• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN PERAN BURUH PEREMPUAN DALAM BIDANG EKONOMI DI PTP. NUSANTARA III PERKEBUNAN KELAPA SAWIT KOTA TEBING TINGGI (1983-2013).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERUBAHAN PERAN BURUH PEREMPUAN DALAM BIDANG EKONOMI DI PTP. NUSANTARA III PERKEBUNAN KELAPA SAWIT KOTA TEBING TINGGI (1983-2013)."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN PERAN BURUH PEREMPUAN DALAM BIDANG EKONOMI DI PTP. NUSANTARA III PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

KOTA TEBING TINGGI (1983-2013)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

HARI HIKMAH SIREGAR NIM.309321013

Program Studi Pendidikan Sejarah

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

Skripsi oleh Hari Hikmah Siregar, NIM. 309321013 Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada

Tanggal, 26 Agustus 2013

TIM PENGUJI

1. Dra. Lukitaningsih, M.Hum Pembimbing

2. Dra. Hafnita SD. Lubis, M.Si Penguji

3. Dra.Flores Tanjung, M.A Penguji

4. Tappil Rambe, M.Si Penguji

Disetujui dan disahkan pada Tanggal 26 Agustus 2013 PANITIA UJIAN

Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ketua Jurusan Sejarah

Dr. H. Restu. MSi Dra. Lukitaningsih, M.Hum

(4)
(5)

i ABSTRAK

Hari Hikmah Siregar. NIM 309321013. Perubahan Peran Buruh Perempuan Dalam Bidang Ekonomi di PTP. Nusantara III Perkebunan Kelapa Sawit Kota Tebing Tinggi (1983-2013). Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan 2013.

Penelitian ini bertujuan 1. Untuk mengetahui Perkembangan perkebunan kelapa sawit di PTP. Nusantara III. 2.Untuk mengetahui Keadaan buruh perempuan di perkebunan kelapa sawit PTP. Nusantara III. 3. Untuk mengetahui, bagaimana perubahan peran buruh perempuan yang berdampak pada ekonomi buruh di PTP. Nusantara III Perkebunan Kelapa Sawit Kota Tebing Tinggi. Penelitian yang dilakukan mengarah kepada penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif. Pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara penelitian kepustakaan berupa buku-buku dan sumber yang mendukung. Semua data yang diperoleh, yang berkaitan dengan perubahan peran buruh perempuan dalam bidang ekonomi di PTP. Nusantara III Perkebunan Kelapa Sawit di kota tebing tinggi dianalisis dengan menggunakan analisis teoritis.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa 1. Pada awalnya PTPN III bernama PTP V, dimana PTP V tersebut adalah perusahaan perkebunan milik swasta Belanda dengan nama NV RCMA (Rubber Culture Mats Chaappij

Amsterdam). Pada tahun 1968 perkebunan ini berubah menjadi perkebunan kelapa

(6)

ii KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT. dimana

atas berkat, rahmat dan karunia-Nya hingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan judul ; “Perubahan Peran Buruh Perempuan Dalam Bidang Ekonomi di PTP. Nusantara III Perkebunan Kelapa Sawit Kota Tebing Tinggi (1983-2013)”.

Shalawat berangkaikan salam dihadiahkan kepada junjungan besar Muhammad

SAW, yang mana syafa’atnya diharapkan di yaumil mahsyar kelak.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh

dari sempurna baik isi, tekhnik penulisan, maupun nilai ilmiahnya, mengingat

keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman. Oleh sebab itu, dengan

segala kerendahan hati, peneliti mengharapkan saran dan kritikan. Maka dalam

kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terima kasih serta pengharapan yang

sebesar-besarnya kepada :

 Ayahanda terhebat Alm. Nikmad Siregar dan Ibunda Tercinta Nani

Haryati yang telah mengajarkan dan menerapkan makna kehidupan dan

arti penting kekeluargaan kepada ananda serta telah berusaha memberikan

bantuan baik berupa moril maupun materil sehingga ananda dapat

menyelesaikan studi ini dengan baik.

 Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terima

kasih sebesar-besarnya karena kesabaran Ibu dalam membimbing dan

mengarahkan peneliti sehingga terselesaikannya skripsi ini serta

pengetahuan dan pengalaman dalam dunia kependidikan.

 Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas

Negeri Medan beserta stafnya.

 Bapak Drs. H. Restu, M.S, Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta stafnya.  Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

dan dosen pembimbing akademik serta penguji yang telah banyak

(7)

iii  Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si selaku Sekretaris jurusan

Pendidikan Sejarah sekaligus pembimbing akademik peneliti selama studi.

 Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A yang telah banyak memberikan masukan

dan arahan selama masa studi.

 Bapak Tapil Rambe, M.Si yang telah banyak memberikan masukan dan

arahan selama masa studi.

 Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Sejarah yang telah memberikan ilmu

dan pengalaman kepada peneliti selama masa studi.

 Keluarga peneliti Bapak/Ibu : Rahmad Siregar, S.Ag, Iwan, Adelina

Siregar, S.Ag,S.Pd.I, Nurhalimah Siregar, S.Pd, Roslina Siregar,

Nurhamidah Siregar, Irma Novalinda Simbolon, Rosnila Pane, dan seluruh

keluarga yang belum disebutkan namanya.

 Sepupu-sepupu peneliti : Siti Rahmadana Siregar, Rofiqoh Hasanah,

tingkah dan canda kalian selalu kurindukan.

 Sahabat peneliti: Mulyani Sabatini, S.Pd, Riska Dewi Pohan, S.Pd, Ayu

Rahmayani, S.Pd, Tya Anugrah Ginting, Novita Pasaribu, S.Pd, Rita

Musrifah, Refnida Sari Eka Putri, Dini, S.Pd, Sri Wulansari, Nur Hikmah

Siregar, S.Pd, Arif Azhari Sitorus, Dwiyant Herlambang, Mafriza Taher,

Alfian Syahputra, Ari Syahbri, Imam Mahdi Pane, S.Pd, Yudhis

Febriansyah, Terima kasih buat waktu dan pengalaman yang diberikan.

Tidak akan pernah kulupakan kebersamaan ini.

 Untuk orang yang spesial buat peneliti, Ibunda tercinta Nani Haryati dan

Adikku Tersayang Shara Mustika Siregar. Terima kasih untuk senyum

terindah, motivasi dan dukungan moril kepada peneliti.

 Buat Keluarga Besar PPLT SMA/SMK Swasta Meranti Kisaran dan teman

– teman semua yang tidak bisa disebutkan namanya. Terima kasih buat kebersamaan selama ini, tawa dan canda kalian tidak akan pernah ku

lupakan.

 Bapak/Ibu Narasumber dan informan yang telah meluangkan waktunya

(8)

iv Akhir kata peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak

yang telah membantu dan jika ada pihak yang terlewatkan mendapatkan ucapan

terimakasih, peneliti meminta maaf atas kesalahan dan kekhilafan. Semoga skripsi

ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi bahan masukan bagi yang

membutuhkannya.

Medan, 09 Agustus 2013

Penulis

(9)

v A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 21

1. Letak Geografis dan Luas Wilayah ... 21

2. Demografi Kota Tebing Tinggi ... 23

B. Perkembangan PTP Nusantara III perkebunan kelapa sawit ... 24

(10)

vi 2. Ruang Lingkup, Tenaga Kerja dan Jam Kerja di PTP Nusantara III

perkebunan kelapa sawit ... 29

3. Pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab ... 33

4. Sistem pengupahan dan fasilitas lainnya di PTP. Nusantara III

perkebunan kelapa sawit ... 39

C. Keadaan Buruh Perempuan di PTP. Nusantara III perkebunan kelapa sawit

Kota Tebing Tinggi ... 40

1. Sejarah buruh di Sumatera Utara ... 41

2. Buruh perempuan di PTP Nusantara III perkebunan kelapa sawit ... 42

D. Perubahan peran buruh perempuan di PTP Nusantara III perkebunan

kelapa sawit ... 49

1. Paradigma perubahan peran perempuan ... 49

2. peran buruh perempuan dalam meningkatkan ekonomi keluarga ... 53

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 57

Daftar Pustaka ... 60

Lampiran 1 : Daftar Wawancara

Lampiran 2 : Daftar Informan

Lampiran 3 : Foto bersama Informan

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada abad ke-18 muncul revolusi industri di Eropa, kemudian diciptakan

mesin-mesin yang digerakkan dengan tenaga uap. Orang-orang tidak dapat

membantah dan menyangkal bahwa revolusi industri membawa dampak yang

besar dan cepat dalam kehidupan masyarakat umumnya dan pada wanita

khususnya. Dahulu para perempuan mengerjakan sesuatu secara manual dengan

menggunakan tenaga sendiri, terutama dalam urusan rumah tangga. Setelah

terjadinya revolusi industri hal tersebut berubah dengan cepat sehingga telah

membebaskan mereka dari fungsi-fungsi sebelumnya, mereka lebih sering

membeli dibandingkan harus membuat segala sesuatunya dengan sendiri. Selain

menghemat waktu, ternyata juga menghemat biaya, karena harga produk yang

lebih murah dan terjangkau.

Sejak peristiwa tersebut masyarakat memberikan keleluasaan dan

perhatian pada masalah pendidikan dan pengajaran bagi kaum muda, terutama

pada kaum wanita. Sehingga mengurangi beban pekerjaannya, karena pada masa

itu wanita lebih sering memainkan peran sebagai orang-orang yang mengurus

keadaan rumah tanpa memikirkan masalah pendidikan dan peran sosial dalam

lingkungannya. Setelah itu, kaum wanita mulai meningkatkan nilainya sehingga

diperlakukan lebih baik dari sebelumnya. Kaum perempuan juga dihadapkan

(12)

memasak, belajar menari dan kegiatan kesenian lainnya, menjadi buruh kasar,

ataupun (2) mereka berjuang untuk hak-hak asasinya untuk mendapatkan

pendidikan yang lebih tinggi atau sampai ke tingkat universitas. Sejak adanya

revolusi industri, persentase wanita yang memasuki sekolah perguruan tinggi

meningkat jumlahnya. Sehingga membuka mata mereka yang sebelumnya

dirasakan serba gelap karena tekanan yang mereka hadapi. Oleh karena itu,

mereka telah mengerti dan menyadari bahwa mereka mampu dan bisa berbuat

seperti apa yang dilakukan oleh kaum laki-laki.

Upaya untuk meningkatkan peranan perempuan baik dalam bidang

ekonomi maupun sosial sejak dahulu telah menjadi perhatian orang-orang yang

menganggap wanita diperlakukan tidak adil dalam masyarakat maupun dalam

keluarga, jika dibanding dengan kaum lelaki. Tenaga wanita sering digunakan

untuk membantu ekonomi keluarga, mendidik anak-anaknya dan menjaga anggota

keluarga yang sedang sakit, bahkan diluar rumah tangga, wanita berperan dalam

aktivitis kemasyarakatan. Keragaman tugas yang dijalankan menunjukkan betapa

besar tanggungjawab yang ditanggung oleh seorang wanita. Wanita tidak lagi

hanya berperan sebagai ibu rumah tangga yang menjalankan fungsi reproduksi,

mengurus anak dan suami atau pekerjaan domestik lainnya, tetapi sudah aktif

berperan dalam berbagai bidang kehidupan, baik sosial, ekonomi maupun politik.

Pahan (2012:42) menjelaskan kronologisasi perkebunan yaitu “pada

awalnya merupakan sistem perekonomian pertanian komersial yang bercorak

kolonial. Sistem perkebunan ini dibawa oleh perusahaan kapitalis asing yang

(13)

karena itu sistem perkebunan Eropa ini sangat berbeda dengan sistem perkebunan

rakyat yang bersifat tradisional dan diusahakan dalam regional lahan yang kecil.

Propinsi Sumatera Utara memiliki lahan perkebunan yang sangat luas.

Perkebunan merupakan sektor utama untuk menghasilkan Devisa Negara.

Disamping itu, perkebunan merupakan lahan penyerap lapangan pekerjaan baik

laki-laki maupun perempuan, dimana perempuan juga turut berperan dalam

memberikan kontribusi ekonomi bagi keluarga. Kondisi ini banyak dijumpai di

beberapa perkebunan seperti, di PTPN II, PTPN III, PTPN IV, atau di perkebunan

milik swasta seperti di Perkebunan Tembakau.

PTP. Nusantara III (PTPN) perkebunan kelapa sawit sendiri merupakan

salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang

usaha pengolahan kelapa sawit. Pada awalnya PTPN III bernama PTP V, dimana

PTP V tersebut adalah perusahaan perkebunan milik swasta Belanda dengan nama

NV RCMA (Rubber Culture Mats Chaappij Amsterdam). Pada tahun 1958

perusahaan dinasionalisasikan menjadi PPN Cabang Sumatera Utara. Pada tahun

1996 penggabungan PTP tersebut menjadi PTP Nusantara III yang berkedudukan

di Sei Kambing Medan Sumatera Utara.

Di PTPN III perkebunan kelapa sawit ini mempunyai kurang lebih 1000

pegawai dari semua sektor. Pekerjaan yang dikerjakan oleh pekerja perempuan

pun tidak banyak berbeda dengan tenaga kerja laki-laki seperti penyemprotan,

membersihkan semak-semak, pemupukan, mengambil brondolan (biji

(14)

merupakan pilihan yang cukup berat pada saat ini. Arus globalisasi membuat

kehidupan buruh perkebunan, khususnya buruh perempuan menjadi semakin

termarginalisasi.

Dalam konteks ini, perempuan khususnya ibu rumah tangga bekerja

sebagai karyawan dan buruh harian lepas. Bekerja menjadi karyawan dipandang

sebagai pekerjaan dengan gaji yang lebih menjanjikan daripada menjadi buruh

lepas. Pilihan sebagai buruh disebabkan karena dua alasan, antara lain: Pertama,

penghasilan suami (umumnya bekerja sebagai karyawan perkebunan) tidak

mencukupi. Kondisi ini kemudian menyebabkan istri harus bekerja guna

memenuhi ekonomi keluarga. Kedua, pekerjaan itu relatif mudah dan dapat

dilakukan oleh siapa saja. Pekerjaan sebagai buruh tidak membutuhkan

pengetahuan dan keterampilan tinggi, atau dapat dikatakan hanya membutuhkan

tenaga. Tidak seperti layaknya seorang guru, dokter, pengacara, hakim atau yang

lainnya, yang harus memiliki keahlian khusus. Sehingga mereka tidak mempunyai

pilihan lain bekerja sebagai buruh.

Oleh sebab itu, tulisan ini berupaya memberi gambaran lengkap tentang

perubahan peran buruh perempuan. Jadi, dari uraian diatas peneliti merasa tertarik

untuk meneliti keadaan buruh perempuan perkebunan kelapa sawit, apakah

kondisi yang terjadi pada masa tradisional (buruh perempuan) masih terjadi dan

berlanjut pada masa kini. Khusus pada buruh perkebunan kelapa sawit kota

(15)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang dapat

di identifikasi yaitu:

1. Perkembangan PTP. Nusantara III perkebunan kelapa sawit di Kota

Tebing Tinggi (1983-2013).

2. Keadaan buruh perempuan di PTP. Nusantara III perkebunan kelapa sawit

di Kota Tebing Tinggi (1983-2013).

3. Perubahan peran perempuan yang berdampak pada ekonomi buruh di PTP.

Nusantara III perkebunan kelapa sawit di Kota Tebing Tinggi

(1983-2013).

C. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Perkembangan PTP. Nusantara III perkebunan kelapa sawit di

Kota Tebing Tinggi (1983-2013)

2. Bagaimana Keadaan buruh perempuan di PTP. Nusantara III perkebunan

kelapa sawit Kota Tebing Tinggi (1983-2013)

3. Seperti apa Perubahan peran perempuan yang berdampak pada ekonomi

buruh di PTP. Nusantara III perkebunan kelapa sawit di Kota Tebing

(16)

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Perkembangan PTP. Nusantara III perkebunan kelapa

sawit di Kota Tebing Tinggi (1983-2013)

2. Untuk mengetahui Keadaan buruh perempuan di PTP. Nusantara III

perkebunan kelapa sawit Kota Tebing Tinggi (1983-2013)

3. Untuk mengetahui Perubahan peran perempuan yang berdampak pada

ekonomi buruh di PTP. Nusantara III perkebunan kelapa sawit di Kota

Tebing Tinggi (1983-2013)

E. Manfaaat Penelitian

Manfaat penelitian sering di identifikasi dengan tujuan penelitian, oleh

sebab itu perlu dijelaskan manfaat penelitian dari penulisan ini adalah :

1. Sebagai landasan dalam perwujudan tinjauan Perubahan peran buruh

perempuan dalam bidang ekonomi di perkebunan seluruh Indonesia.

2. Untuk menambah khazanah ilmu sejarah khususnya kajian Perubahan

peran buruh perempuan dalam bidang ekonomi di PTP. Nusantara III

perkebunan kelapa sawit Kota Tebing Tinggi (1983-2013).

3. Memberi informasi bagi pembaca tentang Perubahan peran buruh

perempuan dalam bidang ekonomi di PTP. Nusantara III perkebunan

kelapa sawit Kota Tebing Tinggi (1983-2013).

4. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk referensi bahan

perbandingan terhadap hasil penelitian yang telah ada maupun digunakan

(17)

5. Sebagai bahan masukan bagi Lembaga Pendidikan umumnya dan

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka

diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada awalnya PTPN III bernama PTP V, dimana PTP V tersebut adalah

perusahaan perkebunan milik swasta Belanda dengan nama NV RCMA

(Rubber Culture Mats Chaappij Amsterdam). Pada tahun 1996 terjadi

penggabungan perusahaan yang menggabungkan PTP III, PTP IV dan PTP

V dengan seorang direksi yang berkedudukan di PTP masing-masing.

menjadi PTP Nusantara III yang berkedudukan di Sei Kambing Medan

Sumatera Utara.

2. Perkembangan perekbunan di Sumatera dapat dikelompokkan menjadi; (1)

Periode penjajahan Belanda (1600-1942), (2) Periode pendudukan Jepang

(1942-1945), (3) Periode revolusi fisik beberapa tahun setelah Indonesia

merdeka dan pemulihan perkebunan (1945-1955), (4) Periode pengalihan/

nasionalisasi perkebunan dari swasta asing ke PNP/PTP dan

perkembangan pada pemerintahan orde baru (1956-1990an), (5) Periode

pembangunan perkebunan (2000-2004).

3. Perempuan yang berada di sekitar PTP Nusantara III perkebunan kelapa

sawit banyak bekerja sebagai buruh, diantaranya menjadi karyawan tetap

(19)

4. Perempuan memiliki peranan yang sangat besar dalam kesejahteraan

keluarga baik ekonomi maupun non ekonomi. Dalam kesejahteraan

ekonomi, perempuan memiliki peranan sebagai pencari nafkah, pengatur

keuangan keluarga dan mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga.

Dalam kesejahteraan non ekonomi perempuan memiliki peranan besar

dalam menciptakan rasa aman, nyaman, memberikan kasih sayang kepada

anak-anak serta berperan besar dalam pendidikan anak-anak baik

pendidikan moral hingga pendidikan yang bersifat formal.

2. SARAN

Adapun usul yang diajukan sesuai dengan hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Malalui penulisan skripsi ini, peneliti mengharapkan adanya pendataan

yang jelas terkait sejarah dan perkembangan perkebunan-perkebunan di

Indonesia, khususnya di Sumatera Utara yang berguna sebagai sumber

referensi, riset dan penelitian yang berguna bagi kemajuan ilmu

pengetahuan.

2. Mengangkat peran buruh perempuan di Sumatera Utara, khususnya di PTP

nusantara III perkebunan kelapa sawit di Kota Tebing Tinggi sebagai

(20)

3. Menjelaskan perubahan peran buruh perempuan dalam bidang ekonomi di

PTP Nusantara III perkebunan kelapa sawit di Kota Tebing Tinggi

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Rineka Cipta:Jakarta

Asikin, Zainal Dkk. 1997. Dasar-dasar Hukum Perburuhan. Raja Grafindo Persada:Jakarta

Badrun, M. (2010). Lintasan 30 Tahun Pengembangan Kelapa Sawit. Jakarta: Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Sumber tersedia di:

Error! Hyperlink reference not valid. diakses 8 Juli 2013 Basrowi. 2005. Pengantar Sosiologi. Ghalia Indonesia:Bogor

Breman, Jan. 1997. Menjinakkan Sang Kuli. Pustaka Utama Grafiti:Jakarta Gottschalk, Louis. 2008. Mengerti Sejarah. UI-Press:Jakarta

Hartini, Triwibowo, Arivia, Badawi, Ruspita, Toersilaningsih (2012).

Pemberdayaan Ekonomi Perempuan: Keluar dari Kemiskinan, Kerentanan Perempuan Terhadap Kemiskinan: Temuan Empiris dan Tantangan Pengarusutamaan Gender: Jurnal Perempuan.

74:1410-153X

Hasibuan, S.P. Malayu. 1987. Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian

Indonesia. Armico:Bandung.

Lauer, Robert. 2003. Perspektif Tentang Perubahan Sosial. Rineka Cipta:Jakarta

Pahan, Iyung. 2007. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya:Jakarta.

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Raja Garfindo Persada:Jakarta

Soetomo, Imam. 2003. Pengantar Hukum Perburuhan. Djambatan: Jakarta. Sukirno, Sadono. 2003. Pengantar Mikro ekonomi. Raja Garfindo

(22)

Syah Arrazi dan Achmad Hidir. (2004). Peranan Ibu dalam Peningkatan

Pendapatan Keluarga (Studi pada Home Indutri di KElurahan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru). Universitas Riau: Jurnal

Analisis Sosial Sumber tersedia di:

http://repository.unri.ac.idbitstream1234567896731jurnal.pdf diakses 8

Juli 2013

Syamsudin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Ombak:Yogyakarta

Artikel:

Referensi

Dokumen terkait

senin inandığın şekilde değil.. Daha cüretkar bir soru soıınamak için dudaklarını ısıran Kay için bu c ev ap çok fazlaydı. ''Kadeh gerçek mi lordum?'' diye sordu

4+660 – 8+660 Kabupaten Sidoarjo, diketahui bahwa tingkat kondisi fungsional pada ruas jalan tersebut adalah Rusak Ringan dengan nilai SDI ( Surface Distress Index)

salina yang dihasilkan pada media penambahan limbah cair tahu dan media pupuk teknis tidak dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein karena kadar protein tertinggi yang

Penggunaan Berlebihan (paling dominan dan berpengaruh) pada pelaksanaan proyek dermaga di Sulawesi Utara, aspek Perubahan Lingkungan yang Tak Terduga, aspek

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana manajeman kearsipan yang dilaksanakan oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan Kota Bima (NTB). Penelitian ini merupakan

Penjelasan Undang-undang Nomor. Maharani Tri Utama Mandiri Semarang mempunyai maksud sebagai tempat pemberangkatan TKI yang dianggap perlu, PT. Maharani Tri Utama Mandiri

Berdasarkan hasil penelitian, terungkap bahwa program Gerakan Makassar Gemar Membaca (GMGM) sangat disambut baik oleh masyarakat kota Makassar khusunya kelurahan baru, hanya saja

Self regulated learning mencakup beberapa aspek kognitif antara lain: Perencanaan, Monitoring, Mengevaluasi, dan Memperkuat (reinforming). Aspek self regulated