• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 BADAN PUSAT STATISTIK (BPS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 BADAN PUSAT STATISTIK (BPS)"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

BADAN PUSAT STATISTIK (BPS)

3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS)

Seiring dengan adanya perkembangan jaman, khususnya pada pemerintahan Orde Baru, untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, mutlak dibutuhkan data statistik. Untuk mendapatkan data secara tepat dan akurat, salah satu unsurnya adalah pembenahan organisasi BPS.

Dalam masa Orde Baru ini, BPS telah mangalami empat kali perubahan struktur organisasi :

1. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1980 tentang organisasi BPS 2. Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1980 tentang organisasi BPS

3. Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi, susunan dan tata kerja BPS

4. Undang-undang No. 16 Tahun 1997 tentang statistik 5. Keputusan Presiden RI No. 86 Tahun 1998 tentang BPS

6. Keputusan Kepala BPS N0. 100 Tahun 1998 tentang organisasi dan data kerja BPS

(2)

Tahun 1968, ditetapkan peraturan pemerintah No. 16 tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan data kerja di pusat dan daerah. Tahun 1980, peraturan pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan pemerintah No. 16 tahun 1968. Berdasarkan peraturan pemerintah No. 6 tahun 1980 di tiap propinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama kantor statistik propinsi dan di Kabupaten atau Kotamadya terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama kantor statistik Kabupaten atau Kotamadya. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti UU No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juli 1998 dengan keputusan Presiden RI No. 89 tahun 1998, ditetapkan BPS sekaligus mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru.

3.2 Visi dan Misi

Adapun visi Badan Pusat Statistik adalah menjadi sumber informasi statistik sebagai tulang punggung informasi pembangunan nasional dan regional, didukung sumber daya manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mutakhir.

Sedangkan misi Badan Pusat Statistik adalah untuk menjunjung pembangunan nasional BPS mengembangkan misi mangarahkan pembangunan statistik pada menyediaan data ststistik yang handal dan bermutu, efektif dan efisien, peningkatan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaaan statistik dan pengembangan ilmu statistik.

(3)

3.3 Kedudukan dan Fungsi Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik sebagai lembaga pemerintah non departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden (Keppres No. 86 tahun 1998), dalam malaksanakan tugasnya berdasarkan beberapa ketentuan perundangan : 1. UU No. 16 tentang statistik

2. Keputusan Presiden No. 86 tahun 1998 tentang BPS

3. Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan statistik

Berdasarkan keputusan Presiden No. 86 tahun 1998 dalam menyelenggarakan statistik dasar melaksanakan koordinasi dan kerjasama serta mengembangkan dan membina statistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Fungsi yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik adalah :

1. Perumusan kebijaksanaan perencanaan, pengumpulan, pengolahan, penyajian data, dan analisis di bidang statistik produksi dan kependudukan serta bidang statistik distribusi dan meraca nasional.

2. Pembinaan dan pelaksanaan koordinasi kegiatan statistik dengan departemen dan instansi lainnya dalam mengembangkan berbagai jenis statistik yang diperlukan, serta pelaksanaan kerjasama di bidang statistik dengan lembaga/organisasi lain baik di dalam maupun di luar negeri.

3. Penyajian data kepada pemerintah dan masyarakat dari hasil kegiatan statistik produksi dan kependudukan serta statistik distribusi dan neraca nasional secara berkala baik dari hasil penelitian sendiri maupun dari data sekunder.

(4)

4. Penyebarluasan statistik melalui berbagai cara baik langsung maupun tidak langsung.

5. Pengelolaan keuangan, kepegawaian dan organisasi, perlengkapan dan perbekalan serta memberikan pelayanan administrasi di lingkungan BPS.

3.4 Tata Kerja Badan Pusat Statistik

Para deputi wajib melaksanakan koordinasi dan kerjasama teknis statistik di dalam dan di luar negeri sesuai dengan bidang tugas masing-masing dan harus melaporkan kepada Kepala BPS. Dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan signifikasi, baik dalam lingkungan masing- masing antara aturan unit organisasi di lingkungan BPS maupun dengan instansi lainnya di luar BPS sesuai bidang masing-masing.

3.5 Tugas Badan Pusat Statistik

Menurut keputusan Presiden RI No. 6 tahun 1992 tugas BPS adalah :

1. Melakukan kegiatan statistik yang ditugaskan kepadanya oleh pemerintah, antara lain di bidang pertanian, agraria, pertambangan, perindustrian, perhubungan, perdagangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan nasional, pendidikan dan keagamaan.

(5)

2. Atas nama pemerintah melaksanakan koordinasi di lapangan kegiatan statistik dari segenap instansi pemerintah baik di pusat maupun di daerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam panggunaan definisi, klasifikasi dan lain-lain.

3. Mengadakan segala daya agar masyarakat menyadari akan tujuan dan kegunaan statistik.

Berdasarkan Keppres ini Kepala berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden serta mempunyai tugas :

1. Memimpin BPS sesuai dengan tugas dan fungsi BPS serta membina aparatur BPS agar berdaya guna dan berhasilguna.

2. Menentukan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang statistik yang secara fungsional menjadi tanggungjawabnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

3. Membina dan melaksanakan koordinasi dengan departemen dan instansi lainnya dalam mengembangkan berbagai jenis ststistik yang diperlukan, serta malaksanakan kerjasama di bidang ststistik dengan lembaga/organisasi lain baik di dalam maupun di luar negeri.

Wakil Kepala BPS berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala BPS serta mempunyai tugas :

1. Membantu Kepala BPS dalam membina dan mengembangkan administrasi BPS agar berdaya guna dan berhasilguna.

(6)

2. Membantu Kepala BPS dalam mengkoordinasikan tugas-tugas Deputi, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Statistik dan Perwakilan di daerah.

3. Mewakili Kepala BPS dalam hal Kepala BPS berhalangan.

Deputi administrasi mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan pengelolaan keuangan, kepegawaian dan organisasi, perlengkapan dan perbekalan, pengendalian, serta memberikan pelayanan administrasi di lingkungan BPS.

Deputi Perencanaan dan Analisis Statistik adalah unsur pelaksanaan sebagian tugas dan fungsi BPS yang mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan kegiatan perencanaan program dan metodologi statistik, pengolahan hasil sensus, survey dan data sekunder serta analisis dan pengembangan statistik.

Deputi Statistik Produksi dan Kependudukan adalah unsur pelaksana sebgian tugas dan fungsi BPS yang mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan kegiatan statistik pertanian, industri, konstruksi, pertambangan dan energi, kesejahteraan rakyat, serta statistik demografi dan ketenagakerjaan.

Deputi Statistik Pruduksi dan Neraca Nasional adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BPS yang mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan kegiatan statistik harga dan keuangan, perdagangan dan jasa, serta neraca nasional.

(7)

3.6 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik

Struktur organisasi BPS dipimpin oleh seorang kepala dibantu oleh bagian tata usaha. Tata usaha terdri dari :

1. Sub bagian urusan dalam

2. Sub bagian perlengkapan dan perbekalan

3. Sub bagian keuangan

Uraian tugas bagian Tata Usaha :

1. Menyusun program kerja tahunan bagian

2. Mengatur dan melaksanakan perhimpunan dan penyusunan program kerja tahunan, baik rutin maupn program kantor BPS Propinsi dan penyimpanannya ke BPS

3. Mengatur dan malaksanakan urusan dalam yang meliputi surat-menyurat, pengadaan dan percetakan arsip, rumah tangga, pemeliharaan gedung, keamanan dan ketertiban lingkungan, serta perjalanan dalam dan luar negeri. 4. Mengatur dan melaksanakan urusan perlengkapan perbekalan yang meliputi

penyusunan rencana kebutuhan, penyaluran dan pengemasan, penyimpanan pergudangan, inventaris, penghapusan, serta pemeliharaan peralatan dan perlengkapan.

5. Mengatur dan melaksanakan urusan keuangan yang meliputi tata usaha keuangan, perbendaharaan verifikasi dan pembukuan.

(8)

Organisasi BPS berdasarkan Keppres RI No. 6 tahun 1992 terdiri atas : 1. Kepala

2. Wakil Kepala 3. Deputi Administrasi

4. Deputi Perencanaan dan Analisis Statistik 5. Deputi Statistik Produksi dan Kependudukan 6. Deputi Statistik Produksi dan Neraca Nasional 7. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Statistik 8. Perwakilan BPS di Daerah

9. Unit Pelaksanaan Teknis

Deputi Perencanaan dan Analisis Statistik (PAS) mengkoordinir tiga biro, yakni : 1. Biro Perencanaan dan Pengendalian

2. Biro Pengolahan dan Penyajian 3. Biro Analisa dan Pengembangan

Deputi Pembinaan Statistik mengkoordinir empat biro, yakni :

1. Biro Statistik dan Industri

2. Biro Statistik Distribusi

3. Biro Statistik Sosial dan Kependudukan

4. Biro Statistik Neraca Nasional

(9)

BAB 4

PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data

Pengambilan data dilakukan di Kantor Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, data yang diambil adalah data jumlah energy yang disalurkan PT.PLN(Persero) cabang Medan mulai dari tahun 2002-2011

Tabel 4.1 Nilai Penyaluran Energi Listrik PT.PLN (Persero) Cabang Medan

(dalam Giga Watt) Tahun 2002-2011

Periode Tahun Nilai Penyaluran

(dalam Giga Watt)

1 2002 2770,73 2 2003 2489,99 3 2004 2342,78 4 2005 2466,32 5 2006 2549,23 6 2007 2686,76 7 2008 2934,73 8 2009 3015,46 9 2010 3317,40 10 2011 3531,34

(10)

4.2 Pengolahan Data

Untuk mengolah data di atas, untuk memperoleh nilai m periode kedepan sebagai perbandingan terhadap data tahun sebelumnya. Dalam hal ini digunakan data jumlah wisatawan mancanegara yang diperoleh dari BPS Sumatera Utara. Adapun data yang diambil adalah jumlah data energy yang disalurkan PT.PLN (Persero cabang Medan dari tahun 2002 sampai 2011 dengan M dan N adalah periode.

Pengolahan ini bertujuan untuk mendapatkan nilai peramalan 2 periode kedepan dari periode terakhir data yang diperoleh, sehingga data tersebut dapat ditabulasikan ke dalam tabel 4.2 berikut.

(11)

Tabel 4.2 Ramalan energy listrik yang disalurkan PT.PLN (Persero) cabang Medan

Tahun Periode Nilai Penyaluran Rata Bergerak Tunggal Rata Bergerak Ganda

2002 1 2770,73 2003 2 2489,99 2770,73 2004 3 2342,78 2574,212 2770,73 2005 4 2466,32 2412,2096 2633,1674 2006 5 2549,23 2450,08688 2478,49694 2007 6 2686,76 2519,487064 2458,609898 2008 7 2934,73 2636,578119 2501,223914 2009 8 3015,46 2845,284436 2595,971858 2010 9 3317,4 2964,407331 2770,490662 2011 10 3531,34 3211,502199 2906,23233 11 12 13

Beda Kesalahan Nilai a Nilai b Peramalan

-196,518 2377,694 -393,036 -220,9578 2191,2518 -441,916 1984,658 -28,41006 2421,67682 -56,8201 1749,3362 60,877166 2580,36423 121,7543 2364,8567 135,354205 2771,932324 270,7084 2702,118562 249,3125781 3094,597014 498,6252 3042,640734 193,9166684 3158,323999 387,8333 3593,22217 305,269869 3516,772068 610,5397 3546,157336 4127,311806 4737,851544 5348,391282

(12)

1. Kolom 4 merupakan rata – rata 2 tahun terakhir dari data Xt pada kolom 3, kemudian dimasukkan pada kolom 4 pada tahun terakhir, dihitung dengan menggunakan rumus :

𝑆𝑆′𝑡𝑡 = 𝑋𝑋𝑡𝑡 + 𝑋𝑋𝑡𝑡−1 + 𝑋𝑋𝑡𝑡−2𝑛𝑛 + … + 𝑋𝑋𝑡𝑡−𝑛𝑛+1

2. Kolom 5 adalah rata – rata 2 tahun terakhir dari kolom 4 (S’t), kemudian dimasukkan pada kolom 5 pada tahun terakhir. Dihitung dengan menggunakan rumus :

𝑆𝑆"𝑡𝑡 = 𝑋𝑋𝑡𝑡+ 𝑋𝑋𝑡𝑡−1+ 𝑋𝑋𝑡𝑡−2𝑛𝑛 + … + 𝑋𝑋𝑡𝑡−𝑛𝑛+1

3. Kolom 6 adalah selisih rata – rata bergerak yaitu rata – rata bergerak pertama dikurangi rata – rata bergerak kedua. Dihitung dengan rumus :

t t S

S' − "

4. Kolom 7 adalah a (konstanta) untuk persamaan peramalan yang akan dibuat. Dapat dihitung dengan rumus :

𝑎𝑎𝑡𝑡 = 𝑆𝑆𝑡𝑡 + �𝑆𝑆𝑡𝑡 − 𝑆𝑆𝑡𝑡"� = 2S'tS"t

Tiap pergantian tahun peramalan, nilai a selalu berubah.

5. Kolom 8 adalah b (slope) unuk persamaan peramalan. Dapat dihitung dengan rumus :

𝑏𝑏𝑡𝑡 =2(𝑆𝑆𝑡𝑡

− 𝑆𝑆

𝑡𝑡")

𝑣𝑣 − 1

v = jangka waktu moving average

6. Kolom 9 adalah ramalan yang dihitung dengan rumus : 𝐹𝐹𝑡𝑡+𝑚𝑚 = 𝑎𝑎𝑡𝑡+ 𝑏𝑏𝑡𝑡(𝑚𝑚)

(13)

4.2.1 Proses Peramalan

a. Ramalan untuk periode 10

Untuk rata – rata bergerak pertama : 𝑆𝑆9 =𝑋𝑋9+ 𝑋𝑋2 8

=3317,40+3015,46

2

= 2964,407331

Untuk rata – rata bergerak kedua : 𝑆𝑆9" =𝑆𝑆9 + 𝑆𝑆 8 2 =2964,407331+2845,284436 2 = 2770,4910662 Untuk nilai a : 𝑎𝑎9 = 2𝑆𝑆9 − 𝑆𝑆9" = (2 𝑥𝑥 2964,407331) − 2770,4910662 = 3158,324 Untuk nilai b : 𝑏𝑏9 =2(𝑆𝑆9 − 𝑆𝑆 9") 2 − 1 =2(2964,407331 − 2770,4910662)2 − 1 = 387,8333

(14)

Untuk nilai ramalan 𝐹𝐹9+1 = 𝑎𝑎9+ 𝑏𝑏9(1)

= 3158,324 + 387,8333 (1) 𝐹𝐹9+1 = 3546,15734

b. Ramalan untuk periode 11

Untuk rata – rata bergerak pertama : 𝑆𝑆10 =𝑋𝑋102+ 𝑋𝑋9

=3531,34+3317,40

2

= 3211,502199

Untuk rata – rata bergerak kedua : 𝑆𝑆10′′ =𝑆𝑆10 + 𝑆𝑆 9 2 =3211,502199+2964,407331 2 = 2906,23233 Untuk nilai a : 𝑎𝑎10 = 2𝑆𝑆10 − 𝑆𝑆10" = (2 𝑥𝑥 3211,502199) − 2964,407331 = 3516,772

(15)

Untuk nilai b : 𝑏𝑏10 = 2(𝑆𝑆10 − 𝑆𝑆 10" ) 2 − 1 =2(3211,502199 − 2906,23233)2 − 1 = 610,5397

Untuk nilai ramalan 𝐹𝐹10+1 = 𝑎𝑎10+ 𝑏𝑏10(1)

= 3516,772 + 610,5397 (1) 𝐹𝐹10+1= 3546,15734

Untuk mengetahui peramalan periode 11, 12 dan 13 maka digunakan persamaan sebagai berikut:

𝐹𝐹𝑡𝑡+𝑚𝑚 = 𝑎𝑎𝑡𝑡+ 𝑏𝑏𝑡𝑡(𝑚𝑚)

𝐹𝐹10+1 = 𝑎𝑎10+ 𝑏𝑏10(1)

= 3516,772 + 610,5397 (1) 𝐹𝐹11+1= 4127,31181

Nilai at dan bt didapat dari periode 10

c. Ramalan untuk periode 12 𝐹𝐹10+2 = 𝑎𝑎10 + 𝑏𝑏10(2)

= 3516,772 + 610,5397 (2) 𝐹𝐹12 = 4737,85154

(16)

d. Ramalan untuk periode ke 13 𝐹𝐹10+3 = 𝑎𝑎10 + 𝑏𝑏10(3)

= 3516,772 + 610,5397 =5348,39128

Setelah angka – angka peramalan m periode kedepan diperoleh sebanyak 3 (dua) tahun kedepan, maka selanjutnya nilai peramalan yang diperoleh akan ditabulasikan dalam tabel khusus yaitu :

Tabel 4.3 Hasil Peramalan Nilai Energi Listrik yang Disalurkan PT.PLN (Persero) Cabang Medan

No. Tahun Nilai Peramalan

1. 2013 4737,85154

2. 2014 5348,39128

Dari nilai – nilai peramalan pada tabel 4.3 di atas dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2013 dan 2014 akan terjadi peningkatan nilai energi listrik yang disalurkan PT.PLN (Persero) Cabang Medan. Nilai peramalan tersebut dapat dikatakan meningkat secara linier, disebabkan hasil peramalan tersebut tergantung nilai at dan bt terakhir.

(17)

Untuk Mengetahui nilai kesalahan dari peramalan dapat dilihat dalam tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Nilai Kesalahan

Periode Tahun Nilai Penyaluran (Xi) Ramalan (Fi) Kesalahan (Xi-Fi) Kesalahan Persentasi (PE) Kesalahan Absolut 1 2002 2770,73 2 2003 2489,99 3 2004 2342,78 4 2005 2466,32 2702,11856 235,7986 8,726432856 -8,726432856 5 2006 2549,23 3042,64073 493,4107 16,21652956 -16,21652956 6 2007 2686,76 3593,22217 906,4622 25,22700037 -25,22700037 7 2008 2934,73 3546,15734 611,4273 17,24196864 -17,24196864 8 2009 3015,46 4127,31181 1111,852 26,93888561 -26,93888561 9 2010 3317,4 4737,85154 1420,452 29,98092133 -29,98092133 10 2011 3531,34 5348,39128 1817,051 33,97379112 -33,97379112

Keterangan dari tabel 4.4 di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Nilai Kesalahan: 𝑒𝑒𝑖𝑖 = 𝑋𝑋𝑖𝑖 − 𝐹𝐹𝑖𝑖

b. Kesalahan yang dihitung secara persentase: 𝐴𝐴𝐴𝐴 = �𝑋𝑋𝑡𝑡−𝐹𝐹𝑡𝑡

𝑋𝑋𝑡𝑡 � 𝑥𝑥 100

c. Nilai Kesalahan persentase absolut: 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 = �𝑋𝑋𝑡𝑡−𝐹𝐹𝑡𝑡

𝑋𝑋𝑡𝑡 � 𝑥𝑥 100

Sebagai contoh perhitungan diambil dari periode 11 yang telah dihitung pada tabel diatas:

a. Kesalahan 𝑒𝑒10 = 𝑋𝑋10 − 𝐹𝐹10

= 3531,34 – 5348,39128 = 1817,051

(18)

b. Kesalahan persentase 𝐴𝐴𝐴𝐴 = �𝑋𝑋10𝑋𝑋− 𝐹𝐹10

10 � 𝑥𝑥 100

= �3531,34 − 5348,391283531,34 � 𝑥𝑥 100 = −33,9739112

c. Kesalahan persentase absolut 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 = �𝑋𝑋10𝑋𝑋− 𝐹𝐹10

10 � 𝑥𝑥 100

= �3531,34 − 5348,391283531,34 � 𝑥𝑥 100 = 33,9739112

Berdasarkan hasil penjumlahan nilai PE (Percentage Error) dan APE (Absolute

Percentage Error) maka diperoleh nilai sebagai berikut :

a. Mean Percentage Error

n x X F X MPE t t t 100

      − = 7 10 4

= = i PE MPE 𝑀𝑀𝐴𝐴𝐴𝐴 =−33,973791127 = −4,853399

(19)

b. Mean Absolute Percentage Error n x X F X MPE t t t

 −  = 100 7 10 1

= = i APE MAPE 𝑀𝑀𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 =33,973791127 MAPE = 4,853399

(20)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah langkah-langkah atau prosedur-prosedur yang dilakukan dalam menyelesaikan desain sistem yang telah disetujui, untuk menginstal, menguji dan memulai sistem baru yang diperbaiki.

5.2 Tujuan Implementasi Sistem

Adapun tujuan dari implementasi sistem ini adalah sebagai berikut : 1. Menyelesaikan desain sistem yang telah disetujui sebelumnya.

2. Memastikan bahwa pemakai (user) dapat mengoperasikan sistem baru. 3. Menguji apakah sistem baru tersebut sesuai dengan pemakai.

4. Memastikan bahwa konversi ke sistem baru berjalan yaitu dengan membuat rencana, mengontrol dan melakukan instalansi baru secara benar.

(21)

5.3 Pengertian Microsoft Excel

Microsoft excel adalah generasi porpose electronic spreadsheet yang dapat digunakan untuk mengorganisir, menghitung, menyediakan maupun menganalisa data serta mempresentasikan ke dalam grafik atau diagram. Microsoft excel dapat membantu penyelesaian tugas-tugas dari penyiapan invoice sederhana atau budget, pembuatan grafik 3 dimensi sampai mengatur buku besar akuntansi untuk sebuah perusahaan tingkat menengah.

5.4 Struktur Microsoft Excel

Tampilan microsoft excel berupa bentuk standart dari menu bar, toolbar, formula bar, status badan sebuah buku kerja (workbook) baru. Workbook memuat minimum (1) atau maksimum (225) worksheet (kertas kerja) jumlah worksheet dalam keadaan default ada (3) dan worksheet yang aktif bernama “sheet 1” alamat sel kiri atas dan alamat sel kanan bawah. Sedangkan “pointer” adalah penunjuk sel yang aktif.

5.5 Pengoperasian Microsoft Excel

Cara mengaktifkan microsoft excel sama dengan pengaktifan program-program aplikasi lainnya yang ada dalam Microsoft Office yaitu :

(22)

2. Bawa pointer mouse ke program folder, kemudian

3. Klik ikon Microsoft Office kemudian pilh Microsoft Excel untuk memulai program.

Gambar 5.1 Tampilan saat membuka Excel pada windows

Selanjutnya Excel akan menampilkan buku kerja (workbook) yang kosong

Gambar 5.2 Tampilan buku kerja (workbook) yang kosong excel

(23)

tersusun atas sel-sel yang terbentuk dalam baris dan kolom. Sebuah lembar kerja (worksheet) dapat memuat 65536 baris dan 256 kolom (kolom A-IV), sedangkan satu sel dapat memuat 32000 karakter.

Sel aktif memiliki border gelap disekelilingnya dan alamat sel aktif ditampilkan pada kotak di atas tepi kiri lembar kerja. Sewaktu mengetik teks atau rumus, karakter akan terlihat pada formula bar. Tanda + (plus) yang terlihat pada lembar kerja menandakan keberadaan mouse.

Untuk mengetik rumus maka dimulai dengan tanda “=” (sama dengan menjumlahkan). Misalnya, “ =sum (range) “ digunakan untuk menjumlahkan range tertentu nilai yang dihasilkan apabila rangkaian nilai dalam rumus tertentu.

4. Memasukkan data ke lembar kerja dengan langkah sebagai berikut : a. Tempatkan penunjuk sel pada sel tempat yang diinginkan. b. Ketik data yang akan dimasukkan.

c. Untuk mengakhiri tekan enter atau tanda panah pada keyboard, untuk berpindah sel yaitu dengan menggerakkan mouse ke sel yang diinginkan. 5. Menyimpan Data

Setelah lembar kerja diisi dalam Microsoft Excel disimpan dengan nama file “Peramalan”. Adapun langkah-langkah dalam menyimpan lembar kerja adalah sebagai berikut :

a. Ketik file b. Save as data

(24)

Eksitensi penyimpan data akan tersimpan secara otomatis sehingga nama file data akan bertambah menjadi Microsoft Excel-peramalan .

Gambar 5.3 Tampilan saat Menyimpan File

5.6 Pemrosesan Data Dengan Excel

5.6.1 Prosedur Perhitungan Peramalan Rata-rata Bergerak Ganda

(25)

1. Langkah Perhitungan kolom D a. Klik sel D4.

b. Ketiklah rumus “=(C3+C4)/2”. c. Klik enter.

d. Untuk mengetahui nilai sel berikutnya (sel D5 sampai D12) arahkan pointer ke ujung bawah sel D4 hingga berubah menjadi lambing (+). Draglah mouse ke bawah sampai sel D12, kemudian lepaskan tombol mouse.

2. Langkah Perhitungan kolom E a. Klik sel E5.

b. Ketiklah rumus “=(D4+D5)/2”. c. Klik enter.

d. Untuk mengetahui nilai sel berikutnya (sel E6 sampai E12) arahkan pointer ke ujung bawah sel E5 hingga berubah menjadi lambing (+). Draglah mouse ke bawah sampai sel E12, kemudian lepaskan tombol mouse.

3. Langkah Perhitungan kolom F a. Klik sel F5.

b. Ketiklah rumus “=D5-E5”. c. Klik enter.

(26)

d. Untuk mengetahui nilai sel berikutnya (sel F6 sampai F12) arahkan pointer ke ujung bawah sel F5 hingga berubah menjadi lambing (+). Draglah mouse ke bawah sampai sel F12, kemudian lepaskan tombol mouse.

4. Langkah Perhitungan kolom G a. Klik sel G5.

b. Ketiklah rumus “=(2*D5)-E5”. c. Klik enter.

d. Untuk mengetahui nilai sel berikutnya (sel G6 sampai G12) arahkan pointer ke ujung bawah sel G5 hingga berubah menjadi lambing (+). Draglah mouse ke bawah sampai sel G12, kemudian lepaskan tombol mouse.

5. Langkah Perhitungan kolom H a. Klik sel H5.

b. Ketiklah rumus “=((2/(2-1))*(D5-E5))”. c. Klik enter.

d. Untuk mengetahui nilai sel berikutnya (sel H6 sampai H12) arahkan pointer ke ujung bawah sel H5 hingga berubah menjadi lambing (+). Draglah mouse ke bawah sampai sel H12, kemudian lepaskan tombol mouse.

6. Langkah Perhitungan kolom I a. Klik sel I6.

(27)

c. Klik enter.

d. Untuk mengetahui nilai sel berikutnya (sel I7 sampai I13) arahkan pointer ke ujung bawah sel I6 hingga berubah menjadi lambing (+). Draglah mouse ke bawah sampai sel I13, kemudian lepaskan tombol mouse.

e. Untuk mengetahui nilai sel I14 adalah dengan cara : 1. Klik sel I14.

2. Ketiklah rumus “=G12+(H12*2)”. 3. Klik enter.

f. Untuk mengetahui nilai sel I15 adalah dengan cara: 1. Klik sel I15

2. Ketiklah rumus “=G12+(H12*3)” 3. Klik enter

5.6.2 Prosedur Perhitungan Kesalahan dengan Microsoft Excel.

(28)

1. Langkah perhitungan pada kolom D telah dijelaskan pada prosedur perhitungan peramalan diatas.

2. Langkah Perhitungan kolom E a. Klik sel E6.

b. Ketiklah rumus “=C6-D6”. c. Klik enter.

d. Untuk mengetahui nilai sel berikutnya (sel E7 sampai E12) arahkan pointer ke ujung bawah sel E7 hingga berubah menjadi lambing (+). Draglah mouse ke bawah sampai sel E12, kemudian lepaskan tombol mouse.

3. Langkah Perhitungan kolom F a. Klik sel F6.

b. Ketiklah rumus “=(((C6-D6)/C6)*100)”. c. Klik enter.

d. Untuk mengetahui nilai sel berikutnya (sel F7 sampai F12) arahkan pointer ke ujung bawah sel F6 hingga berubah menjadi lambing (+). Draglah mouse ke bawah sampai sel F12, kemudian lepaskan tombol mouse.

4. Langkah Perhitungan kolom G a. Klik sel G6.

b. Ketiklah rumus “=IF(F6>=0;F6*(-1);F6*1)”. c. Klik enter.

(29)

d. Untuk mengetahui nilai sel berikutnya (sel G7 sampai G12) arahkan pointer ke ujung bawah sel G6 hingga berubah menjadi lambang (+). Draglah mouse ke bawah sampai sel G12, kemudian lepaskan tombol mouse.

5.7 Prosedur Pembuatan Grafik dengan Software Excel

Langkah-langkah membuat grafik :

1. Buat dan seleksi data yang akan dijadikan sumber pembuatan grafik

Gambar 5.6 Data untuk pembuatan chart

2. Pada ribbon insert, klik tombol line, sehingga akan muncul beberapa jenis chart. Misalkan memilih line, seperti yang diperlihatkan pada gambar berikutt:

(30)

Gambar 5.7 Memilih Jenis Chart

Secara otomatis, chart sudah terbentuk seperti gambar berikut :

Gambar 5.8 Chart Yang Telah Dibuat

3. Jika layout yang sudah dibuat masih kurang memuaskan, maka dapat mengubahnya dengan cara mengaktifkan terlebih dahulu chart yang akan diubah layout – nya, kemudian klik Quick Layout, yang terdapat pada charts Layout (Ribbon Design), dan atur sesuai keinginan pengguna.

(31)

Gambar 5.9 Chart Yang Telah Diatur

Grafik yang terbentuk berhubungan langsung dengan data pada worksheet, artinya jika terjadi perubahan pada data, secara otomatis grafik akan barubah sesuai dengan perubahan data tersebut.

Setelah selesai bekerja dengan excel dan ingin keluar dari excel klik tombol (X) yang berada di pojok kanan atas Excel atau bisa juga dengan menekan tombol Quick Access Button > Close.

(32)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari pengolahan data tersebut dihasilkan hasil peramalan energi listrik yang disalurkan untuk periode berikutnya.

No. Tahun Nilai Peramalan

1. 2013 4737,851544

2. 2014 5348,391282

Dari tabel hasil peramalan di atas terlihat bahwa peningkatan nilai energi listrik yang disalurkan PT.PLN (Persero) hingga tahun 2014.

2. Berdasarkan nilai peramalan penyaluran energi listik yang diperoleh dari hasil pengolahan data, maka dapat disimpulkan bahwa penyaluran energi listrik PT.PLN (Persero) Cabang Medan terus meningkat dari tahun ke tahun, maka dapat juga disimpulkan bahwa kebutuhan akan energi listrik oleh masyarakat

(33)

yang sumber listriknya berasal dari PT.PLN (Persero)Cabang Medan sangat meningkat.

6.2 Saran

Diharapkan kepada masyarakat dan para pembaca untuk lebih hemat dalam pemakaian energi listrik dilihat dari semakin berkembangnya zaman sekarang pemakaian listrik semakin meningkat tetapi kapasitas daya listrik yang tersedia terbatas maka nantinya tidak sering terjadi pemadaman listrik.

Gambar

Tabel 4.1 Nilai Penyaluran Energi Listrik PT.PLN (Persero) Cabang Medan  (dalam Giga Watt) Tahun 2002-2011
Tabel 4.2 Ramalan energy listrik yang disalurkan PT.PLN (Persero) cabang  Medan
Tabel 4.3  Hasil Peramalan Nilai Energi Listrik yang Disalurkan PT.PLN  (Persero) Cabang Medan
Tabel 4.4 Nilai Kesalahan  Periode  Tahun  Nilai
+6

Referensi

Dokumen terkait

Viabilitas benih kakao (Theobroma cacao L.) pada berbagai tingkat kadar air benih dan media simpan benih.. Metode penyimpanan semai bakau (Rhizophora apiculata) dengan

Setelah dilakukan penelitian terhadap 71 responden di Desa Margamulya Kecamatan Rambah Samo Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu tentang Gambaran

Hasil penelitian untuk kreativitas siswa laki-laki dengan gaya kognitif Field Dependent dalam memecahkan masalah bangun ruang sisi datar dapat dilihat dari

Sedangkan dari data perancangan penataan lampu penerangan jalan yang telah dilakukan dengan kondisi lebar jalan yang sama, yaitu 6 meter dan menggunakan jenis dan tinggi

Khairunnisa mengenai Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Ketersediaan Fasilitas dengan Praktik Petugas Pengumpul Limbah Medis di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten

Proses analisis yang dijelaskan di atas dalam pengolahan data-datanya menggunakan bantuan software komputer (SPSS dan Mic. Mengacu pada perumusan masalah yang telah

Tetapi generator yang menggunakan rotor dengan magnet berukuran yang lebih besar (5 x 12 cm) memiliki tegangan output yang paling rendah, karena magnet yang dimensinya

Kebutuhan suatu sistem informasi merupakan suatu hal yang sangat penting karena sistem informasi yang baik akan meningkatkan cara kerja lebih efektif dan efisien sehingga