PERANAN PEREMPUAN BATAK TOBA (PARRENGGE-RENGGE)
DALAM MENINGKATKAN TARAF HIDUP KELUARGA
DI PASAR HORAS KOTA PEMATANG SIANTAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH
RAMIKA DEWI SARAGIH NIM. 309122051
PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Ramika Dewi Saragih, NIM 309122051 Peranan Perempuan Batak Toba
(Parrengge-rengge) dalam Meningkatkan Taraf Hidup Keluarga di Pusat
Pasar Horas Kota Pematang Siantar, Skripsi : Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Perempuan Batak Toba (Parrengge-rengge) dalam meningkatkan taraf hidup keluarga, Gambaran tentang kegiatan perdagangan yang dilakukan Perempuan Parrengge-rengge di Pusat Pasar Horas Pemtang Siantar dan hubungan sosial Perempuan Batak Toba (Parrengge-rengge) di Pasar Horas Pematang Siantar.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan cara penelitian field research (penelitian lapangan). Untuk menghimpun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka teknik yang digunakan adalah metode observasi, metode wawancara dan dokumentasi. Data yang telah dihimpun dianalisis sehingga mampu mendeskripsikan fenomena atas rumusan masalah penelitian.
Dari hasil penelitian dilapangan diperoleh data bahwa, yang mendorong Perempuan Batak Toba sebagai Parrengge-rengge adalah karena dorongan ekonomi untuk meningkatkan pendapatan keluarga dan persyaratan kerja disektor informal relatif lebih rendah dan mudah bila dibandingkan dengan bekerja di sektor formal karena pendidikan yang mereka miliki cukup rendah.
Perempuan yang bekerja sebagai Parrengge-rengge di Pasar Horas Pematang Siantar memiliki peran ganda yaitu sebagai Ibu dan Pedagang Kaki Lima yang mana secara garis besar yang mendorong Perempuan Batak Toba tersebut untuk berperan ganda sebagai Parrengge-rengge adalah karena dorongan ekonomi yaitu untuk meningkatkan taraf hidup dan pendapatan keluarga bahkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Perempuan Batak Toba yang berperan sebagai Parrengge-rengge ini tidak selamanya bisa bekerja terus menerus. Adakalanya mereka harus berhenti bekerja untuk sementara waktu. Banyak yang menyebabkan mereka harus berhenti dari pekerjaan mereka “marrengge-rengge” seperti kehabisan modal, usia yang bertambah tua atau beberapa alasan lain yang menyebabkan mereka tidak dapat melanjutkan kegiatan berdagang sebagai Parrengge-rengge di Pasar Horas Pematang Siantar.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang
senantiasa menyertai dan memberikan berkat yang begitu luar biasa sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Peranan Perempuan Batak Toba
(Parrengge-rengge) dalam Meningkatkan Taraf Hidup Keluarga di Pasar Horas
Kota Pematang Siantar”.
Penulis telah banyak menerima bimbingan, bantuan, dan motivasi dari
berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Dr. H. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.
3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Antropologi yang
memberikan semangat kepada mahasiswa/i dalam menyusun skripsi.
4. Ibu Dra. Nurjannah, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang memberikan
bimbingan dan arahan secara khusus kepada penulis dalam pengerjaan skripsi ini.
5. Bapak Bakhrul Khair Amal, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan
penguji I yang memberi masukan dan kritik yang membangun kepada penulis
selama perkuliahan.
6. Bapak Tumpal Simarmata, M.Si selaku dosen penguji II sekaligus sebagai
iii Medan yang mana selalu memberi nasehat dan mengingatkan supaya dapat
menyelesaikan pengerjaan skripsi ini tepat waktu. Semoga Bapak panjang umur.
7. Ibu Rosramadhana Nasution M.Si selaku dosen penguji III yang telah
memberikan masukan kepada penulis dalam perbaikan skripsi dan membantu
penulis dalam beberapa kesulitan dalam pengerjaan skripsi. Terimakasih sudah
menjadi inspirasi penulis.
8. Ibu Murni Eva Marlina Rumapea selaku dosen sekaligus menjadi Kakak yang
begitu loyal membantu dan meminjamkan beberapa buku kepada penulis. Juga
kepada Dosen-dosen Prodi Pendidikan Antropologi, terimakasih atas ilmu yang
boleh penulis dapatkan selama perkuliahan.
9. Ayahanda Ramenson Saragih, terimakasih untuk pengorbanan yang luar biasa
yang diberikan kepada keluarga sebagai sosok figur Ayah pekerja keras dan
tangguh. Terkhusus kepada Ibunda Rasianna Purba tercinta yang sangat luar biasa
menjadi Mamak sekaligus sahabat terdekat penulis yang senantiasa mencurahkan
rasa sayang, didikan materi serta doa yang tak henti-hentinya kepada penulis.
Terimakasih untuk setiap tawa dan tangis di sepanjang percakapan telepon kita
mak. Skripsi ini penulis persembahkan sebagai kado ulangtahun beliau yang
ke-48 di bulan Oktober.
10.Kepada Randy Onexigen Saragih, A.md yang mana dengan sabar memberi arahan
dan nasehat kepada penulis, terimakasih telah menjadi Abang yang baik bagi
iv yang akan datang. Dan kepada Raayu Tria Saragih terimakasih untuk adik kecil
penulis yang masih berjuang di bangku sekolah, semoga kelak bisa mengikuti
jejak abang dan kakaknya.
11.Teman seperjuangan, Sanina Devi Windu Saragih yang telah bersama-sama
dengan penulis menimba ilmu selama perkuliahan sampai mencapai gelar
kesarjanaan. Sanina besar Nurul Kumala Saragih yang selalu memberi semangat
dari awal pengerjaan skripsi.
12.Partner terbaik selama penelitian di Kota Pematang Siantar, Alex Bernando
Panjaitan dan Aldrin Yudhistira dan kepada Malthus Rodinasa Lumbangaol,
Mamopar Manalu, Damu Roy Sahnan, Lamhot Turnip, Martha Sihombing,
Rahyu Swisty Sipayung, Yolanda Rafella Tarigan, Zulfina Hidayati, Linda
Bangun, Gunawan Manalu, Fretdy Manurung, Mbak Sri, Afriani Simanjuntak,
Maria Pasaribu, Dewi Sartika, tetap semangat!
13.Teman-teman seangkatan stambuk 2009 yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
terimakasih untuk kebersamaan dan kekompakan yang terbina baik selama kurun
waktu 4 tahun ini, semoga kita semua sukses.
14.Kerabat yang walaupun terpisahkan jarak tetapi memberi dukungan, semangat
dan motivasi kepada penulis selama perkuliahan, penelitian sampai pengerjaan
skripsi selesai, terimakasih kepada Marsten L. Tarigan, Evi Lie Sia Gultom dan
v 15.Para Informan Inang Parrengge-rengge di Pasar Horas Kota Pematang Siantar
yang begitu baik dan bersahabat membantu penulis dalam penelitian.
16.Kepala Dinas Pasar Kota Pematang Siantar dan staf yang membantu penulis
selama penelitian berlangsung.
17.Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Pematang Siantar dan staf
yang memberi kemudahan bagi penulis dalam pengurusan izin penelitian di Pasar
Horas Kota Pematang Siantar.
18.Kepala Badan Pusat Statistik Kota Pematang Siantar yang membantu penulis
memperoleh data-data yang diperlukan selama penelitian.
19.Abang-abang, Kakak-kakak, Teman-teman kost Perjuangan 177, terimakasih
saling mendukung dan menjadi tetangga-tetangga yang baik.
20.Yogie Hardyasi Greensfan Nainggolan, terimakasih telah menjadi semangat,
pengharapan dan cita-cita yang baru. Tetap optimis untuk mewujudkan mimpi
vi Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk skripsi ini
karena masih banyak kekurangan, baik dalam penulisan maupun pencetakan. Semoga
skripsi ini dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan bagi yang membacanya.
Medan, Juli 2013
Ramika Dewi Saragih
“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB – I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 4
1.3 Perumusan Masalah ... 4
1.4 Tujuan Penelitian ... 5
1.5 Manfaat Penelitian ... 5
BAB – II KAJIAN PUSTAKA ... 6
2.1. Penelitian yang relevan ... 6
2.1.1. Eksistensi Parrengge-rengge di Kota Pematang Siantar ... 6
2.2. Kerangka Konseptual ... 9
2.2.1. Pengertian Peranan ... 9
2.2.2. Pengertian Perempuan ... 11
2.2.3. Parrengge-rengge (Pedagang Kaki Lima) ... 13
2.2.4. Hubungan Sosial Parrengge-rengge (Pedagang Kaki Lima) di Pasar Tradisional ... 16
2.2.5. Pengertian Umum Kehidupan Sosial Ekonomi ... 18
2.2.6. Daya Tarik Perempuan Batak Toba terhadap Pasar Tradisional ... 19
2.3. Landasan Teori ... 21
2.3.1. Feminis Sosialis ... 21
2.3.2. Teori Strategi Survival ... 22
2.3.3. Teori Kemiskinan ... 22
BAB – III METODOLOGI PENELITIAN ... 26
3.1. Jenis Penelitian ... 26
3.2. Lokasi Penelitian ... 26
3.3. Subjek dan Objek Penelitian ... 27
3.3.1. Subjek Penelitian ... 27
3.3.2. Objek Penelitian ... 27
3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 28
3.4.1. Observasi ... 28
3.4.2. Wawancara ... 28
3.4.3. Dokumentasi ... 29
3.5. Teknik Analisa Data ... 29
BAB – IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 31
4.1.1. Keadaan Penduduk ... 32
4.1.2. Kehidupan Sosial Ekonomi ... 33
4.1.3. Sejarah Pasar Horas Pematang Siantar ... 34
4.2.1. Sarana dan Prasarana... 40
4.2.2. Waktu Berjualan/Jam Kerja ... 34
4.3. Latar Belakang Perempuan Batak Toba sebagai Parrengge-rengge ... 41
4.4. Profil Kehidupan Parrengge-rengge dalam meningkatkan Taraf Hidup Keluarga ... 45
4.5. Hubungan Parrengge-rengge yang berdagang di Pasar Horas Pematang Siantar terhadap Suami dan Anak-anak mereka ... 56
BAB – V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62
5.1. Kesimpulan. ... 62
5.2. Saran ... 63
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.Informan I Ibu Idayati br. Pasaribu ... 47
Gambar 2.Informan II Ibu Lasma br Siregar ... 48
Gambar 3.Informan III Ibu Martina Haloho ... 49
Gambar 4.Informan IV Oppung Sembiring ... 50
Gambar 5.Informan V Ibu Rapma Gultom ... 51
Gambar 6.Aktivitas Pasar Horas Pematang Siantar ... 68
Gambar 7.Berbagai jenis barang dagangan Parrengge-rengge. ... 68
Gambar 8.Mewawancarai Informan ... 69
Gambar 9.Parrengge-rengge Senior ... 69
Gambar 10.Parrengge-rengge melayani konsumen ... 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada umumnya yang bertanggungjawab dalam pemenuhan kebutuhan
keluarga adalah laki-laki atau suami, hal ini disebabkan oleh suami merupakan
kepala rumah tangga, sedangkan perempuan bertanggungjawab dalam pekerjaan
rumah dan mengurus anak-anak. Sejalan dengan semakin kompleksnya
bidang-bidang kehidupan masyarakat dan semakin beratnya beban ekonomi keluarga,
peran perempuan dalam masyarakat dan keluarga semakin diperlukan. Hal ini
juga berlaku pada masyarakat Batak Toba yang mana para perempuan juga
mengambil bagian dalam pemenuhan kebutuhan keluarga. Sehingga menjadikan
mereka memiliki peran ganda yaitu sebagai Ibu yang bekerja diluar rumah
sekaligus Ibu yang harus melaksanakan tugas rumah tangga.
Adapun faktor yang mendorong perempuan Batak Toba memilih
berdagang sebagai pekerjaan adalah dorongan ekonomi untuk meningkatkan
pendapatan keluarga dan persyaratan kerja di sektor informal relative lebih rendah
dan mudah bila dibandingkan dengan bekerja di sektor formal karena pendidikan
yang mereka miliki cukup rendah. Mereka umumnya berjualan di Pasar-pasar
tradisional. Pada masyarakat Batak Toba, pedagang perempuan yang berdagang di
pasar tradisional semacam ini disebut Parrengge-rengge. Keterlibatan kaum
perempuan dalam sektor perdagangan tradisional umumnya lebih terlihat jika
2
Relatif banyaknya kaum perempuan yang terlibat dalam jaringan pasar tradisional, selain disebabkan pekerjaan berdagang adalah bentuk lain dari Institusionalisasi barter antara rumah tangga yang merupakan subkultur wanita, umumnya juga disebabkan karena alasan bahwa dunia perdagangansesungguhnya memang menberikan peluang kerja yang cocokbagi kaum perempuan untuk memperoleh pendapatan yang teratur. Ditambah lagi cara kerja yang membutuhkan tingkat kesabaran yang tinggi,kemampuan berbicara dan keberanian dalam tawar menawar, semuanya itu adalah prasyarat untuk disebut sebagai pedagang pasar ulung yang sebenarnya kekuatan kaum wanita (Wignjosoebroto 1993 : 33)
Konsep pasar secara harafiah di dalam bahasa Batak Toba disebut Onan.
Onan sebagai satu institusi ekonomi, juga merupakan institusi sosial yang
menghubungkan antar huta. Secara sederhana, pasar merupakan tempat
bertemunya para penjual dan pembeli. Dalam aktivitas pasar dapat dilihat hampir
semua fenomena ekonomi seperti pasar yang berkaitan dengan lokasi, waktu,
institusi dan proses didalamnya. Selain itu, terdapat aktor pasar seperti pedagang,
pembeli, produsen, konsumen, pekerja, pengusaha.
Gambaran onan di dalam kehidupan masyarakat Batak Toba tidak lepas
hubungannya dengan lingkungan ekonomi pertaniannya. Clifford Geertz (dalam
Siahaan 1987 : 81) analisanya tentang kehidupan petani di Indonesia,
menguraikan konsep tipe ekonomi pasar mirip dengan Onan di dalam kehidupan
Batak. Dan tipe ekonomi diatas disebut tipe ekonomi Parrengge-rengge. Secara
harafiah, Parrengge-rengge adalah pedagang kecil di emperan toko atau didalam
pasar yang menggelarkan barang dagangannya berupa : bahan makanan pokok,
hasil-hasil pertanian dan barang-barang kecil yang mudah diangkut dan disimpan.
Dalam konteks budaya Batak Toba Parrengge-rengge secara asli merupakan
3
dagangan yang bercorak agraris. Adapun falsafah khusus pada budaya Batak Toba
diberikan bagi para Parrengge-rengge yaitu Tobok-tobok Samosir.
Prinsip Hamoraon adalah prinsip yang berkaitan dengan semangat gigih
masyarakat Batak Toba untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya
sehingga akan mendapat Hasangapon di masyarakat. Selanjutnya Irianto (2003
:139) mengemukakan bahwa “nilai utama dalam hidup yang menyangkut
Hamoraon dan Hasangapon selalu dikaitkan dengan anak, khususnya keberhasilan
anak dalam bidang pendidikan.” Begitu juga harapan terbesar para Perempuan
Batak yang merasa perlu mengambil bagian untuk bekerja di Pasar dengan gigih
sebagai Parrengge-rengge agar perekonomian keluarga tercukupi untuk
kesejahteraan keluarga serta pendidikan anak karena keberhasilan anak dalam
bidang pendidikan merupakan kebahagiaan keluarga.
Demikian halnya perempuan Batak Toba dalam membantu ekonomi
keluarga. Ibu rumah tangga yang bekerja sebagai Parrengge-rengge mempunyai
peran ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga dalam keluarga dan pedagang diluar
rumah. Perempuan Batak Toba (Parrengge-rengge) memilih menjadi pedagang
karena hanya pekerjaan itulah yang ada di Pasar Horas Pematang Siantar yang
tidak membutuhkan modal yang terlalu besar namun mereka tetap menjalankan
perannya sebagai Ibu yang melindungi keluarganya.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Peranan Perempuan Batak Toba (Parrengge-rengge)
dalam meningkatkan taraf hidup keluarga di Pasar Horas Kotamadya
4
1.2. Identifikasi Masalah
1. Faktor-faktor yang melatarbelakangi Perempuan Batak Toba menjadi
Parrengge-rengge
2. Peran Perempuan Batak Toba (Parrengge-rengge) dalam meningkatkan
taraf hidup keluarga
3. Hubungan Sosial Perempuan Batak Toba yang berdagang sebagai
Parrengge-rengge di Pusat Pasar Horas
4. Falsafah khusus yang diberikan pada perempuan Batak Toba yang
berprofesi sebagai Parrengge-rengge
1.3. Perumusan Masalah
1. Apakah latar belakang Perempuan Batak Toba menjadi Parrengge-rengge
di Pasar Horas Pematang Siantar?
2. Bagaimana peran Perempuan Batak Toba (Parrengge-rengge) dalam
meningkatkan taraf hidup keluarga?
3. Bagaimana kegiatan perdagangan yang dilakukan perempuan
Parrengge-rengge di Pusat Pasar Horas ?
4. Bagaimana hubungan sosial Perempuan Batak Toba (Parrengge-rengge)
5
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui latar belakang perempuan Batak Toba menjadi
Parrengge-rengge di Pasar Horas Pematang Siantar.
2. Untuk mengetahui peran perempuan Batak Toba (Parrengge-rengge)
dalam meningkatkan taraf hidup keluarga.
3. Untuk mengetahui gambaran tentang kegiatan perdagangan yang
dilakukan perempuan Parrengge-rengge di Pusat Pasar Horas.
4. Untuk mengetahui hubungan sosial Perempuan Batak Toba
(Parrengge-rengge) di Pasar Horas Pematang Siantar.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberi manfaat sebagai
berikut :
1. Dapat menambah wawasan peneliti tentang Perempuan Batak Toba dan
kehidupannya sebagai Parrengge-rengge di Pasar Horas.
2. Memberikan pengetahuan tentang kaum perempuan mengenai peranan
perempuan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi.
3. Memberikan gambaran tentang kegiatan perdagangan yang dilakukan
perempuan Parrengge-rengge di Pusat Pasar Horas.
4. Mengetahui keberadaan Parrengge-rengge dilingkungan Kotamadya
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Bahwa Parrengge-rengge dalam penelitian ini berada dalam
perjuangan bagaimana memenuhi kebutuhan keluarga dengan tekanan
kepada kebutuhan akan pembinaan dan pengasuhan anak.
2. Dari profil Parrengge-rengge yang berjualan di Pasar Horas Pematang
Siantar dapat disimpulkan bahwa Perempuan-perempuan ini memiliki
banyak anak dan umumnya pendapatan suami yang kurang mencukupi
sehingga Perempuan Batak Toba ini harus ikut serta membantu suami
mencari nafkah bahkan ada yang menjadi tulang punggung keluarga.
3. Faktor yang menyebabkan para Perempuan batak Toba menjadi
Parrengge-rengge di Pasar Horas Pematang Siantar antara lain :
• Rendahnya pendidikan mereka
• Pekerjaan menjadi Parrengge-rengge tidak perlu memerlukan
modal yang sangat besar
• Bekerja sebagai Parrengge-rengge hanya setengah hari saja
sehingga perempuan ini memiliki banyak waktu terhadap
anak-anak dan suaminya
4. Bekerja tidak membuat hubungan Perempuan Batak Toba sebagai
Parrengge-rengge dengan suami dan anak-anak mereka menjadi
63
5.2 Saran
1. Kepada Parrengge-rengge agar dapat diusahakan upaya-upaya apa yang
dapat dilakukan dalam meningkatkan kegiatan sebagai Parrengge-rengge
dengan dampak meningkatnya pendapatan.
2. Kepada instansi-instansi yang berkepentingan agar dapat memberi
kemudahan-kemudahan dan bimbingan kepada Parrengge-rengge dalam
mengupayakan kegiatan mereka lebih meningkat.
3. Disarankan kepada instansi-instansi non-pemerintah yang bergerak dalam
kegiatan pengembangan masyarakat agar memperhatikan berbagai aspek
dalam kehidupan manusia khususnya disarankan aspek spiritual mental
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta. Rineka Cipta
Budiman, Arief. 1982. Pembagian Kerja Secara Seksual. Jakarta. PT Gramedia
BPS, 2012. Pematang Siantar dalam Angka Tahun 2012. Kota Pematang Siantar
Harahap, Basyral Hamidy. 1987. Orientasi Nilai-nilai Budaya Batak. Jakarta. Sanggar Willem Iskandar.
Ihromi, TO, 2006. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.
Irianto, Sulistyowati. 2005. Perempuan Diantara Berbagai Pilihan Hukum. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.
Koenjtaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta. Rineka Cipta.
_____________. 1982. Masalah-maslah Pembangunan. Jakarta. LP3S
_____________. 2004. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.
Manning, Chris, dkk. 1985. Urbanisasi, Pengangguran dan Sektor Informal di Kota. Jakarta. PT Gramedia.
McCarthry, Kathleen D. 2008. Perempuan, Filantropi dan Civil Society. Depok. Piramedia.
Moore, Henrietta L. 1998. Feminisme dan Antropologi. Jakarta. Penerbit Obor.
Ollenburger, Jane C. 2002. Sosiologi Wanita. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta.
Putnam Tong, Rosemarie.2010. Feminist Thought. Yogyakarta. Penerbit Jalasutra.
Ritzer, George. 2005. Teori Sosiologi Modern. Jakarta. Penerbit Prenada Media.
Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2009. Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.
Sitanggang, Radesman. 1989. Parrengge-rengge Suatu Deskripsi. Pematang Siantar. Penerbit STT HKBP Nommensen.
Vergouwen, JC. 1986. Masyarakat dan Hukum Adat Batak Toba. Jakarta. Pustaka Azet.
Vuuren, Nancy Van. 1991. Wanita dan Karier. Yogyakarta. Penerbit Kanisius.
Wignjosoebroto, Soetandyo, dkk. 1993. Wanita dan Pasar Tradisional. Surabaya. Pussekom Paramawidya.