• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Data Penelitian

4.1.1 Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Subyek penelitian pada mahasiswa Jurusan Psikologi yang terbanyak adalah 74,41% (64 orang) mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan dan yang terendah adalah 25,58% (22 orang) mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki. Hasil gambar diagram penelitian berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat dalam gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1 Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

4.1.2 Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Semester Kuliah

Subyek penelitian yang diambil berdasarkan tingkatan semester kuliah yang terdiri dari 3 tingkatan, yaitu semester 2 sebanyak 22 orang (25,58%), semester 4 sebanyak 30

(2)

orang (34,88%) dan semester 6 sebanyak 34 orang (39,53%). Hasil gambar diagram penelitian berdasarkan semester kuliah, dapat dilihat dalam gambar 2 sebagai berikut:

Gambar 2 Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Semester Kuliah

4.1.3 Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Hasil IPK

Subyek penelitian terbanyak mempunyai IPK antara 2,6 s/d 3 sebanyak 32 orang (37,20%), kemudian subyek yang mempunyai IPK 2,1 s/d 2,5 sebanyak 21 orang (24,41%), setelah itu subyek yang mempunyai IPK 1,6 s/d 2 sebanyak 17 orang (19,76%), berikutnya subyek yang mempunyai IPK 3,1 s/d 3,5 sebanyak 11 orang (12,79%), serta subyek yang terendah mempunyai IPK 0,0 s/d 1,5 sebanyak 2 orang (2,32%) dan 3,6 s/d 4 sebanyak 2 orang (2,32%). Hasil gambar diagram penelitian berdasarkan hasil IPK, dapat dilihat dalam gambar 3 sebagai berikut:

(3)

Gambar 3 Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Hasil IPK

4.1.4 Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Status Bekerja

Subyek penelitian dilihat berdasarkan status pekerjaan terbanyak adalah 78 orang (90,69%) yang melakukan kegiatan kuliah tanpa bekerja dan sebanyak 8 orang (9,30%) yang melakukan kegiatan kuliah sambil bekerja. Hasil gambar diagram penelitian berdasarkan status bekerja, dapat dilihat dalam gambar 4 sebagai berikut:

(4)

Gambar 4 Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Status Bekerja

4.1.5 Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Pengeluaran atau Uang saku

Subyek penelitian berdasarkan pengeluaran atau uang saku per-bulan terbanyak adalah Rp. 500.000 s/d Rp.1.000.000 terdiri dari 30 orang (34,88%), kemudian pengeluaran uang saku per-bulan dibawah Rp. 500.000 terdiri dari 20 orang (23,25%), setelah itu pengeluaran atau uang saku per-bulan Rp. 1.000.000 s/d Rp. 1.500.000 terdiri dari 19 orang (22,09%), berikutnya pengeluaran atau uang saku per-bulan Rp. 1.500.000 s/d Rp. 2.000.000 terdiri dari 9 orang (10,46%) dan pengeluaran atau uang saku per-bulan terendah adalah diatas Rp. 2.000.000 terdiri dari 8 orang (9,30%). Hasil gambar diagram penelitian berdasarkan pengeluaran atau uang saku, dapat dilihat dalam gambar 5 sebagai berikut:

(5)

Gambar 5 Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Pengeluaran atau Uang saku

4.1.6 Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Tempat Tinggal

Subyek penelitian berdasarkan tempat tinggal terbanyak adalah di rumah sebanyak 59 orang (68,60%), kemudian di tempat kost sebanyak 24 orang (27,90%) dan yang terendah terdapat di apartemen sebanyak 1 orang (1,16%), di kontrakan sebanyak 1 orang (1,16%) serta di rumah dan kost (tinggal dikedua tempat) sebanyak 1 orang (1,16%). Hasil gambar diagram penelitian berdasarkan tempat tinggal, dapat dilihat dalam gambar 6 sebagai berikut:

(6)

Gambar 6 Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Tempat Tinggal

4.1.7 Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal Dengan Kuliah

Subyek penelitian berdasarkan jarak tempat tinggal dengan kuliah sebanyak 51 (59,30%) mempunyai jarak yang jauh antara tempat tinggal mereka dengan tempat kuliah dan sebanyak 35 orang (40,69%) mempunyai jarak yang dekat antara tempat tinggal mereka dengan tempat kuliah. Hasil gambar diagram penelitian berdasarkan jarak tempat tinggal dengan tempat kuliah, dapat dilihat dalam gambar 7 sebagai berikut:

(7)

Gambar 7 Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal Dengan Kuliah

4.1.8 Gambaran Hasil Prokrastinasi Pada Subyek

Gambar 8 Gambaran Pesebaran Subyek Pada Variabel Prokrastinasi

(8)

Dari diagram tabel prokrastinasi, menunjukkan prokrastinasi dengan derajat tinggi sebanyak 32 mahasiswa (37,2%) dengan skor 131-152, prokrastinasi dengan derajat sedang sebanyak 46 mahasiswa (53,48%) dengan skor 101-130 dan prokrastinasi dengan derajat rendah sebanyak 8 mahasiswa (9,3%) dengan skor dibawah 100.

Tabel 4.1 Prokrastinasi dibandingkan IPK

Prokrastinasi IPK Semester

Rendah rata-rata diatas 3 Semester 6

Sedang rata-rata diatas 2 Semester 6 Tinggi rata-rata diatas 2 Semester 4 dan 6

Maka dapat disimpulkan bahwa variabel prokrastinasi terbanyak rata-rata dilakukan di semester 6 (data lengkap dapat dilihat di lampiran 3).

4.1.9 Gambaran Hasil Prokrastinasi dengan Semeter Kuliah

Tabel 4.2 Prokrastinasi dengan semester kuliah

Jumlah Mahasiswa Prokrastinasi Semester

3 orang Rendah Semester 2

11 orang Sedang Semester 2

8 orang Tinggi Semester 2

1 orang Rendah Semester 4

17 orang Sedang Semester 4

12 orang Tinggi Semester 4

4 orang Rendah Semester 6

18 orang Sedang Semester 6

12 orang Tinggi Semester 6

(9)

Berdasarkan semester kuliah, prokrastinasi yang rendah rata-rata dilakukan oleh mahasiswa pada semester 6. Pada tahap perkembangan ini, mahasiswa sudah melalui tahap adaptasi selama 3 tahun kuliah, mereka sudah memiliki self regulation yang baik dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Menurut Erikson (2008) tahap dewasa muda, individu menjalin hubungan yang akrab dengan orang lain.

Ketika memasuki tahap dewasa akhir, individu akan mengambil tempat di masyarakat dan memiliki tanggung jawab untuk berkomitmen dan mencapai tujuan.

Dalam teori Bernad, pada faktor perilaku arsetif yang rendah, prokrastinasi dapat terjadi karena kurangnya tanggung jawab dan komitmen dalam membuat tugas. Pada semester 2 dan 4, mahasiswa masih melakukan adaptasi pada masa awal kuliah sehingga belum memiliki self regulation yang baik dalam mencaoi tujuan yang telah ditetapkan. Maka dapat disimpulkan, mahasiswa semester 6 melakukan prokrastinasi lebih rendah dibandingkan mahasiswa pada semester 2 dan 4.

4.1.10 Gambaran Hasil Prokrastinasi dengan Hasil IPK

Tabel 4.3 Prokrastinasi dengan hasil IPK

Jumlah Mahasiswa Prokrastinasi IPK

3 orang Rendah 2 s/d 3

11 orang Sedang 0 s/d 3

8 orang Tinggi 2 s/d 3

1 orang Rendah 2,3

17 orang Sedang 1,5 s/d 3 12 orang Tinggi 1,5 s/d 3

4 orang Rendah 3 s/d 4

18 orang Sedang 2 s/d 3,5

12 orang Tinggi 2 s/d 3

(10)

Berdasarkan hasil IPK, prokrastinasi dengan derajat sedang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa yang memiliki IPK 0 s/d 3, sedangkan prokrastinasi dengan derajat rendah dilakukan oleh mahasiswa yang memiliki IPK 3 s/d 4. Mahasiswa sering melakukan prokrastinasi karena kurangnya motivasi belajar dalam mendapatkan nilai yang ingin dicapai. Hal tesebut juga dipengaruhi oleh tingkat kesulitan dan banyaknya tugas yang diberikan dosen. Lee (2005) mengatakan bahwa hubungan antara motivasi dengan prokrastinasi itu bervariasi tergantung pada tugas itu sendiri seperti tugas yang terlalu banyak dan sulit menentukan tugas yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Untuk mahasiswa yang kemampuannya rendah dan kurang termotivasi akan melakukan prokrastinasi dan mahasiswa yang tidak memiliki tujuan yang jelas serta tidak memiliki kesadaran diri dalam membuat tugas akan mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi pada tugas sehingga kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi menjadi tinggi.

Dalam teori Bernad, prokrastinasi terjadi karena mahasiswa memiliki pendekatan yang lemah terhadap tugas yaitu ketidaktahuan seseorang dalam memulai pekerjaan dan menyelesaikan pekerjaan tersebut.

4.1.11 Gambaran Skor dari faktor-faktor Prokrastinasi

Tabel 4.4 Skor dari faktor-faktor prokrastinasi

No Faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi Skor

1 Kecemasan 210

2 Self depreciation 200

3 Toleransi yang rendah dengan ketidaknyamanan 195

4 Mencari Kesenangan 231

5 Disorganisasi waktu 215

6 Disorganisasi lingkungan 200

7 Pendekatan yang lemah terhadap tugas 221

8 Perilaku arsetif yang rendah 176

9 Permusuhan terhadap orang lain 225

10 Stres dan kelelahan 234

(11)

Berdasarkan total skor dari faktor-faktor prokrastinasi, skor prokrastinasi tertinggi ada pada faktor stress dan kelelahan, dan skor prokrastinasi terendah ada pada perilaku arsetif yang rendah. Maka dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab prokrastinasi terbanyak dilakukan karena faktor stres dan kelelahan.

4.2 Analisis Data Tambahan

4.2.1 Perbandingan Prokrastinasi dengan Jenis Kelamin

Tabel 4.5 Prokrastinasi dengan jenis kelamin

Jumlah Mahasiswa Prokrastinasi Jenis Kelamin

8 orang Rendah

Laki-laki 2 orang

Perempuan 6 orang

46 orang Sedang

Laki-laki 11 orang

Perempuan 35 orang

32 orang Tinggi

Laki-laki 9 orang

Perempuan 23 orang

Berdasarkan jenis kelamin, prokrastinasi terbanyak dilakukan oleh perempuan dengan derajat sedang. Kemungkinan disebabkan karena motivasi tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin dan jarak tempat tinggal, hal ini senada dengan pendapat Blanchard &

Gottry (2004), orang sering menunda-nunda karena mereka tidak memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang penting dan tidak penting untuk dikerjakan, serta tidak mengetahui bahwa menunda dapat menyebabkan hasil yang tidak maksimal. Mereka melakukan penundaan karena tertarik untuk melakukan kegiatan yang lebih menyenangkan, tidak memiliki komitmen terhadap hal yang dikerjakan. Bila penundaan dilakukan secara terus menerus dapat mengakibatkan keterlambatan, kualitas kerja yang buruk dan stres.

(12)

4.2.2 Perbandingan Prokrastinasi dengan Status Bekerja

Tabel 4.6 Prokrastinasi dengan status bekerja

Jumlah Mahasiswa Prokrastinasi Status Bekerja

8 orang Rendah

Kuliah 7 orang

Kuliah dan Bekerja 1 orang

46 orang Sedang

Kuliah 40 orang

Kuliah dan Bekerja 6 orang

32 tinggi Tinggi

Kuliah 30 orang

Kuliah dan Bekerja 2 orang

Berdasarkan status bekerja, prokrastinasi dengan derajat sedang dengan 6 orang mahasiswa yang kuliah sambil bekerja. Pemanfaatan waktu yang kurang baik berhubungan dengan bagaimanna seseorang mengatur waktu dan pencapaian tujuan yang telah dibuat. Menurut Ormord (2009) self regulation adalah pembelajaran dimana individu dapat memenuhi standar dan tujuan yang telah ditetapkan sendiri, sedangkan menurut Bandura (1986) & Covington (1992) ketika individu mempunyai standar dan tujuan yang terlalu rendah, mereka semakin tidak mencapai hasil yang maksimal, sedangkan ketika individu mempunyai standar dan tujuan yang terlalu tinggi, ketika mereka gagal maka mereka akan menyalahkan diri sendiri. Untuk status bekerja, diperoleh hasil bahwa adanya pengaruh status bekerja seseorang dengan prokrastinasi.

Hal ini disebabkan karena mahasiswa yang melakukan kuliah sambil bekerja memiliki pengaturan waktu yang lebih baik. Menurut Ferrari & Emmons (1995), prokastinasi disebabkan karena pemanfaatan waktu yang kurang efektif dan disiplin diri pada mahasiswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen.

(13)

Dalam teori Bernad, prokrastinasi terjadi karena kesulitan seseorang dalam mengatur waktu agar dapat memperkirakan dengan baik berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan memutuskan pekerjaan itu penting atau kurang penting untuk dikerjakan terlebih dahulu.

4.2.3 Perbandingan Prokrastinasi dengan Jarak Tempat Tinggal dengan Kuliah

Tabel 4.7 Prokrastinasi dengan jarak tempat tinggal dengan kuliah

Jumlah Mahasiswa Prokrastinasi Jarak

8 orang Rendah

Jarak jauh 6 orang Jarak dekat 2 orang

46 orang Sedang

Jarak jauh 27 orang Jarak dekat 19 orang

32 tinggi Tinggi

Jarak jauh 18 orang Jarak dekat 14 orang

Berdasarkan jarak tempat tinggal dengan kuliah, prokrastinasi terbanyak dengan derajat sedang memiliki 27 orang mahasiswa yang memiliki tempat tinggal jauh dengan kuliah. Dalam teori Bernad, stres dan kelelahan dapat menjadi salah satu faktor seseorang melakukan prokrastinasi.

Maka dapat disimpulkan bahwa derajat prokrastinasi tertinggi dilakukan oleh semester 6 dengan IPK rata-rata diatas 2. Hal ini dapat dipengaruhi oleh stres dan kelelahan yang berhubungan dengan jarak tempat tinggal dengan kuliah, serta pengaturan waktu yang kurang baik pada mahasiswa yang melakukan kuliah atau kuliah sambil bekerja sehingga tidak memiliki komitmen terhadap hal yang dikerjakan dalam pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan.

Gambar

Gambar 1 Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 2 Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Semester Kuliah
Gambar 3 Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Hasil IPK
Gambar 4 Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Status Bekerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa

Limbah rumah sakit adalah semua limbah baik yang berbentuk padat maupun cair yang berasal dari kegiatan rumah sakit baik kegiatan medis maupun nonmedis yang kemungkinan

Langkah-langkah secara rinci untuk mengevaluasi kesejajaran antara kurikulum dan penilaian melalui item mapping berdasarkan teori respons butir dapat diuraikan sebagai berikut: (1)

Sistem Informasi Laboratorium Klinik Keperawatan merupakan bagian dari sistem yang ada di institusi pendidikan keperawatan, dimana dalam pembuatan aplikasi sistem

Pengelolaan sumber daya air sering berfokus pada pemenuhan kebutuhan air yang meningkat tanpa memperhitungkan secara memadai kebutuhan untuk melindungi kualitas dan

Namun pada kenyataannya penggunaan Ruko di Pancoran Glodok sebagai hunian mulai mengalami degradasi sejak Kerusuhan Mei , ada banyak pemilik Ruko yang memilih untuk membeli Rumah

Sektor perikanan merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara, mengingat konsumsi ikan di merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara,

Pengaruh biaya kualitas terhadap laba bersih di PT PINDAD (Persero ) di Divisi Tempa dan Cor dalam kurun waktu tahun 2002 sampai dengan 2009 adalah sebesar 78%, artinya