• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) YANG DIINTEGRASIKAN DENGAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASANLAJU REAKSI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) YANG DIINTEGRASIKAN DENGAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASANLAJU REAKSI."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) YANG DIINTEGRASIKAN

DENGAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA

SISWA PADA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI

Oleh :

Yessica Rizki Lestari NIM 408331060

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayahNya yang senantiasa memberikan kesehatan kepada penulis sehingga

penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang

direncanakan.

Skripsi berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Teams Games Tournament (TGT) yang Diintegrasikan dengan Media Berbasis Komputer dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa pada Pokok Bahasan Laju Reaksi”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak

Dr. Marham Sitorus, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian

sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi, M.Si, Bapak Prof. Dr.

Suharta, M.Si dan Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si., sebagai dosen-dosen penguji yang

telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai

selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak

Drs. Jamalum Purba, M.Si., selaku dosen Pembimbing Akademik dan kepada

seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed

yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan

kepada Bapak Drs. Sutrisno selaku Kepala SMA Swasta Dharmawangsa Medan

atas izin penelitian yang diberikan kepada penulis dan kepada Ibu Sundari, S.Pd,

serta siswa/siswi kelas XI IPA SMA Swasta Dharmawangsa Medan yang telah

membantu selama penelitian ini.

Teristimewa ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ayahanda

tercinta Edy Supriyatno, dan Ibunda tercinta Yusni Leliani, yang selalu

memberikan semangat, motivasi, cinta, kasih sayang dan selalu mendoakan

(4)

v

adik-adik penulis (imam, hilmy, dan akbar) yang selalu memberikan keceriaan

dan semangat kepada penulis. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih

kepada seluruh teman-teman jurusan Pendidikan Kimia Ekstensi stambuk 2008

khususnya sahabat-sahabat tercinta CNM Girls-10 (Asri, Salamah, Mida, Esti,

Winda, Yuni, Tiwi, Maimunah, dan jua). Teristimewa buat abangda terkasih

Ahmad Faisal, S.E yang selalu memberikan perhatian, kasih sayang, motivasi, dan

pelajaran hidup kepada penulis.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi

skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Januari 2013

Penulis,

(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hakikat Belajar 7

2.2. Hasil Belajar 8

2.3. Model pembelajran kooperatif 9

2.4. Model pembelajaran kooperatif TGT 11

2.5. Media berbasis komputer 15

2.6. Kerangka konseptual 18

2.7. Hipotesis Penelitian 19

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 20

3.2. Populasi dan Sampel 20

3.2.1. Populasi 20

3.2.2. Sampel 20

3.3. Variabel dan Istrumen Penelitian 20

3.3.1 Variabel penelitian 20

3.3.2 Instrumen Penelitian 21

1. Uji Validitas 21

2. Uji Reliabilitas 21

3. Tingkat Kesukaran Soal 22

4. Daya Beda 22

3.4. Rancangan Penelitian 23

3.5. Teknik Pengumpulan Data dan Prosedur Penelitian 24

3.5.1. Teknik Pengumpulan Data 24

(6)

vii

1. Tahap Awal 24

2. Tahap Pelaksanaan 24

3.6. Teknik Analisis Data 25

1. Uji Normalitas 26

2. Uji Homogenitas 26

3. Gain Ternormalisasi 26

4. Pengujian Hipotesis 27

5. Persen Efektivitas 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 29

4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian 29

A. Validitas Instrumen Tes 29

B. Reliabilitas Instrumen Tes 30

C. Tingkat Kesukaran Instrumen Tes 30

D. Daya Pembeda Instrumen Tes 30

4.1.2. Data Hasil Penelitian 31

4.2. Analisis Data Penelitian 31

4.2.1. Uji Normalitas Data 32

4.2.2. Uji Homogenitas Data 32

4.2.3. Uji Hipotesis 33

4.2.4. Persentase Peningkatan Hasil Belajar 35

4.2.5. Persen Efektivitas 35

4.3. Pembahasan 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 39

5.2. Saran 40

(7)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1.Langkah-langkah pembelajaran kooperatif 11

Tabel 2.2 Kriteria penghargaan kelompok 13

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 23

Tabel 4.1. Data Hasil Penelitian 31

Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Data 32

Tabel 4.3. Hasil Uji Homogenitas Data 33

Tabel 4.4. Persentase Peningkatan Hasil Belajar 34

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1.Skema pertandingan atau turnamen TGT 14

Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian 25

(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum

teknologis yang memiliki karakteristik dan berorientasi pada disiplin ilmu,

pengembangan individu, dan mengakses kepentingan daerah. KTSP menuntut

adanya keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga

peran guru dalam kelas hanya sebagai motivator, dinamisator dan fasilitator untuk

membantu siswa dalam belajar (Sanjaya, 2008).

Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia. Pendidikan saat ini menempatkan siswa sebagai

titik pusat terjadinya proses belajar dimana siswa sebagai subjek yang

dikembangkan melalui pengalaman belajar.

Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah)

dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari

rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan.

Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat

konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu

bagaimana sebenarnya belajar (belajar untuk belajar). Dalam arti yang lebih

substansial, bahwa proses pembelajaran hingga saat ini masih memberikan

donimasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang

secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya (Trianto, 2009).

Pendekatan pembelajaran klasikal dengan menggunakan metode ceramah

sampai saat ini masih sangat disukai oleh para guru karena memiliki beberapa

keunggulan dibandingkan dengan metode lain. Keunggulan metode ceramah

antara lain hemat dalam penggunaan waktu dan media, disamping itu juga

ekonomis dan praktis dalam menyampaikan isi pembelajaran. Dengan metode

ceramah, guru akan mudah mengontrol kecepatan mengajar sehingga mudah

(10)

2

harus diakui tidak selamanya pembelajaran dengan ceramah dapat berlangsung

dengan baik. Gejala negatif yang sering dikeluhkan guru adalah siswa menjadi

cepat bosan dan tidak memperhatikan materi yang diceramahkan. Siswa saling

berbicara dengan temannya tanpa menghiraukan guru yang sedang berceramah,

merupakan pemandangan kelas yang biasa. Mengingat adanya kelemahan dalam

pembelajaran yang menggunakan guru sebagai sumber belajar utama, maka perlu

ada usaha untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut (Wena, 2008).

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern maka faktor

kompetensi guru sangatlah dituntut, dalam arti guru harus mampu meramu

wawasan pembelajaran yang lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Guru

harus mampu memilih dan mengkombinasikan metode, model, dan media dalam

pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Perlunya pemilihan

model dan media pembelajaran yang tepat dapat membantu siswa untuk

mengurangi dan menghilangkan sifat abstrak dalam materi yang disampaikan.

Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap hasil belajar kimia siswa

SMA Swasta Dharmawangsa Medan, menunjukkan bahwa minat belajar kimia

siswa sudah tergolong tinggi. Dalam hal ini, minat belajar sangat mempengaruhi

hasil belajar siswa. Namun, minat belajar yang tinggi tidak sejalan dengan hasil

belajar yang yang tinggi pula. Nilai rata-rata kimia yang dilihat dari hasil ulangan

harian siswa menunjukkan bahwa nilai ulangan siswa masih di bawah kriteria

ketuntasan. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar kimia

siswa, diantaranya dapat berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun

dari luar diri siswa (faktor eksternal). Salah satu faktor yang berasal dari dalam

diri siswa adalah aktivitas siswa. Siswa menganggap pelajaran kimia adalah

pelajaran yang sulit, sehingga siswa sudah terlebih dahulu merasa kurang mampu

untuk mempelajarinya. Hal ini disebabkan proses pembelajaran kimia di sekolah

selama ini terlihat kurang menarik, pembelajaran hanya satu arah, kimia disajikan

hanya sebagai kumpulan rumus dan konsep yang harus dihafal mati oleh siswa

sehingga siswa merasa jenuh, suasana kelas cenderung pasif, sedikit sekali siswa

yang bertanya pada guru meskipun materi yang diajarkan belum dapat dipahami.

(11)

3

perhatian, minat, dan motivasi siswa dalam pembelajaran menjadi rendah. Hal ini

akan berdampak terhadap ketidaktercapaian tujuan pembelajaran kimia. Salah

satu faktor eksternal bersumber dari guru adalah penggunaan model pembelajaran

yang kurang bervariasi dalam proses pembelajaran.

Karakteristik materi pada pokok bahasan laju reaksi adalah bersifat

hitungan dan ada beberapa konsep dari laju reaksi yang erat kaitannya dengan

kehidupan sehari-hari, sehingga siswa menganggap bahwa pokok bahasan laju

reaksi adalah materi yang sulit. Hal ini terjadi karena guru kurang memberikan

contoh-contoh konkrit tentang reaksi-reaksi yang ada di lingkungan sekitar dan

sering dijumpai siswa. Pokok bahasan laju reaksi adalah salah satu pokok bahasan

kimia di SMA yang membahas tentang konsentrasi larutan, faktor-faktor yang

mempercepat laju reaksi, orde reaksi dan pengaruh konsentrasi terhadap laju

reaksi. Pokok bahasan laju reaksi sangat erat kaitannya dengan kehidupan

sehari-hari, maka diperlukan pengaplikasian media dalam menyampaikan pokok bahasan

ini sehingga siswa lebih mudah memahami materi pelajaran dan membangun

suasana yang tidak membosankan selama proses belajar mengajar berlangsung.

Model pembelajaran yang dapat digunakan pada pokok bahasan Laju

Reaksi adalah model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). Model

pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) digunakan untuk meningkatkan

rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan terhadap

kelompoknya. Dengan diterapkannya model pembelajaran Teams Games

Tournament (TGT) diharapkan dapat membantu meningkatkan penguasaan konsep belajar siswa sekaligus siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Adapun media yang digunakan dalam menyampaikan pokok

bahasan laju reaksi adalah media berbasis komputer, yaitu pembelajaran yang

menggunakan komputer sebagai alat bantu.

Menurut penelitian yang dilakukan Mahdina (2010) menyatakan bahwa

penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar

siswa sebesar 76,16%. Selanjutnya Kale (2011) dalam penelitiannya juga

menyatakan bahwa model pembelajaran TGT dengan metode demonstrasi dapat

(12)

4

dengan media kartu remi yang dilakukan Huraim (2011) juga terbukti dapat

meningkatkan hasil belajar kimia siswa. Penelitian lain juga telah dilakukan

Yehan (2010), menyatakan bahwa pembelajaran dengan multimedia komputer

dapat meningkatkan hasil belajar.

Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan, maka peneliti terinspirasi

untuk melakukan penelitian lanjutan yang menggabungkan antara model

pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan media berbasis komputer.

Oleh karena itu, peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul:

“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Teams Games Tournament (TGT) yang Diintegrasikan dengan Media Berbasis Komputer dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa pada Pokok Bahasan Laju Reaksi”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi

permasalahan sebagai berikut:

a. Mengapa siswa menganggap pelajaran kimia merupakan pelajaran

yang sulit?

b. Apakah pendekatan pembelajaran klasikal dengan menggunakan

metode ceramah masih dominan digunakan dalam belajar?

c. Apakah ada pengaruh penerapan model pembelajaran terhadap hasil

belajar kimia siswa dalam ranah kognitif dan afektif?

d. Apakah ada pengaruh media pembelajaran terhadap hasil belajar kimia

siswa dalam ranah kognitif dan afektif?

1.3. Batasan Masalah

Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Objek penelitian adalah siswa kelas XI semester 1 SMA Swasta

Dharmawangsa Medan Tahun Ajaran 2012/ 2013 pada pokok bahasan

(13)

5

2. Penerapan pembelajaran pada siswa dalam 2 kelompok kelas, dimana

kelas pertama diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

dengan media berbasis komputer, dan kelas kedua diajar dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT tanpa media berbasis komputer.

3. Media pembelajaran yang digunakan adalah media berbasis komputer

dalam bentuk Microsoft Powerpoint yang dikombinasikan dengan

Macromedia Flash.

1.4. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan

menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

yang diintegrasikan dengan media berbasis komputer lebih tinggi daripada

peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan menggunakan

model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanpa media

berbasis komputer pada pokok bahasan Laju Reaksi?

2. Berapakah persen (%) efektivitas pembelajaran model Teams Games

Tournament (TGT) yang diintegrasikan dengan media berbasis komputer

dalam meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan laju

reaksi?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar kimia siswa yang

diajar dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games

Tournament (TGT) yang diintegrasikan dengan media berbasis komputer lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajar

dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament

(TGT) tanpa media berbasis komputer pada pokok bahasan Laju Reaksi.

2. Untuk mengetahui persen (%) efektivitas pembelajaran model Teams

(14)

6

komputer dalam meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pokok

bahasan laju reaksi.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar kimia yang diajar

dengan menggunakan model pembelajaran TGT dengan media berbasis

komputer.

2. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan hasil dan

efektifitas belajar kimia siswa.

3. Berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan lainnya sebagai bahan

(15)

39

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan, yaitu:

1. Pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) yang

diintegrasikan dengan media berbasis komputer memberikan hasil belajar

yang lebih baik daripada pembelajaran kooperatif model Teams Games

Tournament (TGT) tanpa media berbasis komputer pada materi laju reaksi di kelas XI IPA SMA Swasta Dharmawangsa Medan.

2. Efektivitas Pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament

(TGT) yang diintegrasikan dengan media berbasis komputer pada materi

laju reaksi di kelas XI IPA SMA Swasta Dharmawangsa Medan adalah

(16)

40

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas

maka penulis menyarankan hal-hal berikut:

1. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran

kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) yang diintegrasikan

dengan media berbasis komputer dalam upaya meningkatkan hasil belajar

kimia siswa.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai

pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) yang

diintegrasikan dengan media berbasis komputer ini agar lebih

memperhatikan kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran ini sehingga

(17)

41

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI, Rineka Cipta, Jakarta.

Arsyad, A., (2002), Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Brady, James E. (Sukmariah Maun), (1999), Kimia Universitas Azas dan Struktur, Edisi kelima, Jilid dua, Binarupa Aksara, Jakarta.

Duwi, (2011), Nilai-Nilai Tabel: http:// duwiconsultant. blogspot.com/2011/12/ tabel - f.html (diakses 11 november 2012).

Hamalik, (1994), Media Pendidikan (Cetakan ke-7), Penerbit PT Citra Aditya Bakti, Bandung.

Huraim, M., (2011), Pengaruh Pembelajaran Kooperatif TGT Dengan Media Kartu Remi Kimia Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan SPU, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Ibrahim, M., dkk, (2000), Pembelajaran Kooperatif, Penerbit University Press, Surabaya.

Isjoni, (2009), Cooperative Learning, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Lie, A., (2008), Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, Penerbit PT Grasindo, Jakarta.

Oxtoby, David W., dkk, (2001), Kimia Modern Edisi Keempa Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Partana, C.F. dan Wiyarsi, A., (2009), Mari Belajar Kimia 2: Untuk SMA IPA Buku Sekolah Elektronik, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Pratama, Y.A., (2010), Efektifitas Pembelajaran Multimedia Komputer Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pengajaran Sifat Koligatif Larutan, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Sadiman, A., (1990), Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, Rajawali, Jakarta.

(18)

42

Sanjaya, W., (2008), Pembelajaran dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi, Kencana Prenada, Jakarta.

Siregar, M.S., (2010), Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Perubahan Materi Kelas VII SMP Teuku Umar Medan, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta.

Slavin, (2010), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktek, Nusamedia, Bandung.

Sudjana, (2005), Penelitian Hasil Proses Mengajar, PT Rosdakarya, Bandung.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta.

Wena, M., (2008), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, Bumi Aksara, Malang.

Gambar

Tabel 2.1.Langkah-langkah pembelajaran kooperatif
Gambar 2.1.Skema pertandingan atau turnamen TGT

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran peran keluarga dalam perawatan lansia menurut budaya melayu dan

Pemerintah dalam hal ini adalah pihak yang menjadi penengah atau mediator dalam wacana rekonsiliasi antara etnis Minangkabau dan Batak terkait sejarah masa lalu, dan

3. Dengan Perjanjian Exclusive ini maka selain melalui PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA tidak berhak memasarkan Properti tersebut diatas melalui jaringan atau broker

Sarung Helm anti air, sebuah solusi bagi mayoritas orang yang sering merasa tidak nyaman saat bepergian karena masih banyak tempat parkir yang kurang akan kenyamanan

Berdasarkan kajian literatur mengenai sistem pendanaan KPS (Tabel 1), beberapa faktor kunci keberhasilan skema KPS pada pembangunan infrastruktur mencakupi kerjasama dan

bahwa dalam rangka mendukung operasional Pelabuhan Perikanan Birea serta melaksanakan ketentuan Pasal 24 ayat (6) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

Hasil penelitian ini diperoleh bahwa pemberian mikoriza Glomus fasciculatum dengan dosis 25 gram meningkatkan efisiensi serapan Pb pada tanaman euphorbia serta

Human error atau kesalahan manusia kerap sering terjadi pada penyusunan data-data, pencatatan transaksi, pembuatan laporan dan pekerjaan yang masih mengandalkan teknologi manual.