• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Pengembangan Media Pembelajaran Kesiapsiagaan Bencana Erupsi Gunung Berapi Model Komik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Pengembangan Media Pembelajaran Kesiapsiagaan Bencana Erupsi Gunung Berapi Model Komik."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kabupaten Klaten merupakan daerah dengan potensi bencana yang

cukup tinggi, karena berada pada jalur cincin api (Ring of Fire). Jalur api ini

berasal dari jalur Mediterania atau sering disebut sirkum Mediteran. Setiap

wilayah yang dilalui jalur ini akan muncul titik-titik gunung berapi seperti

sepanjang barat Pulau Sumatera dan sepanjang selatan Pulau Jawa. Jalur ini

muncul karena merupakan daerah subduksi atau pertemuan lempeng yang

saling menumbruk. Meningkatnya aktivitas Gunung Merapi pada Tahun 2006

adalah akibat dari meningkatnya aktivitas vulkanisme di jalur subduksi

tersebut. Kejadian gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah Tahun 2006

meningkatnya aktivitas Merapi (Sudibiyakto, 2011: 109).

Ancaman Gunung Merapi yang telah menimbulkan bencana,

serangkaian erupsi Gunung Merapi yang diawali pada tanggal 26 Oktober 2010

sampai 5 November 2010 menyebabkan kerusakan kerusakan dan kerugian

yang sangat besar di empat kabupaten yaitu Magelang, Boyolali, Klaten dan

Sleman yang menelan korban sebanyak 386 jiwa dan 399.408 mengungsi

(2)

!!!

U Proyeksi : Transverse Meercator

Koordinat : Universal Transverse Mercator 2. Peta RBI Indonesia Tahun 2002 Skala 1:25.000

3. http://geospasial.bnpb.go.id/

Disusun Oleh: Nama : Andita Yanuanto NIM : A610100036 Prodi : FKIP Geografi

2 Radius Zona Ancaman

5 Km

10 Km

15 Km

20 Km

25 Km Rel Kereta Api

! ! Batas Provinsi

(3)

3

Klaten harus terus siaga terhadap ancaman erupsi gunung berapi seperti

Gunung Merapi. Sebagai langkah kesiapsiagaan bencana erupsi Gunung

Merapi berupa peningkatan pengetahuan tentang bencana erupsi gunung

berapi, kebijakan, Rencana keadaan darurat, sistem peringatan dini , dan

kemampuan mobilisasi.

Siswa sebagai agen perubahan diharapkan memberikan kontribusi di masyarakat

perlu ditanamkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana seperti bencana erupsi gunung

berapi. Teknologi pendidikan diperlukan untuk menciptakan pembelajaran inovatif dan kreatif

dalam upaya penanaman kesiapsiagaan gunung berapi.

Teknologi pendidikan dan teknologi pembelajaran lazimnya selalu

diasosiasikan dengan media TV, radio, slide tape, film, dan sebagainya, yang

kesemuanya termasuk dalam kategori perangkat keras dan perangkat lunak (

hardware dan software). Sebenarnya, pengertian teknologi pendidikan lebih

daripada sekadar perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan dalam

pembelajaran. Menurut Anderson (1979) dalam Gafur (2012: 108), teknologi

pendidikan adalah proses sistematis dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi keseluruhan proses belajar mengajar, dan proses komunikasi dengan

melibatkan manusia dan sumber belajar yang lain dengan tujuan untuk

meningkatkan efektifitas pembelajaran. Oleh karena itu penggunaan media

pembelajaran harus mengacu pada konsep dan prinsip teknologi pendidikan.

Media pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan mutu

pendidikan itu sendiri. Media sebagai alat untuk menyampaikan atau sebagai alat

(4)

bahan ajar. Idealnya dalam proses pembelajaran, guru seyogyanya memberikan pengalaman

nyata dan langsung kepada siswa agar siswa dapat lebih memahami dan mendapatkan makna

dari kegiatan pembelajaran. Akan tetapi di lapangan sering ditemukan banyak kendala bahwa

guru tidak dapat memberikan pengalaman secara langsung dan nyata terhadap siswa dalam

pembelajaran. Menurut teori kerucut pengalaman karya Edgar Dale, jika pengalaman

langsung dalam mengajar tidak mungkin dilaksanakan, maka dilakukan tiruan pengalaman,

pengalaman yang didramatisasikan, demonstrasi, karya wisata, pameran, telivisi, pendidikan,

gambar hidup, gambar mati, radio dan rekaman, lambang visual, dan lambang verbal ( Gafur

2012: 107 ).

Pada saat studi pendahuluan, yakni hasil wawancara dengan guru IPS kelas VII

Bapak Slamet Riyadi bahwa media mengenai bencana erupsi gunung berapi masih kurang

memadai. Beliau menganggap media yang ada masih sedikit yang berkaitan dengan bencana

erupsi gunung berapi di tingkat sekolahan. Media pembelajaran seperti buku paket yang ada di

lapangan masih sedikit materi yang membahas mengenai bencana gunung berapi dan isinya

pun kurang menarik bagi siswa untuk membacanya. Menurut beliau perlu adanya media yang

bisa menjelaskan mengenai bencana gunung berapi dan bagaimana cara menyelamatkan diri

jika terjadi bencana erupsi. Berdasarkan wawancara dengan siswa SMP kelas VII, mereka

mengagap media mengenai kebencanaan sudah memadai seperti dari buku paket dan video

dari internet, namun media yang ada kurang menarik dan hanya sedikit yang membahas

mengenai erupsi gunung berapi. Berdasarkan alasan tersebut, maka diperlukan adanya media

sebagai jawaban atas masalah tersebut, salah satunya dengan menggunakan media komik

(5)

5

Media komik termasuk dalam kategori gambar mati dalam teori kerucut

pengalaman karya Edgar Dale. Penggunaan media komik dalam pembelajaran

diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memahami materi yang

disampaikan, memotivasi, dan merangsang kegiatan belajar serta membawa

pengaruh psikologis terhadap siswa. Media komik berfungsi sebagai alat bantu

pembelajaran ( teaching aids ) dan digunakan sebagai bahan belajar sendiri

tanpa bantuan guru ( self intructional media). Komik mempunyai beberapa

manfaat, diantaranya adalah komik mengandung aspek grafis dan terkadang

diberi penjelasan berupa kata-kata seperti yang kita jumpai dalam komik yang

berkembang saat ini. Gambar mengandung pemerian panjang dan dapat

mengantarkan pembaca kepada berbagai realitas yang terkadang sulit

dibayangkan. Karena itulah gambar komik cukup sederhana dengan

penambahan kata-kata sebagai penjelas atau penguat dalam gambar tersebut.

Komik merupakan urutan-urutan gambar yang ditata sesuai tujuan dan

filosofi pembuatnya hingga pesan cerita tersampaikan, komik cenderung diberi

lettering yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan (Gumelar 2011:7). Masalah

mengenai bencana erupsi gunung berapi dapat disajikan dalam bentuk komik,

sehingga siswa lebih tertarik dan lebih memahami apa yang ada dalam masalah

tersebut. Kegiatan pembelajaran akan lebih menyenangkan dan diharapkan

akan memberikan pengetahuan siswa tentang erupsi gunung berapi. Siswa

menjadi lebih aktif dan isi materi maupun masalah tetap akan tersampaikan

(6)

Sebagai upaya membuat media untuk meningkatkan kesiapsiagaan

bencana erupsi gunung berapi, peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai media komik dengan judul “PENGEMBANGAN MEDIA

PEMBELAJARAN KESIAPSIAGAAN BENCANA ERUPSI GUNUNG BERAPI MODEL KOMIK”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian sebagaimana yang telah diuraikan

di atas dapat diindentifikasi berbagai masalah, yaitu

1. Kurangnya media pembelajaran dalam menghadapi bencana erupsi gunung

berapi;

2. Kurangnya sosialisasi tentang bencana erupsi gunung berapi di sekolah;

dan

3. Diperlukannya media yang menarik seperti komik untuk pembelajaran

kesiapsiagaan bencana erupsi gunung berapi.

C.Pembatasan Masalah

Permasalahan yang sebagaimana terkait dengan judul di atas sangat luas

sehingga tidak mungkin permasalahan yang ada dapat dijangkau dan

diselesaikan. Keterbatasan peneliti juga menjadi hambatan untuk menjangkau

semua permasalahan yang ada, maka perlu dilakukannya pembatasan masalah

agar permasalahan yang diteliti jelas dan menghindari terjadinya kesalah

pahaman. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah;

(7)

7

2. Tingkat kerawanan dibatasi hanya di lingkungan sekolah saja.

3. Pembuatan media komik berdasarkan lima parameter kesiapsiagaan bencana

erupsi gunung berapi.

4. Tingkat kesiapsiagaan dibatasi oleh kegiatan yang dilakukan oleh siswa

kelas VII dalam menghadapi bencana erupsi gunung berapi, dengan media

komik.

D.Rumusan Masalah

1. Berdasarakan analisis guru dan siswa, kebutuhan media pembelajaran

kesiapsiagaan bencana erupsi gunung berapi seperti apa yang diperlukan?

2. Bagaimanakah media pembelajaran kesiapsiagaan model komik yang dapat

dikembangkan?

E.Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kebutuhan media pembelajaran kesiapsiagaan bencana erupsi

gunung berapi berdasarkan analisis guru dan siswa.

2. Mengetahui media pembelajaran kesiapsiagaan model komik yang dapat

dikembangkan.

F.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Mengetahui kebutuhan media pembelajaran kesiapsiagaan bencana

erupsi gunung berapi;

b. Mengetahui media pembelajaran kesiapsiagaan model komik yang dapat

(8)

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan

pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pemilihan

media pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah.

Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan bagi pihak sekolah,

agar dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengetahui tingkat

kesiapsiagaan siswa mengenai bencana erupsi gunung berapi.

b. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dalam bidang studi

Geografi agar dapat menggunakan media komik untuk meningkatkan

kesiapsiagaan siswa terhadap bencana erupsi gunung berapi.

c. Bagi Siswa

Dapat digunakan sebagai pengetahuan siswa dalam menghadapi bencana

erupsi gunung berapi.

d. Bagi Peneliti

1) Menambah pengetahuan dan pengalaman sebagai calon guru geografi

untuk belajar menerapkan media komik sebagai sarana pembelajaran

yang tepat.

2) Menerapkan ilmu yang telah diterima di bangku kuliah khususnya

yang bersangkutan dengan pendidikan dan geografi.

3) Sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 di Fakultas

Referensi

Dokumen terkait

Kata kualitatif menyiratkan penekanan pada proses dan makna yang tidak dikaji secara ketat atau belum diukur (jika memang diukur) dari sisi kuantitas, jumlah,

Dengan persentase kelengkapan paling tinggi terdapat di sekolah menengah pertama negeri 01 Kuwarasan yaitu 95,15 % dan persentase kelengkapan paling rendah terdapat di

Kenyataan menunjukan bahwa sampai saat ini belum diketahui besarnya potensi potensi karbon, serapan karbondioksida (CO 2 ) dan nilai jasa lingkungan dari produksi oksigen

senyawa-senyawa tertentu dalam media. Pembentukan tunas dan akar ditentukan oleh konsentrasi auksin dan sitokinin yang digunakan. Dominasi auksin yang lebih tinggi

Jika diamati dalam konteks masyarakat Indonesia kedudukan serta fungsi Pancasila dan UUD 1945 bagi umat Islam Indonesia, sekalipun tidak dapat disamakan, sebenarnya dapat

komunikasi yang berkesan, meningkatkan tahap kefahaman pembelajaran, menarik dan mengekalkan tumpuan pelajar serta memudahkan maklumat disimpan di dalam ingatan jangka panjang

Hukum I Newton menyatakan bahwa: “ jika resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan nol maka benda yang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak

Hasil yang diperoleh dari yaitu (1) struktur yang diteliti mencakup judul, intro, body, dan penutup; (2) diksi yang dikaji mencakup istilah pendidikan dan bahasa, kata