaha yang dilakukan oleh perusahaan adalah menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan lingkungan ekonomi yang terjadi didalam maupun diluar perusahaan dan melakukan pengembangan dalam usahanya agar mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam pasar ekonomi global.

(2)

11

Andini P Asih, Pengaruh Struktur Aset, Pertumbuhan

Penjualan

UAJ: UBHARA Accounting Journal Vol. 1 No. 1 2021

Perusahaan berupaya menyampaikan informasi yang berguna untuk orang orang yang berkepentingan agar dapat menjadi perusahaan yang unggul umumnya salah satu alat yang penting untuk dapat menyampaikan informasi adalah dengan melihat laporan keuangan perusahaan. Rasio keuangan yang dihasilkan dari laporan keuangan merupakan faktor fundamental perusahaan yang digunakan untuk melakukan analisis laporan keuangan. Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi stratejik yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan. Pengelolaan ini bertujuan agar perusahaan mampu mengelola ketersediaan sumber dana untuk kelangsungan hidup maupun kesempatan berkembang. Sumber pendanaan tersebut dapat diperoleh dari internal yaitu laba ditahan atau eksternal dengan melakukan pinjaman dalam bentuk hutang atau menerbitkan saham di pasar modal.

Industri food and beverages merupakan salah satu industri yang mempunyai eksistensi tinggi dan paling tahan terhadap perubahan kondisi lingkungan ekonomi. Hal ini dikarenakan ketersediaan pasar dan produk yang dihasilkan Industri food and beverages diperlukan oleh masyarakat, sehingga sangat dimungkinkan dalam kesehariannya masyarakat mengkonsumsi produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

Maka dari itu, perusahaan food and beverages memerlukan sumber dana untuk kelangsungan dan kesempatan berkembang. Sumber pendanaan tersebut berasal dari eksternal dengan melakukan pinjaman berupa hutang, untuk mendapatkan pinjaman tersebut maka perusahaan harus memiliki aset yang di gunakan untuk jaminan dan pertumbuhan penjualan yang meningkat untuk kepastian pengembalian pinjaman.

Struktur aset merupakan rasio antara aktiva tetap dengan total aktiva. Struktur Asset adalah perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva (Yuniarti, 2013). Aktiva tetap suatu perusahaan dapat menentukan penggunaan hutang, sehingga perusahaan yang memiliki aktiva tetap dalam jumlah yang besar dapat menggunakan hutang dalam jumlah yang besar pula karena aktiva tersebut dapat digunakan sebagai jaminan. Mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yuniarti (2013), menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan struktur aset terhadap kebijakan hutang.

Pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan melihat pertumbuhan penjualannya. Pertumbuhan penjualan adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu (Pradhana, Taufik dan Anggaini 2014). Dalam hubungannya dengan kebijakan hutang para investor atau kreditur mengharapkan peningkatan pertumbuhan penjualan perusahaan karena mengurangai ketidakpastian investor atau kreditur dalam menanamkan dananya dalam perusahaan. Peneliti sebelumnya yang telah meneliti pertumbuhan penjualan dilakukan oleh Pradana, Taufik dan Anggaini (2014) menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap kebijakan hutang. Kebijakan hutang merupakan salah satu keputusan pendanaan yang berasal dari eksternal. Menurut Pradana, Taufik dan Anggaini (2014) kebijakan hutang adalah kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam rangka memperoleh sumber pembiayaan bagi perusahaan sehingga dapat digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan. Kebijakan hutang ini dilakukan untuk menambah dana perusahaan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan. Penelitian terhadap kebijakan hutang yang telah dilakukan oleh Devi, Cindy Cinthia (2017) menganalisa faktor-faktor yang memengaruhi kebijakan hutang

(3)

12

Andini P Asih, Pengaruh Struktur Aset, Pertumbuhan

Penjualan

UAJ: UBHARA Accounting Journal Vol. 1 No. 1 2021

adalah kepemilikan institusional, profitabilitas, likuiditas, umur perusahaan, pertumbuhan penjualan dan free cash flow.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Struktur Asset dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di BursaEfek Indonesia”.

TINJAUAN PUSTAKA Struktur Aset

Menurut Hermawan, Sigit, dan Biduri (2016:16) pengertian aset adalah sumber daya ekonomi atau kekayaan yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuannya yang diharapkan akan membawa manfaat disama yang akan datang. Sedangkan menurut SAK yang diatur oleh IAI (2017:21) aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomik masa depan diharapkan akan mengalir ke entitas. Aset disusun berdasarkan klasifikasi yaitu aset lancar dan aset tidak lancer.

Struktur Asset adalah susunan penyajian aktiva dalam rasio tertentu dari laporan keuangan yang nampak pada neraca sebelah debet. Menurut Yuniarti (2013), Struktur Asset adalah perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva. Wulandari (2010), Struktur Asset dapat dipandang dari aspek operasional yang pada dasarnya menggolongkan aktiva dalam perbandingan tertentu untuk keperluan operasi utama perusahaan.

Struktur Asset dapat dipandang dari dua sisi yaitu yang harus tersedia untuk beroperasi perusahaan selama periode akuntansi berlangsung serta aktiva yang harus disediakan untuk operasional perusahaan secara permanent. Aktiva yang harus disediakan untuk operasi selama periode akuntansi berlangsung adalah golongan aktiva lancar. Sedangkan aktiva yang harus disediakan untuk operasional perusahaaan permanent adalah golongan aktiva tetap. Perusahaan dengan jumlah aktiva tetap yang lebih besar dapat memperoleh dana yang lebih besar pula dari pinjaman hutang, karena aktiva tetap tersebut dapat digunakan sebagai jaminan.

Pertumbuhan Penjualan

Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama perusahaan karena jika aktivitas penjualan produk maupun jasa tidak dikelola dengan baik maka secara langsung dapat merugikan perusahaan. Hal ini dapat disebabkan karena sasaran penjualan yang diharapkan tidak tercapai dan pendapatan pun akan berkurang, penjualan merupakan salah satu sumber pendapatan perusahaan.

Pertumbuhan penjualan adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu (Pradhana, Taufik dan Anggarin 2014). Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan merupakan indikator permintaan dan daya saing perusahaan dalam suatu industri.

Keputusan Pendanaan

Hidayat (2013), keputusan pendanaan menyangkut keputusan tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan dipergunakan oleh perusahaan yaitu berapa banyak hutang yang akan digunakan, dalam bentuk apa hutang dan modal sendiri

(4)

13

Andini P Asih, Pengaruh Struktur Aset, Pertumbuhan

Penjualan

UAJ: UBHARA Accounting Journal Vol. 1 No. 1 2021

akan ditarik, dan kapan akan memperoleh dana-dana tersebut. Keputusan ini sering disebut sebagai kebijakan struktur modal.

Menurut Hidayat (2013), keputusan pendanaan merupakan keputusan yang berhubungan dengan masalah penentuan sumber-sumber dana yang akan digunakan, dan masalah perimbangan terbaik antara sumber-sumber dana tersebut.

Kebijakan Hutang

Hutang adalah kewajiban (liabilities). Maka liabilities atau hutang merupakan kewajiban yang dimiliki perusahaan yang bersumber dari dana eksternal baik yang berasal dari sumber pinjaman perbankan, leasing, penjualan obligasi dan sejenisnya (Fahmi, 2015:160). Secara umum kewajiban dibagi menjadi dua golongan, yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang.

Menurut Pradana, Taufik dan Anggaini (2014) kebijakan hutang adalah kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam rangka memperoleh sumber pembiayaan bagi perusahaan sehingga dapat digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan.

METODE PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian yakni pada tahun 2013 samap dengan 2016. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yang diperoleh sebanyak 12 perusahaan. Kriteria untuk menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan food and beverages yang tercatat selama 2013 sampai 2016, menerbitkan laporan keuangan auditan, menerbitkan laporan keuangan dalam rupiah, dan perusahaan memiliki variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui www.idx.co.id.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, uji asumsi klasik, analisis koefisien determinasi dan analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda ini digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional variabel antara variabel independen dan variabel dependen.

Sumber: Peneliti 2019 Gambar 1 Kerangka Konseptual Struktur Aset (X1) Pertumbuhan Penjualan (X2)

(5)

14

Andini P Asih, Pengaruh Struktur Aset, Pertumbuhan

Penjualan

UAJ: UBHARA Accounting Journal Vol. 1 No. 1 2021

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Deskriptif

Berdasarkan hasil analisis deskriptif tabel 1 dapat diketahui Struktur Aset (X1) dalam penelitian ini mempunyai nilai terendah (minimum) sebesar 0,12, nilai tertinggi (maximum) sebesar 0,8039 dan nilai tengah (mean) sebesar 0,4731. Pertumbuhan Penjualan (X2) dalam penelitian ini mempunyai nilai terendah (minimum) sebesar -0,32, nilai tertinggi (maximum) sebesar 1,27 dan nilai tengah (mean) sebesar 0,1735. Kebijakan Hutang (Y) dalam penelitian ini mempunyai nilai terendah (minimum) sebesar 0,18, nilai tertinggi (maximum) sebesar 3,03, dan nilai tengah (mean) sebesar 1,0614.

Hasil Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Berdasarkan uji normalitas menunjukkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal mengikuti arah garis tersebut atau grafik histrogramnya sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal.

Uji Multikolinieritas

Berdasarkan uji multikolinieritas menunjukkan bahwa struktur asset (X1) dan

pertumbuhan penjualan (X2) menunjukkan nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF <

10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel besas struktur aset (X1)

dan pertumbuhan penjualan (X2) tidak terdapat multikolinieritas.

Uji Autokorelasi

Berdasarkan uji autokorelasi menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson sebesar 1.924. Sedangkan nilai du dapat dilihat pada tabel dengan jumlah data (n) = 48 dan jumlah variabel independen (k) = 2, nilai du = 1,6231. Karena nilai Durbin Watson berada diantara du dan 4 - du yaitu 1,6231< 1.924 < 2,3769 sehingga terbukti tidak terjadi autokorelasi.

Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa titik-titik data menyebar di atas dan dibawah atau di sekitar angka 0, titik-titik tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah saja, penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, hingga model regresi yang baik dan ideal dapat terpenuhi.

Tabel 1 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Struktur Aset 48 .12 .80 .4731 .18125

Pertumbuhan Penjualan 48 -.32 1.27 .1735 .29175

Kebijakan hutang

(DER) 48 .18 3.03 1.0614 .53077

Valid N (listwise) 48

(6)

15

Andini P Asih, Pengaruh Struktur Aset, Pertumbuhan

Penjualan

UAJ: UBHARA Accounting Journal Vol. 1 No. 1 2021

Hasil Analisis Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi berganda (R-square) adalah 0,172 atau 17,2%. Nilai ini menunjukkan bahwa 17,2% Kebijakan Hutang (DER)(Y) dipengaruhi oleh Struktur Aset(X1) dan Pertumbuhan Penjualan(X2) serta sisanya 82,8%

dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian.

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Berdasarakan hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa: 1 Nilai variabel dependen Kebijakan Hutang (DER)(Y). Dapat dilihat dari nilai konstantanya sebesar 0.506 dengan catatan variabel independen tetap. 2 Pengaruh variabel independen Struktur Aset(X1) terhadap Kebijakan Hutang (DER)(Y)

apabila dilihat dari besarnyakoefisien regresi 1.203 maka dapat diartikan bahwa setiap perubahan Struktur Aset(X1) sebesar satu satuan maka variabel Kebijakan

Hutang (DER)(Y) akan meningkat sebesar sebesar 1.203 dengan catatan variabel independen lainnya tetap. 3 Pengaruh variabelindependen Pertumbuhan Penjualan(X2) terhadap Kebijakan Hutang (DER)(Y) apabiladilihat dari besarnya

koefisien regresi -0.081 maka dapat diartikan bahwa setiap perubahan variabel

Pertumbuhan Penjualan(X2) sebesar satu satuan maka variabel Kebijakan Hutang

(DER)(Y) akan menurun sebesar 0,081 catatan variabel independen lainnya tetap.

Pembahasan

Struktur aset dan pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh secara parsial terhadap kebijakan hutang perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan pengujian secara parsial (uji t), bahwa untuk variabel struktur

aset (X1) diketahui tingkat signifikan sebesar 0,004 < 0,05 dan didukung dengan hasil

t hitung 3,027 > t tabel 1,67943, maka dapat disimpulkan bahwa variabel struktur aset

secara parsial berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang perusahaan food and

beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Trisnawati (2016) yang menyatakan bahwa struktur aset berpengaruh terhadap kebijakan hutang.

Berdasarkan pengujian secara parsial (uji t), bahwa untuk variabel pertumbuhan penjualan (X2) diketahui tingkat signifikan sebesar 0,745 > 0,05 dan

di dukung dengan hasil t hitung -0,327 < t tabel 1,67943, maka dapat di simpulkan

bahwa variabel pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Trisnawati (2016) yang menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang.

Struktur aset dan pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh secara simultan terdahap kebijakan hutang perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan pengaruh variabel struktur aset dan pertumbuhan penjualan menghasilkan nilai signifikan sebesar 0,014 < 0,05, maka dapat di simpulkan bahwa variabel struktur aset dan pertumbuhan penjualan secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap

(7)

16

Andini P Asih, Pengaruh Struktur Aset, Pertumbuhan

Penjualan

UAJ: UBHARA Accounting Journal Vol. 1 No. 1 2021

kebijakan hutang perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Struktur aset lebih dominan dibandingkan pertumbuhan penjualan terhadap kebijakan hutang perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Nilai standardized of coefficient beta menjadi dasar penentuan variabel dominan, variabel yang memiliki koefisien (β) beta terbesar merupakan variabel bebas (X) yang berpengaruh dominan terhadap variabel terikat (Y). Berdasarkan pengujian secara parsial (uji t) yang dilakukan diatas, dapat disimpulkan bahwa dari masing-masing variabel bebas struktur aset dan pertumbuhan penjualan yang menjadi variabel dominan terhadap variabel terikat kebijakan hutang adalah struktur aset dengan nilai (β) sebesar 0,411.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis peneliti maka ditarik kesimpulan: (1) Bahwa struktur aset secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang, sedangkan pertumbuhan penjualan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh karena memiliki t hitung -0,327 < t tabel 1,67943 atau signifikan sebesar 0,745 > 0,05. (2) Bahwa struktur aset, pertumbuhan penjualan secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Struktur aset, pertumbuhan penjualan diikuti dengan kebijakan hutang akan memberikan kontribusi signifikan, yang artinya kebijakan hutang selain memperhatikan pertumbuhan penjualan juga harus memperhatikan struktur aset.(3)Struktur aset berpengaruh secara dominan terhadap kebijakan hutang. Kebijakan hutang perlu diperhatikan aspek pertumbuhan penjualan yang terkait dengan besarnya laba untuk berkontribusi terhadap kebijakan hutang agar mempunyai derajat yang sama dengan struktur aset.Berdasarkan hasil analisis peneliti maka saran peneliti:(1) Bahwa kebijakan hutang tidak ketergantungan terhadap pertumbuhan penjualan, sehingga perlu ditingkatkan, agar perusahaan mampu memenuhi kewajibannya dan struktur aset.(2) Perusahaan perlu meningkatkan sinergi antara struktur aset dan pertumbuhan penjualan dalam menentukan kebijakan hutang.(3) Perusahaan perlu memperhatikan dan meningkatkan pertumbuhan penjualan agar berkontribusi terhadap kebijakan hutang sehingga mempunyai derajat yang sama dengan struktur aset.

DAFTAR PUSTAKA

Devi, Cindy Cinthia 2017, Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016, Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Hidayat, Syafiudin, M 2013, ‘Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan

Deviden, Struktur Asset, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Utang’, Jurnal Ilmu Manajemen, vol.1, no.1.

Ikatan Akuntan Indonesia 2017, Standar Akuntansi Keungan, Salemba Empat, Jakarta. Pradhana, afi, Taufik, Taufeni, dan Anggaini, Lila 2014, ‘Pengaruh Ukuran Perusahaan,

(8)

17

Andini P Asih, Pengaruh Struktur Aset, Pertumbuhan

Penjualan

UAJ: UBHARA Accounting Journal Vol. 1 No. 1 2021

Profitabilitas, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia’, JOM FEKOM, vol. 1 no. 2.

Sigit, Hermawan, Hariyanto, Wiwit dan Biduri, dan Sarwenda, Biduri 2016, PegantarAkuntansi 1, Indomedia Pustaka, Yogyakarta.

Trisnawati2016, ‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Non- Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia’, Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, vol. 18, No. 1, Hal. 33-34.

Wulandari 2010, Analisa Pengaruh Ukuran Perusahaan, struktur aset dan profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia, Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Yuniarti, Ahadiyah Muslida Dewi 2013, ‘Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Dividen, Profitabilitas, Dan Struktur Aset Terhadap Kebijakan Hutang’, Accounting AnalysisJournal, vol. 2 no. 4.

Referensi

Dokumen terkait

sistem pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas, sebaiknya perusahaan melakukan perbaikan sebagai berikut: (1) Dalam unsur struktur organisasi pada

Hasil penelitian ini untuk dapat dipergunakan sebagai masukan bagi pihak manajemen perusahaan lebih lanjut dalam perumusan kebijakan dalam rangka memperkecil terjadinya

Hal tersebut karena adanya sistem wewenang dan prosedur yang kurang baik yakni biaya keluar atau BKK (bukti kas keluar) tanpa validasi dari bagian keuangan. Sedangkan pada

Sumber Barokah Sidoarjo menurut teori dari Mulyadi yaitu sebaiknya perusahaan melakukan perbaikan sebagai berikut: (a) Dalam unsur struktur organisasi untuk

Sedangkan laporan keuangan fiskal adalah laporan keuangan yang disusun sesuai peraturan perpajakan dan digunakan untuk keperluan perhitungan pajak (Suandy, 2008:75).Dalam memenuhi

SASARAN PROGRAM/KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM/KEGIATAN Sasaran dan Indikator kinerja program/kegiatan Satker Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan motorik kasar adalah Gross Motor Function Measure (GMFM). Analisis data menggunakan analytic Descriptive. Hasil

Terlihat dari sisi struktur organisasi yang perlu di perbaiki karena seharusnya ada bagian Pre Delivery Inspection Man sebelum ke bagian pengiriman, masing-masing