• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD OPERATING A (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD OPERATING A (1)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS

PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD

OPERATING ACTIVITIES

KELOMPOK 9

AGA ADIGUNA ZACHMAN

0134141061

CALVIN LIM

0134141055

CHYNTIA OCTAVIA DHARMA

0134141012

(2)

Daftar Isi

BAB I ... 2

PENDAHULUAN ... 2

BAB II ... 4

ANALISA AKUNTANSI PADA AKTIVITAS OPERASI ... 4

A. Analisa Pendapatan (Revenues) ... 4

Jenis-jenis pendapatan perusahaan ... 4

Klasifikasi atas pendapatan ... 5

Metode pengakuan pendapatan yang diterapkan ... 6

Analisa akuntansi atas pendapatan perusahaan ... 6

Resiko Kolektibilitas ... 7

Inventory Turnover ... 8

B. Analisa Beban (Expenses) ... 10

Jenis-jenis beban perusahaan ... 10

Klasifikasi atas beban... 10

Metode pengakuan beban yang diterapkan ... 11

Analisa akuntansi atas beban perusahaan ... 11

Accounts Payable Turnover ... 12

BAB III ... 14

KESIMPULAN ... 14

Lampiran : ... 15

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

Income from continuing operations adalah income yang didapatkan dari hasil operasi normal bisnis, dimana income tersebut dibagi menjadi 2 jenis yaitu operating income dan non-operating income. Operating Income adalah pengukuran pendapatan perusahaan yang berasal dari aktivitas operasi. Pada PT Tiga Pilar Sejahtera, semua penjualan bersih yang telah dikurangi oleh harga pokok penjualan, beban penjualan, dan beban umum dan administratif akan menghasilkan operating income.

Non-Operating Income adalah semuakomponen pendapatan lain perusahaan yang tidak timbul dari aktivitas operasi perusahaan. Pendapatan jenis ini dapat berupa dari aktivitas penjualan aset perusahaan atau pendapatan dari hasil investasi perusahaan.

Berikut adalah laporan laba rugi dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food menggunakan format dari IFRS.

Dari laporan laba-rugi tersebut terdapat beberapa kenaikan dan penurunan nilai yang sangat drastis, terutama pada tahun 2010-2012. Dari sisi pada tahun 2010-2011 dapat dilihat bahwa sales dan COGS perusahaan memiliki kenaikan sebesar 149% dan 155%. Kemungkinan besar kenaikan tersebut disebabkan oleh aktivitas akuisisi perusahaan, seperti perusahaan beras, biscuit dan in termasuk akuisisi merek beras dan merek snack Taro, peningkatan aset tetap.

(4)

tahun 2013-2014, salah satu alasan untuk peningkatan pada tahun 2011-2012 adalah peningkatan aset lancar sebesar 159,2% menjadi Rp. 1,7 triliun yang disebabkan oleh investasi pendek, kenaikan kas dan setara kas serta piutang usaha.

(5)

BAB II

ANALISA AKUNTANSI PADA AKTIVITAS OPERASI

A.

Analisa Pendapatan (Revenues)

Jenis-jenis pendapatan perusahaan

Secara garis besar, pendapatan dari TPS Food terdiri dari 2 sumber pendapatan, yaitu pendapatan dari kegiatan operasional dan pendapatan dari kegiatan non operasional.

Sumber pendapatan dari kegiatan operasional adalah pendapatan yang diterima perusahaan dari hasil kegiatan operasional perusahaan dalam menjalankan bisnis utama. Dalam hal ini, pendapatan operasional PT Tiga Pilar Sejahtera berasal dari penjualan makanan, beras, dan agribisnis seperti dibawah ini :

(6)

Klasifikasi atas pendapatan

Secara umum, pendapatan tersebut diklasifikasikan sebagai berikut :

Berdasarkan analisis kami pendapatan dari PT Tiga Pilar Sejahtera dapat klasifikasikan menjadi recurring dan non recurring.

Recurring income merupakan pendapatan yang terus terjadi setiap tahunnya selama proses bisnis perusahaan berlangsung. Sedangkan non-recurring income merupakan pendapatan yang hanya terjadi pada kejadian tertentu saja, sehingga tidak secara konsisten terjadi setiap tahunnya. Dari hasil klasifikasi tersebut, terlihat bahwa rata-rata selama 5 tahun terakhir, 99% dari total pendapatan PT Tiga Pilar Sejahtera adalah pendapatan operasional yang sifatnya reccuring. Sedangkan pendapatan lainnya berupa pendapatan non operasional hanya sejumlah 1% dari total pendapatan. Hal ini menyatakan bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera memang memiliki fokus utama dalam meningkatkan pendapatan operasionalnya dibandingkan bertumpu pada pendapatan non-operasional lainnya.

Dari sisi pendapatan operasional, terlihat bahwa sebagian besar pendapatan perusahaan berasal dari penjualan beras, dimana lini bisnis ini menyumbangkan 68% dari total pendapatan PT Tiga Pilar Sejahtera. Pada tahun 2011 dan 2012, terjadi peningkatan yang sangat signifikan terhadap penjualan pada lini bisnis beras PT Tiga Pilar Sejahtera, hal tersebut dikarenakan PT Tiga Pilar Sejahtera melakukan akuisisi terhadap beberapa pabrik beras sehingga mampu memproduksi beras sendiri. Selain itu, juga mulai terlihat adanya sumber pendapatan baru dari lini agribisnis. Hal tersebut juga disebabkan karena adanya akuisisi perusahaan perkebunan sawit pada tahun 2012 sehingga pada tahun 2013, mulai terlihat adanya tambahan pendapatan untuk lini agribisnis.

(7)

Metode pengakuan pendapatan yang diterapkan

Metode pengakuan pendapatan antar setiap perusahaan dapat berbeda-beda, sesuai dengan kebijakan dari perusahaan tersebut. Pada PT Tiga Pilar Sejahtera, penjualan dari sebuah perusahaan akan diakui sebagai pendapatan jika terjadi penyerahan barang kepada pelanggan. Jika perusahaan menerima penjualan yang dibayar di muka, maka pendapatan tersebut baru akan diakui ketika penyerahan barang kepada pelanggan telah dilakukan.

Karena kebijakan atas pengakuan pendapatan dengan penyerahan barang, maka dari informasi yang kami himpun, tidak ada informasi mengenai retur penjualan dari perusahaan. Hal ini sesuai dengan karakter bisnis dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food yang bergerak di bidang makanan dan beras, karena sistem retur akan mengkibatkan inefisiensi pada perusahaan. Selain itu, perusahaan juga menerapkan kebijakan FOB Destination. FOB Destination adalah kebijakan dimana biaya pengangkutan atas suatu barang yang dijual merupakan tanggung jawab penjual. Hal ini dapat dilihat dari komponen biaya pengangkutan dari PT Tiga Pilar Sejahtera terdapat pada selling expenses di laporan keuangan.

Analisa akuntansi atas pendapatan perusahaan

PT Tiga Pilar Sejahtera Food merupakan sebuah perusahaan yang bergerak pada consumer goods, setelah kami melakukan analisa terhadap metode pengakuan pendapatan serta jenis pendapatan yang dimiliki oleh PT Tiga Pilar Sejahtera ini, kami menemukan sebuah asumsi dimana perusahaan ini melakukan “Creative Accounting”, yaitu suatu tindakan memanipulasi pengakuan pendapatannya sehingga sangat kecil. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor, yaitu

1. Tidak terdapat retur penjualan

Pada catatan atas laporan keuangan bagian penjualan, tidak tercatat sepeserpun nilai dari retur penjualan, hal ini menunjukkan dalam pengakuan pendapatan PT Tiga Pilar Sejahtera tidak mungkin melakukan consignment sales, right return sales, dan channel stuffing yang biasanya menyebabkan ada nilai retur penjualan, dimana cara penjualan tersebut dapat memudahkan perusahaan seolah olah bisa meningkatkan pendapatan perusahaan dengan mudahnya.

2. Jenis barangnya yang sulit untuk dipindahkan

(8)

penitipan atau membiarkan konsumennya mengambil barang dahulu, jika tidak laku baru kembalikan / retur).

Melalui dua fakta tersebut maka dapat disimpulkan accounting risk ataupun distorsi akuntansi yang mungkin terjadi pada pengakuan pendapatan dari PT TPS ini sangat kecil

Resiko Kolektibilitas

Dalam melakukan penjualan atas produknya, PT Tiga Pilar Sejahtera Food menerima pendapatan melalui dua sumber, yaitu pendapatan melalui kas dan juga dalam bentuk piutang. Dari sisi resiko, pendapatan melalui piutang memiliki resiko tersendiri, yaitu adanya resiko gagal bayar dari pembeli terhadap PT Tiga Pilar Sejahtera. Umumnya untuk mengantisipasi hal tersebut, perusahaan melakukan pencadangan terhadap piutang usaha.

Namun, dari catatan atas laporan keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera, kami tidak menemukan bahwa perusahaan melakukan pencadangan terhadap laporan keuangan. Menurut hasil analisis kami, hal tersebut disebabkan karena karakteristik perusahaan. Biasanya perusahaan yang memiliki resiko kolektibilitas tinggi adalah perusahaan yang bergerak dibidang pendanaan atau perbankan, sedangkan PT Tiga Pilar Sejahtera adalah perusahaan yang berada dalam industri makanan. Perusahaan yang berada dalam industri makanan cenderung memiliki resiko kolektibilitas yang lebih rendah karena perputaran barang terjadi dengan cepat.

(9)

Inventory Turnover

Inventory turnover adalah sebuah rasio yang menunjukkan perputaran dari persediaan sebuah perusahaan dalam satu periode. Secara general, inventory turnover digunakan untuk melihat seberapa cepat sebuah perusahaan mampu menjual persediaannya dan menempatkan kembali persediaan yang baru. Inventory turnover juga dapat digunakan untuk melihat seberapa efisien perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya dengan membandingkan rasio ini dengan rasio perusahaan lainnya dalam satu indurstri.

Pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food, rasio pada inventory turnover selama tahun 2011 hingga tahun 2015 terbatas dari 3.3 hingga 4.6. Inventory turnover tertinggi terjadi pada tahun 2012 dengan rasio 4.58, yang dikarenakan pada tahun tersebut, terjadi peningkatan yang sangat signifikan pada penjualan TPS Food, yaitu peningkatan penjualan sebesar 56%. Namun, sejak tahun 2013, rasio inventory turnover TPS Food terus menurun. Penyebab penurunan tersebut adalah karena jumlah persediaan TPS Food cukup didominasi oleh bahan-bahan yang bukan barang siap dijual, namun didominasi oleh bahan baku, bibit, suku cadang, dan lainnya yang menyebabkan perputaran persediaan TPS Food semakin menurun. Penurunan pada inventory turnover ini juga mengindikasikan bahwa tingkat efisiensi TPS Food dalam mengelola persediaannya semakin menurun.

(10)
(11)

B.

Analisa Beban (Expenses)

Jenis-jenis beban perusahaan

Secara garis besar, seluruh beban dari PT Tiga Pilar Sejahtera terdiri dari 2 jenis beban, yaitu beban yang berasal dari kegiatan operasional dan beban dari kegiatan non operasional.

Beban yang berasal dari kegiatan operasional adalah beban-beban yang terjadi selama kegiatan operasional berlangsung. Beban operasional dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food secara umum terdiri dari beban atas penjualan dan beban umum dan administrasi. Pada beban penjualan pada lampiran 1, dapat dilihat bahwa komponen terbesar pada beban penjualan PT Tiga Pilar Sejahtera Food berasal dari beban promosi dan beban pengangkutan dengan presentase masing-masing beban terhadap total beban penjualan adalah sebesar 41% dan 38%. Selain itu, juga terdapat beban gaji karyawan dengan rata-rata komposisi sebesar 9% dari total beban penjualan. Selain beban penjualan, beban operasional lain pada PT Tiga Pilar Food Sejahtera yaitu beban gaji dengan komposisi beban sebesar 58% dari total beban umum dan administrasi.

Klasifikasi atas beban

Selain beban operasional, PT Tiga Pilar Sejahtera juga memiliki beban non operasional. Secara umum, beban non operasional dari PT Tiga Pilar Sejahtera dapat berupa management fee dan kerugian dari selisih nilai kurs. Seperti hal nya pada sisi pendapatan, beban non operasional pada sisi beban adalah jenis beban yang juga tidak memiliki tren tertentu seperti hal nya pada beban operasional. Hal tersebut juga disebabkan karena beban tersebut merupakan beban-beban yang tidak memiliki hubungan dengan kegiatan operasional bisnis.

(12)

Metode pengakuan beban yang diterapkan

Seperti halnya pada pengakuan pendapatan, metode pengakuan beban dari perusahaan juga akan menyesuaikan dengan kebijakan pada pengakuan pendapatan. Karena PT Tiga Pilar Sejahtera menerapkan kebijakan pengakuan pendapatan saat penyerahan barang dilakukan, maka pada pengakuan beban, beban dari perusahaan baru akan diakui pada saat terjadinya beban tersebut.

Jika perusahaan memiliki beban dibayar dimuka, maka perusahaan akan mengakui pendapatan tersebut hanya ketika beban tersebut sudah benar-benar terjadi.

Analisa akuntansi atas beban perusahaan

Seperti yang kita ketahui bahwa pada pengakuan pendapatan dari PT Tiga Pilar Sejahtera, tidak memiliki kemungkinan yang tinggi untuk menyebabkan distorsi akuntansi ataupun bentuk pengaturan laba lainnya

Namun, berdasarkan data laba 5 tahun terakhir, bisa kita lihat bahwa seolah-olah seperti ada income smoothing yang dilakukan oleh PT Tiga Pilar Sejahtera, sehingga terlihat pendapatannya selalu meningkat setiap tahunnya. Oleh karena itu ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk menguji apakah ada kemungkinan PT Tiga Pilar Sejahtera melakukan income smoothing.

Salah satu kemungkinan untuk dilakukannya “Creative Accounting” adalah pada pengakuan estimasi depresiasi setiap tahunnya, dimana setiap tahunnya nilai PPE selalu meningkat

2015 2014 2013 2012 2011

Property, Plant and Equipment 2.290.408 1.785.691 1.443.553 1.233.721 933.668

Depresiasi 10.145 7.228 5.020 3.354 6.198

0,00442 0,004047 0,003477 0,002718 0,00663 Namun terlihat juga seperti pada tabel diatas bahwa nilai depresiasinya pun ikut meningkat, tidak terjadi perubahan cara ataupun perbandingan yang berbeda signifikan. Hal tersebut membuktikan bahwa memang pengkuan pada depresiasi sudah dilakukan secara benar.

Hal kedua yang perlu diperhatikan dari beban adalah, kontributor terbesar dari nilai beban itu sendiri, dalam hal ini yaitu beban gaji dan promosi, namun sama halnya seperti depresiasi, nilai dari gaji dan promosi selalu meningkat pesat sesuai dengan kenaikkan Penjualan, tidak ada angka yang bisa dibilang salah estimasi ataupun pengakuan.

(13)

Accounts Payable Turnover

Accounts payable turnover adalah salah satu alat pengukur likuiditas jangka pendek yang digunakan untuk menentukan tingkat kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi hutang kepada supplier. Semakin tinggi accounts payable turnover dari sebuah perusahaan, maka menunjukkan bahwa semakin singkat waktu yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan untuk melunasi hutang dagangnya.

Pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food, terlihat bahwa selama lima tahun terakhir, accounts payable turnover rate dari TPS Food cenderung semakin menurun. Hal ini mengindikasikan bahwa TPS Food mengambil strategi untuk memperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk pelunasan piutang. Hal tersebut menurut hasil analisis kami adalah strategi yang baik, yaitu dengan memperpanjang waktu pelunasan hutang, namun memperpendek waktu pelunasan piutang. Strategi tersebut bermanfaat untuk menjaga perputaran kas dari perusahaan agar lebih lancar.

Selain melakukan analisa secara komparatif dari perusahaan, kami juga melakukan perbandingan terhadap accounts payable turnover dari TPS Food dengan perusahaan-perusahaan lain yang berada dalam industri yang sama. Melalui perbandingan terhadap ke-5 perusahaan lainnya, kami melihat tren yang berbeda-beda dari setiap perusahaan. Selain TPS Food, hanya PT Indofood CBP Sukses Makmur dan PT Indofood Sukses Makmur yang melakukan strategi yang sama, namun, perusahaan-perusahaan lain mengalami peningkatan pada accounts payable turnover.

(14)
(15)

BAB III

KESIMPULAN

Setelah melakukan analisa pada aspek pendapatan dan beban dari PT Tiga Pilar Food Sejahtera dari sisi operasional perusahaan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki kemampuan untuk terus mengembangkan perusahaannya. Hal ini terlihat dari peningkatan secara terus menerus pada penjualan PT Tiga Pilar Sejahtera melalui 3 lini bisnisnya, yaitu lini bisnis makanan, beras, dan palm oil. Salah satu lini bisnis yang memberikan kontribusi yang paling signifikan adalah lini bisnis beras dari PT Tiga Pilar Sejahtera.

Meskipun pendapatan tersebut terus meningkat setiap tahunnya, namun peningkatan dari beban operasional dari PT Tiga Pilar Sejahtera juga terus meningkat sehingga kenaikan laba dari perusahaan juga tidak mengalami perubahan yang signifikan. Namun, walaupun begitu, PT Tiga Pilar Sejahtera hampir selalu mengalami peningkatan atas kinerja dari laba usaha.

Selain itu, menurut hasil analisis kelompok kami, PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki kemungkinan yang cukup kecil dalam melakukan distorsi akuntansi, baik dari sisi pengakuan pendapatan maupun juga dari sisi pengakuan beban. Namun, jika melihat dari sisi kemampuan kolektibilitas nya, PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki resiko kolektibilitas yang cukup tinggi

(16)

Lampiran :

(17)

Lampiran 2 :

Beban dari kegiatan operasional

(18)
(19)
(20)

Referensi

http://www.investopedia.com/terms/i/inventoryturnover.asp (diakses 9 oktober 2016)

http://www.investopedia.com/terms/r/receivableturnoverratio.asp (diakses 9 oktober 2016)

Indofood.2016.”Laporan Keuangan Indofood2015”.Diambil dari

http://www.indofood.com/menu/financial-statements (diakses 8 Oktober 2016)

Indofood.2015.”Laporan Keuangan Indofood2014”.Diambil dari

http://www.indofood.com/menu/financial-statements (diakses 8 Oktober 2016)

Indofood.2014.”Laporan Keuangan Indofood2013”.Diambil dari

http://www.indofood.com/menu/financial-statements (diakses 8 Oktober 2016)

MayoraIndah.2015.”Mayora Indah Tbk_Audited Financial Statements 2014”.Diambil

dari http://www.mayoraindah.co.id/investor-relation/kinerja-perseroan/laporan-keuangan-tahunan/ (diakses 8 Oktober 2016)

MayoraIndah.2014.”Mayora Indah Tbk_Audited Financial Statements 2013”.Diambil

dari http://www.mayoraindah.co.id/investor-relation/kinerja-perseroan/laporan-keuangan-tahunan/ (diakses 8 Oktober 2016)

MayoraIndah.2013.”Mayora Indah Tbk_Audited Financial Statements 2012”.Diambil

dari http://www.mayoraindah.co.id/investor-relation/kinerja-perseroan/laporan-keuangan-tahunan/ (diakses 8 Oktober 2016)

NipponIndosari.2016.”LaporanKeuangan2015”.Diambil dari

http://www.sariroti.com/content/hubungan-investor-1/ (diakses 8 Oktober 2016)

NipponIndosari.2015.”LaporanKeuangan2014”.Diambil dari

http://www.sariroti.com/content/hubungan-investor-1/ (diakses 8 Oktober 2016)

NipponIndosari.2014.”LaporanKeuangan2013”.Diambil dari

http://www.sariroti.com/content/hubungan-investor-1/ (diakses 26 September 2016)

NipponIndosari.2013.”LaporanKeuangan2012”.Diambil dari

http://www.sariroti.com/content/hubungan-investor-1/ (diakses 8 Oktober 2016)

Indofood.2015.”FinancialStatement2014”.Diambil dari

http://www.indofood.com/uploads/statement/Financial%20Statement_Full%20N otes_FY14%20Billingual%20INDF.pdf (diakses 8 Oktober 2016)

Indofood.2014.”FinancialStatement2013.Diambil dari

http://www.indofood.com/uploads/statement/Financial%20Statement_Full%20N otes_4Q13%20Billingual%20INDF.pdf (diakses 8 Oktober 2016)

Indofood.2014.”FinancialStatement2013.Diambil dari

(21)

DeltaDjakarta.2015.”AnnualReport2014”.Diambil dari

http://www.deltajkt.co.id/web/images/Report/ANNUAL_REPORT_2014_PT_D ELTA_DJAKARTA_Tbk.pdf (diakses 8 Oktober 2016)

IndofoodCBP.2015.”AnnualReport2014”.Diambil dari

http://www.indofoodcbp.com/uploads/annual/ICBP_2014_website.pdf (diakses 8 Oktober 2016)

Indofood Sukses Makmur.2015.”AnnualReport2014”.Diambil dari

http://www.indofood.com/uploads/annual/ISM_2014_website.pdf (diakses 8 Oktober 2016)

MayoraIndahTbk.2015.”AnnualReport2014”.Diambil dari

http://www.mayoraindah.co.id/wp-content/uploads/2013/08/AR_MYOR_2014.pdf (diakses 8 Oktober 2016) MayoraIndahTbk.2013.”AnnualReport2012”.Diambil dari

http://www.mayoraindah.co.id/wp-content/uploads/2013/08/AR_MYOR_2012.pdf (diakses 8 Oktober 2016)

Ultrajaya.2015.”AnnualReportUltrajaya2014”.Diambil dari

http://www.ultrajaya.co.id/investorrelation/annual%20report/ (diakses 8 Oktober 2016)

Ultrajaya.2013.”AnnualReportUltrajaya2012”.Diambil dari

Referensi

Dokumen terkait

Objek yang diteliti oleh peneliti adalah potensi pemungutan PPN atas usaha jasa persewaan kendaraan roda 4 (empat) atau lebih terhadap ketentuan mengenai kategori jasa tidak

Republik Indonesia, dan juga kepada Dekan Fakultas IImu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, yang ketiganya telah memberikan kepercaraan be~"r

Disini disebutkan bahwa dukungan keluarga turut berperan dalam mendukung tingginya angka kepatuhan dan telah dibuktikan dalam hasil penelitian bahwa terdapat hubungan

Topsis menggunakan prinsip bahwa alternatif harus mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif dan jarak terpanjang (terjauh) dari solusi ideal negatif dari

|jejakseribupena.com, Soal dan Solusi Simak UI Matematika IPA, 2012

True experimental design was employed in this study in which the sample 25% (30 students) was chosen by random sampling from the total population (118 students). The

|jejakseribupena.com, Soal dan Solusi Simak UI Matematika IPA,

Hasil isolasi bakteri yang meng- gunakan perbenihan agar darah dan agar endo (Tabel 1 dan 2) menun- jukkan bahwa terdapat 2 jenis bakteri dari 23 sampel urin yang telah di-