Tabel 2.1 Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Pengembangan Lapangan Pondok Tengah
Jenis Dampak Penting
Jenis Dampak
Ikutan
Sumber Dampak Tolok Ukur Tujuan Pemantauan
Alat / Metoda Pemantauan
Lokasi Pemantauan
Periode Pemantauan
Institusi Pelaksana Pemantauan
Institusi Pengawas Pemantauan
Institusi Yang Menerima
Laporan I. Tahap Prakonstruksi
Aspek Sosial Budaya Kekhawatiran
Masyarakat
Terganggunya ketentraman hidup masyarakat
Pembebasan lahan Ada tidaknya kekhawatiran yang
dirasakan oleh masyarakat
Memonitor terjadinya kekhawatiran masyarakat sedini mungkin
Pendekatan personal terhadap masyarakat yang lahannya terkena pembebasan lahan untuk cluster sumur dan stasiun pengumpul serta jalan aksesnya
Di lokasi yang akan dibebaskan untuk cluster sumur dan stasiun pengumpul serta jalan aksesnya
Insidentil selama masa pembebasan lahan belum selesai
PT
PERTAMINA EP Region Jawa
DPLH Kabupaten Bekasi
KLH, Ditjend.
Migas, BPLHD Propinsi Jawa Barat, DPLH Kabupaten Bekasi
II. Tahap Konstruksi Aspek Fisika – Kimia a. Peningkatan
Kebisingan
Terganggunya kenyamanan, ketenangan beristirahat, menurunnya tingkat pendengaran karyawan, timbulnya potensi konflik dengan masyarakat.
▫ Mobilisasi alat berat dan material konstruksi.
▫ Pembangunan SP Pondok Tengah
▫ Pemboran sumur produksi dan injeksi
▫ Pembangunan fasilitas water injection plant
▫ Uji coba alat
Kep Men LH No. 48 /MENLH/11 /1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan dan Kep.
Menaker No.
51/1999
▫ Untuk mengetahui peningkatan kebisingan akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan material, pembangunan SP Pondok Tengah, pemboran sumur, pembangunan fasilitas water injection plant dan uji coba alat
▫ Pengukuran langsung tingkat kebisingan dengan sound level meter
▫ Di lokasi kegiatan mobilisasi peralatan dan material, pembanguna n SP Pondok Tengah, pemboran sumur, pembanguna n fasilitas water injection plant
Periode : 1 kali dalam 6 bulan Waktu:
Selama tahap konstruksi
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa
DPLH Kab.
Bekasi
▫ DPLH Kabupaten Bekasi
▫ Ditjen Migas
▫ BPLHD Jabar
▫ KLH
Tabel 2.1 (lanjutan) Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Pengembangan Lapangan Pondok Tengah
Jenis Dampak Penting
Jenis Dampak
Ikutan
Sumber Dampak Tolok Ukur Tujuan Pemantauan
Alat / Metoda Pemantauan
Lokasi Pemantauan
Periode Pemantauan
Institusi Pelaksana Pemantauan
Institusi Pengawas Pemantauan
Institusi Yang Menerima
Laporan
▫ Mengetahui ada tidaknya penurunan kesehatan pendengaran karyawan yang bekerja di lingkungan kebisingan tinggi
▫ Memastikan digunakannya peralatan pengelolaan kebisingan
▫ Pemeriksaan tingkat kesehatan pendengaran karyawan yang bekerja di lingkungan dengan kebisingan tinggi
▫ Pengamatan visual penggunaan peralatan pengelolaan kebisingan
dan Uji coba alat dan permukiman terdekat sekitar lokasi kegiatan tsb
▫ Data hasil pemeriksaan kesehatan pendengaran karyawan
▫ Pengamatan visual penggunaan peralatan pengelolaan kebisingan di lokasi kegiatan
▫
b. Kualitas Air limbah
Penurunan kualitas air tanah dan penurunan kualitas air permukaan
Pengelolaan limbah pemboran berdasarkan Panduan Pengelolaan Lumpur Pemboran Tahun 1994 oleh PERTAMINA- BPPKA, SE MIGAS
No.615/DJM/1991 dan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 jo PP No. 85 tahun 1999.
Kep. MenLH No.
42/MENLH/10/
1996
Mengetahui kualitas air limbah di kolam mud pit dan kolam terakhir IPAL terpusat
Pengambilan contoh air limbah di kolam pertama mudpit dan kolam terakhir IPAL terpusat serta dianalisis di laboratorium terakreditasi dengan parameter yang diukur yaitu suhu, pH, H2S, NH3N, COD, Minyak dan lemak serta Fenol total
Kolam pertama mudpit pada setiap cluster sumur dan kolam terakhir IPAL terpusat
Satu kali setelah setiap pemboran sumur berakhir.
Sedangkan di kolam IPAL terpusat dilakukan 3 bulan sekali
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa
DPLH Kab.
Bekasi
▫ DPLH Kabupaten Bekasi
▫ Ditjen Migas
▫ BPLHD Jabar
▫ KLH
Tabel 2.1 (lanjutan) Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Pengembangan Lapangan Pondok Tengah
Jenis Dampak Penting
Jenis Dampak
Ikutan Sumber Dampak Tolok Ukur Tujuan Pemantauan
Alat / Metoda Pemantauan
Lokasi Pemantauan
Periode Pemantauan
Institusi Pelaksana Pemantauan
Institusi Pengawas Pemantauan
Institusi Yang Menerima
Laporan c. Kualitas Air
Tanah
Terganggu kesehatan masyarakat yang
memanfaatkan air tanah tersebut.
Pengelolaan limbah pemboran berdasarkan Panduan Pengelolaan Lumpur
Pemboran Tahun 1994 oleh PERTAMINABPP KA, SE MIGAS No.615/DJM/1991 dan Peraturan Pemerintah No.
18 Tahun 1999 jo PP No. 85 tahun 1999
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
416/MENKES/
PER/IX/1990
Mengetahui kualitas air tanah di sumur pendudukKp.
Utangedong, Kp.
Setiamekar dan Kp.
Cabangempat
Pengambilan contoh air tanah di sumur penduduk terdekat kegiatan dan dianalisis di laboratorium terakreditasi dengan parameter yang diukur yaitu : kekeruhan, padatan terlarut, suhu, pH, salinitas, bau nitrit, nitrat, sianida, sulfat, Cr+6, Fe, Mn, Cd, Ag, Pb, Zn, F, CaCO3, Cl, deterjen dan KMnO4
sumur penduduk Kp.
Utangedong, Kp.
Setiamekar dan Kp.
Cabangempat (masing- masing sebanyak 1 sumur).
Enam bulan sekali selama masa konstruksi
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa
DPLH Kab.
Bekasi
▫ DPLH Kabupaten Bekasi
▫ Ditjen Migas
▫ BPLHD Jabar
▫ KLH
Aspek Biologi
a. Fauna darat Terputusnya salah satu rantai makanan yang akan mempengaruhi rantai makanan lainnya
Pematangan lahan dan pemboran sumur
Jumlah dan keragaman spesies burung
Mengetahui jumlah populasi
burungburung pantai/laut yang berhabitat di sisa mangrove sekitar Lapangan Pondok Tengah
▫ Inventarisasi jenisjenis burung dan fauna lainnya
▫ Menghitung populasi dan keragaman jenis burung
Lokasi habitat burung sekitar Lapangan Pondok Tengah, terutama di sisa mangrove.
Enam (6) bulan sekali selama masa konstruksi
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa
DPLH Kab.
Bekasi
▫ DPLH Kabupaten Bekasi
▫ Ditjen Migas
▫ BPLHD Jabar
▫ KLH
Bersambung ...
Tabel 2.1 (lanjutan) Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Pengembangan Lapangan Pondok Tengah
Jenis Dampak Penting
Jenis Dampak
Ikutan Sumber Dampak Tolok Ukur Tujuan Pemantauan
Alat / Metoda Pemantauan
Lokasi Pemantauan
Periode Pemantauan
Institusi Pelaksana Pemantauan
Institudi Pengawas Pemantauan
Institusi Yang Menerima
Laporan Aspek Sosial – Ekonomi Budaya
a. Terbukanya kesempatan kerja dan peluang berusaha.
Meningkatnya pendapatan dan
kesejahteraan.
Perekrutan tenaga kerja untuk konstruksi.
Jumlah/prose ntase penduduk lokal yang bekerja di proyek.
Penurunan/kenaikan tingkat
kesejahteraan bisa termonitor sedini mungkin.
Melakukan pendekatan personal terhadap para pekerja yang dilakukan secara informal.
Di base camp kontraktor dan lokasi permukiman para pekerja.
Sebulan sekali selama masa konstruksi.
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa.
DPLH Kab.
Bekasi
▫ DPLH Kabupaten Bekasi
▫ Ditjen Migas
▫ BPLHD Jabar
▫ KLH
b. Hilangnya mata pencaharian
Menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat.
Pelepasan tenaga kerja konstruksi.
Tingkat kesejahteraan pekerja.
Meminimasi
terjadinya penurunan tingkat
kesejahteraan keluarga.
Memantau mekanisme/pr osedur pemutusan hubungan kerja sebelum pelepasan tenaga kerja dilakukan.
Di kantor kontraktor (base camp)
Sebulan sebelum masa konstruksi berakhir.
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa.
DPLH Kab.
Bekasi
▫ DPLH Kabupaten Bekasi
▫ Ditjen Migas
▫ BPLHD Jabar
▫ KLH
c. Kerusakan Situs Buni
Hilangnya mata rantai sejarah Jawa Barat
Pematangan lahan cluster sumur PDT-H dan PDT-I Lapangan Pondok Tengah
Ada atau tidak ada
ditemukan Situs Buni
Melindungi Situs Buni sebagai bagian dari situs budaya
Memantau secara langsung kegiatan test pit dan rescue excavation
Lokasi cluster sumur PDT-H dan PDT-I
Pada waktu dilakukan test pit di rencana lokasi cluster sumur
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa
DPLH Kabupaten Bekasi dan Direktorat Peninggalan Purbakala
▫ DPLH Kabupaten Bekasi
▫ Ditjen Migas
▫ BPLHD Jabar
▫ KLH
▫ Direktorat peninggalan Purbakala Bersambung ....
Tabel 2.1 (lanjutan) Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Pengembangan Lapangan Pondok Tengah
Jenis Dampak Penting
Jenis Dampak Ikutan
Sumber
Dampak Tolok Ukur Tujuan Pemantauan
Alat / Metoda Pemantauan
Lokasi Pemantauan
Periode Pemantauan
Institusi Pelaksana Pemantauan
Institusi Pengawas Pemantauan
Institusi Yang Menerima
Laporan Aspek Kesehatan Masyarakat
a.Terganggunya kesehatan dan/atau kenyamanan masyarakat.
Terganggunya kenyamanan hidup.
▫ Mobilisasi alat berat dan material untuk konstruksi
▫ Kegiatan pemboran sumur.
Ada tidaknya keluhan kenyamanan dan/atau gangguan kesehatan.
Mendeteksi terjadinya gangguan kesehatan dan kenyamanan sedini mungkin.
▫ Pendekatan personal terhadap para masyarakat secara informal
▫ Melihat data dari Puskesmas setempat.
▫ Di
permukiman sepanjang jalan yang dilalui untuk pengangkut an.
▫ Di Puskesmas setempat.
Sebulan sekali selama masa konstruksi.
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa.
DPLH Kab.
Bekasi
▫ DPLH Kabupaten Bekasi
▫ Ditjen Migas
▫ BPLHD Jabar
▫ KLH
Aspek Transportasi a. Rusaknya
jalan lokal.
Menurunnya kenyamanan masyarakat, khususnya pemakai jalan.
Terhambatnya arus barang dan orang.
Pengangkutan alat berat dan material/
bahan konstruksi
Adanya gejala kerusakan jalan, khususnya permukaan jalan.
Memonitor terjadinya kerusakan jalan sedini mungkin.
Pengamatan visual.
Di sepanjang jalan yang dilalui oleh kegiatan pengangkuta n
Sebulan sekali selama masa konstruksi.
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa.
DPLH dan Kimtawil Kab.
Bekasi i
▫ DPLH Kabupaten Bekasi
▫ Ditjen Migas
▫ BPLHD Jabar
▫ KLH
b. Terganggun ya arus lalulintas.
Terganggunya kenyamanan masyarakat pemakai jalan termasuk kemungkinan terjadinya kecelakaan lalulintas.
Pengangkutan alatalat berat, bahan dan material /bahan konstruksi.
Ada tidaknya gangguan terhadap lalulintas, baik berupa kemacetan (frekuensi kendaraan dibandingkan dengan rona lingkungan) ataupun kecelakaan lalulintas.
Gangguan lalulintas bisa ditekan sekecil mungkin.
Pengamatan visual dan memonitor catatan kejadian kecelakaan pada Polantas setempat atau pendekatan informal pada masyarakat setempat.
Di sepanjang jalan yang dilalui.
Sebulan sekali selama masa konstruksi.
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa.
DPLH Kab.
Bekasi, DLLAJ dan Kepolisian subdit. Lalu lintas
▫ DPLH Kabupaten Bekasi
▫ Ditjen Migas
▫ BPLHD Jabar
▫ KLH
Bersambung ....
Tabel 2.1 (lanjutan) Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Pengembangan Lapangan Pondok Tengah
Jenis Dampak Penting
Jenis Dampak
Ikutan Sumber Dampak Tolok Ukur Tujuan Pemantauan
Alat / Metoda Pemantauan
Lokasi Pemantauan
Periode Pemantauan
Institusi Pelaksana Pemantauan
Institusi Pengawas Pemantauan
Institusi Yang Menerima
Laporan III. Tahap Operasi
Aspek Fisika – Kimia a. Peningkatan
Kebisingan
Terganggunya kenyamanan, ketenangan beristirahat, menurunnya tingkat pendengaran karyawan dan timbulnya potensi konflik dengan masyarakat.
▫ Pemompaan minyak melalui pipa trunk line dari SP Pondok Tengah ke PPP Balongan
▫ Penginjeksian air laut dan air terproduksi ke sumur – sumur injeksi
Kep Men LH No. 48 /MENLH/11 /1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
▫ Untuk mengetahui peningkatan kebisingan akibat kegiatan pemompaan dan penginjeksian
▫ Mengetahui ada tidaknya penurunan kesehatan pendengaran karyawan yang bekerja di lingkungan kebisingan tinggi
▫ Memastikan digunakannya peralatan pengelolaan kebisingan
▫ Pengukuran langsung tingkat kebisingan dengan sound level meter
▫ Pemeriksaan kesehatan tingkat pendengaran karyawan yang bekerja di lingkungan dengan kebisingan tinggi
▫ Pengamatan visual penggunaan peralatan pengelolaan kebisingan
▫ Tingkat kebisingan ; di lokasi SP Pondok Tengah dan permukiman penduduk terdekat
▫ Data kesehatan tingkat pendengara n karyawan yang bekerja di lingkungan dengan kebisingan tinggi
▫ Pengelolaa n
kebisingan ; lokasi sekitar kompresor, pompa, dan genset
Periode : 1 kali dalam 6 bulan Waktu:
Selama tahap operasi
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa
DPLH Kab.
Bekasi
▫ DPLH Kabupaten Bekasi
▫ Ditjen Migas
▫ BPLHD Jabar
▫ KLH
Bersambung ....
Tabel 2.1 (lanjutan) Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Pengembangan Lapangan Pondok Tengah
Jenis Dampak Penting
Jenis Dampak
Ikutan Sumber Dampak Tolok Ukur Tujuan Pemantauan
Alat / Metoda Pemantauan
Lokasi Pemantauan
Periode Pemantauan
Institusi Pelaksana Pemantauan
Institusi Pengawas Pemantauan
Institusi Yang Menerima
Laporan b. Menurunnya
kualitas Udara
Terjadinya peningkatan resiko gangguan kesehatan pada masyarakat dan komponen lingkungan secara umum.
Genset, pompa minyak, pompa injeksi dan pembakaran gas pada flare di SP Pondok Tengah
PP. No.41 Tahun 1999, tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan Kep. MenLH No.129 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Emisi Usaha dan atau Kegiatan Minyak dan Gas Bumi, Kep. MenLH No.
13/MENLH/3/
1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak
Menghindarkan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat akibat pembakaran gas buang
▫ Melakukan pengukuran berkala udara ambien akibat konsentrasi polutan dari flare.
Metodologi:
- SO2: Absorbsi TCM
- CO:Absorbsi/Hokal itamilum
- HC:Adsorbsi/Karbo n Aktif
- NO2:Absorpsi/Saltz man
- H2S:Absorbsi/Cad mium Sulfat - Debu:
Filtrasi/Kertas Saring
- Pb: Filtrasi/Kertas Saring
- Hg : Filtrasi/Kertas Saring
▫ Pengukuran emisi flare stack , parameter yang dipantau hanya opasitas dengan metode visual.
Pengukuran emisi udara terhadap genset untuk parameter NO2, partikel, opasitas, SO2, Hg dan Pb.
Kualitas udara ambien di daerah tapak (SP Pondok Tengah) dan di
pemukiman Kampung Utangedong.
Sedangkan kualitas udara emisi dilakukan di genset dan flare stack.
Dilakukan dua kali dalam satu tahun masingmasin g pada musim hujan dan musim kemarau.
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa
DPLH Kab.
Bekasi
▫ DPLH Kabupaten Bekasi
▫ Ditjen Migas
▫ BPLHD Jabar
▫ KLH
Bersambung....
Tabel 2.1 (lanjutan) Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Pengembangan Lapangan Pondok Tengah
Jenis Dampak Penting
Jenis Dampak
Ikutan Sumber Dampak Tolok Ukur Tujuan Pemantauan
Alat / Metoda Pemantauan
Lokasi Pemantauan
Periode Pemantauan
Institusi Pelaksana Pemantauan
Institusi Pengawas Pemantauan
Institusi Yang Menerima
Laporan c. Kualitas air
tanah
Terganggu kesehatan masyarakat yang
memanfaatkan air tanah tersebut
Pengelolaan air terproduksi di oil catcher dan balong
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
416/MENKE S/PER/IX/19 90.
Mengetahui kualitas air tanah di sumur penduduk dan sumur pantau.
Pengambilan contoh air tanah di sumur penduduk terdekat kegiatan dan dianalisis di laboratorium terakreditasi dengan parameter yang diukur yaitu : kekeruhan, padatan terlarut, suhu, pH, salinitas, bau nitrit, nitrat, sianida, sulfat, Cr+6, Fe, Mn, Cd, Ag, Pb, Zn, F, CaCO3, Cl, deterjen dan KMnO4
Sumur penduduk Kp.
Utangedong dan Kp.
Setiamekar (masing- masing 1 sumur) dan 2 sumur pantau di SP Pondok Tengah
Setiap enam bulan sekali selama masa operasi
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa
DPLH Kab.
Bekasi
▫ DPLH Kabupaten Bekasi
▫ Ditjen Migas
▫ BPLHD Jabar
▫ KLH
Aspek Biologi
a. Fauna darat Terputusnya salah satu rantai makanan yang akan
mempengaruhi rantai makanan lainnya
Operasi fasilitas produksi (genset, pompa minyak dan injeksi) dan pembakaran gas di flare
Jumlah dan keragaman spesies burung yang berhabitat di sisa mangrove sekitar Lapangan Pondok Tengah
Mengetahui jumlah populasi burungburung pantai/laut yang berhabitat di sisa mangrove sekitar Lapangan Pondok Tengah
Teknis pemantauan dampak ini adalah :
▫ Inventarisasi jenisjenis burung dan fauna lainnya yang berada di sekitar Lapangan Pondok Tengah, terutama yang berhabitat di sisa mangrove
▫ Menghitung populasi dan keragaman jenis burung
Lokasi habitat burung sekitar Lapangan Pondok Tengah, terutama di sisa mangrove
Enam (6) bulan sekali selama masa operasi
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa
DPLH Kab.
Bekasi
▫ DPLH Kabupaten Bekasi
▫ Ditjen Migas
▫ BPLHD Jabar
▫ KLH
bersambung
Tabel 2.1 (lanjutan) Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Pengembangan Lapangan Pondok Tengah
Jenis Dampak Penting
Jenis Dampak
Ikutan Sumber Dampak Tolok Ukur Tujuan Pemantauan
Alat / Metoda Pemantauan
Lokasi Pemantauan
Periode Pemantauan
Institusi Pelaksana Pemantauan
Institusi Pengawas Pemantauan
Institusi Yang Menerima
Laporan Aspek Sosial – Ekonomi Budaya
a. Terbukanya kesempatan kerja dan peluang berusaha.
Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan.
Perekrutan tenaga kerja untuk pengoperasian SP Pondok Tengah.
▫ Ada tidaknya pengingkatan kesejahteraa n pekerja.
▫ Ada tidaknya kerjasama dengan rekanan
▫ Jika terjadi penurunan tingkat kesejahteraan pekerja, bisa termonitor sedini mungkin.
▫ Kerjasama dengan pengusaha lokal tetap terjalin.
Pendekatan personal terhadap para pekerja yang dilakukan secara informal.
Di kantor PT.
PERTAMINA EP dan lokasi permukiman sekitar.
12 bulan sekali selama awalawal masa operasi dan selanjutnya setiap 6 bulan sekali.
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa.
DPLH Kab.
Bekasi
▫ DPLH Kabupaten Bekasi
▫ Ditjen Migas
▫ BPLHD Jabar
▫ KLH
b. Meningkatnya pendapatan daerah.
Meningkatnya pembangunan daerah.
Kerjasama bagi hasil secara proporsional antara pemrakarsa dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi.
Ada tidaknya peningkatan pembangunan daerah.
Mendukung pembangunan daerah.
Pengamatan visual. Di daerah permukiman sekitar lokasi proyek.
Setiap + 12 bulan sekali selama masa operasional.
Ditjend. Migas dan Pemkab.
Bekasi
Pemkab Bekasi Ditjend. Migas
▫ DPLH Kabupaten Bekasi
▫ Ditjen Migas
▫ BPLHD Jabar
▫ KLH
Bersambung ....
Tabel 2.1 (lanjutan) Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Pengembangan Lapangan Pondok Tengah
Jenis Dampak Penting
Jenis Dampak Ikutan
Sumber
Dampak Tolok Ukur Tujuan Pemantauan
Alat / Metoda Pemantauan
Lokasi Pemantauan
Periode Pemantauan
Institusi Pelaksana Pemantauan
Institusi Pengawas Pemantauan
Institusi Yang Menerima
Laporan c. Munculnya
kecemburuan sosial.
Terganggunya ketentraman masyarakat.
Perekrutan tenaga kerja.
Ada tidaknya kecemburuan sosial.
Untuk mengetahui sedini mungkin terhadap ada tidaknya gejolak sosial akibat kecemburuan yang tak tertahankan.
Pendekatan personal terhadap para pencari kerja yang dilakukan secara informal.
Di
permukiman sekitar proyek.
6 bulan sekali selama masa operasional.
PT
PERTAMINA EP Region Jawa.
DPLH Kab.
Bekasi
▫ DPLH Kabupaten Bekasi
▫ Ditjen Migas
▫ BPLHD Jabar
▫ KLH
d. Munculnya kekhawatiran masyarakat.
Terganggunya kenyamanan hidup masyarakat
Kegiatan pengeboran sumursumur baru, eksploitasi minyak dan pengaliran minyak.
Ada tidaknya kekhawatiran yang dirasakan oleh masyarakt berkaitan dengan kegiatan di SP Pondok Tengah.
Timbulnya kekhawatiran masyarakat bisa dimonitor sedini mungkin.
Pendekatan personal terhadap masyarakat sekitar yang dilakukan secara informal dll.
Memonitor apakah program sosialisasi berjalan dengan lancar.
Di
permukiman sekitar proyek.
6 bulan sekali selama masa operasional.
PT
PERTAMINA EP Region Jawa.
DPLH Kab.
Bekasi
▫ DPLH Kabupaten Bekasi
▫ Ditjen Migas
▫ BPLHD Jabar
▫ KLH
Aspek Kesehatan Masyarakat a.
Tergangguny a kesehatan dan/atau kenyamanan masyarakat.
Terganggunya kenyamanan hidup.
Pembakaran gas pada flare di SP Pondok Tengah
Ada tidaknya keluhan kenyamanan dan/atau kesehatan serta perubahan data kesehatan pada rona awal
Memonitor terjadinya gangguan kesehatan dan kenyamanan sedini mungkin.
Pendekatan personal terhadap para masyarakat secara informal . Melihat data dari Puskesmas setempat.
▫ Di
permukiman sepanjang jalan yang dilalui untuk pengangkut an.
▫ Di Puskesmas setempat.
Enam bulan sekali selama masa operasional.
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa.
DPLH Kab.
Bekasi
▫ DPLH Kabupaten Bekasi
▫ Ditjen Migas
▫ BPLHD Jabar
▫ KLH
Bersambung ....
Tabel 2.1 (lanjutan) Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Pengembangan Lapangan Pondok Tengah
Jenis Dampak Penting
Jenis Dampak
Ikutan Sumber Dampak Tolok Ukur Tujuan Pemantauan
Alat / Metoda Pemantauan
Lokasi Pemantauan
Periode Pemantauan
Institusi Pelaksana Pemantauan
Institusi Pengawas Pemantauan
Institusi Yang Menerima
Laporan IV. Tahap Pasca Operasi
Aspek Fisika Kimia a. Peningkatan
kebisingan
Terganggunya kenyamanan, ketenangan beristirahat, dan timbulnya potensi konflik dengan masyarakat.
Kegiatan demobilisasi peralatan dari SP Pondok Tengah
Kep Men LH No. 48 /MENLH /11 /1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
Untuk mengetahui peningkatan kebisingan akibat kegiatan demobilisasi peralatan
Pengukuran langsung tingkat kebisingan dengan sound level meter
Tingkat kebisingan; di lokasi SP Pondok Tengah, permukiman penduduk terdekat dan masyarakat sepanjang jalur demobilisasi
Periode : 2 kali Waktu:
sebelum dan saat dilakukan mobilisasi peralatan
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa
DPLH Kab.
Bekasi
▫ DPLH Kabupaten Bekasi
▫ Ditjen Migas
▫ BPLHD Jabar
▫ KLH
b.Terjadinya proses recovery atas lahan bekas aktifitas proyek.
▫ Terhindarnya lingkungan dari tanah terbuka dan tidak subur pasca
pembong karan instalasi produksi
▫ Terhindarnya masyarakat dari gangguan bau tidak sedap.
Reboisasi Dokumen ANDAL yang telah disetujui yang memuat rencana pengelolaan lingkungan pasca proyek
Untuk memastikan implementasi kegiatan reboisasi dan terjadinya proses recovery kondisi tanah
Melakukan pemantauan kegiatan reboisasi langsung di lapangan
Lokasi komplek bekas tapak proyek
Tiga bulan sekali selama program reboisasi berlangsung
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa.
DPLH Kab.
Bekasi
▫ DPLH Kabupaten Bekasi
▫ Ditjen Migas
▫ BPLHD Jabar
▫ KLH
Bersambung ...
Tabel 2.1 (lanjutan) Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Pengembangan Lapangan Pondok Tengah
Jenis Dampak Penting
Jenis Dampak
Ikutan Sumber Dampak Tolok Ukur Tujuan Pemantauan
Alat / Metoda Pemantauan
Lokasi Pemantauan
Periode Pemantauan
Institusi Pelaksana Pemantauan
Institusi Pengawas Pemantauan
Institusi Yang Menerima
Laporan Aspek Sosial Budaya
Hilangnya mata pencaharian
Menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat.
Pelepasan tenaga kerja operasional.
Tingkat kesejahteraan masyarakat.
Jika terjadi penurunan tingkat kesejahteraan keluarga bisa termonitor dengan segera.
Memantau
mekanisme/prosedur pemutusan
hubungan kerja sebelum pemutusan itu dilakukan.
Di kantor PT.
PERTAMINA EP REGION JAWA.
Sebulan sebelum masa operasional berakhir.
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa.
DPLH Kab.
Bekasi
▫ DPLH Kabupaten Bekasi
▫ Ditjen Migas
▫ BPLHD Jabar
▫ KLH
Aspek Transportasi a. Rusaknya
jalan lokal.
- Menurunnya kenyamanan masyarakat, khususnya pemakai jalan.
- Terhambatnya arus barang dan orang.
Pengangkutan alat berat dan hasil bongkaran (peningkatan volume lalulintas).
Adanya gejala kerusakan jalan, khususnya permukaan jalan.
Memonitor terjadinya kerusakan jalan sedini mungkin.
Pengamatan visual. Di sepanjang jalan yang dilalui.
Sebulan sekali selama masa pengangkuta n
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa.
DPLH dan Kimtawil Kab.
Bekasi
▫ DPLH Kabupaten Bekasi
▫ Ditjen Migas
▫ BPLHD Jabar
▫ KLH Bersambung ...
Tabel 2.1 (lanjutan) Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Pengembangan Lapangan Pondok Tengah
Jenis Dampak Penting
Jenis Dampak
Ikutan Sumber Dampak Tolok Ukur Tujuan Pemantauan
Alat / Metoda Pemantauan
Lokasi Pemantauan
Periode Pemantauan
Institusi Pelaksana Pemantauan
Institusi Pengawas Pemantauan
Institusi Yang Menerima
Laporan
b. Terganggun ya arus lalulintas.
Terganggunya kenyamanan masyarakat pemakai jalan termasuk kemungkinan terjadinya kecelakaan lalulintas.
Pengangkutan alatalat berat, / mesinmesin pengeboran, bongkaran bangunan, dll.
Ada tidaknya gangguan terhadap lalulintas, baik berupa kemacetan (frekuensi kendaraan dibandingkan dengan rona klingkungan) ataupun kecelakaan lalulintas.
Memonitor terjadinya gangguan lalulintas.
Pengamatan visual dan memonitor catatan kejadian kecelakaan pada Polantas setempat atau pendekatan informal pada masyarakat setempat (termasuk pengatur lalulintas informal).
Di sepanjang jalan yang dilalui.
Sebulan sekali selama masa pengangkuta n.
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa.
DPLH Kab.
Bekasi, DLLAJ, Kepolisian Subdit Lalu lintas
▫ DPLH Kabupaten Bekasi
▫ Ditjen Migas
▫ BPLHD Jabar
▫ KLH
Bersambung ...
Tabel 2.2 Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
Pemasangan Pipa Transport Minyak dari SP Pondok Tengah ke PPP Balongan
Jenis Dampak Penting
Jenis Dampak
Ikutan Sumber Dampak Tolok Ukur Tujuan Pemantauan
Alat / Metoda Pemantauan
Lokasi Pemantauan
Periode Pemantauan
Institusi Pelaksana Pemantauan
Institusi Pengawas Pemantauan
Institusi Yang Menerima
Laporan I. Tahap Pra Konstruksi
a.
Kekhawatiran Masyarakat
Terganggunya ketentraman hidup masyarakat
Proses pembersihan lahan
Ada tidaknya kekhawatiran yang dirasakan oleh masyarakat
Memonitor terjadinya kekhawatiran masyarakat sedini mungkin sehingga masyarakat tidak sampai menjadi tidak tentram
Pendekatan personal terhadap masyarakat yang lahannya terkena pembersihan lahan untuk jalur pipa
lokasi yang akan dibersihkan untuk jalur pipa
secara insidentil selama masa pembersihan lahan belum selesai
PT
PERTAMINA EP Region Jawa
DPLH Kabupaten Bekasi, DLH Kabupaten Karawang, BPLH Kabupaten Subang dan DPLH Kabupaten Indramayu
KLH,
Ditjend. Migas, BPLHD Prop.
Jawa Barat, DPLH Kab.
Bekasi, DLH Kab. Karawang, BPLH Kab.
Subang dan DPLH Kab.
Indramayu
II. Tahap Konstruksi Aspek Fisik – Kimia
a. Geologi kebocoran pipa yang
mencemari tanah, air tanah dan air permukaan
Kestabilan geologi jalur pipa
Ada tidaknya amblesan/lon gsoran yang menyebabkan kebocoran pipa
mencegah terjadi kebocoran pipa sehingga mencemari lingkungan
Cara pengecekan mekanika tanah/daya dukung tanah pada jalur pipa
base camp kontraktor dan kantor perencana
sekali awal masa konstruksi
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa
DPLH Kabupaten Bekasi, DLH Kabupaten Karawang, BPLH Kabupaten Subang dan DPLH Kabupaten Indramayu
KLH,
Ditjend. Migas, BPLHD Prop.
Jawa Barat, DPLH Kab.
Bekasi, DLH Kab. Karawang, BPLH Kab.
Subang dan DPLH Kab.
Indramayu bersambung
Tabel 2.2 (lanjutan) Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Pemasangan Pipa Transport Minyak dari SP Pondok Tengah ke PPP Balongan
Jenis Dampak Penting
Jenis Dampak Ikutan
Sumber
Dampak Tolok Ukur Tujuan Pemantauan
Alat / Metoda Pemantauan
Lokasi Pemantauan
Periode Pemantauan
Institusi Pelaksana Pemantauan
Institusi Pengawas Pemantauan
Institusi Yang Menerima
Laporan Aspek Sosial – Ekonomi – Budaya
a. Terbukanya kesempatan kerja dan peluang berusaha
Meningkatnya pendapatan dan
kesejahteraan
Perekrutan
tenaga kerja. Adanya peningkatan kesejahteraan pekerja.
Penurunan tingkat kesejahteraan bisa termonitor sedini mungkin.
Melakukan pendekatan personal terhadap para pekerja yang dilakukan secara informal
Di base camp kontraktor dan lokasi permukiman para pekerja.
Sebulan sekali selama masa konstruksi.
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa.
DPLH Kab.
Bekasi, DLH Kab.
Karawang, BPLH Kab.
Subang dan DPLH Kab.
Indramayu
KLH,
Ditjend. Migas, BPLHD Prop.
Jawa Barat, DPLH Kab.
Bekasi, DLH Kab. Karawang, BPLH Kab.
Subang dan DPLH Kab.
Indramayu b. Munculnya
kecemburua n sosial.
Terganggunya ketentraman masyarakat.
Perekrutan
tenaga kerja. Ada tidaknya kecemburuan sosial.
Untuk mengetahui sedini mungkin terhadap ada tidaknya gejolak sosial akibat kecemburuan yang tak tertahankan.
Pendekatan personal terhadap para pencari kerja yang dilakukan secara informal
Di
permukiman sekitar proyek.
6 bulan sekali selama masa konstruksi.
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa.
DPLH Kab.
Bekasi, DLH Kab.
Karawang, BPLH Kab.
Subang dan DPLH Kab.
Indramayu
KLH,
Ditjend. Migas, BPLHD Prop.
Jawa Barat, DPLH Kab.
Bekasi, DLH Kab. Karawang, BPLH Kab.
Subang dan DPLH Kab.
Indramayu c. Hilangnya
mata pencaharian.
Menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat.
Pelepasan tenaga kerja konstruksi.
Tingkat kesejahteraan masyarakat.
Jika terjadi penurunan tingkat kesejahteraan keluarga bisa termonitor dengan segera.
Memantau mekanisme/prosed ur pemutusan hubungan kerja sebelum pemutusan itu dilakukan.
Di kantor PT.
PERTAMINA EP.
Sebulan sebelum masa konstruksi berakhir.
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa.
DPLH Kab.
Bekasi, DLH Kab.
Karawang, BPLH Kab.
Subang dan DPLH Kab.
Indramayu
KLH,
Ditjend. Migas, BPLHD Prop.
Jawa Barat, DPLH Kab.
Bekasi, DLH Kab. Karawang, BPLH Kab.
Subang dan DPLH Kab.
Indramayu
Tabel 2.2 (lanjutan) Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Pipa Saluran Minyak dari SP Pondok Tengah ke PPP Balongan
Jenis Dampak
Penting
Jenis Dampak
Ikutan
Sumber
Dampak Tolok Ukur Tujuan Pemantauan
Alat / Metoda Pemantauan
Lokasi Pemantauan
Periode Pemantauan
Institusi Pelaksana Pemantauan
Institusi Pengawas Pemantauan
Institusi Yang Menerima Laporan
Aspek Kesehatan Masyarakat
a. Terganggu nya kesehatan dan/atau kenyamana n
masyarakat.
Terganggunya kenyamanan hidup.
Mobilisasi alat berat dan material konstruksi.
Ada tidaknya kekhawatira n yang dirasakan oleh masyarakt berkaitan dengan pengoperas ian pipa untuk menyalurka n minyak.
Timbulnya kekhawatiran masyarakat bisa dimonitor sedini mungkin.
- Pendekatan personal terhadap masyarakat sekitar yang dilakukan secara informal - Memonitor
apakah program sosialisasi berjalan dengan lancar.
Di permukiman sekitar pipa (random).
6 bulan sekali selama masa konstruksi.
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa.
DPLH Kab.
Bekasi, DLH Kab. Karawang, BPLH Kab.
Subang dan DPLH Kab.
Indramayu
KLH,
Ditjend. Migas, BPLHD Prop. Jawa Barat, DPLH Kab.
Bekasi, DLH Kab.
Karawang, BPLH Kab.
Subang dan DPLH Kab. Indramayu
Aspek Transportasi a. Rusaknya
jalan lokal
Menurunnya kenyamanan masyarakat, khususnya pemakai jalan, terhambatnya arus barang dan orang
Pengangk utan alat berat dan material konstruksi
Adanya gejala kerusakan jalan, khususnya permukaan jalan.
Memonitor terjadinya kerusakan jalan sedini mungkin.
Pengamatan visual.
Di sepanjang jalan yang dilalui oleh kegiatan pengangkutan.
Sebulan sekali selama masa konstruksi.
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa.
DPLH Kab.
Bekasi, DLH Kab. Karawang, BPLH Kab.
Subang dan DPLH Kab.
Indramayu
KLH,
Ditjend. Migas, BPLHD Prop. Jawa Barat, DPLH Kab.
Bekasi, DLH Kab.
Karawang, BPLH Kab.
Subang dan DPLH Kab. Indramayu b. Terganggu
nya arus lalulintas.
Terganggunya kenyamanan masyarakat pemakai jalan termasuk kemungkinan terjadinya kecelakaan lalulintas.
Pengangk utan alatalat berat, bahan dan material konstruksi
Ada tidaknya gangguan terhadap lalulintas, baik berupa kemacetan ataupun kecelakaan lalulintas.
Gangguan lalulintas bisa ditekan sekecil mungkin.
Pengamatan visual dan memonitor catatan kejadian kecelakaan pada Polantas setempat atau pendekatan informal pada masyarakat setempat.
Di sepanjang jalan yang dilalui.
Sebulan sekali selama masa konstruksi.
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa.
DPLH Kab.
Bekasi, DLH Kab. Karawang, BPLH Kab.
Subang dan DPLH Kab.
Indramayu
KLH,
Ditjend. Migas, BPLHD Prop. Jawa Barat, DPLH Kab.
Bekasi, DLH Kab.
Karawang, BPLH Kab.
Subang dan DPLH Kab. Indramayu
Bersambung ...
Tabel 2.2 (lanjutan) Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Pipa Saluran Minyak dari SP Pondok Tengah ke PPP Balongan
Jenis Dampak Penting
Jenis Dampak
Ikutan
Sumber
Dampak Tolok Ukur Tujuan Pemantauan
Alat / Metoda Pemantauan
Lokasi Pemantauan
Periode Pemantauan
Institusi Pelaksana Pemantauan
Institusi Pengawas Pemantauan
Institusi Yang Menerima Laporan
III. Tahap Operasi
Aspek sosial ekonomi budaya a. Meningkat-
nya pendapatan daerah.
Meningkat- nya pembangun an daerah.
Kerjasama bagi hasil secara proporsional antara pemrakarsa dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi dan Karawang.
Ada tidaknya peningkatan pembanguna n daerah.
Tetap mendukung pembanguna n daerah.
Pengamatan visual.
Di daerah permukiman sekitar.
Setiap + 12 bulan sekali selama masa operasional.
Ditjend Migas dan
Pemerintah Kabupaten Bekasi dan Kerawang
DPLH Kab.
Bekasi, DLH Kab. Karawang, BPLH Kab.
Subang dan DPLH Kab.
Indramayu
KLH,
Ditjend. Migas, BPLH Prop. Jawa Barat,
DPLH Kab. Bekasi, DLH Kab. Karawang, BPLH Kab. Subang dan DPLH Kab.
Indramayu
b. Munculnya kekhawatiran masyarakat.
Terganggun ya kenyamana n
masyarakat
Kegiatan pengaliran minyak melalui pipa.
Ada tidaknya kekhawatiran yang dirasakan oleh masyarakat berkaitan dengan pengaliran minyak melalui pipa.
Timbulnya kekhawatiran masyarakat bisa dimonitor sedini mungkin.
Pendekatan personal terhadap masyarakat sekitar yang dilakukan secara informal
Di permukiman sekitar proyek.
6 bulan sekali selama masa operasional.
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa.
DPLH Kab.
Bekasi, DLH Kab. Karawang, BPLH Kab.
Subang dan DPLH Kab.
Indramayu
KLH,
Ditjend. Migas, BPLH Prop. Jawa Barat,
DPLH Kab. Bekasi, DLH Kab. Karawang, BPLH Kab. Subang dan DPLH Kab.
Indramayu
Bersambung ....
Tabel 2.2 (lanjutan) Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Pipa Saluran Minyak dari SP Pondok Tengah ke PPP Balongan
Jenis Dampak
Penting
Jenis Dampak
Ikutan
Sumber Dampak
Tolok Ukur
Tujuan Pemantauan
Alat / Metoda Pemantauan
Lokasi Pemantauan
Periode Pemantauan
Institusi Pelaksana Pemantauan
Institusi Pengawas Pemantauan
Institusi Yang Menerima Laporan IV. Tahap Pasca Operasi
Aspek Transportasi a. Rusaknya
jalan lokal.
Menurunnya kenyamanan masyarakat, khususnya pemakai jalan.
Terhambatnya arus barang dan orang.
Pengangkutan alat berat dan hasil bongkaran
Adanya gejala kerusakan jalan, khususnya permukaan jalan.
Memonitor terjadinya kerusakan jalan sedini mungkin.
Pengamatan visual.
Di sepanjang jalan yang dilalui.
Sebulan sekali selama masa pembongkaran .
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa.
DPLH Kab.
Bekasi, DLH Kab. Karawang, BPLH Kab.
Subang dan DPLH Kab.
Indramayu
KLH,
Ditjend. Migas, BPLHD Prop. Jawa Barat, DPLH Kab.
Bekasi, DLH Kab.
Karawang, BPLH Kab. Subang dan DPLH Kab.
Indramayu b. Terganggu
nya arus lalulintas.
Terganggunya kenyamanan masyarakat pemakai jalan termasuk kemungkinan terjadinya kecelakaan lalulintas.
Meningkatnya volume lalulintas secara signifikan karena adanya kegiatan pengangkutan alat berat dan hasil bongkaran pipa
Ada tidaknya gangguan terhadap lalulintas, baik berupa kemacetan ataupun kecelakaan lalulintas.
Memonitor terjadinya gangguan lalulintas.
Pengamatan visual dan memonitor catatan kejadian kecelakaan pada Polantas setempat atau pendekatan informal pada masyarakat setempat (termasuk pengatur lalulintas informal).
Di sepanjang jalan yang dilalui.
Sebulan sekali selama masa pengangkutan.
PT.
PERTAMINA EP Region Jawa.
DPLH Kab.
Bekasi, DLH Kab. Karawang, BPLH Kab.
Subang dan DPLH Kab.
Indramayu
KLH,
Ditjend. Migas, BPLHD Prop. Jawa Barat, DPLH Kab.
Bekasi, DLH Kab.
Karawang, BPLH Kab. Subang dan DPLH Kab.
Indramayu
Bersambung ...