• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD FINANCING A (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD FINANCING A (1)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS

PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD

FINANCING AND INVESTING ACTIVITIES

KELOMPOK 9

AGA ADIGUNA ZACHMAN

0134141061

CALVIN LIM

0134141055

CHYNTIA OCTAVIA DHARMA

0134141012

(2)

Daftar Isi

PENDAHULUAN ... 1

KEGIATAN INVESTASI ... 3

1. KAS dan SETARA KAS ... 3

2. PIUTANG USAHA ... 3

3. PERSEDIAAN ... 4

4. ASET TETAP (Property, Plant, and Equipment) ... 5

5. PERKEBUNAN ... 6

6. Return on Net Assets (RONA) ... 6

KEGIATAN PENDANAAN ... 8

1. UTANG USAHA ... 8

3. SAHAM dan DIVIDEN ... 10

KESIMPULAN ... 12

LAMPIRAN ... 13

(3)

PENDAHULUAN

Balance sheet merupakan salah satu bagian utama dari laporan keuangan perusahaan. Balance Sheet juga sebagai salah satu patokan untuk menilai apakah kondisi keuangan sebuah perusahaan itu sehat atau tidak sehat. Melalui komposisi dari nilai aset, liabilitas dan ekuitas, kita juga bisa melihat kinerja dari perusahaan tersebut. Pada setiap lini bisnis maupun industri tentunya memiliki komposisi yang berbeda -beda pada setiap komponen aset, liabilitas dan ekuitasnya.

PT Tiga Pilar Sejahtera Food sendiri merupakan perusahaan yang bergerak pada Industri Consumer Goods. Sebagai perusahaan yang bergerak pada bidang produsen makanan, TPS Food memiliki komposisi aset lancar dan non lancar yang seimbang, sisi aset lancar TPS Food didominasi dengan Account Receivables yang terus berputar pada dunia perdagangan. Selain itu aset lancar TPS Food juga di dominasi dengan persediaan barang dagang yang terus berputar seiring proses bisnis ini berjalan. Selain dua unsur tersebut, kas juga menjadi komponen utama pada aset lancar TPS Food.

Nilai dari aset lancar TPS Food seimbang dengan nilai dari Aset Tidak Lancar, dimana aset tidak lancar ini di dominasi dengan PPE (Property, Plant, Asset), sebagai sebuah produsen tentunya juga memiliki mesin - mesin untuk menunjang produksi TPS Food.

Pada komposisi ekuitas dan liabilitas, TPS Food seringkali memiliki nilai ekuitas yang lebih rendah dari liabilitas, namun perbedaanya tidak mencolok. Sebagai sebuah pabrik, TPS Food sangat bergantung pada bank, baik itu short-term maupun long-term loan untuk pendanaannya. Selain itu mereka juga berharap suntikan dana dari Investor.

Secara umum dalam 5 tahun terakhir ini kinerja dari penggunaan dan menjaga kestabilan dari kefektifan aset sudah cukup baik. Namun kas dari TPS Food seringkali tidak stabil. Hal tersebut terlihat dari kondisi kas TPS Food yang bisa meningkat sangat signifikan, namun juga bisa menurun secara drastis. Konsidi kas tersebut sangat mempengaruhi kinerja dari perusahaan, sehingga seringkali harus ditutupi dengan tambahan dana. Hal ini dikarenakan TPS Food juga melakukan ekspansi selama masa 5 tahun ini dan hal tersebut memerlukan tambahan dana yang terbilang tidak sedikit.

Hingga saat ini, TPS Food sudah melakukan ekspansi, namun perusahaan ini masih memiliki peluang yang besar untuk melakukan ekspansi yang lebih besar lagi dalam lini bisnisnya, karena dalam lini bisnis consumer goods, masih ada perusahaan lain yang volume transaksinya jauh di atas TPS Food, sehingga TPS Food pun masih bisa dikembangkan kembali.

Dalam 5 tahun terakhir ini pun ada hal-hal yang memiliki dinamika sehingga harus ada keputusan-keputusan yang mempengaruhi materialitas perusahaan. Seperti pada Tahun 2010, dimana TPS Food hanya memiliki nilai kas yang rendah lalu keuntungan tahun itu pun terbilang cukup rendah, sehingga yang dilakukan perusahaan adalah menambah modal perusahaan, dan

(4)

Selain itu perusahaan juga memiliki kebijakan melakukan ekspansi pada tahun 2015 dengan mengakuisisi perusahaan lain, dan dampaknya pada laporan posisi keuangan terutama pada aset, kas mengalami penurunan yang cukup drastis dan sebaliknya nilai PPE meningkat drastis.

(5)

KEGIATAN INVESTASI

1. KAS dan SETARA KAS

Kas merupakan aset yang memiliki likuiditas yang paling tinggi. Setara kas merupakan investasi jangka pendek yang mampu untuk dikonversi segera menjadi kas atau investasi jangka panjang yang memiliki tanggal jatuh tempo kurang dari tiga bulan sehingga berisiko lebih kecil untuk mengalami perubahan harga akibat pergerakan suku bunga.

Pada TPS Food, akun kas dan setara kas tersebut meliputi cash on hand, simpanan dalam bank baik dalam mata uang rupiah dan luar negeri, dan juga deposito berjangka dengan ketentuan memiliki jatuh tempo 1 hingga 3 bulan.

Selama tahun 2011 hingga 2016, jumlah kas dan setara kas yang dimiliki oleh TPS Food cukup fluktuatif. Hal tersebut terlihat dari perbedaan yang sangat signifikan pada kas dan setara kas TPS Food tahun 2012 dan 2015 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Penurunan yang terjadi pada tahun 2012 disebabkan karena penurunan yang sangat signifikan jumlah simpanan TPS Food pada Bank DBS Indonesia dan menurunnya jumlah deposito berjangka. Hal yang sama juga terjadi pada tahun 2015 dimana penurunan jumlah kas dan setara kas disebabkan oleh penurunan yang sangat signifikan pada jumlah deposito berjangka.

2.

PIUTANG USAHA

Piutang adalah kewajiban kepada perusahaan yang timbul dari penjualan barang atau jasa dan utang wesel adalah hutang dengan perjanjian tertulis secara formal.

(6)

bayar dari perusahaan akan lebih besar. Namun TPS Food melakukan pencadangan dalam jumlah ynag sangat kecil, bahkan kurang dari 1% dari total piutang usaha. Meskipun dilihat dari pencadangannya memang sangat sedikit, tapi untuk perusahaan tertentu, jarang terdapat piutang tak tertagih. Perusahaan yang biasanya memiliki pencadangan yang cukup besar atas piutang adalah perusahaan yang bergerak di industri perbankan dan perkreditan. Bahkan diluar industry tersebut, ada beberapa perusahaan yang tidak melakukan pencadangan sama sekali.

3. PERSEDIAAN

Pada umumnya, persediaan adalah barang-barang siap dijual pada perusahaan pada umumnya. Namun, persediaan pada TPS Food secara garis besar terdiri dari bahan baku, barang jadi, bahan pembantu, suku cadang dan bahan bakar, pembibitan, dan lainnya.

Persediaan dinyatakan menurut nilai yang terendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasikan. Harga perolehan meliputi biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut serta membawanya ke lokasi dan kondisi yang diinginkan. Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah taksiran harga jual persediaan yang wajar setelah dikurangi dengan taksiran biaya untuk menyelesaikan dan menjual barang tersebut. Harga perolehan dihitung dengan menggunakan metode FIFO. Persediaan bibitan akan direklasifikasi ke tanaman belum menghasilkan ketika bibit tanaman ditanam pada tanah perkebunan.

(7)

Pada tahun 2010 dan 2011, TPS Food sempat melakukan penurunan nilai pada persediaannya. Penurunan tersebut hanya terjadi hingga tahun 2011 saja karena pihak manajemen berpendapat bahwa penurunan nilai persediaan tahun 2011 cukup untuk menutup kemungkinan yang timbul akibat penurunan nilai persediaan dan tidak terdapat indikasi penurunan nilai persediaan untuk tahun berikutnya.

4. ASET TETAP (Property, Plant, and Equipment)

Property, Plant, and Equipment merupakan salah satu hal vital dalam sebuah perusahaan yang menunjang jalannya operasional perusahaan dan sulit untuk dilikuidasi. Salah satu contoh dari PPE yang dimiliki oleh TPS food adalah mesin untuk memproduksi produk dari TPS Food. Nilai dari PPE bisa mencerminkan seberapa besar perusahaan tersebut, karena TPS Food sendiri merupakan perusahaan produsen Consumer Goods, yang operasional nya bisa berjalan dan berkembang tergantung PPE yang dimiliki.

2015 2014 2013 2012 2011 2010 Property, Plant and Equipment 2,290,408 1,785,691 1,443,553 1,233,721 933,668 620,043

*dalam jutaan rupiahzzzz

Selama 6 Tahun tersebut, nilai PPE selalu mengalami kenaikkan secara stabil, hal ini menunjukkan tidak ada kondisi dalam perusahaan yang menuntut perusahaan harus menjual aset tetapnya. Hal tersebut juga menunjukkan TPS Food tidak mengalami kesulitan keuangan.

Dalam Common Size Asset, PPE memiliki presentase yang paling tinggi dibanding asset-asset lainnya, sehingga PPE ini benar-benar bisa mencerminkan kesehatan keuangan serta keberlangsungan dari sebuah perusahaan.

(8)

5. PERKEBUNAN

Plantation atau perkebunan adalah segala aktivitas usaha yang berhubung dengan mengelola dan mengurus tanama tertentu pada tanah atau media tumbuh lainnya di dalam ekosistem yang tertentu. Salah satu contoh aktivitas perkebunan yang dilakukan oleh TPS Food adalah perkebunan kelapa sawit.

2015 2014 2013 2012 2011 2010

Plantations 1,308,238 858,636 591,159 506,553 373,616 324,015

Pada tahun 2008, Tiga Pilar Sejahtera masuk ke dalam bisnis perkebunan kelapa sawit melalui akuisisi PT. BumiRaya Investor (BRI), dari situ TPS terus berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan bisnis kelapa sawit.pada tahun 2010, BRI berhasil mengakuisisi 5 perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit.

Pada tahun 2014-2015 ada peningkatan yang cukup signifikan sebesar 52.36%. peningkatan tersebut disebabkan oleh akuisisi kepemilikan saham PT Golden Plantation dimana pada tahu yang sama PT Golden Plantation mengakuisisi PT BumiRaya Investindo dan PT Persada Alam Hijau. Pada tahun 2014 TPS sudah memiliki 16 ribu hektar lahan kelapa sawit dan berencana untuk menargetkan total lahan BumiRaya Investindo sebesar 30 ribu hektar pada tahun tersebut. PT BRI pada tahun yang sama mengakuisisi lahan baru sebesar 26 ribu- 27 ribu hektar lahan di Sumatera.

6. Return on Net Assets (RONA)

Return on Net Assets (RONA) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan dengan membandingkan laba bersih suatu perusahaan dengan jumlah aktiva tetap dan modal kerja bersih. RONA dapat digunakan untuk membedakan seberapa baik kinerja suatu perusahaan jika dibandingkan perusahaan lain dalam industri yang sama.

(9)
(10)

KEGIATAN PENDANAAN

1. UTANG USAHA

Hutang adalah salah satu sumber pendanaan dari sebuah perusahaan, dimana hutang ini langsung dipinjam melalui institusi keuangan seperti bank, ataupun langsung dari investor melalui obligasi dan sebagainya. Selain sebagai penunjang untuk kegiatan operasional, debt / hutang ini bertujuan untuk mendongkrak kinerja keuangan perusahaan, berharap lebih untuk melakukan ekspansi perusahaan itu sendiri.

Salah satu instrumen dari analisa hutang adalah Debt To Equity Ratio (DER)

Melalui angka dari Debt to Equity Ratio, TPS Food terlihat memiliki kinerja yang kurang memuaskan selama beberapa tahun terakhir, terutama pada tahun 2010 silam. Pada Tahun 2010, dimana DER nya mencapai 2,2, untuk ukuran perusahaan yang menjual makanan, ini sangat buruk ditambah nilai non current liabilities-nya lebih tinggi dibanding nilai current liabilitiesnya. Hal tersebut tidak baik karena pendanaan perusahaan akan lebih sulit untuk memenuhi kewajiban jangka panjang saat waktunya.

Namun nilai equity pada tahun 2011, bisa dibilang berkembang pesat karena nilai equity nya mengalami peningkatan 200% yaitu dari 590,069 menjadi 1,832,817. Hal Tersebut terjadi karena pada tahun 2011, PT TPS Berhasil menambah banyak modal melalui penawaran umum di Bursa Saham, banyak investor yang tertarik pada saham PT TPS ini. Penambahan modal ini pun dimanfaatkan dengan baik, dimana Ratio DER nya membaik menjadi 0,96, lalu pada tahun yang sama Sales perusahaan meningkat lebih dari 2x Lipat.

(11)

2. Tambahan Modal Disetor – Bersih

Tambahan modal disetor adalah selisih jumlah yang dibayarkan oleh investor atas saham tertentu yang melebihi nilai nominal saham yang berefek pada bagian ekuitas neraca perusahaan. Kelebihan jumlah yang dibayarkan ini bisa juga disebut sebagai agio saham. Agio saham dapat timbul dari penerbitan saham preferen maupun saham biasa.

*Dalam jutaan rupiah

Sejak tahun 2010 hingga 2015, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk memiliki jumlah tambahan modal disetor yang cukup fluktuatif. Hal tersebut dapat terlihat bahwa pada tahun 2011, jumlah tambahan modal disetor TPS Food meningkat lebih dari 350% dari tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2012 dan 2013, tambahan modal disetor tersebut turun sebanyak 37%, dan lalu pada tahun 2014 dan 2015, jumlah tambahan modal disetor TPS Food kembali meningkat sebanyak 91%. Terjadinya fluktuasi pada jumlah tambahan modal disetor PT TPS Food ini biasanya akibat kinerja TPS Food tahun sebelumnya dan rencana ekspansi perusahaan kedepan yang dilakukan oleh TPS Food.

Pada tahun 2011, terjadi peningkatan yang sangat signifikan pada tambahan modal disetor PT TPS Food, yaitu sebesar 377%. Hal ini menurut analisis kami disebabkan karena kinerja perusahaan pada tahun 2010 menunjukkan hasil yang kurang begitu baik dengan retained earnings pada tahun 2010 mengalami defisit. Karena hal tersebut, agar bisnis dapat terus berjalan, maka pada tahun 2011, TPS Food melakukan penawaran umum terbatas II dan III. Dana tersebut lalu digunakan untuk pengembangan kegiatan usaha perusahaan di sektor usaha pengolahan makanan dan pengolahan beras, serta modal kerja perusahaan. Dana tersebut juga dialokasikan untuk melunasi sebagian hutang perusahaan yang merupakan pinjaman jangka panjang dan/atau jangka pendek sehubungan dengan pembiayaan modal kerja dan investasi perusahaan.

(12)

Pada tahun 2015, TPS Food juga memiliki tambahan modal disetor yang cukup tinggi. Namun, hal tersebut bukan dipengaruhi kinerja dari perusahaan pada tahun sebelumnya, namun dikarenakan adanya rencana ekspansi dari perusahaan. Hal tersebut terlihat dari data keuangan Tiga Pilar Sejahtera bahwa terjadi peningkatan pada aset tetap dan perkebunan milik perusahaan yang meningkat sebesar masing-masing 28% dan 56%.

3. SAHAM dan DIVIDEN

Penerbitan saham adalah salah satu cara yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan pendanaan dalam jangka waktu singkat. Namun, dari sisi investor, ada beberapa indikator penting yang dilihat oleh investor sebelum menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Indikator-indikator tersebut antara lain earnings per share ratio untuk menentukan tingkat profitabilitas suatu perusahaan dan price per earnings ratio untuk menentukan tingkat pengembalian suatu perusahaan. Diluar itu, investor juga tentu mengharapkan pembagian dividen setiap tahunnya. Untuk melihat kinerja TPS Food secara keseluruhan, maka kami melakukan perbandingan antara TPS Food dengan perusahaan-perusahaan lain yang berada dalam satu industri.

Dari data diatas, terlihat bahwa TPS Food memiliki earnings per share yang cukup rendah jika dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain dalam satu industri. Hal tersebut memperlihatkan bahwa meskipun kinerja perusahaan meningkat setiap tahunnya, namun tingkat profitabilitas nya masih cenderung rendah jika dibandingkan dengan perusahaan lain. Kami menganalisis bahwa salah satu penyebab TPS Food memiliki EPS yang kecil adalah karena TPS Food memiliki jumlah saham beredar yang cukup banyak jika dibandingkan dengan perusahaan lain, dimana pada tahun 2014 TPS Food memiliki jumlah saham beredar sebanyak 3 miliar lembar, namun PT Delta Djakarta hanya memiliki jumlah saham beredar sebanyak 16 juta lembar saham.

(13)
(14)

KESIMPULAN

Dari sisi investasi, perusahaan memiliki nilai aset yang tinggi terutama dari sisi aset tetap. Hal ini dapat dilihat pada akun-akun seperti akun aset tetap dan perkebunan dari PT TPS Food dimana setiap tahunnya akun nya terus bertambah pada jangka waktu 5 tahun terakhir. Berbeda dengan akun lainnya, aset dengan likuiditas paling tinggi PT TPS Food yaitu kas mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Sedangkan akun piutang PT TPS Food meningkat setiap tahunnya. Peningkatan asset paling signifikan dapat dilihat dari tahun 2014 ke 2015 yang disebabkan oleh akuisisi perusahaan yang dilakukan PT TPS Food. Tetapi akibat dari expansi dan kegiatan akuisisi-akuisisi tersebut PT TPS Food sekarang memiliki aset tetap yang terus meningkat tetapi laba bersih yang rendah menyebabkan PT TPS Food untuk memiliki RONA yang kurang optimal.

Dari sisi financing atau pendanaan, hasil analisis PT TPS Food dari rasio debt to equity memiliki kinerja yang kurang memuaskan, ditambah lagi dengan nilai non-current liabilities yang lebih tinggi dari nilai current liabilities-nya. Selain itu, jumlah tambahan modal disetor TPS Food juga cukup fluktuatif karena pengaruh kinerja PT TPS Food pada tahun sebelumnya. Penerbitan saham juga menjadi salah satu cara bagi PT TPS Food untuk mendapatkan pendanaan agar dapat menjalankan kegiatan operasionalnya. Dari sisi earnings per share (EPS), PT TPS Food memiliki EPS yang cukup rendah dibandingkan dengan perusahaan lainnya, namun berdasarkan perhitungan P/E Ratio, PT TPS Food memiliki kinerja yang cukup baik dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain dalam satu industri.

(15)

LAMPIRAN

(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)

DAFTAR PUSTAKA

MayoraIndah.2015.”Mayora Indah Tbk_Audited Financial Statements 2014”.Diambil dari http://www.mayoraindah.co.id/investor-relation/kinerja-perseroan/laporan-keuangan-tahunan/ (diakses 26 September 2016)

MayoraIndah.2014.”Mayora Indah Tbk_Audited Financial Statements 2013”.Diambil dari http://www.mayoraindah.co.id/investor-relation/kinerja-perseroan/laporan-keuangan-tahunan/ (diakses 26 September 2016)

MayoraIndah.2013.”Mayora Indah Tbk_Audited Financial Statements 2012”.Diambil dari

http://www.mayoraindah.co.id/investor-relation/kinerja-perseroan/laporan-keuangan-14%20Billingual%20INDF.pdf (diakses 27 September 2016)

Indofood.2014.”FinancialStatement2013.Diambil dari

http://www.indofood.com/uploads/statement/Financial%20Statement_Full%20Notes_4Q

(25)

Indofood.2014.”FinancialStatement2013.Diambil dari

http://www.indofood.com/uploads/statement/Indofood%20Sukses%20Makmur%20Tbk_

Billingual_31_Des%202015%20Released.pdf (diakses 27 September 2016)

Referensi

Dokumen terkait

Jaringan jalan yang memiliki akses utama (kolektor primer) merupakan jaringan jalan yang mempunyai intensitas yang relatif tinggi, terutama arus lalu lintas pada

Objek yang diteliti oleh peneliti adalah potensi pemungutan PPN atas usaha jasa persewaan kendaraan roda 4 (empat) atau lebih terhadap ketentuan mengenai kategori jasa tidak

Republik Indonesia, dan juga kepada Dekan Fakultas IImu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, yang ketiganya telah memberikan kepercaraan be~"r

Disini disebutkan bahwa dukungan keluarga turut berperan dalam mendukung tingginya angka kepatuhan dan telah dibuktikan dalam hasil penelitian bahwa terdapat hubungan

Sistem ini adalah sistem pakar diagnosa penyakit menggunakan pendekatan Metode Forward Chaining yang merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengatasi

True experimental design was employed in this study in which the sample 25% (30 students) was chosen by random sampling from the total population (118 students). The

|jejakseribupena.com, Soal dan Solusi Simak UI Matematika IPA,

Hasil isolasi bakteri yang meng- gunakan perbenihan agar darah dan agar endo (Tabel 1 dan 2) menun- jukkan bahwa terdapat 2 jenis bakteri dari 23 sampel urin yang telah di-