• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Karakter Mgr.Soegijapranata dalam Film Soegija untuk Mendukung Workshop Penulisan Skenario Film Mata Kuliah Videografi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kajian Karakter Mgr.Soegijapranata dalam Film Soegija untuk Mendukung Workshop Penulisan Skenario Film Mata Kuliah Videografi"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DAN PENGABDIAN

KAJIAN KARAKTER MGR. SOEGIJAPRANATA DALAM FILM SOEGIJA

Untuk Mendukung Workshop Penulisan Skenario Film Mata Kuliah Videografi

Ag. Dicky Prastomo, SIP., MA Ir. Robert Rianto Widjaya, MT., IAI.

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2014-2015

(2)

iii

RINGKASAN PENELITIAN

Mengapresiasi karya desain yang kompleks seperti film memerlukan ragam pendekatan. Film Soegija karya sineas Garin Nugroho menampilkan kehidupan salah satu tokoh besar Indonesia yakni Mgr. Soegijapranata. Dalam penelitian ini karakter Mgr. Soegijapranata direpresentasikan ke dalam Tokoh bernama Soegija. Persoalan yang muncul dalam pilihan penelitian ini adalah “Bagaimana karakter Mgr. Soegijapranata dikonstruksi melalui film Soegija?

Sebagai sebuah karya desain yang menafsirkan ulang sisi kehidupan tokoh tentunya tidak lepas dari bias dan narasi seperti apa yang harus ditampilkan. Metode pilihan yang digunakan peneliti kemudian mengarah pada fokus karakterisasi tokoh Soegija yang dapat diamati melalui apa yang dikatakan, apa yang dipikirkan, apa yang dirasakan, apa yang dilakukan, dan seperti apa penampilan visual tokoh Soegija dalam film.

Beberapa temuan penelitian terungkap bias karakter karena dilakukan penilaian dan pembandingan dengan informasi dokumentasi literatur dan media massa lainnya tentang Soegija. Ada ketidaksesuaian karakter yang dikonstruksi dalam film Soegija. termasuk di dalamnya bagaimana karakter Soegija ditempatkan dan berinteraksi dengan tokoh lainnya serta latar belakang dimana interaksi itu terjadi.

Manfaat dari temuan penelitian ini dapat dijadikan panduan dan masukan pada kuliah videografi tentang pondasi penulisan naskah sebelum sebuah film diproduksi. Harapannya, setiap mahasiswa peserta kuliah videografi dapat lebih mempertanggungjawabkan gagasan dan ide melalui riset yang tertuang dalam penulisan naskah skenario ketika memproduksi sebuah film.

(3)

iv

Daftar Isi

Lembar Pengesahan ... ii

RINGKASAN PENELITIAN ... iii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Permasalahan ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2 1.3 Pembatasan Masalah ... 2 1.4 Perumusan Masalah... 3 1.4 Tujuan Penelitian ... 3 1.5 Kontribusi Penelitian ... 3 BAB II ... 4 TINJAUAN PUSTAKA ... 4 2.1. Interpretasi Film ... 4

2.2. Elemen Tematik Film ... 5

2.3. Pendekatan untuk Menilai Film ... 6

2.4. Konstruksi Karakter Visual ... 7

2.5.Film untuk advokasi ... 8

BAB III ... 10

METODOLOGI PENELITIAN ... 10

3.1. Kerangka Deskripsi Penelitian dan Pengabdian ... 10

3.2. Proses Pengambilan Data melalui Screening Film ... 11

3.3. Subyek Penelitian dalam Unit Kajian dan Analisis Data ... 19

BAB IV ... 21

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ... 21

(4)

v

4.1.1. Monitoring Scene per Scene ... 21

4.2. Temuan Penelitian ... 46

4.2.1. Penggunaan Bahasa dalam Penulisan Naskah Skenario ... 46

4.2.2. Penggunaan Teknik Dialog dan Monolog ... 47

4.2.3. Pengelompokan kata Berdasarkan Kata yang Sering Muncul ... 47

4.2.4. Kata yang sering muncul dengan Makna yang sama ( Sinonim ) ... 48

4.2.5. Konstruksi Karakter Soegija melalui Visual Looks ... 52

4.2.6. Konstruksi Karakter Soegija melalui Visual Looks ... 54

BAB V ... 56

KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

5.1. Kesimpulan Berdasarkan Elemen Aspek dalam STEAL ... 56

5.2.Saran ... 57

BAB VI ... 58

DOKUMENTASI HASIL PENELITIAN PENGABDIAN ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Mata kuliah Videografi di dalam Program Studi Desain Komunikasi Visual nampaknya memerlukan elemen pendukung berupa pengetahuan tengtang penulisan naskah dan teknik script writing atau penulisan skenario film agar mahasiswa mampu merancang produksi film tematik yang baik. Selama ini pondasi produksi film tersebut masih dilakukan secara sederhana. Padahal, perspektif dalam melihat film menurut Joseph M. Boggs (2000:2) terfokus pada harmoni suara dan gambar bergerak, dari awal hingga akhir dengan memperluas batasan tempat dan waktu. Berdasarkan perspektif ini film yang belum diproduksi sebaikya memiliki pondasi berupa rencana dalam bentuk tulisan jadi yang kerap disebut sebagai skenario film.

Film Soegija yang dirilis tahun 2012 dapat dijadikan media pembelajaran sebagai penelitian sekaligus pengabdian berskema workhop penulisan skenario film karena memiliki value atau nilai-nilai mendasar yang dimiliki oleh Unika Soegijapranata Semarang. Nilai- nilainya dapat dikaji dengan melakukan observasi pada film Soegija tersebut. Kegiatan mengkaji secara umum dan sederhana mengandung aspek-aspek terhadap pengamatan, proses, dan fenomena obyek desain salah satunya berupa media film. Oleh karena itu mengkaji merupakan kegiatan yang dengan seksama dilakukan untuk mengamati sebuah fenomena yang menarik dengan maksud memperoleh gambaran seutuhnya terhadap kompleksitas sebuah obyek desain. Sebagai salah satu produk desain, medium film memiliki kompleksitas yang dapat dipelajari dan dianalisis dengan maksud mengungkap makna-makna yang tersembunyi dan luput dari pengamatan biasa ketika film tersebut sekedar diapresiasi.

Makna-makna yang tersembunyi dalam sebuah produk desain seperti film Soegija menawarkan temuan-temuan baru yang belum didapat pada saat menontonnya. Pengalaman khalayak penonton akan semakin membuka kesadaran dan pemahaman terhadap suatu permasalahan seperti pencapaian pemaknaan akan arti dan nilai-nilai yang ditampilkan berpusat melalui karakter tokoh. Pada titik inilah kajian visual karakter Mgr. Soegijapranata dalam film Soegija penting untuk dilakukan.

(6)

2

Dokumen Sejarah Film Soegija

Sudut pandang kamera yang diarahkan gaya visualnya oleh sutradara berbeda dengan profile dokumentasi sejarah

Dokumen Sejarah Film Soegija

Karakter visual yang ditampilkan dalam film juga berbeda dengan profile dokumentasi sejarah

1.2Identifikasi Masalah

a) Film bersifat kompleks namun merupakan realitas semu. b) Mgr. Soegijapranata adalah tokoh dalam realitas nyata.

c) Film mengkonstruksi penokohan Mgr. Soegijapranata secara berbeda.

d) Pelacakan penelitian dengan fenomena obyek yang sama melalui

google.scholar.com “Representasi Nasionalisme dalam Film Soegija 100%

Indonesia. Universitas Diponegoro 2013.

1.3 Pembatasan Masalah

Kompleksitas film dibatasi pada fokus elemen karakter Mgr. Soegijapranata dengan karakter kepribadian unik atau personality yang dikonstruksi dalam film yang bisa diamati melalui:

a) Apa yang dikatakan Soegija? (Speech) b) Apa yang dipikirkan Soegija? (Thought)

(7)

3 c) Apa yang dirasakan Soegija? (Emotion)

d) Apa yang dilakukan oleh tokoh Soegija dalam film? (Action)

e) Apa yang nampak terlihat secara visual dalam tokoh Soegija? (Looks)

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi dan pembatasan permasalahan maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakter Mgr. Sogijapranata dikonstruksi melalui film Soegija?

2. Personality atau kepribadian seperti apa yang ingin ditekankan secara visual

dalam dokudrama film Soegija?

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini berupaya untuk mengkaji mengetahui :

1. Konstruksi karakter Mgr. Soegijapranata dalam film Soegija yang mampu diadaptasi untuk keperluan pelatihan penulisan naskah film di kelas Mata Kuliah Videografi Desain Komunikasi Visual.

2. Peserta kelas videografi dapat memperoleh pengetahuan karakter dan mengimplementasikan dalam perancangan penulisan naskah videografi.

1.5 Kontribusi Penelitian

Berdasarkan pilihan tematik penelitian mengenai Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Sumber Daya Manusia, maka penelitian ini akan bermanfaat terhadap pengembangan Mata Kuliah Videografi di Program Studi Desain Komunikasi Visual. Secara khusus bagi mahasiswa akan memiliki pengetahuan, wawasan, sikap keilmuwan untuk mampu mengkomunikasikan pesan visual dengan cara atau metode khas audio visual dalam upaya mengembangkan dan memvisualisasikan karakter dan kepribadian seseorang melalui medium komunikasi visual film dengan terlebih dahulu merancanga pondasinya dalam skenario film.

(8)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Interpretasi Film

Dalam upaya untuk melakukan interpretasi film Soegija diperlukan aplikasi teori yang sudah jamak dipakai untuk membedah film, salah satunya adalah teori semiotika. Secara umum semiotika bekerja dalam ranah berbagai media – media visual untuk menemukan makna tersembunyi atau latent yang belum terungkap dengan jelas. Media Content & Structure AUDIENCES MEDIA INSTITUTION

Innis & McLuhan (Semiotics) Icon – index - symbol Cultural Outcomes: Functional Cultivation Spiral of Silence Indivividual Outcomes: Effect Agenda Setting Uses and gratification Dependency Organizing Model:

Communication and Mass Media

 Bagan mengenai posisi semiotika dalam proses komunikasi massa. Bagan diambil dari buku Theories of Human Communication, 5th edition, Stephen W. Littlejohn (1996: 325)

Berdasarkan pandangan Mcluhan tersebut desain penelitian untuk mengobservasi karakter Soegijapranata dalam film Soegija dapat dilakukan dengan memperhatikan hubungan antar tanda yang terjadi dalam film. Hubungan antar tanda ini lazim disebut sebagai ikon – indeks – dan simbol.

- Ikon adalah bentuk yang paling sederhana, karena ia hanya pola yang menampilkan kembali obyek yang ditandainya, sebagaimana bentuk fisik ASLI atau asal mula obyek itu. Ikon cenderung hanya menyederhanakan bentuk, tetapi mencoba menampilkan bagian yang paling esensial dari bentuk tersebut. Misalnya foto wajah adalah ikon dari manusia.

- Indeks adalah korelasi antara sebuah tanda dan objek yang kedua-duanya saling berhubungan. Petunjuk mudah memahaminya adalah sesuatu yang dapat dilihat, didengar, mudah tercium sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan. Misalnya awan gelap dipahami sebagai indeks akan turunnya

(9)

5 hujan, dialek berbahasa dapat dipahami sebagai indeks bahwa seseorang berasal dari wilayah tertentu.

- Simbol merupakan tanda yang memiliki hubungan dengan objeknya berdasarkan konvensi, kesepakatan, atau aturan. Makna dari suatu simbol ditentukan oleh persetujuan bersama, atau diterima oleh umum sebagai suatu kebenaran. Misalnya warna merah dalam lampu lalu lintas berarti berhenti.

Ketiga hal ini yakni ikon-indeks-simbol akan dipakai untuk membedah isi film Soegija sehingga mendapatkan data primer yang bisa dianalisa, dikategorisasi, dikomparasi dan disimpulkan. Apabila disederhanakan dalam skema akan berwujud seperti berikut:

indeks

Ikon >>>>Film Soegija >>>>data primer>> workshop penulisan naskah film

simbol

2.2. Elemen Tematik Film

Sebuah film sebagai bentuk komunikasi massa dapat dikenali dari tema yang diangkatnya. Sebab tema menjadi pusat dari segala aktivitas film yang dirancang dari awal hingga kemudian film tersebut dipublikasikan. Beberapa kasus menunjukkan satu atau dua tema yang tumpang tindih dapat mempersulit proses analisis terhadap sebuah film. Setidaknya menurut Boggs (2000: 11-23) ada 5 elemen tematik yang menjadi fokus mengkaji atau menganalisis sebuah film, yakni:

- Plot, berfokus pada alur cerita, aksi-aksi dan peristiwa, konflik, apa yang terjadi dan latar belakangnya. Sementara tokoh, ide/ideologi, dan efek emosi tidaklah dominan.

- Mood atau efek emosional, elemen efek emosional yang mendominasi

elemen lain dapat diinterpretasikan mempengaruhi kondisi emosi penonton seperti respon terhadap fim horor, romantic tone, suspense thriller (penuh ketegangan), misteri.

(10)

6 - Karakter, elemen ini sejatinya mudah dikenali karena ekspresi tematik yang berfokus pada aspek-aspek luar biasa, unik, yang merujuk pada sisi kepribadian seseorang seperti pemikirannya, interaksinya dengan orang lain, cara berbicara, cara hidup, sikapnya dan perilakunya.

- Style atau tekstur gaya, elemen tematik film dengan penggambaran yang unik, kualitas suara, gambar yang tidak biasa, merupakan eksperimen, hal baru dan umumnya tidak sukses secara komersial karena khalayak penonton

- Gagasan atau ide, elemen inilah yang cukup sulit ditemukan untuk mampu

menyimpulkan keseluruhan film. Seringkali juga terlalu mudah karena disampaikan secara langsung melalui karakter, plot, dan mood yang dirancang memang untuk menyampaikan gagasannya. Beberapa kunci penting untuk mengenali elemen tematik yang berfokus pada ide atau gagasan adalah terkait dengan aspek-aspek kehidupan, pengalaman, dan kondisi kemanusiaan, yakni;

a. Pernyataan mengenai nilai-nilai moral seperti misalnya keserakahan akan uang dan kekuasaan mengarahkan kepada kehancuran.

b. Sifat – sifat alami manusia untuk saling bergantung,

c. Problem-problem sosial seperti kelembagaan, kemiskinan, politik, perang,

d. Perjuangan peradaban kemanusiaan dalam dua sisi. Sisi buruk seperti kelemahan, ketkutan, brutal, kebodohan, dan penindasan. Sisi yang baik menunjukkan keberanian, kepandaian dan spiritual.

e. Kompleksitas relasi antar manusia dalam cinta, keluarga, seksualitas, perkawinan, persahabatan, perceraian, kerjasama dan konflik.

f. Bertumbuh, menjadi dewasa dengan ragam dinamika dan tragedi. g. Retoris dan filofis, menyajikan pertanyaan dibanding pernyataan.

2.3. Pendekatan untuk Menilai Film

Secara subyektif maupun obyektif, film sering dinilai berhasil tidaknya melalui kacamata para perancangnya dan khalayak penontonnya. Namun ada perspektif lainnya yang bersifat akademik untuk diskusi kelas, dan bahan penelitian dan kajian terhadap film karena kehadiran sebuah film tak bisa dilepaskan dari sebuah konteks kapan dimana film itu dipublikasikan. Umumnya setiap perspektif memiliki bias, penekanan, fokus yang berbeda satu dengan yang lainnya. Menurut penelitian Boggs dan Dennis (2000:349-362) diungkap perspektif sebgai berikut:

(11)

7 - Film sebagai kualitas diri aktor atau aktris

- Film sebagai produk kreatif seorang desainer - Film sebagai pernyataan filosofis, moral dan sosial - Film sebagai pengalaman emosional atau sensual - Film yang membentuk konvesi genre film

- Film sebagai pernyataan politik, perjuangan politik (pandangan marxis) - Film sebagai pernyataan peran gender (pandangan feminis)

- Film sebagai sebuah persepsi pikiran dan perasaan (pendekatan psikoanalitik)

- Pendekatan ekletik film yang melihat keterkaitan antara substansi film dengan perancang atau desainernya.

2.4. Konstruksi Karakter Visual

Karakterisasi adalah hal paling penting ketika merancang sebuah film. Hanya seseorang yang dibangun dengan karater tertentu akan mampu melibatkan segala aspek penonton. Bukan cerita, bukan sutradara, bahkan bukan imaji gambar-gambar panorama yang tersaji. Asumsinya, karakter yang dirancang haruslah nampak nyata, mudah dipahami dan dipercaya. Penelitian khalayak penonton oleh Boggs dan Dennis (200:51-58) menunjukkan respon penonton akan mengagumi karakter yang heroik, kerendahan hati, perjuangan bahkan nasib akhirnya. Mereka juga akan menghargai sifat yang natural dari manusia biasa seperti sharing kebahagaian, kesedihan, tertawa, menangis dan seterusnya. Tetapi juga penonton akan bereaksi negatif terhadap kebrutalan, kesadisan, kekerasan, dan keserakahan. Oleh karena itu ada beberap kategori bagaimana membedakan konstruksi karakter sebagai pusat perhatian dengan aspek yang lainnya dengan cara:

- Karakterisasi melalui visual tampilan, bagaimana sebuah karakter

ditampilkan melalui mimik wajah, make up, gaya rambutnya, baju atau kostum yang dikenakan, atribut-atribut tubuh dan fisiknya, tata cara dan perilakunya.

- Karakterisasi melalui dialog, ditunjukkan apa yang dikatakan, bagaimana mengatakannya. Pilihan kata, tekanan pada kata-kata tertentu, jeda, struktur kata, bahkan dialek. Semuanya mengungkap level sosial ekonomi pendidikan dan mental dari seseorang dengan karakter yang terbentuk. Mendengarkan apa dan bagaimana mereka mengatakannya kemudian akan menjadi penting.

(12)

8 - Karakterisasi melalui aksi eksternal, ditunjukkan dalam kaitannya dengan karakter atau elemen lainnya misalnya personality hero dalam menolong orang lain.

- Karakterisasi melalui aksi internal, terjadi melalui emosi, apa yang dipikirkan oleh seorang karakter, yang tak terucapkan, gesture, mimpi, harapan, aspirasi, fantasi, kenangan, bahkan ketakutan atau ketidaknyamanan sebuah karakter akan kegagalan serta ketakutan.

- Karakterisasi melalui relasi dengan karakter lainnya, yang lebih mudah dikenali dibanding secara internal.

- Karakterisasi melalui unsur dramatik yang kontras atau berlawanan, apabila opini penonton mengenai karakter pahlawan adalah tinggi, besar, kuat maka konstruksi karakternya akan dibalik menjadi pendek, kecil dan lemah. Upaya ini dilakukan dalam sebuah rancangan karakter bahkan dengan menyertakan kebalikan dari sikap, perilaku, gaya hidupnya, penampakan fisik agar semakin menjadi pusat perhatian khalayak penonton. - Karakterisasi melalui kartunisasi, merupakan motif untuk mempercepat

pengenalan karakter dengan cara yang mendistorsi dan melebih-lebihkan aspek kepribadian dari sebuah karakter.

- Karakterisasi melalui PEMILIHAN NAMA, nama menjadi penting karena mengasosiasikan sebuah arti. Pilihan nama untuk sebuah karakter memperkuat konotasi dan harapan penonton. Nama yang mudah diingat, sesuai dengan karakter akan kuat melekat di benak penonton.

2.5.Film untuk advokasi

Menurut Gregory dan Gillian (2008:247) penting sekali bagi setiap orang untuk menghargai keberanian seseorang, komitmen, kerja keras, dan perhatian mereka terhadap kelangsungan hak-hak asasi manusia. Film dapat menjadi bukti visual perjuangan yang kuat dan dapat didistibusikan melalui kecanggihan teknologi. Advokasi memiliki tujuan untuk menyampaikan pesan kepada setiap orang yang menyaksikan kisah melalui film bahwa apa yang sebenarnya terjadi dan kita semua mampu diajak untuk mengubahnya, berpartisipasi berdasarkan keadilan. Aspek-aspek untuk membela yang benar dan menunjukkan yang keliru mampu diramu dalam sebuah film advokasi dengan butir-butir penting:

- Film dapat menjadi sumber berita dan pembuktian yang kuat dalam upaya menghargai atau mencari kebenaran serta menciptakan perubahan.

(13)

9 - Potensi film menstimulasi perubahan sosial, secara kreatif mengungkapkan apa yang tadinya tidak terdengar menjadi terdengar dan perubahan penting dapat dilakukan.

- Advokasi adalah proses bekerja untuk sebuah posisi, hasil, dan solusi dalam beragam konteks kemanusiaan seperti kisah kepahlawanan, perdagangan ilegal, perusakan lingkungan, kekerasan, penindasan, perang dan sebagainya.

- Komunitas penonton dapat digerakkan dengan flm advokasi. Mereka dapat berpartisipasi untuk mengadakan perubahan.

Dalam konteks film Soegija, karakter Mgr.Sogijapranata dikonstruksi sebagai pahlawan nasional yang 100% Katolik 100% Indonesia dalam usaha diplomasinya untuk mempengaruhi situasi perang menuju pencapaian perdamaian. Maka ketika film Soegija ditonton yang kemudian terlihat adalah permasalahan-permasalahan sosial yang dapat ditemukan juga dalam situasi kekinian misalnya minoritas yang dianiaya sampai politisi korup. Atau kisah percintaan dua ras berbeda dan berakhir kandas sampai bagaimana sebuah peritiwa kekerasan dapat diselesaikan dengan pendekatan kemanusiaan.

(14)

10

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan tidak sekedar deskriptif, tetapi juga bersifat menganalisa, menginterpretasi, menilai dan membandingkan elemen-elemen pembentuk karakter Mgr. Soegijapranata di dalam film Soegija.

3.1. Kerangka Deskripsi Penelitian dan Pengabdian

Bagan 3.1.1. Jalur Penelitian dan Pengabdian

Penelitian ini akan memaparkan data yang berwujud unit-unit analisa film. Menurut Wimmer dan Dominick (1997: 48), setiap peneliti media massa dapat mengatasi kesulitan pengambilan sampel dari sebuah produk media massa seperti film dengan menerapkan teknik pengambilan sampel non-probabilitas seperti purposive sampling.

Lebih lanjut Wimmer dan Dominick (1997:49) mengungkap bahwa teknik seperti purposive sampling menghasilkan sejumlah item informasi yang diperoleh berdasarkan kepentingan atau tujuan penelitian. Maka dari proposal ini film adalah sebuah teks. Dalam upaya menemukan makna dibalik teks film ini maka penelitian yang valid akan berupaya menemukan konteks pemahaman film Soegija dengan cara obyektif dan ilmiah:

- Mendeskripsikan fenomena film Soegija sebagai teks melalui kelompok diskusi terarah peserta mata kuliah Videografi.

(15)

11 - Menemukan sudut pandang atau perspektif berpikir dalam hubungan antara film

sebagai teks dengan konteksnya.

- Menemukan konteks dalam setting waktu, kondisi sosial yang melingkupinya. - Menarik gagasan inti atau konsep-konsep penting dalam film.

- Menghubungkan konstruksi visual hasil pembedahan berdasarkan perspektif STEAL - Melakukan sintesis terhadap konsep dan temuan-temuan penelitian

- Menarik kesimpulan

3.2. Proses Pengambilan Data melalui Screening Film

Pada Film Soegija setidaknya tercatat ada 21-25 scene atau adegan yang terfokus pada tokoh Soegija. Data tersebut diambil dengan cara kali pertama harus ditonton terlebih dahulu dan ditandai sejumlah adegan yang ada tokoh karakter Soegija. Pada kali kedua ditonton diselilingi pencatatan adegan terpilih. Data tersebut sudah mengandung deskripsi karakter yang kemudian dipetakan lebih lanjut dalam unit-unit analisis data.

1. 00:00:27-00:00:38 Soegija menulis dengan huruf latin. 00:00:38-00:00:45 Soegija terlihat tatapannya datar. 00:00:45-00:00:52 Soegija menulis latin.

00:00:52-00:01:08 Soegija mengayuh sepeda dengan sedikit berbelok- belok(kurang setabil)

00:01:08-00:01.10 Soegija tampak raut wajahnya seperti tegang, tatapan mata tidak tajam, tangan terlipat pada depan perut sejajar. 00:01:12-00:01:22 Soegija berdiri dengan sedikit membungkuk, menoleh

kekanan dan kekiri

Umat mendengarkannya dengan serius.

00:01:22-00:01:27 Soegija bergeser satu langkah kearah kanan dengan berlahan. 00:01:27-00:01:35 Soegija berdiri dan berinteraksi dengan umat menoleh kekiri

dan kekanan lagi.

00:01:54-00:01:55 Soegija bergeser ke arah kanannya lagi dan membuka kedua tangannya sedikit seperti menekankan sesuatu, kemudian kembali lagi tangannya pada depan perut.

00:01:55-00:02:15 Soegija kembali melakukan gerakan yang sama untuk menekannkan sesuatu dengan menoleh kekiri dan kekanan.

(16)

12 00:02:41-00:02:44 Soegija duduk dengan ke dua tangan memegang surat yang

ditumpukannya pada lengan kursi, dengan kepala yang menunduk dengan raut wajah serius.

00:02:44-00:02:51 Soegija bernafas dengan sangat berat, terlihat pada bagian dada menghela nafas dengan kuat, kepala menjuntai ke atas dengan disandarkannya pada kursi, raut wajah terlihat datar.

2. 00:14:33-00:15:08 Soegija berdiri diam, wajah terlihat tegang atau gugup, pandangan lurus kedepan ketika dikenakan jubah khusus. 00:15:08-00:15:38 Soegija bertanya dengan ekspresi yang tegang dengan

tatapan mata tajam, gestur tubuh terlihat berdiri diam, kelapa sedikit menunduk.

00:15:38-00:15:40 Soegija berjalan perlahan dengan kepala menunduk kebawah.

3. 00:18:40-00:18:50 Soegija berjalan perlahan mengikuti upacara, pandangan tegang kedepan.

00:19:08-00:19:22 Soegija diam, dengan kedua tangannya diletakkan pada atas buku/alkitab, kepala menunduk sedikit.

00:19:22-00:19:35 Soegija mengulurkan tangan kanannya dengan perlahan, dan kembali dengan merapatkan keduatangannya dengan sikap sembahyang, kepala tertekuk kebawah, tatapan wajahnya datar.

00:19:35-00:19:54 Soegija berjalan perlahan, tubuh tegap, kepala lurus pandangan tertuju pada umat, ekspresi wajah datar, dengan memberikan tanda pemberkatan kepada umat dengan perlahan.

4. 00:19:58-00:20:04 Soegija berjalan perlahan, kemudian berhenti pada gawang pintu, tubuh tersandar pada gawang pintu. tangan terlipat ke belakang keduanya.

00:20:04-00:20:23 Soegija berdiri terdiam, kepalah sedikit bergerak.

00:20:23-00:20:36 Soegija berputar kembali kearah dalam ruangan, berjalan perlahan dengan kepala menghadap ke bawah.

(17)

13 00:20:36-00:20:45 Soegija terhenti, tangan kiri memegang meja dengan pelan,

kepala menghadap keke arah meja, tatapan ekspresi wajah seperti sedang berfikir.

00:20:45-00:20:55 Soegija kembali berjalan dengan perlahan menuju dekat jendela, tangan kembali dilipat ke belakang.

00:20:55-00:21:00 Soegija terhenti kepala menghadap keluar jendela, tangan tetap terlipat di belakang.

5. 00:28:31-00:28:35 Soegija berjalan menuruni tangga dengan tempo sedikit lebih cepat, tangan kiri memegang pegangan tangga,tangan kanannya memegang perut, kepala melihat ke arah bawah. 00:28:45-00:29:09 Soegija berdiri diam, dengan kedua tangannya terlipat

kebelakang, badan tegap, arah pandangan ke arah lawan bicaranya , dengan ekspresi wajah yang kesal, tatapan mata sedikit melotot tajam.

00:29:09-00:29:11 Tangan kanan dan kiri soegija berubah dari belakang menjadi didepan perut dengan tangan yang saling terkait., tatapan lebih tajam.

00:29:13-00:29:17 Soegija berjalan kedepan beberapa langkah mendekati lawan bicaranya, kemudian berhenti, dengan tatapan dan ekspresi yang sama.

00:29:17-00:29:23 Soegija berdiri tegap, dengan tatapan tajam, ada sedikit penekanan pada beberapa kata dengan bantuan gerakan kepala.

00:29:37-00:30:15 Soegija hanya berdiri diam, kedua tangannya tekait di depan perut,dengan kepala bergerak melihat keadaan yang sedang terjadi.

00:30:15-00:30:18 menoleh dengan perlahan, kaki tidak bergerak, tangan tetap terkait di depan perut.

00:30:18-00:30:31 Soegija menjawab pertanyaan dengan kepala menunduk dan seperti terengah engah.

00:30:31-00:30:45 Soegija duduk dengan tatapan kosong, ekspresi wajah sedih menagis, nafas ter engah-engah dan berat.

(18)

14

6. 00:32:48-00:32:59 Soegija menulis dengan tulisan latin.

7. 00:33:20-00:34:26 Soegija duduk dengan tubuh membungkuk, tangan kiri bertumpu pada paha, kepala menghadap kebawah.

00:34:26-00:34:55 Soegija berekspresi khawatir, dengan pergerakan yang kalem.

00:34:55-00:35:03 Soegija duduk di menaiki dokar, dengan terdiam, tatapan melamun dengan tubuh membungkuk serta kepala mengarah ke bawah.

8. 00:35:03-00:35:15 Soegija berdiri di depan meja, bergerak mengambil topi di sisikanannya dengan tangan kanannya, tangan kiri bertumpu pada meja, bergerak mengambil dam perlahan memasangkan topinya.

00:35:15-00:35:48 Soegija kemudian mengambil Rosario, kemudian berjalan perlahan menuju tempat untuk berdoa, bersujud, kemudian membuat tanda salib, kepala menghadap kebawah, ekspresi terlihat gelisah.

9. 00:37:23-00:37:25 Soegija duduk dengan nyaman, mata tertuju pada koran. 00:37:25-00:37:30 Soegija dengan tangan kirinya membantu membenarkan kain,

tangan kanannya tetap memegangi korannya, tatapan ekspresi terlihat serius atau konsentrasi, alis sedikit mengkerut.

00:37:30-00:37:38 Soegija konsentrasi dengan koran yang iya baca, posisi duduknya masih tetap tegap. tangan kirinya sempat memberi isyarat lambaian ke dekat telinganya kemudian memegang koran kembali, wajahnya tetap tertuju pada koran.

00:37:38-00:37:56 Soegija fokus membaca, ketika merasa terganggu kembali, Soegija bertutur dengan espresi yang serius, namun mata tetap tertuju pada koran.

00:37:56-00:38:02 Soegija mengkibaskan korannya dengan tangan kiri ke arah orang yang bernyanyi dekat telinganya.

(19)

15 00:38:12-00:38:18 Sogija menerima salam dari Lantip dengan duduk tenang. 00:38:18-00:38:29 Soegija duduk dengan kedua tangannya diletakkan didepan,

tatapannya menatap lantip dengan fokus.

10. 00:39:43-00:39:51 Soegija memberikan surat kepada Lantip dengan tangan kanan, Soegija terlihat bergerak dengan lambat.

00:39:51-00:40:02 Soegija kemudian duduk santai dengan kepala tersandar pada korsi, dan tangan kanan membawa rokok didekat mulutnya, ekspresi wajah terlihat datar dan tatapan kosong.

00:40:02-00:40:08 Soegija merokok dengan santai, pandangan mata kosong melihat ke atas.

00:40:08-00:40:23 Soegija tampak duduk dengan tenang, tangan kanan ditunkan, tatapan wajah tetap menghadap ke atas sambil berbicara. kemudian setelah selesai bicara merokok kembali. 00:40:55-00:41:06 Soegija duduk santai, kedua tangannya tergeletak pada

gagang kursi,tatapan nya kosong melihat ke bawah. bergerak perlahan seperti lemas.

00:41:06-00:41:18 Soegija menoleh kekiri, dengan bertutur, kemudian kembali lagi kepalanya bersandar pada korsi.

11. 00:44:42-00:44:56 Soegija menulis dengan tulisan latin.

12. 00:50:29-00:50:55 Soegija duduk dengan tubuh membungkuk, tangan terkait didepan perutnya , soegija menoleh kekiri dan kekanan sambil bertutur. ekspresi wajah terlihat datar.

00:50:55-00:51:20 Soegija bertutur dengan ekspresi wajah datar, menoleh kiri dan kanan, dengan sedikit penekanan -penekanan pada beberapa kata melalui gerak kepala.

13. 00:52:12-00:52:23 Soegija mengambil topinya disisi sebelah kiri dengan tangan kirinya, kemudian merapikan topinya terlebih dahulu dengan kedua tangannnya dengan ekspresi yang datar, kemudian mengenakannya perlahan dengan tangan kiri, setelah itu keduatangannya merapikan topinya saat diatas kepala.

(20)

16 00:52:23-00:52:32 Soegija mengambil tas nya dengan tangan kanan kemudian di

jinjingkan pada bahu sisi sebelah kanannya.

00:52:32-00:52:38 Soegija bersujud dengan kaki kiri didepan, tangan kiri bertumpu pada paha kaki kiri, kepala menghadap kebawah. 00:52:38-00:52:49 Soegija berdiri berbalik arah, dengan berjalan perlahan,

kepala menghadap kebawah, kedua tangannya berada di depan perut.

14. 00:54:10-00:54:35 Soegija duduk membungkuk, tangan kiri memegang rokok, dan tangan kanan bertumpu pada kaki kanannya.

00:54:35-00:54:39 Soegija menghisap rokoknya , kepala menghadap serong kekiri , dan sedikit menunduk.

15. 00:55:07-00:55:32 Soegija duduk santai menunggangi dokar.

00:55:37-00:55:54 Berjalan perlahan, dengan tangan berada di atas tas, kepala menoleh kesebelah kanannya melihat-lihat.

00:55:54-00:56:08 Soegija meletakkan tasnya, kemudian duduk dengan perlahan, pandangan kosong. tangan kiri bersandar di atas meja, tangan kanan berada di atas pahanya.

00:56:08-00:56:19 Soegija perlahan melepaskan kancing jaketnya, kemudian kembali meletrakkan tangan kirinya ke atas meja, kepala menunduk kearah bawah , terlihat lemas.

00:56:19-00:57:33 Soegija terlihat sedang berfikir, gelisah, dan duduk lemas. 00:57:33-00:57:49 Soegija megnambil tasnya sambil berdiri, kemudian berjalan

perlahan, dan bertutur, kepala menunduk.

16. 00:57:49-00:58:04 Soegija berdiri dengan tenang, tangan di kaitkan di depan perut, menoleh kekiri dan kekanan sambil bertutur, ekspresi terlihat datar.

00:58:04-00:58:21 Soegija baju beberapa langkan dan kemudian berhenti,

kemudian kembali bertutur, dengan tatapan wajah mengarak kepada umat.

00:58:21-00:58:38 Tangan Soegija keduanya diangkat sedikit keatas, menekannkan sesuatu, kemudian tangan kiri kembali

(21)

17

17. 00:58:38-00:59:31 Soegija berdiri dengan gestur membungkuk, kepala menatam

Soekarno yang sedang bebicara, kedia tangannya dilipat kebelakang.

18. 01:04:41-01:05:22 Soegija berjalan perlahan dengan kedua tangan didepan menjinjing jubahnya, kepala melihat kebawah.

01:05:22-01:05:46 Soegija berjalan agak cepat mengikuti Lili. kepala memandang ke bawah.

01:05:46-01:06:11 Soegija berjalan perlhana kembali, dengan kepala menatap ke arah Lili, sambil berjalan serong ke kiri.

01:06:11-01:06:59 Soegija bertutur sambil berjalan perlahan.

19. 01:16:17-01:16:22 Soegija berdiri, keduatangan di lipat di belakang, ekspresi wajah terlihat sedih, tatapan mata tertuju pada warga yang lewat.

01:16:25-01:16:40 Soegija menerima salam dari Latip, kemudian tangannya kembali dilipat kebelakang. wajah menatap Latip, sesekali melihat warga yang lewat.

20. 01:17:32-01:50:42 Soegija berdiri memberi instruksi, kepala menunduk, kedua tangan bertumpu pada meja, beberapa kali memberi penekanan dengan tepukan tangan kanan ke meja. ekspresi terlihat sedih.

21. 01:27:44-01:27:49 Soegija berlutut, tangan kiri memegang perut, tangan kanan membuat tanda salib di atas kepala seorang nenek

memberikan berkat.

01:27:49-01:27:59 Soegija tangan kanan di cium kemudian mengulurkan tangannya kepundak seorang nenek dengan tepukan halus. badan sedikit membungkuk.

01:27:59-01:28:17 Soegija memberi salam kepada orang-orang sambil berjalan dengan perlahan-lahan, memberi beberapa tepukan sangat halus pada pundak seseorang sesekali.

22. 01:28:17-01:28:31 Soegija menulis tengan tulisan latin, gerakan tangan terlihat seperti gerogi.

(22)

18 01:28:31-01:28:35 Duduk perlahan, tangan kiri memegang tempat tidur, kepala

menatap ke bawah, terlihat lelah.

01:28:35-01:28:56 Soegija duduk membungkuk, tidak melakukan gerakan besar, ekspresi wajah terlihat lelah.

01:28:56-01:29:25 Soegija bertutur, dengan menolehkan kepalanya, tatapan wajah menghadap kebawah.

01:29:25-01:29:27 kepala bergeleng-geleng kemudian kembali menghadap lebih kebawah dan menghela nafas.

01:29:27-01:29:44 Soegija duduk dengan ekspresi lelah, dan menghadap kebawah.

01:29:44-01:29:54 Soegija mendengarkan pertanyaan, namun wajah dan mata tidak mengarah pada yang bertanya. tubuh masih tetap membungkuk.

01:29:54-01:30:04 Soegija bertutur dengan tubuh membungkuk, wajah sedih dan lelah, kepala sesekali memberikan penekanan-penekanan.

23. 01:33:54-01:34:50 Soegija berjalan perlahan, sambil memberikan salam kepada umat. tangan sesekali terkait didepan, tangan kiri selalu di depan perut.

24. 01:43:58-01:44:28 Soegija duduk dengan keduatangannya memegang bendera kecil, sambil bertutur, kepala lebih sering menunduk.

01:44:28-01:44:35 Soegija berdiri kemudian tangan kanan memberikan bendera kepada Latip, tangan kirinya di depan perut.

01:44:35-01:44:41 Soegija berjalan perlahan dengan kepala menghadap kedepan, tangan kiri didepan perut, tangan kanan berayun.

25. 01:45:42-01:45:49 Soegija berjalan dengan sangat pelan, kedua tangannya dilipat kebelakang, kebala serong ke kiri atas memandang lukisan Tuhan Yesus.

01:45:49-01:45:55 Soegija menatap kearah bawah, mata fokus dengan ekspresi wajah datar.

(23)

19

3.3. Subyek Penelitian dalam Unit Kajian dan Analisis Data

Karakter Soegija sebagai representasi Mgr. Soegijapranata merupakan subyek penelitian. Subyek merupakan fokus keberadaan karakter Soegija yang terdapat dalam film dokudrama karya tim Garin Nugroho. Sementara filmnya sendiri film dokudrama berjudul Soegija inilah yang kemudian menjadi Obyek Penelitian. Agar pemetaan Subyek dan Obyek penelitian yang dianalisis menjadi lebih jelas maka dibuat unit kajian dan bermuara pada unit-unit yang analisis sebagai berikut.

Unit Kajian Karakter dalam pelacakan literatur dan dokumentasi sejarah

Karakter dalam scene diamati Unit analisis Karakter Langsung Karakter yang disebut LANGSUNG, foto, laporan, buku dan catatan pelengkap lainnya Secara langsung disampaikan/terungkap sebuah karakter dalam tipe-tipe protagonis, foil,

antagonis, flat, round, stock, statis, dinamis, stereotype

Ikon, indeks dan simbol atau denotasi dan konotasi

Karakter Tidak Langsung Karakter yang disebut TIDAK langsung, foto, laporan, buku dan catatan pelengkap lainnya, tetapi perlu diungkap dan dijelaskan lebih lanjut.

Secara TIDAK langsung disampaikan/terungkap sebuah karakter dalam tipe-tipe protagonis, foil,

antagonis, flat, round, stock, statis, dinamis, stereotype

Visual, atribu karakter Soegija.

- Speech Apa dan bagaimana sebuah

karakter menyampaikan pesannya?

Kata-kata yang terucap dalam monolog atau dialog Soegija dengan tokoh karakter lainnya.

- Though t

Apa yang terungkap melalui pemikiran dan perasaaan?

Tersirat dan tersurat proses berpikir Soegija dalam film.

- Emotio ns and Effect

Bagaimana reaksi dengan karakter lainnya?

Tersirat dan tersurat yang dirasakan Soegija dalam film.

(24)

20

- Actions Apa yang dilakukan oleh

sebuah karakter

Aktifitas Soegija berhadapan dengan tokoh karakter lainnya dalam film.

- Looks Bagaimana karakter terlihat

secara visual melalui kostum, warna kulit dan atributnya.

Tersurat, jelas, yang terlihat dalam karakter Soegija dan atribut yang digunakannya.

(25)

21 BAB IV PE M BAHA SAN DA N HAS IL PE N ELI T IAN 4 .1 . Pem b ah as an Pen el iti an 4. 1. 1 . M on itor in g Scen e p er Scen e S emua m ateri au di o visu al term asu k film S O E G IJ A seca ra umu m te rsusu n atas po ton ga n ga m ba r-ga m ba r ( S H O T), ran gk aian ga m ba r (S E Q U E N C E ), da n ad eg an (S C E N E ). U ntu k m em ud ah kan pe m ba ha san da n anal isa sebua h film y an g m emil ik i k ua lita s ba ik k ita dapa t m er uju k ap a yan g d iba yan gk an ol eh G reg ory (20 08 : 14 9), ba ga im an a carany a m en ge m ba ng kan urut an pe rist iw a yan g san ga t m en da sar , l og is d an m ud ah di pa ha m i ol eh pe no nton. S ed erhana ny a, cuk up de ng an m em ba yan gk an te rbe ntu kny a sebua h bu ku. S H OT (Ga m ba r) S ek um pu lan sh ot ak an men jad i... S E QU E N C E (R an gk aian g am ba r) S er an gk aian g am ba r a ka n men jad i... S C E N E (A de ga n) S er an gk aian a de ga n ak an m en jad i... V ID E O W OR D (K at a) S ek um pu lan w or d ak an m en jad i... S E N T E N C E S -P A R A G R A P H (R an gk aian k ali mat ) S er an gk aian k ali m at ak an men jad i... C H A P T E R (B ab p er b ab ) S er an gk aian b ab a ka n men jad i... B OO K Me la lu i pe m aha m an se pert i in i, pe nu li s be rupa ya m em be da h da n m el ak uk an k ajia n vis ua l me la lui pe nt aha pa n ST EAL y ak ni Speech apa y ang di ucap ka n, Th oug ht a pa y ang di pi kirk an, E m ot io n apa y ang di ra sa ka n, A ct io n ba ga im ana k arak ter be reak si de ng an k arak ter la in , se rta Lo ok a ta u pe na m pi la n da n at ribu t vi su al se bu ah k arak ter.

(26)

22 Ga m ba r S ce n e 0 1. O pe n in g SPE EC H T HO U GH T EM O T IO N AC T IO N LO O K 1940 Kem anu si aa n it u sa tu. Ba ng sa m anu si a it u sa tu. Ken da ti be rbed a m erup ak en 1 ke lu arga be sa r. Beb erap a da ri kit a be rduk a. Ka rena pe ran g ya ng be sa r da n k ejam . D im ul ai da ri be rba ga i tem pa t. Ba ran g ka li tib a-tib a Se sua tu y ang be sa r, ya ng di pi kirk an na m un ta k ada ny a da ya un tu k m el ak uk an se bu ah pe rlaw ana n. R aut w ajah pe nu h be ba n da n k eg el is aha n un tuk pe rj ua ng an . Me m be rik an in fo terha da p pa ra wa rga prib um i ka tho li k da n o ran g as in g . A lh asi l ha ny a se bu ah cura ha n ha ti me la lu i tul is an,un tuk m en yua rak an se su at u ya ng terpe nd am . Ha ny a fo kus m en ga yuh se pe da ,sea ka n y ang ha ny a sa tu t ujua n y ang ha rus tert uju. Se ca ra ti da k la ng su ng m el alu i kho tba h at au ho m il i,m em ba gi c ura ha n So eg ija m el ak uk an pe rgerak an de ng an pe rlah an, m el ang ka h da n m en ole h pe rlah an, si ka p ta ng an y ang se ring di le ta kk an di de pa n pe rut , m em be ri pe ne ka na n-pe ne ka na n de ng an ba ha sa tub uh pa da k ali m at -k alim at tert en tu k et ik a m em im pin um at . Sik ap So eg ija y ang ten an g Me nu li s Ek sp resi : se rius W arna k ul it : co kla t Pa ka ia n: ba ju pu tih A tt ribu te: ka ca m at a N aik se pe da Ek sp resi : po lo s Pa ka ia n: pu tih pa nja ng po lo s A tt ribu te: to pi , ka ca m at a Su du t pe ng am bi la n: Jau h, out o f fr am e. Berk ot ba h

(27)

23 m en gh il ang D an o ran g-oran g me ncar i pe rlin du ng an di m ana -m ana . Se tia p m ala m be rart i keg el apa n. W ajah -w ajah be rto pe ng . La ng ka h-la ng ka h k ak i ya ng terges a-ge sa . Pes aw at y ang be rte rba ng an di ud ara. Se m ua ny a sa da r. Se m ua ny a t erli ba t da la m pe ran g. pe nd erit aa n da n kem at ia n. Kes ep ia n. du ka da n k es ul it an j ug a m en im pa k it a se ka ran g. (Kho tba h k em anu si aa n). Me m ik irk an be ba n ten ta ng Ind one si a,da n di ta m ba h be ba n se ba ga i se oran g us kup pe rta m a Ind one si a y ang ha rus di panggul . ha tin ya ten ta ng bangsanya. Beb an y ang be rat in i,a da la h be ba n di m ana po si si ny a se ba ga i se oran g us kup y ang ha rus m em pe rj ua ng ka n r ak ya t aga r hi du p leb ih ba ik ,na m un a pa da ya be li au t ak pu ny a kek ua ta n. da n fo kus di ha da pa n um at . Ek sp resi : Se rius , T en ang Pa ka ia n: ba ju juba h pa nja ng k e us kup an be rwa rna pu tih (alb a), d an st ola m erah A tt ribu te: ka ca m at a Su du t pe ng am bi la n: da ri sa m pi ng . Me m ba ca Su rat Keg ia ta n: D ud uk di k urs i m em ba ca su rat la lu be rsa nd ar A tt ribu te: ka ca m at a Ek sp resi : Berfik ir(seriu s) Su du t pe ng am bi la n: da ri sa m pi ng .

(28)

24 Ga m ba r S ce n e 0 2. P er si apa n P en ta h bisa n U sk u p So e gij apr an at a SPE EC H T HO U GH T EM O T IO N AC T IO N LO O K Iy o Me n. rene Pie ga ga h o ra? Hu ue ss s Sa ya be rsed ia Beb an y ang be rat y ang ha rus di pa ng gu l seb aga i pe m im pi n t ert in gg i um at a ka to li k di Ind one si a,den ga n k ea da an ca rut m arut di da la m ny a ya ng ha rus di pi kul . Ba hk an di sa at y ang terbe ba ni se pe rti it u,be li au m asi h m en ga li hk an w ajah m urun gn ya un tuk m en ga lk ih ka n pi kira nn ya . Ha ny a bi sa m en at ap de ng an pa nd ang an y ang ko so ng da n k ep ala m en un du k,dik arena ka n be ba n k em anu si aa n ba ng sa Ind one si a y ang ha rus di pi kul ny a da la m na m a U sk up . Me li ba tk an o ran g la in un tuk m en il ai kep ant asa nny a m en jad i se oran g U sk up . So eg ija be rta ny a ek sp resi teg en g, ta ta pa n m at a ta jam , tub uh terli ha t be rdiri k ak u, kep ala se di kit m en un du k. So eg ija se da ng da la m kea da an pa ni k. Persi apa n pe nt abi sa n A tt ribu te: to pi pa nja ng un gu , ka ca m at a Ek sp eres i: T eg ang Pa ka ia n: Put ih (da la m ), juba h un gu Su du t pe ng am bi la n: D ari de pa n

(29)

25 Ga m ba r S ce n e 0 3. P en ta h bi sa n U sk u p Pr ib u m i P e rt am a SPE EC H T HO U GH T EM O T IO N AC T IO N LO O K Sa ya be rsed ia R asa k hi tm at da la m up ac ara pe nt ahb is an. Ket eg uh an ha ti,de ng an pe nu h r asa ho rma t t erha da p T uh an da n ba ng sa ny a. Se ny um si m pu l seb aga i si m bo l ke ten ang an di ri ya ng terse m bu ny i,da n pe m ba gi an be rka t se m oga se m ua terli nd un gi o le h T uh an m el alu i pe ran ta ra bel ia u. Ket eg asa n j aw aba n y ang m un cul un tuk m em ik ul be ba n be sa r it u. Kep ala m en un du k da n m en ya tuk an t ang an m en yira tk an su at u pe ras aa n sy uk ur ya ng be sa r ka rena di pe rc ay ai va tik an se ba ga i us kup pe rta m a di Ind one si a. Se ny um si m pu l di ha da pa n pa ra um at da n pe m ba gi an be rka t. So eg ija Ket ik a di ang ka t m en jad i Mg r. be rj ala n de ng an t eg ap, pa nd ang an lu rus k ep ala teg ap, ek sp resi w ajah ny a t am pa k da ta r. sa at di be rik an cin cin , ta ng an se di kit be rg et ar. So eg ija se di kit teg ang ket ik a di ken ak an c in cin . Kem ud ia n si ka p t en ang dihadapan umat . Ek sp resi : T eg ang Pa ka ia n: A tt ribu te: ka ca m at a, to pi m erah Su du t pe ng am bi la n: da ri sa m pi ng Pa ka ia n: ba ju juba h pa nja ng k e us kup an be rwa rna pu tih (alb a), d an st ola m erah A tt ribu te: to pi , ka ca m at a Su du t pe ng am bi la n: da ri sa m pi ng .

(30)

26 Ga m ba r S ce n e 0 4. M e n de n ga rk an sia ra n r adi o be rit a p e ra n g SPE EC H T HO U GH T EM O T IO N AC T IO N LO O K T erdi am ,te rte gu n m en de ng ar be ba n it u se m ak in tert am ba h de ng an k ed at ng an As ia R ay a/Jep ang . Pem ik ira n ten ta ng ba ng sa ,da n j iw a pe m be la an na m un tia da da ya da la m k ek ua ta n. Pik ira n t en ta ng ba ga im ana na nt in ya m asa de pa n ba ng sa in i? Pik ira n c am pu r adu k de ng an su asa na ha ti se ak an ak an t ahb is an k eb aha gi an se ba ga i se oran g us kup pe rta m a t erk ub ur ole h pi kul an be ba n m asy arak at prib um i ya ng tero m ba ng a m bi ng . Si lu et da n be rdiri di am m em un cul ka n ket id ak m am pu an un tuk m el aw an da n kes en di ria n. Berba li k ba da n se ca ra p el an da n be rj ala n t ersu ng kur. T ang an be rsim pu k e bel ak ang de ng an jala n m em bu ng kuk ,ta k t au ha rus be rbua t a pa ,pa sra h na m un ta k m au ha ny a pa sra h. Ha ny a t ert eg un m en at ap k e arah lu ar jend el a m en gh arap se m ua in i us ai se ket ik a. Me nd en ga rka n rad io Me m ak ai k ac a m at a, to pi k ec il Pen ca ha ya an 30 -40% Sh oo t t am pa k be la ka ng Ba ju hi ta m

(31)

27 Ga m ba r S ce n e 0 5. B e rh ad apa n d e n ga n P e rw ir a J e pa n g SPE EC H T HO U GH T EM O T IO N AC T IO N LO O K T ua n . m erek a w arga si pil da n pe kerj a m is i. T ua n ten tu t au. A da hu bu ng an di pl om at ic ant ara Vat ik an da n Jepa ng .Jepa ng pu ny a w ak il di R om a da n Vat ik an pu ny a w ak il di T ok yo .Ini tem pa t y ang su cik en i. Pen gg al du lu kep ala sa ya . Ba ru tua n bo le h m em ak ain ya . A da sa at ny a k ita tid ak bi sa be rbua t a pa -apa. Su da h sa at ny a m el ak uk an pe m be la an di ka rena ka n Jepa ng y ang be ran i m el ec eh ka n pa ra ka um m is io na ris da n ba hk an be ran i me ng in jak in jak tem pa t ib ada t su ci. Me ng am bi l ti nd ak an un tuk be rsu ara ka rena be ba n tek ana n y ang su da h m el am pa ui ba ta s. A ga m a y ang ta k m en ga jarka n k ek eras aa n T ang an be rsim pu di be la ka ng ,mem un cul ka n kes an y ang se ak an m en en ang ka n. Si ka p t eg as y ang m un cul ,den ga n m en ya tuk an t ang an da n m el ang ka h k ed ep an m em uculk an k eb eran ia n se oran g pem uk a a ga m a m em be la tem pa t su ci da n bangsanya. Si ka p pa sra h t ak bi sa So eg ija be rd iri de ng an ked ua ta ng ann ya terli pa t keb el ak ang , ta ta pa n m at a m el ot ot ta jam , ba da n teg ap ara h pa nd ang an kea rah la w an bi ca ran ya , ek sp resi w ajah terli ha t kes al. pe ruba ha n pa da ta ng an m en jad i t erk ait di de pa n pe rut , m el ak uk an pe rgerak an be be rap a la ng ka h k ed ep an m en de ka ti la w an bi ca ra, kem ud ia n be rtu tur Me m ak ai k ac a m at a, to pi kec il Pen ca ha ya an 30 -40% Sh oo t t am pa k de pa n Jub ah hi ta m da n m erah Si m bo l sa li b

(32)

28 na m un ha rus di obra k abrik o le h k ek eras an. T ia da da ya un tuk m el aw an pa ra pe nja jah ,bel ia u ha ny a di am da n be rha rap su at u sa at pa st i ak an ad any a pe rbua han. m el aw an da n k ec ew a de ng an k ea da an.se hi ng ga ha ny a m am pu terdi am da n m el ih at . Ba hk an m en en go k pu n t ak m am pu ,seras a ha ti in gi n m el aw an,na fa s t erse du da la m m en gu ca p ka ta ,sea ka n be rat ny a be ba n y ang ha rus di pi kul just ru se m ak in be sa r de ng an k ed at ang an Jepa ng . de ng an be be rap a pe ne ka na n pa da be be ra pa ka ta de ng an ba nt ua n ge rak an k ep ala . So eg ija sa ng at m arah ket ik a be rbicara den ga n la w an bi ca ran ya , ada keb eran ia n da n kep erc ay aa n di ri So eg ija ya ng m un cul k et ik a it u, juga te ta p be rsik ap so pa n. So eg ija m en jaw ab pe rta ny aa n as is te nn ya de ng an k ep ala m en un du k da n se pe rti teren ga h-en ga h. ta ng an t erk ait di de pa n pe rut ,po si si k ak i tid ak be ruba h. D is in i So eg ija se da ng da la m su asa na du ka da n be rus aha m eren un gi de ng an t en ang .

(33)

29 Ga m ba r S ce n e 0 6. P er en u n ga n P e n an gk ap an SPEEC H THOU G HT EM OTI O N AC TI O N LOO K Jiw a t ersa ya t sa ya t ba ga ik an k eh il ang an ny aw a da n se m ang at ,t ak ta u ha rus be rbua t a pa ,ta k ada jala n k el ua r ya ng bi sa ha ny a t erdi am ta k be rda ya ,ha ny a a ir m at a ya ng tert et es . Sa ng su trad ara me ng am bi l tek hn ik sh oo t da ri sa m pi ng a ga r terk es an w ajar da n ag ar m en jaga w ib aw a se oran g U sk up ket ik a m en ang is . Pa nd ang an k oso ng da n na fa s t eren ga h eng ah,bi ng un g ha rus be rbua t ba ga im ana . D ud uk term en un g Me m ak ai t opi k ec il , ba ju hi ta m Sh oo t da ri sa m pi ng Mu ka se di h, m eren un g

(34)

30 Ga m ba r S ce n e 0 7. P er u m u sa n K e bi ja ka n P as to ra l SPEEC H THOU G HT EM OTI O N AC TI O N LOO K Kes ed ih an da n pe nd erit aa n t el ah m en gh am pi ri k it a. D arim ana k it a a ka n m en da pa tk en k ek ua ta n da n pe ng hi bu ran . Kes ed ih an k arena a pa y ang terj adi terha da p ba ng sa ny a,me ncob a be rta ny a pa da di ri se nd iri t en ta ng ada ny a k ek ua ta n da n pe ng hi bu ran ya ng di da m ba ka n. La gi la gi ha ny a t ul is an se ba ga i un gk apa n lu apa n em osi y ang bi sa tersi rat ka n Ga m ba r S ce n e 0 8. Dis ku si d e n ga n P em u da d an K i Lu ra h SPEEC H THOU G HT EM OTI O N AC TI O N LOO K Pa k lu rah . R ak ya t se da ng Beg it u m em pe rha tik an Pa nd ang an be la s k asi h So eg ija be rtu tur sa m bi l Bert em u de ng an w arga

(35)

31 sa ng at m en de rit a di m an a-m ana . Me rek a sa ng at k el apa ran . Ba gi ken m ak ana n it u leb ih du lu un tuk k ep en du du k. Ji ka rak ya t k en ya ng . Bi ar pa ra im am y ag t erak hi r m eras a ken ya ng . Jik a rak ya t la pa r. Bi ar pa ra im am y ang pe rta m a m eras a la pa r. Iy o a pi k Ini sa at ny a k it a t erpa ng gil m em pe rta ha nk an ha k a la m . Ha k a ga m a da n ha k ba ng sa kit a. Kit a ha rus m en ga si hi ge rej a. D an de ng an be gi tu. Kit a juga m en ga si hi ne ga ra. Se ba ga i o ran g kh at oli k y ang ba ik . Me st in ya k it a juga pa trio t y ang ba ik . 10 0% repu bl ic. Se ba b k it a m eras a 10 0% k ha to li k.. Iy o rag t ip ? Leres pa k? kes eh at an da n ken ya m ana n ba ng sa (r ak ya t). Sa ng at m end uk un g ge rak an pa ra pem ud a. terha da p r ak ya t,ba hk an le bi h m en tin gk an kea da an r ak ya t ket im ba ng k aum pa ra rom o. Hi ng ga be gi tu la nt ang m en gu ca pk an k at a se ola h o la h in i se m ua ha rus di he nt ik an se ca ra se rent ak o le h r ak ya t. du du k de ng an t ub uh m em bu ng kuk , ta ng an k ir i be rtu m pu pa da k ak in ya , kep ala m en gh ada keb aw ah, ek sp resi w ajah kha w at ir, de ng an pe rgerak an y ang pe la n. So eg ija terli ha t m em ik irk an se su at u da n le la h. Ka ca m at a, ba ju hi ta m Sh oo t da ri sa m pi ng W arna k ul it terli ha t c ok la t Ca ha ya 20 -30%

(36)

32 Ga m ba r S ce n e 0 9. P u la n g L ar u t Ma la m SPEEC H THOU G HT EM OTI O N AC TI O N LOO K D ia m ,sep ert i t erpu kul o leh k ea da an si tua si ya ng m en ek an ba ik m en ek an di riny a,r ak ya t,ba hk an b ang sa ny a. Ha ny a m am pu terdi am d an m en un du kk an k ep ala . Lo ng sh ot Ge la p Ca ha ya 10 % Ga m ba r S ce n e 10 . Mo n it or in g P er ke m ba n ga n S itu asi P e ra n g SPEEC H THOU G HT EM OTI O N AC TI O N LOO K D ari kes el uruh an ga m ba r di scene in i me nu njuk an ba hw a b el ia u pu n se be na rny a ha ny a m en gi ng in ka n pe rda m aia n,t ia da ko rba n da n t ia da y ang di tin gg alk an. Jiw a k ersu la n da n k eb aik ann ya ha ny a m en gi ng in ka n pe rda m aia n,t anp a a da ny a se di kit pu n pe pe ran ga n,mu ng kin sa ja bel ia u be rdo a un tuk k es ejah teraa n se lu ruh r ak ya t . D an bi sa jad i be li au m en do aa ka n k ejad ia n di jepa ng da n pe pe ran ga n pe ran ga n di la in tem pa t a ga r da pa t be rak hi r. Me nd en ga rka n r adi o Pa ka ia n: hi ta m , pi nk A tribu t : to pi k ec il , ka ca m at a Sh oo t : be la ka ng da n sa m pi ng

(37)

33 Ga m ba r S ce n e 11 . M e n cu ku r Ra m bu t b e rsa m a K ost e r Ge re ja SPEEC H THOU G HT EM OTI O N AC TI O N LOO K Yo . Orag sa h ng o ne m ba ng Orag di la ran g, N en g o jo nem ba ng ne ng kup in gk u. Mb rebe gi . T ip . Berik en k ep ada pe rda na m en teri Sy ahril . Su pa ya di se m aran g se ge ra di be nt uk pe m erin ta ha n da erah un tuk m en ga ta si be ncan a da n k ek ac aua n y ang m en im pa pe nd ud uk . T ip . Kea da an t id ak bi sa d ib ia rka n be rlarut -la rut . A ku ak an m en gu pa ya ka n gen ca ta n se nja ta . Se cep at ny a. Ben ar it u. Iy a T ip pe ng un gsi di ba w a pi e? Bel ia u sa ka n m asi h bi sa ten ang ,sep er ti ma si h terbe si t pe m ik ira n m au di ba ga im ana ka n ba ng sa in i se tel ah m erde ka ? Pik ira n be ba n m ul ai m un cul kem ba li . D ala m si tua si in i be li au ba ru bi sa m aw as di ri de ng an m en cuk ur ram bu t,na m un terli ha t ke fo kus an be li au ket ik a be rsen da u gu rau da n m em ba ca su rat ka ba r. Ket ik a jepa ng ha ny a m au m en yerah ka n se nja ta pa da se kut u,la gi la gi be li au ha ny a bi sa terdi am kem ba li . So eg ija m em ba ca k oran de ng an t eg ap, ta ng an k irin ya se m pa t m em be ri is ya rat la m ba ia n k ed ek at tel in ga k irin ya kem ud ia n m em eg ang k oran k em ba li , ek sp resi w ajah se rius m em and ang k oran . So eg ija be rtu tur de ng an ek sp resi y ang se rius sa m bi l ta ta pa n t et ap t ert uj u pa da ko ran , un tuk k e 3 ka li ny a So eg ija m em be rik an pe ring at an de ng an m en gk ib ask an k oran de nga n t ang an kirin ya k ea rah a si st en ny a y ang be rny any i de ka t de ng an t el in ga k ir i So eg ija . So eg ija se ca ra priba di te rlib at de ka t de ng an as is ten ny a, So eg ija tid ak su ka berc and a. Po to ng ram bu t Pa ka ia n: ba ju hi ta m Sh oo t: sa m pi ng

(38)

34 Ga m ba r S ce n e 12 . M e ro ko k da n ta n pa U n if or m SPEEC H THOU G HT EM OTI O N AC TI O N LOO K 19 45 . apa a rti ny a t erla hi r se ba ga i ba ng sa y ang m erde ka jik a ga ga l un tuk m en di di k di ri se nd iri. Bel ia u m em ul ai pe rg erak an de ng an m em ik irk an so so k pe m im pi n di se m aran g. Beb an da n pi kira n t en ta ng rak ya t ya ng di kira ny a m asi h y ang se ak an be lu m m erde ka 10 0% . R asa le la h y ang a da k arena se ak an m asi h sa ja dig rog ot i o le h si tua si . D ala m si tua si in i k ea nt us ia sa n be li au y ang m urni m em en tin gk an kep en tin ga n r ak ya t. Me ng irim ka n su rat pa da pe rda na m en teri sy ahrir,aga r se m aran g pu ny ai pe m im pi n . T erli ha t se ka li di a de ga n in i,k et id ak ten ang an be li au,t in gk at st res be li au,m un cul m el alu i me rok ok da n c ara bel ia u m ero ko k. Bel ia u ha ny a bi sa be rsa nd ar da n m em be ri be rka t/d oa rest u. Bel ia u y ang ta k t en ang m en any ak an ba ga im ana k ea da an rak ya t di tem pa t pe ng un gs ia an. So eg ija terli ha t be rgerak de ng an pe la n, du du k de ng an sa nt ai be rsa nd ar, ta ng an ka na n m em ba w a rok ok di de ka t m ul ut ny a da n be be rap a k ali m eng hi sa pny a, ek sp resi w ajah terli ha t da ta r da n t at apa n k os ong k e arah at as. So eg ija m en ga la m i k el el aha n da n pe nu h pi kira n. D ud uk sa nt ai, m ero ko k Pa ka ia n: kem eja pu tih le ng an pa nja ng A tt ribu te: ka ca m at a Sh oo t: sa m pi ng , be la ka ng

(39)

35 Ga m ba r S ce n e 13 . P re ss R e le as e SPEEC H THOU G HT EM OTI O N AC TI O N LOO K Ha ny a da la m 5 ha ri pe rte m pu ran . Kek ac aua n terj adi di m ana -m ana . Keh id up an r ak ya t m en de rit a. Peram po ka n da n pe nja rah an se m ak in ga na s. Ba ny ak rum ah di ba ka r. Me nu rut pe ng ak ua n pe nd ud uk . Peram po ka n t erj adi hi ng ga di ja la n-jala n. Lis trik pa da m . A ir be rsih su li t d id apa t. Bera s hi la ng da ri pe reda ran . T ua n-tua n ha l in i t id ak m asu k ak al. Ini di lu ar pi kira n sa ya . Sa ya a ka n m em bu at be be rap a ca ta ta n t en ta ng ha l in i. Su pa ya tid ak terj adi la gi di kem udi an ha ri. Bel ia u m urni de ng an tul us in gi n se ka li m em pe rj ua ng ka n kes ejah teraa n r ak ya t. Em osi be li au di si ni terk es an da ta r ket ik a m en gu nd ang pe rwa kil an da ri jepa ng da n be la nd a ha rap any a da la m pe rs in i ne ga ra ya ng m en jajah in i t au ba ga im ana k ea da an Ind one si a k ala it u. So eg ija m em be ri pe ne ka n ket ik a be rtu tur pa da be be rap a k at a m el alu i ge rak an k ep ala , ge rak an m en ole h k ek iri da n kek ana n se ca ra perla ha n, ek sp resi w ajah ta m pa k da ta r. So eg ija be rsik ap t en ang da n fo kus di ha da pa n um at . Press c onfe ren ce Pa ka ia n: juba h Pu tih A tt ribu te: ka ca m at a Sh oo t: sa m pi ng 20 -30 de rajat

(40)

36 Ga m ba r S ce n e 14 . P in da h k e Y og ya ka rt a SPEEC H THOU G HT EM OTI O N AC TI O N LOO K Su da h k uk irim su rat k e fa tik an. D an I s. W il ka ns juga su da h k u be rit ahu . se m aran g su da h t en ang de ng an ad any a ge nja ta n se nja ta . U nt uk se m en ta ra in i. Keu sk up an Se m aran pi nd ah k e j ogja un tuk m en du kun g r ep ub li c. Bera t ras a be li au m en in gg ala ka n rak ya t,men in gg alk an se m aran g da n ba hk an m en in gg alk an Gereja. Bera t ras a m en in gg alk an se m aran g na m un se m ua it u ha rus di la kuk an ha ny a un tuk m en du kun g kes ejah teraa n r ak ya t term asu k rak ya t se m ara ng D ia m da la m be rat ny a m em ik ul be ba n,hi ng ga se m ua it u ha rus di jala ni term asu k m en in gg alk an ge rej any a,sujud pu n se ak an t ak c uk up m el ep ask an in i se m ua . Bel ia u pi nd ah k e j ogja gu na m en du kun g se ga la se su at un ya k arena jog ja sa at it u ad ala h pu sa t pe m erin ta ha n. So eg ija du du k m em bu ng kuk , ta ng an k ir i m em eg ang rok ok , ta ng an ka na n be rtu m pu pa da ka ki, ket ik a be rint erak si kep ala m en gh ada p se ron g kek iri da n t et ap m en un du k. So eg ija se da ng be rfik ir da n da la m k ea da an lel ah. Berba ju hi ta m , to pi hi ta m T am pa k be la ka ng da n sa m pi ng Po si si be rsu jud da n be rlut ut

(41)

37 Ga m ba r S ce n e 15 . Tib a di Bi n ta ra n Y og ya ka rt a SPEEC H THOU G HT EM OTI O N AC TI O N LOO K Ko se k m en . A ku arep lu ngg uh ne ng k en e nd is ik . N gi li ng -ng il in g j am an m bi en . N ali ko is eh ne ng k en e Iy o. N opo m en eh m en ? U ripk u ik i mo ng se pa ruh. Pa ncen sep aruh. Se pa ro ne di pa ro -pa ro me ne h ng ang go urus an w erno -w erno . Sa k prin til ane m en eh ng ang go k oe se ng ng ant i t uo urun g pa yu -pa yu k aw in . Opo pe rlu di go le ke to m en ? D ogo le ke ora g gel em . Go le k de w e r ag ent ok -en to k. R asa b erat di ka rena ka n be ba n m ei ng ga lk an Se m aran g da n m en in gg ak an r ak ya t Se m aran g. Ba hk an gu rau an pu n ta k Bel ia u ta ng ga pi ,na m un Bel ia u t et ap m em ik irk an o ran g la in k et im ba ng di riny a se nd iri. T erli ha t da ri ca ra ber jal an na n pe la n da la m m el ang ka h. Hi ng ga Bel ia u bu tuh du duk se jena k m e-refresh se m ua ken ang an k et ik a du lu di bi nt aran un tuk be rad apt asi pa da su asa na ba ik it u su asa na ha tin ya ten ta ng pe rj ua ng an un tuk rak ya t. Bel ia u r el a m em ba gi ba gi di riny a un tuk k ep en ting an um at da n se m ua rak ya t term asu k ha l ke cil y ait u me ca rik an j odo h ba gi pe m ba nt un ya . So eg ija be rj ala n pe rlah an da n sa m bi l bert ut ur, kep ala terli ha t m en un du k. So eg ija da la m k ea da an le la h. Berjala n di lo ron g Pa ka ia n: Jub ah pa nja ng c ok la t A tt ribu te: to pi da n ta s Sh oo t: sa m pi ng

(42)

38 Ga m ba r S ce n e 1 6. M e m im pi n Mi sa E ka rist i di Bi n ta ra n SPEEC H THOU G HT EM OTI O N AC TI O N LOO K Pa ncen ga m pa ng ng up ok oro ba ng sa se ng sa k w arno . T in im ba ng ng up ok oro ba ng sa si ng m ani ka w arno su ku da n ta ta c aran e. A na ng in g ka nt i sa ron o. Kurm at kin urm at an si ji la n si jine aw ak e dew e is o da di bangs a si ng nu ng ga l pa w iji ma ni ng in g kha ha na n ng ay uh kersa ni ng gu st i. D im ana pu n di si tua si apa pu n be li au se la lu m ey ak in ka n pa ra um at ny a un tuk se la lu in ga t k ep ad a T uh an. Ba hk an da la m k ho tb ah da la m m is a be li au m en ya m pa ik an k el uh kes ah da n m en gi nfo ka n kejad ia n di lu ar sa na ,da n m em be rik an be rka tny a aga se m ua um at tet ap kua t da la m im an un tu k m en gh ada pi c oba an da n ta k lu pa a ka n T uh an. So eg ija be rdiri de ng an ta ng an di ka itk an di de pa n pe rut , m en ole h k ek iri da n kek ana n de ng an ek sp resi da ta r. So eg ija m el ak uk an pe rgerak an de ng an pe rlah an. ket ik a m en ek ank an se su at u ta ng ann ya di ang ka t kea ta s da n k em ba li la gi turun di de pa n pe rut ny a. Si ka p So eg ija y ang ten ang , fo kus da n so pa n dihadapan umat . Berk ot ba h Pa ka ia n: Put ih , em as A tt ribu te: ka ca m at a Sh oo t: sa m pi ng .

(43)

39 Ga m ba r S ce n e 1 7. P er te m u an d e n ga n P re si de n R I 1 , I r. S u ka rn o SPEEC H THOU G HT EM OTI O N AC TI O N LOO K Se ba ga i pe m uk a a ga m a di de pa n pa ra pem im pi n da n w ak il da ri va tik an,be li au be gi tu m en onjo lk an kep riba di an se oran g jaw a. Ciri o ran g j aw a k et ik a dihadapkan dengan or an g besar ya ng c en de rung m in de r, m un cul ah t ub uh y ang m em bu ng kuk de ng an t ang an m en gg en gg am k eb el ak ang se ola h m em un cul ka n kes ed erha na an. So eg ija be rdiri de ng an t ub uh m em bu ng kuk , kep ala m en at ap So ek arno , ked ua ta ng an ny a di li pa t k eb el ak ang . So eg ija be rsik ap so pa n, da n pe nde ng ar ya ng ba ik k et ik a be rint erak si .

(44)

40 Ga m ba r S ce n e 17 . P er te m u an d e n ga n a n ak -a n ak U m at G e re ja SPEEC H THOU G HT EM OTI O N AC TI O N LOO K Iy o bo le h. Oh y a. Me rgo o po ? Lil i. O rag o no uw ong si ng is a ng renc ana ke da di w ong tio ng ho a. W ong Ja w a. W ong L ond o. W ong Ba li . Ko e so k pi ng in g se ko la h hu kum to ? N ah na nt i k am u ak an m en ge rti . Ba hw a k it a bi sa m en jala nk en se bu ah N eg ara ya ng m el in du ng i k am u. Me li nd un gi k el ua rgam u. N eg oro si ng bi sa ng ay om i k es la m et ane w argan e. Kit a bi sa m em il ih pe m im pi n y ang m en jam im w argan ya u nt uk hi du p d en ga n pe nu h c in ta k asi h da n t anp a pe rmu su ha n. Iy o li li ? Kes ed erha na an ya ng m un cul ras a m en gh argai sa tu sa m la in ba hk an di sa at m en ang ga pi se oran g an ak Bel ia u m au m en de ng ar cura ha n ha ti si a na k,kem ana pu n la ng ka h ana k it u be rj ala n be li au m en gi kut i hi ng ga a na k it u se le sa i be rc erit a da n m end apa t jaw aba nn ya . Beg it ul ah be li au m en em pa tk an di ri un tuk um at di se m ua ka la ng an ba hk an pa da a na k kec il it u,di a m el ak uk an pe nd ek at an se di ta il it u. So eg ija be rj ala n pe rlah an sa m bi l be rtu tur, ek sp resi da ta r. D is in i S oeg ija be rint rak si sa m bi l be rfik ir. Berjala n di pi ng gi r pa nt ai Pa ka ia n: juba h pu tih Sh oo t: be la ka ng

Gambar

Tabel 1. Pengelompokkan Frekuansi Kata
Tabel Chart 4.2.5.1. Perbandingan elemen Visual Looks
Tabel Chart 4.2.6.1. Perbandingan elemen Action Soegija

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Terdapat beberapa saran dari Program “PILAR”, yaitu a) program “PILAR” dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk proses sosialisasi kepada ibu yang memiliki

2 Autorius savo pranešimo pagrindu Irgi parengė straipsfli, kuris spausdinamas šiame „Problemų'' numeryje („Etinių vertybių supratimas N. Hartmano

terlihat jelas bahwa kemampuan hitungan matematika kimia mahasiswa kurang memadai. Pemahaman tentang teori kimia yang bersifat abstrak juga terlihat disini, dimana

Density atau rapat jenis (ρ) suatu zat adalah ukuran untuk konsentrasi zat tersebut dan dinyatakan dalam massa persatuan volume; sifat ini ditentukan dengan cara menghitung

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat, karunia, serta berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang

UNICEF telah bekerja sama dengan mitra dari berbagai kalangan untuk memastikan bahwa setiap anak Indonesia mendapatkan perlindungan penuh atas hak-hak yang

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia dari simplisia nabati atau hewani dengan pelarut yang sesuai sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut (Ditjen

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Keberadaan Antibodi Asal Induk terhadap Virus Avian Influenza dan Infectious Bursal Disease pada Ayam