• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD PROSPECTIVE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD PROSPECTIVE"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS

PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD

PROSPECTIVE AND EQUITY ANALYSIS

KELOMPOK 9

AGA ADIGUNA ZACHMAN

0134141061

CALVIN LIM

0134141055

CHYNTIA OCTAVIA DHARMA

0134141012

(2)

1

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN... 2

Data-Data Terkait Analisis Prospektif Perusahaan ... 2

Kinerja Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera ... 4

DASAR ANALISIS PROSPEKTIF... 5

Earning Persistence dan Earning Power ... 6

BAGIAN II : ANALISIS PROSPEKTIF ... 7

Projected Income Statement PT Tiga Pilar Sejahtera ... 7

Projected Balance Sheet PT Tiga Pilar Sejahtera ... 8

Projected Statement of Cash Flow PT Tiga Pilar Sejahtera ... 9

BAB III : ANALISIS EKUITAS ... 11

Recasting dan Adjusting Laporan Laba Rugi Perusahaan ... 11

Analisa Hasil Earning Persistence dan Earning Power ... 12

Analisis Market Performance Measures ... 13

KESIMPULAN ... 15

DAFTAR PUSTAKA : ... 16

(3)

2

BAB I : PENDAHULUAN

Data-Data Terkait Analisis Prospektif Perusahaan

Dari sisi makroekonomi di Indonesia, ada beberapa data terkait dengan kinerja PT Tiga Pilar Sejahtera untuk tahun 2016 :

a. Sektor makanan dan minuman diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan.

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari kemenperin.go.id, diperoleh data bahwa selama tahun 2016, industri makanan dan minuman akan diproyeksikan mengalami pertumbuhan sebesar 7.4 – 7.8%, hal ini diperoleh berdasarkan data yang diunkapkan oleh Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan, Abdul Rochim. Pemerintah cukup optimis atas peningkanan ini karena menilik kembali pertumbuhan pada triwulan III tahun 2015 cukup tinggi, yaitu pada triwulan III tahun 2015, industri makanan dan minuman tumbuh sebesar 6.95% dan berkontribusi sebesar 4.73% terhadap PDB.

Proyeksi tersebut memiliki bukti nyata dimana terlihat pada kuartal I tahun 2016, industri makanan dan minuman di indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 7.55%. Pertumbuhan ini dikatakan tidak terlalu signifikan namun akan cukup stabil jika melihat pada periode sama pada tahun 2015, industri makanan dan minuman juga mengalami pertumbuhan serupa yaitu sebesar 7.54%. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh realisasi investasi yagn terjadi pada kuartal I tahun 2016 sebesar Rp8.9 triliun untuk penanaman modal dalam negeri dan 486.86 juta dolar AS untuk penanaman modal asing.

b. Indonesia tidak melakukan impor beras selama 2016

Secara umum, industri makanan dan minuman (mamin) memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih stabil dibandingkan dengan industri lainnya karena industri mamin merupakan salah satu kebutuhan pokok. Namun, pertumbuhan pada sektor pertanian seperti beras selama ini memiliki tingkat fluktuasi yang cukup besar selama beberapa tahun terakhir. Tingginya konsumsi masyarakat akan beras menyebabkan permintaan beras tinggi dan harus segera dipenuhi. Akibatnya pada tahun 2015, pemerintah sempat melakukan impor 1 juta ton beras untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri.

Namun, pada tahun 2016, peningkatan produksi beras dalam negeri yang cukup tinggi dapat memenuhi kebutuhan beras dalam negeri. Tercatat selama 2016 pemerintah tidak melakukan impor beras dikarenakan terdapat surplus dari produksi dalam negeri. Meskipun dari sisi lain, terdapat data BPS yang menyatakan bahwa terdapat nilai impor beras hingga mencapai US$ 480.33 juta pada Januari hingga Oktober 2016, namun nilai tersebut diakibatkan karena kebijakan impor beras tahun lalu yang baru diterima di tahun 2016.

Dari sisi PT Tiga Pilar Sejahtera, ada beberapa kegiatan pengembangan bisnis perusahaan, yaitu: a. Pengembangan Perusahaan melalui pabrik baru

(4)

3 240.000 ton beras per tahun, dimana kapasitas tersebut dua kali lipat lebih besar dari dua pabrik sebelumnya. Direktur Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera mengatakan bahwa dengan dibangunnya pabrik ini, maka PT Tiga Pilar Sejahtera dapat memproduksi 480.000 ton beras per tahun.

b. Penandatanganan perjanjian produksi dan distribusi merk „Capri Sun‟

Pada bulan Oktober 2015, PT Tiga Pilar Sejahtera melalui salah satu entitas anak, PT Poly Meditra Indonesia telah menandatangani Exclusive Appointment dengan Capri Sun A.G yang akan dilanjutkan dengan pendirian pabrik sebelum dapat beroperasi secara komersial yaitu pada tahun 2017. Dengan adanya penandatanganan perjanjian ini, maka PT Tiga Pilar Sejatera dapat melakukan produksi dan mendistribusikan produk Capri Sun di Indonesia dan negara-negara lain di Asia.

c. Peluncuran produk baru „Mie Kremezz Wave

Selain melakukan ekspansi pada kapital perusahaan dan perjanjian kerja sama, PT Tiga Pilar Sejahtera juga melakukan peluncuran produk baru Mie Kremezz Wave. Peluncuran produk ini dilakukan pada tanggal 26 Juli 2016 yang diikuti dengan kegiatan National Sales Blitz. Peluncuran produk baru ini diharapkan dapat memperkuat posisi produk di pasar setelah PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki Brand Mie Kremezz yang cukup kuat di pasar. Hal ini didasarkan karena Brand Mie Kremezz telah memperoleh beberapa penghargaan seperti Top Brand for Kids Award pada 2015 dan 2016 dari Majalah Marketing dan Frontier Consulting Group

Perkembangan perusahaan kompetitor juga akan memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi perkembangan PT Tiga Pilar Sejahtera di kedepannya. Berikut adalah informasi terkait perkembangan kompetitor dari PT Tiga Pilar Sejahtera, yaitu PT Indofood Sukses Makmur: a. Pembangunan pabrik baru

PT Indofood Sukses Makmur berencana membangun 3-4 pabrik baru pada tahun 2016. Berdasarkan rilis dari PT NH Korindo Securities, keempat pabrik tersebut akan fokus memproduksi mi instan (noodle). Tapi tidak tertutup kemungkinan dipergunakan juga untuk lini bisnis Indofood yang lain. Untuk satu pabrik yang berlokasi di Cirebon, Jawa Barat, dibutuhkan investasi sekitar Rp 400 miliar, sehingga diperkirakan dibutuhkan investasi minimal Rp 1.6 triliun untuk pembangunan keempat pabrik tersebut. Dalam pendanaannya, pembangunan pabrik akan menggunakan kas internal.

b. Peluncuran beberapa produk baru

(5)

4 Produk Minuman Ringan : Fruitamin Cocobit Splash Lychee

Kinerja Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera

Total Aset PT Tiga Pilar Sejahtera periode hingga September 2016 mengalami penurunan. Tercatat bahwa sejak Desember 2015 hingga

September 2016, total aset dari PT Tiga Pilar Sejahtera mengalami penurunan sebesar 4.85% atau sebesar 439 miliar.

Penurunan pada total aset PT Tiga Pilar Sejahtera disebabkan karena menurunnya total aset tidak lancar perusahaan. Tercatat, aset tidak lancar dari PT Tiga Pilar Sejahtera mengalami penurunan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 20.48% atau 942 miliar dari tahun 2015. Beberapa komponen yang menyebabkan penurunan aset tidak lancar yaitu penurunan other non-current financial assets sebesar 97% dan deferred tax assets sebesar 57.61%. Penurunan lainnya yang signifikan terdapat pada komponen plantations dan deferred landrights cost.

Tercatat bahwa kedua komponen tersebut mengalami

penurunan di bulan Mei 2016 dimana PT Tiga Pilar Sejahtera memutuskan untuk melakukan divestasi atas anak perusahaan perkebunan sawit PT Golden Plantation Tbk. dengan transaksi divestasi sebesar Rp521.43 miliar.

Dari sisi aset lancar, terdapat peningkatan tipis dari PT Tiga Pilar Sejahtera, yaitu sebesar 11.25% atau 502 miliar. Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan pada beberapa komponen aset lancar seperti third party trade receivables sebesar 12.57% dan inventories

sebesar 20.86%

Total Liabilities menurun

Berbeda dengan kondisi keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera selama 5 tahun terakhir dimana total hutang PT Tiga Pilar Sejahtera biasanya akan meningkat 30-40% setiap tahunnya, pada periode 30 September 2016, terdapat penurunan tipis pada total utang perusahaan, yaitu penurunan sebesar Rp 427 miliar atau sebesar 8.39% dibanding total utang per desember 2015. Penurunan ini sebagian besar didominasi pada penurunan utang jangka pendek perusahaan yang mengalami penurunan sebesar 17.41% atau sebesar Rp 429 miliar. Sedangkan pada hutang jangka panjang, jumlah hutang masih konstan

(6)

-5 dengan periode sebelumnya dimana jumlah hutang jangka panjang perusahaan hanya mengalami peningkatan sebesar 2.19% atau sebesar Rp 51 miliar.

Penurunan yang besar pada hutang jangka pendek perusahaan disebabkan karena penurunan yang signifikan pada beberapa komponennya seperti trade payables sebesar 50%, accrued expenses sebesar 38%, employee benefit liabilities sebesar 44%, bank loans sebesar 70% dan

other current financial liabilities sebesar 96%.

DASAR ANALISIS PROSPEKTIF

Berdasarkan trend, data makroekonomi, mikroekonomi, data perkembangan perusahaan dan data perkembangan kompetitor, ada beberapa komponen yang terpengaruh dari data-data tersebut, yaitu:

a. Pertumbuhan sales dari PT Tiga Pilar Sejahtera

Berdasarkan data makroekonomi, diperoleh data bahwa prospek industri di sektor makanan dan minuman memiliki prospek yang cukup baik. Pertumbuhan industri pada sektor mamin akan mempengaruhi tingkat sales dari PT Tiga Pilar Sejahtera. Terlihat bahwa pertumbuhan pada industri makanan dan minuman pada kuartal I 2016 sama seperti pada kuartal 1 2015. Hal ini memberikan gambaran bahwa diperkirakan PT Tiga Pilar Sejahtera akan mengalami tingkat pertumbuhan sales pada tahun 2016 yang serupa dengan pertumbuhan pada 2015.

Dari sisi internal perusahaan, kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan akan memberikan efek yang signifikan ke kinerja keuangan perusahaan. Diketahui selama

tahun 2016, PT Tiga Pilar Sejahtera melakukan peluncuran atas produk baru yaitu „Mie

Kremezz Wave‟. Dengan adanya peluncuran produk baru tersebut, diperkirakan akan

terjadi peningkatan pada jumlah sales perusahaan. Selain peluncuran produk baru, penandatangan perjanjian kerja sama dengan perusahaan minuman „Capri Sun‟ juga akan mempengaruhi meningkatnya sales perusahaan.

Namun dari banyaknya faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan pada sales, banyaknya produk baru yang diluncurkan oleh kompetitor dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan sales perusahaan dikarenakan banyaknya jumlah produk baru yang diluncurkan oleh kompetitor.

b. Penurunan cost of goods sold disertai peningkatan profit margin

Dibangunnya pabrik beras perusahaan dari satu sisi dapat meningkatkan penjualan perusaahaan dari 240.000 ton menjadi 480.000 ton. Dengan dibangunnya pabrik beras ini, perusahaan dapat meningkatkan sales sekaligus menurunkan cost of goods sold

perusahaan karena perusahaan memproduksi sendiri beras yang dijual. Penurunan pada

cost of goods sold dapat menyebabkan peningkatan pada profit margin perusahaan. c. Total aset perusahaan akan mengalami penurunan

(7)

6 perusahaan di tahun 2016. Perusahaan juga tentunya akan melakukan investasi dan pengembangan secara terus menerus terhadap aset perusahaan, sehingga aset perusahaan akan meningkat. Dari kedua hal tersebut, diperkirakan total aset perusahaan pada 2016 akan mengalami penurunan.

d. Utang perusahaan mengalami penurunan

Divestasi atas entitas anak yang dilakukan oleh perusahaan akan menurun jumlah utang perusahaan. Hal ini disebabkan karena selama ini, entitas anak perusahaan memerlukan investasi yang sangat besar yang memakan sekitar 20% dari utang perusahaan namun dengan imbal balik yang sedikit. Dengan pelepasan atas entitas tersebut, maka diperkirakan jumlah utang dari PT Tiga Pilar Sejahtera tahun 2016 akan mengalami penurunan sekitar 10-15% dan mengalami penurunan penuh di tahun 2017.

Earning Persistence dan Earning Power

Earning persistence merupakan salah satu cara efektif untuk menganalisa equity dan valuasi. Dalam proses penghitungan earnings persistence ada 2 metode yang dapat digunakan yaitu;

Recasting of income statement dan adjusting of income statement. Recasting of income statement

adalah metode dimana semua komponen income akan diatur ulang dan diklasifikasikan atau diformat agar dapat lebih mudah dianalisa. Adjusting of income earning adalah metode yang digunakan untuk menempatkan komponen earning pada periode yang paling cocok atau paling sesuai, disaranakan untuk menggunakan data yang didapat dari recast income statements dan informasi lain yang didapat, Kedua metode ini juga dapat membantu menentukan earning power.

Earning power adalah tingkat pendapatan yang akan diprediksikan akan dicapai di masa yang akan datang, analis. Penghitungan earning power akan memperlihatkan pendapatan dan semua komponen pendapatan, kestabilitas pendapatan dan para komponen, dan juga sustainable trends

(8)

7

BAGIAN II : ANALISIS PROSPEKTIF

Projected Income Statement PT Tiga Pilar Sejahtera

Dengan basis data-data makroekonomi, mikroekonomi, data perkembangan perusahaan, perkembangan kompetitor dan juga data historikal, data diatas adalah hasil proyeksi laporan laba rugi pada tahun 2016. Terlihat bahwa tahun 2016 terjadi peningkatan pada sales perusahaan sebesar 17%. Peningkatan ini didukung dengan penurunan pada cost of goods sold perusahaan yang memiliki pabrik baru untuk melakukan kegiatan produksi sehingga cost of goods sold atas barangnya dapat ditekan seminimal mungkin. Hal ini menyebabkan peningkatan pada profit margin perusahaan yang meningkat hingga 38%. Peningkatan ini dibuat berdasarkan asumsi bahwa pabrik beras dan minuman telah selesai didirikan dan memiliki full capacity production.

(9)
(10)

9 Dengan basis data-data makroekonomi, mikroekonomi, data perkembangan perusahaan, perkembangan kompetitor dan juga data historikal, data diatas adalah hasil proyeksi laporan posisi keuangan pada tahun 2016. Dari data diatas dapat terlihat bahwa terjadi penurunan pada total aset perusahaan sebesar 7.06%. Penurunan pada total aset perusahaan disebabkan karena penurunan pada current asset sebesar 3.08% dan penurunan pada non-current asset sebesar 10.93%. Penurunan yang cukup signifikan pada non-current asset ini didapatkan berdasarkan asumsi dari hasil pelepasan entitas anak oleh perusahaan pada mei 2016 yang menyebabkan penurunan yang signifikan pada non-current asset perusahaan.

Hasil divestasi tersebut juga akan berpengaruh pada penurunan liabilities perusahaan karena anak perusahaan tersebut menyebabkan timbulnya banyak debt pada perusahaan. Dengan divestasi tersebut, diproyeksikan terjadi penurunan yang sangat signifikan pada long-term debt

perusahaan yang dapat menurun hingga 90%. Komponen short-term debt tidak terpengaruh secara signifikan karena debt tersebut digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Bukan untuk kegiatan investasi. Dari hasil analisa tersebut, diproyeksikan total liabilitas perusahaan akan mengalami penurunan sebesar 23% dengan penurunan pada non-current liabilities sebesar 50.67%.

(11)
(12)

11

BAB III : ANALISIS EKUITAS

(13)

12 Analisa Hasil Earning Persistence dan Earning Power

Recasting yang bisa dilakukan dalam Laporan laba rugi PT Tiga Pilar Sejahtera adalah dengan cara melakukan klasifikasi kembali terhadap Reccuring dan non reccuring revenue serta expense

yang dimiliki oleh AISA. Melalui cara ini , kita dapat melihat seberapa pengaruh non reccuring revenue maupun expense terhadap laba perusahaan.

Setelah melakukan Recasting serta Adjusting terhadap unsur-unsur laporan laba rugi perusahaan Tiga Pilar Sejahtera kita bisa melihat bagaimana Earning Persistence yang dimiliki oleh perusahaan Tersebut. Selama 5 tahun belakang ini memang kita tidak melihat bahwa dari PT TPS ini memiliki Revenue yang cukup besar dari bagian non reccuring revenue. Nilai Non Reccuring Revenue yang dimiliki oleh PT TPS sangat kecil dan sedikit jika dibandingkan dengan pendapatan utama mereka.

Laba yang dimiliki oleh PT TPS ini pun terus meningkat, meskipun kita telah mengeluarkan unsur unsur yang unusual dari laporan laba rugi TPS. Hal ini menunjukkan kualitas laba dimasa mendatang pun tercermin dari 5 tahun terakhir ini. Hal ini juga menunjukkan bahwa Unusal gains atau loss yang didapati oleh PT TPS tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap

Income Statement mereka. kondisi ini juga mengindikasikan tidak ada risiko distorsi informasi yang diberikan dari laporan keuangan TPS, karena tidak ada tanda mereka memanfaatkan pos

non reccuring items untuk meningkatkan persistensi hasil laporan laba rugi mereka.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas informasi laba yang dimiliki oleh PT Tiga Pilar Sejahtera ini sangat baik, dan tren yang ditunjukkan dalam 5 tahun terakhir bisa menjadi sumber yang baik juga sebagai dasar valuasi perusahaan atau pun penilaian lainnya

Jika earning persistence melihat kualitas informasi dari laporan yang ada, earning power adalah salah satu instrument utama juga dalam menilai perusahaan , menilai kemampuan perusahaan dalam mencapai laba ditahun tahun mendatang, earning power juga bisa menjadi dasar dalam melakukan valuasi terhadap perusahaan. Valuasi yang berguna sebagai dasar investasi atau memberikan pinjaman dan sebagainya.

Jika melihat dari laba perusahaan, tren yang meningkat yang merupakan salah satu cerminan

(14)

13 Analisis Market Performance Measures

2016 2015 2014 2013 2012 2011

Book Value 3,616,614 3,609,363 3,234,143 2,006,882 1,683,314 1,547,786 Share

Dalam menganalisa permodalan dari suatu perusahaan, selain melihat kualitas laporan laba dan juga profitabilitas perusahaan, bisa juga dengan melakukan analisa terhadap performa perusahaan di mata pasar. Instrumen yang digunakan dalam melakukan analisa performa ini adalah P/B Ratio dan P/E Ratio.

P/B Ratio atau Price to Book Ratio adalah rasio yang melihat harga pasar yang hubungannya dengan nilai buku modal perusahaan tersebut. Kebanyakan Investor akan menganggap perusahaan itu baik jika memiliki P/B Ratio dibawah 1 atau saat Undervalued.

Jika kita melihat P/B Ratio yang dimiliki oleh AISA, maka seringkali P/B Ratio nya menunjukkan rasio di atas 1, namun masih dikisaran 1 lebih, sehingga masih berada diangka yang wajar. Hal ini menunjukkan juga bahwa harga saham yang dimiliki AISA ini Overvalued .

Namun Overvalued juga mengindikasikan hal positif, dimana AISA memiliki nilai yang tinggi

dimata Investor, secara “brand” AISA dianggap baik, dan tentunya diekspektasi untuk

mempunyai performa yang baik juga , bahkan peningkatan harga saham di satu tahun terakhir cukup signifikan. AISA diharapkan memiliki prospek yang baik, namun sejauh ini belum menunjukkan kinerja yang baik tersebut. Namun dengan predikat “Overvalued” ini akan membuat Investor untuk berpikir 2x dalam membeli saham AISA karena kondisinya pun

410379 373750 377903 347635 253664 149951

(15)

14

PE Ratio 15.3 8.91 16.65 13.09 13.15 9.27

P / E Ratio

Selain P / B Ratio, instrumen lainnya yang bisa menggambarkan performa dari suatu perusahaan. P/E Ratio ini menggunakan dasar dari laba yang dihasilkan oleh perusahaan, lalu dibandingkan dengan jumlah saham serta harga saham yang beredar di pasaran. Pada intinya P/E Ratio

menunjukkan ekspektasi yang diharapkan oleh investor terhadap uang yang telah mereka investasikan.

Secara keseluruhan rasio yang dimiliki oleh Tiga Pilar Sejahtera cukup fluktuatif, namun bisa dibilang bahwa P/E Ratio yang dimiliki oleh TPS berada di angka yang baik karena selalu undervalue jika dibandingkan dengan P/E Ratio yang dimiliki oleh Industry meskipun secara P/B Ratio tidak Undervalued, namun jika dibandingkan dengan Industri, secara keseluruhan performa AISA terbilang baik, dan memiliki prospek dan ekspektasi yang tinggi kedepannya. Namun sayangnya kondisi ini terus sama selama 5 tahun, secara kuantitatif baik, namun belum tentu jika melihat secara kualitatif. Ada kemungkinan bahwa dari sisi manjemen perusahaan ada yang salah sehingga kondisi Undervalued terus menerus, tanpa membuahkan perkembangan yang signifikan secara performa keuangan, terutama dari sisi earning power

Komparasi dengan Earning Persistence serta Earning Power

Setelah melakukan analisa dari sisi Earning Persistence , Earning Power, lalu juga dari perspektiv P/B Ratio, dan P/E Ratio maka bisa dilihat ke empat unsur tersebut menunjukkan korelasi yang positif, yang saling berhubungan dan mengarahkan kepada kejelasan kondisi keuangan serta performa AISA.

Jika dari sisi earning persistence kita bisa melihat kualitas informasi laba sudah baik dan bisa dijadikan acuan dalam menganalisa, sehingga mendukung pula untuk bisa menggunakan P/B Ratio maupun P/E Ratio. Secara earning power kita bisa melihat penurunan dan rasio yang kecil dari Perusahaan AISA, hal ini terbukti dari kondisi P/E Ratio yang selalu undervalued dalam 5 tahun terakhir , sehingga mengindikasikan bahwa ada satu bagian yang salah dari sisi manajemen, meskipun secara keseluruhan performa perusahaan itu sudah cukup baik dalam menjaga persistensinya, dibuktikan juga dengan harga saham yang satu tahun belakangan ini meningkat signifikan. P/B Ratio yang fluktuatif menunjukkan kondisi yang kurang menentu dari perusahaan terhadap pasar, namun dengan adanya persistensi dari laba perusahaan, akan membangun citra dari perusahaan AISA juga dimata Investor.

(16)

15

KESIMPULAN

Analisa prospektif yang melihat keadaan makro dari Industri yang dialami oleh AISA, lalu melihat kondisi historical maupun perencanaan kedepannya yang akan dilakukan manajemen AISA menunjukkan bahwa akan ada perkembangan perusahaan yang signifikan dan mengarah ke arah yang positif. Meningkatnya Sales perusahaan merupakan komponen yang sangat diharapkan karena akan membawa kondisi perusahaan bertumbuh ke arah yang lebih baik lagi. Komponen selanjutnya yang sangat diharapkan akan memberikan dampak signifikan adalah penurunan COGS yang merupakan dampak dari ekspansi perusahaan. Meskipun selama 5 tahun belakangan ini Margin Profit AISA tidak mengalami peningkatan signifikan walaupun sudah melakukan ekspansi terus menerus. Hal ini juga berhubungan dengan Earning Power yang cukup rendah yang dimiliki oleh AISA.

Proyeksi yang diprediksikan akan meningkatkan performa AISA secara signifikan juga berhuubungan dengan kondisi performa keuangan 5 tahun belakangan ini, meskipun fluktuatif di P/B Ratio, namun sempat juga mengalami Undervalue yang menunjukkan kondisi yang baik. Diharapkan tahun depan juga akan membuat kondisi equity perusahaan lebih baik lagi.

(17)

16

DAFTAR PUSTAKA :

http://bisnis.liputan6.com/read/2653968/ada-data-impor-beras-di-tahun-ini-begini-penjelasan-mentan-amran

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/11/30/143115026/mentan.tak.ada.impor.beras.baw ang.dan.cabai.pada.tahun.2016

https://m.tempo.co/read/news/2016/06/06/090777096/indofood-bangun-empat-pabrik-baru-khusus-produksi-mi-instan

http://koran.bisnis.com/read/20160519/442/549090/keleluasaan-aisa-setelah-lepas-anak-usaha http://www.indofood.com/new-product-launch

http://www.tigapilar.com/press_release/63

http://utama.seruu.com/read/2016/05/25/283852/pendapatan-tiga-pilar-sejahtera-food-diperkirakan-capai-rp7049-t

http://www.tigapilar.com/news/122

http://www.tribunnews.com/bisnis/2014/03/24/tiga-pilar-resmikan-pabrik-baru-di-sregen

http://www.tigapilar.com/news/127

http://kemenperin.go.id/artikel/15441/Sektor-makanan-dan-minuman-topang-pertumbuhan-Industri

(18)

17

LAMPIRAN :

(19)
(20)
(21)
(22)

21 Lampiran 3 : Berita mengenai kebijakan impor beras pemerintah pada tahun 2016

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya impor berassepanjang Januari-Oktober 2016. Nilai impor beras mencapai US$ 7,79 juta dengan berat 17,19 juta kilogram (kg).

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menegaskan jika impor beras tersebut merupakan kebijakan tahun lalu yang baru terealisasi di tahun ini.

"Impor beras itu luncuran 2015. Jadi kita beli tahun lalu sebesar lebih dari 1 juta ton," jelas dia di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (16/11/2016).

Menurut Amran, beras impor yang dibeli tahun lalu itu tertahan di luar negeri. Kemudian diambil atau dikirim saat Indonesia membutuhkan stok.

"Kita tahan (beras impor) di luar negeri, nanti kalau butuh diambil. Nah sekarang sudah masuk. Dia (BPS) kan menghitung yang masuk ke pelabuhan, sedangkan kita menghitungnya pada saat transaksi beli," jelas Amran.

Berdasarkan data BPS yang diterimaLiputan6.com, Jakarta, Rabu (16/11/2016), nilai impor beras di Oktober ini tercatat US$ 7,79 juta dengan berat 17,19 juta kilogram (kg). Realisasi ini turun dari bulan sebelumnya sebesar US$ 8,35 juta seberat 17,78 juta kg. Sementara di Oktober 2015, nilai impor beras US$ 10,51 juta seberat 21,09 juta kg.

Pada bulan kesepuluh ini, ada nilai impor beras senilai US$ 2,58 juta dari Thailand, Pakistan senilai US$ 3,87 juta, India US$ 1,17 juta, dan dari negara lainnya US$ 169,56 ribu. Impor beras sepanjang Januari-Oktober 2016 mencapai US$ 480,33 juta. Nilai ini meningkat signifikan dari periode yang sama tahun lalu senilai US$ 110,39 juta.

Paling besar pasokan beras berasal dari Thailand ke Indonesia senilai US$ 218,83 juta, Vietnam dan Pakistan masing-masing mengimpor US$ 212,52 juta dan US$ 26,38 juta. Impor beras dari India US$ 12,90 juta, dari Myanmar US$ 5,48 juta, dan dari negaranya US$ 4,21 juta.

"Impor beras kita untuk memenuhi kebutuhan beras khusus restoran Jepang, India, Timur Tengah, serta komunitas mereka di Indonesia. Juga untuk cadangan dan antisipasi fluktuasi harga," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo.(Fik/Nrm)

(23)

22 Lampiran 4 : Berita mengenai rencana pembangunan pabrik baru PT Indofood Sukses Makmur

TEMPO.CO, Jakarta - PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) terus meningkatkan penetrasi pasar, baik di dalam maupun luar negeri. Untuk mendukungnya, perseroan ini berencana membangun tiga-empat pabrik baru tahun ini.

Berdasarkan rilis dari PT NH Korindo Securities, keempat pabrik tersebut akan fokus memproduksi mi instan (noodle). Tapi tidak tertutup kemungkinan dipergunakan juga untuk lini bisnis Indofood yang lain.

Salah satu pabrik yang berlokasi di Cirebon, Jawa Barat, menelan investasi sekitar Rp 400 miliar. Tapi angka ini menggunakan tiga line produksi. Jumlah line bisa disesuaikan dengan kebutuhan produksi dan bisa mencapai enam line.

"Setidaknya manajemen perlu menyiapkan investasi minimal Rp 1,6 triliun untuk pembangunan keempat pabrik tersebut," ujar Kepala Riset PT NH Korindo Securities Reza Priyambada dalam siaran tertulis, Senin, 6 Juni 2016.

Adapun sumber pendanaan pembangunan pabrik ini berasal dari kas internal. Perusahaan telah menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 7,6 triliun.

Anggaran capex tersebut menurun 15 persen dibanding tahun lalu, yakni Rp 9 triliun. Sejauh ini, capex tersebut telah terserap sekitar Rp 18 persen atau setara dengan Rp 1,37 triliun. Keberadaan pabrik tersebut diharapkan bisa menjaga performa kinerja perseroan.

DESTRIANITA KUSUMASTUTI

(24)

23 Lampiran 5 : Berita mengenai divestasi entitas anak PT Tiga Pilar Sejahtera

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. resmi melepas kepemilikan 78,18% saham di perusahaan perkebunan sawit PT Golden Plantation Tbk. kepada perusahaan afiliasi PT JOM Prawarsa Indonesia. Lantas, bagaimana prospek emiten berkode saham AISA ini pascadivestasi itu?

Transaksi divestasi senilai Rp521,43 miliar itu diteken pada 11 Mei 2016. Perusahaan yang didirikan di Sukoharjo pada 1959 ini ingin memperbaiki profil keuangan dan fokus pada bisnis inti, yakni divisi makanan dan divisi beras.

Selama menjadi induk usaha Golden Plantation, profil keuangan AISA bisa dikatakan terbebani oleh emiten kebun ini, terutama dari sisi liabilitas dan dukungan modal kerja yang harus dikucurkan kepada Golden Plantation dan sembilan entitas anaknya yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit.

Hingga akhir 2015, jumlah liabilitas anak usaha yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham GOLL itu mencapai Rp1,29 triliun dengan rasio utang terhadap jumlah ekuitas (debt to equity ratio) sebesar 135%.

Tak hanya itu, prospek bisnis GOLL yang dibayangi volatilitas harga minyak sawit juga dinilai menimbulkan risiko terhadap kinerja keuangan AISA secara konsolidasian.

"Dana dari transaksi divestasi dapat digunakan untuk melakukan ekspansi dan pengembangan usaha maupun investasi lainnya yang diharapkan dapat memberikan tingkat balikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan investasi pada GOLL," ujar perseroan dalam keterangan resmi. Martin Johannes H. Pandiangan, Manager Corporate Ratings PT Pemeringkat Efek Indonesia, menuturkan divestasi GOLL merupakan langkah yang baik bagi AISA. Pasalnya, divestasi dapat mengurangi leverage perseroan.

Selain itu, mempertahankan anak usaha di sektor kebun akan membebani AISA karena harga komoditas masih tertekan dan investasi kebun relatif besar dengan periode balik modal yang cukup panjang.

"Kontribusi GOLL terhadap pendapatan AISA masih minim, baru 5%, sedangkan kontribusi utangnya sekitar 20%-30%. Jadi divestasi langkah kebun langkah yang favorable bagi perusahaan," tuturnya kepada Bisnis, Rabu (18/5).

Pada kuartal I/2016, kontribusi pendapatan AISA dari lini bisnis kebun tercatat sebesar Rp25,23 miliar, atau hanya 1,5% dari total pendapatan yang mencapai Rp1,66 triliun.

Pascadivestasi GOLL, lanjutnya, AISA harus mampu memperbaiki profil keuangan perseroan. Untuk itu, AISA harus menegaskan alokasi dana hasil divestasi dan rencana bisnis divisi beras dan makanan dalam menopang kinerja produsen mi kering dan bihun ini.

Pada Januari 2016, Pefindo menyematkan rating idA- dengan outlook stabil untuk korporasi dengan kapitalisasi pasar Rp4,5 triliun ini. "Peringkat bisa dinaikkan apabila divestasi terealisasi dan perusahaan bisa perbaiki profil keuangannya," pungkas Martin.

(25)

24 Namun, laba bersih perusahaan yang digawangi oleh Stefanus Joko Mogoginta ini menyusut 0,79% secara year-on-year menjadi Rp122,97 miliar.

BISNIS BERAS

Dari sisi prospek bisnis, analis Pefindo Riset Konsultasi menuturkan AISA sangat agresif dalam memperbesar bisnis utamanya, yaitu bisnis beras.

Dalam lima tahun terakhir, kapasitas produksi beras AISA naik dari 240.000 ton/tahun pada 2011 menjadi 480.000 ton/tahun pada 2015. Pendapatan dari divisi beras pun meningkat dari Rp725,8 miliar menjadi Rp4,1 triliun.

Antusiasme mengembangkan divisi beras tercermin dari langkah AISA membangun tiga pabrik baru di Sulawesi Selatan yang bakal mendongkrak kapasitas produksi menjadi 720.000 ton/tahun pada 2017.

Inovasi produk pun terus dilakukan. Beras curah kini dikemas dan dipasarkan dengan merek Ayam Jago yang memberikan margin lebih tinggi. Produk makanan ringan Taro pun mengeluarkan varian baru jenis premium, yakni Taro 3D.

Sejalan dengan itu, penetrasi pasar diperluas lewat kerja sama dengan dua jaringan minimarket terbesar di Indonesia, yakni Indomart dan Alfamart.

Dengan kerja sama itu, penyebaran produk AISA telah meningkat dari 76 kota menjadi hampir 140 kota, dengan jumlah gerai mencapai 181.977 gerai yang terdiri dari kategori general tradesebanyak 149.544 gerai, modern trade 18.954 gerai, dan motorist retailers 13.479 gerai. "Kami berpandangan bahwa AISA menargetkan pasar medium-high yang kurang sensitif terhadap perubahan harga, sehingga memberikan margin yang lebih tinggi," tulisnya dalam riset yang dipublikasikan Senin (16/5).

Pefindo juga memandang positif atas langkah anak usaha AISA PT Poli Meditra Indonesia menjalin kesepakatan eksklusif dengan perusahaan minuman asal Jerman, Capri Sonne untuk memproduksi dan mendistribusikan produk tersebut di Indonesia dan negara-negara lain di Asia. AISA pun siap mengucurkan belanja modal sebesar Rp78 miliar untuk membangun mesin baru yang ditargetkan mulai berproduksi pada 2017.

"Meskipun pasar minuman di Indonesia relatif ketat, tetapi kami optimistis AISA akan mengamankan pangsa pasar untuk produk tersebut, karena Cappri Sun adalah merek yang kuat di industri minuman global," ujarnya.

Dengan prospek tersebut, Pefindo Research and Consulting memproyeksi kinerja AISA dapat tumbuh sebesar 22,1% CAGR selama periode 2015-2020. Proyeksi target harga saham pun disesuaikan menjadi Rp1.960-Rp2.360 per saham dengan asumsi risk free rate 7,72%, equity premium 3,40%, dan beta 1,20.

Stevanus Juanda dan Posmarito Pakpahan, analis UOB Kay Hian, menuturkan AISA menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 15% year-on-year pada tahun ini.

(26)

25 "Kami ingin melihat bukti peningkatan kinerja keuangan perseroan yang lebih meyakinkan. Kami estimasi pertumbuhan laba sebesar 8,6% pada 2016 dan 11,8% pada 2017," tulisnya dalam riset yang diterbitkan baru-baru ini.

http://koran.bisnis.com/read/20160519/442/549090/keleluasaan-aisa-setelah-lepas-anak-usaha

Lampiran 6 : Dasar perhitungan Laporan Laba Rugi PT Tiga Pilar Sejahtera tahun 2016

a. Sales

Sales diproyeksikan berdasarkan asumsi bahwa sales perusahaan pada tahun 2016 sama seperti sales growth perusahaan pada tahun 2015. Dari data historikal, dapat dilihat bahwa sales growth perusahaan pada tahun 2015 adalah sebesar 16.94% sehingga diasumsikan bahwa sales growth perusahaan pada 2016 adalah 16.94%.

b. Cost of Goods Sold

Cost of goods sold dihitung berdasarkan asumsi bahwa gross profit margin perusahaan mencapai 25%. Hal ini berdasarkan data bahwa perusahaan memiliki pabrik beras dan pabrik minuman baru pada tahun 2016 sehingga akan menurunkan cost of goods sold

perusahaan. Penurunan pada cost of goods sold akan menyebabkan peningkatan pada

gross profit margin perusahaan. Setelah mengukur gross profit margin perusahaan sebesar 25%, maka dapat dicari selisih antara sales dan gross profit perusahaan untuk menemukan nilai cost of goods sold.

c. Selling expenses

Selling expenses dihitung berdasarkan pertumbuhan rasio antara selling expense / sales

d. General and administrative expense

General and administrative expenses dihitung berdasarkan pertumbuhan rasio antara

general and administrative expense / sales

e. Depreciation expense

Depreciation expense dihitung menggunakan rasio depreciation expense / gross prior-year PPE

f. Interest income

Interest income dihitung berdasarkan data historikal mengenai tren interest income

perusahaan selama 5 tahun terakhir g. Interest expense

Interest expense dihitung menggunakan rasio depreciation expense / gross prior-year long-term debt

h. Fee sukuk ijarah

Fee sukuk ijarah dihitung berdasarkan data historikal i. Other revenue/gains

(27)

26 j. Other expenses/losses

Other expenses/losses dihitung berdasarkan data historikal mengenai tren other expenses/losses perusahaan selama 5 tahun terakhir

k. Income tax expense

Income tax expenses dihitung berdasarkan pertumbuhan rasio antara income tax expense / pre-tax income

l. Total of other comprehensive income attributable to owners of the parent and NCI

Pembagian other comprehensive income perusahaan dibagi berdasarkan tren presentase antara perusahaan induk dan non-controlling interest selama 5 tahun terakhir. Karena presentase antara perusahaan induk dan non-controlling interest selama 5 tahun terakhir sangat stabil, maka presentase tersebut digunakan sebagai dasar pembagian other comprehensive income pada tahun 2016.

Lampiran 7 : Dasar perhitungan Laporan Posisi Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera tahun 2016 : a. Cash and cash equivalents

Cash and cash equivalents dihitung berdasarkan selisih dari total current asset dengan komponen-komponen current assets yang lain.

b. Trade receivables – third parties

Trade receivables-third parties didapatkan dari rasio accounts receivable turnover rate

pada tahun 2015.

c. Other current financial assets

Other current financial assets dihitung berdasarkan data historikal mengenai tren other current financial assets perusahaan selama 5 tahun terakhir

d. Inventories e. Prepaid taxes

Prepaid taxes dihitung berdasarkan data historikal mengenai tren prepaid taxes

perusahaan selama 5 tahun terakhir f. Prepaid expenses

Prepaid expenses dihitung berdasarkan data historikal mengenai tren prepaid expenses

perusahaan selama 5 tahun terakhir g. Advances

Advances dihitung berdasarkan data historikal mengenai tren advances perusahaan selama 5 tahun terakhir

h. Other non-current financial assets

Other non-current financial assets dihitung berdasarkan data historikal mengenai tren

other non-current financial assets perusahaan selama 5 tahun terakhir i. Deferred tax assets

Referensi

Dokumen terkait

Republik Indonesia, dan juga kepada Dekan Fakultas IImu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, yang ketiganya telah memberikan kepercaraan be~"r

Disini disebutkan bahwa dukungan keluarga turut berperan dalam mendukung tingginya angka kepatuhan dan telah dibuktikan dalam hasil penelitian bahwa terdapat hubungan

Objek yang diteliti oleh peneliti adalah potensi pemungutan PPN atas usaha jasa persewaan kendaraan roda 4 (empat) atau lebih terhadap ketentuan mengenai kategori jasa tidak

Sistem ini adalah sistem pakar diagnosa penyakit menggunakan pendekatan Metode Forward Chaining yang merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengatasi

|jejakseribupena.com, Soal dan Solusi Simak UI Matematika IPA,

Hasil isolasi bakteri yang meng- gunakan perbenihan agar darah dan agar endo (Tabel 1 dan 2) menun- jukkan bahwa terdapat 2 jenis bakteri dari 23 sampel urin yang telah di-

Jaringan jalan yang memiliki akses utama (kolektor primer) merupakan jaringan jalan yang mempunyai intensitas yang relatif tinggi, terutama arus lalu lintas pada

(2) Kawasan rawan bencana gempa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdapat di seluruh wilayah Kota Ternate yaitu Kecamatan Ternate Utara, Kecamatan Ternate Tengah,