• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS POTENSI BAHAYA MENGGUNAKAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) PADA PEKERJA VENDOR DI BAGIAN BOTTLING PT COCA-COLA AMATIL MEDAN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS POTENSI BAHAYA MENGGUNAKAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) PADA PEKERJA VENDOR DI BAGIAN BOTTLING PT COCA-COLA AMATIL MEDAN SKRIPSI"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh

BIMA HAFISH RAMADHAN NIM. 141000396

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

BIMA HAFISH RAMADHAN NIM. 141000396

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021

(3)
(4)

Telah diuji dan dipertahankan Pada tanggal: 10 September 2020

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Dr. Eka Lestari Mahyuni, S.K.M., M.Kes.

Anggota : 1. Dr. Isyatun Mardiah, S.K.M., M.Kes.

(5)

Pernyataan Keaslian Skripsi

Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Potensi Bahaya Menggunakan Job Safety Analysis (JSA) pada Pekerja Vendor di Bagian Bottling PT. Coca-Cola Amatil Medan” beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, September 2020

Bima Hafish Ramadhan

(6)

Abstrak

Kecelakaan kerja dapat kita hindari dengan mengetahui dan mengenal berbagai potensi-potensi bahaya yang ada dilingkungan kerja. Analisa potensi bahaya yang paling popular dan paling sering digunakan dilingkungan kerja adalah mengggunakan metode Job Safety Analysis (JSA). Job Safety Analysis (JSA) merupakan sebuah metode yang menganalisis potensi bahaya yang terdapat pada system dan prosedur kerja serta manusia sebagai pekerjanya. Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif yaitu menggambarkan proses analisa keselamatan kerja dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA) dengan tujuan untuk mengetahui proses pekerjaan pada pekerja vendor di bagian bottling di PT Coca-Cola Amatil Medan. Hasil dari Penelitian ini menunjukan bahwa proses pekerjaan Cleaning Chemical Unit memiliki beberapa potensi bahaya seperti keracunan, terbentur oleh besi disekitar area kerja, terkena luka bakar, risiko terjepit oleh mesin, dan mengambil langkah untuk mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja. Peneliti menyarankan kepada pihak vendor untuk meningkatkan upaya pengendalian Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan melakukan upaya pengendalian dari berbagai potensi bahaya dan membiasakan menggunakan alat pelindung diri pada proses kerja Cleaning Chemical Unit.

Kata kunci: Job safety analysis, potensi bahaya

(7)

Abstract

Work accident Could be avoid by knowing and regonized the various potential hazards that exist in the work environment. The most commonly used to potential hazard analysis was Job Safety analysis (JSA). Job Safety Analysis (JSA) was a method that analyzez the potential hazard that exist in work systems and procedures as well as humans as workers. This type of research is a descriptive survey, which describes the work safety analysis process using the Job Safety Analysis (JSA) method with the aim of knowing the work process for vendor workers in the bottling section of PT Coca-Cola Amatil Medan. The results of this study indicate that the Cleaning Chemical Unit work process has several potential hazards such as poisoning, colliding with iron around the work area, getting burns, the risk of being pinched by machines, and taking steps to reduce the risk of work accidents.

Researchers suggest to vendors to increase occupational safety and health control efforts by controlling various potential hazards and getting used to using personal protective equipment in the Cleaning Chemical Unit work process.

Keywords: Job safety analysis, potential hazard

(8)

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Potensi Bahaya Menggunakan Job Safety Analysis (JSA) pada Pekerja Vendor di Bagian Bottling PT Coca-Cola Amatil Medan”.

Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes., selaku Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

4. Dr. Eka Lestari Mahyuni, S.K.M., M.Kes., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

5. Dr. Isyatun Mardiah, S.K.M., M.Kes., selaku Dosen Penguji I dan Ir. Kalsum, M.Kes., selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu dan pikiran

(9)

dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Dr. Siti Khadijah S.K.M., M.Kes., selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah membimbing penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.

7. Para Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat USU atas ilmu yang telah diajarkan selama ini kepada penulis.

8. Pegawai dan Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat USU yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terkhusus Sony Saputra.

9. Kepala Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT Coca-Cola Amatil Medan Vendra Taufik Hariyadi, OH & S System and Compliance Manager PT Coca- Cola Amatil Riki Wiyardi, dan Assistant Commercial Manager PT Coca-Cola Amatil Indonesia yang telah mengizinkan penulis melakukanpenelitian.

10. Teristimewa untuk orang tua (Ir. Misroh Asgar dan Linda Wirniyanti) yang telah memberikan kasih sayang yang begitu besar dan kesabaran dalam mendidik dan memberi dukungan kepada penulis.

11. Terkhusus untuk saudari-saudari (dr. Fatma Diana dan Zara Nadhirah) yang telah memberikan semangat kepada penulis.

12. Teman-teman terdekat yang telah menyemangati dan mendukung penulis.

13. Teman-teman FKM USU seperjuangan yang telah memberikan semangat dan dukungan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis

(10)

berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif dan bermanfaat bagi pembaca.

Medan, September 2020

Bima Hafish Ramadhan

(11)

Daftar Isi

Halaman

Halaman Persetujuan i

Halaman Penetapan Tim Penguji ii

Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii

Abstrak iv

Abstract v

Kata Pengantar vi

Daftar Isi ix

Daftar Tabel xi

Daftar Gambar xii

Daftar Lampiran xiii

Daftar Istilah xiv

Riwayat Hidup xv

Pendahuluan 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 5

Tujuan Penelitian 6

Tujuan umum 6

Tujuan khusus 6

Manfaat Penelitian 6

Tinjauan Pustaka 8

Job Safety Analysis (JSA) 8

Manfaat Job Safety Analysis (JSA) 9

Langkah Menentukan Job Safety Analysis (JSA) 10

Memilih pekerjaan ( job selection) 11

Menguraikan pekerjaan (job breakdown) 12

Pengendalian bahaya (hazard control) 12

Bahaya dan Potensi Bahaya 13

Jenis Potensi Bahaya 14

Bahaya biologis 14

Bahaya fisis 14

Bahaya kimiawi 15

Bahaya listrik 15

Bahaya mekanis 15

Sumber Potensi Bahaya dari Lingkungan Kerja 16

Sumber Potensi Bahaya dari Bahan Kimia dan Peralatan 17

Analisis Potensi Bahaya Pekerjaan 17

Kecelakaan Kerja di Dunia Industri Kecelakaan Kerja 18

Klasifikasi Kecelakaan Industri 19

Manufacturing Bottling 22

(12)

Cleaning Chemical Unit 23

Tahapan Pekerjaan Cleaning Chemical Unit 23

Landasan Teori 23

Kerangka Berpikir 25

Metode Penelitian 26

Jenis Penelitian 26

Lokasi dan Waktu Penelitian 26

Subjek Penelitian 26

Definisi Konsep 26

Metode Pengumpulan Data 27

Metode Analisis Data 29

Hasil Penelitian dan Pembahasan 30

Gambaran Umum Perusahaan 30

Visi, Misi dan Nilai Perusahaan 31

Visi 31

Misi 31

Nilai perusahaan 31

Vendor PT Diversey 31

Analisis Potensi Bahaya Menggunakan JSA pada Pekerja

Vendor 32

Memilih Pekerjaan (Job Selection) 33

Menguraikan Pekerjaan (Job Breakdown) 33

Job Safety Analysis (JSA) pada Proses Pekerjaan Pengecekan

Lubrikasi 34

Pembersihan Alat Lubrikasi 36

Pengisian Cairan Lubrikasi 40

Pengecekan Kelancaran Lubrikasi Akhir 41

Pengecekan Kaustik 42

Pengecekan Botol 44

Potensi Bahaya pada Proses Pekerjaan 45

Bahaya biologis pada proses kerja 45

Bahaya fisis pada proses kerja 46

Bahaya kimiawi pada proses kerja 48

Bahaya listrik pada proses kerja 49

Bahaya mekanis pada proses kerja 50

Keterbatasan Penelitian 50

Kesimpulan dan Saran 52

Kesimpulan 52

Saran 52

Daftar Pustaka 53

Lampiran 55

(13)

Daftar Tabel

No Judul Halaman

1 Sumber Potensi Bahaya dari Lingkungan 16

2 Menguraikan Pekerjaan 34

3 Pengecekan Lubrikasi 35

4 Pembersihan Alat Lubrikasi 37

5 Pengisian Cairan Lubrikasi 40

6 Pengecekan Kelancaran Lubrikasi 41

7 Pengecekan Kaustik 43

8 Pengecekan Botol 44

(14)

Daftar Gambar

No Judul Halaman

1 Alur penelitian 25

2 Kerangka berpikir 25

(15)

Daftar Lampiran

Lampiran Judul Halaman

1 Surat Izin Penelitian 55

2 Surat Selesai Penelitian 56

3 Dokumentasi 57

(16)

Daftar Istilah

BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ILO International Labour Organization JSA Job Safety Analysis

OHS Occupational Health and Safety

OSHA Occupational Safety and Health Administration

(17)

Riwayat Hidup

Penulis bernama Bima Hafish Ramadhan berumur 24 tahun. Penulis lahir di Jakarta pada tanggal 29 Januari 1996. Penulis beragama Islam, anak Kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Misroh Asgar dan Ibu Linda Wirniyanti.

Pendidikan formal dimulai di TK Mutiara 17 Agustus Bekasi Tahun 2000.

Pendidikan sekolah dasar di SDN Teluk Pucung 7 Bekasi Tahun 2001 – 2007, sekolah menengah pertama di SMP Mutiara 17 Agustus Bekasi Tahun 2007-2010, sekolah menengah atas di SMA Negeri 107 Jakarta Tahun 2010-2013, dan berkuliah di Universitas Gunadarma Jakarta 2013 – 2014. Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Medan, September 2020

Bima Hafish Ramadhan

(18)

Pendahuluan

Latar Belakang

Kemajuan teknologi diera globalisasi saat ini mendorong berkembangnya dunia industri. Penggunaan alat-alat berat dan mesin-mesin yang serba canggih dapat merubah bentuk, sifat, dan proses pekerjaan menjadi lebih mudah demi tercapainya produktivitas yang dapat bersaing dalam kualitas dan kuantitas.

Kemajuan teknologi tersebut semua dapat menikmati kehidupan yang lebih baik.

Namun dampak yang terjadi dari perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya pengaruh negatif yang cukup besar. Berbagai sumber bahaya di tempat kerja baik karena faktor fisik, kimia, biologis, psikologis, fisiologis,serta mental psikologis atau tindakan dari manusia sendiri merupakan penyebab terjadinya kecelakaan akibat kerja yang harus ditangani secara dini. (Budiono, 1990).

Menurut Ramli (2010) yang mengutip pendapat H.W. Heinrich, faktor penyebab kecelakaan kerja adalah tindakan tidak aman dari manusia (unsafe action) dan kondisi tidak aman (unsafe condition). Berdasarkan hasil statistik menyatakan bahwa 85% kecelakaan kerja disebabkan oleh faktor manusia dengan tindakan yang tidak aman.

Menurut data kecelakaan bahwa kecelakaan yang terjadi di tempat kerja sebagian besar disebabkan oleh kecerobohan tenaga kerja. Hal itu bisa diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan dari tenaga kerja, keterampilan yang tidak memadai dalam melaksanakan pekerjaannya, terutama ketika dihadapkan dengan teknologi atau alat yang baru yang tidak sesuai dengan ukuran anthropometri tenaga kerja Indonesia (tidak ergonomis). Bila ini diabaikan, maka akan menimbulkan potensi

(19)

kecelakaan dan kesehatan kerja yang dapat menyebabkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Kecelakaan yang terjadi dapat menyebabkan kerugian yang besar baik material maupun non material (Suma’mur, 1996).

Berdasarkan data dari U.S. Bureau of Labor Statistics, U.S. Department of Labor Tahun (2019) didapat data kecelakaan kerja pada Tahun 2018 dengan total kecelakaan kerja sebanyak 5.250 kasus. Dari 5.250 kasus kecelakaan kerja tersebut 343 kasus (6,5%) terjadi diindustri manufaktur. Sedangkan pada Tahun 2017 total kecelakaan kerja mencapai 5.147 kasus, dengan kasus kecelakaan kerja diindustri manufaktur sebesar 303 kasus (5,8%). Dan pada Tahun 2016 total kasus kecelakaan kerja mencapai 5.190 kasus, dengan 319 kasus (6,1%) terjadi di industri manufaktur.

Berdasarkan data Health and Safety Executive Tahun 2019 di Negara Inggris total kecelakaan kerja mencapai 69.208 kasus kecelakaan. Dari total kasus kecelakaan kerja tersebut manufacturing industries menyumbangkan angka kecelakaan kerja sebesar 2.130 kasus.

Data pada BPJS Ketenagakerjaan memperlihatkan angka kecelakaan kerja selalu berubah tahun demi tahun. Tercatat pada Tahun 2015 dari 110.285 kasus kecelakaan kerja dengan kematian sebanyak 2.308. Pada Tahun 2016 terjadi 101.367 kasus kecelakaan kerja dengan jumlah kematian sebanyak 2382 jiwa, pada Tahun 2018 tercatat jumlah kasus kecelakaan kerja mencapai 114.148 kasus, sementara Tahun 2019 tercatat 77.295 kasus kecelakaan ditempat kerja.

Potensi bahaya ditempat kerja merupakan dasar untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tenaga kerja serta dapat digunakan untuk upaya-upaya

(20)

pengendalian dalam rangka pencegahan kecelakaan kerja, dampak potensi bahaya bisa terjadi dari berbagai faktor seperti teknis, lingkungan dan manusia, potensi bahaya juga meliputi bahaya fisis, biologis, kimiawi, listrik, dan mekanis (Ramli, 2010).

Kecelakaan kerja dapat dihindari dengan mengetahui dan mengenal berbagai potensi-potensi bahaya yang ada dilingkungan kerja. Berbagai potensi- potensi bahaya tersebut, dieleminasi untuk menghilangkan risiko-risiko kecelakaan kerja yang akan terjadi. Apabila bahaya tersebut tidak dihilangkan, maka tindakan pengendalian harus diimplementasikan untuk meminimalkan potensi bahaya sampai risikonya dapat diterima oleh pekerja (Ramli, 2010).

Analisa potensi bahaya yang sering dipakai dilingkungan kerja sebagai cara pencegahan dan upaya pencegahan kecelakaan kerja adalah dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA). Job Safety Analysis (JSA) merupakan sebuah metode analisa potensi bahaya yang menganalisis potensi bahaya yang ada pada sistem kerja dan prosedur serta pekerjanya, serta juga memberikan rekomendasi cara pencegahan terhadap kecelakaan kerja pada pekerjaan tersebut (Ramli, 2010).

Industri yang saat ini sedang berkembang adalah industri minuman botol Kemajuan industri ini ditentukan oleh mutu tenaga kerja. Ketidak efisienan tenaga kerja atau tendahnya produktivitas akan mempersulit suatu perusahaan dalam menghadapi pasar global. Oleh karena itu, selain perhatian dari perusahaan itu sendiri, pemerintah juga perlu membuat peraturan yang menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang bersifat manusiawi. Karena itu peranan

(21)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja didalam industri ini semakin penting.

Industri manufaktur minuman botol merupakan industri yang menggunakan, mengelola serta memproses bahan kimia dengan suhu tinggi.

Dalam pemprosesan banyak menggunakan mesin dan peralatan modern. Dengan adanya bahan kimia dan mesin dalam proses produksi, tentu memiliki potensi bahaya yang cukup besar. Potensi ini jika kurang terkendali dengan baik dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan kerja tersebut. Seperti halnya potensi bahaya dari bahan kimia, perlu mendapatkan perhatian yang serius karena dapat menyebabkan kecelakaan atau penyakit akibat kerja.

PT. Coca Cola Amatil Indonesia merupakan perusahaan yang memproduksi minuman ringan (Manufacturing bottling) yang memiliki faktor dan potensi bahaya yang kompleks disetiap jenis pekerjaannya. Karena itu perusahaan sangat memperhatian masalah yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Upaya untuk pengendalian kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja, perlu adanya usaha untuk mengidentifikasi faktor-faktor atau sumber-sumber bahaya ditempat kerja dan dievaluasi risiko serta dilakukan upaya pengendalian yang memadai. Dalam bidang K3 terdapat cara untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mengevaluasi faktor-faktor bahaya ditempat kerja dan bahaya tersebut terbagi menjadi bahaya biologis, bahaya fisis, bahaya kimiawi, bahaya listrik dan bahaya mekanis.

Proses produksi atau proses kerja di PT Coca Cola Amatil Indonesia meliputi beberapa tahap dalam pembuatan minuman seperti pengolahan air,

(22)

pembuatan sirup, pemurnian CO2, Pencampuran, pengepakan barang. Dan dalam proses produksinya didukung juga dengan perawatan dan pembersihan alat alat produksi seperti cleaning chemical unit, lubrikasi dan aplikasi Chemical, perbaikan dan pemasangan peralatan produksi, dan lainnya.

Vendor adalah perusahaan atau perorangan yang menjual suatu produk (barang atau jasa) kepada pihak lain (perusahaan) untuk menunjang kinerja perusahaan lain. Dalam proses produksinya perusahaan banyak memakai jasa vendor atau kontraktor pada kegiatan produksi dan perawatannya. Peran pekerja vendor teknis dalam proses pembuatan minuman merupakan suatu hal yang penting pada perusahaan seperti pemasangan, perbaikan, cleaning machine, serta maintenance mesin dan lainnya. karena dalam industri ini proses pembotolan banyak menggunakan mesin dan penggunaan bahan kimia dalam proses perawatan dan pembersihan peralatan yang juga memiliki banyak risiko potensi bahaya dalam proses kerjanya seperti tersentrum, terkena paparan bahan kimia, iritasi, terjepit, terjatuh, tersandung, tersayat, terkena luka bakar, keracunan, dan lainnya, maka pada kegiatan pekerja vendor teknis di industri ini harus terjamin keselamatan dan kesehatan kerjanya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul analisis potensi bahaya menggunakan job safety analysis (JSA) pada pekerja vendor dibagian bottling di PT. Coca Cola Amatil Medan.

Perumusan Masalah

Dari uraian diatas diketahui bahwa dalam industri manufacturing of beverage (industri minuman) memiliki potensi bahaya dari kegiatan kerja pekerja

(23)

vendor sehingga diperlukan adanya analisis potensi bahaya menggunakan Job Safety Analysis (JSA) pada pekerja vendor dibagian Bottling di PT. Coca Cola Amatil Medan.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi bahaya yang ada dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA) pada pekerja vendor dibagian bottling di PT. Coca Cola Amatil Medan.

Tujuan khusus. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi pekerjaan atau kegiatan tertentu dan memecahkan menjadi urutan tahapan, kemudian, mengidentifikasi semua kemungkinan potensi bahaya yang mungkin terjadi.

2. Mengevaluasi dan menilai potensi bahaya pada pekerja.

3. Merumuskan langkah pengendalian potensi bahaya dengan mengambil langkah-langkah yang cukup untuk mengurangi atau menghilangkannya.

Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan dalam pengembangan ilmu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Khususnya pada bagian manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang terkait dengan program pencegahan dan pengendalian kecelakaan kerja.

2. Sebagai bahan masukan untuk PT. Coca Cola Amatil Medan untuk meningkatkan perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja serta menanggulangi potensi bahaya yang ditemukan pada proses bottling.

(24)

3. Sebagai masukan dan untuk meningkatkan kesadaran pekerja agar mengenali potensi bahaya yang ada dilingkungan kerja agar dapat terhidar dari risiko kecelakaan kerja.

(25)

Tinjauan Pustaka

Job Safety Analysis (JSA)

Job safety Analysis (JSA) adalah penilaian risiko berorientasi tugas yang digunakan untuk menentukan bahaya dan kesalahan yang terkait dengan pekerjaan tertentu, dan untuk memverifikasikan bahwa perlindungan yang memadai tersedia untuk mengendalikan bahaya dan kesalahan dalam sebuah pekerjaan dan juga untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada pekerja yang melakukan sebuah pekerjaan. (Mohammadi, 2017).

Job Safety Analysis, juga dikenal sebagai Job Hazard Analysis atau Task Hazard analysis adalah penilaian risiko proses operasi dan metode manajemen yang efektif (Gerosin, 2001). Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi sumber bahaya dan mengurangi atau menghilangkan risiko di lokasi industri dengan memantau atau memperbaiki prosedur operasi (Zangoui, 2014), JSA konvensionan adalah bentuk tiga kolom, temasuk langkah-langkah dasar pekerjaan, potensi bahaya, prosedur yang direkomendasikan (Glenn, 2011).

Job Safety Analysis (JSA) pada dasarnya adalah penganalisisan aktivitas kerja dan tempat kerja untuk menentukan tindakan pencegahan. Dengan kata lain, JSA merupakan sebuah sistematis identifikasi potensi bahaya untuk mengendalikan risiko kecelakaan disebuah lingkup kerja.

Job Safety Analysis (JSA) adalah metode analisis risiko kualitatif yang berguna yang dapat digunakan untuk memverifikasi langkah-langkah operasi dan menemukan potensi bahaya (Aven, 2015; OSHA. 2002), JSA membagi operasi lengkap menjadi serangkaian langkah, dan mengidentifikasi potensi bahaya yang

(26)

ada disetuap langkah. Karakteristik ini membuat JSA cocok untuk identifikasi risiko operasi dengan prosedur yang jelas dan pasti. Sejumlah studi menggunakan JSA untuk mengidentifikasi faktor-faktor bahaya dalam operasi dan mengembangkah langkah langkah pencegahan (Rozenfeld et al, 2010; & Ramsay, 2006). Mengapa JSA penting pada sebuah pekerjaan, menurut OR OSHA:

Membantu mendeteksi bahaya yang ada dan potensial serta konsekuensi dari paparan, menilai dan mengembangkan persyaratan pelatihan khusus, memudahkan pengawasan memahami apa yang harus diketahui setiap karyawan dan bagaimana mereka melakukan pekerjaanya, mengenali perubahan prosedur atau peralatan yang mungkin terjadi. Meningkatkan partisipasi karyawan dalam proses desain kerja, Membantu mendefinisikan kejadian berisiko khusus yang mungkin terjadi, dan membantu menguraikan langkah langkah pencegaha yang diperlukan untuk memodifikasi atau mengendalikan peristiwa yang berisiko terkait.

Job Safety Analysis juga diperlukan pada setiap pekerjaan, kriteria pekerjaan yang memerlukan kajian Job Safety Analysis (JSA) menurut Ramli (2010) adalah Pekerjaan yang berisiko tinggi dan dapat berakibat fatal misalnya industri pertambangan, pekerjaan yang sering mengalami kecelakaan atau memiliki angka kecelakaan yang tinggi, dan pekerjaan yang jarang dilakukan sehingga sehingga belum diketahui secara persis bahaya yang ada.

Manfaat Job Safety Analysis (JSA)

Analisis keselamatan kerja atau JSA bermanfaat dalam keamanan kerja dan melindungi produktivitas pekerja. Manfaatnya yaitu mengidentifikasi usaha

(27)

perlindungan yang dibutuhkan di tempat kerja, Menemukan bahaya fisik yang ada di lingkungan kerja, mempelajari pekerjaan untuk peningkatan yang memungkinkan dalam metode kerja, membuat biaya kompensasi pekerja menjadi lebih rendah dan meningkatkan produktivitas, penentuan standar-standar yang diperlukan untuk keamanan, termasuk petunjuk dan pelatihan tenaga kerja manusia, dan memberikan pelatihan individu dalam hal keselamatan dan prosedur kerja efisien.

Job Safety Analysis (JSA) juga memiliki peluang besar untuk meningkatkan sistem manajemen K3 dan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan. Penilaian risiko memiliki beberapa tujuan (Cooper, 2005):

1. Memberikan gambaran tentang tingkat dan pola risiko yang dihadapi pada sebuah pekerjaan.

2. Memfokuskan perhatian perusahaan/manajemen kepada item item yang berisiko tinggi menyebabkan kecelakaan.

3. Membantu untuk memutuskan tindakan yang diperlukan segera dan dimana rencana untuk dikembangkan dimasa depan.

4. Memfasilitasi alokasi sumber daya untuk mendukung keputusan dari tindakan manajemen.

Langkah Menentukan Job Safety Analysis (JSA)

Proses JSA mencakup tiga tahap utama (Chao dan Henshaw, 2002):

1. Identifikasi – Memilih pekerjaan atau kegiatan tertentu dan memecahkan menjadi urutan tahapan, kemudian, mengidentifikasi semua kemungkinan kehilangan kontrol yang mungkin terjadi selama pekerjaan.

(28)

2. Penilaian – Mengevaluasi tingkat risiko relatif untuk semua insiden yang diidentifikasi.

3. Tindakan – Mengendalikan risiko dengan mengambil langkah-langkah yang cukup untuk mengurangi atau menghilangkannya.

Occupational Health and Safety (OHS, 2013) Menjelaskan langkah langkah untuk menentukan Job Safety Analysis (JSA) adalah sebagai berikut:

Memilih pekerjaan ( job selection). Pekerjaan dengan sejarah kecelakaan yang buruk mempunyai prioritas dan harus dianalisis terlebih dulu. Dalam memilih pekerjaan yang akan dianalisis, hal penting yang harus diperhatikan adalahsebagai berikut:

1. Frekuensi kecelakaan

Sebuah pekerjaan yang sering kali terulang kecelakaan merupakan prioritas utama dalam JSA.

2. Tingkat cedera yang menyebabkan cacat

Setiap pekerjaan yang menyebabkan cacat harus dimasukan ke dalam JSA.

3. Kekerasan potensi

Beberapa pekerjaan mungkin tidak mempunyai sejarah kecelakaan namun mungkin berpotensi untuk menimbulkan bahaya.

4. Pekerjaan baru

Untuk setiap pekerjaan baru harus memiliki JSA. Analisis tidak boleh ditunda hingga kecelakaan atau kejadian hampir celaka terjadi.

5. Mendekati bahaya

Pekerjaan yang sering hampir terjadi bahaya harus menjadi prioritas JSA. Hal

(29)

ini dimaksudkan agar potensi bahaya yang sering terjadi itu berubah menjadi kecelakaan.

Menguraikan pekerjaan (job breakdown). Pekerjaan yang akan dianalisis harus diuraikan berdasarkan tahapan-tahapan pekerjaannya. Tahapan setiap pekerjaan harus dijelaskan secara jelas dari tahap awal sampai akhir.

Hindari keselahan-kesalahan yang sering terjadi seperti :

1. Terlalu rinci dalam menentukan langkah pekerjaan, sehingga dapat menimbulkan langkah yang tidak penting

2. Terlalu umum dalam menguraikan langkah pekerjaan, sehingga langkah- langkah

3. Apakah metode kerja dan sikap pekerja aman dalam bekerja?

4. Apakah lingkungan kerja membahayakan pekerja?

5. Apakah kapasitas beban pekerja terlalu besar?

6. Apakah pekerja berpotensi tertusuk, terpotong, tergelincir, tergilas, terjepit, terpukul, tertanduk, terseruduk, dan lain sebagainya.

7. Apakah pekerja berpotensi terperangkap, tertanam, tertimbun dan potensi membahayakan pekerja lainnya.

Pengendalian bahaya (hazard control). Pada tahap terakhir dari dari analisis kecelakaan kerja adalah melakukan pengendalian bahaya dengan menemukan solusi alternatif yang dapat mengembangkan suatu prosedur keselamatan dalam bekerja sehingga pekerjaan dapat dikerjakan secara aman, efektif dan efisien.

Dalam mengendalikan bahaya, intervensi yang paling efektif yang dapat

(30)

kita lakukan adalah dengan menerapkan hirarki kontrol. Tahapan hirarki. Kontrol yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Primary control : Mencakup pengendalian pertama dengan fokus intervensi pada alat dan mesin dengan upaya rekayasa.

2. Secondary control : Mencakup pengendalian administrasi dengan cara membatasi paparan terhadap risiko tertentu.

3. Tertiari control : Pengendalian yang dilakukan dengan mengajarkan praktek kerja yang benar atau melakukan prosedur kerja yang benar atau melakukan prosedur kerja yang aik dalam suatu pekerjaan tertentu dengan sistematis.

4. APD : Pengendalian yang menjadi pilihan terakhir dalam upaya penanggulangan yang ditunjukan kepada pekerja dengan memberikan alat pelindung diri terhadap potensi bahaya

Bahaya dan Potensi Bahaya

ILO (1986) mendefinikan potensi bahaya atau bahaya kerja (work hazard) adalah suatu sumber potensi kerugian atau suatu situasi yang berhubungan dengan pekerja, pekerjaan dan lingkungan kerja yang berpotensi menyebabkan kerugian.

Bahaya ditempat kerja terjadi ketika ada interaksi antar unsur produksi yaitu manusia, petalatan, material, proses, atau metode kerja. Dalam produksi tersebut terjadi kontak antara manusia dengan mesin, material, lingkungan kerja yang di akomodir oleh prosedur kerja. Karena itu, sumber bahaya dapat berasal dari unsur produksi tersebut (Ramli, 2010).

Potensi bahaya merupakan segala sesuatu yang mempunyai kemungkinan mengakibatkan kerugian baik pada harta benda, lingkungan maupun manusia.

(31)

Ditempat kerja, potensi bahaya sebagai sumber risiko keselamatan dan kesehatan akan selalu dijumpai.

Jika setiap bahaya-bahaya tersebut dapat diidentifikasi, tindakan harus diambil untuk menghilangkan atau meminimalkan risiko yang dihadapi oleh pekerja jika bahaya-bahaya tersebut tidak dapat dihilangkan, suatu penilaian risiko perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencegahan apa saja yang harus diambil oleh perusahaan.

Jenis Potensi Bahaya

Bahaya dalam kehidupan sangat banyak ragam dan jenisnya. Disekitar kita terdapat banyak bahaya yang berpeluang untuk memciderai tubuh ringan atau cidera fatal. Kita tidak dapat mencegah berbagai bahaya tersebut jika kita tidak mengenali dengan baik.

Jenis bahaya diklasifikasikan oleh Ramli (2010) sebagai berikut:

1. Bahaya Biologis 2. Bahaya Fisis 3. Bahaya Kimiawi 4. Bahaya Listrik 5. Bahaya Mekanis

Bahaya biologis. Di berbagai lingkungan kerja terdapat bahaya yang bersumber dari unsur biologis seperti flora dan fauna yang terdapat di lingkungan kerja. Potensi bahaya ini ditemukan di industri makanan, farmasi, pertanian, kimia, pertambangan, minyak, dan gas bumi.

Bahaya fisis. Bahaya yang berasal dari faktor fisis:

(32)

1. Bising 2. Tekanan 3. Getaran

4. Suhu panas atau dingin 5. Cahaya atau penerangan

Bahaya kimiawi. Bahan kimia mengandung berbagai potensi bahaya sesuai dengan sifat dan kandungannya. Banyak terjadi kecelakaan akibat bahaya kimiawi. Bahaya yang dapat ditimbulkan antara lain:

1. Keracunan oleh bahan kimia yang bersifat racun (toxic) 2. Iritasi, oleh bahan kimia yang memiliki sifatiritasi

3. Kebakaran dan peledakan, beberapa jenis bahan kimia yang memiliki sifat mudah terbakar dan meledak.

4. Polusi dan pencemaran lingkungan

Bahan kimia sangat beragam, disekitar kita penuh dengan berbagai bahan kimia. Oleh karena itu risiko bahaya bahan kimia harus selalu diperhatikan dengan baik.

Bahaya listrik. Suatu bahaya yang berasal dari energi listrik. Dapat menimbulkan berbagai kecelakaan atau bahaya seperti kebakaran, sengatan listrik, dan hubungan singkat. Dilingkungan kerja banyak ditemukan bahaya listrik, baik dari peralatan kerja atau mesin yang menggunakan energi listrik, dan jaringan listrik itu sendiri.

Bahaya mekanis. Bahaya mekanis bersumber dari peralatan mekanis atau benda bergerak dengan gaya mekanika baik yang digerakkan secara manual

(33)

maupun dengan penggerak. Misalnya mesin sinso, bubut, gerinda, dan lain-lain.

Bagian yang bergerak pada mesin mengandung bahaya seperti gerakan mengebor, memotong, menempa, menjepit, menekan dan bentuk gerakan lainnya.

Gerakan mekanis ini dapat menimbulkan cidera atau kerusakan seperti tersayat, terjepit, terpotong, atau terkelupas.

Sumber Potensi Bahaya dari Lingkungan Kerja

Menurut Ramli (2010) banyak sekali sumber energi yang dapat menjadi suatu potensi bahaya disuatu lingkungan kerja sebagian diantaranya adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Sumber Potensi Bahaya dari Lingkungan

Jenis Energi Bentuk Bahaya

Gravitasi 1. Cidera bervariasi seperti terkilir, dan luka fatal.

2. Dapat terjadi jika sebuah benda jatuh menimpa orang, jatuh dari ketinggian ataupun terpeleset.

Kimia 1. Cidera bervariasi mulai dari akut, kronis, hingga kematian.

2. Dapat terjadi jika manusia menghirup, menelan cairan, gas, debu yang dapat mengakibatkan kerusakan seperti kebakaran, korosi dan lainnya.

Bising dan Getaran

1. Cidera beragam dari ringan hingga ketulian.

2. Ditemukan jika terpapar suara bising atau getaran.

Mekanikal 1. Cidera

2. Ditemukan pada mesin yang bergerak atau berputar yang terdapat bagian taja,. Runjing atau melontarkan benda.

Termal 1. Cidera seperti luka bakar hingga kematian.

2. Terjadi pada lingkup panas, dingin atau peralatan yang menghasilkan panas atau dingin.

Radiasi 1. Cidera seperti luka bakar hingga kematian.

2. Terjadi pada pekerjaan atau peralatan yang mengeluarkan sinar X, Radiasi Ultra Violet, Gelombang mikro, dan lain lain.

Tekanan 1. Cidera seperti luka ringan, berat sampai kematian.

2. Ditemukan pada bejana bertekanan termasuk boiler dan kompresor maupun alat yang bertekanan.

Mikrobiologis 1. Cidera mulai akut, kronis, hingga menimbulkan kematian seperti HIV, Hepatitis, dan Keracunan

2. Dapat terjadi jika terpajan oleh bakteri, virus atau zat patogen.

Listrik 1. Cidera mulai dari cidera luka bakar sampai mati

2. Dapat terjadi pada alat atau mesin yang menggunakan listrik

(34)

Sumber Potensi Bahaya dari Bahan Kimia dan Peralatan

Bahan kimia dan peralatan yang digunakan disuatu perusahaan juga menjadi sumber hazard yang dapat menyebabkan kecelakaan setiap saat. Bahaya akan muncul ketika ada interaksi antara pekerja dan bahan kimia maupun peralatan yang digunakan.

Efek dari bahan kimia sebagian besar tidak dapat disadari dampaknya karena efek yang timbulkan dalam jangka waktu yang cukup lama. Tentu sangat berbeda dengan yang ditimbulkan dari mesin dan peralatan lainnya yang menimbulkan efek yang langsung terjadi dan apabila terjadi insiden menimbulkan cidera ringan hingga berat.

Untuk itu, perlu diadakannya upaya identifikasi, penilaian, dan pengukuran secara berkala terhadap bahan kimia dan peralatan yang digunakan di suatu lingkungan kerja. Hal ini juga untuk mengetahui potensi bahaya yang akan ditimbulkan kepada pekerja.

Analisis Potensi Bahaya Pekerjaan

Analisis potensi bahaya sangat penting untuk dilakukan terutama pada pekerjaan dengan tingkat risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi pekerjaan seperti industri minuman botol, hal ini dikarenakan lingkungan kerja yang menggunakan mesin mesin modern dan terpapar bahan kimia, sehingga dalam pekerjaannya memiliki dampak kepada produktivitas kerja. Menurut Ramli (2010), untuk menganalisis potensi bahaya ada beberapa metode yang digunakan, seperti:

1. Job Safety Analysis (JSA) adalah teknik yang populer digunakan di

(35)

lingkungan kerja. Teknik ini menganalisis pengamanan terhadap sistem kerja, prosedur kerja serta pekerja itu sendiri.

2. Hazard and operability study (HAZOPS) adalah teknik analisis potensi bahaya dengan sistem yang sangat terstruktur dan sistematis. Namun kelemahannya adalah memerlukan waktu yang sangat panjang dalam penganalisisannya

3. Fault tree analysis (Analisis pohon Kegagalan) adalah analisis yang bersifat deduktif. Dimulai dengan menetapkan kejadian puncak yang mungkin terjadi.

Analisis potensi bahaya harus dilakukan secara komprehensif dan terencana. Semua potensi bahaya harus dianalisis secara berkala, karena potensi bahaya selalu berubah setiap saat dan setiap ada interaksi antara pekerja dengan lingkungan kerjanya, semakin beragam interaksi antara pekerja dengan lingkungan kerjanya maka semakin banyak potensi bahaya yang dihasilkan.

Analisis potensi bahaya juga harus dilakukan secara dinamis dan mempertimbangkan adanya teknologi dan ilmu terbaru. Banyak bahaya yang belum dikenal tetapi mungkin saja menjadi suatu potensi bahaya dalam pekerjaan, selain itu, ikut melibatkan pekerja dalam proses analisis potensi juga sangat dibutuhkan dikarenakan mereka yang paling mengetahui adanya potensi bahaya dilingkungan kerjanya.

Kecelakaan Kerja di Dunia Industri Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan kerja terjadi dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja. Kecelakaan

(36)

kerja merupakan kejadian yang tidak diinginkan dan tidak terduga, baik kecelakaan akibat langsung maupun kecelakaan yang terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan (Hadipoetro, 2014).

Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan seseorang atau kelompok dalam rangka melaksanakan kerja di lingkungan industri atau perusahaan. Kecelakaan biasa timbul dari beberapa faktor, seperti faktor peralatan, faktor lingkungan kerja, dan faktor pekerja itu sendiri. Dalam suatu pabrik terkadang ada mesin yang kurang baik, seperti alat pengaman yang tidak cukup, maka kondisi ini dapat menjadi sumber risiko.

Klasifikasi Kecelakaan Industri

Banyak jenis kecelakaan yang menyulitkan perkembangan metode klasifikasi dan pencatatan yang dapat memberi informasi penting guna pencegahan kecelakaan tanpa membuatnya menjadi rumit. Menurut Olii- Kamil (1996), jenis kecelakaan diklarifikasikan sebagai berikut:

1. Kecelakaan dalam industri berdasarkan jenis kecelakaan:

a. Orang jatuh b. Tertimpa benda

c. Menginjak, melanggar atau terpukul benda diluar benda-benda jatuhan.

d. Terperangkap/terjepit

e. Kehabisan tenaga atau penggerakan yang terlampau lambat f. Terkena atau tersentuh benda panas

g. Terkena atau tersentuh arus listrik

2. Terkena atau tersentuh bahan-bahan yang merusak atau mengandung radiasi

(37)

kecelakaan dalam industri berdasarkan peranannya:

a. Mesin

1) Mesin-mesin penggerak 2) Mesintransmisi

3) Mesin-mesin pengerjaan logam 4) Mesin-mesin kayu dan sejenisnya 5) Mesin pertanian

6) Mesin pertambangan

7) Mesin-mesin lain yang tidak terkelompok b. Alat-alat angkutan dan peralatan terkelompokkan

1) Mesin pengankat dan peralatannya 2) Alat-alat angkutan yang menggunakan rel 3) Alat-alat angkutan beroda

4) Alat-alat angkutan udara 5) Alat-alat angkutan air 6) Alat-alat angkutan lainnya c. Peralatan lainnya

1) Alat-alat bertekanan tinggi 2) Tanur, tungku dan kilamg 3) Alat-alat pendingin 4) Instalasi-instalasi listrik 5) Tangga, tangga berjalan 6) Perancah (scalfolding)

(38)

7) Perantara lain yang tidak terkelompokan d. Material, bahan-bahan dan radiasi

1) Bahan peledak

2) Debu, gas, cairan dan bahan kimia diluar peledak 3) Kepingan-kepingan terbang

4) Radiasi

5) Material dan bahan lainnya yang tidak terkelompokan e. Lingkungan kerja

1) Di luar bangunan 2) Di dalam bangunan 3) Di bawah tanah

3. Kecelakaan dalam industri berdasarkan sifat dan akibatnya a. Patah tulang

b. Keseleo dan kejang-kejang

c. Geger otak dan luka dalam lainnya d. Amputasi dan enukleasi

e. Luka-luka luar f. Memar dan retak g. Luka bakar h. Keracunan akut

i. Dampak akibat cuaca, cahaya dan kondisi sejenis j. Sesak nafas

k. Akibat arus listrik

(39)

l. Akibat radiasi

m. Luka majemuk dengan sifat yang berbeda-beda n. Luka-luka lain yang takter kelompokan

4. Kecelakaan dalam industri berdasarkan lokasi tempat luka-luka pada tubuh a. Kepala

b. Leher c. Badan d. Lengan e. Kaki

f. Luka umum

g. Luka pada lokasi tubuh yang tak terkelompokan Manufacturing Bottling

Manufacturing bottling adalah sebuah badan usaha yang mengoperasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dalam suatu medium proses untuk mengubah bahan bahan mentah menjadi produk minuman botol yang memiliki nilai jual.

Pengertian manufacturing secara teknis adalah pengolahan bahan mentah melalui proses kimia dan fisika untuk mengubah bentuk, sifat atau tampilan untuk membuat komponen atau produk. Menurut CIRP 1983 Manufacturing adalah rangkaian kegiatan yang meliputi desain produk, pemilihan barang, perencanaan, manufaktur (pembuatan), manajemen dan penjualan.

1. Perusahaan manufaktur memiliki beberapa karakteristik dan ciri ciri : Pengolahan Material dan Hasil Produksi

Perusahaan manufacturing melakukan pengolahan bahan bahan mentah

(40)

menjadi barang yang memiliki nilai jual. Produk yang dihasilkan berbentuk sebuah barang.

2. Menggunakan Mesin dan SDM Skala Besar

Perusahaan manufacturing biasanya menggunakan mesin dan tenaga Manusia dalam skala besar dalam proses produksinya, yang dikerjakan berdasarkan SOP yang sudah dibuat.

Cleaning Chemical Unit

Cleaning atau cleaner, disebut juga cleaning agent adalah bahan kimia yang digunakan dan dipakai sebagai pembersih, yang digunakan untuk pembersihan karat, minyak, lumpur dan lainnya, cleaning chemicals dibagi menjadi 2 golongan, yaitu water base cleaner dan solvent base cleaner.

Tahapan Pekerjaan Cleaning Chemical Unit

1. Membuka peralatan dan flange (sambungan baut) dari pipa pipa yang terhubung langsung kedalam mesin.

2. Menuangkan cairan kimia (Chemical) kedalam pipa-pipa yang terhubung oleh mesin.

3. Pembersihan pipa-pipa yang telah dituangkan cairan kimia.

4. Pembuangan cairan kimia.

5. Pembilasan dan penetralan pipa dari cairan kimia pembersih

6. Mengunci dan memasang kembali peralatan kemesin seperti semula Landasan Teori

Job Safety Analysis (JSA) pada dasarnya adalah penganalisisan aktivitas kerja dan tempat kerja untuk menentukan tindakan pencegahan. Dengan kata lain,

(41)

JSA merupakan sebuah sistematis identifikasi potensi bahaya untuk mengendalikan risiko kecelakaan disebuah lingkup kerja.

Membantu mendeteksi bahaya yang ada dan potensial serta konsekuensi dari paparan, menilai dan mengembangkan persyaratan pelatihan khusus, memudahkan pengawasan memahami apa yang harus diketahui setiap karyawan dan bagaimana mereka melakukan pekerjaanya, mengenali perubahan prosedur atau peralatan yang mungkin terjadi.

Analisis keselamatan kerja atau JSA bermanfaat dalam keamanan kerja dan melindungi produktivitas pekerja. Potensi bahaya merupakan segala sesuatu yang mempunyai kemungkinan mengakibatkan kerugian baik pada harta benda, lingkungan maupun manusia. Ditempat kerja, potensi bahaya sebagai sumber risiko keselamatan dan kesehatan akan selalu dijumpai.

Analisis potensi bahaya sangat penting untuk dilakukan terutama pada pekerjaan dengan tingkat risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi pekerjaan seperti industri minuman botol, hal ini dikarenakan lingkungan kerja yang menggunakan mesin mesin modern dan terpapar bahan kimia, sehingga dalam pekerjaannya memiliki dampak kepada produktivitas kerja.

Manufacturing bottling adalah sebuah badan usaha yang mengoperasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dalam suatu medium proses untuk mengubah bahan bahan mentah menjadi produk minuman botol yang memiliki nilai jual.

(42)

Gambar 1. Alur penelitian Kerangka Berpikir

Adapun kerangka konsep pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Gambar 2. Kerangka berpikir

Job Safety Analysis

Potensi Bahaya pada Pekerja Vendor di Bagian Bottling

Job Selection

Pekerja Vendor Teknis Cleaning Chemical unit di PT. Coca Cola Job Breakdown

1. Pengecekan Lubrikasi 2. Pembersihan alat lubrikasi 3. Pengisian cairan lubrikasi 4. Pengecekan kelancaran lubrikasi 5. Pengecekan Kaustik

6. Pengecekan Botol

Identifikasi Bahaya

Job Safety Analysis

Potensi Bahaya pada Pekerja Vendor di Bagian Bottling

Kimiawi Biologis Fisis Mekanis Listrik

Pengendalian atau Pencegahan

(43)

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitan ini adalah jenis penelitian survei yang bersifat deskriptif yaitu dengan menggunakan Job Safety Analysis untuk menggambarkan proses analisis potensi bahaya pada proses suatu pekerjaan.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian. Penelitian dilakukan di PT Coca-Cola Amatil Medan, pemilihan lokasi dilakukan dikarenakan merupakan salah satu pekerjaan yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang tinggi dikarenakan penggunaan alat alat atau mesin mesin modern, dan adanya kemudahan dan dukungan dari pihak PT.

Coca-Cola Amatil Kota Medan.

Waktu penelitian. Penelitian dilakukan dari bulan Desember 2019 sampai Agustus 2020.

Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah keseluruhan pekerja vendor teknis bagian bottling dari 1 Vendor. Sampel dari penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik total sampling. Dengan menentukan vendor dengan jumlah pekerjaan terbanyak yaitu 1 Vendor bagian cleaning chemical unit yang ada di PT. Coca- Cola Amatil Medan.

Definisi Konsep

Definisi konsep dalam penelitian ini.

1. Job safety Analysis : Teknik manajemen untuk mengidentifikasi sumber bahaya dan mengurangi atau menghilangkan risiko di lokasi industri

(44)

dengan memantau atau memperbaiki prosedur operasi.

2. Potensi Bahaya : Sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya sebuah insiden yang berakibat pada kerugian

3. Bahaya Biologis : Potensi bahaya yang bersumber dari unsur biologis seperti flora dan fauna yang terdapat dilingkungan kerja yang dapat mengakibatkan cidera akut, kronis, hingga menimbulkan kematian seperti HIV, hepatitis dan keracunan.

4. Bahaya Fisis : Potensi bahaya yang bersumber dari bising, tekanan, getaran, suhu panas, atau cahaya yang dapat mengakibatkan ketulian, kebutaan, dan lainnya.

5. Bahaya Kimiawi : Potensi bahaya yang bersumber dari bahan bahan kimia sesuai dengan sifat dan kandungan bahan kimia tersebut yang dapat mengakibatkan keracunan, kebakaran, korosi, dan lainnya.

6. Bahaya Listrik : Potensi bahaya yang bersumber dari energi listrik, yang dapat menimbulkan sengatan listrik atau arus pendek listrik yang dapat mengakibatkan tersentrum dan terjadinya kebakaran.

7. Bahaya Mekanis : Potensi bahaya yang bersumber dari peralatan mekanis atau benda bergerak dengan gaya mekanika yang digerakan secara manual maupun dengan penggerak yang bisa mengakibatkan luka sayat, terpotong, terluka hingga terjadinya kematian.

Metode Pengumpulan Data

Data primer. Data primer diperoleh dari data yang langsung didapatkan dari lokasi penelitian yang menggunakan Lembar Job Safety Analysis (JSA) yang

(45)

dibantu oleh ahli Kesehatan dan Keselamatan kerja di PT. Coca-Cola Amatil dan dokumentasi berupa gambar dengan menggunakan kamera.

Data sekunder. Data Sekunder diperoleh dari dokumen perusahaan PT Coca-Cola Amatil Medan dan hasil penelitian yang berkaitan dengan JSA. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data umum pekerja vendor dan jenis pekerjaan vendor di PT. Coca Cola Amatil Medan.

2. Profil umum Perusahaan PT Coca-Cola Amatil Indonesia.

Instrumen penelitian. Penelitan ini menggunakan lembar Job Safety Analysis (JSA) dengan mengikuti tahapan Job Selection, job breakdown, identifikasi bahaya, identifikasi risiko, dan pencegahan atau pengendalian untuk menganalisis potensi bahaya dan media foto menggunakan kamera untuk membantu proses analisis potensi bahaya yang berada dilingkungan kerja.

Pengolahan data. Data yang diperoleh nanti akan diolah dengan langkah sebagai berikut :

1. Editing (pemeriksaan data)

Memeriksa terlebih dahulu apakah sudah sesuai seperti yang didapatkan, Misalnya, memeriksa kelengkapan dan kesinambungan data.

2. Entry (memasukan data)

Data yang akan dimasukan merupakan hasil dari form JSA yang sudah didapatkan sebelumnya.

3. Cleaning (pembersihan data)

Memeriksa kembali data untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan

(46)

pengisian, ketidak lengkapan, kemudian dilakukan perbaikan/ koreksi Metode Analisis Data

Analisis data yang dilakukan akan dianalisis dengan cara deskriptif untuk melihat ada atau tidaknya potensi bahaya biologis, fisis, kimiawi, listrik, dan mekanis yang ada pada sebuah pekerjaan yang mengakibatkan unsafe action atau unsafe condition, analisis data ini mengikuti tahapan analisis yang ada pada Job Safety Analysis. Dan kemudian akan di deskripsikan dan disajikan dalam bentuk narasi yang telah dimodifikasi dan telah disesuaikan.

(47)

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Gambaran Umum Perusahaan

Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) merupakan produsen dan distributor minuman non-alkohol siap minum terkemuka yang telah beroperasi di Indonesia sejak Tahun 1992. CCAI memproduksi dan mendistribusikan produk di bawah lisensi The Coca-Cola Company. Kantor pusat Coca-Cola Amatil (CCA) terletak di Sydney, Australia, dan telah terdaftar di Bursa Efek Australia. Induk perusahaan CCAI ini, adalah salah satu dari 20 perusahaan unggulan di Australia.

CCA adalah salah satu perusahaan pembotolan terbesar minuman non- alkohol siap minum di wilayah Asia-Pasifik dan salah satu dari perusahaan pembotolan Coca-Cola terbesar di dunia. CCA mempekerjakan hampir 16,000 orang dan memiliki akses ke lebih dari 270 juta konsumen melalui lebih dari 690,000 pelanggan aktif.

CCA memiliki sejarah yang kaya dan beragam karena telah beroperasi lebih dari 100 tahun. Saat ini CCA beroperasi di enam negara, yaitu Australia, Selandia Baru, Fiji, Indonesia, Papua Nugini, dan Samoa. CCA di Indonesia mempekerjakan lebih dari 12.000 pekerja. Sejumlah besar pihak eksternal seperti pelanggan, pemasok, dan penyedia layanan juga memperoleh pendapatan dari hasil berbisnis dengan CCAI.

Saat ini CCAI memiliki 8 pabrik di seluruh Indonesia, yaitu Cibitung, Cikedokan, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Medan, dan Lampung dan beroperasi dengan lebih dari 200 pusat penjualan dan distribusi di seluruh Indonesia. Untuk sumber bahan dasar minuman, jasa dan barang yang tidak terkait

(48)

dengan produk, CCAI memiliki lebih dari 2.800 pemasok.

Visi, Misi dan Nilai Perusahaan

Visi. Visinya yaitu membentuk kerangka kerja dan memandu setiap aspek dari bisnis kami dengan menjalankan target yang perlu dicapai untuk terus merain pertumbuhan yang berkelanjutan dan berkualitas

1. SDM : menjadi tempat kerja yang baik dimana orang dapat terinspirasi untuk memenuhi potensi mereka.

2. Mitra: menjaga jaringan yang unggul dan bersama menciiptakan nilai yang mampu bertahan lama.

3. Produktifitas : Menjadi organisasi yang sangat efektif, terstruktur, dan bergerak cepat.

Misi. Misinya ialah memberikan kesegaran kepada pelanggan dan konsumen kita dengan rasa bangga dan semangat sepanjang hari.

Nilai perusahaan. Nilai-Nilai dari perusahaan kami berfungsi sebagai kompas akan tindakan kami dan mengilustrasikan cara berfikir kami di seluruh dunia.

Vendor PT Diversey

Vendor Teknis atau lebih dikenal dengan nama Kontraktor adalah sebuah perusahaan atau perorangan yang menjual suatu produk (barang atau jasa) Kepada pihak lain (perusahaan) untuk menunjang kinerja perusahaan. Pada PT. Coca Cola Amatil Medan, pada proses produksinya banyak sekali menggunakan jasa pihak vendor atau kontraktor, salah satunya adalah PT Diversey.

Pada perusahaan PT Coca-Cola Amatil Medan. PT Diversey merupakan

(49)

salah satu Vendor yang memiliki pekerjaan terpenting, terbanyak, dan memiliki kegiatan atau pekerjaan yang rutin di PT Coca-Cola Amatil Medan. Pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja vendor PT. Diversey adalah pengecekan lubrikasi, pembersihan alat lubrikasi, pengecekan kaustik dan pengecekan botol.

Pada PT Diversey Pekerjaan Lubrikasi atau pelumasan adalah sebuah proses atau teknik untuk mengurangi gesekan pada bagian yang bersentuhan atau dalam hal ini adalah mesin conveyor dengan cara memberikan pelumas di antara keduanya. Sedangkan Kaustik. Kaustik disini merupakan cairan bahan aktif yang digunakan untuk proses pencucian botol dan merupakan zak adiktif untuk pencucian yang lebih sempurna yang digunakan untuk membersihkan karat dari leher botol serta jamur yang menempel.

Pekerjaan yang dilakukan oleh vendor atau kontraktor PT. Diversey adalah Pengecekan Kelancaran Lubrikasi kering dan basah, Pembersihan lubrikasi kering dan basah, pengisian cairan lubrikasi, pengecekan kelancaran Lubrikasi, pengecekan kaustik dan pengecekan botol.

Analisis Potensi Bahaya Menggunakan JSA pada Pekerja Vendor

Analisa data dilakukan dengan menggunakan Job Safety Analysis (JSA) menurut Ramli (2010) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memilih pekerjaan (Job Selection) 2. Menguraikan pekerjaan (Job Breakdown) 3. Mengidentifikasi bahaya (Hazard identification) 4. Pengendalian bahaya (Hazard Control)

(50)

Memilih Pekerjaan (Job Selection)

PT Coca-Cola Amatil Medan 2 jenis bidang pekerjaan yang berbeda yaitu:

1. Labor atau bagian pembuatan minuman

2. Teknis atau bagian perawatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan seperti:

cleaning chemical, Perbaikan, Cleaning Unit, Lubrikasi, pengecekan kaustik, pengecekan botol dan lain sebagainya yang dikerjakan oleh pekerja kontrak (Vendor)

Pekerjaan yang dipilih untuk di analisa adalah bagian teknis dengan pekerjaan lubrikasi, pengecekan kaustik dan botol yang dilakukan oleh satu vendor (pekerja kontrak) dari PT Diversey yang memiliki aktivitas terbanyak dan memiliki potensi kecelakaan yang berbahaya terhadap petugas. Proses Kerja petugas PT Diversey di Coca-Cola.

1. Pengecekan Kelancaran Lubrikasi Kering dan Basah.

2. Pembersihan Lubrikasi Kering dan Basah.

3. Pengisian Cairan Lubrikasi.

4. Pengecekan Kelancaran Lubrikasi.

5. Pengecekan Kaustik.

6. Pengecekan Botol.

Menguraikan Pekerjaan (Job Breakdown)

Pada proses kerja petugas Vendor PT Diversey langkah-langkah yang dilakukan adalah :

(51)

Tabel 2

Menguraikan Pekerjaan

Tahapan Pekerjaan Proses Kerja

Pengecekan Lubrikasi Petugas melakukan pengecekan kelancaran lubrikasi di mesin Conveyor.

Petugas melakukan pengecekan kebersihan Brush dan Nozzle lubrikasi.

Pembersihan Alat Lubrikasi Petugas melakukan pengambilan chemical dari gudang dan peralatan untuk membersihkan alat lubrikasi.

Petugas melakukan pembongkaran atau membuka alat lubrikasi Nozzle dan Brush lubrikasi.

Petugas merendam Brush dan Nozzle. lubrikasi lalu menuangkan cairan kimia.

Petugas membersihkan dan mencuci Brush dan Nozzle lubrikasi.

Petugas memasang kembali alat lubrikasi.

Pengisian Cairan Lubrikasi Petugas mengambil cairan lubrikasi di gudang penyimpanan.

Petugas melakukan pengisian cairan dengan mengoperasikan mesin pengisi lubrikasi.

Pengecekan Kelancaran Lubrikasi

Petugas mengambil alat dan botol untuk memeriksa kelancaran lubrikasi.

Pengecekan Kaustik Petugas mengambil sampel cairan kaustik panas dari mesin yang sedang beroperasi.

Petugas mengambil cairan kimia dari gudang untuk melakukan pengecekan.

Petugas mengecek kadar sampel yang telah diambil.

Pengecekan Botol Petugas mengambil botol kaca yang telah dipanaskan dari mesin pemanas.

Job Safety Analysis (JSA) pada Proses Pekerjaan Pengecekan Lubrikasi

Pada proses pengecekan lubrikasi pekerja mengecek lubrikasi dengan menggunakan alat pengecekan lubrikasi, dan mengecek kelancaran penyemprotan dan kebersihan Brush dan Nozzle dengan posisi mesin berjalan dan berproses diseluruh area produksi.

(52)

Tabel 3

Pengecekan Lubrikasi

Kegiatan / Aktivitas Identifikasi Bahaya Tindakan Pengendalian Pengecekan Lubrikasi

Penyiapan Alat Kerja dan melakukan pengecekan kelancaran lubrikasi

Bahaya Biologis : Tidak ada.

Bahaya Fisis : Bising suara mesin mengakibatkan kerusakan pendengaran, akibat kerusakan pendengaran tuli.

Cari tempat aman dan jauh dari Kebisingan, dan menggunakan Earplug

Suhu panas mesin dan cuaca, mengakibatkan dehidrasi tubuh.

Terjatuh atau terpeleset, akibat

Menggunakan pakaian berwarna cerah, konsumsi air secara rutin Penggunaan sepatu safety yang kesat

luka ringan bahkan kematian.

Terbentur mesin atau pipa dibagian kepala atau badan.

Memastikan area kerja aman menggunakan helm safety Bahaya Kimiawi :

Polusi debu yang

mengakibatkan Iritasi mata dan Sesak Pernafasan.

Penggunaan Kacamata Penggunaan Masker Bahaya Listrik :

Tidak ada.

Bahaya Mekanis :

Saat pengecekan tangan terjepit mesin yang beroperasi

Pakai sarung tangan dan pastikan jaga jarak dengan mesin

Beberapa potensi bahaya pada proses pekerjaan ini adalah petugas terjepit mesin yang beroperasi, Terbentur oleh mesin atau besi yang ada disekitar area, petugas juga berpotensi terjatuh akibat jalanan yang licin. Potensi bahaya ini dapat terjadi karena kurang hati-hati dalam bekerja, sesuai dengan Suma’mur (2009) bahwa faktor manusia dalam kecelakaan kerja sangat penting, yang diakibatkan oleh kelalaian atau kesalahan manusia (unsafe human act). Adapun potensibahaya lainnya meliputi kondisi lingkungan juga memiliki beberapa potensi bahaya pada proses pekerjaan ini yaitu suhu panas ruangan, bising suara mesin yang beroperasi dan juga polusi debu disekitar area bekerja, sesuai dengan H.W. Heinrich bahwa faktor penyebab kecelakaan kerja adalah tindakan tidak aman dari manusia

(53)

(unsafe action) dan kondisi tidak aman (unsafe condition).

Tindakan pengendalian yang dapat dilakukan untuk menghindari potensi- potensi bahaya tersebut dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

Menurut OSHA (Occupational Safety and Health Administration) alat pelindung diri didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka yang diakibatkan dengan adanya kontak dengan bahaya atau hazard ditempat kerja dan kondisi lingkungan ditempat kerja. seperti sepatu safety, helm safety, sarung tangan, alat pelindung pernafasan dan alat pelindung telinga yang berguna untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penyebab kecelakaan kerja

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa pada saat pengecekan lubrikasi. Petugas disarankan untuk memakai sarung tangan, penggunaan helm safety, alat pelindung telinga, dan alat pelindung pernafasan pada saat pengecekan.

Pembersihan Alat Lubrikasi

Pekerja membersihkan Brush dan Nozzle dengan cara membuka seluruh Brush dan Nozzle di area atau mesin yang akan dibersihkan, pekerja merendam Nozzle dan Brush yang sudah dilepas dengan menggunakan cairan chemical, lalu pekerja membersihkan alat lubrikasi yang terpasang dimesin conveyor dan juga membersihkan Nozzle dan Brush yang telah direndam, dan pekerja kembali memasang kembali seperti semula.

(54)

Tabel 4

Pembersihan Alat Lubrikasi

Kegiatan / Aktivitas Identifikasi Bahaya Tindakan Pengendalian Pembersihan Lubrikasi Bahaya Biologis :

Membuka Brush dan mencopot Nozzle lubrikasi dari mesin mesin di area kerja

Terpapar Bakteri yang berakibat timbulnya penyakit

Menggunakan sarung tangan dalam proses pengerjaan Bahaya Fisis :

Bising suara mesin mengakibatkan kerusakan pendengaran, akibat kerusakan pendengaran tuli.

Cari tempat aman dan jauh dari Kebisingan, dan menggunakan Earplug

Suhu panas mesin dan cuaca, mengakibatkan dehidrasi tubuh.

Menggunakan pakaian berwarna cerah, konsumsi air secara rutin Terjatuh atau terpeleset, akibat

luka ringan bahkan kematian.

Penggunaan sepatu safety yang kesat

Terbentur mesin atau pipa dibagian kepala atau badan

Memastikan area kerja aman menggunakan helm safety Bahaya Kimiawi :

Terciprat / terkena bahan kimia mengakibatkan keracunan, buta, Iritasi.

Menggunakan sarung tangan, masker dan kacamata, Bahaya Listrik :

Tersengat arus listrik yang berakibat kematian Bahaya Mekanis :

Cari tempat yang jauh dari mesin panel listrik dan jalur kabel.

Terjepit Konveyor mengakibatkan Tangan terpotong, luka ringan, Luka berat.

Jaga jarak dengan mesin dan mesin dimatikan dalam keadaan off,

Perendaman Brush dan Nozzle dengan Chemical

Bahaya Biologis :

Terpapar Bakteri yang berakibat timbulnya penyakit

Bahaya Fisis :

Menggunakan sarung tangan Dalam proses pengerjaan Petugas menuangkan

carian Chemical dan air ke dalam tempat penuangan

Bising suara mesin mengakibatkan kerusakan pendengaran, akibat kerusakan pendengaran tuli.

Cari tempat aman dan jauh dari Kebisingan, dan menggunakan Earplug

Suhu panas mesin dan cuaca, mengakibatkan dehidrasi tubuh.

Menggunakan pakaian berwarna cerah, konsumsi air secara rutin Terjatuh atau Terpeleset, akibat

luka ringan bahkan kematian.

Penggunaan sepatu safety yang kesat

Bahaya Kimiawi :

Bau dari bahan kimia yang bisa mengakibatkan keracunan.

Menggunakan masker khusus Terciprat / terkena bahan kimia

Mengakibatkan iritasi dan buta.

Menggunakan sarung tangan, masker, kacamata & baju khusus Bahaya Mekanis :

Terjepit Konveyor mengakibatkan Tangan terpotong, luka ringan, Luka berat.

Jaga jarak dengan mesin dan mesin dimatikan dalam keadaan off,

(bersambung)

Gambar

Gambar 1. Alur penelitian  Kerangka Berpikir
Gambar 1. Petugas sedang mengecek kelancaran lubrikasi
Gambar 4. Petugas menuangkan cairan pembersih
Gambar 5. Petugas melakukan proses pembersihan Nozzle dan Brush
+4

Referensi

Dokumen terkait

1 markah diberi bagijawapan yang didapati dengan menggunakan nilai yang kurang tepat daripada bahagian ~oalan. Biasanya diikuti dengan tanda v dengan catatan kuantiti yang

Mata kuliah Videografi di dalam Program Studi Desain Komunikasi Visual nampaknya memerlukan elemen pendukung berupa pengetahuan tengtang penulisan naskah dan teknik

Pelepasan informasi medis dapat dicatatat atau dicopy oleh pasien atau orang tua atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yang berhak untuk

Adapun faktor-faktor strategi eksternal yang mempengaruhi pengembangan Inseminasi Buatan di Sumatera Utara antara lain peluang yang dimiliki seperti Program

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh efikasi dari pada stres akademik guna mengurangi stres akademik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi produk dan harga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen sebesar 47,3 persen, yang berarti terdapat 52,7 persen variabel yang tidak

Berdasarkan tahapan analisa, tahapan implementasi serta tahapan pengujian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa sistem pakar penyakit infeksi saluran kemih

Permasalahan dari perusahaan ini adalah tinggi rendahnya kinerja karyawan, untuk suatu upaya yang dapat meningkatkan kinerja karyawan, dengan permasalahan tersebut