• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI. Gambar 8 Peta Lokasi Penelitian (Sumber:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODOLOGI. Gambar 8 Peta Lokasi Penelitian (Sumber:"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III METODOLOGI

3.1 Lokasi dan Waktu Studi

Lokasi penelitian ini berada pada CBD Sentul City, yang terletak di Desa Babakan Maday, Kecamatan Citeuruep, Kabupaten DT II Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kawasan CBD yang diteliti yaitu Marketing Office, Plaza Niaga 1, Graha Utama dan Graha Madya serta Taman Budaya dan Alam Fantasia. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus 2010,serta penyusunan hasil studi sampai bulan Desember 2010.

Keterangan:

1 = Marketing Office 2 = Plaza Niaga 1

3 = Graha Utama, Graha Madya 4 = Taman Budaya Alam Fantasia

Gambar 8 Peta Lokasi Penelitian

(Sumber: www.googlemaps.com)

(2)

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta Sentul City (PT.

Sentul City Tbk.), citra satelit (googlemaps.com), data titik pohon (Global Possitioning System, GPS), dan data iklim Sentul City (Stasiun BMKG Dramaga).

Alat yang digunakan yaitu GPS e-Trex Summit HC, kamera digital, Thermohygrometer, dan Personal Computer (PC) Compaq S550 Pentium 4, dengan beberapa program pendukung, diantaranya AutoCAD 2006, ArcView GIS 3.2, Adobe Photoshop CS3, Microsoft Word 2007, dan Microsoft Excel 2007.

3.3 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian yang dilakukan tersaji dalam bagan tahapan penelitian pada Gambar 9.

CBD, Sentul City

Inventarisasi

Analisis & Evaluasi

Sintesis Gambar 9 Bagan Tahapan Penelitian

Fungsi Ekologis Pohon

Pereduksi Angin Pengontrol Radiasi

Matahari

Membandingkan Kondisi Aktual dengan Standar Literatur

Mengolah Data dengan Arc View

Sesuai dengan Kriteria Standar

Tidak Sesuai dengan Kriteria Standar

Rekomendasi Ruang Terbuka Hijau

Kesesuaian Fisik

Evaluasi

(3)

3.3.1 Persiapan

Pada tahapan ini yang dilakukan adalah penetapan tujuan penelitian, penyusunan rencana kerja, pengumpulan dan pemilihan data sekunder dari berbagai studi pustaka atau penelitian sebelumnya mengenai evaluasi fungsi ekologis RTH, kriteria pohon sebagai pereduksi angin dan pengontrol radiasi matahari serta perkiraan biaya penelitian. Kemudian dilakukan persiapan administrasi dan keperluan penelitian seperti, surat perizinan pada lokasi penelitian, yaitu PT. Sentul City Tbk.

3.3.2 Inventarisasi

Tahapan inventarisasi kondisi tapak dilakukan dengan cara studi literatur dan survei lapang untuk mengetahui kondisi fisik dan fungsi ekologis RTH lanskap CBD yang eksisting. Tahapan ini ditujukan untuk mendapatkan data yang diperlukan, terdapat dua jenis data yang diambil yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh saat melakukan survei lapang yang meliputi pengamatan kecepatan angin dengan Skala Beaufort, pengambilan data suhu dengan Thermohygrometer, mengidentifikasikan karakteristik pohon, mengamati kondisi fisik, pengambilan gambar atau foto dan pemetaan pohon dengan GPS pada kawasan CBD Sentul City. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur, penelitian sebelumnya dan pihak pengembang Sentul City. Terdapat pula data spasial berupa peta yang diperoleh dari pihak pengembang CBD Sentul City dan pemetaan pohon kawasan CBD berdasarkan GPS.

Data primer dan data sekunder mengenai kesesuaian fisik dan fungsi ekologis RTH khususnya pohon pada lanskap CBD Sentul City terhadap angin dan radiasi matahari yang diperoleh akan dibandingkan dengan standar berdasarkan studi literatur. Hasil perbandingan tersebut akan menghasilkan suatu data yang dapat dianalisis secara deskriptif dan spasial. Data spasial yang diperoleh akan dibandingkan secara spasial pada tiap lokasi RTH lanskap CBD Sentul City, dengan begitu akan terlihat perbedaan antara kawasan yang ditumbuhi vegetasi atau RTH dengan kawasan terbangun seperti perkerasan dan bangunan. Selain itu, akan terlihat dominasi tanaman pada RTH lanskap CBD yang dapat dinilai fungsi ekologisnya dari segi pereduksi angin dan pengontrol

(4)

radiasi matahari. Data spasial tersebut akan menghasilkan suatu peta yang dapat dianalisis secara spasial. Tahapan ini bertujuan untuk mengumpulkan data primer maupun sekunder dan berbagai informasi yang dapat mendukung penelitian.

Secara rinci jenis data, interpretasi data dan sumber data inventarisasi disajikan pada Tabel 2.

Table 2 Jenis, Interpretasi, dan Sumber Data yang Diperlukan

Aspek No Jenis Data Interpretasi Data Sumber Data

Data Primer

1. Peta RTH CBD Jumlah, jenis, dan lokasi pohon

Lapang (pemetaan dengan GPS) 2. Foto/gambar pohon Kondisi fisik pohon Lapang (pengambilan

foto) 3. Angin Kecepatan dan arah angin Lapang

(Skala Beaufort)

4. Radiasi Matahari Suhu Lapang

(Thermohygrometer)

Data Sekunder

5. Peta Sentul City Batas CBD PT. Sentul City Tbk., googlemaps.com 6. Iklim Kecepatan angin, radiasi

matahari, suhu, dan RH

Stasiun klimatologi Dramaga

7. Data standar fungsi ekologis pohon

pemecah angin dan

pengontrol radiasi matahari Studi pustaka 8. Data standar

kesesuaian fisik

Aksesibilitas, sirkulasi, area

parkir, bangunan Studi pustaka 9. Topografi, kondisi

tanah Kesesuaian dengan tanaman PT Sentul City Tbk, studi pustaka

3.3.3 Analisis

Data yang sudah diperoleh dari tahapan persiapan, pengamatan, dan penilaian dapat dianalisis dengan:

a. Analisis deskriptif

Analisis ini dilakukan dengan membandingkan kondisi fisik dan fungsi ekologis pohon yang eksisting dengan standar kondisi fisik dan ekologis pohon yang telah didapatkan dari studi literatur. Kondisi fisik dan fungsi ekologis pohon yang dianalisis meliputi pereduksi angin dan pengontrol radiasi matahari. Pereduksi angin dapat dianalisis dengan menggunakan Skala Beaufort dan data iklim dari Stasiun BMGK Dramaga. Radiasi matahari dapat dianalisis menggunakan data yang diperoleh dari Thermohygrometer dan Stasiun BMGK Dramaga.

b. Analisis spasial

Analisis ini dilakukan dengan mengolah data yang telah diperoleh dari hasil menitikkan posisi pohon pada area CBD menggunakan GPS. Pengolahan

(5)

data ini menggunakan software ArcView 3.2. Setelah data tersebut diolah, dapat dinilai fungsi ekologis pohon secara spasial. Penilaian tersebut dilakukan dengan memberikan warna-warna yang berbeda pada tiap area pepohonan yang membentuk RTH dalam kawasan CBD. Tujuannya untuk membedakan area pepohonan yang sesuai, cukup sesuai, kurang sesuai atau tidak sesuai dengan standar fungsi ekologis pohon. Analisis ini dilakukan untuk menilai secara spasial area pepohonan lanskap CBD berdasarkan analisis deskripsi yang telah dilakukan dan mengetahui kekurangan serta kelebihan dari masing-masing lokasi sehingga dapat ditentukan alternatif perbaikannya secara spasial.

Menurut Brown dan Gillespie, (1995) pada dasarnya semak mempunyai pengaruh terhadap angin yang sama dengan pohon, perbedaannya hanya terletak pada luas areanya. Semak dapat dengan efektif melindungi area yang kecil, dimana orang duduk serta mereduksi angin di sekitar area rumah. Maka pada penelitian ini yang dinilai fungsi ekologis RTH pada kawasan CBD hanya sebatas pohon dengan ketinggian ≥ 2m. Secara rinci kriteria penilaian fungsi ekologis pohon yang membentuk RTH lanskap CBD kawasan Sentul City disajikan dalam Tabel 3. Pada tabel tersebut terdapat penilaian dari 1 hingga 4, dimana nilai 1 = tidak sesuai, nilai 2 = kurang sesuai, nilai 3 = cukup sesuai, dan nilai 4 = sesuai.

Penilain dilakukan berdasarkan kondisi eksisting setiap pohon pada tiap tapak CBD. Kemudian membandingkannya dengan masing-masing karakteristik standar pohon untuk pereduksi angin dan pengontrol radiasi matahari. Terdapat tujuh karakteristik pohon untuk pereduksi angin dan enam untuk pengontrol radiasi matahari. Karakteristik pereduksi angin antara lain kerapatan ideal 75% - 85%, pohon tinggi >15m, daerah bebas cabang yang cukup rendah, jarak tanam rapat, tajuk bersinggungan, dan kontinu, morfologi daun, ditanam beberapa baris serta orientasi penanaman pohon. Karakteristik untuk pengontrol radiasi matahari adalah berdaun tebal, rindang, dan evergreen, bentuk tajuk menyebar, bulat, kubah dan tidak beraturan, jarak tanam rapat, tajuk bersinggungan, dan kontinu, bermassa daun padat, morfologi daun, dan orientasi penanaman pohon.

(6)

Tabel 3 Kriteria Penilaian Fungsi Ekologis Pohon

Variabel Aspek

Fungsi Kriteria Penilaian Penilaian Nilai

Standar

Pereduksi Arah dan Kecepatan

Angin

a. Kerapatan ideal 75% - 85%. 1-4 4

b. Pohon tinggi >15m. 1-4 4

c. Daerah bebas cabang yang cukup rendah. 1-4 4 d. Jarak tanam rapat, tajuk bersinggungan, dan

kontinu. 1-4 4

e. Morfologi daun. 1-4 4

f. Ditanam beberapa baris. 1-4 4

g. Orientasi penanaman pohon. 1-4 4

Total 7-28 28

Pengontrol Radiasi Matahari

a. Berdaun tebal, rindang, dan evergreen. 1-4 4 b. Bentuk tajuk menyebar, bulat, kubah dan

tidak beraturan. 1-4 4

c. Jarak tanam rapat, tajuk bersinggungan, dan

kontinu. 1-4 4

d. Bermassa daun padat,sempit/tebal. 1-4 4

e. Morfologi daun. 1-4 4

f. Orientasi penanaman pohon. 1-4 4

Total 7-24 24

Sumber : Dahlan (1992); Brown dan Gillespie (1995); Grey dan Denekke (1978); Brooks (1988);

Vitasari (2004); De Chiara dan Koppelman (1989); Carpenter et al. (1975).

(Irwan, 2008) menerangkan mengenai karakteristik untuk kesesuian fisik RTH yang dikelompokkan menjadi tiga bentuk dan dua struktur, antara lain:

1. Bergerombol atau menumpuk, yaitu RTH dengan komunitas vegetasi yang terkonsentrasi pada suatu area dengan jumlah pohon minimal 100 batang dengan jarak tanam rapat dan tidak beraturan.

2. Menyebar, yaitu RTH yang tidak mempunyai pola tertentu dengan komunitas vegetasi yang tumbuh menyebar dalam bentuk rumpun atau gerombol-gerombol kecil.

3. Berbentuk jalur, yaitu komunitas vegetasi yang tumbuh pada lahan yang berbentuk jalur lurus atau melengkung, mengikuti bentukan sungai, jalan, pantai, saluran, dan sebagainya.

4. Berstrata dua, yaitu komunitas vegetasi yang hanya terdiri dari pepohonan dan rumput atau penutup tanah lainnya.

5. Berstrata banyak, yaitu komunitas vegetasi yang terdiri dari pepohonan, rumput, semak, dan penutup tanah dengan jarak tanam rapat serta tak beraturan.

(7)

3.3.4 Evaluasi

Pada tahapan ini diberikan suatu penilaian evaluasi secara deskriptif dalam bentuk tabel maupun uraian singkat mengenai kondisi fisik dan fungsi ekologis RTH CBD di Sentul City. Penilaian ini dilakukan dengan membuat suatu tabel kesesuaian kondisi fisik dan fungsi ekologis setiap pohon. Penilaian dilakukan dengan memberikan persentase pembobotan yang dikelompokan menjadi empat kategori kesesuaian, yaitu tidak sesuai, kurang sesuai, cukup sesuai, dan sesuai.

Pengelompokan dilakukan dengan lima selang, yang membagi sempurna bobot dari 100% menjadi lima bagian sama besar, yaitu masing-masing 25%. Namun, untuk menaikkan standar penilaian, pada bobot terendah penilaian menjadi 40%.

Tabel 4 Persentase Pembobotan Penilaian

Kriteria Persentase Pembobotan

Sesuai ≥81%

Cukup Sesuai 61% - 80%

Kurang Sesuai 41% - 60%

Tidak Sesuai ≤40%

Untuk mendapatkan persentase pembobotan dilakukan perhitungan sederhana, sebagai berikut:

Persentase Pembobotan = Nilai Aktual x 100%

Nilai Standar

Jika hasil penilaian memperlihatkan ketidaksesuain dengan standar kondisi fisik dan fungsi ekologis RTH maka dapat dilakukan perbaikan penanaman pohon yang membentuk suatu RTH. Perbaikan tersebut ditujukan untuk meningkatkan kemampuan mereduksi angin dan mengontrol radiasi matahari. Namun, jika hasil penilaian memperlihatkan kesesuain dengan standar kondisi fisik dan fungsi ekologis RTH maka diperlukan suatu pengelolaan yang berkelanjutan. Agar kondisi fisik dan RTH tersebut dapat berfungsi secara berkesinambungan.

3.3.5 Sintesis

Tahapan ini adalah tahap akhir dari evaluasi kesesuaian kondisi fisik dan fungsi ekologis RTH lanskap CBD yang akan menghasilkan suatu rekomendasi.

Jika hasil evaluasi menyatakan kondisi fisik dan fungsi ekologis RTH sesuai

(8)

dengan kriteria berdasarkan literatur. Maka perlu dilakukan implementasi pengelolaan berlanjut pada kawasan CBD. Namun, jika hasil evaluasi menunjukkan ketidaksesuaian dengan kriteria berdasarkan literatur maka perlu diusulkan rekomendasi. Rekomendasi tersebut diarahkan untuk meningkatkan kualitas RTH lanskap CBD terhadap fungsinya sebagai pereduksi angin dan pengontrol radiasi matahari yang disajikan dalam bentuk deskriptif berupa gambar dan uraian singkat.

Gambar

Gambar 8 Peta Lokasi Penelitian
Tabel 3 Kriteria Penilaian Fungsi Ekologis Pohon

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa soal yang berkategori HOTS dalam Ujian Nasional IPA Fisika memiliki persentase dengan rentang

Hal ini menyebabkan ditemukannya pergeseran bentuk dalam TSa, khususnya pergeseran bentuk pada unit, karena terjemahan verba pasif TSu diterjemahkan menjadi verba

Kontribusi dari penambahan jumlah wajib pajak orang pribadi baru hasil kegiatan ekstensifikasi pada penerimaan pajak penghasilan orang pribadi KPP Pratama Kepanjen yaitu

Apakah penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan di kelas XI TO A SMK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui energi listrik yang dihasilkan oleh generator termoelektrik dengan menggunakan berbagai jenis limbah organik (tatal kayu akasia, tatal

Hal ini dikarenakan banyaknya warga masyarakat Kampung Padajaya yang masuk kedalam tangga kehidupan sedang dan tangga kehidupan miskin, yang menyebabkan mereka

Metro sebagai ruang terbuka publik Metode deskriptif 7 Desti Rahmiati , Bambang Setioko, Gagoek Hardiman, 2013, Universitas Bandar Lampung Pengaruh Perubahan Fungsi

Hamka, dalam Tafsir Al-Azhar,  menjelaskan tentang makna adil dalam ayat ini, yaitu  “menimbang yang sama berat, menyalahkan yang salah dan membenarkan yang benar, mengembalikan