1 A. Latar Belakang
Manajer memiliki beberapa tingkatan atau level, yaitu: manajer tingkat pertama, manajer tingkat menengah, dan manajer puncak. Manajer puncak terdiri dari beberapa direktur, yang disebut dengan dewan direksi atau Board of Directors. Menurut Neumann dan Voetmann (1999) dalam Setiawan
(2007), fungsi manajer puncak lebih mengarah pada fungsi strategik, misalnya: menentukan tujuan perusahaan, perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan. Manajer puncak ini mempunyai seorang pemimpin yang disebut sebagai presiden direktur atau direktur utama, atau disebut juga sebagai Chief Executive Officer (CEO).
Chief Executive Officer (CEO) banyak memberikan pengaruh terhadap
prosedur baru, serta perubahan kebijakan yang ditetapkan oleh CEO baru yang diharapkan mampu meningkatkan kinerja perusahaan.
Salah satu tolok ukur yang digunakan dalam penilaian kinerja perusahaan oleh pemakai laporan keuangan adalah laba. Karena laba merupakan salah satu tolok ukur penilaian kinerja suatu perusahaan, sehingga tidak menutup kemungkinan hal ini akan mendorong manajemen untuk berperilaku tidak semestinya dalam hubungannya dengan laba yaitu melakukan manajemen laba dalam penyusunan laporan keuangan. Isu mengenai usaha manajer untuk melakukan manajemen laba sebenarnya bukan merupakan isu baru di bidang akuntansi. Hal ini sudah ada sejak lama, dahulu dikenal sebagai income smoothing.
Manajemen laba merupakan usaha pihak manajer yang disengaja untuk memanipulasi laporan keuangan dalam batasan yang dibolehkan oleh prinsip-prinsip akuntansi dengan tujuan untuk memberikan informasi yang menyesatkan para pengguna laporan keuangan untuk kepentingan pihak manajer (Gumanti: 2004). Praktek ini juga dapat menurunkan kualitas laporan keuangan suatu perusahaan. Manajemen laba juga merupakan hal yang dapat merugikan investor karena mereka tidak akan mendapat informasi yang benar mengenai posisi keuangan perusahaan.
secara periodik. Salah satu ukuran prestasi suatu perusahaan dalam laporan keuangan adalah earnings (laba), karena informasi laba merupakan perhatian utama untuk menaksir kinerja manajemen dan juga mambantu para pemegang saham dalam menaksir earnings power perusahaan di masa yang akan datang (Gumanti :2000). Kinerja yang buruk dapat mendorong pemegang saham melakukan pergantian CEO yang kemudian dapat menurunkan nilai pasar manajer yang bersangkutan di pasar tenaga kerja. Hal inilah yang dapat mendorong manajer melakukan perilaku menyimpang yang salah satu bentuknya yaitu manajemen laba agar tidak terjadi pergantian CEO karena kinerja yang buruk.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mencari apakah pergantian pemimpin pada suatu perusahaan akan mempengaruhi kinerja suatu perusahaaan besar. Hannan dan Freman (1997) dalam Gumanti (2004) menemukan bahwa sesungguhnya perusahaan terutama perusahaan besar telah memiliki sistem yang memungkinkan perusahaan tersebut berjalan dengan sendirinya sehingga perubahan atau penggantian kepemimpinan tidak akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Trisnantari (2010) dalam penelitiannya tentang pengaruh corporate governance pada hubungan pergantian CEO dengan kinerja perusahaan
Wandeca (2012) dalam penelitiannya menemukan bahwa pergantian CEO tidak berpengaruh negatif terhadap praktek manajemen laba serta tidak ditemukannya perbedaan prak tek manajemen laba antara perusahaan BUMN dan Non BUMN pada saat pergantian CEO. Rahayu (2008) menyatakan bahwa pergantian CEO memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap manajemen laba, hal ini disebabkan karena perusahaan berada dalam keadaan yang stabil dan tidak dalam keadaan rugi.
Sedangkan Adiasih dan Wijaya (2011) dalam penelitiannya menemukan bahwa fenomena manajemen laba pada saat pergantian CEO, baik pergantian rutin maupun non rutin, tidak terjadi pada perusahaan sampel pada penelitian ini. Berbeda dengan hasil penelitian Wirawan Yasa (2011) yang menemukan terjadinya manajemen laba yang dilakukan oleh CEO yang baru menjabat. Manajemen laba yang dilakukan oleh sebagian besar CEO adalah dengan menurunkan laba perusahaan yang ditunjukkkan dengan discretionary accrual negatif secara rata-rata.
Ujiyantho (2007) dalam penelitiannya ditemukan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan (cash flow return on asset). Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa discretionary accrual
Penelitian ini mengembangkan penelitian yang dilakukan oleh Adiasih dan Wijaya (2011) dengan menguji kembali hubungan pergantian CEO dengan kinerja perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adanya hasil yang beragam mengenai penelitian tentang hubungan pergantian CEO dengan kinerja perusahaan mendorong peneliti untuk memasukkan praktek manajemen laba (earnings management) sebagai variabel intervening. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada objek penelitian yaitu dengan menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian yaitu tahun 2009-2011.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah pergantian CEO berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? 2. Apakah pergantian CEO berpengaruh terhadap manajemen laba? 3. Apakah manajemen laba berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? 4. Apakah pergantian CEO berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dengan
manajemen laba sebagai variabel intervening?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui ada tidaknya pengaruh pergantian CEO terhadap kinerja perusahaan.
2. Mengetahui ada tidaknya pengaruh pergantian CEO terhadap manajemen laba.
3. Mengetahui ada tidaknya pengaruh manajemen laba terhadap kinerja perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana dan sekaligus referensi bagi penelitian sejenis lainnya serta meningkatkan perkembangan terhadap teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu teori keagenan.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pemegang saham dalam menganalisis dan menetapkan pilihan investasi yang tepat, sehingga dapat mengoptimalkan keuntungan dan meminimalkan resiko atas investasinya.
3. Manfaat Kebijakan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan, khususnya yang terkait dengan peningkatan kinerja perusahaan.
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini memberikan pedoman keseluruhan Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini membahas masalah teori-teori yang menjadi dasar analisis penelitian yang meliputi : Teori Agensi, Pergantian CEO dan Manajemen Laba, Penelitian Terdahulu, Hipotesis dan Kerangka Pemikiran
BAB III METODE PENELITIAN DATA
Dalam bab ini berisi Populasi Penelitian, Sampel Penelitian, Data, Teknik Pengumpulan Data, Variabel Penelitian, dan Teknik Analisis Data
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pengujian data dan pembahasan yang berisi deskripsi hasil penelitian, hasil pengujian instrument dan pengujian asumsi klasik, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan.
BAB V PENUTUP