• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

9

2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA

2.1 Landasan Teori

Berisi tentang landasan teori yang digunakan dalam proses perancangan fotografi dokumenter masyarakat desa Dapenda.

2.1.1 Tinjauan Fotografi

Ditilik dari asal katanya, yaitu “fos” yang berarti cahaya, dan “grafo” yang berarti melukis, fotografi bisa diartikan sebagai proses melukis dengan menggunakan cahaya. Lebih dalam lagi, fotografi bisa dideskripsikan sebagai proses penciptaan gambar dengan cara merekam pantulan cahaya atau radiasi elektromagnetik lainnya. Proses perekaman ini bisa dilakukan secara elektrik, menggunakan sensor gambar, atau bisa juga secara kimiawi, menggunakan materi yang sensitif terhadap cahaya (misalnya roll film). Proses apapun yang digunakan, kehadiran cahaya bisa dikatakan mutlak diperlukan dalam proses fotografi, karena tanpa adanya cahaya tidak akan ada pantulan yang bisa di rekam di sensor gambar maupun materi yang sensitif terhadap cahaya.

2.1.1.1 Sejarah Fotografi

Menurut buku karangan Eder, J.M, “History of Photography, 4th.

Edition [Geschichte der Photographie]”, istilah „fotografi‟ pertama kali dikenal oleh dunia lewat sebuah kuliah oleh Sir John Herschel pada tanggal 14 Maret 1839. Walaupun begitu, ini bukanlah kali pertamanya istilah Fotografi digunakan. Kira-kira sebulan sebelumnya, seorang astronom asal Berlin, Johann von Maedler, sudah menggunakan istilah Fotografi pada artikel yang ia terbitkan di surat kabar “Vossische Zeitung”.

Walau istilah „fotografi‟ baru dikenal sejak pertengahan abad 19, tapi teori awal dari fotografi sudah mulai dikenal sejak abad ke-5 Sebelum Masehi (SM). Menurut “History of Photography” karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1919, pada abad ke-5 SM, seorang filosofer dan juga penemu Mohism asal Cina bernama Mo Ti telah mengamati dan mempelajari fenomena camera obscura. Pada waktu itu Mo Ti menyadari bahwa, apabila di dinding ruangan yang gelap terdapat

(2)

10

lubang yang kecil, maka pemandangan di luar dinding yang berlubang tersebut akan diproyeksikan secara terbalik dalam ruangan tersebut. Mo Ti menamai fenomena ini sebagai kotak harta tertutup (Ouellette, Jennifer.

“Black Bodies and Quantum Cats: Tales from the Annals of Physics”), dan fenomena inilah yang menjadi salah satu prinsip dasar dari Fotografi.

Sekitar abad ke-4 SM, Aristoteles kembali mengamati fenomena yang sama. Ia mengatakan bahwa cahaya dari gerhana matahari yang masuk melalui lubang kecil di dedaunan atau di sebuah ayakan akan memantulkan gambar dari gerhana matahari secara terbalik. Selanjutnya pada abad ke-6 Masehi, seorang ahli matematika dan arsitek asal Byzantine, Anthemius of Tralles menggunakan semacam camera obscura untuk eksperimen yang ia lakukan (Crombie, Alistair Cameron, “Science, optics, and music in medieval and early modern thought”). Berturut-turut dari tahun 1000 – 1600 berbagai ilmuwan dan pemikir mempelajari fenomena camera obscura lebih dalam lagi. Misalnya saja pada tahun 1021, Ibn al-Haytham menulis buku yang berjudul “Book of Optics”.

Dalam buku ini Ibn al-Haytham mengatakan bahwa semakin kecil lubang dari camera obscura maka semakin fokus gambar yang dihasilkan, tapi di lain pihak gambar akan semakin gelap karena cahaya yang masuk juga akan semakin sedikit. Di buku ini ia juga menjabarkan secara mendetail bagaimana caranya membuat sebuah camera obscura. Selanjutnya pada abad ke-13, Roger Bacon meneliti mengenai penggunaan camera obscura untuk mengamati gerhana matahari. Pada tahun 1600 AD, Giambattista della Porta adalah orang pertama yang menambahkan lensa di camera obscura. Kemudian pada tahun 1611, Johannes Keppler untuk pertama kalinya menamai fenomena ini camera obscura.

Menurut Szarkowski: “By the great Johannes Keppler has designed a portable camera constructed as a tent, and finaly give a device a name that stuck: camera obscura… The interior of the tent was dark except for the light admitted by a lens, which focused the image of the scene outside onto a piece of paper.” (Johannes Keppler membuat desain kamera portable yang berbentuk tenda, dan kemudian menamainya camera

(3)

11

obscura, nama yang sampai sekarang masih dipakai. Bagian dalam dari tenda yang digunakan sangat gelap. Satu-satunya penerangan hadir dari seberkas cahaya yang masuk melalui lensa. Lensa ini bertugas untuk menfokuskan gambar di luar tenda ke selembar kertas di dalam tenda.)

Gambar 2.1. Contoh Cara Kerja Kamera Obscura Sumber : Roby Jaya Putra, Sejarah Fotografi

Penemuan penting selanjutnya dalam bidang Fotografi hadir ketika Profesor Johan Heinrich Schulze secara tidak sengaja menemukan materi yang sensitif pada cahaya untuk pertama kalinya pada tahun 1727. Pada waktu itu Schulze mencampurkan kapur, asam nitrat, dan perak, yang kemudian meninggalkan bekas hitam pada wadah beker tempat larutan tersebut berada, setelah terkena cahaya matahari. Menggunakan prinsip yang sama, pada tahun 1800, Thomas Wedgewood mengadakan percobaan dengan memanfaatkan kulit, perak nitrat, dan cahaya matahari.

Wedgewood meletakkan objek di atas kulit yang sudah dilapisi oleh perak nitrat, ia kemudian menyinari kulit tersebut dengan cahaya materi. Dengan menggunakan teknik ini ia berhasil mendapatkan siluet dari objek yang

(4)

12

diinginkan, sayangnya siluet objek di atas kulit ini akan menghilang begitu terkena cahaya terang.

Tahun 1826 menjadi tahun yang sangat bersejarah bagi dunia fotografi, ini adalah tahun dimana untuk pertama kalinya seseorang berhasil menciptakan gambar permanen. Adalah Joseph Nicéphore Niépce, seorang penemu dari Prancis yang berhasil melakukan hal ini.

Menggunakan piring timah yang dilumuri dengan larutan Bitumen, Niepce berhasil menghasilkan gambar setelah melalui proses selama delapan jam.

Sayangnya gambar ini masih terlalu pudar. Teknik yang ia gunakan untuk merekam gambar ini kemudian ia namai Heliography. Untuk lebih menyempurnakan teknik Heliography, Niepce kemudian bekerjasama dengan pelukis asal Prancis Louis-Jacques Mande‟ Daguerre. Sayangnya sebelum mencapai kemajuan yang berarti, Niepce meninggal dikarenakan stroke di tahun 1833. Daguerre meneruskan penelitian Niepce, dan pada tahun 1839 berhasil menemukan metode baru yang kemudian ia namai Daguerreotype. Menggunakan piringan tembaga berlapis perak dan Iodin yang ditaruh di dalam sebuah camera obscura selama sekitar 30 menit ia berhasil menciptakan gambar permanen dengan objek manusia untuk pertama kalinya. Pemerintah Prancis kemudian membeli hak paten untuk Daguerreotype, dan membuatnya bebas digunakan untuk khalayak umum.

Pada tahun 1841 seorang ilmuwan dari inggris bernama William Henry Fox Talbot mematenkan proses fotografi baru yang ia namai Calotype. Berbeda dari Daguerreotype, Calotype sudah menggunakan sistem gambar negatif dan positif seperti halnya yang digunakan dalam dunia Fotografi modern. Talbot menggunakan kertas yang ia lapisi dengan perak klorida untuk membuat gambar negatif. Dari sini ia kemudian bisa membuat banyak gambar positif menggunakan teknik Contact Print.

Calotype pada akhirnya berhasil disempurnakan oleh George Eastman, penemu dari Amerika yang berhasil membuat roll film pertama. Pada bulan Juni 1888 Eastman meluncurkan kamera kotak pertama yang diproduksi secara masal dengan merek Kodak. Dengan semboyan “Anda

(5)

13

tinggal memencet tombol, kami urus sisanya” kamera Kodak menjadi asal mula terkenalnya Fotografi di kalangan umum.

Dari sini dunia Fotografi mulai berkembang dengan kecepatan yang luar biasa. Mulai dari penemuan film warna pertama kali pada tahun 1907 oleh Lumiere bersaudara di Prancis, sampai dengan penemuan CCD (Charged Couple Device) oleh Willard Boyle dan George E. Smith di tahun 1969, yang kemudian mendasara Fotografi digital, teknologi menjadi pendorong utama majunya dunia Fotografi. Dengan kata lain, dunia Fotografi mengalami kemajuan yang sangat pesat seiring dengan berkembangnya jaman.

2.1.1.2 Sejarah Fotografi di Indonesia

Indonesia memiliki sejarah Fotografi yang cukup menarik dan terhitung cukup lama. Fotografi sendiri pertama kali masuk Indonesia berkat jasa dua dua orang bernama Woodbury dan Page, yang pada tahun 1857 membuka studio foto di Jakarta (pada waktu itu masih bernama Batavia). Dua teknik foto yang sudah dikenal pada saat itu adalah Daguerreotype dan Calotype, dan dua teknik foto ini masih belum bisa merekam gambar yang bergerak. Selain itu kamera yang digunakan juga masih besar, berat, dan tidak bisa digunakan oleh sembarang orang.

Untungnya bersamaan dengan ditemukannya kamera Kodak pada tahun 1900, perkembangan Fotografi di Indonesia mengalami kemajuan pesat. Ini dikarenakan kamera Kodak mudah digunakan, sehingga orang awam pun bisa merekam gambar yang mereka inginkan. Karya-karya fotografer dan juga masyarakat awam pada masa-masa awal berkembangnya Fotografi di Indonesia ini sekarang tersimpan di Museum Sejarah Jakarta. Tentu saja karena waktu itu perkembangan teknologi Fotografi hanya berpusat di Jakarta, maka foto-foto yang ditampilkan di Museum Sejarah Jakarta adalah foto kota Jakarta pada tahun 1900 – 1930an.

Jika berbicara mengenai perintis Fotografi di Indonesia, maka ada tiga nama yang cukup dikenal yaitu Kassian Cephas dan Mendur

(6)

14

bersaudara, Frans Mendur dan Alex Mendur. Kassian Cephas terkenal akan foto-foto dengan tema budaya, sementara itu Mendur bersaudara terkenal akan foto-foto yang mengabadikan perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan Belanda.

Kassian Cephas sendiri lahir pada 15 Januari 1845 di Yogyakarta dari pasangan Kartodrono dan Minah. Ada juga yang mengatakan bahwa ia adalah anak angkat dari orang Belanda yang bernama Frederik Bernard Fr. Schalk. Sejak usia belia Cephas sudah mendalami dunia Fotografi, guru pertamanya adalah seorang misionaris bernama Christina Petronella Philips-Steven. Pada umur 15 tahun Cephas mulai menekuni dunia Fotografi secara profesional. Ia bahkan pernah belajar pada Isidore van Kinsbergen, salah fotografer terkenal yang pertama kali mengabadikan kebudayaan Jawa dalam media foto. Sultan Hamengku Buwone ke VI, yang pada waktu itu menyadari bakat Cephas dalam bidang Fotografi, kemudian meminta Simon Willem Camerik, Fotografer resmi kesultanan, untuk melatih Cephas. Cephas menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, dan pada tahun 1971 ia diangkat menjadi Fotografer resmi kesultanan.

Sebagai fotografer resmi kesultanan, Cephas mampu memotret momen-momen khusus di dalam keraton yang tidak boleh dihadiri oleh khalayak umum. Karya pertama Cephas terbit pada tahun 1888 dalam buka Isaac Groneman yang berjudul In den Kedaton te Jogjåkartå. Di buku tersebut Cephas menampilkan 16 foto yang menggambarkan tarian khas Jawa. Setelah itu Cephas kembali terlibat dengan Groneman dalam sebuah proyek baru, kali ini ia ditugasi untuk memotret candi Prambanan.

Dari tahun 1889 – 1991 Cephas mengabadikan proses restorasi dan pelestarian candi Prambanan, dan pada tahun 1893, 62 foto yang diambil Cephas akhirnya diterbitkan. Pada tahun yang sama, Cephas juga ditunjuk untuk memotret fondasi rahasia dari candi Borobudur yang ditemukan di tahun 1885. Sayang karena masalah dana, foto yang tadinya diperkirakan akan berjumlah sekitar 300 lembar harus dikurangi menjadi 164 lembar saja.

(7)

15

Puncak kejayaan Cephas hadir di tahun 1899 ketika untuk terakhir kalinya ia bekerjasama dengan Groneman. Kali ini Cephas ditugaskan untuk mengabadikan peringatan empat tahun naiknya Hamengkunegara III sebagai putra mahkota. Perayaan yang direncanakan selaam satu setengah tahun dan berlangsung selama empat hari ini diabadikan oleh Cephas dalam sebuah buku yang berlapis emas dan berlian. Pada tahun 1901, buku ini kemudian dipersembahkan sebagai hadiah untuk pernikaha Queen Wilhelmina dan Prince Henry dari Belanda. Atas jasa-jasanya dalam melestarikan budaya Jawa, pada tahun yang sama Cephas dianugerahi medali emas dari Order of Orange-Nassau.

Jika Cephas dikenal akan foto-foto budaya Jawa, maka Frans Mendur dan Alex Mendur terkenal akan foto-foto yang membakar semangat perjuangan. Karya mereka yang paling terkenal jelas adalah foto-foto yang mereka buat pada saat bung Karno menyatakan proklamasi kemerdekaan RI. Karya-karya mereka pada saat itu menjadi sangat terkenal dan bahkan digunakan untuk membangkitkan semangat perjuangan, karena foto yang mereka ambil kental dengan suasana heroik, yang pada masa itu sangat dibutuhkan.

Selain foto proklamasi kemerdekaan, foto-foto mereka yang terkenal lainnya meliputi foto Jendral Sudirman, foto-foto pertempuran di surabaya, foto penyobekan bendera merah putih biru menjadi merah putih di Hotel Savoy, dan tidak ketinggalam adalah foto bung Tomo yang sedang berpidato di lapangan Mojokerto. Foto yang terakhir ini kemudian diterbitkan di koran dwi bahasa Indonesia – Mandarin, Nanjang Post, edisi Februari 1947. Selain bertanggung jawab atas berbagai foto bersejarah, Mendur bersaudara juga merintis berdirinya IPPHOS (Indonesia Press Photo Service) pada tanggal 2 Oktober 1946 di Jakarta.

Fotografi di Indonesia semakin berkembang dengan pesat sejak negara kita ini meraih kemerdekaan. Sekarang ini, munculnya digital kamera membuat dunia fotografi semakin marak dan banyak memunculkan bibit-bibit fotografer dari usia dini. Di Indonesia sendiri

(8)

16

Fotografi sangat diminati, bukan saja hanya untuk mengabadikan moment- moment, fotografi juga acapkali dijadikan sebagai media komersial.

2.1.2 Peralatan Fotografi

Untuk merekam foto, dulunya masyarakat mengandalkan adanya cahaya dan kamera. Tetapi seiring dengan kemajuan jaman, maka alat bantu untuk memotret juga semakin beragam. Sekarang ini walaupun tidak ada cahaya, seseorang tetap dapat menghasilkan foto dengan mengunakan berbagai alat bantu.

Berikut ini adalah berbagai peralatan esensial di dunia Fotografi:

1. Kamera

Peralatan paling dasar dalam fotografi yang bertugas untuk merekam gambar, adapun jenis-jenisnya adalah :

View Camera : Kamera ini pertama kali diperkenalkan pada masa Daguerreotype. Ukurannya besar dan sangat tidak praktis untuk digunakan, tapi kamera ini sudah bisa mengatur fokus, perspektif, dan depth of field.

View Finder Camera : Ukurannya relatif lebih kecil, ringan, praktis dengan harga terjangkau namun memungkinkan terjadinya kesalahan paralax (ketidak samaan antara yang terlihat di jendela bidik dengan hasil yang terekam).

TRL, Twins Lens Reflex : Kamera dengan dua lensa yang memiliki panjang focal sama. Satu lensa berfungsi untuk mengambil gambar, dan lensa satunya berfungsi sebagai jendela bidik/ viewfinder

SLR, Single Lens Reflex : Ciri utama SLR adalah jendela bidik yang mampu menampilkan gambar sesuai dengan yang akan ditangkap oleh lensa. Populer dikalangan amatir dan profesional, umumnya karena mempunyai lensa yang dapat diganti.

Pocket/Compact/Kamera Saku : Sangat cocok untuk orang awam yang tidak terlalu mengerti kamera, karena sederhana dan mudah dioperasikan dengan bentuknya yang kecil.

RangeFinder/Kamera Pencari Jarak : Bentuknya kecil, sekilas kelihatan mirip dengan kamera saku. Bedanya kamera ini memiliki

(9)

17

mekanisme focusing (karenanya disebut rangefinder). (Soeprata 5-9;

Wibisono, par.5) 2. Lensa

Lensa bisa dikataka sebagai mata dari kamera, lensa sangat berpengaruh dalam menentukan kualitas foto yang dihasilkan. Dua parameter paling penting dari lensa adalah panjang focal dan aperture maksimum. Panjang focal mempengaruhi magnifikasi dari benda yang ditangkap lensa, sementara itu aperture maksimum mempengaruhi intensitas cahaya dari benda tersebut.

Berdasarkan sudut pandang dan juga panjang focal, lensa biasanya bisa digolongkan kedalam tiga kategori, yaitu: lensa normal, lensa sudut lebar, dan lensa tele. Lensa normal adalah lensa dengan sudut pandang seperti pada mata, sekitar 50 derajat. Lensa sudut lebar adalah lensa yang panjang focalnya lebih kecil dari normal dan memiliki sudut pandang sekitar 60 derajat. Lensa tele adalah lensa yang panjang fokalnya lebih besar dari normal. Gabungan dari ketiga lensa tersebut disebut zoom lens.

Selain itu masih banyak lensa tambahan seperti lensa makro, dan lain-lain.

(Kurniawan, par. 3)

Secara khusus klarisifikasi lensa sebagai berikut : A. Berdasarkan prime-vario

Fixed vocal/prime, memiliki panjang fokal tetap misalnya 35mm F/3.5 memiliki panjang fokal 35mm. Lensa prime kurang fleksibel, namun kualitas lebih tinggi daripada lensa zoom.

Zoom/vario, memiliki panjang fokal yang dapat diubah, misalnya Canon EF-S 18-55mm F/3.5-5.6 memiliki panjang fokal yang dapat diubah dari 18mm sampai 55mm. Fleksibel karena panjang fokalnya dapat diatur.

B. Bersadarkan panjang vokal

Wide, lensa dengan field of view lebar , panjang fokal 35mm atau kurang, biasanya digunakan untuk memotret landscape.

Normal, panjang fokal antara 50mm. Lensa serba guna, dan lebih mudah terjangkau.

(10)

18

Tele, lensa dengan field of view sempit, panjang fokal 70mm atau lebih. Biasanya digunakan untuk memotret jarak jauh.

C. Berdasarkan aperture maksimum

Cepat, memiliki aperture maksimum yang lebar.

Lamban, memiliki aperture maksimum yang sempit.

D. Lensa-lensa khusus

Lensa makro, digunakan untuk memotret jarak dekat, yaitu objek dengan fokus yang sangat kecil.

Lensa tilt and shift, bisa dibengkokan ke atas dan kebawa. (Wibisono, par.11)

3. Filter

Dalam meningkatkan mutu hasil pemotretan kita, banyak filter yang tersedia untuk digunakan.

Filter ultra violet atau filter UV, yaitu filter yang berfungsi untuk menyaring sinar-sinar ultra violet yang banyak dijumpai di tempat terbuka seperti pantai atau pegunungan, terutama pada saat hari sedang cerah sehingga sinar sangat terang. Filter ini biasanya digunakan sebagai pelindung lensa karena tidak membutuhkan penyusuaian pencahayaan (filter factor1).

Filter skylight atau filter SL, yaitu filter yang fungsinya serupa dengan filter ultra violet, tetapi filter ini lebih ditujukan dalam pegunaan foto warna. Sinar ultra violet dapat memberikan kesan kebiru-biruan pada gambar. Dengan filter sinar ultra violet dapat disaring sehingga kesan kebiru-biruan bisa di hilangkan. Filter ini berwarna kemerah-merahan dan dapat juga digunakan untuk melindungi lensa karena filter factor 1 -nya.

Filter polarisasi atau filter PL, adalah filter yang fungsinya untuk menyaring sinar-sinar yang terpolarisir, yaitu sinar yang dipantulkan oleh benda-benda bening, sehingga menjernikan hasil foto sekaligus dapat menambah kecemerlangan hasil gambar. Filter ini memiliki filter factor 4 dan dalam pengunaannya harus diputar-putar untuk mencapai posisi ideal yang akan menyaring sinar yang terpolarisir.

(11)

19

Filter neutral density atau filter ND, yaitu filter yang berfungsi untuk mengurangi kuatnya sinar yang ada tampa mempengaruhi sifatnya.

Filter Gradual, yaitu filter yang sebagian bening, dan sebagian lagi mengandung warna tertentu yang semakin lama semakin pekat.

Filter diffuser, yaitu filter yang berfungsi untuk mengurangi ketajaman gambar dan menghasilkan gambar yang lebih soft.

Filter cross screen, yaitu filter yang berfungsi untuk memendarkan sinar.

Filter multi image, yaitu filter yang berfungsi untuk menghasilkan gambar objek berulang dalam satu bidang.

Filter center spot, yaitu filter yang berfungsi mengkonsentrasikan objek yang berada pada posisi center dan mengurangi pengaruh dari objek lain yang berada disekelilingnya.

Filter sunrise dan sunset, filter yang berfungsi untuk mengurangi kuat sinar pada matahari dan sekitarnya.

Filter bidikan ganda , yaitu filter yang berfungsi menyajikan dua pemotretan pada satu bidang.

4. Tripod

Tripod biasanya dipakai untuk pemotretan dengan speed lambat.

Fungsi utama dari Tripod adalah untuk mengurangi goyangan dari tangan ketika sedang memegang kamera. Untuk keperluan hunting tripod yang dibawa adalah tripod yang kecil dan ringan. Jenis lain tripod adalah Monopod, mirip tripod hanya berkaki satu lebih mudah dibawa tetapi hanya dapat menghilangkan goyangan vertikal saja (Wibisono, par. 13-4).

5. Lampu Kilat / Flash

Digunakan untuk menerangi objek dalam posisi gelap dan menangkap gerak, sehingga foto yang dihasilkan tidak under atau kekurangan cahaya.

6. Media penyimpanan gambar digital

Merupakan tempat menyimpan foto-foto pada sebuah kamera digital. Jenisnya beragam seperti, Compact flash jenis memory yang banyak digunakan karena kapasitasnya besar yaitu 16GB. XD Picture

(12)

20

dengan ukuran yang kecil namun mampu menyimpan data yang cukup besar. Pengunaannya masih terbatas. Secure digital card, memory ini banyak digunakan pada kamera saku karena ukurannya kecil.

2.1.3 Komposisi Dalam Fotografi

Salah satu unsur yang menentukan seberapa besar nilai estetik dari sebuah karya fotografi adalah komposisi. Menurut Charpentier (1993), komposisi adalah bagaimana caranya membagi sebuah bidang gambar. Penentuan komposisi dilakukan pada saat membidik obyek yang akan difoto. Untuk itu diperlukan penataan terhadap unsur-unsur yang mempengaruhi kekuatan suatu gambar dalam sebuah bidang gambar, sehingga obyek fotografi dapat tampil sebagai point of interest.

Unsur-unsur pendukung komposisi adalah sebagai berikut :

Ujud (shape), yaitu tatanan dua dimensional, mulai dari titik, garis lurus, poligon, dan garis lengkung. Secara teknik ujud dapat berupa kontras pencahayaan yang ekstrim seperti siluet, penonjolan detail-detail benda, atau outline dari sebuah tone warna tertentu.

Bentuk (form), yaitu tatanan yang memberikan kesan tiga dimensional, seperti kubus, balok, prisma, dan bola. Dalam fotografi ditunjukkan dengan gradasi cahaya dan bayangan, juga kekuatan warna. Untuk menghasilkan foto yang baik sebaiknya mengambil cahaya samping dengan sudut-sudut tertentu, dan menghindari pencahayaan frontal.

Pola (pattern), yaitu susunan dari kelompok sejenis, yang diulang untuk mengisi bagian tertentu di dalam bingkai foto, sehingga memberikan kesan adanya keseragaman.

Tekstur (texture), yaitu tatanan yang memberikan kesan tentang keadaan permukaan suatu benda (halus, kasar, beraturan, tidak beraturan, tajam, lembut, dan seterusnya). Tekstur akan tampak dari gelap terang atau bayangan dan kekontrasan yang timbul dari pencahayaan pada saat pemotretan. Contohnya adalah foto tekstur pohon.

Kontras (contrast), atau disebut juga nada, yaitu kesan gelap atau terang yang menentukan suasana (atmosphere/mood), emosi, dan penafsiran

(13)

21

sebuah citra. Kontras warna disebabkan oleh warna-warna primer, yaitu merah, biru, dan kuning, atau akibat dari penempatan warna primer terhadap warna komplemennya, seperti hijau, jingga, dan ungu.

Warna (colour), merupakan unsur yang dapat membedakan objek, menentukan mood daripada foto kita, serta memberi nilai tambah untuk menyempurnakan daya tarik. Warna dapat ditimbulkan melalui pilihan pencahayaan serta exposure, sedikit underexposing akan memberikan hasil yang low-key, dan sedikit overexposing atau penggunaan filter warna akan memberikan hasil warna yang kontras.

Ada beberapa komposisi yang dapat digunakan dalam memotret objek, antara lain :

Komposisi simetris

Gambar 2.2. Contoh Komposisi Simetris dalam Foto Sumber : ideaonline.co.id

(14)

22 Komposisi Asimetris

Gambar 2.3. Contoh Komposisi Asimetris dalam Foto Sumber : Aaron-photography

Komposisi Sentral

Gambar 2.4. Contoh Komposisi Sentral dalam Foto Sumber : Photography National Geographic

(15)

23 Komposisi Diagonal

Gambar 2.5. Contoh Komposisi Diagonal dalam Foto Sumber : Photography National Geographic

Komposisi Vertikal

Gambar 2.6. Contoh Komposisi Vertikal dalam Foto Sumber : Kristupa Saragih Photography

(16)

24 Komposisi Horizontal

Gambar 2.7. Contoh Komposisi Horizontal dalam Foto Sumber : Kristupa Saragih Photography

2.1.4 Fungsi dan Peranan Fotografi

Beberapa tujuan dari fotografi, yaitu (Feininger 6) Informasi

Fotografi dokumentasi serta mayoritas foto yang ditemukan dalam majalah, koran, dan gambar - gambar yang digunakan untuk pendidikan berasal dari kategori ini. Tujuannya tidak lain adalah untuk mengajar orang - orang atau memungkinkan untuk membuat keputusan yang benar.

Slanted Information/Gosip

Tujuan yang ini digunakan dalam kepentingan komersial, advertising, dan propaganda politik. Tujuan dari gambar ini adalah untuk membuat subjek menjadi lebih terkenal dan lebih diinginkan. Biasanya fotografi dengan tujuan ini digunakan untuk menjual produk, servis, atau ide.

Discovery/Ide

Kamera memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan mata manusia, seperti mampu menangkap gambar yang bergerak cepat, mampu melakukan close up, dll. Oleh karena itu fotografi sangat cocok digunakan dengan mengambil gambar yang tidak bisa ditangkap mata manusia biasa.

ini adalah ladang untuk penelitian dan fotografi ilmiah. Close up dan Telefotografi, ultra wide angle dan fotografi kecepatan tinggi, fotografi

(17)

25

abstrak dan fotogram. Tujuan dari gambar yang diambil adalah untuk membuat ladang baru untuk dieksplorasi. Untuk melebarkan visualisasi manusia dan intelektual horizon dan memperkaya hidupnya.

Recording/Rekaman

Fotografi memberikan cara yang paling simple dan murah untuk menjaga fakta dalam bentuk gambar. Katalog, buku gambar identifikasi, dan jenis tertentu fotografi dokumentasi masuk dalam kategori ini. Digunakan untuk tujuan merekam. fotografi menjaga pengetahuan dan fakta dalam bentuk akses yang lebih mudah untuk penyebaran dan pemanfaatan.

Entertainment

Fotografi menyediakan sumber yang tak terbatas untuk entertainment dan kesenangan: amatir, fotografi, fotografi travel, pin up fotografi dalam majalah bergambar.

Self Expression/Ekspresi diri

Dengan adanya sarana yang relatif murah untuk mengekspresikan diri, fotografi mampu meningkatkan kreatifitas dari tiap individu. Hampir semua fotografer lebih ekspresif dalam membawakan bentuk fotografi yang akan digunakan untuk berbagi dengan orang lain, dengan visi mereka sendiri tentang dunia, perasaan mereka ide - ide dan pemikiran.

2.1.5 Tinjuan Fotografi Dokumenter

Fotografi dokumenter adalah salah satu jenis fotografi yang menggambarkan kronologis dari peristiwa yang penting dan bersejarah. Dalam fotografi dokumenter seorang fotografer diwajibkan mengambil gambar secara sebenar-benarnya, objektif, dan biasanya dilakukan secara candid. Menurut Marry Warner, lewat bukunya yang berjudul “Photography: A cultural History”, secara umum dokumenter bisa diartikan sebagai segala sesuatu representasi non-fiksi di buku atau media visual.

Ada dua hal yang sangat penting dalam fotografi dokumenter, yang pertama adalah Fotografi Dokumenter harus mampu mengkomunikasikan suatu hal yang penting dan menggelitik orang yang melihatnya untuk memberi pendapat atau komentar. Masalahnya suatu hal yang penting ini tergantung dari

(18)

26

subyektifitas dan pendapat sang fotografer. Bisa jadi sang fotografer menganggap apa yang ia angkat adalah sesuatu yang penting, namun khalayak berpendapat lain. Karena itulah fotografi dokumenter juga bisa bersifat privat. Sifat privat ini merupakan konsep baru dalam fotografi dokumenter. Pelopornya adalah Robert Frank, karyanya dalam buku “The Americans” (1958), memuat 83 foto yang bercerita tentang kehidupan penduduk Amerika kala itu. Setelah terbitnya “The Americans”, fotografi dokumenter memasuki perubahan ke arah kontemporer dengan banyaknya fotografer menarik diri dari kehidupan publik ke arah kehidupan privat, tentang pengakuan dan problem-problem dalam diri manusia.

Hal kedua yang terpenting dalam fotografi dokumenter adalah bagaimana foto yang diambil bisa dimengerti dengan mudah oleh khalayak. Karena Fotografi Dokumenter berusaha untuk mengkomunikasikan suatu hal penting, maka foto yang diambil juga selayaknya mudah dipahami oleh orang yang melihatnya. Untuk membuat sebuah foto dokumenter yang bagus tentunya tidak sekedar asal jepret, seorang fotografer harus mampu menampilkan representasi visual dari peristiwa yang menyentuh secara psikologi dan melibatkan emosi dari orang yang melihat. Untuk itu emosi sang fotografer menjadi penting, sehingga fotografer tidak hanya sekedar menghadirkan permasalahan dan realitas sosial.

2.1.7 Tinjauan Tentang Desa Dapenda.

2.1.7.1 Data Kabupaten Sumenep

Secara geografis Kabupaten Sumenep berada pada ujung timur pulau Madura. Batas wilayah Kabupaten Sumenep:

Sebelah Utara : Laut Jawa Sebelah Selatan : Selat Madura

Sebelah Barat : Kabupaten Pamekasan Sebelah Timur : Laut Flores

Kabupaten Sumenep terletak diantara 113 032 (54"-116 016 (48"

Bujur Timur dan diantara 4 055 (-7 024 1 Lintang Selatan. Gugusan pulau- pulau yang ada di Sumenep, Pulau yang paling utara adalah Pulau

Karamian yang terletak di Kecamatan Masalembu dengan jarak ±151 Mil

(19)

27

laut dari Pelabuhan Kalianget, dan pulau yang paling Timur adalah Plilau Sakala dengan jarak ±165 MiI laut dari Pelabuhan Kalianget.

Luas daerah Kabupaten Sumenep adalah 2.093.457573 KM2, terdiri dari luas daratan 1.146,927065 KM 2 (54,79%) dan luas kepulauan 946.530508 KM 2 (45,21%) Sedangkan luas wilayah perairan Kabupaten Sumenep ± 50.000 KM2

2.1.7.2 Sejarah Kabupaten Sumenep

Sumenep jaman dahulu diperintah oleh seorang raja. Ada 35 raja yang telah memimpin kerajaan sumenep. Sumenep setelah berubah secara birokrasi dan mulai dipimpin oleh seorang bupati setelah masa raja Panembahan Notokusumo II (1854-1879) Setelah itu sumenep dipimpin oleh seorang bupati. ada 14 bupati yang pernah memerintah kabupaten sumenep. Kabupaten Sumenep memiliki banyak tempat - tempat bersejarah dan juga wisata alam yang masih bersih dan indah.

2.1.7.3 Akomodasi dan Transportasi

Transportasi bisa dibilang adalah salah satu hal terpenting dari berbagai sisi kehidupan. Dari sisi pariwisata, semakin mudah transportasi ke suatu tempat maka semakin besar juga kemungkinan tempat tersebut dikunjungi. Dari sisi sosial dan budaya, semakin mudah transportasi ke suatu daerah maka semakin mudah juga budaya dari tempat tersebut disalurkan ke dunia luas, tentu saja sebaliknya, semakin mudah juga budaya luar masuk ke daerah tersebut.

Desa Dapenda yang menjadi pusat kajian dari proposal ini terletak di kabupaten Sumenep Madura. Dan walaupun sejak didirikannya jembatan Suramadu, akses ke pulau Madura menjadi semakin mudah, tapi transportasi ke Desa Dapenda masih bisa dibilang sangat terbatas.

Transportasi laut: Terdapat Pelabuhan Kalianget yang dapat mengakomodir kebutuhan transportasi laut.

Transportasi darat: transportasi darat dapat dicapai melalui jembatan suramadu yang menjadi sarana transportasi yang menyambungkan

(20)

28

antara pulau jawa dengan madura. Jalan yang baik juga telah tersedia selepas suramadu, memungkinkan bahkan kendaraan beroda 4 untuk mengelilingi pulau madura. Desa Dapenda dapat dicapai sekitar 3 jam dari jembatan Suramadu.

2.2 Data Primer 2.2.1 Observasi

Pengumpulan data secara observasi dilakukan, yaitu pada tanggal 14 September 2011 dan 21 September 2011. Observasi dilakukan di desa Dapenda, kabupaten Sumenep Madura, untuk meneliti kehidupan manusia pasir dari desa tersebut.

Penulis mencoba untuk mengamati keseharian penduduk desa Dapenda dan interaksi mereka dengan pasir. Beberapa hal yang sempat diamati oleh penulis adalah bagaimana tiap rumah selalu memiliki area berpasir didalamnya. Tidak perduli apakah rumah tersebut sudah cukup mewah dengan lantai dari keramik, atau rumah kecil yang masih berlantaikan tanah dan semen. Pasir di desa Dapenda ini sendiri juga unik, karena pasirnya terasa sangat lembut dan empuk. Mungkin inilah salah satu faktor yang menyebabkan penduduk desa Dapenda merasa nyaman melakukan kegiatan sehari-hari di atas pasir.

2.2.2 Wawancara

Dalam membuat perancangan fotografi dokumenter di Desa Dapenda ini, penulis memperoleh data primer dengan melakukan wawancara kepada bapak Sahnawi, selaku kepala dusun di dusun Tenggina. Penulis berusaha mengenal karakter penduduk di desa dan juga menanyakan detail - detail yang berhubungan dengan tradisi unik tidur di pasir ini. Bapak Sahnawi menjawab semua pertanyaan dengan ramah dan baik. Beliau menegaskan kepada penulis bahwa tradisi ini akan terus diwariskan dan tidak akan hilang. Lalu beliau juga menjelaskan alasan - alasan serta keuntungan yang membuat mereka sangat suka tidur di pasir, yakni kepercayaan kuno bahwa tidur di pasir mampu menghindari tenung dan juga mampu menyehatkan tubuh. Selain itu pasir suhunya nyaman untuk tidur, dan

(21)

29

pasir di daerah itu sangat halus dan lembut. Setelah itu pak Sahnawi memandu kami berkeliling dan melihat - lihat.

2.2.3 Dokumentasi

Gambar 2.8 Foto Wawancara Dengan Bapak Sahnawi

2.3 Data Sekunder 2.3.1 Internet

Data melalui Internet, meliputi online journal, website, publikasi online, karya fotografi di internet, yang digunakan untuk pengumpulan data maupun referensi. Berkisar tentang manusia pasir di kabupaten Sumenep, madura, dan diambil juga dari beberapa situs berita online.

2.4 Analisis Data

Desa Dapenda adalah salah satu desa yang terletak di kecamatan Batang – Batang kabupaten Sumenep, Madura. Terletak tidak jauh dari pantai Lombang, sebagian besar penduduk desa Dapenda bermata pencaharian sebagai nelayan.

Desa Dapenda sendiri bisa dibilang sebagai desa yang cukup modern, listrik sudah masuk ke daerah ini, dan tidak sedikit penduduk desa yang memiliki barang- barang kebutuhan tersier yang cukup mewah seperti sepeda motor, televisi, dan handphone. Tapi dibalik serbuan budaya dan barang-barang mewah dari perkotaan ini, masih ada nilai-nilai tradisi yang dipegang teguh oleh penduduk desa Dapenda. Salah satunya adalah kebiasaan untuk melakukan kegiatan sehari-hari di

(22)

30

atas pasir. Bahkan semua rumah di desa Dapenda, tidak perduli rumah yang cukup mewah atau rumah sederhana, pasti memiliki kasur pasir di dalamnya. Dari sinilah kemudian penduduk desa Dapenda mendapat julukan manusia pasir.

Awal mulanya tradisi bercengkerama di atas pasir ini sudah berlangsung sejak dahulu, bahkan tetua dari desa Dapenda sudah tidak bisa mengingat kapan tradisi ini dimulai. Penduduk desa Dapenda memegang teguh tradisi ini bukan hanya untuk melestarikan nilai-nilai budayanya saja, tapi mereka juga percaya bahwa melakukan kegiatan di pasir memiliki efek-efek khusus, baik untuk kesehatan jasmani, maupun untuk menangkal guna-guna dan roh jahat.

Satu hal yang penulis perhatikan di desa Dapenda adalah, generasi mudanya juga masih memegang teguh budaya manusia pasir ini. Sebuah fenomena yang langka dan patut dipuji, mengingat generasi muda biasanya adalah individu yang paling mudah terpengaruh oleh budaya luar dan meninggalkan nilai-nilai budaya yang dianggap kuno.

Lewat media fotografi dokumenter penulis ingin menyampaikan pada masyarakat luas, bahwa masih ada banyak nilai-nilai budaya yang layak dipelihara di Indonesia. Dengan mengungkap keseharian penduduk desa Dapenda yang unik, penulis berharap pemerintah bisa ikut melestarikan budaya pulau Madura ini. Dari sisi pariwisata tentunya jika dipromosikan dan dipelihara dengan baik, budaya manusia pasir ini dapat menarik minat banyak orang. Sementara itu dari sisi kesehatan, penelitian mengenai bagaimana hidup di pasir mampu mempengaruhi kesehatan seseorang, pastinya juga akan menjadi kajian yang menarik bagi dunia kedokteran.

2.5 Kesimpulan Analisis Data

Dari data yang didapat diatas bisa diambil kesimpulan bahwa budaya manusia pasir timbul bukan karena keterbatasan penduduk desa Dapenda. Secara ekonomi penduduk desa Dapenda bisa dibilang lebih dari mampu untuk hidup tanpa pasir, sebagian besar penduduk desa ini memiliki kasur spring bed, tapi toh mereka tetap lebih menyukai tidur di atas pasir. Ditilik dari sisi edukasi juga sama saja, penduduk Dapenda bukanlah masyarakat terbelakang yang tidak memahami

(23)

31

konsep kebersihan diri, bahkan ada pula generasi muda di desa Dapenda yang menjadi sarjana. Tapi mereka tetap saja melestarikan budaya manusia pasir.

Masyarakat Dapenda melestarikan budaya manusia pasir karena mereka mencintainya dan karena budaya ini sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka.

Oleh karena itulah penulis yakin budaya manusia pasir akan bertahan untuk waktu yang lama. Tentu saja dukungan pemerintah dan masyarakat untuk melestarikan budaya ini akan memberinya nilai lebih, dan bukan tidak mungkin budaya manusia pasir bisa menjadi salah satu komoditi wisata dari pulau Madura.

Gambar

Gambar 2.1. Contoh Cara Kerja Kamera Obscura  Sumber : Roby Jaya Putra, Sejarah Fotografi
Gambar 2.2. Contoh Komposisi Simetris dalam Foto  Sumber : ideaonline.co.id
Gambar 2.4. Contoh Komposisi Sentral dalam Foto  Sumber : Photography National Geographic
Gambar 2.5. Contoh Komposisi Diagonal dalam Foto  Sumber : Photography National Geographic
+3

Referensi

Dokumen terkait

Target penerimaan perpajakan pada APBN tahun 2013 ditetapkan sebesar Rp1.193,0 triliun, terdiri atas pendapatan pajak dalam negeri sebesar Rp1.134,3 triliun

MAKALAH ALAH KEPE KEPERAW RAWA AT TAN M AN MATERNITAS ATERNITAS.. ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU

Berdasarkan PP Nomor 29 tahun 1965, diatur bahwa harga pabean guna penghitungan bea masuk berdasarkan pada nilai Cost + Insurance + Freight (CIF). Sejak pemberlakukan

Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang menujukkan faktor paling dominan dengan kasus difteri di Puskesmas Bangkalan tahun 2016, yaitu seorang anak yang

Penulisan Karya Tulis Imiah yang berjudul “Perbedaan Diameter Lumen Arteri Umbilikalis pada Preeklampsia Berat dan Kehamilan Normotensi” ini dilakukan dalam rangka memenuhi

Bersama ini kami kirimkan Laporan Realisasi Pendapatan PNBP Bulan Agustus 2017 pada Satuan Keija Pengadilan Tata Usaha Negara Jayapura.. Demikian kami sampaikan dan

Dengan melihat nilai probabilitas Jarque-Bera sebesar 0,048174 yang lebih rendah dari tingkat signifikasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 5% atau 0,05, maka dapat

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat serta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini